Anda di halaman 1dari 2

“BERSAHABAT”

(MATIUS 11: 16-19)


Saudara yang dikasihi oleh Tuhan,
Dengan siapa kita seharusnya pertama-tama & utama membangun ikatan
persahabatan? Dengan Allah! Tapi persahabatan itu tak terjadi dengan sendirinya,
tak otomatis. Dalam Alkitab, semua sahabat Allah, tak ada yang sempurna. Jika
kesempurnaan adalah syarat untuk bisa bersahabat dengan Allah, maka tidak ada
manusia yang bisa menjadi sahabat-Nya. Syukur, walau penuh dosa, tapi oleh
kasih-Nya kita bisa menjadi sahabat-Nya. Alkitab mengatakan bahwa Yesus
datang dan bersahabat dengan orang-orang berdosa. Ia datang memang untuk
memanggil orang berdosa, bukan orang benar.
Dalam Alkitab, para sahabat Allah mengungkapkan perasaan mereka kepada-Nya.
Allah tidak merasa terganggu dengan ekspresi mereka. Ia bahkan mendorong
mereka mengekspresikannya.Persahabatan sejati dibangun di atas dasar
keterbukaan. Allah mendengar kata-kata yang sungguh dari para sahabat-Nya. Ia
bosan dengan kata-kata klise atau bahasa-bahasa formalitas. Bagi-Nya, tidak
berlaku ABS (Asal Bapak Senang).
Sering kepahitan hidup kita jadi penghalang untuk berhubungan apa lagi
bersahabat dengan Tuhan. Kita sebagai kaum muda pun sering mengeluh: mengapa
ini harus terjadi kepadaku? Kita marah, jengkel dan kecewa. Tapi pada dasarnya,
mengungkapkan kemarahan, kejengkelan, dan kekecewaan secara terbuka
terhadap-Nya merupakan langkah pertama bagi penyembuh luka batin kita.
Semua sahabat Allah seperti Abraham, Musa, Daud, Ayub, Yeremia, Petrus,
pernah menderita, bimbang, takut, kecewa, sedih, marah. Tapi mereka dengan
terus terang menyuarakannya secara terbuka. Kita sering ditantang untuk
melakukan ‘hal-hal besar’ bagi Allah. Sebetulnya, Ia lebih senang kita melakukan
‘hal-hal kecil’ berdasarkan persahabatan akrab dengan-Nya. Hal-hal kecil mungkin
tak terlihat oleh orang lain, tapi Allah memperhatikannya. Kesempatan besar
datang mungkin hanya 1 kali seumur hidup, tapi ‘kesempatan kecil’ selalu
mengelilingi kita tiap hari. Tindakan yang sederhana seperti berkata benar, berbuat
baik, lapang dada, membuang sampah pada tempatnya, membesarkan hati orang
lain, akan membuat Allah tersenyum senang.
Persahabatan hanya dapat berkembang melalui ketaatan. Yesus melayani selama 3
tahun, yang diawali pada usia 30 tahun. Apakah yang Yesus lakukan selama 30
tahun sebelum pelayanan itu? Alkitab tak mengemukakan secara panjang lebar
selain meringkasnya dalam 3 kata: ‘hidup dengan taat’ (Luk. 2:51). Kehidupan
selama 30 tahun itu, Ia jalani ‘dengan taat’. Hal serupa Ia lakukan sesudahnya. Bila
kita bersahabat dengan Allah, itu berarti kita juga berpikir dan peduli sebagaimana
Allah peduli pada kita. Apa yang paling Ia pedulikan? Penebusan dan keselamatan
kita. Dia ingin kita yang terhilang, diselamatkan. Itu satu-satunya alasan Yesus
Kristus datang ke dunia. Hal pertama yang paling berharga bagi Allah adalah
kematian Anak Tunggalnya. Hal kedua adalah: ketika kita sebagai sahabat-Nya
memberitakan kabar itu kepada orang lain. Menjadi sahabat Allah berarti
memberitaka kasih Allah kepada tiap orang di sekitar kita. Berahabat dengan Allah
nukan suata kebetulan, tapi pilihan. Kita harus terus mengupayakannya.
Penderitaan merupakan bahan bakar kerinduan yang akan mendorong kita secara
kuat untuk berubah. Penderitaan adalah megafon Allah. Penderitaan adalah cara
Allah untuk membangunkan kita dari kebekuan rohani. Masalah atau pergumulan
yang tengah kita hadapi bukanlah hukuman. Semua itu justru adalah cara Allah
untuk membangunkan kita agar aktif bergerak memasuki dekapan & pelukan
kasih-Nya. Ia selalu mau bersahabat dengan kita. Ia mau melakukan apa saja,
asalkan kita luput dari maut kekal. Mulailah minta kepada-Nya agar Ia memberi
kepada kita kerinduan yang kuat untuk bersahabat dengan-Nya. Teruslah meminta
sampai kita memperolehnya.
Tidak ada apapun yang lebih penting dari pada mengembangkan ikatan
persahabatan dengan Allah. Bersahabat sejati dengan Allah membuat kita sanggup
bersahabat dengan sesama secara positif dan konstruksi. Wujudkan, Tuhsn yesus
meberkati kita. Terpujilah nama-Nya Haleluyah. Amin.

Tugas: Agama
Nama: Shani Kapoh
Kelas: XI Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai