Anda di halaman 1dari 81

Semester I

KLS I
1. Do’a Sebelum Belajar

َّ ‫اج َعلْنِ ْي ِم َن‬


‫الصالِ ِح ْي َن‬ ْ َ ً ْ ْ ُ ْ َ ً ‫ب ِز ْدنِي‬
‫و‬  ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ف‬َ ‫ي‬ِ‫ن‬‫ق‬
ْ ‫ز‬‫ار‬‫و‬   ،‫ا‬ ‫ْم‬
‫ل‬ ِ
‫ع‬ ِّ ‫َر‬
Robbii Zidnii ‘Ilmaa, Warzuqnii Fahmaa, Waj’alnii Minash-Shoolihiin Amiin
Ya Robbal ‘Aalamiin

Artinya : Ya Alloh Tambahkanlah aku ilmu, Dan berilah aku karunia untuk
dapat memahaminya, Dan jadikanlah aku termasuk golongannya orang-
orang yang shoolih. Ya Alloh kabulkanlah do’aku ini.

2. Do’a Sesudah Belajar

ِ ‫اطل ب‬
ِ ‫وَأ ِرنَا الْب‬ ‫اعه‬
‫ َو ْار ُز ْقنَا‬ ً‫اطال‬ََ َ َ ‫اَللَّ ُه َّم َأ ِرنَا ال‬
َ َ َ‫ َح ًّقا َو ْار ُز ْقنَا اتِّـب‬ ‫ْح َّق‬
ُ‫اجتِنَابَه‬ْ
Aallohumma Arinal Haqqo  Haqqon Warzuqnattibaa’ahu. Wa Arinalbaathila
Baa-Thilan Warzuqnajtinaabahu

Artinya : Ya Alloh, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami


dapat mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami
dapat menjauhinya

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


3. Doa Sebelum Makan
‫اَللّ ُه َّم بَا ِر ْك لَنَا ِف ْي َم َارَز ْقَتنَا َوقِنَا َع َذابَالنَّا ِر‬
“Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar”

Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan
peliharalah kami dari siksa api neraka

4. Doa Sesudah Makan


‫ْح ْم ُدالِلّ ِه الَّ ِذ ْي َأط َْع َمنَ َاو َس َقانَ َاو َج َعلَنَ ُام ْسلِ ِم ْي َن‬
َ ‫اَل‬
“Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja’alanaa minal
muslimiin”

5. DO’A MASUK WC

‫ث‬ ِ ‫ك ِمن الْ ُخب‬


ِ ‫ث والْ َخبا ِإ‬ ِ
‫ب‬ ‫ذ‬
ُ ‫و‬ ‫َأع‬ ‫ي‬ِّ
‫ن‬ ِ‫اَللّه َّم ا‬.
َ َ ُ َ َ ُ
ْ ْ ُ
“Alloohumma innii a’uudzu bika minal khubutsi wal khobaaitsi.”

Artinya :
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala
kejahatan dan kotoran”.

6. DO’A KELUAR WC

‫ب َعنِّى اَْألذَاى َو َعافَانِ ْي‬ ‫ه‬ ‫ذ‬


ْ ‫َأ‬ ‫ي‬ ِ َّ‫اَلْحم ُد الِلّ ِه ال‬.
‫ذ‬
َ َ ْ َْ
“alhamdu lillahil ladzii adzhaba ‘annil adzaa wa’aafaanii.”

Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoranku dan membuatku
sehat”.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


7. Doa masuk masjid

‫ك‬ ِ ‫ر‬ ‫اب‬ ‫و‬ ‫ب‬َ‫ا‬ ‫ي‬ِ


َ َ ْ َ َ َ ْ ْ ‫اَللّ ُه َّم ا ْفتَ ْح ل‬
‫ت‬ ‫م‬ ‫ح‬
“A‌llahummaf-tahlii abbwaaba rahmatika”.

Artinya :
“Wahai Tuhanku, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”.

8. Doa keluar masjid

ْ َ‫ك ِم ْن ف‬ ِ‫اَللّه َّم ا‬


َ ِ‫ضل‬
‫ك‬ َ ُ‫أسَأل‬ ‫ي‬ِّ
ْ ْ ُ‫ن‬
“A‌llahumma innii as-aluka ming fadhlika”.

Artinya :
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu akan segala
keutamaan-Mu”.

9. Doa Keluar Rumah

‫ َوال َح ْو َل َوال ُق َّو َة ِإالَّ بِاللَّه‬، ‫ْت َعلَى اللَّ ِه‬


ُ ‫ َت َو َّكل‬، ‫بس ِم اللَّ ِه‬
ْ
“Bismilaahi tawakkaltu ‘alallahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa
billaahi”

Artinya :
“Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan
tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja”.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


10. Doa Masuk Rumah

ِ ‫ و َعلَى‬، ‫اهلل َخر ْجنَا‬


‫اهلل َر َّبنَا َت َو َّكلْنَا‬ ِ ‫اهلل ولَ ْجنَا وبِس ِم‬
ِ ‫بس ِم‬
َ َ ْ َ َ
“Bismillahi walajnaa wa bismillahi kharajnaa wa-alallaahi rabbina tawak-
kalnaa”

Artinya :
“Dengan nama Allah kami masuk rumah, dengan nama Allah aku keluar
rumah, serta kepada-Nya aku berserah diri”

11. Doa Sebelum Tidur

‫وت‬ َ ‫اس ِم‬


ُ ‫ك اللّ ُه َّم ْحيَ َاو َُأم‬ ْ ِ‫ب‬
bismikallahumma ahya wa amutu

Artinya : Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati

12. Doa Sesudah Bangun Tidur

‫ور‬ ‫ش‬
ُ ُّ
‫ن‬ ‫ال‬ ِ ‫ِهلل الَّ ِذى َأحيانَا بع َدما َأماَتنَا وِإلَي‬
‫ه‬ ِ   ‫اَلْحم ُد‬
ُ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َْ
Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah
mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Semester II
1. Tata cara bersuci berurutan:

(1) Berniat dalam hati untuk menghilangkan hadats,

(2) Membaca “Bismillāh”, ‫َّحي ِْم‬


ِ ‫الر‬ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ مٰ ِن‬
(3) Mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali,

(4) Mengambil air dengan tangan kanan kemudian memasukkannya ke mulut dan
hidung untuk digunakan berkumur, dilakukan sebanyak tiga kali,

2. Niat Beruduk

‫ضالِ ٰلّ ِه َت َعا ٰلى‬


ً ‫صغَ ِر َف ْر‬
ْ َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ِ
‫ث‬ ‫د‬
َ ‫ْح‬
َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬
ِ ‫ف‬
ْ ‫ر‬ِ‫ضوءل‬
َ َ ْ ُ ‫ت ال ُْو‬
ُ ْ‫َن َوي‬
Bacaan Doa Niat Wudhu dalam Bahasa Indonesia
“Nawaitul wudhuu-a liraf’ll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta’aalaa”

Terjemahan Doa Niat Wudhu


"Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu karena Allah."

3.TATA CARA BERUDU’

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


4. Lafal Niat Tayamum :

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag
5. Urutan tata cara tayamum beserta gambar cara tayamum :

 Petama adalah niat tayamum [niat dalam hati], jika dilafadzkan maka bacaan niat
tayamum adalah sebagai berikut :

ّ ‫ت التَّيَ ُّم َم إِل ْستِباحة‬


‫الصالة فرضاهلل تعالى‬ ُ ْ‫َن َوي‬
Nawaitut tayammuma li-istibaahatish shalaati far-dlan lillaahi ta’aala
Artinya : aku niat betayammum untuk dapat mengerjakan shalat; fardlu karena
Allah.


 Setelah niat tayamum, mula-mula meletakkan dua
belah tangan di atas debu untuk diusapkan ke muka
[lihat contoh gambar]

 Debu yang ada di tangan ditiup dulu, kemudian selanjutnya mengusap muka
dengan debu, dengan dua kali usapan [lihat contoh
gambar mengusap muka pada tayamum]

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Urutan cara tayamum yang ke empat adalah


mengusap dua belah tangan sampai pergelangan
tangan dengan debu sebanyak dua kali usapan
[lihat contoh gambar di bawah ini]

 Urutan dari cara tayamum ke lima adalah memindahkan debu kepada anggota yang
diusap.
 Dilakukan secara berturut-turut atau tertib, berurutan dari urutan pertama hingga
urutan terakhir dari tata cara tayamum.

Yang dimaksud dengan mengusap bukan sebagaimana ketika menggunakan air dalam
berwudhu, tetapi cukup menyapukan saja dan bukan mengoles-oleskan sehingga rata
seperti menggunakan air.
Disamping urutan tata cara tayamum di atas, ada beberpa hal yang perlu diketahui dan
dilaksanakan yang berkaitan dengan tayamum, yaitu sebagai berikut :
Sunnah tayamum, adalah hal-hal yang sebaiknya dan dianjurkan untuk dikerjakan ketika
mengerjakan tayamum. Hal-hal yang sunnah dikerjakan ketika tayamum antara lain :

 Membaca bacaan basmalah yaitu bismillahirrahmaanirrahiim


 Mendahulukan anggota badan yang kanan daripada anggota yang kiri
 Menipiskan debu dengan cara meniupnya.

Hal-hal yang membatalkan tayamum, adalah hal-hal yang menjadikan tayamum itu batal
dan tidak berlaku lagi. Hal-hal yang membatalkan tayamum adalah sebagai berikut :

 Hal-hal yang membatalkan wudhu adalah juga merupakan hal-hal yang


membatalkan tayamum.
 Melihat air sebelum mengerjakan shalat, kecuali yang mengerjakan tayamum
karena sakit.
 Seorang yang murtad atau keluar dari islam.

Cara menggunakan tayamum

Satu kali tayamum hanya dapat dipakai atau digunakan untuk satu shalat fardhu
saja,meskipun belum batal. Adapun jika digunakan untuk melakukan shalat sunnah
beberapa kali cukupkah dengan satu kali tayamum.

Bagi orang yang salah satu anggota wudhunya terbalul/dibalut/dibebat, maka cukup
balutan/bebat itu saja yang diusap dengan air atau tayamum, kemudian mengerjakan
shalat.
Menyapu dua sepatu.

Menyapu dua sepatu [mas-hul khuffain] termasuk juga merupakan salah satu keringanan
dalam islam. Hal ini dibolehkan bagi orang-orang yang menetap di kampong dan bagi
seorang musafir yang sedang dalam perjalanan jauh.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Orang-orang yang sedang dalam perjalanan musafir yang kakinya memakai dua sepatu,
ketika hendak berwudhu, maka ia boleh menyapu sepatunya tersebut dengan air yang
artinya sepatunya tidak perlu dilepas.

Syarat-syarat diperbolehkannya menyapu dua sepatu adalah sebagai berikut :

 Sepatu tersebut dipakai sesudah sempurna dicuci bersih.


 Sepatu tersebut menutup anggota kaki yang wajib dibasuh yaitu menutupi tumit
dan dua mata kaki.
 Sepatu tersebut dapat dibawa berjalan lama.
 Di dalam sepatu tersebut tidak terdapat kotoran atau najis.

Catatan : menyapu dua buah sepatu hanya diperbolehkan untuk berwudhu, tetapi tidak
boleh untuk mandi atau untuk menghilangkan najis. Menyapu dua sepatu tidak boleh
dikerjakan atau tidak berlaku apabila salah satu syarat di atas tidak terpenuhi. Suatu contoh
salah satu dari dua sepatu tersebut robek atau salah satu kakinya tidak dapat menggunakan
sepatu karena luka.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


KELAS II
SEMESTER I
1. Niat Shalat Fardhu :

Niat shalat subuh

‫اء لِلَّ ِه َت َعالَى‬


ً ‫د‬
َ ‫ا‬
َ ِ َ‫الصب ِح رْكعَتي ِن مسَت ْقبِل اْ ِلقبل‬
‫ة‬ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُّ ‫ض‬
َ ‫ر‬
ْ ‫ف‬
َ ‫ي‬ ِّ
ْ ‫صل‬ َ ُ‫ا‬ 
Aku niat melakukan shalat fardu subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini,
karena Allah ta'ala.

Niat Shalat Dzuhur

‫اء لِلَّ ِه َت َعالَى‬ ِ ِ ِ ٍ ُّ َ ‫صلِّي َف ْر‬


ً ‫ض الظ ْه ِر اَ ْربَ َع َرَك َعات ُم ْسَت ْقب َل اْلق ْبلَة اَ َد‬ ْ َ ُ‫اُا‬
Aku niat melakukan shalat fardu zuhur 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini,
karena Allah ta'ala.

Niat Shalat Ashar

‫اء لِلَّ ِه َت َعالَى‬


ً ‫د‬َ ‫ا‬
َ ِ َ‫ات مسَت ْقبِل اْ ِلقبل‬
‫ة‬ ْ َ ْ ُ
ٍ ‫ص ِر اَربع رَكع‬ َ ‫صلِّ ْي َف ْر‬
َ َ َ َْ ْ ‫ض اْلَ َع‬ َ ُ‫ا‬ 
Aku niat melakukan shalat fardu ashar 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini,
karena Allah ta'ala.

Niat Shalat Maghrib

‫اء لِلَّ ِه َت َعالَى‬ ِ ِ ِ ٍ


ً ‫ث َرَك َعات ُم ْسَت ْقب َل اْلق ْبلَة اَ َد‬ ِ ‫ض اْل َْمغْ ِر‬
َ َ‫ب ثَال‬ َ ‫صلِّ ْي َف ْر‬
َ ُ‫ا‬
Aku niat melakukan shalat fardu maghrib 3 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat
ini,
karena Allah ta'ala.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Niat Shalat Isya

‫اء لِلَّ ِه َت َعالَى‬‫د‬ ‫ا‬ ِ َ‫ات مسَت ْقبِل اْ ِلقبل‬


‫ة‬ ٍ ِ‫ش‬ ِ ‫اُصلِّي َفر‬
ً َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ َْ َ ‫ض الْع‬
‫ع‬‫ك‬َ‫ر‬ ‫ع‬ ‫ب‬‫ر‬َ‫ا‬ ‫اء‬ َ ْ ْ َ
Aku niat melakukan shalat fardu isya 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena
Allah ta'ala.

Niat Shalat Jumat

‫اء َماْ ُم ْوًما لِلَّ ِه َت َعالَى‬ ِ ِ ِ ِ


ً ‫الج ْم َعة َرْك َعَت ْي ِن ُم ْسَت ْقب َل اْلق ْبلَة اَ َد‬
ُ ‫ض‬ َ ‫صلِّ ْي َف ْر‬
َ ُ‫ا‬
Aku niat melakukan shalat jum'at 2  rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi
mamum, karena Allah ta'ala.

2. Bacaan Sholat lima waktu


Bacaan Do’a Iftitah -

ِ ‫ِهلل َكثِير وسبحا َن‬


‫اهلل‬ ِ ‫اَهلل اَ ْكبر َكبِيرا واحْل م ُد‬
َ ُْ َ ً ْ ْ َ َ ًْ َْ ُ
ِ ‫ ِأ ِّن و َّجهةُ وج ِهي‬.ً‫َأصيال‬
‫ِللذ ْي‬ ِ ‫ب ْكر ًة و‬
َ َْ ْ َ ْ َ َ ُ
‫ض َحنِيِْي ًفا ُم ْسلِ ًما َو َما َأنَا‬ َ ْ ْ َ ‫الس َم َو‬
‫ر‬ ‫آل‬
َ ‫ا‬ ‫و‬ ِ
‫ات‬ َّ ‫فَطََر‬
‫اي‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ي‬ ِ
‫ك‬ ‫س‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫يِت‬ ‫ال‬‫ص‬ َّ
‫ن‬ ‫ِإ‬ . ِ
‫ك‬ ِ
‫ر‬ ‫ش‬ ‫م‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬‫م‬ِ
َ َْ‫َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ حْم‬ َ ‫َ ُ ْ نْي‬
ِ‫ الَش ِريك لَه وبِ َذل‬. ‫ب الْعالَ ِم‬ ِ
‫ك‬َ َ ُ َ ْ َ َ ‫َومَمَايِت ْ َ َ نْي‬ ِّ ‫ر‬ ‫ِهلل‬
ِ ِ‫ ُِأمرت وَأنَا ِمن الْمسل‬-
‫م‬
َ ‫ْ ُ َ َ ُ ْ نْي‬
Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag
- Surat Al Fatihah -

ِ ‫الر ِح‬
١(  ‫يم‬ َّ ‫الر ْح َم ِن‬َّ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِه‬
٢ ‫ين‬ ‫م‬ ِ َ‫ب ال َْعال‬
ِّ ‫ر‬ ِ َّ‫الْحم ُد لِل‬
‫ه‬
َ َ َْ
٣(  ‫يم‬ ِ ‫الر ِح‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬ َّ
٤(  ‫ك َي ْوِم الدِّي ِن‬ ِ ِ‫مال‬
َ
ِ َ‫اك نَست‬
٥(  ‫ين‬ُ ْ َ َّ‫اك َن ْعبُ ُد َوِإي‬
‫ع‬ َ َّ‫ِإي‬
٦(  ‫يم‬ ِ َ‫الصرا َط الْمست‬
‫ق‬ ِّ ‫ا‬َ‫ن‬‫د‬ِ ‫ْاه‬
َ ُْ َ
ِ ‫ض‬
‫وب َعلَْي ِه ْم َوال‬ ُ ْ‫ت َعلَْي ِه ْم غَْي ِر ال َْمغ‬ َ ‫ين َأْن َع ْم‬ ِ َّ‫صرا َط ال‬
‫ذ‬ ِ
َ َ
٧(  ‫ين‬ َ ِّ‫الضال‬
َّ

-Membaca Surat Al-Quran-


Bagi yang sholat sendirian atau menjadi imam setelah membaca alfatiha di
sunahkan membaca surat Al-Quran
- Ruku -

‫ُس ْب َحا َن َربِّ َى ال َْع ِظ ْي ِم َوبِ َح ْم ِد ِه‬

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


- I’tidal -

Pada waktu berdiri tegak ( I’tidal ) terus membaca :

‫ت ِم ْن َش ْي ٍء َب ْع ُد‬
َ ‫ض َو ِم ْل َء َما ِشْئ‬
ِ ‫ات َو ِم ْل َء اَأْل ْر‬
ِ ‫السمو‬ ِ
َ َ َّ ‫ْح ْم ُد م ْل َء‬
َ ‫ك ال‬
َ َ‫َر َّبنَا ل‬
- Sujud -

