Anda di halaman 1dari 3

Fakultas Hukum

Universitas Krisnadwipayana
Lembar Jawaban
Nama : NurFaizi Raihan Wardhana
Nim : 2033001012
Matakuliah : Hukum Pajak
Tanggal Ujian : 22 April 2022
Dosen Penguji : Prof. Dr. Hj. Erna Widjajati, S.H., M.H. / M. Rikhardus Joka, S.H., M.H.

Jawaban :

1. Manfaat pajak bagi negara ialah:


Pajak memiliki manfaat bagi negara untuk membiayai anggaran belanja negara.
Pajak memiliki manfaat untuk membiayai pengeluaran yang reproduktif yang berdampak
langsung pada masyarakat. Contoh, subsidi usaha atau program pengairan sawah.
Pajak bermanfaat untuk membiyai pengeluaran yang bersifat tidak self-liquiditing.
Contohnya; objek rekreasi.
Serta manfaat pajak bagi masyarakat ialah sebagai berikut;
Masyarakat mampu menikmati kemudahan dalam berusaha. Program pembangunan usaha
yang dilakukan pemerintah melalui pajak juga hanya bisa dinikmati oleh pengusaha yang
membayar pajak.
Masyarakat mampu melakukan segala aktivitas dengan mudah. Kepemilikan NPWP
biasanya menjadi syarat tertentu dalam melakukan aktivitas tertentu. Pinjaman misalnya.
Masyarakat memiliki peluang yang besar untuk berkembang melalui pendidikan dan
ketersediaan lapangan kerja dan usaha.

2. Teori pemungutan pajak sebagai berikut;


Teori Bhakti
Teori yang mendasari bahwa pembayaran pajak merupakan bakti rakyat kepada negaranya.
Teori Daya Pikul
Teori yang terletak pada kemampuan wajib pajak untuk membayar pajak.
Teori Daya Beli
Teori yang menyatakan bahwa penghasilan masyarakat diambi/dipungut ke kas Negara
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemeliharaan dan kemakmuran
masyarakat.
Untuk mengukur daya pikul diperlukan 2(dua) pendekatan sebagai berikut:
 Unsur obyektif adalah ukurannya harus dilihat dari besarnya penghasilan atau kekayaan
yang dimiliki oleh seseorang.
 Unsur subyektif adalah ukurannya harus diperhatikan dari besarnya kebutuhan materil
yang harus dipenuhi.
Teori Kepentingan
Teori yang menyatakan bahwa pembagaian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan (misalnva perlindungan terhadap harta benda wajib pajak) masing-masing rakyat.
Semakin berkepentingan seseorang terhadap Negara maka makin tinggi pajak yang harus dibayar.
Teori Asuransi
Teori yang menyatakan bahwa Negara akan melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan
hak-hak rakyat lainnya sehingga rakyat harus membayar pajak karena memperoleh jaminan
perlindungan tersebut.
3. Adapun menurut sifatnya, utang ini dikelompokkan ke dalam beberapa hal:
 Utang ini bersifat memaksa, yang bisa dilakukan melalui surat paksa hingga
pemberitahuan melaksanakan penyitaan.
 Wajib pajak yang terutang dapat pula menunjuk orang lain untuk melunasi utang yang
dimilikinya.
 Utang dapat ditagih sekaligus, tanpa harus menunggu jatuh tempo.
 Dapat dilakukan penyanderaan dan pencegahan untuk keluar dari wilayah Indonesia
selama enam bulan, dan dapat diperpanjang lagi.
Jadi, bisa disimpulkan, utang ini hadir karena undang-undang. Pemerintah dapat memaksakan
pembayaran utang kepada wajib pajak. Negara dan rakyat sama sekali tidak ada perikatan yang
mendasari utang tersebut.

4. Berikut penjelasan mengenai 3 sistem dalam pemungutan pajak :


 Self Assessment System
Sistem perpajakan ini yang digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar
oleh wajib pajak yang bersangkutan. Dalam artian lain bahwa Wajib Pajak adalah pihak yang
berperan aktif dalam menghitung, membayar dan melaporkan pajak kepada kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau sistem administrasi online yang dibentuk oleh pemerintah. Dalam hal ini
pemerintah berperan untuk mengawasi wajib pajak .
 Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak ini yang memungkinkan pihak berwenang untuk dengan bebas
menentukan jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada otoritas pajak atau pemungut pajak.
Dalam sistem pemungutan pajak ini biasanya wajib pajak bersifat pasif dan hutang pajak hanya
dapat digunakan setelah otoritas pajak mengeluarkan surat ketetapan pajaknya. Sistem
pemungutan pajak ini biasanya dapat diterapkan pada penyelesaian Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) atau jenis pajak daerah lainnya.
 Withholding Assessment System
Sistem pemungutan pajak ini memberikan pengertian bahwa besarnya pajak akan dihitung
oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak atau petugas pajak. Contoh dari sistem ini adalah
pemotongan penghasilan pegawai oleh bendahara instansi, sehingga pegawai tidak perlu lagi ke
kantor pajak untuk membayar pajaknya. Untuk penggunaan sistem ini di Indonesia jenis-jenis
pajak yang dipakai adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPh Final Pasal 4 ayat
(2) dan PPN.
5. Stelsel Pajak merupakan sistem pemungutan pajak yang digunakan untuk menghitung
besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh para wajib pajak. Pemungutan pajak dapat dilakukan
dengan stelsel yang terdiri dari 3 jenis, yaitu Stelsel Nyata (Riil), stelsel Anggapan (fiktif), dan
Stelsel Campuran.
 Stelsel Nyata merupakan salah satu jenis pemungutan pajak yang didasarkan pada objek
atau penghasilan yang diperoleh sesungguhnya (penghasilan nyata untuk Pajak Penghasilan).
Mengetahui dengan kondisi demikian, pemungutan pajak baru dilakukan pada akhir tahun.
Dengan begitu, penghasilan yang sesungguhnya dapat diketahui kemudian atau disebut sistem
pemungutan pajak di belakang (naheffing).
 Stelsel Anggapan (Fictieve Stelsel) merupakan Jenis pemungutan pajak ini yang
didasarkan pada anggapan yang diatur oleh suatu undang-undang. Anggapan yang dimaksud di
sini dapat bermacam-macam jalan pikirannya, tergantung pada peraturan perpajakan yang
berlaku. Dengan demikian, stelsel ini menerapkan sistem pemungutan pajak di depan (voor
hedging). Misalnya, penghasilan suatu tahun pajak dianggap sama dengan tahun sebelumnya.
Sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun
pajak berjalan.
 Stelsel Campuran, Jenis stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan. Kemudian
pada akhir tahun, besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Apabila kenyataannya
besarnya pajak lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah
pembayaran. Sebaliknya, apabila besaran pajaknya menurut kenyataan lebih kecil daripada pajak
anggapan, maka wajib pajak dapat meminta kembali kelebihannya (direstitusi) atau dapat juga
dikompensasi.
6. Salah satu penyebab terjadinya penggelapan pajak (tax evasion) adalah pemikiran
masyarakat yang beranggapan bahwa mereka telah bekerja keras untuk menghasilkan uang tetapi
dengan begitu saja dipungut oleh negara, hal ini yang menyebabkan terjadinya penghindaran
pajak.
7. Dalam hal yuridis (perpajakan harus berdasarkan hukum), Karena hanya melalui peraturan
perundang-undangan berupa undang-undang sajalah pemerintah dengan mudah dapat
memberikan perlindungan hukum bagi kegiatan perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai