Sejarah
Nama Aneuk Jamee (bahasa Aceh) memiliki arti "anak
yang berkunjung" atau "pendatang baru". Nama ini
digunakan untuk menggambarkan orang-orang Minang
berasal dari Lubuk Sikaping, Pariaman, Rao, dan Pasaman
yang mulai bermigrasi ke daerah tersebut pada abad ke17.
Secara bertahap, mereka berasimilasi dengan orang-orang
Aceh yang ada di daerah tersebut. Proses asimilasi
tersebut dipermudah oleh kepercayaan Islam yang umum.
Namun, pada akhirnya mereka merasa bahwa mereka
bukanlah orang Aceh maupun orang Minangkabau, tetapi
masyarakat baru yang memiliki budaya dan bahasa sendiri.
Kepercayaan /Agama
Sistem kemasyarakatan
Mata pencaharian
Banyak masyarakat Aneuk Jamee yang
menjadi nelayan, sementara beberapa
lainnya bersawah (basawah), berladang
(baladang), dan berkebun (bakabun).
Ada beberapa orang Aneuk Jamee
yang menjadi pedagang tetap (baniago),
sementara lainnya dikenal sebagai
penggaleh -- orang yang menjual
barang-barang dari desa ke desa.
Kesenian khas
Kesenian khas suku Aneuk Jamee
adalah Tarian Saman
RUMAH ADAT