Anda di halaman 1dari 5

NASKAH DRAMA

ULAH DARI NARKOBA


Tema : Pergaulan Bebas
Alur : Maju
Latar :
- Tempat = Di ruang kelas,Di dalam Rumah dan Kantor Polisi
- Waktu = Malam hari dan Siang hari
Genre : Tragedi,Drama,Moral.

Pemain :
·       Yola sebagai Polisi
·       Mulia sebagai Polisi
·       Sintiya sebagai Bandar Narkoba
·       Welda sebagai Anak Idiot,Teman Sintiya
·       Regina sebagai teman Sintiya
·       Devira sebagai Ibu Sintiya
·       Yetri sebagai Pelajar

Sintiya : “Ibu,aku minta uang, Bu..”


Sintiya sekarang duduk di bangku SMA. Masa kecil Sintiya dulu adalah seorang anak yang
baik dan rajin.Tapi setelah ia duduk di bangku SMA,ia berubah menjadi seorang anak yang
Malas dan sering pulang tengah malam.dimana seorang pelajar seharusnya sudah tidur ..
“Uang lagi..??? Dua hari yang lalu Uang,Kemarin Uang,sekarang uang lagi..??
Buat apa uang-uang itu semua. Nak..??” tanya Sang Ibu yang mengeluh. Karena anaknya
selalu meminta uang kepadanya dengan tujuan tidak jelas
“Ah,Ibu!
Penting,Bu. 500 ribu aja dah..” ucapnya lagi meminta uang
“Nak,sekarang Ayah sudah tidak ada lagi..
Kita harus menghemat. Bagaimana dengan kehidupan selanjutnya..??” ucap ibu menceramahi
“Ah, Ibu..
Terakhir deh,Bu. Sekarang aku masih minta uang..
Nanti kalau aku sudah lulus dan kerja aku juga bisa kok ngasilin uang buat hidup kita”
ucapnya mencari alasan agar sang Ibu memberinya uang.
Ibunya menurut lalu menguarkan dompet dari saku roknya..
Ia membuka dompetnya dan memberikan uang kepada Sintiya.
“Makasih. Ibu aku pergi dulu ya..” pamit Sintiya
“iya, Hati-hati. Nak..” ucap ibunya..
Sintiya lalu pergi ke sekolah ..
*****************
Sesampainya Sintiya di sekolah..
Ia bertemu dengan teman akrabnya yaitu Regina.
Mereka berteman cukup dekat sejak SMP..
“Eh, hari ini jadikan ..??” ajak Regina yang entah apa tujuannya
“Pastilah…” jawab Sintiya
“Hari ini di tempat mana..??”
“Biasa…
Samping sekolah..” ucap Regina santai
“iyadah. Lo udah bawa uangkan..?”
“pastilah..” tak lama gurupun datang dan memulai pelajaran sampai sore hari Bel berbunyi
dan Murid di sekolah itu di bubarkan..
-------------------------
Regina dan Sintiya pergi bersama berjalan kaki ke suatu tempat di samping sekolah mereka.
Tempatnya sangat terpojokdi pedalaman.sehingga tak banyak orang yang mengenal tempat
itu
“heii, bang.
Pesen 5 dong.. biasa ” ucap Sintiya santai yang duduk di kursi dekat seseorang
“gue juga pesen 4 aja..
Sama minumnya yang biasa.. botolan bang..” sahut Regina yang ikut duduk di samping
Sintiya
“Sippppp…
Nih..” ujar seseorang bernama Sintiya yang memberikan sebuah botol minuman keras dan
beberapa obat terlarang narkoba yang di bungkus di dalam plastic..
“nih, bang uangnya..” Sintiya memberikan uang kepada Sintiya
“besok ada kiriman  dari Negara tetangga sebelah.
Obatnya lebih mantep dari pada yang ini.
Tapi harganya lebih mahal. Soalnya kan barang luar..”  Ujar Sintiya yang memberitahukan
suatu hal kepada temannya.
“siippp dahh..
Tapi ada diskon kali bang..
Kan kita udah langganan disini” rayu Regina agar mendapatkan potongan harga
“iya,bang ..
Setengah harga boleh kali bang..’ sahut Sintiya
“sip dah..
Tapi kalian bawa satu orang lagi dong..
Biar ikut beli juga.. nanti bayarnya setengah harga gapapa dah..”
“satu orang ..??
Susah bang. Kalo ngajak orang lagi mah..”
“ya. Rayulah….
Entarkan bayarnya setengah.. biar cepet laku juga..
Soalnyakan produknya baru ini..”
“okeh deh bang..
Gua pulang dulu ya..” pamit Regina lalu pergi pulang.
Sementara Sintiya masih di tempat itu dan mengkomsumsi obat-obat terlarang itu yang
membuat matanya sayu. Wajahnya juga sudah tidak segar lagi, dan tubuhnya benar-benar
mabuk yang membuat kadang ia terjatuh saat berjalan pulang..
Kepala juga terasa sangat pusing setelah meminum itu. bicaranyajuga sudah ngawur
sepanjang perjalan ia pulang
*********
Ckkkkrrrrrriiiikkkkk…
Sintiya masuk kedalam rumah dengan keadaan masih mabuk dan sempoyongan
“Sintiya.. kenapa kamu pulang selarut ini..??” tanya sang ibu yang menghawatirkan keadaan
anaknya.
“Itu bukan urusan ibu..” jawab Sintiya dengan nada bicara ngawur
“Sintiya..!! kamu ini kenapa..???” tanya sang ibu dengan nada agak sedikit kesal juga
“Hanya sedikit pusing. Besok juga sudah tidak apa-apa,Bu..” ucapnya yang langsung
”Sintiya! Apa kau mabuk..??”
“Ini  bukan urusan Ibu!! Aku pergi dulu..
Aku mengantuk…” ucap Sintiya yang langsung memasuki kamarnya meninggalkan ibunya
sendiri..
Ibunya mengambil telepon genggam di saku celananya. Jari tangannya lalu memencet
tombol-tombol pada keypad teleponnya dan menelepon seorang polisi
“Hallo. Assalamu alaikum ..” sahut Ibunya di rumah
“Walaaikum salam. Apa yang bisa saya bantu..??” Tanya seorang polisi dari seberang sana
“Apa kau bisa memata-matai anakku..??
dia murid SMA Di daerah Bekasi. Namanya Sintiya..”
“Memangnya apa yang salah dengan anak itu..?”
“Akhir-akhir ini dia sering pulang malam,
Setiap pulang matanya terlihat sayu bicaranya juga ngawur..”
“oh. Mungkin anak itumengikuti pergaulan bebas di sekolahnya..
Baik,Bu. Saya akan mengawasi anak ibu..”
“Ya. Terima kasih..
Maaf telah mengganggu waktu anda di malam hari”
“ya. Tidak apa-apa.
Ini sudah tugas saya sebagai polisi..” ucap polisi itu lalu menuntup telepon.
**************
Pagi hari
Sintiya dan Ibunya berantam lagi dengan permasalahan yang sama terus menerus..
Yaitu masalah uang..
“Ibu. Aku minta 500 ribu dong,Bu..” ucap Sintiya
“500 ribu lagi,nak..??
Buat apa semua uang itu kamu pakai..??
kemarin apa tidak cukup..??
Ibu bukan seorang direktur sehingga kamu bisa meminta uang sebanyak itu setiap hari..!!”
ceramah ibunya lagi
“jika itu tugas sekolah apa Ibu tidak akan memberikan uang..??”
“Guru mana yang meminta uang muridnya sampai sebesar itu setiap hari nak..??”
“Ibu..
Ini beneran tugas sekolah… Ibu telepon Bu Avifah saja jika tidak percaya…”
“Baiklah.. kamu tunggu disini.
Ibu mau ke ruang tamu dulu mengambil telepon..” ucap ibunya lalu pergi mencari teleponnya
Sementara itu Sintiya justru pergi mengendap-endap ke kamar ibunya..
Pertama,ia pergi mencari dompet ibunya di meja. Tapi tidak ada disana
Ia lalu mencari lagi ke Kolong meja itu tapi hasilnya tetap sama.
Ia kemudian mencari di lemari pakaian kamar ibunya..
Lalu di temukan sebuah dompet dan beberapa perhiasan emas milik ibunya, mengambilnya
dan  segera pergi untuk berangkat sekolah..
*******
Sesampainnya di sekolah..
Regina dan Sintiya bertemu di kelas..
“Eh, hari ini jadi lagikan..??!!” tanya ajak Regina kepada Sintiya
“ iyalah,Bro..”
“Eh,tapi terus kita ajak siapa nih..??
Biar dapet potongan hargakan lumayan..”
“Ajak mayang aja gimana..??”
“jangan.. dia gak bakalan mau minum gitu-gituann..”
“yaudah. Si culun aja..sihh.”
“anak culun siapa..??”
“itu si Welda…”
“emang dia mau begituan..??”
“Paksa aja sihhh..dia kan juga anak orang kaya..
Pasti berduitlahh..”
“O aja dah bang. Abis pulang dah..”  ucap Sintiya
Waktupun berlalu..
Bel Pulang pun berbunyi..
Welda bersiap untuk pulang,tapi kedua temannya Sintiya dan Regina menadangnya sehingga
jalannya terhenti..
“Ada-ada-ada apa kamu..??” tanya Welda dengan gagap.. selain dia anak yang culun ia juga
sedikit gagap ketika sedang berbicara.tapi prestasinya cukup baik dalam belajar
“Lo bisa ikutkan sekarang..??” tanya Regina
“Memangnya, kita-kita-kita mau kemana..??”
“lo bawa uang banyak gak hari ini..??” tanya Sintiya
“aku-aku Cuma bawa uang 400 ribu..
Uang-uang itu,itu juga buat bayar SPP bulan ini”
“Udah.. lo ikut aja..” acap Sintiya memaksa sambil menarik salah satu tangannya
“Tapi-tapi kita,kita-kita mau pergi kemana..??” tanya Welda menurut sambil berjalan yang di
seret Sintiya dan Regina
“Diem aja lu..” marah Regina kesal. Mereka lalu pergi bersama dengan mengendap-endap
takut ketahuan orang lain..
Di sisi lain..
Kedua polisi masih mengikuti mereka sejak pulang sekolah sampai ke tempat ini..
Sintiya,Regina  dan Welda juga tidak sadar kalau mereka sedang di buntuti..
**********
“Weeiiii, bang..
Gua bawa korban nih bang..” ucap Sintiya
“Bagus dah. Tunggu disini ya..
Mau ngambil barangnya dulu..”
“Siipppp…” sahut Regina
“Sintiya,Regina…
Kita-kita ada dimana..??
ini namanya tempat-tempat apa..??” tanya Welda penasaran
Sintiya datang membawakan beberapa obat terlarang itu di tangannya
“Nihh… barangnya” ucap Sintiya memberikan obat terlarang itu kepada mereka
“Mana keluarin uang lu..!!” suruh Regina
“Tapi-tapi.. uang aku buat bayar-bayar SPP bulan ini..” jawab Welda member alasan
“Udah!! Cepetan..!! mana uang lu…??” tanya Sintiya kesal
“Ah! lama lu!!” lanjut Sintiya yang kesal lau membongkar tas yang di bawa Welda..
“Jangan. Aku-aku-aku gak punya uang lagi nanti..”
“Alah.. berisik lu..” sahut Herizha yang kesal.
Sintiya menemukan dompet milik Welda dan mengambil uang di dalamnya lalu memberikan
kepada Sintiya..
Sintiya dan Regina meminum obat-obat terlarang itu sampai membuat dirinya menjadi
mabuk..
Sementara ketika di sungguhi obat itu kepada Welda. Ia tidak meminumnya karena ia tahu itu
adalah benda haram dan juga ia takut di marahi kedua orang tuanya.
Ia mengambil telepon genggam dari saku bajunya dan menelpon polisi disana..
“Hallo. Polisi.. tolong-tolong aku..” sahut Welda menelpon
Tapi Regina yang termabuk menyadari bahwa Welda sedang menelpon seorang polisi itu
langsung mengambil ponselnya dan membuangnya sembarangan..
“Kenapa-kenapa kamu membuang ponselku..?” tanya Welda
“Udah.. lu diem aja..” ucapnya dengan nada mabuk
BRRRRRRUUUUUKKKKKKKKKKK……
Kedua polisi datang dengan mendobrak pintu menggunakan kakinyaa..
Tembakan peringatan pertama di tembakan sehingga semua orang yang berada disana
menunduk ketakutan…
“Angkat tangan!!!!” Teriak salah satu polisi itu yang bernama Yola
Semua orang disana menundukan kepalanya ..
Dan salah satu polisi itu sempat menghubungi polisi lainnya..
Kedua polisi tersebut menangkap dan memborgol kedua  tangan Regina ,Sintiya serta sang
Bandar Narkoba Sintiya.
Mereka semua di bawa ke kantor polisi..
************
Sesampainya di Kantor polisi. Polisi Yola menghubungi Ibu dari Sintiya sehingga ia datang.
Kedua polisi itu menanyai para tersangka..
“Coba jelaskan, sudah berapa lama kamu mengkomsumsi Narkoba..??” tanya tegas polisi
Yola
“Saya baru meminumnya seminggu ini pak..” jawab Regina
“Apa kamu juga ikut meminumnya..??” tanya Polisi Mulia kepada Welda
“Tidak pak.. saya-saya belum pernah minum..” jawabnya ketakutan
“Darimana kamu mendapatkan obat-obat seperti itu..??” tanya tegas Polisi Yola lagi
“saya mendapatkan dari Negara sebelah..” jawabnya tidak terus terang
“Jawab yang JUJUR!!!” tanyanya dengan teriak dan tegas
“saya mendapatkan dari Malaysia dan Singapura..” jawab Sintiya
Setelah mereka di tanya beberapa pertanyaan. Polisi itu langsung menahan mereka lagi di sel-
sel penjara..
Tak lama Ibu dari Sintiya datang menemuinya..
PRRRRAAAAAAKKKKKKK……
Tamparan keras mendarat di pipi Sintiya..
“Ibu, aku minta maaf…” ucap Sintiya sambil menangis tersedu-sedu
“Kau tahu…?? Kau menghabiskan Rp.5.000.000 uang ibu hanya untuk mabuk-mabukan
saja!!” marah ibunya kecewa
“Ibu aku menyesal.. aku minta maaf ibu…” ucap Sintiya lagi..
Sintiya dan Regina pun di rehabilitasi untuk beberapa nulan. Sementara Sintiya di Vonis
selama 5 tahun penjara ..
Namun,Welda terbebas karena tidak terlibat dengan masalah Narkoba..
Untuk itu. Kita harus bergaul dengan orang yang tepat! Agar kita tidak terjerumus ke jalan
yang sesat ..

The End

Anda mungkin juga menyukai