Anda di halaman 1dari 47

LEMBAGA NEGARA, DPR,

DPD,BPK, MA, MK DAN


BANK SENTRAL
A. Dewan Perwakilan Rakyat.
1. Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum.
2. Susunan DPR diatur dengan undang-undang
3. DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
4. DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang
1.Kedudukan

Berdasarkan pasal 67 dan pasal 68 UU No.17 Tahun


2014 kedudukan DPR merupakan lembaga
perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai
lembaga negara. Dikemukakan dalam pasal tersebut,
DPR terdiri atas anggota partai politik peserta
pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum,
dan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan
sebagai lembaga negara
2. Fungsi

1. Fungsi legislasi sebagai perwujudan DPR selaku pemegang


kekuasaan membentuk undang-undang
2. Fungsi anggaran untuk membahas dan memberikan persetujuan
atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan APBN
yang diajukan Presiden
3. Fungsi pengawasan melalui pengawasan atas pelaksanaan UU
APBN
Ketika fungsi tersebut dijalankan dalam rangka Representasi
Rakyat untuk mendukung upaya Pemerintas dalam melaksanakan
Politik luar Negri
3. WEWENANG DAN TUGAS DPR
3.1. Wewenang dan Tugas DPR
1. Membentuk UU yang dibahas dengan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
2. memberikan persetujan atau tidak memberikan
persetujuan terhadap PP yang diajukan oleh Presiden untuk
menjadi undang.
3. Membahas rancangan uu yang diajukan Presiden atau
DPR berkaitan dengan otonomi daerah, hub, pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, perimbangan keuangan pusat dan
daerah, dengan mengikut sertakan DPD, sebelum diambil
keputusan bersama oleh DPR dan Presiden.
4. Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan
atas rancangan UU tentang APBN dan rancangan UU yg
berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.
5. Membahas bersama Presiden dengan memperhatikan
6. Membahas dan menindak lanjuti hasil pengawasan yang
disampaikan oleh DPD atas pelaksanaan UU mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
hubungan pusat dan daerah, pengelola sumberdaya alam dan
sumberdaya ekonomi dan lainnya , pelaksanaan APBN, Pajak,
Penyidikan dan Agama;
7. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang
dan membuat perdamaian dengan Negara lain;
8. Memberikan persetujuan atas perjanjian internasional tertentu yang
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat
yang terkait dengan beban keuangan negara atau mengharuskan
perubahan dan membentuk UU
9. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian
amnesti dan abolisi;
10. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal mengangkat
duta besar dan menerima penempatan duta besar negara lain
11. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan PD
12. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan
pemberentian anggota K komisi Yudisial;
13. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan
komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh
presiden; dan
14. Memilih 3 (Tiga) orang hakim konstitusi dan mengajukan kepada
presiden untuk diresmikan dengan keputusan presiden.
3.2 DPR Bertugas:
1. Menyusun, membahas,menetapkan dan
menyebarluaskan program legislasi nasional;
2. Menyusun, membahas dan menyebarkan UU ;
3. Menerima rancangan UU yang diajukan oleh DPD
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan daya ekonomi lainnya serta berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
UU, APBN, Kebijakan Pemerintah;
5. Membahas dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan
atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK
6. Memberikan persetujuan terhadap pemindatanganan aset
negara yang menjadi kewenangan berdasarkan ketentuan
peraturan UU dan terhadap perjanjian yang berakibat luas
dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara;
7. Menerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat; dan
8. Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam UU
4. Keanggotaan
Sesuai dengan Pasal 76 UU No.17 Tahun 2004
anggota DPR berjumlah 560 (lima ratus enam
puluh) orang. Keanggotaan DPR diresmikan
dengan keputusan Presiden. Anggota DPR
berdomisili di ibu kota negara Republik Indonesia.
Masa jabatan anggota DPR adalah 5 (lima) tahun
dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah/janji. Setiap
anggota,kecuali pimpinan MPR dan pimpinan
DPR, harus menjadi anggota salah satu komisi.
Setiap anggota hanya dapat merangkap sebagai
anggota salah satu alat kelengkapan lainnya yang
bersifat tetap, kecuali sebagai anggota Badan
Musyawarah.
5. Hak DPR
DPR mempunyai hak sebagai berikut;
a. Hak interpelasi yaitu hak DPR untuk meminta
keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan
Pemerintah yang penting strategus serta berdampak
luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
b. Hak angket yaitu hak DPR untuk melakukan
penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu UU
dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan
dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa , dan
bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan UU
c. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk
menyatakan pentapat atas:
1) Kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa
yang terjadi di tanah air atau di dunia internasianal
2) Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelansi sebagai mana
di maksud pada ayat (2)dan hak angket sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ; atau
3) Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
melakukan pelanggaran hukum baik berupa penghianatan
terhadap negara,Korupsi,Penyuapan,tindak pidana berat
lainnya,maupun perbuatan tercela,dan/atau Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
6. Hak Anggota DPR
Dalam kaitannya dengan hak yang
dimiliki anggota DPR maka pada pasal
20A ayat (3) UUD 1945 dinyatakan
bahwa setiap anggota DPR
mempunyai hak mengajukan
pertanyaan,menyampaikan usul,dan
pendapat serta hak imunitas.
Hak Anggota DPR diatur dalam pasal 80 UU Nomor 17 Tahun
2014 yaitu:
a. Mengajukan usul rancangan UU;
b. Mengajukan pertanyaan;
c. Menyampaikan usul dan pendapat;
d. Memilih dan dipilih;
e. Membela diri;
f. Imunitas;
g. Protokoler;
h. Keuangan dan administratif;
i. Pengawasan;
j. Mengusulkan dan memperjuangkan program pembangunan
daerah pemeliharaan; dan
k. Melakukan sosialisasi UU
7. Kewajiban Anggota
Anggota DPR berkewajiban;
A. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila;
B. Melaksanakan UUD Negara Republik Indonesi
Tahun 1945 dan menaati ketentuan peraturan
perundang-undang;
C. Mempertahankan dan memelihara kerukunan
nasional dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesiaa;
D. Mendahulukan kepentinggan negara di atas
kepentingan pribada,kelompok,dan golongan;
e. Memperjuangkan peningkatkan kesejahteraan rakyat;
f. Menaati prinsip demikrasi dalam penyelenggaraan pemerintah
negara;
g. Menaati tatatertib dan kode etik;
h. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dangan
lembaga lain;
i. Menyerap dan menghimpun aspirasi komstituen memalui
kunjungan kerja secara berkala;
j. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengeduan
masyarakat dan
k. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis
kepada konstituen di daerah pemilihannya
8. Fraksi DPR

Didalam pasal 82 UU Nomor 17 Tahun 2014,


dikemukakan bahwa Fraksi merupakan pengelompokan
anggota berdasarkan hasil pemilihan umum. Setiap
anggota DPR harus menjadi anggota faksi . Fraksi
dibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang
batas perolehan suara dalam penentuan perolehan kursi
DPR. Fraksi dibentuk untuk mengoptimalkan
pelaksanaan fungsi, wewenang, tugas DPR, serta hak
dan kewajiban anggota DPR. Fraksi didikung oleh
sekretariat dan tenaga ahli. Seretariat Jendral DPR
menyediakan sarana, anggaran, dan tenaga ahli guna
kelancaran pelaksanaan tugas fraksi. Ketentuan lebih
lanjut mengenai sarana dan tenaga ahli fraksi diatur
dalam peraturan DPR.
9.Alat Kelengkapan
Sebagai alat kelengkapan DPR maka sesuai dengan UU
No. 17 Tahun 2014 dalam Pasal 83 ditetapkan bahwa
alat kelengkapan DPR terdiri atas:
a. Pimpinan
b. BadanMusyawarah
c. Komisi
d. Badan Legislasi
e. Badan Anggaran
f. Badan Kerja Sama AntarParlemen
g. Badan Kehormatan Dewan
h. Badan Urusan Rumah Tangga
i. Panitia Khusus; dan
j. Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh
rapat paripurna
10. Badan Musyawarah
Badan Musyawarah dibentuk oleh DPR dan
merupakan alat kelengkapan DPR yang
bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan
keanggotaan Badan Musyawarah pada
permulaan masa keanggotaan DPR dan
pemulaan tahu sidang. Anggota Badan
Musyawarah berjumlah paling banyak 1/10
(satu per sepuluh) dari jumlah anggota DPR
bedasarkan perimbangan jumlah anggota
tiap-tiap fraksi yang ditetapkan oleh rapat
paripurna. Pimpinan Dpr karena jabatannya
juga sebagai pimpinan Badan Musyawarah.
Badan Musyawarah bertugas:
a. Menetapkan agenda DPR untuk 1 (Satu) tahun sidang, (Satu) masa
persidangan, atau sebagai dari suatu masa sidang, perkiraan waktu
penyelsaian suatu masalah, dan jangka waktu penyelsaian rancangan UU,
dengan tidak mengurangi kewenangan rapat paripurna untuk
mengubahnya;
b. Memberikaanan pendapat kepada pimpinan DPR dalam menentukan garis
kebijakan yang menyangkut pelaksanaan wewenang dan tugas DPR;
c. Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan
DPR yang lain untuk memberikan keterangan /penjelasan mengenai
pelaksanaan tugas masing-masing ;
d. Mengatur lebih lanjut penanganan suatu masalah dalam hal UU pemeritah
atau pihak lain melakukan konsultasi dan kordinasi dangan DPR;
e. Menentukan penanganan suatu rancangan UU atau pelaksanaan tugas
DPR lain yang diatur dalam UU oleh alat kelengkapan DPR;
f. Mengusulkan kepadda rapat paripurna mengenai jumlah komisi, ruang
lingkup tugas komisi , dan mitra kerja komisi yang telah dibahas dalam
konsultasi pada awal masa keanggotaannya DPR;dan
g. Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat paripurna kepada
Badan Musyawarah
11. Komisi DPR
Komisi dibentuk oleh DPR dan merupakan Alat
kelengkapan DPR yang bersifat tetap, dalam hal ini,
DPR menetapkan jumlah komisi pada permulaan masa
keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang.
Jumlah anggota komisi ditetapkan dalam rapat
paripurna perimbangan dan pemerataan jumlah
anggota tiap-tiao fraksi pada permulaan masa
Keanggotaan DPR, permulaan tahun sidang, dan pada
setiap masa sidang.
Pimpinan komisi merupakan satu kesatuan pimpinan
yang bersifat kolektif dan kolegial. Pim[inan komisi
terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 3
(tiga) orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh
anggota komisi dalam satu paket yang bersifat tetap
Pemilihan pimpinan komisi dilakukan dalam rapat komisi
yang dipimpin oleh pimpinan DPR setelah penetapan
susunan dan keanggotaan komisi. Pimpinan komisi
ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPR . Ketentan
lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan pimpinan komisi
diatur dalam peraturan DPR tentang tata tertib.
Tugas komisi dalam pembentukan UU adalah
mengadakan perisapan, penyusunan, pembahasan, dan
penyempunaan rancangan UU. Tugas komisi dalam
pembentukan UU adalah mengadakan
persiapan ,penyusunan,pembahasan,dan
penyempurnaan rancangan UU.
Tugas komisi bidang anggaran adalah:
1. mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan
rancangan anggaran pendapat dan belanja negara yang
termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama sama dengan
pemerintah ;
2. mengadakan pembahasan dan mengajukan usul
penyempurnaan rancangan anggaran pendapatan dan belanja
negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-
sama dengan pemerintah;
3. membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi, dan
program kementrian/lembaga yang menjadi mitra kerja komisi;
4. Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan
pelaksanaan APBN termasuk hasil pemeriksaan BPK yang
berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya;
5. Menyampaikan hasil pembdan meneticaraan pendahuluan, dan
hasil pembahasan kepada badan Anggaran untuk singkronasi;
6) membahas dan menetapkan alokasi anggaran
untuk fungsi, dan program, kementrian/lembaga
yang menjadi mitra kerja komisi berdasarkan hasil
sinkronisasi alokasi anggaran
kementrian/lembaga oleh Badan Anggaran;
7) menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran
hasil pembahasan komisi untuk bahan akhir
penetapan APBN;
8) menetapkan alokasi angaran per program yang
bersifat tahunan dan tahun jamak yang menjadi
komisi bersangkuatan.
Tugas komisi dibidang pengawasan liputi ;
1. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU,
termasuk APBN , seta peraturan pelaksanaanya
yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya ;
2. membahas dan menindaklanjuti hasil memeriksaan
BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya;
3. memberi masukan kepada BPK dalam hal rencana
kerja pemeriksaan tahunan , hambatan
pemeriksaan , serta penyajian dan kualitas raporan
berkaitan dengan ruang lungkup tugasnya;
4. melakukan pengawasan terhadap pemerintah; dan
5. membahas dan menindaklanjuti usulan DPD.
Komisi dalam melaksanakan tugasnya, dapat mengadakan:
1. (1) rapat kerja dengan pemerintah yang diwakili oleh
menteri/pimpinan lembaga;
2. (2) Konsultasi dengan DPD;
3. (3) Rapat dengan pejabat pemerintah;
4. (4) Rapat dengan pendapat umum ;
5. (5) Rapat kerja dengan menteri ;
(6) Kunjungan kerja.
Komisi menentukan tindak lanjut hasil pelaksanaan komisi,
keputusan/kesimpulan rapat kerja komisi atau rapat kerja
gabungan bersifat mengikat antara DPR dan Pemerintah serta
wajib dilaksanakan oleh Pemerintah.
Dalam hal pejabat negara, pejabat tidak melaksanakan
kewajibannya, komisi dapat mengusulkan hak interpelasi, hak
angket, hak menyatakan pendapat/hak mengajukan pertanyaan.
12. Badan Legislasi
Badan legislasi dibentuk oleh DPR yang merupakan alat kelengkapan DPR yang
bersifat tetap.
DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BL pada permulaan tahun sidang.
BL bertugas :
1. Menyusun rancangan program legislasi nasional 5 tahun dan prioritas
tahunan di DPR.
2. Mengkoordinasikan penyusunanan program legislasi nasional antara DPR,
Pemerintah dan DPD.
3. Melakukan pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsep
rancangan undang-undang.
4. Memberi pertimbangan terhadap rancangan UU yang diajukan DPR, komisi
atau gabungan komisi diluar rancangan UU dalam legislasi nasional.
5. Melakukan pembahsan, pengubahan, dan/atau penyempurnaan rancangan
UU.
6. Melakukan pemantauan dan peninjauan terhadap UU.
7. Menyusun melakukan evaluasi dan penyempurnaan peraturan DPR.
8. Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap terhadap
pembahasan materi rancangan UU.
9. Melakukan sosialisasi program legislasi nasional.
B. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

