No Waktu Nama Siswa Catatan Prilaku Butir Sikap Keterangan TTD Tindak
lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lembar Kerja Siswa 1
Menemukan Tokoh dan watak Tokoh Teks Narasi
Judul :
Tokoh Perilaku Simpulan Watak Tokoh
Komplikasi
Resolusi
Lembar Kerja Siswa 5
Menemukan Sudut Pandang Penulis
Judul :
Sudut Pandang BUKTI
Lembar Kerja Siswa 6
Menemukan Jenis Teks Narasi
Judul :
Karakteristik Teks Simpulan Jensi Teks
Lampiran 1
Teks 1
MALAM YANG SUKAR DIPERCAYA
Oleh Franz Hohler
Anina berusia sepuluh tahun. Dalam keadaan setengah tertidurpun ia dapat
menemukan jalan dari kamar tidurnya menuju kamar mandi. Pintu kamarnya
selalu dibiarkan sedikit terbuka, dan cahaya malam dari lorong memberi cukup
cahaya untuk sampai di kamar mandi melewati meja telepon.
Suatu malam, saat ia melintasi meja telepon menuju ke kamar mandi, Anina
mendengar sesuatu yang berbunyi seperti desis pelan. Tetapi, karena ia setengah
tertidur, ia tidak begitu memperhatikannya. Lagi pula, suara itu terdengar dari
kejauhan.Belum juga ia sampai ke kamar, ia menemukan darimana suara itu
berasal. Di bawah meja telepon, terdapat tumpukan koran dan majalah tua, dan
tumpukan itu sekarang mulai bergerak. Dari sanalah suara-suara itu berasal.
Tiba-tiba tumpukan itu mulai bergerak ke kanan, ke kiri, ke depan, ke
belakang.Tak lama kemudian, koran dan majalah-majalah itu mulai berserakan
di lantai. Anina tidakdapat mempercayai penglihatannya saat ia melihat seekor
buaya yang menggeram dan mendengkur keluar dari bawah meja telepon.
Anina diam terpaku. Matanya terbelalak lebar. Ia melihat seekor buaya
merangkak keluar dari tumpukan koran dan perlahan mengamati sekitarnya.
Kelihatannya ia baru saja keluar dari air karena seluruh tubuhnya basah. Ke
mana pun buaya itu melangkah, karpet di bawahnya menjadi basah.
Buaya itu menggerakkan kepalanya ke belakangdan ke depan, mengeluarkan
desisan yang amat keras. Anina menelan ludah ketika menatap moncong buaya
dengan taringnya yang panjang dan mengerikan. Buaya itu menggoyangkan
ekornya dengan pelan ke belakang dan ke depan. Anina pernah membaca
tentang buaya di “Majalah Binatang”–bagaimana seekor buaya mencambukkan
ekornya ke air untuk mengusir atau menyerang musuh-musuhnya.
Pandangannya jatuh pada judul terbaru “majalah Binatang”, yang terjatuh dari
tumpukan dan tergeletak di samping kakinya. Ia kembali terkejut. Sampul
majalah itu sebelumnya bergambar seekor buaya besar di pinggir sebuah sungai.
Pinggir sungai itu sekarang kosong! Bagaimana mungkin?
Anina membungkuk dan mengambil majalah itu. Pada saat bersamaan buaya itu
mencambukkan ekornya dengan keras sehingga memecahkan pot bunga
matahari yang besar di lantai dan bunga-bunga itu berhamburan kemana-
mana.Dengan secepat kilat Anina melompat ke dalam kamarnya.Ia membanting
pintu, menarik tempat tidur dan mendorongnya ke balik pintu. Ia membuat
penghalang yang dapat menyelamatkannya dari buaya itu. Dengan lega, ia
menghembuskan nafas panjang.
Tetapi sesaat kemudian ia ragu-ragu. Bagaimana bila binatang buas itu hanya
lapar? Mungkinkah, untuk mengusir buaya itu aku harus memberinya makan?
Anina kembali memperhatikan majalah itu. Jika buaya itu dapat merangkak keluar
dari gambar,berarti binatang-binatangyang lainpun bisa.Anina dengan terburu-buru
membolik-balik majalah dan berhenti pada gambar sekelompok burung bangau di
sebuah hutan rawa. “Ini dia”, pikirnya. Burung-burung itu tampak seperti kue
ulang tahun bagi buaya.
Tiba-tiba terdengar suara retakan keras dan ujung ekor buaya itu terlihat di balik
retakan pintu.Dengan cepat, Anina membawa gambar bangau itu ke lubang
yang ada di pintu dan berteriak sekeras mungkin, “Keluar dari rawa!
Keluaaar! Hus! Hus!” Lalu ia melemparkan majalah itu lewat lubang ke arah
lorong, bertepuk tangan, berseru dan berteriak dengan keras.
Ia hampir tak percaya apa yang terjadi setelahnya. Sepanjang lorong itu tiba-tiba
dipenuhi oleh suara burung bangau yang dengan liar mengepakkan sayap
mereka dan berlarian di sekeliling ruangan dengan kakinya yang panjang dan
langsing. Anina melihat seekor burung dengan setangkai bunga matahari di
paruhnya dan seekor lagi menyambar topi ibunya dari gantungan. Ia juga
melihat seekor bangau menghilang ke dalam mulut buaya. Dengan dua kali
gigitan saja, buaya itu menelan burung bangau.Selanjutnya, seekor bangau
lainnya yang membawa bunga matahari pun ditelannya.
Setelah menghabiskan dua ekor burung bangau, buaya itu tampak merasa
kenyang dan berbaring di tengah lorong. Saat buaya itu menutup mata dan tidak
bergerak lagi, Anina perlahan-lahan membuka pintu dan melangkah menuju
lorong melewati buaya itu. Ia menghadapkan sampul majalah yang kosong ke
depan hidung buaya. “Tolong,” ia berbisik, “Tolong pulanglah.” Ia merangkak
kembali ke kamarnya dan mengintai dari lubang pintu.
Iamelihatbuayaitukembalikedalamsampulmajalah. Ia pun segera
menujuruangtengah, tempatburung-burungbangaumemenuhikursidanberdiri di
atastelevisi. Aninamembukahalamanmajalah yang kosong.
“Terimakasih,”katanya pada burung-burung itu, “Terimakasihbanyak.Kalian
sekarangbolehkembalikerawa.”
Di pagihari, sangatsulitbaginyauntukmenjelaskantumpahanair dilantaidanpintu
yang rusak kepada orang tuanya.
Merekatakpercayatentangbuayaituwalaupuntopiibunyatakbiasditemukan lagi.
1. Siapakah tokoh-tokoh
dalam cerita narasi yang
berjudul Mesin Waktu?
2. Di mana dan kapan cerita
tersebut terjadi?
3. Apa tema, amanat/pesan/
atau nilai-nilai yang
terdapat dalam cerita
tersebut?
4. Bagaimana rangkaian
peristiwa dalam cerita
tersebut?
5. Bagaimana sudut pandang
pengarang yang digunakan
untuk menyajikan cerita
tersebut?
6. Tentukan, teks di atas
termasuk teks imajinatif
total ataukah teks
11actual-imajinatif