Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEORI KOMUNIKASI

“COMMUNICATION IN RELATIONSHIP”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Komunikasi

Dengan dosen pengampu : Dr. Sitti Syahar Inayah, S. Ag., M. Si

Disusun oleh :

Disusun oleh:

Siti Hajar 2041912024


Adinda Putri Lestari 2041912032
UusHabibatuz Zahroh 2041912041

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Teori Komunikasi,
dengan judul “Communication in Relationship”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Samarinda, 18 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Communication in Relationship.........................................2

B. Asumsi dasar teori komunikasi relasional............................................2

C. Konsep-konsep pokok dalam communication i relationship................3

D. Pola Komunikas keluarga.....................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orang-orang terpesona dengan hubungan, sebagian karena mereka
adalah konteks di mana komunikasi kita yang paling penting terjadi dan
karena mereka sangat berbeda. Para ahli komunikasi relasional (atau
antarpribadi) meneliti hubungan intim/pasangan, persahabatan, hubungan
keluarga, dan juga penghindaran hubungan dengan orang lain. Beberapa dari
hubungan ini mudah dan nyaman, dan yang lain ditandai dengan perjuangan
terus-menerus. Hubungan berubah dan berkembang juga, dan komunikasi
banyak berhubungan dengan perubahan ini. Jadi apakah hubungan itu positif
atau bermasalah, studi yang cermat membantu kita memahami bagaimana
mereka berfungsi, bagaimana mereka dapat dikelola dari waktu ke waktu, dan
apa yang menjadi ciri hubungan yang produktif.Hubungan telah menjadi
subjek penting yang terkait dengan komunikasi interpersonal sejak tahun
1960-an.Dalam kombinasi, teori-teori ini membantu kita memahami banyak
aspek hubungan serta hubungan dari banyak perspektif.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Communication in Relationship(Komunikasi dalam Hubungan)
2. Asumsi Dasar Teori Komunikasi Relasional
3. Konsep-konsep Pokok dalam Communication in Relationship
4. Pola Komunikasi Keluarga

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian Communication in Relationship
2. Agar mengetahui asumsi dasar teori komunikasi relasional
3. Agar mengetahui konsep-konsep pokok dalam Communication in
Relationship
4. Agar mengetahui pola komunikasi keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Communication in Relationship


Communication in relatioships merupakan salah satu teori dalam ilmu
komunikasi yang melihat komunikasi sebagai bagian dari kehidupan manusia
dilihat dari konteks komunikasi interpersonal. Konsep relationship yang
dimaksudkan di sini adalah berkaitan dengan interaksi yang terjadi dalam
berkomunikasi; sifat relasi ditentukan oleh sifat komunikasi yang terjadi di
antara partisipannya; relationship lebih bersifat implisit ketimbang eksplisit;
relationship dikembangkan dalam sebuah proses negosiasi di antara orang-
orang yang terlibat di dalamnya.

2. Asumsi Dasar Teori Komunikasi Relasional


Riset tentang komunikasi relasional telah banyak dilakukan dalam
berbagai perfektif. Asumsi dasar yang menjadi pegangan dalam teori
komunikasi relasional antara lain:
 Relationship selalu berhubungan dengan komunikasi dan tidak bisa
dipisahkan dari komunikasi. Maksudnya relationship selalu ada dalam
komunikasi dan tidak mungkin ada tanpa komunikasi. Keterhubungan atau
relasional hanya mungkin bila ada komunikasi. Tanpa komunikasi
hubungan tidak akan terjadi.
 Makna relationshipnampak pada komunikasi diantara pelaku
komunikasinya. Maksudnya maknaketerhubungan hanya akan bisa
ditemukan dari komunikasi diantara orang yang melakukan komunikasi
tersebut. Relasional yang sesungguhnya itu hanya akan bisa ditemukan
ketika orang yang terlibat melakukan komunikasi satu ama lain.
 Relationship biasanya lebih tampak secara implisit daripada ekxplisit.
Maksudnya hubungan yang terjadi biasanya tidak secara terbuka atau kasat
mata kita lihat, melainkan implisit, tidak bisa kita lihat secara indrawi.
 Relationship membutuhkan waktu melalui proses negosiasi diantara
mereka yang terlibat dalam membangun relasi tidak serta merta begitu saja
terjalin.Maksudnyakadang diperlukan proses yang sangat panjang dan
selalu membutuhkan negosiasi-negosiasi dan kesepakatan-kesepakatan
diantara mereka yang terlibat untuk menentukan kualitas maupun
kuantitas relationships yang akan dibentuk.