1. Anggota DPD dipilih melalui Pemilu.


2. DPD bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
3. Susunan dan kedudukan DPD diatur dengan UU
1. DPD terdiri atas wakil daerah provinsi yang dipilih
melalui Pemilu
2. Fungsi :
a. Pengajuan rancangan UU
b. Ikut dalam pembahasan rancangan UU
c. Pemberian Pertimbangan Kepada DPR
d. Pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai otonomi
daerah
3. Tugas Dan Wewenang
a. Mengajukan rancangan UU yang berkaitan dengan
Otonomi Daerah, hubungan pusat dan daerah
b. Ikut membahas rancangan UU
c. Menyusun dan menyampaikan DIM
d. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan
UU tentang APPN
e. Dapat melakukan Pengawasan atas pelaksanaan UU
mengenai Otonomi Daerah, Pembentukan, Pemekaran.
f. Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan UU
mengenai Otonomi Daerah, pembentukan, pemekaran
g. Menerima hasil pemeriksaan atas keungan Negara dari
BPK sebagai naham pertimbangan DPR
h. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan
Anggota BPK
i. Menyusun program Legislasi Nasional yang berkaitan
dengan Otonomi Daerah
4. Keanggotaan
Sesuai dengan pasal 252 UU NO. 17 tahun 2014, angggota DPD
dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 Orang.

5. Hak DPD
Mengajukan rancangan UU yang berkaitan dengan Otonomi
Daerah, Hubungan pusat dan Daerah, Ikut membahas rancangan
UU yang berkaitan dengan Otonomi Daerah, Memberikan
pertimbangan DPR dalam pembahasan rancangan UU, Melakukan
pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai Otonomi Daerah.
6. Alat Kelengkapan
a. Pimpinan
b. Panitia Musyawarah
c. Panitia Kerja
d. Panitia Perancang UU
e. Panitia Urusan Rumah Tangga
f. Alat kelengkapan yang diperlukan oleh rapat Paripurna
C. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Berdasarkan pasal 23E ayat (1) UUD 1945 di tetapkan bahwa : “Untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri
1. Kedudukan
BPK adalah lembaga Negara yang bertugas untuk memeriksa
pengelolaan
tanggung jawab negara seperti yang dimaksud dalam UUD 1945

2. Tugas
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuanga negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah,
lembaga negara lainnya, BI, BUMN/BUMD, dan badan lain yang
mengelola keuangan negara.
1. Kedudukan
 BPK adalah lembaga negara yg bertugasa
pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara.
 BPK merupakan sudan suatu lembaga yang bebas
dan mandiri, dan berkedudukan di ibu kota negara
serta memiliki perwakilan di setiap provinsi.
 BPK mempunyai 9 orang anggota, keanggotaannya
diresmikan dengan Keppres, susunan
keanggotaannya terdiri atas seorang ketua
merangkap anggota, seorang wakil ketua
merangkap anggota dan 7 orang anggota.
2. Tugas
a. BPK bertugas memeriksa pengelolaan keuangan
dan tanggungjawab keuangan negara yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Negara lainnya, BUMN, BLU,
BUMD dan lembaga atau badan lain yg mengelola
keuangan negara.
b. Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan
dan tanggungjawab keuangan negara, BPK
melakukan pembahasan atas temuan pemeriksaan
dengan obyek yang diperiksa.
c. BPK menyerahkan hasil pemeriksaannya kepada
DPR, DPD, dan DPRD, sesuai dengan
kewenangannya.
3. Wewenang
a. Menentukan obyek pemeriksaan, merencanakan dan
melaksanakan pemeriksaan, waktu dan metode
pemeriksaan serta menyusun laporan.
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yg wajib diberikan
oleh setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat/Daerah
dan lembaga negara lainnya.
c. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan
barang milik negara
d. Menetapkan jenis dokumen, data serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara.
e. Menetapkan standar pemeriksaan.
f. Menetapkan kode etik.
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa.
h. Memberi pertimbangan atas SAP, dan memberi
pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian internal
Pemerintah Pusat/Daerah sebelum ditetapkan.
D. MAHKAMAH AGUNG
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan
1.Kedudukan
a. MA merupakan salah satu pelaksanaan kekuasaan Kehakiman, sebagaimana di
maksud dalam UUD 1945 (pasal 24 (1).
b. MA merupakan Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan peradilan, dalam
melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh lainnya.
c. MA berkedudukan di Ibu Kota Negara RI.
2. Susunan
a. MA terdiri dari Pimpinan, Anggota, Panitera, dan seorang Sekretaris.
b. Pimpinan dan Hakim Anggota MA adalah Hakim Agung, jumlah HA paling banyak 60 orang.
c. Pimpinan MA terdiri atas seorang ketua, dua orang wakil ketua dan beberapa orang ketua
muda.
d. Hakim anggota MA adalah Hakim Agung dan tidak boleh merangkap jabatan.
e. Ketua,Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Anggota MA adalah pejabat negara yg
melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman .
f. Ketua dan Wakil Ketua MA dipilih dari dan oleh Hakim Agung dan diangkat oleh Presiden.
g. Ketua Muda diangkat oleh Presiden yg diajukan oleh Ketua MA.
3. Tugas dan Wewenang
a. Permohonan kasasi.
b. Permohonan PK Putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
c. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap UU.
d. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan
peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
e. Memberi pertimbangan hukum kepada Presiden
dalam permohonan grasi dan rehabilitasi.
f. Memberikan pertimbangan dalam bidang hukum baik
diminta maupun tidak diminta kepada lembaga
negara lain.
g. Tugas dan kewenangan lain berdasarkan UU.
E. Komisi Yudisial
Berdasarkan Pasal 24B UUD 1945 Komisi Yudisial
merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan
berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai kewenangan menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim.
Pada tahun 2011 KY memiliki energi baru dengan lahirnya
UU No. 18 tahun 2011 tentang perubahan UU No.18 tahun
2004.
Perubahan ini memberikan tugas dan wewenang baru KY
1. Kedudukan dan TanggungJawab
KY adalah lembaga negara yg bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaannya bebas dari campur tangan kekuasaan
lain.
KY bertanggung jawab kepada publik melalui DPR,
pertanggungjawaban publik dilaksanakan dengan cara :
a. Menerbitkan laporan tahunan.
b. Membuka akses informasi secara lengkap dan akurat.
Anggota KY berasal dari 2 orang mantan hakim, dua
orang praktisi hukum, dan seorang anggota masyarakat
(Pasal 6 ayat (3) UU No.11 tahun 2011).
Anggota KY adalah pejabat negara, kedudukan protokoler
dan keuangan anggota KY mengikuti peraturan
perundang-undangan yg berlaku bagi pejabat negara.
Anggota KY memegang jabatan selama 5 (lima) tahun.
2. Wewenang dan Tugas
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di MA
kepada DPR untuk mendapat persetujuan.
b. Menjaga dan megakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
c. Menetapkan kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim bersama-
sama MA.
d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan kode etik dan/atau
pedoman perilaku hakim.
Berdasarkan ketentuan lain KY berwenang menganalisis putusan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagai dasar mutasi hakim
(Pasal 42 UU No.48 Tahun 2009), dan melakukan seleksi hakim PN, PA
dan PTUN bersama MA (diatur dalam UU No.49 Tahun 2009, UU No.50
Tahun 2009 Tentang PA, dan UU No.51 Tahun 2009 Tentanag PTUN.
Dalam Melaksanakan wewenangnya KY mempunyai tugas:
e. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
f. Melakukan seleksi calon Hakim Agung
g. Menetapkan calon Hakim Agung
h. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.
F. Mahkamah Konstitusi (MK)
MK sebagai lembaga negara yang berfungsi menangani perkara tertentu di bidang
kenegaraan, tujuannya agar menjaga konstitusi dapat dilaksanakan secara
bertanggungjawab dan terjaga kestabilan pemerintah RI yang diharapkan oleh
masyarakat banyak.

