NIM : 195120201111022
MK : Metode Penelitian Komunikasi II
Bab 4
Teknik Praktis Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan, dan Manfaat Riset
Menulis Judul
Kita bisa melihat sebuah contoh bagaimana fungsi judul sama seperti etalase toko.
Seperti contoh di saat kita ingin membeli alat tulis, kita tidak akan datang ke toko yang di
mana etalase nya diisi oleh peralatan dapur seperti wajan, piring dan peralatan dapur lainnya.
Kita tidak perlu mampir dan masuk ke toko tersebut, karena hanya dengan melihat etalase
yang ada di toko tersebut kita sudah paham, karena di sana tidak akan mungkin ada peralatan
tulis yang sedang kita cari. Sama seperti halnya kita bisa mengetahui isi dari sebuah skripsi,
tesis, dan disertasi hanya dengan melihat judul yang ada pada sampul awalnya, dan kita tidak
harus membuka semua isi yang ada di dalam skripsi, tesis, dan disertasi tersebut. Karena itu,
etalase toko juga mencerminkan isi dari tokoh tersebut. Jika etalase toko tersebut memajang
alat-alat tulis, maka sudah dipastikan toko tersebut menjual alat tulis, begitu juga dengan
judul.
Untuk memastikan hal-hal di atas tersebut dapat diwujudkan, kita harus dapat
memperhatikan prinsip-prinsip dalam menulis judul:
Pertama yaitu judul harus menarik, yakni di mana judul harus berisi hal-hal kebaruan,
inovatif, atau memunculkan prinsip pro dan kontra bagi pembaca. Seperti contoh,
komunikasi dan perilaku seks para santri (studi eksploratif terpaan komunikasi dalam
membangun perilaku seks pada santri pesantren A). Gabungan antara kata santri dan seks
di sini dapat menarik perhatian pembaca, karena kata-kata santri biasanya berhubungan
dengan hal-hal yang positif.
Kedua, judul harus relevan dan konsisten dengan perumusan masalah yang telah kita
rancang. Seperti contoh, jika kita memiliki rumusan masalah yang membahas mengenai
pro dan kontra masyarakat terhadap program vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
Berarti judul riset tersebut harus mengandung atau harus relevan dengan perumusan
masalah yang dibahas mengenai pro dan kontra masyarakat terhadap vaksinasi.
Ketiga, judul harus mengandung tiga komponen penting yaitu metode, objek atau subjek
riset, dan tujuan dari riset tersebut. Seperti contoh, riset dengan judul hubungan antara
terpaan iklan layanan masyarakat aku anak sekolah dan sikap khalayak di kota Surabaya
terhadap program wajib belajar. Dari judul tersebut komponen pertama yaitu metode riset
adalah dengan menggunakan metode survei eksplanatif dengan menjelaskan hubungan
antara variabel terpaan iklan dengan variabel sikap, komponen yang kedua yaitu objek
riset di mana objek nya diambil dari khalayak atau masyarakat Surabaya, dan komponen
yang ketiga yaitu tujuan dari riset tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara
terpaan iklan layanan masyarakat aku anak sekolah dengan sikap halayak di kota
Surabaya terhadap program wajib belajar.
Keempat, judul harus dikemas dengan semenarik mungkin, tetapi harus berisi 3 hal
penting yang ada di poin ketiga. Kemasan judul juga bergantung terhadap selera periset,
topik yang sama bisa memiliki judul yang berbeda dari setiap periset. Seperti contoh, riset
dengan topik yang membahas mengenai sikap mahasiswa universitas Sriwijaya terhadap
pornografi topik tersebut bisa memiliki banyak bentuk judul sesuai dengan latar belakang
atau selera periset.
Perumusan Masalah
Dalam sebuah riset terutama riset komunikasi, dalam merumuskan masalah kita perlu
memperhatikan dua aspek yaitu pertimbangan objektif dan pertimbangan subjektif. Kedua
aspek tersebut dapat kita wujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut:
Pertimbangan objektif, apakah masalah yang ingin di reset merupakan fenomena atau
kajian komunikasi atau tidak? Kita harus dapat menghubungkan dengan objek formal
komunikasi, apakah hasil riset bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan masyarakat?,
Apakah mengandung kebaruan dan inovasi?, Apakah ada konsep-konsep dan teori-teori
yang relevan dengan riset tersebut? Pertimbangan objektif lebih bersifat objektif ilmiah
sehingga perlu dijadikan sebagai prioritas.
Pertimbangan subjektif, apakah permasalahan tersebut sesuai dengan minat riset atau
tidak?, Apakah sesuai dengan kemampuan teoritis periset?, Apakah perished memiliki
waktu?, Apakah ketercukupan tenaga dan data?, Apakah dana yang diperlukan tersedia?,
dan yang terakhir izin dari yang berwenang dalam melakukan pengumpulan data. Dalam
melakukan sebuah riset kita tidak boleh melanggar hak-hak orang yang diriset karena
karena itu kita harus meminta izin terlebih dahulu untuk kesediaan calon responden atau
informan kita. Hal ini dapat kita hindari dengan melakukan pendekatan personal terlebih
dahulu melalui jejaring orang yang bekerja di instansi atau organisasi yang dapat kita
jadikan lokasi riset, menyiapkan surat kesediaan menjadi responden secara detail sebagai
standar etis dan menjelaskan segala hal mengenai riset yang kita lakukan termasuk hak
dan kewajiban periset dan responden.
Perumusan masalah yang baik, sebagai berikut: rumusan masalah berbentuk kalimat
kalimat pertanyaan karena rumusan masalah merupakan perwujudan dari keingintahuan
seorang periset, memiliki kesesuaian atau hubungan dengan judul riset, kejelasan konsep-
konsep yang akan diriset, dan yang terakhir rumusan masalah harus mengandung
informasi mengenai jenis metode objek atau subjek riset dan tujuan dari riset tersebut
Permasalahan sebuah riset dapat berasal dari berbagai sumber, yang pertama dapat
bersumber dari pengalaman pribadi perished, yang kedua dapat diperoleh dari hasil
diskusi dengan dosen, dan yang terakhir dapat diperoleh melalui kegiatan kepustakaan
atau literatur review.
Apa Isi Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan sebuah deskripsi yang melatari permasalahan
yang akan di riset. Latar belakang masalah merupakan sebuah deskripsi mengenai masalah
apa yang akan muncul, mengapa masalah tersebut dapat terjadi, dan mengapa masalah riset
ini menarik atau penting untuk dilakukan riset. Di dalam latar belakang masalah inilah berisik
akan menjelaskan hal-hal penting dalam melakukan riset seperti keinovasian dan kebaruan
tema sehingga riset tersebut dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan dunia praktis. Riset harus berangkat dari sebuah permasalahan, reset
merupakan upaya dalam menjawab segala masalah yang terwujud ke dalam solusi atau
rekomendasi dalam memecahkan masalah tersebut. Sebuah masalah dapat dikatakan benar-
benar sebuah masalah jika hal tersebut muncul karena adanya sebuah kesenjangan atau gap.
Tanpa sebuah kesenjangan, maka tidak akan mungkin muncul sebuah masalah. Kesenjangan
di sini dapat kita artikan sebagai sebuah perbedaan pendapat atau adanya arus arah yang
berbeda dari sebuah peristiwa. Seperti contoh disaat Anda mengikuti perlombaan, kamu
sangat berharap atau memiliki keinginan agar dapat menjuarai perlombaan tersebut. Jika anda
berhasil menjuarai perlombaan tersebut maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi sebuah
kesenjangan. Jika, harapan atau keinginan anda untuk menjuarai lomba tersebut tidak
terwujud, kamu akan kecewa dan kamu akan bertanya kenapa saya tidak menjuarai
perlombaan tersebut? mengapa saya tidak mendapatkan setidaknya juara 3 dalam
perlombaan? tersebut pertanyaan inilah yang merupakan sebuah masalah.
Contoh di atas merupakan salah satu analogi yang juga terjadi saat kita mencoba
merumuskan masalah atau membuat latar belakang masalah untuk skripsi, tesis dan
disertasi.ingatlah bahwa setiap permasalahan muncul karena adanya kesenjangan antara
harapan dan kenyataan.dengan kata lain bahwa latar belakang masalah harus dapat
memunculkan atau berisi kesenjangan didalamnya. Kesenjangan ini akan memunculkan
masalah yang akan mendorong kita untuk mengeluarkan asumsi-asumsi tentang jawaban
masalah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut akan menjadi hal yang sangat penting di mana kita
harus dapat membuktikan kebenaran asumsi-asumsi tersebut. Kesenjangan dapat terjadi jika
kita menyampaikan setidaknya dua fakta yang bertentangan berupa bukti, informasi, dan
contoh-contoh. Jadi kita harus dapat memadukan berbagai fakta atau data dari berbagai
sumber ilmiah, sumber-sumber ini antara lain:
Hasil-hasil riset terdahulu yang relevan dengan tema riset.
Buku-buku, artikel yang dipresentasikan, dan hasil pemikiran ilmiah.
Artikel dan pemberitaan di media massa seperti televisi.
Data yang kita dapat dari biro pusat statistik, lembaga survei atau yang lainnya.
Data di lapangan, seperti observasi.
Manfaat Praktis
Jika suatu penelitian yang dilakukan tidak hanya untuk kepentingan akademis, tetapi
juga bermanfaat untuk konsumsi para praktisi dalam bidang pendidikan atau pengetahuan,
khususnya dalam hal komunikasi maka disebut manfaat praktis. Manfaat yang sebenarnya
dapat diartikan bahwa selain manfaat akademis, hasil penelitian juga dapat dijadikan
rekomendasi bagi para praktisi komunikasi, baik di bidang jurnalistik, kehumasan maupun
kehumasan, komunikasi pemasaran periklanan atau manajemen acara. Ketika merumuskan
atau merumuskan manfaat aktual, juga harus spesifik, siapa praktisi yang menerima
nasehat, dan apa nasehatnya.
Menulis contoh manfaat praktis yang tidak spesifik, dan diharapkan penelitian ini
akan memiliki makna praktis bagi jurnalis dan publik terkait persepsi pembaca
terhadap surat kabar. Dalam contoh ini, kalimat "berharap bermanfaat dalam
praktik" dan "untuk jurnalis dan masyarakat" tidak terlalu spesifik.
Contoh menulis manfaat praktis yang konkret riset ini dapat diharapkan bermanfaat
secara praktis bagi para praktisi jurnalistik, khususnya kepada redaksi Kompas terkait
opini pembacanya tentang rubrik-rubrik apa saja di Kompas yang disukainya. Riset
ini juga direkomendasikan agar mengubah format rubrik politik sesuai hasil temuan
data riset serta memperbanyak isi di rubrik pendidikan.
Manfaat Sosial
Penelitian yang menguntungkan upaya untuk mengubah struktur sosial dan
mengubah cara berpikir atau salah masyarakat (mengubah dunia). Penelitian ini mencoba
mengkritisi struktur sosial yang menurutnya kurang ideal karena terkadang tidak adil,
didominasi oleh kelompok tertentu, dan mengasingkan kelompok marjinal. Diyakini bahwa
komunikasi cenderung berpihak pada kelompok yang berkualitas atau komunikasi
digunakan sebagai alat hegemoni bagi beberapa pihak. Untuk alasan ini, studi dalam
kategori ini disebut fluks kritis. Contohnya dapat ditemukan dalam penelitian media atau
studi kritis, Sepet. ti analisis kerangka dan analisis wacana kritis. Penulis pernah
menyatakan bahwa kerangka surat kabar dalam pemberitaan tentang penyerangan Front
Pembela Islam (FPI) di tempat-tempat hiburan di Jakarta lebih berpihak pada kerangka
pemerintah. Kotak pesannya adalah bahwa penggerebekan itu "mendestabilisasi",
"mengambil keadilan" dan "menyebabkan banyak kerugian", sedangkan kerangka
"amoralitas Jakarta yang merajalela dan lemahnya penegakan hukum untuk mengekang
tempat-tempat hiburan" tidak dikomunikasikan oleh media. Artinya, media dikritik hanya
sebagai cara penyampaian ideologi kekuasaan dalam pemberitaan peristiwa. Bingkai media
ini dapat menciptakan suatu cara pandang atau cara berpikir (ideologi) bahwa “setiap
tempat hiburan diperbolehkan, dan kegiatan apapun yang melarangnya disebut kekerasan,
menggoyahkan dan melanggar hukum”. Di sisi lain, tidak ada prospek untuk "kemaksiatan
yang merajalela".
Kajian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengubah persepsi masyarakat luas
terhadap berita di televisi bahwa berita X TV dan Y TV tentang ekspresi pemilu
damai mengandung ideologi yang berbeda. Keduanya menganut prinsip kapitalisme
pasar, meski menggunakan kata-kata yang sama.
Manfaat Metodologis
Manfaat metodologis dapat digabung dengan manfaat teoretis (aka demis). Manfaat
metodologis dapat digabungkan dengan manfaat teoritis (akademis). Penelitian ini
diharapkan bermanfaat dalam menciptakan atau mengembangkan metode penelitian baru.
Misal: Kriyantono (2012): melakukan riset critical ethnography of crisis management
dealing with mudflow crisis yang memiliki manfaat metodologis (atau teoritis/akademis), ya
mengembangkan penelitian kehumasan dengan menggunakan metode etnografi kritis
sebagai metode yang belum pernah digunakan dalam mengembangkan masyarakat.
hubungan.
Daftar Pustaka
Kriyantono, R. (2006). Teknis Praktis Riset Komunikasi Kuantiatif dan Kualitatif
Disertai Contoh Praktis Skripsi, Tesis, dan Disertasi Riset Media, Public Relations,
Advertising, Komunikasi Organisasi, komunikasi Pemasaran. Jakarta: Prenadamedia Group.