3. Konsep-konsep Pokok dalam Communication in Relationship


Terdapat beberapa konsep pokok dalam komunikasi relationship,
antara lain: uncertainty reduction theory, anxiety-uncertainty management
theory, dan social penetration theory.

a. Uncertainty Reduction Theory


Uncertainty Reduction Theory (URT) atau Teori Pengurangan
Ketidakpastian adalah sebuah teori yang di kemukakan oleh Charles
Berger dan Richard Calabrese. Teori ini membahas tentang sebuah
proses komunikasi pada dua individu yang sebelumnya saling tidak
kenal, menjadi kenal sehingga dapat mengurangi ketidakpastian dalam
komunikasi, dan kemudian memutuskan untuk melanjutkan
komunikasi atau tidak. Dikatakan juga bahwa teori ini berhubungan
dengan cara-cara kita mengumpulkan informasi tentang orang lain.
Teori ini berhubungan dengan cara-cara individu memantau
lingkungan sosial mereka dan menjadi tahu lebih banyak tentang diri
mereka sendiri dan orang lain.
Uncertaintyreductiontheory atau teori pengurangan ketidakpastian,
terkadang juga disebut Initialinteractiontheory , diciptakan pada tahun
1975. Berger dan Calabrese yakin bahwa ketika orang -orang asing
pertama kali bertemu, mereka mula-mula meningkatkan kemampuan
untuk bisa memprediksi dalam usaha untuk mengeluarkan perasaan
dari pengalaman komunikasi mereka. Prediksi dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk memperkirakan pilihan perilaku yang mungkin bisa
dipilih dari kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau
bagi partner relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk
menafsirkan makna dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan.
Prediksi dan explanation merupakan dua konsep awal dari dua
subproses utama pengurangan ketidakpastian (uncertaintyreduction).
Terdapat dua tipe dari ketidakpastian dalam perjumpaan pertama yaitu:
Cognitive dan behavioral. Cognitiveuncertainty merupakan tingkatan
ketidakpastian yang diasosiasikan dengan keyakinan dan sikap.
Sedangkan behavioraluncertainty, dilain pihak berkenaan dengan
luasnya perilaku yang dapat diprediksikan dalam situasi yang
diberikan.
Berger menyatakan bahwa manusia sering kali kesulitan dengan
ketidakpastian, mereka ingin dapat menebak perilaku, sehingga mereka
terdorong untuk mencari informasi tentang orang lain (Littlejhon,
2009). Terdapat tiga situasi, yang menurut Berger membuat kita
merasa perlu untuk mengurangi ketidakpastian, yaitu:
 Antisipasi interaksi di masa depan. Dalam artian kita akan
berinteraksi lagi dengan orang tersebut, misalnya dalam
lingkungan kantor, sekolah, rumah, dan lingkungan sosial lainnya
 Nilai insentif. Ini diartikan bahwa orang yang bersangkutan
memiliki sesuatu yang kita inginkan, misalnya dalam situasi ketika
seorang pria tertarik secara fisik pada seorang wanita yang baru
dikenalnya. Agar memudahkan proses pendekatan, si pria akan
mencoba segala cara untuk mengurangi ketidakpastian, misalnya
tentang siapa namanya, bagaimana karakternya, atau apakah dia
sudah punya pacar atau belum, dan lain-lain.
 Penyimpangan diartikan bahwa orang tersebut berperilaku dengan
cara yang tidak biasa, atau malah aneh. Contohnya, ketika kita
bertemu orang yang berdandan dan berpakaian ala Marylin
Manson, kita secara otomatis menjadi ingin tahu tentang siapa
orang tersebut, dan darimana asalnya, atau lebih jauh kenapa dia
berpakaian seperti ini. Penyimpangan ini dapat dilihat dari perilaku

