Anda di halaman 1dari 9

Pemain : Icha Aurel

Raisa Amanda
Fathurrahman Hawari
Em Brypo Baginda
M. Daffa Raihansyah
Syifa Andalia

Naskah Drama
“From Zero To Hero”

Synopsis: Icha Dan Andalia adalah seorang dua gadis populer di


sekolahnya, mereka sering kali menggunakan ke
populeran mereka untuk mem-bully teman-teman yang
introvert dan tertutup seperti Brypo. Hingga pada
suatu hari terjadi peristiwa tegang seperti
ditemukannya dua korban pembunuhan dari sekolah
tersebut. Lalu ada pula Raisa, yang mula mula
dianggap sebagai psikopat dari tingkah laku sehari-
harinya dan harus berurusan dengan berbagai fitnah
yang ditebarkan kepadanya akubat dari kasus tersebut.
Hingga dibunuhnya andalia yang merupakan sahabat
icha. Pembunuhan andalia ternyata tanpa sengaja
disaksikan langsung oleh Raisa dan Brypo, Hingga
terbongkar siapakah pembunuh yang sesungguhnya?
Scene 1. Int. Masjid Agung. (morning)

Pagi hari yang cerah dengan matahari yang memperlihatkan sinarnya


yang terang. Aktivitas manusia mulai berjalan kembali setelah mereka
istirahat untuk aktivitas yang akan mereka jalani dari pagi hingga
sore ataupun malam hari. Tidak terkecuali Brypo, seorang mahasiswa
dari sebuah universitas swasta di Jakarta. karakternya yang seperti
pendiam, tertutup dan introvert sering kali menjadi bahan tertawaan
teman-temannya di universitas tersebut.

Terutama lil’divas yang anggotanya terdiri dari pria dan wanita


terkeren di kampus dan dikenal suka menjahili mahasiswa yang tidak
dianggap keren, terutama ketuanya yang bernama Icha dan sahabatnya
yang merupakan pendiri geng tersebut. Dari rektor hingga dosen tidak
berani melawan geng tersebut karena sebagian besar anggotanya adalah
penyumbang nomor satu kampus tersebut. Saat Brypo berjalan menuju
ruang kelas, Icha dan gengnya pun yang duduk di taman mengganggunya
dengan perkataan yang tidak mengenakan.

Icha  : Hei, lihat itu. Ada manusia purba lewat.


Hahahahahahaha……..

Geng   : Hahahahahaha…………..

(Brypo tetap tenang dengan perkataan Icha dan


terus berjalan menuju ruang kelas)

(Icha dan gengnya mendekati Brypo)

Icha  : Hei mau kemana kau, kenapa terburu-buru


seperti itu ?

Brypo    : Bukan urusan mu (jawab Brypo dengan


kesal akibat perkataan Icha tadi)

Icha  : Nyolot nih orang, hajar!

(Icha tertawa melihat tas Brypo ditarik dan


dibuang isinya oleh teman-temannya, mahasiswa yang
lain hanya bisa diam dan tidak berani melakukan
apapun)

Icha  : Cukup.

Brypo   : woy cukup! ( mengambil semua buku yang


berserakan dan memasukkan kembali ke tas nya)
Icha  : Itulah akibatnya kalau kau tidak sopan
dengan ku, kau harus paham itu

Brypo   : Persetan kau!

Icha  : Terserah kau mau bilang apa, Cabut!


(perkataannya kepada gengnya untuk pergi)

(Brypo berdiri sendiri sambil, membersihkan semua


bukunya dan berjalan kembali menuju ruang kelas)

Cut to:

Scene 2. Ent. Masjid Agung. (morning)


Andalia  : Awas ada manusia purba mau lewat!

(Geng Ichameda yang ada disana menyingkir dengan wajah senyum


menghina)

(Brypo kemudian masuk kelas dan duduk di bangku kosong sebelah


teman dekatnya yang sudah ada di dalam kelas terlebih dahulu)

Raisa  : Melihat mu diperlakukan seperti itu setiap kuliah


membuat ku muak.

Brypo    : Kau saja yang melihat sudah muak, apa lagi aku yang
menjadi korbannya.

Raisa  : Kenapa kau hanya diam saja dan tidak melakukan apapun?

Brypo    : Sebenarnya aku ingin, tapi kau tahukan kalau aku


melawan pasti akibatnya akan semakin buruk perlakuan mereka
kepada ku. Karena itu aku diam saja.

Raisa  : Benar juga perkataan mu.

Brypo    : Lagi pula mereka juga seperti dibiarkan untuk


melakukan hal tersebut. Kau tahukan orang tua mereka penyumbang
nomor satu di kampus ini. Jadi demi universitas ini
tetap berjalan dan memiliki pemasukan tetap bahkan tinggi, mereka
rela mahasiswanya  menjadi tumbalnya.

