Anda di halaman 1dari 6

MILIKI HUBUNGAN YANG KARIB

DENGAN TUHAN
RHEMA HARI INI
Mazmur 25:14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada
mereka.
Brother Lawrence adalah seorang biarawan yang menjadi juru masak di biara Carmelitan (Perancis) pada abad ke-17.
Brother Lawrence terkenal sebagai sosok pribadi yang suka berada dalam hadirat Tuhan setiap hari. Dia terus menerus
bercakap-cakap dengan Allah dalam hati maupun berbicara langsung saat tak ada orang bersamanya. Ia selalu menceritakan
segala sesuatu yang ia kerjakan atau apa yang akan ia lakukan kepada Allah. Sepanjang hari ia ia merasakan kehadiran Allah
yang begitu indah dalam hidupnya, sehingga selalu ada damai sejahtera, sukacita yang berlimpah, kesegaran, kekuatan roh,
hikmat dan urapan Allah yang tak pernah habis-habisnya. Lewat kehidupannya yang intim dengan Tuhan, banyak hamba
Tuhan besar seperti Billy Graham, Watchman Nee dan D.L. Moody terinspirasi untuk belajar disiplin bergaul karib dengan
Tuhan.
Firman Tuhan mencatat kehidupan Henokh, seorang yang hidup bergaul karib dengan Tuhan (Kejadian 5:24). Henokh
menjalin hubungan dengan Allah begitu dekatnya selama 300 tahun, sampai akhirnya dia diangkat ke sorga tanpa mengalami
kematian. Kata “bergaul” dalam teks ini dapat diterjemahkan sebagai “senantiasa berjalan bersama-sama,” yang artinya,
Henokh selalu berjalan seturut dengan segala perintah, nasihat, dan arahan dari Tuhan di sepanjang hidupnya. Inilah kunci
mengapa Henokh bisa begitu karib dengan Tuhan.
Seperti dengan Henokh, Tuhan pun ingin kita mempunyai hubungan yang karib dengan Tuhan dan memiliki persekutuan
yang indah dengan-Nya. Bila kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, maka Ia akan menyatakan kehendak dan
rencana-Nya kepada kita. Oleh sebab itu, bangunlah hubungan yang intim dengan Tuhan mulai dari sekarang. Milikilah
komunitas yang dapat membantu kita untuk bertumbuh secara rohani dan yang mendukung kita untuk terus terhubung
dengan Tuhan. Ketika kita menjadi sahabat Tuhan Yesus yang memiliki hubungan karib dengan-Nya, maka saat kita
diperhadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit, kita akan dapat mengambil keputusan yang benar karena kita tahu kehendak
dan rencana Allah di dalam hidup kita.

RENUNGAN
Tuhan mau kita mempunyai HUBUNGAN YANG KARIB dan memiliki PERSEKUTUAN YANG INDAH dengan-Nya.

APLIKASI
1. Sudahkah Anda memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan selama ini?
2. Menurut Anda, mengapa Tuhan ingin agar kita mempunyai hubungan yang karib dan persekutuan yang indah dengan-
Nya?
3. Apa saja yang sudah Anda lakukan sebagai wujud bahwa Anda rindu untuk mempunyai hubungan yang karib dengan
Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, ajar kami untuk dapat secara konsisten membangun hubungan yang karib sebagai sahabat-Mu. Karena kami
percaya, Engkaulah satu-satunya sahabat yang tidak akan pernah mengecewakan kami.
Di dalam nama Tuhan Yesus, kami telah berdoa. Amin”

Read more https://gbika.org/miliki-hubungan-yang-karib-dengan-tuhan/

Bergaul Karib dengan Tuhan (1)


webmaster | 1:00:00 PM |
Ayat bacaan: Imamat 10:3
========================
"..Inilah yang difirmankan TUHAN: Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka
seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku..."

Ada tidaknya sahabat karib atau akrab akan membuat banyak perbedaan dalam hidup
kita. Jika ada, setidaknya anda akan tahu bahwa seorang sahabat karib akan selalu
berada disamping anda baik dalam suka maupun duka. Salah seorang sahabat karib saya
dipanggil Tuhan dalam usia yang masih sangat muda akibat sakit sekitar 3 tahun yang
lalu. Saya merasa kehilangan dan itu masih terasa hingga hari ini. Biasanya saya akan
bercerita kepadanya mengenai segala sesuatu tanpa ditutupi dan ia pun demikian. Kita
sama-sama saling mengenal dengan baik satu sama lain dan akan selalu saling bantu
sejauh yang sanggup dilakukan. Rasa kehilangan itu pun terus membekas sampai sekarang. Terkadang kedekatan
kepada sahabat karib ini bisa jauh melebihi kedekatan dengan saudara kandung sendiri. Mereka tahu semua kelemahan
kita, dan kita tidak ragu untuk berterus-terang karena kita percaya sepenuhnya kepada mereka. Sahabat karib adalah
tempat dimana kita bisa berteduh dalam duka, dan akan menjadi orang pertama yang ikut bahagia ketika kita berada
dalam suka. Kepercayaan, pengertian, itu tentu menjadi sebuah harapan besar dari seorang sahabat karib.

Sebagai mahluk sosial, kita tentu harus hidup berteman dengan orang lain. Saya kenal dengan beberapa orang yang
tidak punya sahabat dekat dan melihat sendiri bagaimana hal itu sering menyulitkan mereka. Apakah hanya manusia
yang bisa dijadikan sahabat dekat? Tentu tidak. Kita juga bisa bersahabat karib dengan Tuhan. Mungkin sulit
bagi kita untuk mengenal Tuhan secara utuh karena kita tidak bertemu muka secara langsung dengan Tuhan dan
mungkin kesulitan pula untuk mendalami misteri kebesaran Tuhan lewat pikiran kita yang terbatas. Tetapi kabar
baiknya, Tuhan telah membuka diri untuk dikenal. Dia rindu untuk dikenal dan senantiasa mengulurkan tangan untuk
bersahabat karib dengan kita. Lewat Kristus kita bisa mengenal Bapa dan hatiNya, lewat Firman-FirmanNya pun kita
bisa mendapatkan pengenalan yang menyeluruh akan Dia.

Tuhan sejak semula merindukan manusia bisa menjadi sahabat karibnya. Kita bisa melihat bagaimana Adam dan Hawa
bisa bercakap-cakap dengan Tuhan di taman Eden secara langsung. Sayangnya manusia jatuh dalam dosa dengan
sangat cepat. Meski demikian, Tuhan tidak henti-hentinya menunggu kerelaan dari manusia, yang begitu Dia kasihi,
untuk datang kepadaNya dan bergaul akrab denganNya. Dan kita bisa melihat beberapa nama yang disebutkan
langsung di dalam Alkitab yang punya keistimewaan bisa bersahabat karib, hidup bergaul dengan Tuhan.

Salah satunya bernama Henokh. Dalam kitab Kejadian dijelaskan bahwa Henokh berusia 65 tahun ketika mendapatkan
seorang anak laki-laki bernama Metusalah. (Kejadian 5:21). Lantas ayat selanjutnya tertulis sebagai berikut: "Dan
Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi.." (ay 22a). Perhatikan bahwa Henokh
dikatakan hidup bergaul dengan Allah selama 300 tahun lagi. Itu artinya ia sudah hidup bergaul dengan Allah
sebelumnya, dan masih melanjutkan kedekatakan itu sampai 300 tahun selanjutnya. Wow. Betapa luar biasanya
sebuah hubungan kekerabatan yang akrab yang tidak lekang di makan waktu. Dari ayat ini terlihat bagaimana seorang
Henokh mampu menjaga hubungannya dengan Sang Pencipta, hidup selaras dengan kehendak Tuhan dengan setia
sampai sebegitu lama. Kesetiaannya teruji dalam rentang waktu yang begitu panjang. Saya yakin pada masa itu
Henokh bukannya tidak mendapat cobaan dari berbagai keinginan duniawi yang bisa menariknya menjauh dari Allah,
namun jelas Henokh tidaklah terpengaruh dengan itu. Pada akhirnya kita tahu apa yang terjadi pada Henokh. Begitu
akrabnya ia dengan Tuhan, sampai-sampai ia tidak perlu mengalami kematian! Henokh diangkat langsung dari dunia
yang berlumur dosa ini menuju Surga untuk seterusnya bersama-sama dengan Allah. "Dan Henokh hidup bergaul
dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah." (ay 24). Kelak penulis Ibrani menuliskan lagi
mengenai Henokh. "Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan,
karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada
Allah." (Ibrani 11:5). Perhatikan bahwa perilaku dan kesetiaan Henokh membuatnya menjadi sahabat karib Tuhan.
Selain Henokh, kita tahu bahwa Nuh pun disebutkan demikian: "Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar
dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (Kejadian 6:9).
Lantas Ayub: "seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam
kemahku" (Ayub 29:4) dan tentu saja Daud yang kita tahu begitu mengenal Allah dan memiliki hubungan yang sangat
dekat lewat berbagai tulisannya maupun seperti yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul: "Tentang Daud Allah telah
menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan
segala kehendak-Ku." (Kisah Para Rasul 13:22b). Mereka-mereka ini telah terbukti kualitasnya sehingga Tuhan pun
berkenan untuk menjadi sahabat akrab yang bergaul karib dengan mereka.

Ev Yohanes Oetomo

Ringkasan Khotbah Minggu, 18 Juli 2021

Pembacaan Alkitab : Kejadian 6:8-9

Nuh mendapat kasih karunia Tuhan. Melalui hidup bergaul dengan Allah, Allah memberikan anugerah di mana Henokh
diangkat ke surga tanpa harus melalui kematian; sedangkan Nuh diselamatkan dari air bah yang menghancurkan dunia.
Kisah Henokh dan Nuh membangkitkan iman kita kembali untuk berani hidup bergaul dengan Allah di tengah zaman
yang tidak lagi percaya dan takut akan Allah. Kita harus percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan orang yang
mengasihi-Nya.

Nuh diselamatkan karena kasih karunia dari Allah. Demikian pun dengan kita, kita diselamatkan karena kasih karunia
dari Tuhan Yesus (Efesus 2:8-9).

Pada zaman Nuh itu, kalau orang tidak mau masuk ke dalam bahtera, maka tidak ada jalan lain untuk dapat selamat.
Pada waktu banjir itu mulai meninggi, ia mungkin akan mencoba naik pohon, naik atap rumah, naik gunung yang
tinggi, dsb, tetapi ia akan tetap mati, karena air bah itu merendam seluruh dunia bahkan gunung yang tertinggi
sekalipun (band. Kejadian 7:19-20). Jadi jelas bahwa bahtera itu adalah satu-satunya jalan keselamatan.
Dalam Perjanjian Lama, selain bahtera Nuh, disebutkan juga lambang satu-satunya jalan orang akan diselamatkan, ada
yang melalui darah domba dan ular tembaga. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus dengan jelas
menyatakan bahwa hanya Dialah satu-satunya jalan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6)

Ada dua macam orang datang kepada Tuhan: yang satu hanya mencari kesembuhan, sedangkan yang kedua mencari
kesembuhan dan sang pemberi kesembuhan.

1. Bergaul dengan Allah itu mempunyai hubungan pribadi dengan Allah.


Bergaul dengan Allah artinya mempunyai hubungan secara pribadi, mengenal secara pribadi. Mengenal secara pribadi
artinya mengenal suara-Nya, mengenal kehendak-Nya. Mengenal kesukaan-Nya, mengenal kepribadian-Nya

Nuh diberi tahu rencana Allah (baca Kejadian 6:13).

Bergaul dengan Allah itu mengerti apa yang diperbuat Allah. Bergaul dengan Allah artinya mengetahui hal-hal yang dari
Bapa (baca Yohanes 15:15).
Bergaul dengan Allah artinya mengenal isi hati dan rencana Allah, mengerti kehendak Allah.
Bergaul dengan Allah artinya mengenal rahasia-rahasia kerajaan Allah (Lukas 8:10). Murid murid diberi tahu rahasia
kerajaan Allah, mengapa? karena mereka orang yang dekat/intim dengan Allah, mereka sahabat Allah (Matius 9:14-15
Bergaul dengan Allah berarti mempunyai hubungan pribadi dengan Allah. Jika kita bergaul dengan Tuhan, maka Tuhan
pun mengenal nama kita (Yohanes 10:3).

Orang yang melayani Tuhan, belum tentu intim dengan Tuhan. Martha terlalu sibuk dengan pelayanan, merasa Maria
tidak peduli, dan minta Tuhan Yesus yang menyuruh Maria. Anak sulung itu marah ketika adiknya pulang, dan ayahnya
mengadakan pesta, mengapa? karena ia tidak tahu hati bapa-Nya. Orang yang doanya panjang-panjang belum tentu
intim dengan Tuhan (Matius 23:14). Orang yang banyak pengetahuan tentang Alkitab belum tentu intim dengan Tuhan
Matius 2:5 (mereka tahu tempat Raja dilahirkan, tetapi tidak datang ke Betlehem). Orang yang memuji/menyembah
Tuhan belum tentu intim dengan Tuhan (Matius 15:8).
2. Bergaul dengan Allah itu melakukan apa yang diperintahkan Allah = Sahabat Allah

Kejadian 6:22 Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah
dilakukannya.

Menjadi sahabatnya Allah


Firman Tuhan yang menyatakan bahwa kita adalah sahabatnya Allah (Yohanes 15:13-14). Untuk menjadi sahabatnya
Allah, maka kita harus mengasihi Tuhan lebih dari yang lainnya dan melakukan segala perintah-Nya (Matius 10:37;
Yohanes 14:15). Kita harus bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh Tuhan Yesus Kristus

Mazmur 25:14TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada
mereka.

Tuhan Yesus adalah sahabat kita. Pertanyaannya adalah, apakah kita menjadi sahabatnya Tuhan?

2 Tawarikh 20:7, Abraham disebut sahabat Allah, karena telah terbukti mengasihi Allah lebih dari segalanya, ia tidak
segan-segan mengorbankan anaknya yang tunggal yang dikasihinya yaitu Ishak (baca Kejadian 10:12).

Bergaul dengan Allah artinya ada cinta kepada Allah


Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu (Amsal 17:17).Setiap waktu artinya terus menerus. Yohanes 15 : 13
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Tanpa cinta kita tidak bisa bergaul dengan Tuhan, intim dengan Tuhan, tidak bias menuruti seluruh perintah Tuhan.
Yohanes 14:15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

3. Bergaul dengan Allah = percaya Allah

Ibrani 11:7 (baca) Alkitab menceritakan bahwa Tuhan dekat dengan orang-orang yang mempercayainya. Semakin kita
mempercayai Tuhan, semakin dekat kita mengenal-Nya.

Iman itu percaya kepada jalan Tuhan, walaupun kita tidak mengertinya. JALAN TUHAN KADANG-KADANG BELUM
TENTU NYAMAN (NUH DITERTAWAKAN ORANG-ORANG SEBANGSANYA
WAKTU DISURUH TUHAN MEMBUAT BAHTERA DI ATAS GUNUNG).

Iman itu percaya walaupun belum melihat. Iman itu adalah mempercayai Tuhan sekalipun kita tidak mengerti jalan-Nya
(baca Yohanes 13:6-7).

Orang yang tidak percaya berkata : aku percaya kalau sudah melihat, tetapi orang beriman akan berkata : sekalipun
aku tidak melihat, aku percaya (Yohanes 20:29). Percaya dulu baru melihat kemuliaan Allah (Yohanes 11:39-40)
TUHAN TIDAK TERLALU CEPAT, TIDAK TERLALU LAMBAT, TUHAN ITU TEPAT. Nuh percaya bahwa bahtera yang
disuruh Allah untuk dibuat akan menyelamatkan dia dan seluruh keluarganya (Ibrani 11:7)

4. Bergaul dengan Allah = berjalan dengan Allah

Genesis 6:9 These are the generations of Noah: Noah was a just man and perfect in his generations, and Noah walked
with God.

Seorang gembala akan selalu berjalan di depan domba-dombanya. Demikian pun dengan Tuhan Yesus, sebagai
Gembala Agung, Dia akan selalu menuntun domba-domba-Nya yaitu kita (Yohanes 10:4, 16).

Dalam kehidupan di dunia ini, terlalu berbahaya jika kita hidup sendiri tanpa Tuhan karena iblis selalu berusaha
menghancurkan hidup kita (Yohanes 10:10a).

Pada waktu Musa memimpin bangsa Israel, ia menyadari bahwa berjalan tanpa Allah tidak akan ada gunanya (Yeremia
2:6).

Bergaul dengan Allah artinya berjalan dengan Allah. Allah sendiri yang akan berjalan di depan kita untuk menuntun
hidup kita (Ulangan 31:8).

Pada waktu bangsa Israel berada di padang gurun, mereka berjalan berdasarkan tuntunan Tuhan melalui tiang awan
dan tiang api (Bilangan 9:17, 22). Hari-hari ini terlalu berbahaya jika kita berjalan tanpa menyertakan Tuhan (Keluaran
33:15)

Hari-hari ini bukanlah sesuatu yang mudah karena hari-hari ini sepertinya pada waktu zaman Nuh (Matius 24:37-39).
Kita harus mengijinkan Tuhan berjalan di depan kita karena Tuhan adalah sang penerobos (Mikha 2:13). Kita harus
menjadikan Tuhan nahkoda dalam hidup kita. Kita harus mengikuti rencana Tuhan bagi hidup kita karena rencana
Tuhan pasti selalu yang terbaik untuk hidup kita (Yeremia 29:11, Yesaya 55:8)

Berjalan seirama dengan Tuhan artinya menurut caranya Tuhan dan waktunya Tuhan. Pekerjaan Tuhan dilakukan
dengan caranya Tuhan

Jawaban Tuhan atas doa-doa kita:

No (Bilangan 14:44–45)
Not yet (Matius 15:23-28)
Not quite (I Samuel 8:6-7)
Yes (1 Samuel 1:17-20)

Di masa pandemi Covid 19, akan ada sebuah perbedaan yang kita dapatkkan jika kita berjalan dengan Tuhan dan
berjalan berdasarkan maunya kita sendiri.

Lukas 5:4-8 Hasil dari Petrus menangkap ikan karena maunya sendiri, berbeda dengan karena maunya Tuhan. Ketika
Petrus menangkap ikan karena maunya sendiri, maka semalam-malaman ia tidak mendapat ikan, tetapi ketika disuruh
oleh Tuhan, maka Ia mendapat banyak ikan hingga perahu hampir tenggelam. Sekalipun tempatnya sama, alat yang
digunakan sama, orangnya sama, tetapi jika Tuhan yang berfirman, maka Firman-Nya tidak pernah gagal, Firman-Nya
akan berhasil dari apa yang disuruhkan kepadanya.

Berjalan bersama Tuhan berbeda dengan berjalan sendiri. Berjalan bersama Tuhan, maka kita akan cakap menanggung
segala perkara, karena Dia yang memberi kekuatan kepada kita (Filipi 4:13)

Arti bergaul dengan Allah?

Memiliki hubungan pribadi denganNya (Nuh menerima rencana Allah.


Dapat mengenal suara dan mengerti kehendak; rencana-Nya (Yohanes 10:14)
Menjadi sahabat bagi Tuhan : (Nuh membuat bahtera tepat spt diperintahkan)
Mencintai Dia lebih dari segalanya (Yohanes 15:13)
Melakukan apa yang diperintahkanNya (Yohanes 15:14)
Mengerti apa yang dilakukan /rencana Bapa (Yohanes 15:15)
Mengetahui rahasia Kerajaan Allah (Lukas 8:10),,,,,,,,
Henokh : Iman Itu Bergaul Karib
Dengan Tuhan
Oleh Admin 28 Jul, 2020 Posting Komentar
Henokh adalah tokoh Alkitab yang dikenal memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan. Iman
Henokh dinyatakan melalui bergaul karib dengan Tuhan. Hal ini seperti yang tercatat dalam
Kejadian 5:22-24.

“Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah. Dan
Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia
memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi
Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul
dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah”

Pribadi Henokh
Henokh merupakan keturunan ke-7 dari Adam, dan merupakan keturunan dari Set. Henokh
mencapai usia 365 tahun kemudian diangkat ke Sorga. Ia bergaul karib dengan Tuhan selama
300 tahun. Ia mulai hidup bergaul karib dengan Tuhan ketika ia berumur 65 tahun, yaitu waktu
Metusalah lahir.

Keadaan Zaman Henokh


Henokh hidup pada Jaman sebelum air bah. Jaman itu adalah Jaman yang jahat. Tidak ada
penyembahan berhala, namun manusia melupakan Tuhan, dan membiarkan Tuhan berada di
luar kehidupan mereka. Humanisme dan materialistik merajalela.

Sementara orang lain hanya berpikir tentang hidup ini, mencari uang dan menimbun harta
materi, “makan dan minum, kawin dan mengawinkan” (Matius 24:38), hanya memikirkan tentang
dunia ini, di tengah budaya materialistik itu, Henokh hidup bergaul dengan Tuhan.

Dua kali kita diberitahu ini. Dalam ayat 22, “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah.” Dalam
ayat 24, “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah.”
Apa yang Alkitab maksudkan dengan berkata bahwa, “Henokh hidup bergaul dengan Allah”
(Kejadain 5:22, 24) adalah Henokh mencari Tuhan dengan sepenuh hatinya. Ia berdoa
kepadaTuhan. Ia hidup untuk Tuhan. Ia berbicara untuk Tuhan.

Iman Henokh dinyatakan dengan perbuatan yaitu hidup bergaul karib dengan Tuhan. Hal ini
seperti yang tertulis dalam Yakobus 2:17, bahwa iman harus disertai dengan perbuatan. Sebab
jika mempunyai iman namun tidak ada perbuatan, maka pada hakekatnya iman itu mati. Iman
Henokh yang membuat dia bergaul karib dengan Tuhan adalah:

Iman yang Percaya bahwa Allah Ada dan Memberi


Upah Kepada Orang yang Mencari Dia
Ibrani 11:5-6
“Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak ditemukan, karena Allah telah
mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia
berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa
Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”

Di tengah masyarakat yang menepikan Tuhan dan menganggap seolah Tuhan tidak ada,
dengan iman Henokh mampu melihat dan percaya bahwa Tuhan ada. Dia tidak menepikan
Tuhan, namun justru dia memilih untuk hidup bergaul karib dengan Tuhan.

Henokh percaya bahwa ada upah atau berkat bagi orang-orang yang tetap mencari Tuhan.
Berkat atau upah yang lebih dari sekedar kekayaan materi seperti yang semua orang pada
jamannya kejar.

Jika kita merenungkan kehidupan di jaman sekarang, sebenarnya keadaannya tidak jauh
berbeda dari jaman Henokh hidup. Jaman sekarang orang mengejar hal-hal yang bersifat materi
dan menepikan Tuhan. Seolah-olah tidak ada Tuhan. Orang sibuk dengan dunianya sendiri,
ibadah hanya sekedar rutinitas, tidak memiliki kualitas hubungan yang baik dengan Tuhan.

Bagaimana dengan hidup kita? Adakah kita terlena dengan keadaan jaman?

Mari sadari kembali bahwa ada Tuhan dalam hidup kita dan kita memerlukan Tuhan. Carilah
Tuhan selagi Dia dapat ditemui dan pintu rahmat Tuhan masih terbuka. Di dalam Tuhan ada
upah besar yang menanti, yaitu hidup kekal bersama Tuhan di Kerajaan Sorga. Teladani iman
Henokh yang percaya bahwa Tuhan ada dan bahwa Tuhan memberi upah bagi orang yang
mencari Dia.

Anda mungkin juga menyukai