- Duduk diantara dua sujud -

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫‪- Tahiyat awal -‬‬

‫ك َُّأي َها النَّبِ ُّى َو َر ْح َمةُ‬


‫السالَ ُم َعلَْي َ‬ ‫ات ‪َّ ،‬‬ ‫ات َوالطَّيِّبَ ُ‬ ‫ات لِلَّ ِه َو َّ‬
‫الصلَ َو ُ‬ ‫َّحيَّ ُ‬‫لت ِ‬
‫الصالِ ِ‬ ‫اد اللَّ ِ‬ ‫السالَم َعلَينَا و َعلَى ِعب ِ‬ ‫ِ‬
‫ين ‪َ ،‬أ ْش َه ُد َأ ْن‬‫َ‬ ‫ح‬ ‫َّ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫اللَّه َو َب َر َكاتُهُ ‪َ ْ ُ َّ ،‬‬
‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ اللَّهُ َوَأ ْش َه ُد َّ‬
‫َأن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُسولُهُ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد ‪ ،‬و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫‪- Tahiyat akhir -‬‬

‫ك اَُّي َها النَّبِ ُّي‬ ‫السالَ ُم َعلَْي َ‬


‫ِهلل‪َّ ،‬‬ ‫ات ِ‬ ‫ات الطَّيِّبَ ُ‬‫الصلَ َو ُ‬
‫ات َّ‬ ‫ات ال ُْمبَ َار َك ُ‬ ‫اَلت ِ‬
‫َّحيَّ ُ‬
‫الصالِ ِح ْي َن‪َ ،‬أ ْش َه ُد‬ ‫اهلل َّ‬ ‫اد ِ‬‫السالَم َعلَينَا و َعلَى ِعب ِ‬ ‫َّ‬ ‫‪،‬‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ت‬
‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ب‬‫و‬ ‫ور ْحمةُ ِ‬
‫اهلل‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ ََ‬ ‫ََ َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا‬ ‫لله َّم َ‬ ‫اَ ْن آل ِإلَهَ ِإالَّاهللُ َواَ ْش َه ُد َّ‬
‫َأن ُم َح َّم ًدا َر ُس ْو ُل اهللُ‪ ،‬اَ ُ‬
‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا اِ ْب َر ِاه ْي َم‬ ‫صلَّْي َ‬ ‫ٍ‬ ‫مح َّم ٍد و َعلَى ِ ِ‬
‫آل َسيِّدنَا ُم َح َّمد‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫َُ َ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا اِ ْبر ِاه ْيم وبَا ِر ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬ ‫و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


‫آل َسيِّ ِدنَا اِ ْب َر ِاه ْي َم فِى‬
ِ ‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا اِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬
ََ َ َ ‫ك‬
ْ ‫ر‬‫ب‬َ
َ َ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬
َ ٍ ‫مح َّم‬
‫د‬ َُ
ِ ‫ك ح ِم ْي ٌد م‬ ِ
ٌ‫ج ْيد‬ َ َ َ َّ‫ال َْعالَم ْي َن ِإن‬
Setelah baca seperti tahiyat awal dilanjutkan dengan

- Salam -

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


MENGANGKAT KEDUA TANGAN DAN CARA-CARANYA

1. Mengangkat kedua tangan, boleh


bersamaan dengan takbir, atau
sebelumnya, bahkan boleh
sesudah takbir. Kesemuanya ini
ada landasannya yang sah dalam
sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam.

2. Mengangkat tangan dengan jari-


jari terbuka.

TEMPAT MELETAKKAN TANGAN

1. Meletakkan tangan kanan di atas


punggung tangan kiri dan di atas
pergelangan dan lengan.

2. Kadang-kadang menggenggam
tangan kiri dengan tangan kanan.

3. Keduanya diletakkan di atas dada


saja. Laki-laki dan perempuan
dalam hal tersebut sama.

6. RUKU’
1. Bila selesai membaca, maka diam sebentar menarik nafas agar bisa teratur.
2. Kemudian mengangkat kedua tangan seperti yang telah dijelaskan terdahulu pada
takbiratul ihram.
3. Dan takbir, hukumnya adalah wajib.

4. Lalu ruku’ sedapatnya agar persendian bisa menempati posisinya dan setiap anggota
badan mengambil tempatnya. Adapun ruku’ adalah rukun.

CARA RUKU’

5. Meletakkan kedua tangan di atas


lutut dengan sebaik-baiknya, lalu
merenggangkan jari-jari seolah-olah
menggenggam kedua lutut. Semua
itu hukumnya wajib.

6. Mensejajarkan punggung dan


meluruskannya, sehingga jika kita

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


menaruh air di punggungnya tidak
akan tumpah. Hal ini wajib.

7. Tidak merendahkan kepala dan tidak


pula mengangkatnya tapi
disejajarkan dengan punggung.

8. Merenggangkan kedua siku dari


badan.

7. SUJUD
1. Lalu mengucapkan “Allahu Akbar” dan ini wajib.
2. Kadang-kadang sambil mengangkat kedua tangan.

TURUN DENGAN KEDUA TANGAN

3. Lalu turun untuk sujud dengan kedua tangan diletakkan


terlebih dahulu sebelum kedua lutut, demikianlah yang
diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta
tsabit dari perbuatan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk
menyerupai cara berlututnya unta yang turun dengan kedua
lututnya yang terdapat di kaki depan.

4. Apabila sujud -dan ini adalah rukun- bertumpu pada kedua


telapak tangan serta melebarkannya.

5. Merapatkan jari jemari.


6. Lalu menghadapkan ke kiblat.

7. Merapatkan kedua tangan sejajar dengan bahu.

8. Kadang-kadang meletakkan keduanya sejajar dengan


telinga.

9. Mengangkat kedua lengan dari lantai dan tidak meletakkannya seperti cara anjing.
Hukumnya adalah wajib.

10. Menempelkan hidung dan dahi ke lantai, ini termasuk rukun.

11. Menempelkan kedua lutut ke lantai.

12. Demikian pula ujung-ujung jari kaki.

13. Menegakkan kedua kaki, dan semua ini adalah wajib.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


14. Menghadapkan ujung-ujung jari ke qiblat

1. Meletakkan/merapatkan kedua mata kaki.

IFTIRASY DAN IQ’A KETIKA DUDUK ANTARA DUA SUJUD

1. Kemudian mengangkat kepala sambil takbir, dan


hukumnya adalah wajib.

2. Kadang-kadang sambil mengangkat kedua tangan.

3. Lalu duduk dengan tenang sehingga semua tulang kembali


ke tempatnya masing-masing, dan ini adalah rukun.

4. Melipat kaki kiri dan mendudukinya. Hukumnya wajib.

5. Menegakkan kaki kanan (sifat duduk seperti No. 111 dan 112 ini disebut Iftirasy).

6. Menghadapkan jari-jari kaki ke kiblat.

7. Boleh iq’a sewaktu-waktu, yaitu duduk di atas kedua tumit.

DUDUK TASYAHUD

1. Setelah selesai dari raka’at kedua duduk untuk tasyahud, hukumnya wajib.
2. Duduk iftirasy seperti diterangkan pada duduk diantara dua sujud.
3. Tapi tidak boleh iq’a di tempat ini.
4. Meletakkan tangan kanan sampai siku di atas paha dan lutut kanan, tidak diletakkan
jauh darinya.
5. Membentangkan tangan kiri di atas paha dan lutut kiri.
6. Tidak boleh duduk sambil bertumpu pada tangan, khususnya tangan yang kiri.

MENGGERAKKAN TELUNJUK DAN MEMANDANGNYA

”1. Menggenggam jari-jari tangan kanan seluruhnya, dan sewaktu-waktu meletakkan ibu
jari di atas jari tengah.
2. Kadang-kadang membuat lingkaran ibu jari dengan jari tengah.
3. Mengisyaratkan jari telunjuk ke qiblat.
4. Dan melihat pada telunjuk.
5. Menggerakkan telunjuk sambil berdo’a dari awal tasyahud sampai akhir.
6. Tidak boleh mengisyaratkan dengan jari tangan kiri.
7. Melakukan semua ini di semua tasyahud.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


TASYAHUD AKHIR DAN DUDUK TAWARUK

  1. Kemudian duduk untuk tasyahud akhir,


keduanya adalah wajib.

2. Melakukan pada tasyahud akhir apa yang


dilakukan pada tasyahud awal.

3. Selain duduk di sini dengan cara tawaruk


yaitu meletakkan pangkal paha kiri ke tanah
dan mengeluarkan kedua kaki dari satu arah
dan menjadikan kaki kiri ke bawah betis
kanan.

4. Menegakkan kaki kanan.

5. Kadang-kadang boleh juga dijulurkan.

6. Menutup lutut kiri dengan tangan kiri yang bertumpu padanya.

ِ ُ‫لسالَم َعلَْي ُكم ور ْحمة‬


‫اهلل َو َب َر َكاتُ ُه‬ َ ََ ْ ُ َّ َ‫ا‬

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫‪KELAS II‬‬

‫‪SEMESTER II‬‬
‫‪1. LAFAZ AZAN‬‬

‫اَهللُ َأ ْكَب ُر اَهللُ َأ ْكَب ُر‪.‬‬


‫َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ اهللُ‬ ‫َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ اهللُ‬
‫َأن مح َّمداً رسو ُل ِ‬ ‫َأن مح َّمداً رسو ُل ِ‬
‫اهلل‪.‬‬ ‫َأ ْش َه ُد َّ ُ َ َ ُ ْ‬ ‫اهلل‪.‬‬ ‫َأ ْش َه ُد َّ ُ َ َ ُ ْ‬
‫الصالَ ِة‬
‫َح َّي َعلَى َّ‬ ‫الصالَ ِة‬
‫َح َّي َعلَى َّ‬
‫َح َّي َعلَى الْ َفالَ ِح‬ ‫َح َّي َعلَى الْ َفالَ ِح‬
‫اَهللُ َأ ْكَب ُر اَهللُ َأ ْكَب ُر‪.‬‬
‫الَ ِإلهَ ِإالَّ اهللُ‬
‫‪2. Doa setelah adzan‬‬
‫‪  ‬‬

‫آت ُم َح َّم ًدا‬ ‫الصالَ ِة الْ َقاِئم ِة‪ِ ،‬‬ ‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫َّام ِ‬
‫ة‬ ‫ت‬‫ال‬ ‫الد ْعو ِ‬
‫ة‬ ‫َّ‬ ‫ب ه ِذ ِ‬
‫ه‬ ‫ر‬ ‫َّ‬
‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫اَلل َ‬
‫م‬‫َّ‬ ‫ه‬
‫ُ‬
‫ض ْيلَةَ‪َ ،‬و ْاب َعثْهُ َم َق ًاما َم ْح ُم ْو ًدا الَّ ِذ ْي َو َع ْدتَهُ‬ ‫‪،‬الْو ِس ْيلَةَ والْ َف ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ف ال ِْم ْي َع َ‬
‫اد‬ ‫ك الَ تُ ْخلِ ُ‬ ‫َ ‪ِ ‬إنَّ َ‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


3. LAFAZ IQOMAH

.‫اَهللُ َأ ْكَب ُر اَهللُ َأ ْكَب ُر‬


ُ‫َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ اهلل‬
ِ ‫َأن مح َّمداً رسو ُل‬
.‫اهلل‬ ْ ُ َ َ ُ َّ ‫َأ ْش َه ُد‬
‫الصالَ ِة‬
َّ ‫َح َّي َعلَى‬
‫َح َّي َعلَى الْ َفالَ ِح‬
.‫اَهللُ َأ ْكَب ُر اَهللُ َأ ْكَب ُر‬
ُ‫الَ ِإلهَ ِإالَّ اهلل‬
4. NIAT SHALAT BERJAMAAH

1. Niat Sholat Subuh 2 Raka'at

‫اءماءموما لِلَّ ِه‬


ً ‫د‬َ ‫ا‬
َ ِ َ‫الصب ِح رْكعَتي ِن مسَت ْقبِل اْ ِلقبل‬
‫ة‬ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُّ ‫ض‬
َ ‫ر‬
ْ ‫ف‬
َ ‫ي‬ ِّ
ْ ‫صل‬ َ ُ‫ا‬
‫َت َعالَى‬
.
Artinya :
Aku sengaja sholat fardlu shubuh dua raka'at menghadap qiblat (sebagai
imam/sebagai makmum) karena Allah.

2. Niat Sholat Dhuhur 4 Raka'at

Artinya :
Aku sengaja sholat fardlu dhuhur empat raka'at menghadap qiblat (sebagai
imam/sebagai makmum) karena Allah.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


3. Niat Sholat Ashar 4 Raka'at

Artinya :
Aku sengaja sholat fardlu ashar empat raka'at menghadap qiblat (sebagai
imam/sebagai makmum) karena Allah.

4. Niat Sholat Magrib 3 Raka'at

Artinya :
Aku sengaja sholat fardlu maghrib tiga raka'at menghadap qiblat (sebagai
imam/sebagai makmum) karena Allah.

5. Niat Sholat Isya 4 Raka'at

Artinya :
Aku sengaja sholat fardlu isya empat raka'at menghadap qiblat (sebagai
imam/sebagai makmum) karena Allah

5. Tata cara sholat makmum masbuq:

1. . Jika makmum terlambat datang ke masjid dan imam sudah dalam posisi
rukuk, sujud, atau julus (duduk tasyahud), maka ia harus melakukan
takbiratul ihram (dengan berdiri) untuk mulai sholat, lalu mengucapkan takbir
(Allahu Akbar) lagi untuk kemudian mengikuti posisi imam.

Jika imam masih membaca surat Al-Fatihah atau surat pendek, maka hanya
takbiratul ihram saja.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


2. Setelah imam selesai melakukan salam dan mengakhiri sholat, ia tidak
boleh melakukan salam, tetapi langsung berdiri untuk menambah rakaat yang
telah terlewat.
a. Bila ia baru bisa mengikuti 2 rakaat terakhir sholat dzuhur, ashar, dan
isya, maka ia harus menambah 2 rakaat (tanpa duduk tasyahud) setelah
imam melakukan salam.

Bila ia baru bisa mengikuti satu rakaat terakhir sholat dzuhur, ashar,
dan isya, maka ketika imam melakukan salam ia harus berdiri dan sholat
satu rakaat (dengan Al-Fatihah dan membaca surat pendek), duduk
tasyahud, berdiri lagi untuk rakaat kedua (dengan Al-Fatihah dan
membaca surat pendek), lalu diteruskan berdiri lagi untuk rakaat ketiga
(hanya Al-Fatihah).

b. Jika ia baru bisa mengikuti rakaat ke-2 dan ke-3 sholat maghrib, maka ia
harus berdiri dan menambah satu rakaat setelah imam melakukan salam.

c. Jika ia baru bisa mengikuti satu rakaat terakhir sholat maghrib, ia harus
berdiri setelah imam melakukan salam, sholat satu rakaat, lalu duduk
untuk membaca tasyahud, kemudian berdiri lagi untuk melakukan rakaat
ke-3, setelah itu duduk untuk tasyahud akhir dan melakukan salam.

3. Bila makmum bergabung sholat jamaah ketika posisi rukuk, maka ia dianggap
telah mengikuti rakaat tersebut. Jika ia bergabung ketika imam sudah berdiri
dari rukuk atau ketika sujud, ia dianggap telah terlambat mengikuti rakaat
tersebut dan harus melakukannya lagi.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


KELAS III
SEMESTER I
1. Bacaan Niat Sholat Fardhu Sebagai Imam
ِ ‫ات مسَت ْقبِل ال ِْق ْبلَ ِة اَ َداء ِإماما‬
‫ِهلل َت َعالَى‬ ٍ ِ ‫ض ال َْمغْ ِر‬
ًَ ً َ ْ ُ ‫ث َر َك َع‬
َ َ‫ب ثَال‬ َ ‫صلّى َف ْر‬
َ ُ‫ا‬
Aku berniat shalat fardu Maghrib tiga raka'at menghadap kiblat sebagai Imam karena
Allah Ta'ala

2. Zikir Setelah Shalat

ِ
َ‫َأسَتغْف ُر اهلل‬
ْ
Astaghfirullaah (3x)

Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung

‫ْجالَ ِل‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ذ‬


َ ‫ـا‬‫ي‬ ‫ت‬‫ك‬ْ ‫ار‬ ‫ب‬‫ت‬َ ، ‫م‬َ ‫ال‬ ‫الس‬
َّ ‫ك‬ ِ
َ ‫ َو‬،‫السالَ ُم‬
‫ن‬
ْ ‫م‬ َّ ‫ت‬َ ْ‫اللَّ ُه َّم َأن‬
َ َ َ ََ ُ
‫َواِْإل ْك َر ِام‬
Allaahumma antas salaamu, wa minkas salaamu, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam

Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Berkat Engkau
ya Allah, yang memiliki kemegahan dan kemuliaan

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


َ ‫ َوالَ ُم ْع ِط َي لِ َما َمَن ْع‬،‫ت‬
‫ الَ َي ْن َف ُع َذا‬،‫ت‬ َ ‫اللَّ ُه َّم الَ َمانِ َع لِ َما َأ ْعطَْي‬
‫ْج ُّد‬
َ ‫ك ال‬ َ ‫ْج ِّد ِم ْن‬
َ ‫ال‬
Ya Allah, tidak ada sesuatu yang dapat menghalangi pemberian-Mu, dan tak ada
pula sesuatu yang dapat memberi apa-apa yang Engkau larang, dan tak ada
manfaat kekayaan bagi yang mempunyai, kebesaran bagi yang dimilikinya,
kecuali kekayaan dan kebesaran yang datang bersama ridha-Mu 

ِ ِ ‫اللَّه َّم‬
َ َ‫ِّي َعلَى ِذ ْك ِر َك َو ُش ْك ِر َك َو ُح ْس ِن عب‬
َ ِ‫ادت‬
‫ك‬ ْ ‫ن‬ ‫َأع‬ ُ
Allaahumma a'innii 'alaa dzikrika wasyukrika wahusni 'ibaadatik

Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah
dengan baik kepada-Mu

‫ْح ْم ُد َو ُه َو‬
َ ‫ْك َولَهُ ال‬ َ ْ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬
ُ ‫ لَهُ ال ُْمل‬،ُ‫ك لَه‬
ِ ِ‫ الَ حو َل والَ ُق َّو َة ِإالَّ ب‬،‫َعلَى ُك ِّل َشي ٍء قَ ِد ْير‬
‫اهلل‬ َ َْ ٌ ْ
Laailaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wa huwa 'alaa
kulli syai'in Qodiir',  laa haula walaa quwwata ilaa billaah

Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala
kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya
serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


ُ‫ض ُل َولَهُ الثَّنَاء‬ ْ ‫اَل ِإلَهَ ِإاَّل اللَّهُ َواَل َن ْعبُ ُد ِإاَّل ِإيَّاهُ لَهُ الن‬
ْ ‫ِّع َمةُ َولَهُ الْ َف‬
‫ْح َس ُن‬
َ ‫ال‬
laa ilaaha illallahu walaa na'budu ilala iyyaahu, lahun na'matu walahul fadlu, walahuts
tsanaa-ul hasan

Tidak ada tuhan selain Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada Allah, milik-Nya-
lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang baik,

ِ ِ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهلل م ْخل‬


‫ص ْي َن لَهُ الدِّيْ ُن َولَ ْو َك ِر َه الْ َكافِ ُر ْو َن‬ ُُ
Laa ilaaha illallaahu mukhlisiina lahud diina walau karihal Kaafirun.

Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan agama untuk-Nya
walaupun orang-orang kafir benci.

َ ‫ُس ْب َح‬
ِ‫ان هللا‬
Subhaanallaah  (33x)

Maha Suci Allah

ِ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل‬
Alhamdulillaah  (33x)

Segala puji bagi  Allah

‫هللا أكبر‬
Allaahu akbar (33x)

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫‪Allah Maha Besar‬‬

‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد‬


‫ك لَهُ‪ ،‬لَهُ ْال ُم ْل ُ‬ ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ ـ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬

‫‪Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa‬‬
‫‪kulli syain qadiir‬‬

‫‪Tidak ada Tuhan selain Allah, sendiri-Nya; tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah kerajaan‬‬
‫‪dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala-galanya.‬‬

‫‪Doa setelah sholat lengkap‬‬

‫اعوذباهلل من الشيطان لرجيم بسم اهلل لرحمن الرحيم‬

‫الحمد هلل رب العا لمين حمد ايوافى نعمه ويكا فى مزيده‬

‫ياربنالك الحمد كما ينبغى لجالل وجهك وعظيم سلطا نك‬

‫اللهم صل على سيدنا محمدوعلى ال سيد نا محمد‬

‫للهم ربنا تقبل منا صال تناوصيا مناوركو عنا وسجو‬

‫دناوقعودناونصرعناوتخشعناوتعبدناوتمم ثقصيرنا يااهلل يار‬

‫بالعالمين اللهم اعناعلى ذكرك وسكر ك وحسن عبادثك‬

‫ربنا ظلمنا انفسناوان لم تغفر لنا وتر حمنا‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


‫ربنا اغفر الناولوالديناولجميع المسلمين‬ ‫لنكو نن من الخا سرين‬

‫ولمسلماث والموء منين والموء منا ت‬

‫االحياءمنهم واالموءات امك على كل شيئ قدير‬

‫ربنااتنا فى الدنياحسنة وقنا عذا ب النار الهم اغفر لنا‬

‫ذ نو بنا وكفر عنا سيا تنا وتو فنا مع االئبرار‬

‫سبحان ربك رب العزةعما يصفون وسال م على المر سلين‬

‫والخمد هلل رب العا لمين‬


‫‪TAHLIL‬‬

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫د‬‫ضر ِة النَّبِ ِّي الْمصطََفى مح َّم ٍ‬
‫َُ َ‬ ‫ُ ْ‬ ‫إلَى َح ْ َ‬
‫اَلْ َفاتِ َح ْة‬
‫ض َر ِة ِإ ْخ َوانِِه ِم َن اَْألنْبِيَ ِاء َوال ُْم ْر َسلِ ْي َن َواَْأل ْولِيَ ِاء‬ ‫ثُ َّم إلَى َح ْ‬
‫صن ِِّف ْي َن‬ ‫الصحاب ِة والتَّابِ ِعين واْلعلَم ِ‬ ‫الصالِ ِ‬ ‫الشه َد ِ‬
‫لم‬ ‫ا‬
‫ْ‬ ‫و‬ ‫اء‬
‫َْ َ َ َ َ َْ َ ُ َ َ ُ َ‬ ‫َّ‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫َّ‬ ‫َو ُّ َ َ‬
‫و‬ ‫اء‬
‫لم َق َّربِْي َن اَلْ َفاتِ َح ْة‬ ‫ا‬
‫ْ‬ ‫وج ِمي ِع اْلمالَِئ َك ِ‬
‫ة‬
‫ُ‬ ‫ََ ْ َ‬
‫ثُ َّم إلي ج ِم ْي ِع َْأه ِل اْل ُقبو ِر ِمن الْمسلِ ِم ْين والْمسلِم ِ‬
‫ات‬ ‫ُْ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ض َو َمغَا ِربِ َها َب ِّر َها‬ ‫ات ِم ْن َم َشا ِر ِق اْالَ ْر ِ‬ ‫والْمْؤ ِمنِْين والْمْؤ ِمنَ ِ‬
‫َ ُ ََ ُ‬
‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬
‫ادنَا َو َج َّداتِنَا َو َم َشايِ َخنَا‬
‫َأج َد َ‬‫اءنَا َو َُّأم َهاتِنَا َو ْ‬ ‫صا اَبَ َ‬‫ص ْو ً‬ ‫َوبَ ْح ِر َها ُخ ُ‬
‫َو َم َشايِ َخ َم َشايِ ِخنَا‬
‫صا‪ .........‬اَلْ َفاتِ َح ْة‬ ‫و‬ ‫ص‬ ‫خ‬‫ُ‬ ‫و‬ ‫ولِم ِن اجتَمعنَا ههنَا بِسببِ ِ‬
‫ه‬
‫َ َ ْ َ ْ َ ُ ََ َ ُ ْ ً‬
‫الر ِح ْي ِم‬
‫الر ْحم ِن َّ‬ ‫ْس ِم ِ‬
‫اهلل َّ‬
‫الص َم ُد لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُك ُف ًوا‬
‫َأح ٌد اللَّهُ َّ‬ ‫قُ ْل ُه َو اللَّهُ َ‬
‫َأحد‬‫َ‬
‫ِِ‬
‫الَ ِإلهَ ِإاَّل اهللُ اَهللُ َأ ْكَب ْر َوللّه اْ َ‬
‫لح ْم ُد‬
‫ب‬‫َ‬‫ق‬‫و‬ ‫ا‬‫ذ‬
‫َ‬ ‫ِإ‬ ‫ٍ‬
‫ق‬ ‫ب الْ َفلَ ِق * ِمن َش ِّر ما َخلَ َق * و ِمن َش ِّر غَ ِ‬
‫اس‬ ‫قُ ْل َأعُوذُ بَِر ِّ‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اس ٍد ِإ َذا َح َس َد‬‫ـت فِى الْع َق ِد * و ِمن َش ِّر ح ِ‬ ‫ِ‬ ‫ـث‬
‫َ‬ ‫َّ‬
‫َّف‬‫الن‬ ‫ر‬‫ِّ‬ ‫ش‬
‫َ‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ‬ ‫َو‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫لح ْم ُد‬ ‫ا‬
‫ْ‬ ‫ه‬‫الَ ِإلهَ ِإاَّل اهلل اَهلل َأ ْكبر ولِلّ ِ‬
‫َ‬ ‫ُ ُ َْ َ‬
‫َّاس ِم ْن َش ِّر ال َْو ْس َو ِ‬
‫اس‬ ‫َّاس ِإلَ ِه الن ِ‬
‫ك الن ِ‬ ‫َّاس ملِ ِ‬
‫ب الن ِ َ‬ ‫قُ ْل َأعُوذُ بَِر ِّ‬
‫ْجن َِّة َوالن ِ‬
‫َّاس‬ ‫َّاس ِمن ال ِ‬‫ِ‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫و‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫َّاس الَّ ِذي يوس ِوس فِ‬ ‫الْ َخن ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َُ ْ ُ‬
‫لح ْم ُد‬ ‫ا‬
‫ْ‬ ‫ه‬‫الَ ِإلهَ ِإاَّل اهلل اَهلل َأ ْكبر ولِلّ ِ‬
‫َ‬ ‫ُ ُ َْ َ‬
‫الر ِح ِ‬
‫يم‬ ‫الر ْح َٰم ِن َّ‬ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِه َّ‬
‫ك َي ْوِم الدِّي ِن ِإيَّ َ‬
‫اك‬ ‫يم مالِ ِ‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫الر ِ‬
‫ح‬ ‫َّ‬ ‫ِ‬
‫ن‬ ‫م‬‫ٰ‬ ‫ح‬
‫َ َ َ َْ‬‫الر‬
‫َّ‬ ‫ين‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫ْع‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ب‬
‫ِّ‬ ‫ر‬ ‫الْحم ُد لِلَّ ِ‬
‫ه‬ ‫َْ‬
‫صرا َط الَّ ِ‬ ‫الصرا َط الْمستَ ِقيم ِ‬ ‫اك نَستَ ِعين ْاه ِ‬
‫ين‬
‫َ‬ ‫ذ‬ ‫ُْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬‫د‬ ‫َن ْعبُ ُد َوِإيَّ َ ْ ُ‬
‫ين‬ ‫الضالِّين ِ‬
‫أم‬ ‫وب َعلَْي ِه ْم َواَل َّ‬ ‫ض ِ‬ ‫ت َعلَْي ِه ْم غَْي ِر ال َْمغْ ُ‬ ‫َأْن َع ْم َ‬
‫ْ‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


‫ب ِف ْي ِه ُه ًدى‬ ‫ك اْ َِ‬ ‫الر ِحي ِم‪ .‬الم َذلِ‬ ‫بِس ِم ِ‬
‫ي‬
‫ُ َْ َ‬‫ر‬ ‫َ‬‫ال‬ ‫اب‬ ‫ت‬ ‫لك‬ ‫َ‬ ‫الر ْحم ِن َّ ْ‬ ‫اهلل َّ‬ ‫ْ‬
‫اه ْم‬ ‫ن‬‫ق‬‫ْ‬ ‫ز‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫م‬‫َّ‬ ‫الصالَ َة و ِ‬
‫م‬ ‫َّ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ِ‬
‫ق‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ب‬‫ِ‬ ‫ي‬‫غ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ا‬‫ِ‬‫ب‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و‬ ‫ن‬‫م‬‫لِلْمت َِّقين‪ .‬اَلَّ ِذين يْؤ ِ‬
‫َ َ َُ‬ ‫ْ َُ ُْْ‬ ‫ُ ْ َ ْ َ ُ ُْ‬
‫ك‬‫ك َو َما ُأنْ ِز َل ِم ْن َق ْبلِ َ‬ ‫‪.‬والَّ ِذيْ َن ُيْؤ ِم ُن ْو َن بِ َما ُأنْ ِز َل ِإلَْي َ‬ ‫ُ ْ َ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫ي ْن ِ‬
‫ف‬
‫ك ُه ُم‬ ‫ك َعلَى ُه ًدى ِم ْن َربِّ ِه ْم َواُولِئ َ‬ ‫َوبِااْل ِخ َر ِة ُه ْم ُي ْوقِ ُن ْو َن‪ .‬اُولِئ َ‬
‫اهلل‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ح‬‫الر ِ‬
‫َّ‬ ‫من‬ ‫ح‬ ‫الر‬
‫َّ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫َّ‬
‫ال‬ ‫ِإ‬ ‫له‬ ‫ِإ‬‫ال‬
‫َ‬ ‫د‬‫ٌ‬ ‫الْم ْفلِحو َن‪ .‬وِإله ُكم ِإله و ِ‬
‫اح‬
‫ُْ ُ‬ ‫َ َُ ْ ُ‬ ‫ُ ُْ َ ُ ْ ُ َ‬
‫لح ُّي الْ َقُّي ْو ُم الَتَْأ ُخ ُذه ِسنَةٌ َوالََن ْو ٌم‪ .‬لَهُ َمافِى‬ ‫ا‬
‫ْ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫َّ‬
‫ال‬ ‫الَ ِإلَه اِ‬
‫َ َُ َ‬
‫ض َم ْن َذالَّ ِذى يَ ْش َف ُع ِع ْن َدهُ ِإالَّ بِِإ ْذنِِه َي ْعلَ ُم‬ ‫ات َو َمافِى اَْأل ْر ِ‬ ‫السماو ِ‬
‫َّ َ َ‬
‫َم َاب ْي َن َأيْ ِديْ ِه ْم َو َما َخ ْل َف ُه ْم َوالَيُ ِح ْيطُْو َن بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِعل ِْم ِه ِإالَّ بِ َما‬
‫ؤدهُ ِح ْفظُ ُه َما َو ُه َو‬ ‫ض َوالَ يَ ُ‬ ‫ات َواَْأل ْر ِ‬ ‫السماو ِ‬
‫ََ‬ ‫َّ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ي‬
‫ُّ‬ ‫َشاء و ِسع ُكر ِ‬
‫س‬ ‫ََ َ ْ‬
‫ض َوِإ ْن ُت ْب ُد ْوا‬ ‫ات َو َما في اَْأل ْر ِ‬ ‫السماو ِ‬ ‫َّ‬ ‫ى‬ ‫الْعلِ ُّي الْع ِظيم‪ .‬لِلّ ِه مافِ‬
‫ََ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُْ‬
‫َمافِى َأْن ُف ِس ُك ْم َْأو تُ ْخ ُف ْوهُ‬
‫ب َم ْن يَ َشاءُ‪َ .‬واهللُ َعلَى‬ ‫ذ‬‫ِّ‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫اء‬ ‫ش‬‫َ‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫اهلل َفيغْ ِفر لِ‬ ‫اس ْب ُكم بِ ِه ِ‬ ‫يح ِ‬
‫ُ ُ َ ْ َ ُ َ َُ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َُ‬
‫الر ُس ْو ُل بِ َما ُأنْ ِز َل اِلَْي ِه ِم ْن َربَِّه َوال ُْمْؤ ِم ُن ْو َن‪.‬‬ ‫ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‪َ .‬ام َن َّ‬
‫َأح ٍد ِم ْن‬ ‫َ َ َ‬ ‫ن‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ب‬ ‫ق‬ ‫ُ‬ ‫ر‬‫ِّ‬ ‫ف‬
‫َ‬ ‫ن‬
‫ُ‬ ‫ال‬
‫َ‬ ‫اهلل ومالَِئ َكتِ ِه و ُكتُبِ ِه ورسلِ ِ‬
‫ه‬ ‫َُُ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫ُكلٌّ امن بِ ِ‬
‫ََ‬
‫ص ْي ُر‪.‬‬‫ك الْم ِ‬ ‫َ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ِإ‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ب‬
‫َّ‬ ‫ر‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ف‬‫ْ‬ ‫غ‬
‫ُ‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬‫ع‬‫ْ‬ ‫َ‬‫ط‬ ‫َأ‬‫و‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬‫ع‬‫ْ‬ ‫م‬‫رسلِ ِه وقَالُوا س ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُُ َ ْ َ َ‬
‫ت َر َّبنَا‬ ‫ت َو َعلَْي َها َماا ْكتَ َسبَ ْ‬ ‫ف َن ْف ًسا ِإالَّ ُو ْس َع َها لَ َها َما َك َسبَ ْ‬ ‫الَيُ َكلِّ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ًرا َك َما‬ ‫الَُتَؤ اخ ْذنَا ِإ ْن نَس ْي َن َْأو َأ ْخطَ ْعنَا َر َّبنَا َوالَ تَ ْح ِم ْل َعلَْينَا ِإ ْ‬
‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬
‫َح َملْتَهُ َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن َق ْبلِنَا َر َّبنَا َوالَ تُ َح ِّملْنَا َماالَطَاقَةَ لَنَا بِ ِه‬
‫ف َعنَّا َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو ْار َح ْمنَا‬
‫َوا ْع ُ‬
‫الر ِ‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬ ‫ت موالَنَا فَانْصرنَا َعلَى الْ َقوِم الْ َكافِ‬
‫اَأر َح َم َّ‬‫ي‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬‫م‬‫ح‬
‫َْ ْ َْ َ ْ‬ ‫ر‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫ر‬ ‫ْ‬ ‫ُْ‬ ‫َأنْ َ َ ْ‬
‫ك َعلَى‬ ‫ت ِإنَّ َ‬ ‫ف ِشْئ َ‬ ‫ت َو َك ْي َ‬ ‫الس ْو َء بِ َما ِشْئ َ‬
‫ف َعنَّا ُّ‬ ‫اص ِر ْ‬ ‫هم ْ‬ ‫أللّ ّ‬
‫َماتَ َشاءُ قَ ِد ْي ُر‬
‫ت ِإنَّهُ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ِ .‬إنَّ َما‬ ‫اهلل وبر َكاتُهُ َعلَْي ُكم َْأهل الْب ْي ِ‬
‫ْ َ َ‬ ‫َ ََ‬
‫ور ْحمةُ ِ‬
‫ََ َ‬
‫ت َويُطَ ِّه َر ُك ْم تَطْ ِه ْي ًرا‪.‬‬ ‫الر ْجس َْأهل الْب ْي ِ‬ ‫ِّ‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ي ِري ُد اهلل لِي ْذ ِ‬
‫ه‬
‫َ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُْ ُ ُ َ‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ن‬
‫ُ‬ ‫أم‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ِإ َّن اهلل ومالَِئ َكتَهُ يصلُّو َن َعلَى النَّبِي يا َُّأيها الَّ ِ‬
‫ذ‬
‫َ َ َْ َ ْ َ‬ ‫َُْ‬ ‫َ ََ‬
‫َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي َما‪.‬‬
‫ك ُن ْو ِر ال ُْه َدى‬ ‫َأس َع ِد َم ْخلُ ْوقَاتِ َ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫الصالَ ِ‬
‫ة‬ ‫ض َل َّ‬ ‫ص ِّل َأفْ َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫ك‬‫َسيِّ ِدنَا َو َم ْوالَناَ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َِأل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ْد‪َ .‬ع َد َد َم ْعلُ ْو َماتِ َ‬
‫الذاكِ ُر ْو َن‪َ .‬وغَ َف َل َع ْن ِذ ْك ِر َك‬ ‫ك ُكلَّ َما ذَ َك َر َك َّ‬ ‫اد َكلِ َماتِ َ‬ ‫ِ‬
‫َوم َد َ‬
‫الْغَافِلُ ْو َن‪.‬‬
‫س ُّ‬ ‫ك َش ْم ِ‬ ‫َأس َع ِد َم ْخلُ ْوقَاتِ َ‬ ‫ضل َّ ِ‬
‫الض َحى‬ ‫الصالَة َعلَى ْ‬ ‫ص ِّل َأفْ َ َ‬ ‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫َسيِّ ِدنَا َو َم ْوالَناَ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َِأل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ْد َع َد َد‬
‫الذاكِ ُر ْو َن‪َ .‬وغَ َف َل َع ْن‬ ‫ك ُكلَّ َما ذَ َك َر َك َّ‬ ‫اد َكلِ َماتِ َ‬ ‫معلُوماتِ َ ِ‬
‫ك َوم َد َ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ِذ ْك ِر َك الْغَافِلُ ْو َن‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


‫الد َجى‬‫ك بَ ْد ِر ُّ‬ ‫َأس َع ِد َم ْخلُ ْوقَاتِ َ‬ ‫ِ‬ ‫ص ِّل َأفْ َ‬
‫*الصالَ َ ْ‬
‫ى‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ة‬ ‫ض َل َّ‬ ‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫ك‬‫َسيِّ ِدنَا َو َم ْوالَناَ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َِأل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ْد‪َ .‬ع َد َد َم ْعلُ ْو َماتِ َ‬
‫الذاكِ ُر ْو َن‪َ .‬وغَ َف َل َع ْن ِذ ْك ِر َك‬ ‫ك ُكلَّ َما ذَ َك َر َك َّ‬ ‫اد َكلِ َماتِ َ‬ ‫ِ‬
‫َوم َد َ‬
‫الْغَافِلُ ْو َن‪.‬‬
‫اب رسو ِل ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل‬ ‫ْ َ َ ُْ‬ ‫ح‬ ‫َأص‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬ ‫ت‬‫اد‬
‫َ‬ ‫س‬
‫ْ َ‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ى‬ ‫َ‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫َو َسلِّ ْم َو َر َ ُ َ‬
‫ع‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫اهلل‬ ‫ي‬ ‫ض‬
‫َأجم ِع ْين‪ .‬وحسبنَا اهلل ونِ ْعم الْوكِ ْيل نِ ْعم الْمولَى ونِ ْعم الن ِ‬
‫َّص ْي ُر‪.‬‬ ‫َ َ َ ُ َ َْ َ َ‬ ‫ْ َ َ َ َ ُْ‬
‫اهلل ال َْعلِ ِّي ال َْع ِظ ْي ِم‬
‫والَحو َل والَ ُق َّو َة ِإالَّ بِ ِ‬
‫َ َْ َ‬
‫َأسَتغْ ِف ُر اهللَ ال َْع ِظ ْيم‬
‫ْ‬
‫الذ ْك ِر فَا ْعلَ ْم َأنَّهُ الَِإلهَ ِإالَّ اهللُ َح ٌّي َم ْو ُج ْو ٌد الَِإلهَ ِإالَّ اهللُ‬ ‫ضل ِّ‬
‫َأفْ َ ُ‬
‫اق ‪,‬‬ ‫ح ٌّي م ْعبو ٌد الَِإلهَ ِإالَّ اهلل ح ٌّي ب ٍ‬
‫ُ َ َ‬ ‫َ َ ُْ‬
‫اَِإلهَ ِإالَّ اهللُ ‪100‬‬

‫الَِإلهَ ِإالَّ اهللُ الَِإلهَ ِإالَّ اهللُ‬


‫الَِإلهَ ِإالَّ اهللُ ُم َح َّم ٌد نَبِ ُّي اهلل‬
‫الَِإلهَ ِإالَّ اهللُ ُم َح َّم ٌد َر ُس ْو ُل اهلل‬
‫ص ِّل َعلَْي ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ْد َأللّ ُه َّم َ‬
‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَْي ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫ب َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ْد يَ َار ِّ‬
‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ ْم‬ ‫صلَّى اهللُ َعلَى ُم َح َّم ْد َ‬ ‫َ‬
‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬
‫اهلل ال َْع ِظ ْي ِم‬
‫بْحا َن اهلل وبِحم ِد ِه س ْبحا َن ِ‬
‫َ َْ ُ َ‬ ‫َ‬
‫ص ْحبِ ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫و‬ ‫ك سيِّ ِدنَا مح َّم ْد و َعلَى الِ ِ‬
‫ه‬ ‫ِِ‬
‫َ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى َحب ْيب َ َ ُ َ َ‬ ‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫ص ْحبِ ِه َوبَا ِر ْك‬ ‫و‬ ‫ك سيِّ ِدنَا مح َّم ْد و َعلَى الِ ِ‬
‫ه‬ ‫ِِ‬
‫َ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى َحب ْيب َ َ ُ َ َ‬ ‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫َو َسلِّ ْم‬
‫ص ْحبِ ِه َوبَا ِر ْك‬ ‫و‬ ‫ك سيِّ ِدنَا مح َّم ْد و َعلَى الِ ِ‬
‫ه‬ ‫ِِ‬
‫َ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى َحب ْيب َ َ ُ َ َ‬ ‫َأللّ ُه َّم َ‬
‫َأج َم ِع ْي َن‪ .‬الفاتحة‬
‫َو َسلِّ ْم ْ‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


SEMESTER II

Tata cara Shalat Bagi Orang Yang Sakit

1. Apabila si sakit tidak bisa berdiri cukup ia shalat


dengan duduk menghadap ke arah kiblat. tangan
di-sedakep-kan dan arah pandangan mata tetap
kebawah pada tempat sujud, sebagaimana gambar
disamping.

2. Apabila ia ruku’ cukup mencondongkan tubuhnya ke


depan sedikit kira-kira 50 derajat sebagaimana gambar
di samping.

3. Posisi sujud sebagaimana adanya sujud orarig-orang


sehat ialah kening menempel pada tempat shalat, kedua
telapak tangan. jemari kaki dan kedua lutut.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Apabila Mushalli yang sakit tidak bisa mengerjakan dengan bentuk demikian, dia boleh
mengerjakan shalat dengan tidur, baik tidur menghadap keatas atau menghadap
kesamping, selagi posisi posisi itu tidak menambah semakin parahnya yang diderita. Arah
wajah usahakan menghadap ke kiblat, Iebih tinggi dari posisi badan dan kaki, kemudian
kedua tangan kalau mampu tetap di-sedakep-kan. apabila ia ruku’ dan sujud atau ketika
melakukan rukun-rukun shalat yang fi’ly dengan isyarah kedipan mata saja, dan apabila
mata tidak mampu berkedip karena sakit, cukup dengan isyarah mata, membayangkan
bahwa ia seperti ruku’, sujud atau rukun-rukun yang lain.

Bila kebetulan si sakit kesulitan


mengarahkan wajah ke qiblat, tidak bisa
berpaling atau menggerakkan anggota
sedikitpun karena terlalu sakitnya. cukup
semua itu dengan isyarah batin
sebagaimana diatas. Namun mulutnya
masih mampu bergerak, gerakanlah doa-
doa setiap sujud atau yang lain dan
usahakan telinga sendiiri mendengar selagi
ía tidak tuli. Apalagi mulutnya sakit
digerakkan dan tidak bisa berkata, juga
cukup dengai isyarah batin, ialah batinnya
yang berkata dan berdoa, sementara hati
dan batin itu sendiri yang penting
arahannya hanya satu berihadah kepada
Allah SWT.

3. TATA CARA MENJAMAK SHALAT

Dalam lmu fiqih, shalat yang boleh dijamak atau dikumpulkan dalam satu waktu adalah
sebagai berikut.

 shalat zhuhur dengan ashar


 shalat maghrib dengan isya

Sedangkan untuk sholat subuh, tidak bisa dijamak. Berikut ini adalah bacaan atau lafadz
niat shalat jamak taqdim maupun jamak takhir  :

Niat shalat zhuhur jamak taqdim dengan ashar

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Maksudnya yaitu : Kedua sholat ini di laksanakan pada waktu zhuhur
ِ ‫ص ِر اَ َداء‬
‫هلل‬ ْ ‫الع‬ ‫مع‬ ‫ا‬ ‫ع‬
ً ‫و‬ ‫م‬ ‫ج‬ ‫م‬ ٍ ‫ض الظُّ ْه ِرأربع ركع‬
‫ات‬ َ ‫ُأصلِّي َف ْر‬
ً َ ُْ ْ َ َ َ َ
‫َت َعالى‬
."Artinya : "Aku sengaja shalat fardu dhuhur empat rakaat yang dijama’ dengan Ashar,
fardu karena Allah Ta'aala”

Niat shalat ashar jamak takhir dengan zhuhur

Maksudnya yaitu : Kedua sholat ini dilaksanakan saat saat memasuki shalat zhuhur

ِ ‫ات م ْجموع ا م ع الظُّه ِر اَ َداء‬


ٍ ‫ض العص ِر أرب ع ر‬
‫هلل‬ ً ْ ً ْ ُ َ ‫كع‬ َ َ ْ َ َ ‫ُأصلِّي فَ ْر‬
َ
‫الى‬ ‫تَ َع‬
" Artinya : "Aku sengaja shalat fardu Ashar empat rakaat yang dijama’ dengan dhuhur,
fardu karena Allah Ta'aala” 

Niat shalat zhuhur jamak takhir dengan ashar

Maksydnya yaitu: Kedua shalat ini dilakasanakan saat memasuki shalat  ashar

ِ ‫ات م ْجموعا مع العص ِر اَ َداء‬


‫هلل‬ ٍ ‫ض الظُّه ِرأربع ر‬
َ ‫ُأصلِّي فَ ْر‬
ً ْ َ ً ْ ُ َ ‫كع‬ َ َ ْ َ
‫تَ َعالى‬
."Artinya :"Aku sengaja shalat fardu dhuhur empat rakaat yang dijama’ dengan Ashar,
fardu karena Allah Ta'aala”

Niat shalat ashar jamak takhir dengan zhuhur

Maksudnya yaitu : Kedua shalat ini dilaksanakan pada saat memasuki ashar

ِ ‫ات م ْجموع ا م ع الظُّه ِر اَ َداء‬


ٍ ‫ض العص ِر أرب ع ر‬
‫هلل‬ ً ْ ً ْ ُ َ ‫كع‬ َ َ ْ َ َ ‫ُأصلِّي فَ ْر‬
َ
‫الى‬ ‫تَ َع‬

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


"Aku sengaja shalat fardu Ashar empat rakaat yang dijama’ dengan dhuhur, fardu karena
Allah Ta'aala”

Niat shalat maghrib jama taqdim dengan isya

Maksudnya yaitu : Kedua shalat ini dikerjakan pada saat maghrib

‫ات َم ْج ُم ْو ًع ا م ع العش اء جم ع‬ ٍ ‫ض المغ رب ثالث ركع‬


َ ‫ُأص لِّي فَ ْر‬
َ َ َ
‫الى‬ ِ ‫ديم اَ َداء‬
‫هلل تَ َع‬ ‫تق‬
ً
"."Artinya : "Aku sengaja shalat fardu maghrib tiga rakaat yang dijama’
dengan isya, dengan jama taqdim, fardu karena Allah Ta'aala”

Niat shalat isya jama taqdim dengan maghrib

Maksudnya yaitu : Kedua shalat ini dikerjakan pada saat maghrib

ٍ ‫ض العشاء أربع ركع‬


‫ات َم ْج ُم ْو ًعا مع المغرب جمع‬ َ ‫ُأصلِّي فَ ْر‬
َ َ َ
ِ ‫تقديم اَ َداء‬
‫هلل تَ َعالى‬ ً
."Maksudnya yaitu : "Aku sengaja shalat fardu isya empat rakaat yang dijama’ dengan
maghrib, dengan jama taqdim, fardu karena Allah Ta'aala”

 Niat shalat maghrib jama takhir dengan isya


Maksudnya yaitu : Kedua shalat ini dikerjakan pada waktu isya

ٍ ‫ض المغ رب ثالث ركع‬


‫ات َم ْج ُم ْو ًع ا م ع العش اء‬ َ ‫ُأص لِّي فَ ْر‬
َ َ َ
‫الى‬ ِ ‫اخير اَ َداء‬
‫هلل تَ َع‬ ‫عت‬ ‫جم‬
ً
"Artinya : "Aku sengaja shalat fardu maghrib tiga rakaat yang dijama’ dengan
isya, dengan jama takhir, fardu karena Allah Ta'aala”

Niat shalat isya jama takhir dengan maghrib

Maksudnya yaitu : Kedua sholat ini dikerjkan pada waktu isya

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫ات َم ْج ُم ْو ًع ا م ع المغ رب جم ع‬ ٍ ‫ُأص لِّي فَ رض العش اء أرب ع ركع‬
َ َ َ ْ َ
‫الى‬ ِ ‫اخير َا َداء‬
‫هلل تَ َع‬ ‫ت‬
ً
."Maksudnya yaitu : "Aku sengaja shalat fardu isya empat rakaat yang dijama’ dengan
maghrib, dengan jama takhir, fardu karena Allah Ta'aala”

KELAS IV
SEMESTER I
1. NIAT SHALAT JUM’AT
Begini bacaan niat shalat jumat untuk mamum, dalam tulisan dan bahasa Arab :

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫اء َماْ ُم ْو ًما ِللَّ ِه‬ ِ ِ
ً ‫ستَ ْق ِب َل اْلق ْبلَة اَ َد‬
ِ
ْ ‫الج ْم َعة َر ْك َعتَ ْي ِن ُم‬
ُ ‫ض‬ َ ‫صلِّ ْي فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬
‫تَ َعالَى‬
Aku niat melakukan shalat jum'at 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi
mamum, karena Allah ta'ala.
Sedangkan bacaan niat shalat jumat untuk imam adalah :

‫اما ِللَّ ِه‬


ً ‫ام‬
َ   ‫اء‬
ِ ِ
ً ‫ستَ ْق ِب َل اْلق ْبلَة اَ َد‬
ِ
ْ ‫الج ْم َعة َر ْك َعتَ ْي ِن ُم‬
ُ ‫ض‬ َ ‫صلِّ ْي فَ ْر‬
َ ُ‫ا‬
‫تَ َعالَى‬
Aku niat melakukan shalat jum'at 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi
mamum, karena Allah ta'ala.

2. Tata Cara Shalat Jum’at


Ketentuan-ketentuan shalat jum’at
1. Pengertian Shalat Jum’at
Shalat Jum’at ialah : Shalat dua rakaat yang di kerjakan dengan berjama’ah
sesudah dua khutbah pada waktu zuhur pada hari jum’at

2. Hukum Shalat Jum’at


Hukum shalat jum’ata adalah fardhu ain , artinya wajib bagi setiap laki-laki yang
beragama islam, baligh, berakal, dan bermukim di suatu tempat
Dan hukum shalat jum’at tidak wajib bagi wanita , anak-anak yang belum
baligh, hamba sahaya, orang sakit dan orang yang sedang dalam perjalanan
Dalil nakli yang berkaitan dengan diwajibkanya shalat jum’at

‫َّالة ِم ْن َي ْوِم‬
ِ ‫ودي ِللص‬ ِ ‫ن‬
ُ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ‫ِإ‬ ‫وا‬ ‫ن‬
ُ ‫آم‬ ‫ين‬ ‫ذ‬َِّ‫يا َُّأيها ال‬
َ َ َ َ َ
‫اس َع ْوا ِإلَى ِذ ْك ِر اللَّ ِه َو َذ ُروا اْلَب ْي َع َذِل ُك ْم‬ ِ
ْ َ‫اْل ُج ُم َعة ف‬
٩ ‫ون‬ َ ‫َخ ْيٌر َل ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم‬
Artinya:
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[a]. yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫لى َق ْلبِ ِه‬
َ ‫ث ُج َم ٍع َت َه ُاونًا طبَ َع اهلل َع‬
َ َ‫َم ْن َت َر َك َثال‬
Dari Abi Al-Ja`d Adh-dhamiri radhiyallahu `anhu berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda,”Orang yang meninggalkan 3 kali shalat Jumat karena lalai, Allah akan
menutup hatinya.” (HR. Abu Daud, Tirmizy, Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad)

ِ
ُ ‫لَيَنتَ ِهيَ َّن َأ ْق َو ٌام َع ْن َو ْدع ِه ُم‬
‫الج ُم َعةَ َْأو لَيَ ْختَ َم َّن اهلل َعلَى‬
‫ُقلُ ْوبِ ِه ْم ثُ َّم لَيَ ُك ْونَ َّن ِم َن الغَافِلِ ْي َن‬
Dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu `anhu berkata bahwa mereka
mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas mimbar,”Hendaklah orang-orang
berhenti dari meninggalkan shalat Jumat atau Allah akan menutup hati mereka
dari hidayah sehingga mereka menjadi orang-orang yang lupa”.(HR. Muslim, An-
Nasai dan Ahmad)

3. Syarat wajib mendirikan shalat jum’at


Adapun yang menjadi syarat wajib mendirikan shalat jum’at yaitu:
a. Beragama Islam
b. Merdeka ( bukan hamba , budak)
c. Baligh ( dewasa )
d. Berakal ( tidak gila )
e. Laki-laki
f. Sehat ( tidak sakit, pikun )

4. Syarat sah mendirikan shalat jum’at


Yang menjadikan syarat sahnya mendirikan shalat jum’at yaitu:
a. Dilaksanakan pada tempat yang tetap ( tempat yang menjadi tempat
tinggal )
b. Dilaksanakan pada waktu zuhur hari jum’at
c. Didahului dengan 2 khutbah yaitu antara khutbah pertama dengan khutbah
kedua di tandai dengan duduk sebentar
d. Dilaksanakan berjamaah , tentang jumlah jamaah para ulama berpendapat
- Ada yang berpendapat sekurang kurangnya 40 orang
- Ada juga yang berpendapat minimal 13 orang termasuk imam

5. Sunat-sunat shalat jum’at


Bagi seseorang yang menghadiri shalat jum’at disunnahkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Mandi dengan bersih terlebih dahulu
b. Berias dengan memakai pakaian yang bagus lebih utama pakaian putih
c. Memakai wagi-wagian

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


d. Memotong kuku, mengunting kumis, dan menyisir rambut
e. Pergi jum’at berjalan kaki dan masuk masjid dengan mendahulukan kaki
kanan sambil berdoa
f. Shalat tahiyatul masjid sebelum duduk di masjid
g. Memperbanyak membaca al-qur’an, berzikir, berdoa dan shalawat untuk
Nabi saw
h. Tenang waktu khatib membaca khutbah yaitu memperhatikan maksud
khutbah

6. Hal-hal yang menghalangi shalat jum’at


Adapun hal-hal yang menghalangi shalat jum’at adalah sebagai berikut:
a. Karena sakit
b. Karena hujan lebat, jalan berlumpur, banjir dan licin
c. Karena dalam perjalanan
d. Karena keadaan tidak aman

B. memperhatikan shalat Jum’at


Tata cara melaksanakan shalat jum’at adalah sebagai berikut:
1. Apabila masuk waktu zuhur pada hari jum’at maka muaddzin mengumandangkan
azan yang pertama
2. Setelah azan yang pertama hadirin sahalat sunad dua raka’at.
3. Setelah shalat sunat, kahatib naik mimbar lalu mengucapkan shalam
4. Setelah mengucapkan shalam khatib duduk
5. Pada saat khatib duduk, muaddzin mengumandangkan azan yang kedua
6. Sesuai dengan azan yang kedua khatib berdiri lalu menyampaikan ( membacakan )
khutbah kedua
7. Ketika khatib menyampaikan ( membacakan ) khutbah hendaknya khatib
membacakan rukun-rukun khutbah dengan bahasa arab sedangkan nasehat-nasehat
lainnya di sampaikan dengan bahasa arab. Sedangkan nasehat-nasehat lainya di
sampaikan dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh hadirin.
8. Setelah selesai khutbah pertama khatib duduk sebentar.
9. Pada saat khatib duduk sebentar kita ( hadirin dan khatib ) di anjurkan untuk
berdoa karena saat itu saat mustajab
10. Setelah selesai khatib duduk sebentar kemudian khatib berdiri lagi untuk
menyampaikan ( membacakan ) khutbah yang kedu
11.

3. Niat Shalat Rawatib dan Tata Cara Shalat Rawatib


Pengertian sholat sunnah rawatib
Shalat sunat rawatib adalah shalat sunnat yang mengikuti atau mengiringi
shalat fardhu lima waktu dan merupakan shalat sunnat yang senantiasa
dikerjakan oleh Rosulullah SAW baik sebelum shalat fardhu maupun
sesudah shalat fardhu. 

shalat sunat rawatib itu sendiri jika dilihat dari segi waktu
mengerjakannya, maka dapat di bagi menjadi dua yaitu shalat sunnat
rawatib Qobliyah dan sholat sunnat rawatib Ba’diyah. Dan jika dilihat dari

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


segi hukumnya, maka shalat sunnat rawatib dapat dibagi menjadi dua
yaitu sunnat

WAKTU PELAKSANAAN SHALAT RAWATIB

Ada 5 (lima) waktu shalat sunnah rawatib dengan total 12 raka'at 6 raka'at ba'diyyah
dan 6 raka'at qabliyyah dengan rincian sebagai berikut:

1. Dua raka'at sebelum shalat subuh.


2. Empat roka'at sebelum shalat dhuhur (dilakukan dua rakaat-dua rakaat atau 2x
salam)
3. Dua roka'at setelah shalat dhuhur.
4. Dua roka'at setelah shalat maghrib.
5. Dua raka'at setelah shalat isya'.

4. NIAT SHALAT RAWATIB

1. Sebelum subuh:

‫الي‬ ‫ع‬‫ت‬َ ِ ً‫ُأصلِي َق ْبلِيَّةَ الص ْب ِح ر ْكعَت ْي ِن سنَّة‬


‫ِهلل‬
َ َ ُ َ َ ُ َ
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah subuh dua rakaat karena Allah.

2. Sebelum dzuhur:

‫الي‬‫ع‬ ‫ت‬
َ ِ ‫ُأصِلي قَ ْبِل َّي َة الظُه ِر ر ْكعتَ ْي ِن س َّن ًة‬
‫ِهلل‬
َ َ ُ َ َ ْ َ
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.

3. Setelah shalat dzuhur:

‫الي‬ ‫ع‬‫ت‬َ ِ ً‫ُأصلِي ب ْع ِدبةَ الظُ ْه ِر ر ْكعَت ْي ِن سنَّة‬


‫ِهلل‬
َ َ ُ َ َ ّ َ َ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.

4. Setelah shalat maghrib:

‫الي‬ ‫ع‬ ‫ت‬


َ ِ ‫ُأصِلي بع ِد ّب َة الَم ْغ ِرب ر ْكعتَ ْي ِن س َّن ًة‬
‫ِهلل‬
َ َ ُ َ َ َْ َ

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah maghrib dua rakaat karena Allah.

5. Setelah shalat isya':

‫الي‬ ‫ع‬‫ت‬َ ِ ً‫ُأصلِي ب ْع ِدبةَ الِع َشاء ر ْكعَت ْي ِن سنَّة‬


‫ِهلل‬
َ َ ُ َ َ ّ َ َ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah isya' dua rakaat karena Allah.

4. Niat Shalat Dhuha :

‫عالى‬َ‫ت‬ ِ ِ‫ضحى ر َكعَتي ِن ل‬


‫له‬ ُ ‫ال‬ ‫ة‬
َ َّ
‫ن‬ ‫س‬ ‫ي‬ِّ‫أصل‬
َ ْ َ َ َ ُ َ
Artinnya : “Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.”

5. Tata Cara Shalat Dhuha

Waktu Afdol untuk Shalat Dhuha

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha
[pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya
mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu
adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada
waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat
panasnya matahari”.
[HR. Muslim]

Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi
hari jam 08:00, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang
sinarnya dapat membangunkan anak onta. Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat
disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam
08:00 ~ 11:00

Tata cara sholat dhuha 


Tata cara sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunah pada umumnya,

1. Setelah membaca niat seperti yang telah tertulis diatas kemudian membaca
takbir,
2. Membaca doa Iftitah

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


3. Membaca surat al Fatihah
4. Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca
surat Asy-Syam  dan rakaat kedua surat Al Lail
5. Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
6. I’tidal dan membaca bacaannya
7. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
8. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaanya
9. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas,
kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.
Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama

Jumlah rakaat sholat dhuha


Sholat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam. Sementara itu untuk
berapa jumlah maksimal sholat dhuha ada pendapat yang berbeda dari para ulama, ada
yang mengatakan maksimal 8 rakaat, ada yang maksimal 12 rakaat, dan ada juga yang
berbedapat tidak ada batasan.

Doa sholat dhuha

‫ال‬َ ‫ َواْل َج َم‬،‫اء َك‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫اء‬ ‫ه‬ ‫ب‬‫ل‬ْ ‫ا‬‫و‬ ، ‫ك‬َ ‫اء‬ ‫ح‬ ‫ض‬ ‫آء‬ ‫ح‬ ُّ
‫الض‬ َّ
‫ن‬ ِ ‫اَلله َّم‬
‫ا‬
ُ ََ َ ََ َ ُ َ ُ َ َ ُ
.‫ص َمتُ َك‬ ‫ع‬ِ َ‫ واْل ِعصمة‬،‫ واْلقُ ْدرةَ قُ ْدرتُ َك‬،‫ واْلقُ َّوةَ قُ َّوتُ َك‬،‫جمالُ َك‬
ْ َْ َ َ َ َ َ ََ
‫ان ِفى‬ ِ ‫اَلله َّم ِا ْن َكان ِر ْزقَى ِفى الس‬
َ ‫َّمآء فَ َْأن ِزْلهُ َوِا ْن َك‬ َ َ ُ
‫اما‬
ً ‫ان َح َر‬ َ ‫ان ُم َعس ًَّرا فََي ِّس ْرهُ َوِا ْن َك‬ َ ‫َأخ ِر ْجهُ َوِا ْن َك‬ْ َ‫ض ف‬ ِ ‫ْاالَ ْر‬
ِ ‫اء َك وبه‬
‫اء َك‬ ِ ‫ق ضح‬ ِّ ‫ح‬ ِ
‫ب‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ي‬ ِ ‫طهِّره وِا ْن َكان ب‬
‫ع‬
َ َ َ َ ُ َ ُ ْ ِّ َ َ ً ْ َ َ َ ُ ْ َ َ‫ف‬
‫َّال ِح ْي َن‬
ِ ‫اد َك الص‬ َ ‫ت ِعَب‬ َ ‫َو َج َم ِال َك َوقُ َّوتِ َك َوقُ ْد َرتِ َك آتِنِ ْى َمآاَتَْي‬
Artinya :
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah,
apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila
haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu
(Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-
hambaMu yang soleh”.

6. Niat Shalat Istisqa’

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫ُأصلِّي ُسنَّةَ اِإل ْستِ ْس َق ِاء َر ْك َعَت ْي ِن لِلَّ ِه َت َعالَى‬
َ
: Sangaja aku menunaikan solat ististiqa’ 2 rakaat kerana Allah Taala.

Definisi Istisqo

dakwatuna.com - Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu
meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika
dibutuhkan hamba-Nya.

Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air
untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang
masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan
dan ketakwaan.

Macam-Macam Istisqo

Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:

1. Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di
masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh
orang-orang yang shalih.
2. Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika
khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
3. Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan
dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk
kampung atau kota.

Waktu Istisqo

Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat
khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan
dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu
Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id.

Tempat Shalat Istisqo

Shalat Istisqo  dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid

Adab sebelum shalat Istisqo

1. Memperbanyak  istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya


2. Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
3. Didahului dengan berpuasa tiga hari
4. Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
5. Memperbanyak sedekah.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


6. Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi,
bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang
sederhana.
7. Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.

7 Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo

1. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan
kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu
‘Ied”.
2. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-
Ghasiyah
3. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
4. Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
5. Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
6. Bertawasul dengan amal shalih
7. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang
atau sorbannya.
8. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
9. Dianjurkan membawa binatang ternak.

KELAS IV
SEMESTER II

1. Niat Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

Niat shalat idul fitri jika bertindak sebagai imam :

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


   ‫اما ِللّ ِه تَ َعالَي‬
ً َ‫م‬ َ
ِ ‫ُأصلِّي سَّنةَ ِع ْي ِد‬
‫الفتْ ِر ر ْك َعتَْي ِن ِإ‬ ُ َ
Niat shalat idul adha jika bertindak sebagai imam : 

  ‫اما ِللّ ِه تَ َعالَي‬


ً َ‫م‬‫اَألض َحي ر ْك َعتَْي ِن ِإ‬
َ ْ ِ ‫ُأصلِّي سَّنةَ ِع ْي‬
‫د‬ ُ َ
Niat shalat idul fitri jika bertindak sebagai makmum :  

‫الفتْ ِر َر ْك َعتَْي ِن َمْأ ُم ْو ًما ِللّ ِه تَ َعالَي‬


ِ ‫ُأصلِّي سَّنةَ ِع ْي ِد‬
ُ َ
Niat shalat idul adha sebagai  makmum :  

‫اَألض َحي َر ْك َعتَْي ِن َمْأ ُم ْو ًما ِللّ ِه تَ َعالَي‬


ْ ‫ُأصلِّي ُسَّنةَ ِع ْي ِد‬
َ
Berikut ini bacaan yang dibaca setiap setelah takbir pada rokaat pertama
maupun kedua pada sholat hari raya Idul Fitri:

‫اهلل َواهللُ اَ ْكَب ْر‬ ‫له وآل ِالَهَ ِااَّل‬


ْ ِ ‫س ْبحان اهلل واْلحم ُد‬
‫ل‬
ْ َ َْ َ ْ َ َ ُ
Artinya: Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah dan
Allah Mahabesar.

2. Tata Cara Shalat Idul Adha / Idul Fitri :

Shalat sunnah idul adha / Idul Fitri terdiri dari 2 (dua) rokaat. Rokaat pertama diawali
dengan takbirotul ihrom ditambah 7x takbir. Sedangkan rakaat kedua 5 (lima) kali
takbir. Lebih detailnya sbb:
Bacaan Rakaat pertama:  ( Setelah niat )
(a) Baca takbirotul ihram (takbir permulaan shalat) dengan niat shalat idul adha.
(b) Membaca doa iftitah
(c) Membaca takbir 7 (tujuh) kali (selain takbirotul ihram)
(d) Membaca Al-Fatihah
(d) Membaca surat Al-Quran 

Bacaan Rakaat kedua:


(a) Membaca takbir 5 (lima) kali.
(b) Membaca Al-Fatihah
(c) Membaca surat Al-Quran.
Setelah sujud rakaat kedua, diikuti dengan tahiyat (tasyahud) akhir dan diakhiri

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


dengan salam.
Prosesi berikutnya adalah khutbah Idul Adha / Fitri ( bagian ini khusus untuk para
khatib)

Tata Cara Khutbah Lebaran Idul Adha / Lebaran Idul Fitri :


Khutbah Idul Adha / Fitri terbagi dua yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua. Di
antara dua khutbah biasanya dipisah dengan duduk sebentar.
Tata cara khutbah:

1. Membaca takbir 9 (sembilan) kali terus menerus pada khutbah pertama;


2. Membaca takbir 5 (lima) kali secara terus menerus (tanpa dipisah) di rakaat kedua
selain takbir untuk berdiri.
3. Adapun selain bacaan takbir, semuanya sama dengan khutbah Jum'at dalam segi
rukunnya

3. Bacaan niat sholat Tarawih:

ِ ‫ُأصلِّي سَّنةَ التَّر ِاو ْي ِح ر ْكعتَْي ِن مستَ ْقبِ َل اْلِقْبلَ ِة مْأموما ِل‬
‫له‬ ً ُْ َ ُْ َ َ َ ُ ْ َ
‫تَ َعالَى‬
Artinya: Saya niat sholat tarawih dua rokaat dengan menghadap qiblat menjadi mamum
karena Allah ta'ala.

Tata Cara Shalat Tarawih » Shalat tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan hanya
pada bulan Ramadhan (diluar bulan Ramadhan disebut shalat Tahajud), boleh dikerjakan
sendiri atau berjama’ah. Waktu shalat tarawih ialah sesudah shalat Isya’ hingga waktu
fajar.

Shalat Tarawih hukumnya adalah sunnah muakkad. Mengenai bilangan rakaatnya, Ibnu
â€Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki
batasan jumlah raka’at tertentu. Shalat malam adalah shalat sunnah yang dianjurkan.
Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka’at. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan
dengan jumlah raka’at yang banyak.” (At Tamhid, 21/70).

Sedangkan Rasulullah SAW bersabda : “Shalat malam adalah dua rakaat dua rakaat“.
(HR. Bukhari no. 990 dan Muslim no. 749)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Semua jumlah raka’at di atas (dengan 11, 23
raka’at (plus witir) atau lebih dari itu, -pen) boleh dilakukan. Melaksanakan shalat
malam di bulan Ramadhan dengan berbagai macam cara tadi itu sangat bagus. Dan
memang lebih utama adalah melaksanakan shalat malam sesuai dengan kondisi para
jama’ah. Kalau jama’ah kemungkinan senang dengan raka’at-raka’at yang
panjang, maka lebih bagus melakukan shalat malam dengan 8 raka’at ditambah dengan
witir 3 raka’at, sebagaimana hal ini dipraktekkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sendiri di bulan Ramdhan dan bulan lainnya. Dalam kondisi seperti itu,
demikianlah yang terbaik. Namun apabila para jama’ah tidak mampu melaksanakan

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


raka’at-raka’at yang panjang, maka melaksanakan shalat malam dengan 20
raka’at itulah yang lebih utama. Seperti inilah yang banyak dipraktekkan oleh banyak
ulama. Shalat malam dengan 20 raka’at adalah jalan pertengahan antara jumlah
raka’at shalat malam yang sepuluh dan yang empat puluh.

Cara mengerjakan shalat Tarawih :

Shalat Tarawih ini dikerjakan seperti shalat biasa lainnya baik mengenai bacaannya
maupun gerakan-gerakannya dan pada setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam. Setelah
selesai shalat Tarawih lalu diteruskan shalat Witir, sekurang-kurangnya satu rakaat tetapi
pada umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam atau satu salam.

Adapun surat yang dibaca sesudah Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat boleh surat apa saja
yang dikehendaki, tetapi di utamakan pada setiap rakaat yang kedua sesudah membaca
surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlash.

8 Niat Sholat Tahajud

arti dalam bahasa Indonesia-nya : Aku (niat). shalat sunat tahajud 2 rakaat, karena Allah
Ta’ala

Tata Cara Sholat Tahajud

Mengenai cara sholat tahajud tidak jauh berbeda dengan sholat sunnah umumnya yaitu
sebagai berikut :

1. Membaca niat sholat tahajud seperti yang terlah tertulis di atas dengan suara yang pelan
saja, diikuti dengan artinya di baca dalam hati.

2. setelah membaca niat dilanjutkan dengan membaca takbir, (membaca Allahhuakbar)


sambil tangannya di angkat ke atas

3. Kemudian membaca doa iftitah (sunah)

4. Lalu membaca surat alfatihah, setelah alfatihah membaca surat pendek yang ada dalam
Al Qur’an yang telah dihafal, seperti surat Al Ikhlas, Annas, Alfalaq, dan lain-lain

5. Kemudian lanjutkan seperti pada langkah langkah sholat pada umumnya. Seperti rukuk,
sujud, hingga salam.

Setelah salam disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar,
kemudian membaca doa sholat tahajud.

Doa Sholat tahajud

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Arti Doa Sholat Tahajud

Di bawah ini merupakan arti doa sholat tahajud dalam bahasa Indonesia

“Wahai Allah! Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penegak dan pengurus langit dan
bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penguasa
(raja) langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji.
Engkaulah cahaya langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah
segala puji. Engkaulah Yang Hak (benar),janji-Mu lah yang benar, pertemuan dengan-Mu
adalah benar, perkataan-Mu benar, surga itu benar (ada), neraka itu benar (ada), para nabi

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


itu benar, Nabi Muhammad saw itu benar, dan hari kiamat itu benar(ada). Wahai Allah!
Hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada-Mu lah aku beriman, hanya
kepada-Mu lah aku bertawakkal hanya kepada-Mu lah aku kembali, hanya dehgan-Mu lah
kuhadapi musuhku, dan hanya kepada-Mu lah aku berhukum. Oleh karena itu ampunilah
segala dosaku, yang telah kulakukan dan yang (mungkin) akan kulakukan, yang
kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan, dan dosa-dosa lainnya yang
Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah Yang Maha Terdahulu dan
Engkaulah Yang Maha Terakhir. tak ada Tuhan selain Engkau, dan tak ada daya upaya
dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

Jumlah Rakaat sholat Tahajud

Jumlah rakaat rakaat sholat tahajud minimal adalah dua rakaat dua kali salam, dan
paling banyak atau maksimal bisa sebanyak-sebanyaknya sesuai dengan kemampuan. Nabi
Junjungan kita yaitu Muhammad SAW saw, beliau pernah mengerjakan shalat tahajud
sebanyak 10 rakaat ditambah 1 rakaat sunat witir,  pernah juga 8 rakaat ditambah 1 rakaat
sunat witir, dan dan pernah juga 8 rakaat ditambah 3 rakaat sunat witir. Jadi dalam
melaksanakan shalat tahajud sebaiknya ditambah dengan shalat sunat witir.

Shalat tahajud ini hendaknya dikerjakan dua rakaat satu salam, sementara itu untuk shalat
sunat witirnya, jika dikerjakan lebih dari satu rakaat, misalnya 3 rakaat, boleh dikerjakan
sekaligus dengan satu salam, boleh pula dikerjakan 2 rakaat dahulu kemudian salam,
dilanjutkan 1 rakaat lalu salam

Waktu Sholat Tahajud

Untuk waktu pelaksanaan shalat tahajud adalah ketika setelah bangun dari tidur dan
setelah shalat isya, baik di awal malam (sepertiga malam pertama antara waktu Isya dan
pukul 22.00 WIB), tengah malam (sepertiga malam kedua, antara pukul 22.00 dan pukul
01.0.0 WIB), maupun akhir malam (sepertiga malam yang terakhir, antara pukul 01.00 dan
menjelang subuh). Sepertiga malam yang terakhir inilah waktu yang paling utama untuk
melaksanakan shalat tahajud. Karena menurut hadits nabi, pada waktu itu rahmat Allah
turun, sehingga barang siapa berdoa akan dikabulkan, barang siapa meminta akan
diberikan, dan barang siapa memohon ampun akan diampuni oleh Allah. Aamiin

Itulah ulasan kami mengenai Panduan sholat Tahajud lengkap dengan bacaan niat, doa
sholat tahajud dan artinya. Semoga bisa bermanfaat bagi kamu yang membutuhkan.
perliharalah sholat tahajud pada tengah malam, Selain semakin dekat dan disayang Allah,
ada banyak sekali manfaat yang didapatkan dari sholat Tahajud. Semoga Allah senantiasa
menjaga iman kita, melindungi diri  kita dari godaan syetan yang terkutut, dan semakin
dekat kepada-Nya. Aamiin.

Keutamaan Sholat Tahajud

Sholat Tahajud merupakan salah satu sholat malam yang memiliki banyak keutamaan,
baik keutamaan untuk dunia maupun akhirat. Keutamaan sholat tahajud antara lain sebagai
berikut

1. Dikabulkannya doa-doa kita

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Dari Jabir radliyallahu’anhu, ia berkata, “aku mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi
wassalam bersabda : Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang
seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia
dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam”
(HR Muslim dan Ahmad)

2. Shalat yang paling utama

Bersabda Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasaalam, “seutama-utama shalat sesudah shalat


fardu ialah shalat sunnat di waktu malam (HR Muslim)

3. Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang melakukan qiyamul lail

Abdullah bin salam mengatakan, bahwa nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wa salam
bersabda, “Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta
sholat malamlah di waktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk surga dengan
selamat” (HR Tirmidzi)

4. Akan mendapatkan tempat yang terpuji

Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau.
Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ke tempat yang terpuji (qs. Al Isra: 79)

Melihat begitu tingginya nilai sholat tahajud sudah sepatasnya jika kita membiasakan diri
untuk sholat tahajud setiap malam. Bagi yang belum terbiasa, cobalah dengan sungguh-
sungguh. Mungkin pada awalnya akan sulit, tapi lama kelamaan jika sudah sudah terbiasa
akan terasa ringan untuk dijalankan.

Semoga Artikel islami mengenai panduan sholat tahajud di atas bisa bermanfaat bagi kita
semua. semoga Allah memberi kita kekuatan agar lebih mudah dalam menjalankan ibadah
sholat tahajud. Aamiin.

Referensi : gudangdoa.blogspot.com, wikipedia indonesia, buku belajar shalat lengkap


wajib dan sunah oleh Muhammad A.Z

NIAT SHALAT TAHIYATUL MASJID

Solat Sunat Tahiyatul Masjid

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


ِ ‫بِ ۡس ِم ٱهللِ ٱل َّر ۡح َم ٰـ ِن ٱل َّر ِح‬ .
‫يم‬

  Solat Sunat Tahiyatul Masjid ialah solat sunat mu’akkad ‘selamat datang’ bagi
menghormati masjid yang dilakukan sebanyak dua rakaat sebaik sahaja memasuki masjid,
iaitu sebelum seseorang itu duduk atau melakukan sesuatu yang lain..

  Sabda Rasulullah SAW: “Apabila salah seorang di antara kamu mendatangi/memasuki


masjid, maka janganlah duduk sebelum mengerjakan solat dua rakaat.” (Hadis Riwayat
al-Bukhari, Muslim).

Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan, “Jika salah seorang di antara kamu
memasuki masjid, hendaklah dia tidak duduk hingga mengerjakan solat dua rakaat.”
(Hadis Riwayat al-Bukhari).

Sekiranya sampai ke masjid hanya beberapa minit sahaja akan didirikan solat fardhu, maka
memadailah seseorang itu mendirikan solat sunat sebelum fardu dan ia sudah dikira
sebagai memenuhi tuntutan Solat Sunat Tahiyatul Masjid. Boleh juga untuk menyatukan
dua niat antara mana-mana solat sunat qabliyah dan Solat Tahiyatul Masjid..

Jika seseorang itu meninggalkan Solat Sunat Tahiyatul Masjid tetapi terus menunaikan
solat sunat qabliyah atau solat wuduk, maka ia juga memadai kerana hadis di atas
berbentuk umum, iaitu ‘mendirikan solat dua rakaat’. .

Apabila berkelapangan dan ada kesempatan, maka adalah sewajarnya seseorang itu
melakukan Solat Sunat Tahiyatul Masjid berasingan yang natijahnya akan memberatkan
lagi timbangan amal di akhirat. .

Tujuan

1.  Sebagai cara memuliakan masjid yang merupakan rumah Allah.


2.  Memupuk sifat rendah diri dan beradab semasa berada di dalam masjid.
3.  Menggalakkan umat Islam mendapat pahala berganda ketika di masjid..

Tertib

Sebaik-baik sahaja sampai di dalam masjid hendaklah lakukan pekara2 berikut: .

1.   Bila seseorang jemaah hendak masuk sesebuah masjid disunatkan membaca doa:

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


.

2.   Berniat iktikaf.

3.   Dan apabila sampai di tempat hendak duduk, bagi menambahkan kecekalan hati dalam
menghadapi syaitan eloklah dibaca:

 Cara Melakukan Solat Tahiyatul Masjid

Sebelum duduk, boleh terus mengerjakan Solat Sunat Tahiyatul Masjid dua raka’at.
Caranya sama dengan solat sunat yang lain, hanya niatnya saja yang berbeza..

1.  Niatnya :

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


.

2.  Bacaan surah selepas Al-Fatihah:

      Raka’at pertama – Al-Kafirun.

      Raka’at kedua – Al-Ikhlas..

3.  Zikir Selepas Solat Sunat Tahiyatul Masjid

a.  Kemudian selepas selesai Solat Sunat Tahiyatul Masjid itu bacalah 100 kali;

.  .

b.  Selepas itu berzikirlah lagi dengan lain-lain Istighfar, tasbih, tahmid, tahlil atau
sesuatu zikir sehingga sampai mendengar azan..

Fadhilat Solat Sunat Tahiyatul Masjid

1.  Melatih masyarakat ke arah meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.


2.  Menyuburkan perasaan menghormati segala makhluk Allah SWT.
3.  Dapat meningkatkan ketenangan jiwa dan perasaan.
4.  Mendidik diri lebih berperatuan dan berdisplin.
5.  Memperolehi pahala yang berlipat kali ganda..

Ulama hadis terkemuka, Sufyan at-Tsauri menyatakan, di antara perkara yang termasuk
dalam pekara sia-sia ialah apabila seseorang itu masuk ke dalam masjid, kemudian dia
keluar kembali dari masjid tanpa mengerjakan Solat Sunat Tahiyatul Masjid..

Permasalahan Solat Sunat Tahiyatul Masjid.

1. Jika seseorang itu telah masuk masjid dan terus duduk dengan sengaja, maka tiada lagi
Solat Sunat Tahiyatul Masjid baginya..

2. Jika duduk itu dengan terlupa ada 2 keadaan.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


a. Terlupa yang sekejap kemudian ingat kembali, maka dibolehkan bangun dan terus
solat.

b. Jika terlupa yang panjang waktunya, kemudian teringat, tiadalah lagi dibolehkan
bangun bersolat..

3  Sekiranya masuk masjid dan didapati azan sedang berkumandang, maka perlulah
menjawab azan tersebut sambil berdiri, kemudian melakukan solat sunat Rawatib yang
dikira sudah memadai sebagai memenuhi tuntutan Solat Sunat Tahiyatul Masjid..

4. Apabila masuk masjid, khatib sedang berkhutbah atau majlis ilmu sedang dijalankan,
hendaklah mengerjakan solat Tahiyatul Masjid dua rakaat, sebelum duduk. Solat
tersebut hendaklah dilakukan secara ringkas dengan mengambil yang wajib sahaja.
Malah Rasulullah SAW pernah menegur orang yang masuk ke masjid kerana tidak
Solat Sunat Tahiyatul Masjid sewaktu khutbah Jumaat dijalankan..

Dari Jabir bin ‘Abdillah r.a., dia menyatakan: Sulaik al-Ghifani pernah datang pada
hari Jumaat ketika Rasulullah SAW sedang menyampaikan khutbah lalu dia terus
duduk. Beliau SAW pun berkata kepadanya:
“Wahai Sulaik, berdiri dan ruku’lah dua rakaat serta pendekkanlah dalam
melaksanakannya.” Kemudian beliau bersabda: “Jika salah seorang di antara kamu
datang pada hari Jumaat ketika imam sedang berkhutbah, hendaklah dia mengerjakan
solat dua rakaat dengan seringkasnya.” (Hadis Riwayat al-Bukhari).

5. Orang yang tidak dapat mengerjakan Solat Sunat Tahiyatul Masjid disebabkan sudah
dimulakan solat jemaah atau dia telah duduk atau dia sekadar masuk sebentar untuk
sesuatu keperluan, maka dianjurkan membaca 3 kali:  ‘Subhanallah Walhamdulillah
Walailahailallah Wallahu Akbar.’

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAWbersabda: “Jika iqamah solat sudah
dikumandangkan, tidak ada solat lagi, kecuali solat wajib.” (Hadis Riwayat Muslim).

6.  Sekiranya seseorang itu sedang dalam rakaat pertama Solat Sunat Tahiyatul Masjid dan
para jemaah pun mendirikan solat fardhu, maka wajib baginya membatalkan solat
tersebut dan menyertai solat fardhu kerana ada tegahan daripada Rasulullah SAW:
“Apabia didirikan solat fardhu, maka tiada solat ketika itu melainkan solat
fardhu.” (Hadis Riwayat Muslim)

Tetapi jika dia berada di rakaat kedua, maka hendaklah dia mempercepatkan dan
sempurnakan rukun-rukun yang berbaki sehingga salam sebelum menyertai jemaah
solat fardhu..

7. Tiada tuntutan untuk Solat Sunat Tahiyatul Masjid di luar masjid, contohnya di padang
atau kaki lima.  Sekiranya datang sewaktu imam berkhutbah, kena duduk diam
mendengar khutbah. Jika tiba sebelum imam memberi khutbah dan selepas azan
pertama, maka boleh Solat Sunat Qabliyah Jumaat..

8. Bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah, apabila memasuki Masjidilharam
hendaklah melakukan Tawaf sebagaimana yang diamalkan Rasulullah SAW dan
bukannya Solat Tahiyatul Masjid. Kata Ibn Abbas r.a. “Tahiyat Kaabah ialah Tawaf”..

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


9.  Mereka yang telah bermukim di Makkah dan datang ke masjid untuk solat, menuntut
ilmu dan seumpamanya, sebaik-baiknya mereka hendaklah melaksanakan Solat Sunat
Tahiyatul Masjid bukannya mengerjakan Tawaf.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


KELAS V
SEMESTER I
Hal-Hal Yang Disunatkan Tatkala Dekatnya Ajal Seseorang

1. Talqin. Yakni mengajarnya membaca " La ilaha illallah.

" Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Turmudzi
dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Ajarkanlah orang-
orangmu yang akan meninggal membaca La ilaha illallah!" Dan diriwaytkan pula
oelh Abu Daud dari Mu'adz bin Jabal r.a. yang dinyatakan sah oleh Hakim,
bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Siapa-siapa yang ucapan terakhirnya berbunyi
La ilaha illallah, pastilah ia masuk surga!". Dan talqin itu dilakukan hanyalah bila
seseorang itu telah tak sanggup lagi mengucapkan kalimat syahadat. Jika ia
masih dapat mengucapkannya, maka tak ada artinya untuk mengajarinya. Juga
talqin hanyalah terhadap orang yang masih sadarkan diri dan dapat berbicara.
Orang yang hilang ingatan tak mungkin dapat ditalqinkan, sedang orang yang tak
dapat berkata-kata, hendaklah ia mengulang-ulang syahadat dalam haatinya.

2. Menghadapkannya ke arah kiblat,

dalam keadaan berbaring pada sisi badan yang kanan. Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abu Qatadah, juga oleh Hakim yang menyatakan
sahnya. "Bahwa tatkala Nabi saw. tiba di Madinah, ia menanyakan Barra'bin
Ma'rar, Ujar mereka: 'Ia sudah wafat dan mewasiatkan sepertiga hartanya buat
Anda, juga agar ia dihadapkan ke arah kiblat sewaktu hendak meninggal.' Maka
sabda Nabi saw.: "Tepat menurut ajaran Agama Islam! Mengenai hartanya yang
sepertiga itu telah saya kembalikan kepada anaknya.' ....... Dan Ahmad
meriwayatkan bahwa sewaktu hendak meninggal, Fathimah putri Nabi saw.
menghadap ke arah kiblat, kemudian memiringkan dirinya ke sebelah kanan.
Menghadap kiblat ini ialah menuruti cara seeperti dititahkan Nabi saw. waktu tidur,
begitu pun letakn mayat dalam kubur.

3. Membacakan Surah Yasin.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Nasa'i, juga oleh
Hakim dan Ibnu Hibban yang menyatakannya sah dari ma'qil bin Yasar: "Yasin
adalah jantung Al-Qur'an, dan tidak seorang pun yang membacanya dengan
mengharapkan keridhaan Allah dan pahala akhirat, kecuali ia kan diampuni-Nya.
Dan bacakanlah ia kepada manusia, yakni orang yag hendak meninggal
diantaramu!" Menurut Ibnu Hibban: "Mauta maksudnya ialah orang yang telah
dekat ajalnya, jadi maksudnya bukan dibacakan kepada mayat (orang yang telah
meninggal dunia),"

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


4. Menutupkan kedua matanya bila telah meninggal.

berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang lalu, artinya: "Bahwa
Nabi saw. datang melawat Abu Salamah. Didapatinya matanya terbuka, maka
ditutupkannya, lalu katanya: 'Jika nyawa seseorang dicabut, akan diikuti oleh
pandangan matanya'."

A. Tata Cara Memandikan Jenazah

1. Jenazah di tempatkan di tempat yang terlindung dari pandangan orang banyak dan
diletakkan pada tempat yang lebih tinggi seperti di papan atau balai-balai
2. Jenazah diberi pakaian mandi ( pakaian basahan ) seperti sarung atau kain supaya
mudah memandikannya dan auratnya tetap tertutup
3. Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah
4. Jenazah agak didudukan, perutnya diurut supaya kotoran yang mungkin ada
diperutnya dapat keluar
5. Menyiramkan air keseluruh badan sampai merata
6. Setelah di udukan dan terakhir disiram dengan air yang di campur barus atau yang
berbahu harum
A. Bacaan Memandikan Jenazah
1. Doa memandikan jenazah

‫نو يت الغسل لهذاالميت فرض الكفاية هلل تعالى‬


Artinya: Sengaja aku memandikan mayat laki-laki wajib kifayah karena Allah
Ta’ala

2. Do’a mencuci kubul mayat

‫نويتـ االستنجاءمن الميتـ فرضا علي هلل تعالى‬


Artinya: Sengaja aku mensucikan ini mayat fardu atasku karena Allah Ta’ala
3. Do’a menyiram air sembilan

a. Sebelah kanan ‫غفرانك ياربنا واليك المصير‬


b. Sebelah kiri ‫غفرانك يارحمن ربنا واليك المصير‬

c. Ditengah ‫غفرانك ياهللا يار حيم ربنا واليك المصير‬


4. Do’a mengambil air sembahyang mayat

‫نويت الوضوءلهذاالميت هللا تعالى‬


Artinya: Sengaja aku mengambil air sembahyang mayat ini karena Allah Ta’la

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


1. MENGAFANI JENAZAH

A. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengafani jenazah:


1. Hukum dan syarat orang yang mengafani jenazah sama dengan ketentuan
memandikan jenazah
2. Kain kafan bersih, sebaiknya bewarna putih dan sederhana
3. Kain kafan di peroleh dengan cara halal
4. Kain kapan untuk laki-laki 3 lampis untuk perempuan lima lampis
B. Tata cara mengafani jenazah
1. Hamparkan selembar tikar di atas lantai atau balai
2. Rentangkan lima atau tujuh utas tali diatasnya
3. Susun lampisan kain kafan tiga lampis untuk laki-laki tiga lampis dan perempuan
lima lampis
4. Diatas kain kafan ditaburkan dengan kapur barus dan wagi-wagian
5. Jenazah di letakkan di atas kain kafan dengan menempelkan kain kafas secukupnya
pada lubang-lubang yang ada pada tubuh
6. Terakhir tubuh jenazah di bungkus dengan kain kafan sampai rapi kemudian diikat
dengan tali di bagian ujung kepala, dada, perut,lutut,dan ujung kaki
7. Do’a merobek kain kafan

‫اللهم اجعل ليا سه وتكفينه وجه الكر يم وادجله فى‬


‫حرته برحمتك ياارحم الراحمين‬
Artinya: Ya Allah jadikanlah oleh Engkau bagi pakaian mayat dan kafan mayat
pada bentuk yang mulia pada kehormatannya dengan rahmat Engkau
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

C. Sunnah-sunnah berkaitan dengan kain kafan

Pertama: Disunnahkan untuk memilih kain kafan yang berwarna putih, sebagaimana
sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam:
“Pakailah dari pakaianmu yang berwarna putih, karena sungguh ia adalah sebaik-baik
pakaianmu dan kafanilah dengannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Baihaqi, Ahmad dari hadits Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, dishohihkan oleh Al
Albani rohimahulloh)
Kedua: Disunnahkan pula untuk menggunakan kain kafan sebanyak tiga lembar dan
yang wajib adalah selembar kain yang menutup seluruh badan. (Jami’ul Adillah, hal.
209)
Hal ini sebagaimana dalam hadits ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, beliau berkata:

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


“Sesungguhnya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dikafani dengan tiga buah
(lembar) kain buatan daerah Sahuliyah (arah propinsi Ibb sekarang) Yaman berwarna
putih bersih dari bahan katun, bukan berupa baju gamis dan bukan pula ‘imamah.
Akan tetapi dimasukkan ke dalamnya begitu saja.” (HR. Bukhori, Muslim, Ashhabus
Sunan, Ibnul Jarud, Baihaqi, Ahmad)
Ini adalah pendapat yang kuat (pendapat jumhur ulama), bahwa sunnahnya dibungkus
dengan tiga lembar kain kafan saja tanpa memakai gamis (baju panjang) dan tidak pula
‘imamah (penutup kepala). Imam Bukhori memberikan sebuah bab dalam Shohihnya
pada hadits no. 1273: “Bab Kain Kafan Tanpa Gamis dan ‘Imamah.” Adapun hadits
Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma riwayat Abu Dawud, bahwasanya Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam dikafani dengan tiga buah baju: baju gamis yang dipakai ketika
meninggalnya, baju atas dan bawah, maka ini adalah hadits dho’if (lemah) tidak sah
untuk dijadikan sebagai dalil yang memalingkan riwayat-riwayat yang shohih.
(Jami’ul Adillah, hal. 197)
Sejumlah atsar shohih dari Aisyah rodhiyallohu ‘anha menunjukkan pula pendapat
jumhur ulama, bahwasanya telah dikatakan kepada Aisyah bahwasanya Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam dikafani dengan tiga baju (dua baju hullah dan satu baju
burdah), maka beliau rodhiyallohu ‘anha mengatakan:
“Telah diberikan sebuah baju burdah, akan tetapi mereka menolaknya dan tidak
mengafani beliau dengan baju itu.” (HR. Muslim)

Masalah: Diharomkan mengafani mayit laki-laki dengan kain sutra, sedangkan


selainnya seperti katun, wol, linen, bulu dan sebagainya yang diperbolehkan untuk
dipakai ketika hidupnya, maka ini diperbolehkan pula untuk digunakan sebagai kain
kafannya. Adapun mayit perempuan, maka mengafaninya dengan kain sutra hukumnya
makruh, karena hal itu termasuk berlebihan dan mirip dengan menyia-nyiakan harta.
Berbeda halnya jika dipakai semasa hidupnya, maka hal itu termasuk perhiasan di mata
suaminya. (Al Majmu': 5/153, An Nawawi sebagaimana dalam Jami’ul Adillah, hal.
209)
Ketiga: Disunnahkan pula pada salah satu kain kafan -jika tersedia- untuk
menggunakan kain bergaris, berdasarkan sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam:

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


“Jika salah seorang di antara kalian meninggal dunia dan ia termasuk orang yang
mampu, maka kafanilah ia dengan kain bergaris.” (HR. Abu Dawud, dishohihkan oleh
Al Albaniy rohimahulloh)
Hadits ini tidaklah bertentangan dengan hadits pertama tersebut di atas tentang kain
berwarna putih, karena bisa didudukkan atau dikumpulkan antara satu dengan lainnya,
sehingga kedua hadits tersebut bisa diamalkan secara bersamaan, yaitu bahwa kain
kafan tersebut disunnahkan berwarna putih bergaris, jika hanya memakai satu kain.
Jika menggunakan lebih dari satu lembar kain, maka salah satunya berwarna putih
bergaris, sedangkan yang lainnya berwarna putih bersih (polos). (Ahkamul Janaiz, hal.
63-64)

Keempat: Disunnahkan untuk mengharumkan mayit dan kain kafannya (selain yang
meninggal ketika ihrom), baik dengan menggunakan dupa pengharum atau bahan
pengharum lainnya sebanyak tiga kali, berdasarkan hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wa
sallam:
“Jika kalian mengharumkan mayit, maka lakukanlah sebanyak tiga kali.” (HR.
Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hibban, Al Hakim, Baihaqi dari hadits Jabir
rodhiyallohu ‘anhu, dishohihkan oleh Al Albaniy rohimahulloh)
Ibnul Mundzir rohimahulloh dalam Al Autsath (no. 879) mengatakan: “Seluruh ulama
yang telah diketahui dan dihafal dari mereka menyatakan disunnahkannya untuk
mengharumkan kain kafan mayit.” (Al Mulakkhosh, hal. 39)
Yang dilarang pada kain kafan
Tidak diperbolehkan bermewah-mewahan dan berlebihan dalam kain kafan. Demikian
juga tidak lebih dari tiga lembar kain, karena tidak sesuai dengan sunnah dan orang
yang masih hidup lebih pantas untuk mengenakannya serta hal ini termasuk menyia-
nyiakan harta. Kalaulah bukan karena syariat telah menunjukkan tiga lembar kain
kafan, maka hal itu pun termasuk menyia-nyiakan harta, karena tidak bermanfaat bagi
si mayit di kuburannya dan juga tidak kembali kemanfaatannya kepada yang masih
hidup. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Alloh membenci tiga hal: katanya dan katanya (berita yang tak jelas
kebenarannya), menyia-nyiakan harta dan banyak tanya yang tidak bermanfaat.” (HR.
Bukhori, Muslim, Ahmad dari hadits Al Mughiroh bin Syu’bah rodhiyallohu ‘anhu)

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Adapun hadits yang menunjukkan bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dikafani
dengan tujuh lembar kain, maka itu adalah tidak shohih dan termasuk hadits mungkar,
sebagaimana yang telah diterangkan oleh Imam Az Zaila’iy dalam Nashbur Royah
(2/261-262). (Ahkamul Jana’iz, hal. 64)

D. Cara mengafani mayit perempuan


Penyelenggaraan kain kafan untuk mayit perempuan disunnahkan sama seperti mayit
laki-laki, karena tidak ada dalil yang membedakan antara keduanya. Adapun hadits
Laila binti Qonif Ats Tsaqofiyah bahwasanya ia mengafani anak perempuan beliau
shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan lima lembar kain kafan, maka itu tidaklah shohih
sanadnya. Dalam sanadnya terdapat perowi majhul (tidak dikenal) yang bernama Nuh
bin Hakim Ats Tsaqofi, sebagaimana yang diterangkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar,
Imam Az Zaila’iy dalam Nashbur Royah (2/258) dan ulama hadits lainnya. (Ahkamul
Jana’iz, hal. 65; Jami’ul Adillah, hal. 216-218)
Mengafani muhrim
Adapun seorang yang muhrim (berpakaian ihrom), ketika meninggal di tengah-tengah
ihromnya, maka dikafani dengan pakaian ihrom yang dikenakannya ketika meninggal.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dalam
kisah seorang muhrim tersebut di atas yang jatuh dari ontanya lalu meninggal:
“Kafanilah ia dengan dua pakaian ihrom yang sedang dikenakannya.” (HR. An
Nasa’i dan Ath Thobroni dari hadits Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, dishohihkan
oleh Al Albaniy rohimahulloh)
Masalah: Seorang muhrim laki-laki, wajah dan kepalanya tidak ditutupi kain. Yang
ditutupi adalah wajah muhrim perempuan (muhrimah), karena itu termasuk aurotnya.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda berkaitan dengan muhrim laki-laki:
“Janganlah kalian tutup kepalanya dan juga wajahnya. Sesungguhnya ia akan
dibangkitkan nanti pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah.” (HR. Bukhori,
Muslim, Baihaqi dan Abu Nu’aim dalam Al Mustakhroj dari Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu
‘anhuma)
E. Mengafani syuhada’ perang melawan kaum kafir
Tidak boleh melepas baju yang dikenakan oleh seorang yang mati syahid dalam medan
jihad melawan kaum kafir ketika terbunuh, akan tetapi dikuburkan sekalian bersama
jasadnya. Hal ini berdasarkan sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam:

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫زملوهم في ثيابهم‬
“Selimutilah atau bungkuslah dengan baju-baju mereka.” (HR. Ahmad dari Abdulloh
bin Tsa’labah rodhiyallohu ‘anhu. Hadits ini shohih sebagaimana dalam tahqiq
Musnad Ahmad: 39/62)
Disunnahkan pula mengafaninya dengan selembar kain atau lebih di atas baju yang ia
pakai, sebagaimana yang dilakukan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
terhadap Mush’ab bin ‘Umair dan Hamzah bin Abdul Muttholib rodhiyallohu
‘anhuma.
Adapun syuhada‘ lainnya selain jihad fii sabilillah melawan orang kafir, seperti yang
meningal karena wabah penyakit, sakit perut, tenggelam dan tertimpa reruntuhan,
maka dimandikan, dikafani dan disholati sebagaimana jenazah lainnya. (Jami’ul
Adillah, hal. 234)

F. Bid’ah-bid’ah dalam mengafani mayit


Beberapa kebid’ahan yang ditemukan dalam mengafani mayit adalah sebagai berikut:
Pertama: Merias jenazah sebelum dikafani.
Kedua: Keyakinan sebagian orang bahwa mayit-mayit akan saling membanggakan
diri-diri mereka dengan bagusnya kain kafan di kuburan mereka. Siapa yang kain
kafannya kurang bagus, maka yang lainnya akan mencela dan mengejeknya karena itu.
Terdapat beberapa riwayat tentang hal itu dalam hadits-hadits yang lemah diantaranya
adalah hadits Jabir:
“Perbaguslah kain kafan mayit kalian. Sesungguhnya mereka akan saling
membanggakan diri dan berkunjung dengannya di kuburan mereka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Ad Dailamiy dan Imam Al Albaniy rohimahulloh
menerangkan bahwa di dalam sanadnya terdapat para perawi yang tidak dikenal. Yang
semisal dengan itu pula terdapat dua hadits yang disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al
Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu). (Ahkamul Jana’iz, hal. 248)
Ketiga: Menuliskan doa-doa pada kain kafan.
Keempat: Menuliskan nama si mayit dan bahwasanya ia telah bersyahadat dengan dua
kalimat syahadat serta menuliskan nama-nama ahli bait ‘alaihimus salam dengan
dibubuhi tanah kuburan Husain ‘alaihis salam jika ada dan diletakkan dalam kain
kafan. Bid’ah ini dilakukan oleh Al Imamiyah, sebagaimana disebutkan dalam
Miftahul Karomah (1/455-456). Wallohu ta’ala a’lam bish showab.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


KELAS V
SEMESTER II

TATA CARA MENYALATKAN JENAZAH

A. Syarat-sayarat shalat jenazah


1. Yang menyalatkan adalah
a. Orang islam
b. Suci dari hadas dan najis,
c. Menutup aurat
d. Menghadap kiblat
2. Jenazah di shalatkan setelah di mandikan
3. Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menyalatkan kecuali shalat ghaib

B. Rukun shalat jenazah


1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbir empat kali
4. Membaca surah al-fatihah
5. Membaca shalawat atas nabi saw
6. Mendoakan jenazah
7. Mendoakan keluarga yang ditinggalkan
8. Mengucapkan shalam

C. Sunnah shalat jenazah


1. Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir
2. Merendahkan suara bacaan
3. Membaca ta’awuz
4. Disunnahkan banyak jamaahnya
5. Memperhatikan shaf menimal tiga shaf

Ketentuan shalat jenazah

 Untuk jenazah laki-laki imam berdiri sejajar kepala dengan jenazah


 Untuk jenazah perempuan imam berdiri sejajar dengan perut jenazah

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


‫‪D. Tata cara pelaksanaan shalat jenazah‬‬
‫‪1. Seluruh jamaah berdiri dengan niat melakukan shalat jenazah‬‬

‫اصلي ًعلًى هذاالميت اربع تكبير ات فر ض الكفا‬


‫اء ُم ْو ِمو ًما هلل تعالى‬
‫ية ِم ْ‬

‫‪2. Takbiratul ihram setelah itu membaca surat al-fatihah‬‬


‫‪atihah dan Terjemahanya‬‬

‫الر ِحيم احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر ِّ‬


‫ب الْ َعالَ ِمني الرَّمْح َٰ ِن‬ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِه الرَّمْح َٰ ِن َّ‬
‫الر ِحيم‬‫َّ‬
‫اك نَ ْستَعِني ْاه ِدنَا ِّ‬
‫الصَرا َط‬ ‫ك َي ْوِم الدِّين ِإيَّ َ‬
‫اك َن ْعبُ ُد َوِإيَّ َ‬ ‫مالِ ِ‬
‫َ‬
‫يم‬ ‫الْمست ِ‬
‫ق‬
‫ُ َْ َ‬
‫ض ِ‬
‫وب َعلَْي ِه ْم َواَل‬ ‫ِصرا َط الَّ ِ‬
‫ت َعلَْي ِه ْم َغرْيِ الْ َم ْغ ُ‬ ‫م‬ ‫ع‬
‫َ َْ َ‬‫ن‬
‫ْ‬‫َأ‬ ‫ين‬‫ذ‬ ‫َ‬
‫الضالِّ َ‬
‫ني‬ ‫َّ‬
‫‪3. Takbir ketiga, membaca shalawat atas nabi‬‬

‫‪ ‬‬
‫صلَّْي َ‬
‫ت َعلَى‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آل ُم َح َّمد َك َما َ‬
‫َّ‬
‫اللهُ َّم َ‬
‫اهيم وَب ِار ْك َعلَى م َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل ِإ ْبر ِ‬ ‫ِإ ْبر ِ‬
‫اهيم و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ َ َ‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


‫يم ِفي‬ ‫ِ ِإ ِ‬
‫يم َو َعلَى آل ْب َراه َ‬
‫ِإ ِ‬
‫ت َعلَى ْب َراه َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما َب َار ْك َ‬
‫ين ِإَّن َك َح ِم ٌ‬
‫يد َم ِج ٌ‬
‫يد‬ ‫ِ‬
‫‪ ‬اْل َعالَم َ‬

‫‪4. Takbir yang ke tiga mendoakan jenazah dengan doa sebagai berikut‬‬
‫‪yakni ketika ia menyalatkan jenazah:‬‬

‫ف َع ْنهُ‪،‬‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َو َعافِ ِه َوا ْع ُ‬


‫َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ‪َ ،‬و َو ِّس ْع َم ْد َخلَهُ‪َ ،‬وا ْغ ِس ْلهُ بِ ْال َما ِء‬
‫ج َو ْالبَ َر ِد‪َ ،‬ونَقِّ ِه ِم َن ْال َخطَايَا َك َما ينقى‬ ‫َوالثَّ ْل ِ‬
‫س‪َ ،‬وَأ ْب ِد ْلهُ َدارًا َخ ْيرًا‬ ‫ض ِم َن ال َّدنَ ِ‬ ‫ب اَْأل ْبيَ َ‬‫الثَّ ْو َ‬
‫ار ِه‪َ ،‬وَأ ْهالً َخ ْيرًا ِم ْن َأ ْهلِ ِه‪َ ،‬و َز ْوجًا َخ ْيرًا‬ ‫ِم ْن َد ِ‬
‫ب النَّارِ‬ ‫ِم ْن َز ْو ِج ِه‪ ،‬وقه فتنة القبر َو َع َذا ِ‬
‫‪5. Takbir yang keempat membaca doa untuk keluarga yang di tinggalkan‬‬

‫اللهم ال حترمنااجره وال تفتنا بعد ه‬


‫وغفرلنا وله والخوانناالذين سبقون بااال‬
‫ميان وال جتعل ىف قلو بنا غال للذين‬
‫امنواربناانك رء وف رحيم‬
‫‪6. Membaca salam, dengan memalingkan muka ke kanan dan kekiri dengan‬‬
‫‪ucapan‬‬

‫‪Buku Praktek Ibadah‬‬ ‫‪MIN I Pekanbaru‬‬ ‫‪zuldaswar.S.Ag‬‬


ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

E. Menguburkan jenazah
1. Dibuatkan liang lahat sepanjang badan jenazah dalamnya kira-kira setinggi orang
ditambah setengah lengan dan lebarnya kira-kira 1 meter
2. Didasar lubang dibuat miring lebih dalam kearah kiblat. Maksudnya supaya tidak
mudah di bongkar binatang buas setelah jenazah membusuk
3. Jenazah di masudkan ke liang lahat dengan posisi miring dan menghadap kiblat.
Pada saat meletakkan jenazah hendaknya dibacakan lafal

‫بسم هللا على ملة ر سول هللا‬


Artinya: dengan nama Allah dan atas Rasulullah ( HR. Tarmudzi dan Abu daud)
4. Tali-tali pengikat kain dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan pada tanah
5. Jenazah di tutup dengan papan atau kayu kemudian di atasnya ditimbun dengan
tanah sampai liang kubur rata. Tinggikan kuburan dari tanah kurang lebih satu
jengkal dan diatas arah kepala diberi tanda batu nisan
6. Menyiram dengan air di atas kubur jenazah
7. Mendoakan dan mohonkan ampun

3 TATA CARA MENGUBURKAN JENAZAH:

1. Kubur harus digali dalam-dalam, diluaskan, diperbaiki. Apabila telah sampai bagian
bawah kubur, digalilah padanya yang mengarah kiblat satu tempat sekadar diletakkan
mayit padanya, dinamakan lahad. Ia lebih utama dari pada syaqq. Dan yang
memasukkannya membaca: ‘Bismillah wa ‘ala millati rasulillah’(dengan nama Allah
Subhanahu wa ta’ala & atas agama Rasulullah ). HR: Abu Daud & at-Tirmidzi. Dan
meletakkannya di lahadnya di atas bagian kanannya, menghadap kiblat. Kemudian
dipasang bata atasnya & disertakan di antaranya dengan tanah. Kemudian dikuburkan
dengan tanah & diangkat kubur di atas bumi sekadar sejengkal dgn permukaan yang
melengkung (seperti punuk unta).
2. Diharamkan membangun di atas kubur, mengapur & menginjaknya, shalat di
sampingnya, menjadikannya masjid & lampu-lampu atasnya,menghamburkan bunga-
bunga di atasnya, thawaf (berkeliling) dengannya, menulis atasnya, & menjadikannya
sebagai hari raya.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


3. Tidak boleh membangun masjid di atas kubur & tidak boleh menguburkan jenazah di
dalam masjid. Jika masjid itu telah dibangun sebelum dimakamkan, kubur itu
diratakan, atau digali jika masih baru & dimakamkan di pemakaman umum. Jika
masjid dibangun di atas kubur, bisa jadi masjid yang dibongkar & bisa jadi bentuk
kuburan yang dihilangkan. Dan setiap masjid yang dibangun di atas kuburan, tidak
boleh dilaksanakan shalat fardhu & shalat sunnah di dalamnya.
4. Sunnah bahwa kubur digali dengan kedalaman yang menghalangi keluar bau darinya
& galian binatang buas. Jika bagian bawahnya berbentuk lahad seperti yang disebutkan
diatas, itulah yang lebih utama. Atau Syaqq: yaitu digali di dasar kubur satu galian di
tengah, diletakkan mayat padanya, kemudian dipasang bata atasnya, kemudian
ditutupi.
5. Sunnah menguburkan jenazah di siang hari & boleh menguburkan di malam hari.
6. Tidak boleh di masukkan ke dalam satu liang kubur lebih dari satu jenazah kecuali
karena terpaksa, seperti banyak nya yang terbunuh & sedikit yang memakamkan
mereka. Didahulukan di lahad yang lebih utama dari mereka. Tidak dianjurkan bagi
laki-laki menggali kuburnya sebelum ia meninggal dunia.
7. Boleh memindahkan jenazah dari kuburnya ke kubur yang lain, jika ada maslahat
untuk Jenazah, seperti kuburannya yang digenangi air atau dikuburkan di pemakaman
orang-orang kafir & semisalnya. Kuburan adalah negeri orang-orang yang sudah mati,
tempat tinggal mereka, & tempat saling ziarah di antara mereka, & mereka telah
mendahului kepadanya, maka tidak boleh menggali kubur mereka kecuali untuk
kepentingan Jenazah.
8. Laki-laki yang bertugas menurunkan jenazah di kuburnya, bukan perempuan, para wali
jenazah lebih berhak menurunkannya. Disunnahkan memasukkan jenazah di kuburnya
dari sisi 2 kaki kubur, kemudian dimasukkan kepalanya secara perlahan di dalam
kubur. Boleh memasukkan jenazah ke dalam kubur dari arah mana pun.
Dan haram mematahkan tulang mayit.
9. Perempuan tidak boleh mengikuti jenazah, karena mereka memililki sifat lemah,
perasaan yg halus, keluh kesah, & tidak tabah menghadapi musibah, lalu keluar dari
mereka ucapan & perbuatan yang diharamkan yang bertolak belakang dengan sifat
sabar yang diwajibkan.
10. Disunnahkan bagi keluarga jenazah memberi tanda di kuburnya dengan batu &
semisalnya, agar ia memakamkan yang meninggal dari keluarganya & ia mengenal
dengan tanda itu kubur yg meninggal dari keluarganya.
11. Barang siapa yang meninggal dunia di tengah laut & dikhawatirkan berubahnya, ia
dimandikan, dikafani, dishalatkan, & di tenggelamkan di air.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


12. Anggota tubuh yang terpotong dari seorang muslim yang masih hidup karena sebab
apapun, tidak boleh membakarnya, tidak dimandikan & tidak dishalatkan. Tetapi
dibalut pada sepotong kain & dikuburkan di pemakaman.
13. Dianjurkan berdiri bagi jenazah apabila sedang lewat, & siapa yang duduk tidak ada
dosa atasnya.
14. Disunnahkan duduk apabila jenazah diletakkan & saat pemakaman, & terkadang
disunnahkan mengingatkan yang hadir dengan kematian & yang sesudahnya.
15. Disunnahkan setelah menguburkan mayit agar orang yang hadir berdiri di atas kubur
& mendoakan ketetapan untuknya, memohon ampunan baginya & meminta kepada
orang-
16. orang yang hadir agar memohon ampunan untuknya & tidak mentalqin nya, karena
talqin ada saat menjelang wafat sebelum mati.

Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di panggul di atas pundak
dari keempat sudut usungan.

Disunnahkan menyegerakan mengusungnya


ke pemakaman tanpa harus tergesa-gesa.
Bagi para pengiring, boleh berjalan di
depan jenazah, di belakangnya, di samping
kanan atau kirinya. Semua cara ada
tuntunannya dalam sunnah Nabi.

Para pengiring tidak dibenarkan untuk


duduk sebelum jenazah diletakkan, sebab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
telah melarangnya.

Disunnahkan mendalamkan lubang kubur,


agar jasad si mayit terjaga dari jangkauan
binatang buas, dan agar baunya tidak
merebak keluar.

Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad


lebih baik daripada syaq. Dalam masalah
ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda:

“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita (non
muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam
“Ahkamul Janaaiz” hal. 145)

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar kubur
pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.

Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya (membentuk
huruf U memanjang).

– Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.

– Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di


dalam kubur.

– Jenazah dimasukkan ke dalam kubur. Disunnahkan


memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah kaki
kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara
perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh
menurunkannya dari arah kiblat.

– Petugas yang memasukkan jenazah ke lubang kubur hendaklah mengucapkan:


“BISMILLAHI WA ‘ALA MILLATI RASULILLAHI (Dengan menyebut Asma Allah
dan berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam).” ketika menurunkan
jenazah ke lubang kubur. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam.

Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu


pada sisi kanan jasadnya (dalam posisi miring) dan
menghadap kiblat sambil dilepas tali-talinya selain tali
kepala dan kedua kaki.

– Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga


genggaman tanah ke dalam liang kubur setelah jenazah
diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang dilakukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu
ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut

– Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya, sebab
tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap wajahnya,
kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram sebagaimana yang
telah dijelaskan.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


– Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang
lahad dan tali-tali selain kepala dan kaki dilepas, maka
rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata
atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping

–Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan


tanah liat agar menghalangi sesuatu yang masuk
sekaligus untuk menguatkannya.

– Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal


sebagai tanda agar tidak dilanggar kehormatannya,
dibuat gundukan seperti punuk unta, demikianlah
bentuk makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
(HR. Bukhari).

– Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda


sebuah makam dan diperciki air, berdasarkan tuntunan
sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam (dalam
masalah ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang
shahih, silakan lihat “Irwa’ul Ghalil” II/206). Lalu
diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar
mudah dikenali.

– Haram hukumnya menyemen dan membangun kuburan. Demikian pula menulisi batu
nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan, menginjaknya serta bersandar
padanya. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarang dari hal tersebut.
(HR. Muslim)

– Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit (dalam menjawab


pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur). Karena ketika itu ruhnya
dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya. Maka disunnahkan agar setelah selesai
menguburkannya orang-orang itu berhenti sebentar untuk mendoakan kebaikan bagi si
mayit (dan doa ini tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri!).
Sesungguhnya mayit bisa mendapatkan manfaat dari doa mereka.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


KELAS VI
SEMESTER I
A.PIDATO
Cara Membuat Teks Pidato yang Baik

Sebelum melakukan pidato tentunya pembicara harus mempersiapkan beberapa hal, salah
satunya adalah teks pidato. Mengapa teks pidato begitu penting? Agar pembicara
mengetahui sebuah alur dan batas tentang materi yang akan pembicara sampaikan. 

Walaupun pada akhirnya pembicara memutuskan untuk memakai atau tidak memakai teks
saat berpidato, namun tetap saja bagian membuat teks pidato tidak boleh terlewatkan
karena bagaimanapun membuat teks pidato itu sangatlah penting demi kelancaran
pembicara berbicara saat berpidato. Berikut adalah beberapa cara menulis naskah pidato
yang bisa menjadi referensi kamu:

1. Pembukaan

Hal pertama yang harus kamu buat saat membuat teks pidato adalah pembukaan pidato.
Namun jangan membuat bagian pembuka pidato terlalu singkat atau terlalu panjang karena
dari pembukaan inilah penonton akan mendengarkan kamu untuk pertama kalinya,
sehingga lebih baik di bagian pembukaan kamu bisa memberikan kesan awal yang
menarik. Beberapa bagian pembukaan pidato di antaranya:

 Salam pembuka 

Kamu bisa memulainya dengan menyampaikan salam pembuka yang dalam budaya orang
Indonesia biasanya dengan menggunakan ucapan: 

“Assalammualaikum warahmatullaahi wa barakatuh” dan

“Salam sejahtera bagi kita semua” yang bersifat lebih netral.

 Ucapan Penghormatan 

Setelah menyampaikan salam pembuka, dalam pidato sangat umum untuk memberikan
ucapan penghormatan sebagai bagian pembukaannya. Misalnya jika kamu berpidato dalam
sebuah badan organisasi, kamu bisa menyampaikan bentuk ucapan penghormatan pada
ketua, wakil ketua, para anggota, dan lain sebagainya. Kalimat ucapan penghormatan yang
umum digunakan seperti:

“Yang Terhormat Bapak Ketua Organisasi, yang terhormat Bapa Wakil Ketua organisasi
–“ dan selanjutnya.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


 Ucapan Syukur 

Tidak kalah penting dalam pembukaan pidato, pembicara mengucapkan rasa syukurnya
setelah pembukaan ucapan penghormatan. Salah satu contoh yang bisa kamu gunakan
adalah:

“Tentunya rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan yang Maha Kasa dimana atas
kehendaknya, atas segala kenikmatan, dan karunianya, telah memperkenankan kita
berkumpul dalam acara peresmian badan organisasi kita ini ...”

2. Isi Pidato

Setelah serangkaian pembuka pidato telah kamu tuliskan dalam teks pidato anda, anda
baru bisa berpindah pada tahap yang lebih penting dalam pidato. Dalam penyampaian isi
pidato ini juga kamu harus mengawalinya dengan menyampaikan tujuan kamu berpidato
kepada penonton. Sehingga penonton akan bisa membaca arah pembicaraan kamu
selanjutnya dan tidak akan berpikir bahwa kamu akan membahas masalah lain. 

Isi pidato sebaiknya harus padat dan jelas, akan lebih baik lagi jika isi pidato juga tidak
terlalu panjang. Kamu bisa mengambil beberapa pembahasan sebelum masuk ke
pembahasan inti, namun jangan terlena dengan pembahasan tambahan yang sebenarnya
tidak terlalu penting.

3. Penutup Pidato

Jika kamu mengawali pidato dengan pembukaan yang baik, sebaiknya kamu juga menutup
pidato dengan cara yang baik juga. Penyampaian penutup pidato yang baik bisa
menimbulkan rasa simpati penonton pada pembicara, dan simpati penonton akan mudah
didapatkan apabila pembicara terlihat sangat serius dan tertata dalam menyampaikan
pidatonya dari awal hingga akhir. Dalam penutup pidato juga terdapat beberapa bagian
yang harus kamu perhatikan, di antaranya:

 Mengambil kesimpulan: Kamu harus mengambil kesimpulan dari pembahasan


yang telah kamu sampaikan pada isi pidato kamu, ini bisa berfungsi sebagai
pengingat penonton tentang apa yang telah kamu sampaikan tadi. 
 Permintaan maaf: Bagian penutup pidato ini penting karena seorang pembicara
mungkin melakukan kesalahan dalam penyampaian pidatonya atau tidak sengaja
menyinggung perasaan penonton dalam pidatonya. Permintaan maaf juga bisa
memberikan kesan baik pada penonton. 
 Salam Penutup: Ini adalah bagian akhir dalam teks pidato dan juga dalam penutup
pidato. Kamu hanya cukup memberikan salam sesuai dengan jenis salam pembuka
yang kamu gunakan dalam pembukaan pidato. Untuk memberikan gambaran yang
jelas kepada kamu, berikut adalah contoh penutup pidato yang bisa digunakan: 

“Itulah pembahasan mengenai peresmian organisasi ini. Dan organisasi ini diharapkan bisa
memberikan perkembangan yang baik dalam bidang sosial dan pendidikan masyarakat
kita, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu. Saya memohon maaf jika dalam pidato
ini saya telah melakukan kesalahan karena sebagaimana manusia tidap pernah luput dari
dosa. Terimakasih atas perhatiannya, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


Contoh Teks Pidato yang Baik dan Benar

Dalam artikel ini saya akan memberikan anda contoh teks pidato yang akan berguna bagi
kamu yang ingin membuat teks pidato. Dalam contoh naskah pidato ini, saya akan
memberikan contoh sesuai dengan langkah-langkah cara membuat teks pidato yang sudah
saya jelaskan di atas. 

Berikut adalah contoh pidato singkat yang bagus dengan tema mengenai kedisiplinan:

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


B Adapun rukun khutbah Jumat paling tidak ada lima perkara.
1. Rukun Pertama: Hamdalah

Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah SWT.
Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya,
minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.

Contoh bacaan:

ِ ِ‫ِهلل نحم ُده ونستَ ِعينه ونستَ ْغ ِفره ونعو ُذ ب‬


‫اهلل ِم ْن‬ ِ ‫ِإن اْلحم َد‬
َ
ُْ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ُ ْ َ
ْ َُ َ ْ َ َْ ّ
ِ ‫َأعم ِالَنا م ْن يه ِد ِه اهلل فَالَ م‬
‫ض ّل‬ ْ ‫ات‬ِ ‫ُشرو ِر َْأنفُ ِسَنا و ِم ْن َسّيَئ‬
ُ ُ َ
ْ َ َ َ ُْ
ِ ‫ضِل ْل فَالَ َه‬
ُ‫ي لَه‬َ ‫اد‬ ْ ‫َلهُ َو َم ْن ُي‬
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi
min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa
mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu

2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW

Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada
kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau
ana mushallai ala Muhammad.

Contoh bacaan:

‫َأص َحابِ ِه َو َم ْن‬ ِِ ٍ


ْ ‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّمد َو َعلى آله ِو‬ َ ‫اَللهُ ّم‬
ّ ‫ان ِإلَى َي ْوِم‬
‫الد ْين‬ ٍ ‫تَبِ َعهُ ْم بِِإ ْح َس‬.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man
tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa


Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk
bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah
perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah.
Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


kepada Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian
kepada Allah”. Atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat”.

Contoh bacaan:

‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن ِإالّ َو َْأنتُ ْم‬


ّ ‫آم ُن ْوا اتّقُوا اهللَ َح‬
َ ‫اَأيهَا الّ َذ ْي َن‬
ّ ‫َي‬
‫ُم ْسِل ُم ْو َن‬
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa
antum muslimuun

Ketiga rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.
4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan
sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai
pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau
larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.

Contoh bacaan:

‫اهلل‬ َّ
‫ن‬ ‫يعا ِإ‬ ِ ‫ات َْأين ما تَ ُكونوا يْأ ِت بِ ُكم اهلل ج‬
‫م‬ ِ ‫لخ ْير‬
َ ‫ا‬
ْ ‫وا‬ ِ ‫فَاستب‬
‫ق‬
ُ
َ ً َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َْ
‫لى ُك ِّل َشٍئ قَِد ٌير‬َ ‫َع‬
Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli
syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)

‫َأ ّما بَ ْع ُد‬


ammaa ba’du..

Selanjutnya berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa
kepada Allah SWT, lalu mulai berkhutbah sesuai topiknya.
Memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun, atau ma’asyiral muslimin
rahimakumullah, atau “sidang jum’at yang dirahmati Allah”.

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


……. isi khutbah pertama ………

Setelah di itu menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan
muslimat.

Contoh bacaan:

‫آن اْل َع ِظ ْيِم َوَنفَ َعنِ ْي َوِإ َّيا ُك ْم بِ َما‬


ِ ‫َب َار َك اهللُ ِلي َولَ ُك ْم ِفي اْلقُ ْر‬
ْ
‫اهلل‬ ‫ر‬ ِ ‫ َأقُو ُل قَوِلي َه َذا وَأستَ ْغ‬.‫الذ ْك ِر اْلح ِك ْيِم‬
‫ف‬ ِّ ‫ات و‬ ِ ‫ِف ْي ِه ِمن ْاآلي‬
َ ُ ْ َ ْ ْ ْ َ َ َ َ
‫استَ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإَّنهُ ُه َو‬ ِ ِِ ‫ِئ‬
ْ َ‫ل ْي َولَ ُك ْم َوِل َسا ِر اْل ُم ْسلم ْي َن م ْن ُك ِّل َذ ْن ٍب ف‬
ِ
‫الر ِح ْي ُم‬
َّ ‫اْل َغفُ ْو ُر‬.
barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal
aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa
lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.

Lalu duduk sebentar untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan
membaca shalawat secara perlahan.
Setelah itu, khatib kembali naik mimbar untuk memulai khutbah kedua. Dilakukan dengan
diawali dengan bacaaan hamdallah dan diikuti dengan shalawat.

Contoh bacaan:

‫َأن الَ ِإلهَ ِإالّ اهللُ َوِل ُّي‬ ِ ِ ‫ِإ ّن اْلحم َد‬
ِّ ‫ِهلل َر‬
ْ ‫ين َوَأ ْشهَ ُد‬ َ ‫ب اْل َعالَم‬ َْ
‫ين اَللَّهُ َّم‬ ِ ِ ْْ ‫َّال ِحين وَأ ْشه ُد َأن محم ًدا َخاتَم‬
َ ‫اَألنبَِياء َواْل ُم ْر َسل‬ ُ ّ َ ُ ّ َ َ َ
ِ ‫الص‬
ِ ‫ت علَى ِإ ْبر‬ َّ ‫آل مح َّم ٍد َكما‬ ٍ
‫اه ْي َم‬ َ َ َ ‫صل ْي‬ َ َ َ ُ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى‬ َ
‫ َوَب ِار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد‬.‫ ِإَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫اه ْي َم‬ ِ ‫آل ِإ ْبر‬
َ
ِ ‫و َعلَى‬
َ
‫آل‬ِ ‫اه ْيم و َعلَى‬ ِ ‫ِإ‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َب َار ْك‬ ِ ‫و َعلَى‬
َ َ ‫ت َعلَى ْب َر‬ َ
‫َأمابعد‬ َّ ,.‫ ِإَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫اه ْي َم‬
ِ ‫ِإ ْبر‬,
َ
Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag
Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash
shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma
shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima
wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa
aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka
hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..

Selanjutnya di isi dengan khutbah baik berupa ringkasan, maupun hal-hal terkait dengan
tema/isi khutbah pada khutbah pertama yang berupa washiyat taqwa.

……. isi khutbah kedua ………

5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua


Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta
kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin
wal muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna minannar .

Contoh bacaan do’a penutup:

‫ات‬ِ ‫ واْلم ِمنِ ْين واْلم ِمَن‬،‫ات‬ ِ ‫اغ ِفر ِلْلمسِل ِم ْين واْلمسِلم‬ ْ ‫م‬
َّ ‫ه‬ َّ‫اَلل‬
‫َ ُ ْؤ َ َ ُ ْؤ‬ َ ُْ َ َ ُْ ْ ُ
ِ ‫الدعو‬
‫ات‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ِ‫ب م‬
‫ج‬ ‫ي‬ ‫ر‬ِ ‫ق‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ِ ‫ ِإَّن َك س‬،‫ات‬
‫م‬ ِ ‫اء ِم ْنهم وْاَألمو‬ ِ ‫َألحي‬
َ َ ّ ُ ْ ُ ٌ ْ َ ٌ َْ َ ْ َ ُْ َ ْ ‫ْا‬.
‫طْأ َنا َرّبَنا َوالَ تَ ْح ِم ْل َعلَ ْيَنا‬ ْ ‫اخ ْذ َنا ِإ ْن َن ِس ْيَنا َْأو‬
َ ‫َأخ‬ ِ ُ‫رّبَنا الَت‬
‫َؤ‬ َ
َ‫ص ًرا َك َما َح َمْلتَهُ َعلَى اّ ِلذ ْي َن ِم ْن قَْبِلَنا َرّبَنا َوالَ تً َح ّمْلَنا َماال‬ ْ ‫ِإ‬
‫ت َم ْوالََنا‬ َ ‫اغ ِف ْر َلَنا َو ْار َح ْمَنا َْأن‬
ْ ‫ف َعّنا َو‬ ُ ‫اع‬ ْ ‫طاقَةَ لََنا بِ ِه َو‬ َ
‫ص ْرَنا َعلَى اْلقَ ْوِم اْل َك ِاف ِر ْي َن‬ ُ ‫فَ ْان‬.
ِ ّ ‫َرَبَنا َءاتَِنا ِفي‬
َ ‫الد ْنَيا َح َسَنةً َو ِفي ْاَألخ َر ِة َح َسَنةً َو ِقَنا َع َذ‬
‫اب‬
‫ والحمد هلل رب العالمين‬.‫الن ِار‬. ّ
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I
minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa
ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa
laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag


fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar.
Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Dalam tulisan ini banyak kekurangan, mohon keritikan untuk kesempurnaan tulisan ini

ZULDASWAR.S.Ag

197007042007101002

Buku Praktek Ibadah MIN I Pekanbaru zuldaswar.S.Ag

Anda mungkin juga menyukai