Pasal 24C UUD 1945, sesuai bunyi ayat-ayatnya, sbb:

1. MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir dan putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yg kewenangan diberikan oleh UUD 1945,
memutuskan pembubaran partai politik dan memutus perselisihan pemilu.
2. MK wajib memberikan keputusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran yg
dilakukan oleh Presiden/Wakil Presiden menurut UUD.
3. MK mempunyai 9 orang hakim konstitusi yg ditetapkan oleh Presiden (masing-
masing 3 orang diajukan dari DPR, MA dan Presiden.
4. Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi.
5. Hakim Konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yg tidak tercela, adil,
negarawan dan tidak merangkap sbg pejabat negara.
6. Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan
lainnya diatur oleh undang-undang.
1. Kedudukan MK
Mahkamah Konstitusi merupakan
satu lembaga negara yg melakukan
kekuasaan kehakiman yg merdeka
untuk menyelenggarakan
pengadilan guna menegakkan
hukum dan keadilan.
2. Kewenangan MK
a. Menguji undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar RI Tahun 1945.
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD Negara RI Tahun 1945.
c. Memutus pembubaran partai politik
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu
3. Kewajiban
MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPR
bahwa Presiden dan/Wakil Presiden diduga :
a. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa :
1) pengkhianatan terhadap negara
2) korupsi
3) penyuapan
4) tindak pidana lainnya.
b. Perbuatan tercela
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden
dan/wakil presiden sebagaimana dimaksud dalam
UUD Negara RI Tahun 1945.
G. Bank Sentral
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lain, kecuali
untuk hal-hal yang diatur dalam undang-undang tahun 2009.
BI mempunayi otoritas penuh dalam merumuskan dalam setiap tugas dan
wewenangnya melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter
secara lebih efektif dan efisien.
1. Tujuan dan Tugas
Pilar pertama, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
untuk memelihara kestabilan nilai rupiah.
Pilar kedua, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
BI satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik dan
memusnahkan.
Pilar ketiga, Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), SSK ini belum memiliki
difinisi baku, pada prinsipnya melakukan penelitian terhadap faktor-
faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan,
kestabilan sistem keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam
penyebab dan gejolak baik internal maupun ekternal.
2. Susunan Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI, dipimpin
oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang
Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi
Gubernur senior sebagai wakil dan sekutrang-kurangnya 4
atau sebanyak-banyaknya 7 Deputi Gubernur, masa
jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur 5 tahun.
Gubernur, Deputi Gubernur senior, dan Deputi Gubernur
diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan
DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden
berdasarkan rekomendasi dari Gubernur BI, anggota
Dewan Gubernur BI tidak dapat dapat diberhentikan oleh
Presiden, kecuali mengundurkan diri, terbukti melakukan
tindak pidana. Tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka 3
bulan berturut-turut tanpa alasan yg sah, dinyatakan pailit,
atau berhalangan tetap.
Forum pengambilan keputusan tertinggi adalah Rapat
Dewan Gubernur.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai