Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Alur Dan Macamnya Serta Unsurnya

Pengertian alur dan macamnya serta unsurnya – Apa yang dimaksud dengan


alur dalam cerita? dan apa saja jenis dan unsur alur? berikut ini penjelasannya.
A. Penjelasan tentang alur cerita
Alur adalah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang disusun
secara kronologis. Atau definisi alur yaitu merupakan rangkaian cerita sejak awal
hingga akhir. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan yang terdapat dalam
cerita harus berkaitan satu sama lain, seperti bagaimana suatu peristiwa berkaitan
dengan peristiwa lainnya, lalu bagaimana tokoh yang digambarkan dan berperan di
dalam cerita yang seluruhnya terkait dengan suatu kesatuan waktu.
B. Macam-macam atau jenis-jenis alur
Adapun jenis-jenis alur yang diantaranya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam,
berikut ini penjelasannya:
1. Alur maju.
Yang pertama adalah alur maju, yaitu alur yang peristiwa ditampilkannya secara
kronologis, maju, secara runtut dari tahap awal, tahap tengah, hingga tahap akhir
cerita. Biasanya alur ini sering digunakan oleh penulis pemula, dengan membuat
cerita menggunakan alur ini makan dapat terbangun kebiasaan menulis bagi
mereka sebab jika menggunakan alur ini tidak terlalu sulit dalam mengarang atau
membuat cerita. Alur ini umumnya digunakan pada cerita yang mudah untuk di
pahami atau dicerna, misalnya seperti cerita untuk anak-anak. Tapi bukan berarti
alur ini tidak dapat digunakan pada cerita yang serius, misalnya seperti drama dan
lain sebagainya.
Penjelasan mengenai apa itu alur dalam cerita
2. Alur mundur.
Lalu yang kedua adalah alur mundur, yang dimaksud dengan alur mundur yaitu
alur yang ceritanya dimulai dengan penyelesaian. Alur ini sering ditemui pada
cerita yang memakai setting waktunya pada masa lampau. Penulis yang memakai
alur ini haruslah pintar-pintar dalam menyusun ceritanya supaya tidak membuat
pembacanya menjadi kebingungan.
3. Alur campuran.
Dan yang terakhir adalah alur campuran, yaitu alur yang diawali dengan klimaks
dari cerita, yang kemudian melihat lagi masa lalu atau masa lampau dan diakhiri
dengan penyelesaian dari cerita tersebut. Alur ini akan mudah digunakan dalam
pembuatan cerita, jika pengarang cerita mengerti cara mengatur plot ceritanya.
.
C. Dan inilah unsur-unsur alur
Secara umum unsur-unsur alur dapat dijelaskan sebagai berikut di bawah ini:
1. Pengenalan cerita.
Pada bagian ini, pengarang akan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan
cerita dan hubungan antar tokoh yang terdapat dalam cerita.
2. Awal konflik.
Pada bagian ini pengarang atau pembuat cerita akan memunculkan bagian-bagian
dalam cerita yang dapat menimbulkan permasalahan.
3. Menuju konflik.
Pengarang cerita akan meningkatkan permasalahan yang dialami olah tokoh.
4. Konflik memuncak atau klimaks.
Pada bagian ini merupakan puncak permasalahan yang dihadapi oleh tokoh, pada
bagian ini juga tokoh dalam cerita akan dihadapkan dalam penentuan akhir yang
akan dialaminya, keberhasilan atau kegagalan biasanya menjadi penentuan nasib
tokoh dalam cerita.
5. Penyelesaian atau ending.
Akhir dari cerita, pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana nasib tokoh dalam
cerita tersebut apakah endingnya bahagia, buruk, ataupun menggantung.
Contoh Cerpen Alur Maju
Tono akan berangkat sekolah lebih awal hari ini karena para guru akan
mengadakan pertemuan penting. Seperti biasa, dia pulang berjalan kaki dengan
sahabatnya Dito. Memang, rumah Tono dan Dito tidak jauh dari sekolah, sehingga
hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki.
Ketika Tono melewati persimpangan, dia melihat selembar kertas langsung di
bawah pohon mangga di tepi jalan.
Tunggu, dit, kata Tono. Ditto segera menghentikan langkahnya.
Tono segera mendekati selembar kertas yang dilihatnya untuk memastikan bahwa
perkiraannya benar atau tidak. Ternyata benar! Selembar kertas yang dilihatnya
seratus ribu.
Lihat, Dit. Aku punya uang! Ucap Tono dengan gembira sambil berlari ke Ditto
yang bingung.
Uang siapa itu, tanah liat? tanya Ditto.
Bagaimana saya tahu? Saya mendapatkannya di bawah pohon dan sekarang milik
saya. Tono memasukkan uang itu ke dalam sakunya. Aku akan menanganinya,
mari kita lakukan.
Hahah, ah. Bagaimana jika orang datang dan meminta uang? Mereka harus
mengembalikannya. Dito menolak.
Huh, oke, jika kamu tidak mau. Aku ingin bermain PS dan makan bakso sampai
aku puas, ah sampai jumpa. Tono pergi tanpa khawatir tentang kata-kata Dito,
sementara Dito hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah bermain, Tono kembali ke rumah. Dia sangat bahagia hari ini. Uang yang
dia temukan sebelumnya telah digunakan untuk permainan dan makanan ringan.
Sound, sepertinya kamu tidak bisa pergi ke program perpisahan sekolah, Ibu tiba-
tiba datang dengan wajah bingung dan sedih.
Kenapa, Nyonya? Tono, yang telah lama menunggu acara ini, jelas kecewa dengan
apa yang dikatakan Ibu.
Uang itu menghilang ketika Ibu kembali ke rumah. Sepertinya uang itu jatuh di
persimpangan. Ibu tidak punya uang lagi untuk program perpisahan sementara
batas waktu pembayaran adalah besok pagi. Di mana Anda mendapatkan seratus
ribu dalam satu hari? Penjualan dari pagi sampai malam tidak harus sebanyak itu,
Ibu menjelaskan, membersihkan keranjang.
Tono segera mengingat catatan yang ia temukan siang ini. Itu pasti uang ibu,
gumamnya pada dirinya sendiri. B … benar, Bu …”
Ah, itu tidak masalah. Ibu itu sulit, jangan buat lebih sulit. Pesta perpisahan
bukanlah peristiwa penting. Aku lelah, aku ingin beristirahat.
Tono juga menyesal telah mengambil apa yang bukan miliknya, dan sekarang dia
harus menerima konsekuensi dari tindakannya.

Contoh Cerpen Alur Mundur beserta Tahapan Alurnya


Contoh Cerpen Alur Mundur beserta Tahapan Alurnya – Sebelumnya, kita
telah mengetahui contoh alur cerita dalam cerpen dan contoh cerpen alur
campuran. Kali ini, kita akan mengetahui contoh cerpen dengan jenis-jenis alur
mundur. Adapun alur mundur sendiri mempunyai tahapan dalam alur cerita yang
dimulai dari penyelesaian yang kemudian dilanjut ke antiklimaks, klimaks,
kemunculan konflik, dan pengenalan. Hal ini berbanding terbalik dengan alur maju
yang dimulai dari pengenalan dan diakhiri dengan penyelesaian.
Adapun contoh cerpen alur mundur beserta tahapan alurnya adalah sebagai berikut.

Bebas dari Tuduhan


“Alhamdulillah,” kalimat syukur itu pun diucapkan Laras dengan matanya yang
berkaca. Akhirnya, Laras pun terbebas dari tuduhan berbagai pihak bahwa dirinya
membawa rokok ke sekolah. Tuduhan itu terbebas darinya, setelah Rani dengan
terbuka mengakui bahwa ia sengaja menaruh sebungkus rokok itu ke meja Laras.
Dia mengaku bahwa hal itu dilakukan karena dia cemburu dengan perhatian para
siswa kepada Laras. Normalnya, orang akan marah dan kesal jika kepada orang
yang memfitnahnya. Namun tidak dengan Laras.
“Ras, maaf ya, aku terlalu iri sama kamu. Harusnya aku nggak boleh gitu sama
kamu.”
“Iya, Ran, nggak apa-apa. Yang penting besok lusa jangan gitu lagi, ya.”
Mereka pun berpelukan, dan kembali menjalani kehidupan masing-masing. Laras
pun bisa kembali menjalani aktivitas sebagaimana biasa. Sementara itu, Rani harus
menerima konsekuensi atas perbuatannya itu: diskors selama seminggu oleh pihak
sekolah.
Lantas, bagaimana bisa Rani mengakui tindakan tersebut dihadapan semua orang-
termasuk Laras?
***
“Rani, mau sampai kapan kamu begitu sama Laras? Sudahlah, akui saja
perbuatanmu! Bukan begini caranya untuk bersaing dengan seseorang!” Ujar
Siska, teman akrab Rani. Namun Rani bergeming; tidak mengucap sepatah kata
pun. Padahal, isi hatinya kini tengah kalut dijejajali oleh rasa sesal. Perasaan
senang yang semula memuncak di hatinya, kini semakin surut dan berganti rasa
sesal. Bukan karena perkataan Siska yang dia lontarkan kepadanya, melainkan
karena kejadian buruk yang menimpa adiknya, Raisa. Adik dari Rani itu mendapat
tuduhan dari teman-teman sekelasnya, bahwa dia telah mencuri uang salah satu
temannya. Dua lembar 50 ribu rupiah pun ditemukan oleh teman-temannya di
dalam Tas Raisa. Berkali-kali Raisa menampik dan membela diri, namun tuduhan
miring kepadanya tidak kunjung surut.
Karena Raisa tidak punya bukti dan saksi kalau ia tidak bersalah, maka Raisa pun
harus rela diskors selama seminggu oleh pihak sekolahnya. Hukuman itu tak hanya
membuat Raisa terpukul, namun Rani sang kakak pun turut merasakan hal yang
dirasakan oleh adiknya itu. Malah, rasa terpukul yang dirasakan Rani dua kali lebih
menyakitkan dibanding Raisa. Rasa sakit yang berlipat itu membuat perasaan sesal
bertumbuh di dadanya, dan pikirannya pun tiba-tiba melayang ke beberapa waktu
yang lalu; waktu di mana dia melakukan rencana jahatnya kepada Laras.
Pada suatu waktu, Rani yang mempunyai niat jahat kepada Laras meminta bantuan
Siska untuk melancarkan niat jahatnya itu. Dia meminta Siska untuk memastikan
bahwa Laras tidak ada di kelas saat istirahat sekolah. Setelah Siska memastikan
Laras sedang tidak ada di dalam kelas, rencana jahat Rani pun dilancarkannya
dengan baik. Ada gurat senyum yangjahat di wajah Rani setelah melakukan
perbuatan jahatnya itu kepada Laras. Rasain kamu Ras, habis ini satu kelas dan
sekolah akan memusuhimu! pekik Rani di dalam hati.
“Kamu serius ngelakuin hal itu ke Laras?” Tanya Siska ke Rani.
“Apa aku ada tampang main-main?” Timpal Rani.
“Aku nggak nyangka kamu bisa sejahat itu sama Laras. Salah dia ke kamu itu
apa sih? Jangan-jangan kamu iri ya sama dia, karena dia banyak sukai banyak
siswa?” Tanya Siska lagi.
“Sejak kapan kamu jadi banyak tanya begini? Sudahlah, aku mau kembali ke kelas
dulu,” ujar Rani agak ketus.
Bel masuk pun berbunyi. Dan satu ruang kelas tempat Laras belajar pun gempar.
Bagaimana tidak, sebungkus rokok yang terbuka dan menyisakan beberapa batang
lagi itu tiba-tiba tergeletak begitu saja di meja Laras. “Laras, kamu merokok?
Kita nggak nyangka ya,” ujar teman-temannya. Sontak, Laras pun menampik hal
tersebut. Namun apa daya, tuduhan negatif pada dirinya kini sudah tidak
terbendung lagi.
Muka Laras kian memucat. Dia tak habis pikir, siapa orang yang telah melakukan
hal jahat itu kepadanya. Berkali-kali sudah dia menampik bahwa rokok di mejanya
itu bukanlah miliknya. Namun, tetap saja kecurigaan dan tudingan yang
dilemparkan kepadanya tidaklah berkurang. Laras panik, dan ia pun menangis
sembari berharap kepada-Nya, agar dia terbebas dari hujan tuduhan yang begitu
deras menghujamnya.
Di kelas, Rani masih tersenyum riang setelah rencana jahatnya berhasil. Rencana
itu dia buat lantaran dia sangat iri dan cemburu melihat perhatian para siswa
kepada Laras. Ia merasa bahwa perhatian mereka kepada salah satu siswi
berprestasi itu terlalu berlebihan. Dan dia juga merasa, bahwa dia layak untuk
mendapat perhatian yang sama.
Rani dan Laras sendiri adalah dua siswi yang berprestasi di sekolahnya. Rani
berprestasi di bidang akademik dan selalu menjadi rangking 1 di kelasnya,
sedangkan Laras berprestasi di bidang olahraga voli dan berhasil membwa tim voli
sekolah juara lomba tingkat daerah. Maka tak heran jika perhatian para siswa (dan
juga para siswi) tertuju kepada Laras. Sikap ramah dan murah senyum yang
dimiliki Laras pun menjadi nilai tambah lainnya yang membuat segala perhatian
kepada Laras pun tidak pernah berkurang.
Tahapan Alur:

 Penyelesaian: 

“Alhamdulillah,” kalimat syukur itu pun diucapkan Laras dengan matanya yang


berkaca. Akhirnya, Laras pun terbebas dari tuduhan berbagai pihak bahwa
dirinya membawa rokok ke sekolah. Tuduhan itu terbebas darinya, setelah Rani
dengan terbuka mengakui bahwa ia sengaja menaruh sebungkus rokok itu ke meja
Laras. Dia mengaku bahwa hal itu dilakukan karena dia cemburu dengan
perhatian para siswa kepada Laras. Normalnya, orang akan marah dan kesal jika
kepada orang yang memfitnahnya. Namun tidak dengan Laras.
“Ras, maaf ya, aku terlalu iri sama kamu. Harusnya aku nggak boleh gitu sama
kamu.”
“Iya, Ran, nggak apa-apa. Yang penting besok lusa jangan gitu lagi, ya.”
Mereka pun berpelukan, dan kembali menjalani kehidupan masing-masing. Laras
pun bisa kembali menjalani aktivitas sebagaimana biasa. Sementara itu, Rani
harus menerima konsekuensi atas perbuatannya itu: diskors selama seminggu oleh
pihak sekolah.
Lantas, bagaimana bisa Rani mengakui tindakan tersebut dihadapan semua
orang-termasuk Laras?

 Antiklimaks

“Rani, mau sampai kapan kamu begitu sama Laras? Sudahlah, akui saja
perbuatanmu! Bukan begini caranya untuk bersaing dengan seseorang!” Ujar
Siska, teman akrab Rani. Namun Rani bergeming; tidak mengucap
sepatah kata pun. Padahal, isi hatinya kini tengah kalut dijejajali oleh rasa sesal.
Perasaan senang yang semula memuncak di hatinya, kini semakin surut dan
berganti rasa sesal. Bukan karena perkataan Siska yang dia lontarkan kepadanya,
melainkan karena kejadian buruk yang menimpa adiknya, Raisa. Adik dari Rani
itu mendapat tuduhan dari teman-teman sekelasnya, bahwa dia telah mencuri
uang salah satu temannya. Dua lembar 50 ribu rupiah pun ditemukan oleh teman-
temannya di dalam Tas Raisa. Berkali-kali Raisa menampik dan membela diri,
namun tuduhan miring kepadanya tidak kunjung surut.
Karena Raisa tidak punya bukti dan saksi kalau ia tidak bersalah, maka Raisa pun
harus rela diskors selama seminggu oleh pihak sekolahnya. Hukuman itu tak
hanya membuat Raisa terpukul, namun Rani sang kakak pun turut merasakan hal
yang dirasakan oleh adiknya itu. Malah, rasa terpukul yang dirasakan Rani dua
kali lebih menyakitkan dibanding Raisa. Rasa sakit yang berlipat itu membuat
perasaan sesal bertumbuh di dadanya, dan pikirannya pun tiba-tiba melayang ke
beberapa waktu yang lalu; waktu di mana dia melakukan rencana jahatnya
kepada Laras.

 Klimaks

Pada suatu waktu, Rani yang mempunyai niat jahat kepada Laras meminta
bantuan Siska untuk melancarkan niat jahatnya itu. Dia meminta Siska untuk
memastikan bahwa Laras tidak ada di kelas saat istirahat sekolah. Setelah Siska
memastikan Laras sedang tidak ada di dalam kelas, rencana jahat Rani pun
dilancarkannya dengan baik. Ada gurat senyum yangjahat di wajah Rani setelah
melakukan perbuatan jahatnya itu kepada Laras. Rasain kamu Ras, habis ini satu
kelas dan sekolah akan memusuhimu! pekik Rani di dalam hati.
“Kamu serius ngelakuin hal itu ke Laras?” Tanya Siska ke Rani.
“Apa aku ada tampang main-main?” Timpal Rani.
“Aku nggak nyangka kamu bisa sejahat itu sama Laras. Salah dia ke kamu itu
apa sih? Jangan-jangan kamu iri ya sama dia, karena dia banyak sukai banyak
siswa?” Tanya Siska lagi.
“Sejak kapan kamu jadi banyak tanya begini? Sudahlah, aku mau kembali ke kelas
dulu,” ujar Rani agak ketus.
Bel masuk pun berbunyi. Dan satu ruang kelas tempat Laras belajar pun gempar.
Bagaimana tidak, sebungkus rokok yang terbuka dan menyisakan beberapa batang
lagi itu tiba-tiba tergeletak begitu saja di meja Laras. “Laras, kamu merokok?
Kita nggak nyangka ya,” ujar teman-temannya. Sontak, Laras pun menampik hal
tersebut. Namun apa daya, tuduhan negatif pada dirinya kini sudah tidak
terbendung lagi.
Muka Laras kian memucat. Dia tak habis pikir, siapa orang yang telah melakukan
hal jahat itu kepadanya. Berkali-kali sudah dia menampik bahwa rokok di
mejanya itu bukanlah miliknya. Namun, tetap saja kecurigaan dan tudingan yang
dilemparkan kepadanya tidaklah berkurang. Laras panik, dan ia pun menangis
sembari berharap kepada-Nya, agar dia terbebas dari hujan tuduhan yang begitu
deras menghujamnya.

 Kemunculan Konflik

Di kelas, Rani masih tersenyum riang setelah rencana jahatnya berhasil. Rencana
itu dia buat lantaran dia sangat iri dan cemburu melihat perhatian para siswa
kepada Laras. Ia merasa bahwa perhatian mereka kepada salah satu siswi
berprestasi itu terlalu berlebihan. Dan dia juga merasa, bahwa dia layak untuk
mendapat perhatian yang sama.

 Pengenalan

Rani dan Laras sendiri adalah dua siswi yang berprestasi di sekolahnya. Rani
berprestasi di bidang akademik dan selalu menjadi rangking 1 di kelasnya,
sedangkan Laras berprestasi di bidang olahraga voli dan berhasil membwa tim
voli sekolah juara lomba tingkat daerah. Maka tak heran jika perhatian para
siswa (dan juga para siswi) tertuju kepada Laras. Sikap ramah dan murah senyum
yang dimiliki Laras pun menjadi nilai tambah lainnya yang membuat segala
perhatian kepada Laras pun tidak pernah berkurang.

Alur campuran atau maju-mundur:


 adalah alur cerita di dalam cerpen yang dimulai dari klimaks, pengenalan masalah,
permulaan, anti klimaks, dan permulaan.

Untuk artikel kali ini, akan diberikan contoh cerpen alur campuran, di mana contoh
cerpen tersebut adalah sebagai berikut.

Kuda Hitam vs Unggulan


Hamid dan kawan-kawan pun kian terdesak. Setelah timnya tertinggal 2 gol, kini
dia pun harus menerima kenyataan bahwa timnya harus bermain dengan 10
pemain, setelah Fathur menerima kartu kuning kedua. 15 menit tersisa pun harus
dilalui Hamid dan kesembilan teman-temannya untuk mengejar ketertinggalan.
Sebelumnya, Hamid dan kolega sudah unggul terlebih dulu di babak pertama,
melalui gol yang dicetak oleh Hamid sendiri di menit ke-29, serta gol yang dicetak
Edgar di menit 37. Merasa di atas angin, mereka pun secara intensif menyerang tim
lawan hingga peluit babak pertama usai. Di babak kedua, tekanan pun masih
dilancarkan Hamid cs. Terlalu asyik menyerang, mereka justru mendapat serangan
balik yang efisien dari tim lawan dan membuahkan seiji gol untuk tim lawan.
Semenjak gol tersebut, tim lawan seolah mendapat semangatnya kembali dan
mencetak gol demi gol hingga skor 2-4 pun tertera di papan skor hingga menit 75.
Tekanan bertubi-tubi yang dilakukan Hamid cs di sepanjang pertandingan,
membuat mereka kehilangan stamina dan fokus.
Pertandingan keduanya sendiri merupakan pertandingan final kejuaraan sepakbola
antar sekolah se-provinsi. Adapun juara pertandingan ini akan mendapat tiket
untuk mengikuti kejuaraan nasional. Tim yang diperkuat Hamid sendiri merupakan
tim yang tidak diunggulkan sejak mereka mengikuti turnamen. meski begitu,
mereka justru tampil konsisten hingga bisa melaju ke final. Lain halnya dengan tim
lawan yang sudah menjadi langganan juara selama 3 tahun terakhir. Pertandingan
keduanya pun bagai pertarungan antara kurcaci melawan raksasa.
Di sisa lima 15 menit pertandingan, Pak Idan yang merupakan pelatih Hamid dkk
tidak bisa melakukan pergantian pemain lagi. Itu karena jatah pergantian pemain
sudah dia lakukan sebelumnya. Pak Idan pun memutar otaknya hingga nyaris putus
asa. Tanpa diduga, peltaih berusia 45 tahun itu malah memerintahkan para
pemainnya untuk tidak lagi memikirkan turnamen nasional. Dia berujar bahwa
anak asuhnya harus bermain lebih santai dan lepas. “Jangan pikirkan final ini
ataupun kejuaraan nasional. Bermain santailah seperti saat kalian bermain di
sekolah!”
Setelah mendapat instruksi tersebut, Hamid cs pun mulai terlihat tenang dan santai
dalam bermain. Serangan-serangan sporadis yang sebelumnya mereka lakukan,
kemudian berganti menjadi permainan umpan kaki ke kaki yang dilakukan secara
rileks. Hal ini membuat Hamid cs bisa menguasai bola lebih lama sembari
menyusun skema untuk mencetak gol. Akhirnya, stretegi itu pun berhasil dengan 2
gol yang dicetak di menit-menit akhir pertandingan. Hamid dan kaannya, Edgar,
kembali mencetak gol untuk tim mereka. Skor 4-4 pun tertera di papan skor dan
memaksa pertandingan diperpanjang melalui extra  time.
Tahapan Alur Cerita Cerpen:

 Klimaks: paragraf 1.
 Pengenalan Masalah: paragraf 2.
 Pengenalan/pembukaan: paragraf 3.
 Antiklimaks: paragraf 4.
 Penyelesaian: paragraf 5.

Anda mungkin juga menyukai