Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN OBJEK ILMU PERBANDINGAN AGAMA

(Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah studi Agama)

DOSEN PENGAMPU:

Sastrianah, M.Pd.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 12 PAI 3C:

Adeka Alpionita 2111210072

Tizi Puteriani 2111210073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kami
sehingga kami senantiasa dapat menyelesaikan makalah Tentang ilmu perbandingan agama.

Makalah ilmu perbandingan agama ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi
agama yang diberikan oleh ibu Sastrianah, M.Pd.I. Ucapan terimakasih kami sampaikan telah
memberikan pengajaran kepada kami, serta kepada teman-teman yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disajikan terutama kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Studi agama
materi tentang ilmu perbandingan agama baik yang ada di luar maupun di dalam lingkup
Universitas Fatmawati Soekarno Bengkulu. Makalah ini juga dapat digunakan sebagai referensi
tambahan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun, makalah ilmu perbandingan agama ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Bengkulu, 20 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Agama........................................................................................................ 3

2.2 Perbandingan Agama.................................................................................................... 4

2.3 Objek kajian ilmu perbandingan agama.................................................................... 6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 11

3.2 Saran............................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari kacamata etimologi, ada pendapat yang mengatakan bahwa kata "agama" berasal
dari bahasa "sansekerta", yang bermakna "haluan, peraturan, jalan atau kebaktian kepada
Tuhan". Pendapat lain mengatakan bahwa kata "agama" itu tersusun dari dua kata, "A" yang
berarti "tidak" dan "GAMA" yang berarti "pergi, kacau". Jadi "agama" berarti "tidak pergi, tidak
kacau". Dengan kata lain bisa juga diartikan dengan tetap di tempat, diwarisi turun temurun.
Agama memang memiliki sifat demikian. Selanjut nya ada pula yang mengatakan bahwa
"GAMA" berarti "tuntunan"

Ilmu Perbandingan Agama sebagai sebuah disiplin sudah lama mendapatkan tempat di
lembaga pendidikan di indonesia terutama di lembaga pendidikan tinggi atau perguruan tinggi,
namun walaupun begitu ilmu ini ternyata masih belum benar-benar di kenal dan di pahami oleh
kebanyakan masyarakat indonesia, sehingga banyak yang berpandangan negatif terhadap ilmu
ini. Pandangan negatif masyarakat ini muncul salah satunya paling utama disebabkan oleh nama
ilmu perbandingan agama itu sendiri yang berkonotasi negatif, karena mengandung kesan bahwa
ilmu ini kerjanya hanya membanding-bandingkan untuk di teliti kekurangan dan kelemahan nya
saja, untuk menjatuhkan dan menyerang agama-agama yang di kajikannya dan lain sebagainya.
Dimana objek kajian ilmu perbandingan agama ini ialah Agama dalam arti yang luas yang juga
meliputi seluruh manifestasi agama dalam pikiran, tindakan dan hasil tindakan atau tingkah laku
atau perbuatan manusia beragam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan agama?
2. Apa itu perbandingan agama ?
3. Bagaimana ruang lingkup ilmu perbandingan agama?

iv
1.3 Tujuan
1. Mampu untuk memahami apa yang dimaksud dengan agama.
2. Mampu untuk memahami perbandingan agama.
3. Mampu untuk memahami ruang lingkup ilmu perbandingan agama.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian agama

Dari kacamata etimologi, ada pendapat yang mengatakan bahwa kata "agama" berasal
dari bahasa "sansekerta", yang bermakna "haluan, peraturan, jalan atau kebaktian kepada
Tuhan". Pendapat lain mengatakan bahwa kata "agama" itu tersusun dari dua kata, "A" yang
berarti "tidak" dan "GAMA" yang berarti "pergi, kacau". Jadi "agama" berarti "tidak pergi,
tidak kacau". Dengan kata lain bisa juga diartikan dengan tetap di tempat, diwarisi turun te
murun. Agama memang memiliki sifat demikian. Selanjutnya ada pula yang mengatakan
bahwa "GAMA" berarti "tuntunan".1

Selain kata "Agama" dan Din (Ad-Diin), dikenal juga istilah "Religi" (dari bahasa latin).
Ada pendapat yang mengatakan Religi asal katanya "Relegere" yang mengandung arti
"mengumpulkan, membaca". Agama memang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi
kepada Tuhan. Namun pendapat lain mengatakan "Religi" itu berasal dari "religare" yang
berarti "mengikat". Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat yang mengikat bagi
manusia. Agama memang mengikat manusia dengan Tuhan."2

Memperhatikan pengertian agama, din (Ad-Diin) dan religi di atas, tampak masih belum
menggambarkan arti sebenarnya dari apa yang dimaksud dengan pengertian agama, karena
agama selain mencakup hubungan dengan Tuhan, juga hubungan dengan masyarakat dengan
segala peraturan-peraturan yang menjadi pedoman bagaimana seharusnya hubungan-hubungan
tersebut dilakukan dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di
akhirat nanti. E.B. Tylor mengatakan: Religion is belief in spiritual being (Agama adalah
kepercayaan terhadap kekuatan Gaib).

1
Lebih rinci lihat Abu Ahmadi, Perbandingan Agama, Cet. Ketujuh belas, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1991), hlm. 1-2.
2
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid 1, cet. Kelima, (Jakarta UI
Press,1985), hlm. 9-10
6
Harun Nasution dalam bukunya mengetengahkan beberapa pengertian agama antara lain:

1. Agama adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang
Rasul.
2. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu
kekuatan Gaib.
3. Kepercayaan pada suatu kekuatan Gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
4. Pemujaan terhadap kekuatan Gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang ter dapat dalam alam sekitar manusia.3

Prof. Leuba mendefinisikan agama sebagai peraturan Ilahi yang mendorong manusia
berakal untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, oleh karena agama
diturunkan Tuhan kepada manusia adalah untuk kebahagiaan baik di dunia maupun di
akhirat."4

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa agama merupakan pedoman
hidup bagi umat manusia dalam rangka memperoleh kebahagiaan hidup, baik kehidupan
dimensi jangka pendek di dunia ini, maupun pada kehidupan dimensi jangka panjang di
akhirat kelak.

2.2 Perbandingan agama

Ilmu Perbandingan Agama sebagai sebuah disiplin, sudah lama mendapatkan tempat di
lembaga pendidikan di indonesia terutama di lembaga pendidikan tinggi atau perguruan tinggi,
namun walaupun begitu ilmu ini ternyata masih belum benar-benar di kenal dan di pahami
oleh kebanyakan masyarakat indonesia, sehingga banyak yang berpandangan negatif terhadap
ilmu ini. Pandangan negatif masyarakat ini muncul salah satunya paling utama disebabkan
oleh nama ilmu perbandingan agama itu sendiri yang berkonotasi negatif, karena mengandung
kesan bahwa ilmu ini kerja nya hanya membanding-bandingkan untuk di teliti kekurangan dan
3
Ibid, hlm. 9.
4
M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran..., hlm. 6-7.
7
kelemahan nya saja, untuk menjatuhkan dan menyerang agama-agama yang di kajikannya dan
lain sebagainya.

Moh, Rifai Dijelaskan apa itu ilmu perbandingan agama. Apa itu ilmu perbandingan
agama. Menurutnya, ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang dapat mengetahui dan
memahami gejala-gejala keagamaan dari pada suatu kepercayaan dalam hubungan dengan
agama lain.5Ilmu Perbandingan Agama itu bertujuan menjelaskan fenomena-fenomena
keagamaan suatu agama sebagaimana yang terkandung pada agama tersebut apa adanya
sehingga orang lain atau pemeluk agama lain.

Definisi yang hampir serupa juga dikemukakan oleh K. Sukardji yang menjelaskan
bahwa ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang mengkaji sejumlah agama (beberapa
agama) dengan berbagai aspek nya untuk mengetahui persamaan dan perbedaannya satu sama
lain, secara keseluruhan atau pada masalah-masalah tertentu menurut azas, dan metode tertentu
yang di lakukan dengan teliti.6 Karena berimplikasi kepada komparasi inilah kemudian ada
sarjana yang mendefinisikan ilmu perbandingan agama sebagai ilmu yang membandingkan
asal usul, struktur dan ciri-ciri dari berbagai agama dunia, dengan maksud untuk menentukan
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya yang sebenarnya, sejauh mana hubungan
antar satu agama dengan agama-agama lain yang lain,dan superioritas dan inferioritas yang
relatif apabila dianggap sebagai tipe-tipe.7

Sekalipun analisis komparatif tidak dapat terhindarkan dalam kajian ilmu perbandingan
agama, tetapi kajian komparatif bukanlah misi utama dari kajian ilmu ini karena misi utama
nya tidak lain mengajarkan hal-hikwal yang berkaitan dengan agama. Jadi, sebenarnya kata
"perbandingan" yang terdapat dalam nama ilmu perbandingan agama tidaklah mewakili
substansi dari ilmu ini, tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa istilah ini dalam perkembangannya
Telah di bajak guna kepentingan dan tujuan normatif tertentu. Para pembanding agama
5
Drs. Moh. Rifai, Perbandingan Agama (selanjutnya disebut Perbandingan Agama) at. VII (Semarang
Wicaksana, 1984), h. 11.
6
K. Sukandji, Agama-Agama Berkembang Di Dunia Dan Pembedanya (selanjutnya disebut Agama-
Agama Yang Berkembang Di Dunia), cet. X(Bandung Angkasa, 1993), h. 13.
7
H.A. Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama Di Indonesia (selanjutnya disebut Ilmu Perbandingan
Agama Di Indonesia), cet. IV,(Bandung Mizan, 1994),h. 14.
8
memperbandingkan agama dengan tujuan menentukan nilai normatif agama-agama dan
menunjukkan keunggulan agamanya sendiri.

Pertama, istilah "perperbandingan" dapat membatasi lingkup objek penelitian yang


sebenarnya sangat luas. Objek sebagaimana digambarkan diatas tidaklah hanya bermaksud
untuk membandingkan, entah antar agama atau antar kelompok dalam agama yang sama.
sasaran penelitian diatas menunjukan tujuan untuk menangkap realita pengalaman religius-
agamani secara menyeluruh

Kedua "membandingkan" memberikan kesan adanya maksud memilih mana yang benar
dan mana yang kurang benar.

Ketiga, dalam ilmu "membandingkan" mempunyai kecenderungan untuk menekankan


konsep-konsep. Kalau demikian, "ilmu perbandingan agama" akan menjadi terlalu
rasionalistis.

2.3 Objek kajian ilmu perbandingan agama

Ilmu perbandingan agama sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan sudah tentu memiliki
objek kajiannya sendiri. Dimana objek kajian ilmu perbandingan agama ini ialah Agama
dalam arti yang luas yang juga meliputi seluruh manifestasi agama dalam pikiran, tindakan
dan hasil tindakan atau tingkah laku atau perbuatan manusia beragama.8 Dengan menggunakan
bahasa yang lebih sederhana, bahwa objek kajian ilmu perbandingan agama itu adalah agama-
agama atau kepercayaan yang bernilai ajaran agama yang pernah dan berkembang di dunia,
secara keseluruhan atau sebagian dari aspek-aspek tertentu dari masing-masing agama atau
kepercayaan itu. 9

8
Drs. Romdon, MA, Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Suatu Pengantar Awal (selanjutnya disebut
Metodologi Ilmu Perbandingan Agama), Cet. I(Jakarta:PT.RajaGralindo Persada,1996),h. 1.
9
K. Sukandji, Agama-Agama Yang Berlambang Di Dunia, h.14.
9
Menurut H. A. Mukti Ali yang mengikuti uraian joachim Wach, bahwa objek ilmu
perbandingan agama adalah pengalaman agama. Pangalaman agama yang subjektif dapat
diamati melalui ekspresinya yaitu dalam;

a. Ekspresi teoritis (ajakan)


b. Ekspresi praktis , yaitu ibadah dan amal pelayanan, dan
c. Ekspresi dalam pergaulan (kiranya in fellouship lebih sesuai Di terjemahkan; dalam
persekutuan atau dalam hidup menjemaat).10

Terhadap pandangan ini, J.B. Banawiratma SJ memberikan beberapa catatan sebagimana


yang diuraikan sebagai berikut;11 Ilmu agama semestinya semaksimal mungkin mengungkap
pengalaman agama yang diteliti. Penelitian ekspresi teoritis (ajakan) harus mencoba
mengungkap isi pengalaman apa yang dirumuskan dalam ajaran tertentu itu. Jadi, tidak hanya
berhenti pada rumus ajarannya saja. Selanjutnya, perlu di ingat bahwa ekspresi praktis
mempunyai dua macam yaitu , pertama ibadah seperti ibadah di masjid, di gereja, di kuil dan
sebagainya kedua pelayanan mengambil pilihan praktik hidup mengutamakan kaum miskin
atau memperjuangkan keadilan sosial misalnya, tidak selalu kita temukan identifikasi
religiousagamani di situ.

Namun, yang pasti objek perbandingan agama itu, menurut A. Mukti Ali adalah
pengalaman agama. Dimana pengalaman agama yang subyektif di obyektifikasi dalam
bermacam bentuk ekspresi ini bisa Berupa "teori", "praktis", dan "sosiologis", uraian dari
ketiga bentuk pengalaman agama ini sebagai berikut:12

Ekspresi teoritis pengalaman agama yang terutama adalah mitos doktrin, dan dogma.
Ekspresi teoritis bisa berbentuk simbol, oral, dan juga tulisan. Yang disebut belakangan ini ada
yang terbilang kepada kitab suci, ada yang klasik. Memahami kitab suci di perlukan literatur
yang sifat nya menjelaskan; termasuk dalam kelompok literatur ini adalah Talamud, Zend
dalam Pahlevi, juga hadits. Di india di kenal sebagai Smriti, di kalangan protestan tulisan-

10
JB. Banawiratma, SJ, “Ilmu Perbandingan Atau Ilmu Agama-Agama”,h.26.
11
JB. Banawiratma, SJ, “Ilmu Perbandingan Atau Ilmu Agama-Agama”,h.26.27.
12
HA. Mukti Ali, Ilmu Perkembangan Agama Di Indonesia, h. 79.80
10
tulisan Luther dan calvin. Agama-agama besar juga memiliki credo, yaitu suatu ungkapan
pendek tentang keyakinan, "syahadat dua belas" dalam Kristen, "dua syahadat" dalam islam,
dan "shema" dalam yahudi.

Adapun tema yang fundamental dalam pemikiran agama adalah tuhan, kosmos, yang di
dalamnya dunia dari manusia. Teologi, kosmologi, dan antropologi adalah masalah-masalah
pokok dalam semua agama setelah masalah ketuhanan, maka masalah dunia adalah topik besar
kedua yang di kandung di dalam ekspresi dalam ekspresi dalam pengalaman agama. Termasuk
dalam kosmologi ini adalah masalah hakikat dunia adalah asal-usulnya susunannya dan
keberakhirannya. "Sejarah" bisa berarti sejarah kosmis atau sejarah kronologis dari kelompok
atau masyarakat tertentu rakyat dan kebudayaan, juga individu, termasuk dalam bidang
pembahasan kosmologi ini. Sikap agama terhadap waktu, apakah cyclical (berputar) atau linier
(lempang dan ada akhirnya) juga termasuk dalam kelompok pembahasan ini akhirnya
pemikiran kosmologis memasukkan spekulasi tentang tema-tema eskatologis.

Mengenai metode apa yang paling tepat untuk di gunakan untuk mengkaji agama para
ahli ilmu agama berbeda pendapat. A Mukti Ali berpendapat ada beragam pendekatan atau
metode yang di gunakan oleh para sarjana ilmu agama. Beberapa metode tersebut adalah;13

Pertama, pendekatan kesejarahan (history).pendekatan ini berusaha untuk meluruskan


asal-usul dan pertumbuhan ide-ide agama dan lembaga-lembaganya dengan perantaraan
periode-periode tertentu dari perkembangan tertentu. Juga untuk memahami kekekuatan-
kekuatan yang ada pada agama itu, studi ini harus di mulai dengan waktu yang dapat di
ketahui dalam sejarah manusia untuk merekonstruksi permulaan agama.

Kedua, pendekatan sosiologi. Cara ini semula diterapkan dalam kerangka sosiologi umum
sebagaimana digariskan Comte dan Spencer yang cenderung menggunakan analisis ekonomi
yang ditokohi oleh lassale dan marx, yang di kemudian hari di koreksi oleh pendiri sosiologi
agama modern seperti Emile Durkheim, max warner dan lain-lain.

13
HA. Mukti Ali, Perbandingan Agama Di Indonesia, h. 76.79.
11
Ketiga,pendekatan fenomenologis. Pendekatan fenomenologis berusaha untuk melihat
ide-ide agama, amalan-amalan, dan lembaga-lembaganya dengan mempertimbangkan "tujuan"
nya, namun tanpa menghubungkan dengan teori-teori filosofis, teologis, metafisika atau
psikologi.

Keempat, pendekatan tipologis. Pendekatan ini berangkat dari pengkatagorian atau


penyusunan tipe-tipe bahasan atau tema yang sudah.

Lebih konkret A. Mukti Ali dalam bukunya menyebutkan bahwa ruang lingkup ilmu
perbandingan agama adalah:

1. Perbandingan agama meskipun membicarakan perbandingan, namun ia tidak mengadakan


perbandingan benar salahnya, melainkan yang dibicarakan pada dasarnya sama saja, dalam
hal ini harus berdasarkan objektivitas.
2. Perbandingan agama tidaklah membahas atau membicarakan tentang kebenaran dan
ketidakbenaran dari pada suatu agama yang ia teliti atau pelajari, dalam hal ini semua
agama menurut ilmu ini dinilai sama. Pembahasan tentang kebenaran suatu agama adalah
menjadi ruang lingkup pembahasan disiplin ilmu lain seperti teologi atau filsafat agama.
3. Ilmu perbandingan agama tidak bertujuan untuk memberi atau menambah keimanan
seseorang yang menekuninya, sebab ia bukan teologi. Demikian juga ilmu ini tidak
berusaha untuk meyakinkan maksud agama seperti yang diusahakan oleh penganut agama
itu sendiri atau dengan kata lain bahwa orang yang menyelidiki agama-agama guna
membuat suatu perbandingan, tidaklah berusaha untuk menjadi ulama dalam agama yang
dipelajarinya.
4. Penyelidikan ilmu ini tidak hanya terbatas kepada pengumpulan fakta-fakta dan data-data,
tetapi juga membicarakan secara luas hal-hal seperti kitab suci,lembaga agama, syari'at dan
lainnya.

Adapun cara yang ditempuh dalam ilmu perbandingan agama ialah mengumpulkan dan
mencatat segala kenyataan yang terdapat pada berbagai macam agama yang diselidiki,
meliputi studi kitab-kitab suci, tempat-tempat upacara keagamaan seperti Masjid, Gereja, Kuil,

12
Vihara, Klenteng, dan sebagainya. Selain itu dipelajari juga bentuk upacara keagamaan (ritus)
yang dilakukan oleh para pemeluk agama.

Sedangkan yang dijadikan obyek studi ilmu perbandingan agama tidak hanya terbatas
pada agama-agama besar atau agama samawi saja, akan tetapi meliputi semua agama (samawi
dan ardhi) yang pernah hidup dan dianut oleh manusia meskipun hanya bersifat lokal (agama
etnis).

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kacamata etimologi, ada pendapat yang mengatakan bahwa kata "agama" berasal
dari bahasa "sansekerta", yang bermakna "haluan, peraturan, jalan atau kebaktian kepada
Tuhan". Pendapat lain mengatakan bahwa kata "agama" itu tersusun dari dua kata, "A" yang
berarti "tidak" dan "GAMA" yang berarti "pergi, kacau". Jadi "agama" berarti "tidak pergi, tidak
kacau". Dengan kata lain bisa juga diartikan dengan tetap di tempat, diwarisi turun te murun.
Agama memang memiliki sifat demikian. Selanjutnya ada pula yang mengatakan bahwa
"GAMA" berarti "tuntunan".

Menurut Moh, Rifai ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang dapat mengetahui dan
memahami gejala-gejala keagamaan dari pada suatu kepercayaan dalam hubungan dengan agama
lain.14Ilmu Perbandingan Agama itu bertujuan menjelaskan fenomena-fenomena keagamaan
suatu agama sebagaimana yang terkandung pada agama tersebut apa adanya sehingga orang lain
atau pemeluk agama lain. K. Sukardji Mengemukakan bahwa ilmu perbandingan agama adalah
ilmu yang mengkaji sejumlah agama (beberapa agama) dengan berbagai aspek nya untuk
mengetahui persamaan dan perbedaannya satu sama lain, secara keseluruhan atau pada masalah-
masalah tertentu menurut azas, dan metode tertentu yang di lakukan dengan teliti.

Lebih konkret A. Mukti Ali dalam bukunya menyebutkan bahwa ruang lingkup ilmu
perbandingan agama adalah:

1. Perbandingan agama meskipun membicarakan perbandingan, namun ia tidak mengadakan


perbandingan benar salahnya, melainkan yang dibicarakan pada dasarnya sama saja, dalam
hal ini harus berdasarkan objektivitas.
2. Perbandingan agama tidaklah membahas atau membicarakan tentang kebenaran dan
ketidakbenaran dari pada suatu agama yang ia teliti atau pelajari, dalam hal ini semua

Drs. Moh. Rifai, Perbandingan Agama (selanjutnya disebut Perbandingan Agama) at. VII (Semarang
14

Wicaksana, 1984), h. 11.


14
agama menurut ilmu ini dinilai sama. Pembahasan tentang kebenaran suatu agama adalah
menjadi ruang lingkup pembahasan disiplin ilmu lain seperti teologi atau filsafat agama.
3. Ilmu perbandingan agama tidak bertujuan untuk memberi atau menambah keimanan
seseorang yang menekuninya, sebab ia bukan teologi. Demikian juga ilmu ini tidak
berusaha untuk meyakinkan maksud agama seperti yang diusahakan oleh penganut agama
itu sendiri atau dengan kata lain bahwa orang yang menyelidiki agama-agama guna
membuat suatu perbandingan, tidaklah berusaha untuk menjadi ulama dalam agama yang
dipelajarinya.
4. Penyelidikan ilmu ini tidak hanya terbatas kepada pengumpulan fakta-fakta dan data-data,
tetapi juga membicarakan secara luas hal-hal seperti kitab suci,lembaga agama, syari'at dan
lainnya.

3.2 Saran

Penulis dengan rendah hati masih banyak kekurangan dan belum mencapai target yang
diinginkan. Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bahaf, Muhamad Alif. 2015. Ilmu Perbandingan Agama A-Empat Puri Kartika BanjarsariC1/1
Serang 42123.
Jirhanuddin,Juli 2010. PERBANDINGAN AGAMA[Pengantar Studi Memahami Agama-
Agama].Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167

16

Anda mungkin juga menyukai