Anda di halaman 1dari 13

Unsur-Unsur Pembangun Cerpen

1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik merupakan unsur yang terdapat di dalam
cerpen.

2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar
cerpen.
1. Unsur Intrinsik
• Tema
• Amanat (berkaitan dengan tema)
• Alur dan Plot
o Alur (maju/ mundur/ campuran)
o Plot ( Konflik batin dan fisik/ sosial)
• Tokoh
• Penokohan
 Disebutkan langsung oleh pengarang
 Tanggapan, penceritaan oleh tokoh lain
 Dilukiskan melalui perkataan, pikirannya
 Dilukiskan melalui perilakunya
 Digambarkan melalui keadaan lingkungannya
• Latar
• Sudut Pandang dan Gaya Bahasa
ALUR
1. Alur Maju
Ceritanya bergerak maju. Contoh sederhananya adalah misalnya
cerita itu awalnya menceritakan ttg seorang anak kecil dan
berkembang / berakhir saat dia telah remaja.

 
2. Alur Mundur
Cerita bergerak mundur, alias flashback. Biasanya bercerita tentang
latar belakang sebuah kejadian. Misalnya cerita tentang seorang
mantan veteran yang membayangkan kisah hidupnya di masa muda.

3. Campuran
Adalah cerita yg memiliki campuran alur maju dan mundur, cerita
berkembang maju, beberapa kali ditampilkan beberapa potongan
flashback yang menjelaskan latar belakang cerita.
PLOT
1. KONFLIK BATIN

Contoh:
Malam telah larut. Aku terbangun di atas kasur di dalam kamar. Hatiku
terasa robek dan aku merasa amat nista dan kecil dalam keluarga orangtuaku
ini. Mengapa Ramanda tiada pernah memaafkan diriku? Alangkah dosa
diriku. Alangkah tidak adilnya Ramanda dan betapa sakit hatiku sekarang.
Kuhamburkan tangisku di sana.

 
2. KONFLIK FISIK

Contoh:
Berlari dengan tergesa-gesa, ia mengalungkan senjata itu ke
kepalanya. Dipukulnya pipi wanita itu dengan keras. Tanpa rasa kasihan
ia menendang hingga ia tersungkur ke tanah.

 
Keadaan lingkungan
Kawer sedang tiduran di kamarnya yang luas. Ukurannya tak kurang
dari 4 X 4 m. Ranjangnya yang berukuran no. 1 terlihat acak-acakan.
Spreinya sangat kusut. Diatas tempat tidurnya tedapat buku-buku
berserakan yang bercampur dengan baju seragam yang baru
dilepasnya. Sepatunya terlihat di ranjang tapi hanya yang sebelah
kanan, sedangkan sepatu yang sebelah kiri terlihat di sudut kamar di
belakang pintu. Di belakang pintu kamar itu terlihat terdapat kapstok
yang dipenuhi pakain kotor. Di lantai kamar terlihat berpasang-pasang
kaos kaki dan pakaian yang entah sudah berapa hari tidak dicuci.
Televisi dikamar Kawer juga tertutupi debu yang tebal. Di situ Kawer
telentang dengan kaos kaki yang masih melekat di kakinya.
Perkataan/ Pikiran
Dina menatap wajah ibunya.” Ibuku memang cantik,”batinnya,” meski
sudah lanjut usia, kecantikan ibu masih terlihat jelas di wajahnya. Aku
sangat menyayangi wanita ini. Sikapnya yang tegas telah ikut
membentuk karakterku. Kasih sayangnya padaku tak pernah habis.
Perhatiannya padaku juga sangat luar biasa. Meski sejak usiaku 10
tahun ayah sudah meninggal, tapi ibuku samapi kini tak menikah lagi.
Ibu sangat kuat dan tabah dalam menapaki hari-hari bersamaku,
mendidikku, mengajariku, membimbingku sendirian. Aku ingin sekali
bias sekuat dia,” Begitu pikir Dina.”
Perilaku/ tingkah laku
 Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono langsung masuk rumah
dan dibantingnya pintu rumahnya dengan keras. Ibunya yang sedang
berada di dapur sampai terkejut. Begitu masuk, Tono langsung menuju
meja makan, segera dibukanya tudung saji. Ketika dilihatnya lauknya
itu-itu saja, dibantingnya tudung saji sampai gelas yang yang ada di
meja makan jatuh dan hancur berkeping-keping. Dengan muka masam
ia menuju ke kamarnya. Ditendangnya pintu kamarnya samapi terbuka,
lalu masuk. Dibantingnya pintu itu untuk menutup. Kemudian ia
membantingkan badannya di tempat tidur tanpa mencopot sepatu.
Tangannya meraih tape recorder, lalu dia menyetel lagu-lagu rock
dengan volume maksimal.
Disebutkan langsung oleh pengarang
Dia adalah siswa tampan dan cerdas di sekolahku. Dia kaya dan pintar
dalam bidang olahraga. Sifatnya yang cuek justru menjadi daya tarik
bagi para kaum hawa.
Penggambaran watak tokoh melalui
penceritaan tokoh lain
“Sin, bagaimana sebenarnnya Lita ya ?”
“Ya bagaimana lagi ! Dia itu memang judes sich ! Tapi sebenarnya dia
baik juga lho …..”
“Ya emang. Kemarin aku juga diaajarin dia waktu aku kesulitan
mengerjakan PR matematika.”
“Itulah, biar saja dia sekarang marah. Sebentar lagi juga dia akan
baik. Dia itu nggak bakalan tahan kalau marah lama-lama. Lagian, kalau
kamu nggak nyinggung dia duluan, dia juga ndak mungkin semarah itu.”
2. Unsur Ekstrinsik

• Latar belakang pengarang


• Kondisi masyarakat saat cerpen diciptakan
• Nilai-nilai
 Nilai agama (perilaku benar/salah, Tuhan)
 Nilai budaya (kebiasaan, pemikiran, hasil karya cipta)
 Nilai sosial (hubungan antar sesama manusia)
 Nilai moral ( perbuatan baik/ buruk, manusia)

Anda mungkin juga menyukai