Raisa  : Aku masih berharap adanya keajaiban yang bisa membuat


mereka jera dengan perlakuan mereka tersebut.

Brypo    : Bukan kau saja yang berharap demikian, aku dan


mahasiswa-mahasiswi kampus ini yang menjadi korban mereka juga
berharap demikian.
Scene 3. Ext. Masjid Agung. (morning)
Disaat serunya mereka mengobrol, mahasiswa diikuti oleh dosen
memasuki ruang kelas, dan pelajaran pun dimulai. Perlakuan tidak
menyenangkan yang dilakukan oleh geng Ichameda tidak hanya berjalan
hanya di pagi hari saja, tetapi juga hingga kuliah selesai yaitu sore
hari. Korbannya pun tidak hanya Brypo seorang, puluhan siswa dalam
sehari bisa menjadi korban. Tiba-tiba, ke esokan harinya saat kampus
baru saja dimasuki oleh mahasiswa, terdengar suara teriakan yang
cukup keras dari seorang wanitia di depan toilet wanita lantai 2
kampus.

Wanita : Kyaaaaa……..!!!!!!!!!!!!!!!
(Orang-orang berdatangan dan mulai berkerumun)

Fathur: Mahasiswa dan mahasiswi silahkan menyingkir dan jangan


terlalu dekat
Dan Cepat hubungi kantor polisi dan rumah sakit! (suruh ketua BEM
kepada siapa saja)

Scene 4. Ext. Galilea. (afternoon)


Kematian wanita itu mengejutkan banyak pihak dan menjadi bahan
perbincangan mahasiswa hingga media massa. Tidak terkecuali Brypo dan
Raisa.

Brypo  : Raisa! (Berteriak memanggil)

(Raisa yang sedang berjalan, menghentikan langkahnya dan menunggu


temannya mendekatinya)

Raisa    : Ada apa?

Brypo  : Ada berita terbaru mengenai mahasiswi yang ditemukan tewas


kemarin.

Raisa    : Coba ceritakan.

Brypo  : Jadi begini, kau tahu siapa mayat wanita itu?

Raisa    : Tidak, soalnya waktu mau melihat aku dihadang oleh Icha
dan saat
mau melihat sudah di tangan oleh polisi.

Brypo  : Mayat wanita itu adalah Jessica. Kau tahu, mahasiswi


fakultas Ekonomi semester 5 dan juga anggota dari geng Ichameda.

Raisa    : Yang benar? Wah ini bagus sekali!

Brypo  : Apanya yang bagus? Ada mahasiswi universitas ini tewas kau
bilang

Bagus? Gila ya?!


Raisa    : Maksud ku, mungkin karena ada anggota geng Ichameda yang
tewas,
jadi geng tersebut bisa vakum sementara dan mereka juga pasti dalam
masa berkabung. Mengingat salah satu anggota mereka tewas mengenaskan

Brypo  : Iya juga sih, tapi masa hal seperti ini kau bilang bagus. Oh
ya ada lagi, dari informasi yang aku dapat bahwa Santi ini tewas
dengan keadaan jantung yang menghilang tanpa jejak. Diperkirakan juga
bahwa dia tewas sekitar pukul 03:00 dan saat itu sudah pasti kampus
tidak ada orang. Diperkirakan juga bahwa pelakunya adalah orang dalam
yang punya akses masuk ke dalam kampus dengan leluasa.

Raisa    : Hmmmmm……. Siapa ya kira-kira pelakunya kalau benar orang


dalam ?

Brypo  : Kalau aku tahu sih pasti sudah terkenal kayak Detektif Conan
yang di komik, hahahaha….

Raisa    : Bisa saja kau menghayal, hahahaha……

Scene 5. Ext. Masjid Agung. (afternoon)

Hingga beberapa minggu kemudian, ada saja mahasiswa dan mahasiswi


yang tewas mengenaskan di kampus tersebut. Mereka ditemukan di
tempat-tempat yang berbeda seperti kamar mBrypo pria, lab fisika, lab
biologi, ruang kelas, dan beberapa tempat lainnya di kampus tersebut.
Tetapi, keadaan mereka semua sama persis yaitu jantung yang
menghilang tanpa jejak. Serta, yang menghebohkan adalah korbannya
merupakan mahasiswa dan mahasiswi anggota geng Ichameda.

Karena pelaku yang tak kunjung terungkap, munculah banyak pendapat


mengenai si pelaku dari kalangan mahasiswa, dosen, bahkan media massa
hingga masyarakat sekitar. Geng Ichameda mulai mencari pelakunya dan
mereka menganggap bahwa pelakunya adalah ,mahasiswa dan mahasiswi
yang sering mereka ganggu tidak terkecuali Brypo dan Raisa.

Icha  : Heh manusia purba, apakah kau pelakunya? Cepat katakan!


(Icha kemudian menunjukkan jari ke wajah Brypo)
Raisa  : Apa kau gila main menuduh orang sembarangan?
Icha  : Diam kau Stick, bukan kau yang aku tanya!
Icha  : Cepat katakan sekarang juga!
Brypo    : Bukan aku pelaku pembunuhan, jaga mulut kau!
Icha  : Jangan bohong, apa kau tahu pelakunya? Hah!
Brypo    : Aku tidak tahu apa-apa mengenai hal ini, aku berani
bersumpah untuk hal ini.
Icha  : Baiklah kalau begitu. Tapi apakah kau tahu siapa pelakunya?
Katakan!
Brypo    : Aku juga tidak tahu tentang hal itu.
Icha  : Hey Stick, kau tahu siapa pembunuhnya?
Raisa  : Aku tidak tahu sama sekali.
Icha  : Bullshit! Habisi mereka, buat mereka jera karena siapa tahu
mereka berbohong.
(Anggota geng Ichameda melempari Brypo dan Raisa dengan kertas kertas
yang mereka pegang)
Icha  : Ayo, kita pergi menjauh dari mereka.
Andalia  : Ayo, aku sudah muak melihat mereka.

(Disaat Icha dan Andalia pergi, seorang dosen datang dan menghampiri
mereka)

Daffa       : Hey kalian, berhenti sekarang juga!


(Dosen semakin mendekat dan memegang salah satu tangan geng Ichameda
yang hampir mengenai wajah Raisa)
Daffa       : Aku bilang berhenti, cepat pulang. Ini sudah hampir
malam.

(Geng Ichameda pergi meninggalkan Raisa, Brypo, dosen)


Brypo    : Terima kasih Pak Daffa.
Raisa  : Iya pak, terima kasih sekali.
Daffa       : Kalian tidak apa-apa?
Brypo    : Kami baik-baik saja pak.
Daffa       : Baiklah kalau begitu, kalian bisa pulang sendiri kan?
Raisa  : Tentu saja kami bisa pak.
Brypo    : Kalau begitu kami pulang dulu pak.

(Brypo dan Raisa berjalan menuju jalan keluar dari kampus)


Dalam perjalanan pulang dengan jalan kaki. Mereka berdua berbincang-
bincang dengan santainya.
Raisa  : Po, aku bingung dengan Pak Daffa tadi.
Brypo    : Bingung kenapa ?, memangnya ada yang aneh dengan dia?
Raisa  : Dia kok berani membela kita, kan geng Ichameda masih
berkuasa di kampus.
Brypo    : Mungkin dia mengikuti hati nuraninya yang tidak tega
melihat mahasiswa di siksa terus di kampus.
Raisa  : Iya juga sih. Eh, tapi mau ngapain di masih di kampus hingga
jam segitu. Biasanya dosen sudah pada pulang jam segit/u. Kita jam
segitu juga gara-gara kegiatan mahasiswa dan terperangkap oleh Geng
Ichameda.
Brypo    : Gak tau juga sih. Jangan terlalu dipikirkan. Mungkin saja
dia ada praktik untuk mengotopsi mayat. Kan dia dosen Kedoktoren yang
setiap beberapa semester membedah mayat manusia untuk praktek calon
dokter. Dan mungkin dia menunggu mayat yang akan datang.
Raisa  : Ada benarnya juga. Tapi dia setiap hari seperti itu  ?.
Brypo    : Iya, dia kan rumahnya dekat dengan kampus, jadi sering
telat pulang sepertinya.

Scene 6. Ext. Masjid Agung. (afternoon)


Ke esokan harinya, Brypo dan Raisa baru saja selesai latihan
praktikum. Mereka memang sering terlambat untuk pulang karena mau
belajar di perpustakaan untuk kuliah esok hari. Bahkan penjaga
perpustakaan sering menitipkan kunci perpustakaan kepada mereka. Tapi
tanpa sadar mereka telah terlalu malam di perpustakaan.

Brypo    : Gawat, sudah malam


Raisa  : Oh iya, terlau serius kita belajarnya sampai lupa waktu
Brypo    : Pulang yuk, lanjut besok lagi
Raisa  : Eh, kok tidak ada satpam yang patroli?
Brypo    : Tahu sendirikan kalau satpam sini penakut. Apalagi
beberapa minggu ini sering ada pembunuhan.

Mereka kemudian keluar dari perpustakaan setelah meletakan kembali


buku-buku dan mengunci pintu perpustakaan. Tetapi, disaat mereka
berjalan menuju pintu keluar kampus, mereka melihat Pak Daffa dan
Andalia sedang mengobrol serius di sebuah lorong kampus yang gelap.
Brypo dan Raisa yang penasaran mengintip dari kejauhan.

