Anda di halaman 1dari 3

Direktorat Jenderal Pajak kembali memenangkan kasus pidana perpajakan saat melawan wajib

pajak nakal. Kali ini, DJP berhasil memenjarakan tersangka dalam kasus kecurangan
pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan menggunakan faktur pajak tidak sah. 
Dalam pengadilan yang dilakukan secara online pada Rabu (5/8), Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis kepada terdakwa RW, Direktur Operasional PT DC
atas perkara tindak pidana di bidang perpajakan dan tindak pidana pencucian uang.
Vonis yang dijatuhkan yakni 5 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 20,5 miliar, yaitu dua kali
jumlah kerugian negara, subsider 6 bulan kurungan kepada terdakwa. 

Sumber referensi: https://nasional.kontan.co.id/news/curang-bayar-pajak-wajib-pajak-ini-
divonis-5-tahun-6-bulan-penjara-denda-rp-20-m 
1. Jelaskan mengenai jenis-jenis pajak yang dikelompokkan menurut kedudukan hukum,
sifat, kewenangan lembaga pemungutannya, dan sistem pemungutannya! Berdasarkan
kasus di atas, PPN termasuk dalam pembagian/pengelompokkan jenis pajak apa?
2. Berdasarkan kasus di atas, bagaimana pengaruh kecurangan pembayaran pajak
terhadap sumber penerimaan negara baik APBN dan/atau APBD?

Jawaban

1. Pajak Menurut Kedudukan Hukum


Adapun kedudukan hukum pajak secara scehematis dapat uraikan sebagai berikut.
a. Hukum Privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang/badan dengan
orang/badan lainnya dan bersifat individual. Hukum privat meliputi : hukum perdata
dan hukum dagang
b. Hukum Publik, yaitu yang mengatur antara orang/badan sebagai individu dengan
Lembaga negara dan hubungan antara Lembaga negara dengan Lembaga negara
lainnya. Hukum Publik meliputi : Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi, Hukum
Pajak dan Hukum Pidana.
Pajak Menurut Sifat
Menurut sifatnya, pajak dibedakan antara lain :
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya didasarkan kepada keadaan
subjeknya.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak dikenakan hanya memperhatikan pada objek pajaknya
saja, tanpa memperhatikan status subjek pajak yang bersangkutan.
Pajak Menurut Lembaga Pemungutannya
Berdasakan Pemungutannya, Pajak dibedakan antara pajak pusat dan pajak daerah.
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk
membiayai APBN, adalah : Pajak Penghasilan, Pajak Petambahan Nilai, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai.
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan
untuk membiayai APBD, adalah : Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.
Pajak Menurut Asas Pemungutan
Berdasarkan asa pemungutan, pajak dikelompokkan menjadi :
a. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang
bertempat tinggal di dalam nigari, baik dari penghasilan yang diperoleh dari dalam
negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk pajak
penghasilan di Indonesia.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayah
Indonesia saja tanpa perlu memperhatikan sumbernya dari luar Indonesia.
c. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dikaitkan dengan kebangsaan suatu negara.
Pajak Menurut Sistem Pemungutan
Menurut Sistem pemungutannya, pajak dibedakan :
a. Official/Government System
Adalah system pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada negara
untuk menentukan besaran pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak.
b. Self Assesment System
Adalah system pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak
untuk menentukan sendiri besaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan
undang-undang perpajakan.
c. With Holding Proporsional
Adalah sebuah cara atau system pemungutan pajak yang memberikan kewenangan
kepada pihak ketiga untuk memotong, menentukan besaran pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak.
Pajak Menurut Tarif
Tarif pajak dibedakan menjadi empat macam, sebagai berikut :
a. Tarif Pajak Proposional/Sebanding
Adalah tarif pajak di mana tarif berupa persentase yang dikenakan besarnya tetap
terhadap jumlah yang dikenai pajak sehingga besarannyapajak terutang menjadi
proposional terhadap besaran nilai yang dikenakan pajak.
b. Tarif Pajak Progresif
Adalah tarif pajak di mana tarif berupa persentase yang dikenakan secara bertingkat,
semakin tinggi dasar pengenaan pajak maka semakin tinggi pula besarnya tarif pajak
yang diterapkan.
c. Tarif Pajak Degresif
Besarnya tarif pajak lebih kecil atau menurun terhadap dasar yang dikenakan pajak
yang tinggi.
d. Tarif Pajak Tetap
Berapa pun besarnya pengenaan pajak, besar nilai tarif pajak adalah tetap tak
berubah.
Pada kasus di atas PPN termasuk dalam pengelompokkan Pajak Menurut Lembaga
Pemungutannya. Pajak Menurut Lembaga Pemungutannya dibagi menjadi 2 yaitu pajak
pusat dan pajak daerah, dan kasus PPN termasuk pada pajak pusat.
2. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara untuk pembangunan.
Jika banyak wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak,
maka kegiatan negara akan sulit terpenuhi. Uang pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak
akan digunakan oleh pemerintah untuk membayar hutang negara beserta bunga dari
hutang tersebut dan membuat hidup masyarakatnya sejahtera. Caranya adalah dengan
memberikan subsidi barang-barang kebutuhan masyarakat
seperti BBM dan pangan, memberikan pinjaman kepada pengusaha mikro, kecil, dan
pengusaha menengah sehingga roda perekonomian terus berputar. Selain itu, dana dari
penerimaan pajak digunakan pemerintah untuk membangun fasilitas umum dan
infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan
universitas. Serta Pembangunan alat transportasi massa seprti MRT.
Lebih jelasnya berikut Empat Fungsi Pajak untuk Pembangunan Negara sebagai berikut :
a. Fungsi Anggaran
Sebagai sumber pendaparan negara, pajak berfungsi untuk membiaya pengeluaran-
pengularan negara.
b. Fungsi Mengatur
Pemerintah dapat menggunakan pajak sebagai salah satu alat untuk mengatur
pertumbuhan ekonomi. Contohnya untuk meningkatkankan investasi, pemerintah
memberikan berbagai keringanan pajak.
c. Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijaksanaan
yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal
ini dapat dilakukan dengan jalan mengatur peredaran uang dimasyarakat,
pemungutan pajak dan penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
d. Fungsi Retribusi Pendapatan
Pajak yang diterima oleh negara akan digunakan untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja yang akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Jadi pada kasus tersebut sangat mempengaruhi APBN dan menghambat beberapa
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai