Anda di halaman 1dari 14

RELASI

NEGARA & AGAMA

PANCASILA
BAMBANG FIRMANSYAH, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


IAI BUNGA BANGSA CIREBON
CURAH GAGASAN-1

 SEBAGAI SEORANG MUSLIM,


APAKAH ANDA MERASA
WAJIB/SUNNAH/MAKRUH/MUBAH/
HARAM DALAM BERPOLITIK?
 KEMUKAKAN ALASAN ANDA!
CURAH GAGASAN-2
 APAKAH ISLAM MEMERLUKAN ATAU
TIDAK MEMERLUKAN NEGARA?
 JIKA MEMERLUKAN, DALAM HAL-
HAL APA SAJA?
 JIKA TIDAK, MENGAPA?
LET US SEE THE RELATED
THEORIES!
KATEGORI RELASI
NEGARA & AGAMA

PAHAM TEOKRASI

KATEGORI UMUM PAHAM SEKULARISME


PAHAM KOMUNISME

MODEL INTEGRALISTIK
KATEGORI PEMIKIRAN ISLAM MODEL SIMBIOTIK
MODEL SEKULARISTIK

KATEGORI PERKEMBANGAN POLA ANTAGONISTIK


ISLAM DI INDONESIA POLA AKOMODATIF
Materi Diskusi Tiap Kelompok
 Bagaimana hubungan antara agama
(Islam) dan negara menurut paham
yang Anda kaji?
 Apa kelebihan atau kekurangan dari
paham/konsep yang Anda kaji?
 Apakah konsep hubungan agama
(Islam) dan negara yang Anda pelajari
itu menguntungkan bila berlangsung
atau diterapkan di Indonesia?
KATEGORI UMUM
 PAHAM TEOKRASI : negara menyatu dengan
agama, karena pemerintahan dijalankan
berdasarkan firman-firman Tuhan, segala
tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa
dan negara dilakukan atas aturan Tuhan.
 Contoh : Sejarah Kerajaan Belanda.
Kekuasaan dan penjajahannya dianggap
sebagai misi suci agama; Raja sbg
representasi kehendak Tuhan.
 PAHAM SEKULER : norma hukum
ditentukan atas kesepakatan manusia dan
tidak berdasarkan agama atau firman
Tuhan; meskipun mungkin dalam beberapa
kasus norma tersebut bertentangan
dengan norma-norma agama. Bagi paham
ini, agama adalah relasi Manusia-Tuhan
dan negara adalah kontrak antarmanusia,
yang di antaranya, berupa hukum positif.
 PAHAM KOMUNISME : hubungan agama dan
negara berdasarkan filosofi materialisme-
dialektis dan materialisme-historis, yakni
bahwa kehidupan manusia berdasarkan
dunia serba-materi manusia itu sendiri,
sedangkan agama adalah keluhan dan
angan-angan (pelarian) manusia tertindas
yang menjadikannya lari dari kenyataan
(tentang penindasan). Oleh karena itu
agama harus ditekan, bahkan dilarang.
KATEGORI PEMIKIRAN ISLAM
 PAHAM INTEGRALISTIK : agama (din) dan
negara (daulah) merupakan satu- kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
merupakan dua lembaga yang menyatu
(integrated); atau negara merupakan suatu
lembaga politik sekaligus lembaga negara.
Konsep ini sama dengan teokratik.
 Contoh kelompok Islam Syi’ah, namun
dengan istilah imamah, bukan daulah.
 PAHAM SIMBIOTIK : agama dan negara
merupakan dua entitas yang berbeda, tetapi
saling membutuhkan. Agama membutuhkan
negara sebagai instrumen dalam melestarikan
agama dan negara membutuhkan agama
untuk pembinaan moral bangsa. Konstitusinya
tidak hanya berasal dari kontrak sosial, tetapi
juga diwarnai hukum agama (syari’at).
Pandangan ini di antaranya diperkuat oleh Ibn
Taimiyah dalam Al-Siyasah al-Syar’iyyah.
 PAHAM SEKULARISTIK : agama dan negara
merupakan dua entitas yang memiliki
bidang garap yg berbeda sehingga harus
dipisahkan. Hukum positif yang berlaku
berasal dari kontrak sosial dan tidak ada
kaitannya dengan hukum agama.
 Misalnya pemikirannya Ali Abdul Raziq yang
melihat perjuangan Nabi hanyalah
mengandung misi kerisalahan/dakwah;
bukan politik.
KATEGORI PERKEMBANGAN
POLITIK ISLAM DI INDONESIA
 POLA ANTAGONISTIK: pola ini ditandai
dengan adanya ketegangan hubungan
politik Islam yang cenderung ideologis
dan formalistik dengan negara. Diawali
dari ketegangan membentuk format
dan konstitusi negara awal
kemerdekaan hingga model kekuasaan
Orde Baru yang ‘curiga’ atas Islam yang
akan ‘menyaingi’ eksistensi negara.
 POLA AKOMODATIF: pola ini ditandai dengan
posisi negara dan agama saling mengisi dan
dalam kecenderungan yang sama untuk
mengurangi konflik. Hal ini mulai tampak
sejak era 80-an, diantaranya dengan
pengaruh Islam atas peran dan substansi
struktural, legislatif dan kultural. Misalnya,
pengesahan RUU Pendidikan Nasional,
Peradilan Agama, ICMI yang sangat
dipengaruhi oleh nilai dan gagasan Islam.

Anda mungkin juga menyukai