Anda di halaman 1dari 3

Batasan Masalah

1. Pengertian dan Contohnya

Batasan masalah merupakan salah satu elemen dalam kerangka penulisan


penelitian. Sering pula muncul di proposal penelitian. Ketika kamu menulis
proposal dengan tema yang luas, kamu perlu membuatnya lebih fokus. Fokus
penelitian bisa ditunjukkan di batasan masalah.

Pengertian batasan masalah

Pengertian yang bisa kita deskripsikan di sini adalah ruang lingkup penelitian.
Ruang lingkup melingkupi koridor isu yang spesifik.

Sebelum beranjak lebih jauh, kita perlu melihat istilah lain dalam bahasa Inggris.
Bagaimanapun, istilah dalam Bahasa Indonesia diadopsi dari bahasa ilmiah yang
digunakan di dunia, yaitu Bahasa Inggris.

Dalam proposal penelitian berbahasa Inggris, kita mengenal istilah ‘scope’, artinya
ruang lingkup. Selain itu juga ada istilah ‘limitation’ atau batasan. Biasanya kita
juga terjemahkan menjadi limitasi. Keduanya berarti batasan.

Untuk memahami lebih lanjut, kita perlu mengetahui tujuan ditulisnya batasan
masalah di proposal atau laporan penelitian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan
ruang lingkup penelitian. Secara lebih spesifik fokus penelitian.

Tujuan tersebut memberi petunjuk tentang pengertiannya. Dengan adanya batasan,


maka peneliti menunjukkan fokus isu atau masalah yang akan diteliti. Dengan
adanya fokus isu, maka artinya ada isu lain yang tidak ter-cover oleh penelitiannya.
Singkatnya, batasan masalah menunjukkan secara jelas mana isu yang dibahas atau
di-cover, mana yang tidak.

Ruang lingkup penelitian menunjukkan area yang di-cover dalam penelitian. Di


luar ruang lingkup adalah area hitam yang tidak tersentuh atau tidak terjangkau
oleh penelitian.
Pemahaman ini penting karena penelitian tidak mungkin membahas segala hal.
Fokus isu perlu ditentukan di awal dan disampaikan secara eksplisit. Masalah yang
spesifik perlu ditunjukkan dalam proposal.

Tidak masalah kamu menggunakan pengertian batasan ini


sebagai scope atau limitation. Poin pentingnya adalah kamu menunjukkan apa
yang di-cover dan apa yang di luar jangkauan proposalmu. Dengan demikian,
kamu memberi tau batasannya.

Mari kita menggunakan ilustrasi sebagai contoh. Anggap saja kamu sedang
mengajukan proposal penelitian tentang pola interaksi kelompok ultra nasionalis di
Twitter. Kamu ingin mengetahui struktur jejaringnya, siapa berinteraksi dengan
siapa, siapa pembentuk opini utamanya, siapa aktor yang paling berpengaruh, dan
bagaimana interaksi online tersebut membentuk pola yang ajeg.

Maka, kamu menggunakan data Twitter untuk analisis dan membuat teori atau
hipotesis bahwa interaksi kaum ultra nasionalis dibentuk melalui preferensi yang
sama terhadap beberapa isu, misalnya dikotomi antara pancasila versus agama,
salam pancasila, dan toleransi beragama.

Kamu juga ingin melihat bahwa interaksi tersebut diinisiasi dan dirawat oleh
segelintir aktor yang sering kali anonim. Kemudian muncul hipotesis tentang
buzzer istana. Di proposal kamu sudah menunjukkan fokus isu tersebut. Sekarang
kamu berencana menulis batasan masalahnya. Maka contoh yang bisa ditulis
adalah sebagai berikut:

Contoh batasan masalah

Studi ini fokus pada pola interaksi yang mucul di media sosial Twitter. Konten
yang memiliki tendensi pada pandangan ultra nasionalis akan dikelompokkan
dalam struktur jejaring percakapan. Kelompok itu, dilabeli sebagai ultra
nasionalis. Eksplorasi jejaring interaksi di kalangan ultra nasionalis berbasis
pada ketersediaan data di platform Twitter. Oleh karena itu, kanal lain yang
menjadi arena interaksi kaum ultra nasionalis berada di luar jangkauan penelitian
ini.

Contoh di atas menunjukkan ruang lingkup isu tentang konten ultra nasionalis yang
dibatasi oleh platform sebagai basis data utama.
Batasan masalah tidak selalu berkaitan pada data. Bisa juga batasan terkait tema
yang dibahas. Misalnya, tentang ultra nasionalis itu sendiri sebagai topik.

Contohnya sebagai berikut:

Studi ini mengeksplorasi konten yang memiliki tendensi pada pandangan ultra
nasionalis di Twitter. Lingkup pengertian ultra nasionalis terbatas pada
pendikotomian antara agama dan pancasila, dimana agama diposisikan sebagai
musuh pancasila. Isu lain di luar pendikotomian yang muncul, meskipun
bernuansa ultra nasionalis tidak dilibatkan dalam penelitian. Konten media sosial
merupakan tampak luaran suatu produk. Studi ini juga tidak masuk pada ranah
yang lebih dalam terkait bagaimana konten diproduksi dan disirkulasi secara
online. Akun dianggap sebagai aktor dengan karakteristik dan limitasinya.

Contoh kedua tersebut menunjukkan batasan masalah mengenai konsep ultra


nasionalis yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa konten bisa
dikategorikan sebagai konten ultra nasionalis. Tetapi studi tersebut menujukkan
bahwa fokus isunya terbatas pada dikotomi agama dan pancasila.

Anda mungkin juga menyukai