Berger dan Calabrese berpendapat bahwa uncertaintyreduction


memiliki proses yang proaktif dan retroaktif. Uncertaintyreduction
yang proaktif yaitu ketika seseorang berpikir tentang pilihan
komunikasi sebelum benar-benar terikat dengan orang lain. Sedangkan
Uncertaintyreduction yang retroaktif terdiri dari usaha-usaha untuk
menerangkan perilaku setelah pertemuan itu sendiri.
Teori ini seringkali dikaitkan dengan konteks di mana
seseorang sedang memulai relasi dengan orang asing yang tidak
dikenal atau diketahui sebelumnya. Pada tahap awal pengenalan
seseorang tersebut akan mencari informasi hal-hal yang berkaitan
dengan orang yang baru dikenalnya. Semakin kita tidak pasti terhadap
orang yang kita hadapi makin tidak percaya diri kita dan lalu
mengambil langkah-langkah tertentu untuk itu.Untuk mengurangi
ketidakpastian tentang orang yang baru dikenal, umumnya orang akan
melakukan pencarian informasi. Berger menyatakan bahwa ada
beberapa strategi yang digunakan manusia ketika mencari informasi,
yaitu:
 Strategi Pasif
Strategi ini berupa pengamatan. Ketika kita baru bertemu
dan berinteraksi dengan seseorang yang baru kita kenal, kita akan
cenderung melakukan pengamatan untuk mendapatkan informasi.
Berger membagi lagi pengamatan pasif ini atas dua strategi, yaitu:
reaktivitas pengamatan (pengamatan dalam situasi formal) dan
pengamatan lepas (pengamatan dalam situasi informal). Tujuan
utamanya adalah untuk mengurangi ketidakpastian.
 Strategi Aktif
Strategi aktif bisa dilakukan dengan bertanya pada orang
lain tentang orang tersebut. Di zaman sekarang kita bisa
menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, dan lain-
lain untuk mengetahui orang tersebut.

 Strategi Interaktif
Strategi interaktif dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan langsung pada orang yang bersangkutan
tentang informasi apa yang ingin kita ketahui dari orang tersebut.
strategi yang biasa dilakukan adalah dengan mengungkapkan
sesuatu tentang diri kita, dengan harapan orang lain juga akan
melakukan hal yang sama (resiprositas).

b. Anxiety-Uncertenty Management Theory


Teori yang dikembangkan oleh WilliamGudykunst ini,
merupakan pengembangan dari teori reduksi ketidakpastian.
Penerapannya dalam konteks budaya yang berbeda-beda; bahwa setiap
kebudayaan memiliki cara-cara yang berbeda-beda untuk melakukan
reduksi atau pengurangan ketidakpastian. Cara yang dilakukan
bergantung pada jenis konteks kebudayaannya. Ada yang
highcontextculture dimana pesan-pesan bergantung pada situasinya.
Ada yang lowcontxtculture, dimana pesan pesan itu sangat bersifat
eksplist verbal. Proses menuju pengurangan ketidakpastian juga
dipengaruhi variabel lainnya di antaranya tingkat identifikasi
seseorang terhadap kelompoknya.
Kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab dari
kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok. Menurut teori ini,
secara umum terdapat dua penyebab terjadinya mis-interpretasi, yaitu
ketidakpastian yang bersifat kognitif dan kecemasan yang bersifat
afeksi- suatu emosi. Dalam teori anxiety/uncertainty management
theory, terdapat beberapa konsep dasar:
 Konsep diri dan diri.Meningkatnya harga diri ketika berinteraksi
dengan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan
mengelola kecemasan.
 Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing.Meningkatnya
kebutuhan diri untuk masuk di dalam kelompok ketika kita
berinteraksi dengan orang asing, akan menghasilkan sebuah
peningkatan kecemasan.
 Reaksi terhadap orang asing.Peningkatan kemampuan kita untuk
memproses informasi yang kompleks tentang orang asing, akan
menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan kita dalam
memprediksi secara tepat perilaku mereka.Sebuah peningkatan
untuk mentoleransi ketika kita berinteraksi dengan orang asing
menghasilkan sebuah peningkatan mengelola kecemasan kita dan
menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi
secara akurat perilaku orang asing. Peningkatan empati kita kepada
orang asing, akan menghasilkan suatu peningkatan kemampuan
memprediksi perilaku orang asing secara akurat.
 Kategori sosial dari orang asing.Persamaan persepsi personal kita
terhadap orang asing, akan menghasilkan peningkatan kemampuan
mengelola kecemasan kita dan kemampuan memprediksi perilaku
mereka secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman perbedaan-
perbedaan kelompok kritis hanya ketika orang-orang asing
mengidentifikasikan secara kuat dengan kelompok.Peningkatan
kesadaran terhadap pelanggaran orang asing dari harapan positif
kita dan atau harapan negatif, akan menghasilkan peningkatan
kecemasan kita dan akan menghasilkan penurunan di dalam rasa
percaya diri dalam memperkirakan perilaku mereka.
 Proses situasional.Sebuah peningkatan di dalam situasi informal di
mana kita sedang berkomunikasi dengan orang asing akan
menghasilkan sebuah penurunan kecemasan kita dan sebuah
peningkatan rasa percaya diri kita terhadap perilaku mereka.
 Koneksi dengan orang asing.Peningkatan di dalam rasa
ketertarikan kita pada orang asing akan menghasilkan penurunan
kecemasan kita dan peningkatan rasa percaya diri dalam
memperkirakan perilaku mereka.Sebuah peningkatan dalam
jaringan kerja yang kita berbagi dengan orang asing akan
menghasilkan penurunan kecemasan kita dan menghasilkan
peningkatan rasa percaya diri kita untuk memprediksi perilaku
orang lain.

c. Social Penetration Theory


Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman &
Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang
bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan
bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi
berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di
antara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan Taylor: penetrasi
sosial.Altman dan Taylor (1973) menegaskan bahwa pada dasarnya
kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh
kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from super
ficial to intimate levels of exchange as a function of
bothimmediateandforecastoutcomes.”
Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti bawang
merah. Dalam kehidupan ini, pada hakikatnya manusia memiliki
beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita mengupas kulit
terluar bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya.
Begitu pula kepribadian manusia.
Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia adalah apa-apa
yang terbuka bagi publik, apa yang biasa kita perlihatkan kepada orang
lain secara umum, tidak ditutup-tutupi. Dan jika kita mampu melihat
lapisan yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan yang
tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang lebih bersifat
semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang
tertentu saja, orang terdekat misalnya.
Lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di
dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflik-konflik yang belum
terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini
tidak terlihat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan dari kekasih,
orang tua, atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah
yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan
seseorang.Untuk mengetahui kedekatan kita terhadap orang lain, dapat
dilihat dari sejauh mana penetrasi kita terhadap lapisan-lapisan
kepribadian tadi. Dengan membiarkan orang lain melakukan penetrasi
terhadap lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita membiarkan
orang tersebut untuk semakin dekat dengan kita. Taraf kedekatan
hubungan seseorang dapat dilihat dari sini.Dalam perspektif teori
penetrasi sosial, ada beberapa hal yang harus dipahami:
 Pertama, Kita lebih sering dan lebih cepat akrab dalam hal
pertukaran pada lapisan terluar dari diri kita. Hal-hal yang kurang
penting dalam hidup kita, akan mudah kita sharingkan kepada
orang lain. Sebaliknya, semakin dalam kita mencoba melakukan
penetrasi kepada urusan oranglain, semakin sulit kita
menembusnya.
 Kedua, keterbukaan-diri (selfdisclosure) bersifat resiprokal
(timbal-balik), terutama pada tahap awal dalam suatu hubungan.
Pada awal suatu hubungan kedua belah pihak biasanya akan saling
antusias untuk membuka diri, dan keterbukaan ini bersifat timbal
balik. Akan tetapi semakin dalam atau semakin masuk ke dalam
wilayah yang pribadi, biasanya keterbukaan tersebut semakin
berjalan lambat, tidak secepat pada tahap awal hubungan mereka.
Dan juga semakin tidak bersifat timbal balik.
 Ketiga, penetrasi akan cepat di awal akan tetapi akan semakin
berkurang ketika semakin masuk ke dalam lapisan yang makin
dalam. Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu proses yang
panjang.
 Keempat, depenetrasi adalah proses yang bertahap dengan semakin
memudar. Ketika suatu hubungan tidak berjalan lancar, maka
keduanya akan berusaha semakin menjauh, tapi lebih bersifat
bertahap, tidak serta merta atau tiba-tiba.

Teori penetrasi sosial menekankan pentingnya kedalaman


suatu hubungan; meskipun tidak melupakan sama sekali keluasan.
Maksudnya adalah mungkin dalam beberapa hal tertentu yang bersifat
pribadi kita bisa sangat terbuka kepada seseorang yang dekat dengan
kita. Akan tetapi bukan berarti juga kita dapat membuka diri dalam hal
pribadi yang lainnya. Mungkin kita bisa terbuka dalam urusan asmara,
namun kita tidak dapat terbuka dalam urusan pengalaman di masa lalu.
Atau yang lainnya.
Keputusan tentang seberapa dekat dalam suatu hubungan
menurut teori penetrasi sosial ditentukan oleh prinsip untung-rugi
(reward-costsanalysis). Setelah perkenalan dengan seseorang pada
prinsipnya kita menghitung faktor untung-rugi dalam hubungan kita
dengan orang tersebut, atau disebut dengan indeks kepuasan dalam
hubungan (index of relationalsatisfaction). Jadi, kunci dari suatu
hubungan yang akan tetap terbina adalah sejauh mana suatu hubungan
itu memberikan keuntungan, sejauh mana hubungan tersebut mampu
menghasilkan kepuasan, sejauh mana hubungan tersebut tetap stabil,
dan tidak adanya kemungkinan yang lain yang lebih menarik daripada
hubungan yang sedang mereka jalani tersebut.

4. Pola Komunikasi Keluarga


Selama bertahun-tahun, Mary Anne Fitzpatrick dan koleganya telah
mengembangkan sebuah penelitian dan teori mengenai hubungan
keluarga,khususnya antara suami-istri (Littlejohn, 1999). Penelitian dan teori
yang lebih baru AskenKoerner dan Mary Anne Fitzpatrick memperluas karya
ini agar mencakup seluruh anggota keluarga.

Gambar 2.2 Skema Hubungan dalam Keluarga


Skema Umum

Skema Keluarga Orientasi Orientasi Percakapan

Skema Khusus Orientasi Kesesuaian

Sebuah skema keluarga akan mencakup bentuk orientasi atau


komunikasi tertentu. Ada dua tipe yang menonjol (Littlejohn, 1999 :203)
Pertama adalah orientasi percakapan (conversationorientation) kedua
orientasi kesesuaian (conformityorientation). Kedua merupakan variabel
sehingga tiap keluarga berbeda dalam jumlah percakapan yang dicakup oleh
skema keluarga tersebut. Keluarga yang memiliki skema percakapan yang
tinggi, senang berbicara, sebaliknya keluarga dengan skema percakapan yang
rendah jarang berbicara. Keluarga dengan skema kesesuaian yang tinggi dapat
berjalan berdampingan dengan kepemimpinan keluarga orang tua, sedangkan
keluarga dengan skema kesesuaian yang rendah cenderung lebih bersifat
individualis. Pola komunikasi dengan keluarga akan tergantung pada skema
keluarga. Beragam skema akan menciptakan tipe–tipe keluarga yang berbeda.
Fitzpatrick dan koleganya telah mengenali empat tipe keluarga:
 Tipe keluarga konsensual (percakapan-kepatuhan selalu bersifat
positif dan tidak ditolak).
Tipe keluarga ini memiliki tingkat percakapan dan kesesuaian yang
tinggi,keluarga konsensual sering berbicara tetapi kepemimpinankeluarga
biasanya salah satu orang membuat keputusan. Keluarga ini mengalami
tekanan dalam berkomunikasi terbuka, sementara mereka juga
menginginkan kekuasaan orang yang jelas.Tipe keluarga ini lebih banyak
konflik. dalam tipe perkawinan tradisional karena kekuasaan dan
pengambilan keputusan dibagi-bagi menurut norma-norma yang berlaku.
Suami misalnya, berwenang mengambil keputusan-keputusan tertentu
sedangkan istri memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan
dibidang-bidang lainnya.
 Tipe keluarga pluralitas (percakapan-kepatuhan tetapi tidak ada
kepatuhan).
Tipe keluarga ini tinggi dalam percakapan tetapi rendah dalam
kesesuaian, disini kita akan memiliki kebebasan berbicara tetapi akhirnya
setiap orang akan membuat keputusan sendiri berdasarkan pada
pembicaraan tersebut. Karena tipe keluarga pluralistis memiliki pandangan
yang tidak konvensional maka pasangan independen semacam ini akan
terus menerus melakukan negosiasi. Pasangan independen biasa memiliki
banyak konflik, suami atau istri saling berebut kekuasaan, mereka sering
menggunakan berbagai macam teknik persuasi dan tidak segan-segan
untuk menjelek-jelekkan atau menjatuhkanargumen masing-masing.
 Tipe keluarga protektif (Percakapan - kepatuhan tetapi jarang
berbicara)
Tipe keluarga ini adalah keluarga yang jarang melakukan
percakapan namun memiliki keputusan yang tinggi, jadi terdapat banyak
sifat patuh dalam keluarga tetapi sedikit berkomunikasi. Tipe keluarga ini
tidak melihat alasan penting mengapa mereka harus menghabiskan banyak
waktu untuk berbicara atau mengobrol, mereka juga tidak pernah melihat
alasan mengapa mereka harus menjelaskan keputusan yang telah mereka
buat. Pasangan semacam ini cenderung tidak yakin mengenai peran dan
hubungan mereka, tetapi mereka tidak saling bergantung dan tidak perlu
menghabiskan waktu bersama.
 Tipe keluarga laissez-faire atau toleran (percakapan-kepatuhan tetapi
tingkat kepatuhan rendah)
Tipe keluarga ini rendah dalam percakapan dan kesesuaian, tidak
suka ikut campur dan keterlibatan rendah. Anggota keluarga sangat tidak
peduli dengan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lain dan mereka
benar-benar tidak membuang waktu untuk membicarakannya. Suami istri
dari tipe keluarga ini cenderung memiliki orientasi perkawinan
“Campuran” (mixed) artinya ,mereka tidak memiliki skema yang sama
untuk menjadi dasar bagi mereka untuk berinteraksi. Mereka memiliki
orientasi dan kombinasi dari orientasi yang terpisah dan independen serta
kombinasi lainnya. Pada dasarnya pasangan ini memiliki sifat yang lebih
kompleks dari pasangan yang sebelumnya sudah kita bahas. Pada akhirnya
kesimpulan yang kita dapat kita tarik dari teori ini adalah bahwa setiap
keluarga memiliki perbedaan dalam hal kebersamaan (Togethernees) dan
jarak pemisah (sepaeatennes) yang ada diantara para anggota suatu
keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Communication in relatioships merupakan salah satu teori dalam ilmu
komunikasi yang melihat komunikasi sebagai bagian dari kehidupan manusia
dilihat dari konteks komunikasi interpersonal. Yang berkaitan dengan
interaksi yang terjadi dalam berkomunikasi; sifat relasi ditentukan oleh sifat
komunikasi yang terjadi di antara partisipannya; relationship lebih bersifat
implisit ketimbang eksplisit; relationship dikembangkan dalam sebuah proses
negosiasi di antara orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Relationship selalu berhubungan dengan komunikasi dan tidak bisa
dipisahkan dari komunikasi. Maksudnya relationship selalu ada dalam
komunikasi dan tidak mungkin ada tanpa komunikasi. Keterhubungan atau
relasional Relationship biasanya lebih tampak secara implisit daripada
ekxplisit.

Anda mungkin juga menyukai