Raisa  : Sedang apa mereka disana ?


Brypo    : Mana ku tahu, kau Tanya saja mereka
Raisa  : Mereka kan beda jurusan ?
Brypo    : Benar juga, Pak Daffa mengajar fakultas kedokteran dan
Andalia mahasiswa fakultas Hubungan Internasional.
Raisa  : Mereka serius sekali sepertinya
Brypo    : Kita teruskan mengintip mereka atau pulang ?
Raisa  : Teruskan saja, penasaran nih
Brypo    : Oke

Mereka menginti kurang lebih 10 menit, hingga Pak Daffa dan Andalia
pergi bersama dan memasuki sebuah ruang kelas yang kosong. Brypo dan
Raisa yang penasaran mengikuti mereka dan melihat mereka dari jendela
yang ditutupi tirai yang sedikit terbuka. Dan tiba-tiba, Pak Daffa
menikamkan pisau kepada Andalia hingga tewas. Brypo dan Raisa kaget
melihat hal itu. Apa lagi saat Pak Daffa mengambil jantung Andalia.

Brypo    : Astaghfirullah, Masya Allah. (berbicara berbisik)


Raisa  : Kita pergi yuk. (sambil ketakutan dan bicara berbisik)
Brypo    : Ayo

Saat mereka mulai berjalan menjauh, tanpa sengaja Raisa menyengol


tempat sampah di dekatnya dan terjatuh. Pak Daffa yang reflek
menghentikan aksinya dan berjalan menuju luar ruangan. Brypo dan
Raisa lansung berlari sekencang-kencangnya.

Brypo    : Coba hubungi polisi 911


Raisa  : Oke
Brypo    : Kita berpencar
Raisa  : Oke

Brypo menyuruh Raisa berpencar, tetapi ternyata Pak Daffa mengejar


Brypo. Brypo yang mengetahui hal tersebut bersembunyi di bawah meja
di salah satu ruang kelas. Pak Daffa melihat Brypo memasuki ruangan
tersebut dan dia pun ikut masuk.

Daffa       : Oi sini kau


Brypo    :.... (gemetar karena ketakutan)
Daffa       : Puss, ayolah keluar (menendang satu persatu meja dan
kursi)
(Brypo semakin ketakutan dengan semakin mendekatnya suara langkah
sepatu Pak Daffa. Tiba-tiba terdengar suara dari luar Kampus)
Polisi   : Daffa, anda sudah kami kepung. Cepat keluar dan serahkan
diri.
Daffa       : Setan!!!!
Polisi   : Kami ulangi sekali lagi, cepat serahkan diri anda. Polisi
dengan senjata khusus sudah memasuki kampus dan menuju tempat anda.

Polisi   : Letakan senjata mu!


Daffa       : Persetan kau! (kemudian mulai menghunuskan pisau kea
rah Brypo)
Polisi   : Duarrr!
Brypo    : Ahhhhh! (Pisau hampir meleset mengenai lengannya)

Daffa pun tewas di tempat. Brypo yang terluka dibawa oleh polisi
keluar kampus. Mayar Pak Daffa dan Andalia dibawa polisi untuk di
otopsi. Karena kejadian tersebut, kampus diliburkan selama seminggu.
Saat masuk kuliah, semua mahasiswa dikumpulkan di ruang serba guna,
lengan Brypo masih di perban dan dia di damping oleh sahabatnya
Raisa. Di ruang tersebut, rector menyampaikan sebuah pesan mengenai
Pak Daffa.

Scene 7. Ext. Masjid Agung. (afternoon)


Setelah peristiwa yanmg menegangkan tersebut, semua mahasiswa dan
mahasiswi kembali kuliah seperti biasa. Meskipun rasa berkabung masih
menyelimuti kampus itu seperti kemarin-kemarin. Icha tiba-tiba
mendekati Brypo dan Raisa.

Icha  : Hei.
Brypo    : Hei.
Icha  : Aku kesini hanya mau minta maaf atas kesalahan Andalia dan
aku selama ini, mohon dimaafkan.
Raisa  : Sebelum kamu meminta maaf, kami sudah memaafkan mu dan geng
Ichameda
Icha  : Terima kasih, dan mulai besok kalian tidak akan mengenal geng
Ichameda lagi. Geng  itu hanya masa lalu. Mulai sekarang kita semua
sama. Sampai jumpa dan terima kasih.
Brypo    : Tidak apa-apa, terima kasih kembali.

Mulai saat itu Icha dan sisa dari geng Ichameda meminta maaf kepada
semua mahasiswa dan mahasiswi yang sering mereka kerjai dan ganggu.
Universitas itu sekarang menjadi universitas normal biasanya tanpa
adanya kekerasan dan damai.

-The End-
Tema :

Anda mungkin juga menyukai