Anda di halaman 1dari 8

Kelayakan suatu Masalah

1. Dari segi keilmuan, artinya masalah tersebut layak dari segi keilmuan yang dikuasai
peneliti. Masalah yang diteliti harus jelas kedudukannya dalamstruktur keilmuan yang
sedang dipelajari. Seorang mahasiswa atau peneliti jurusan Bahasa mengambil masalah
penelitian yang berkenaan dengan aspek keilmuan yang ada dalam bidang bahas.
Mengapa harus demikian? Alasan pertama, ialah bahwa penelitian pada hakikatnya
merupakan metode ilmiah untuk mencari kebenaran ilmiah. Oleh sebab itu masalahnya
harus dalam konteks pengetahuan ilmiah. Alasan kedua, berkenaan dengan kemampuan
mahasiswa atau peneliti itu sendiri. Peneliti akan mengalami kesulitan dalam mengkaji
teori-teori, asumsi-asumsi yang akan dipakai dalam memecahkan dan mengkaji teori-
teori, asumsi-asumsi yang akan dipakai dalam memecahkan dan mengkaji masalah yang
diteliti. Hal ini terjadi karena semuanya berada di luar bidang keahliannya. Alasan ketiga,
berkenaan dengan moral keilmuan atau kode etik. Hal ini kurang mendukung
pengembangan keilmuan sebab tanpa penguasaan yang mendasar mengenai hakikat ilmu
yang diteliti atau ditulisnya.

2. Dari segi metode keilmuan yaitu masalah penelitian harus dapat dipecahkan dari segi
langkah-langkah berpikir ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud
adalah merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, dan menarik kesimpulan (Sudjana,
1988) Perumusan hipotesis didahului oleh pengkajian teori, postulat, prinsip, asumsi yang
ada hubungannya dengan masalah penelitian. Sedangkan pengujian hipotesis didahului
oleh pengumpulan data dan analisis data. Oleh karean itu masalah penelitian yang baik
harus dapat memberikan informasi atau petunjuk mengenai teori, postulat, asumsi,
hipotesis, metode, intrumen, sampel, dan analisis data.

3. Dari segi kepentingan dan kegunaan yaitu masalah penelitian harus sesuai dengan
kepentingan mahasiswa atau peneliti. Misalnya mahasiswa program S1 akan berbeda
dengan program S2, berbeda dengan S3. Perbedaannya terdappat dalam hal kedalaman
dan keluasan masalah yang diteliti serta dalam kadar dan bobot unsur-unsur penelitian
yang digunakannya. Sedangkan dari segi kegunaan penelitian, masalah yang baik haus
memiliki kegunaan dari suut pengembangan ilmu maupun dari sudut penerapan dalam
praktek yaitu hasil penelitian dapat bermanfaat untuk memperbaiki atau meningkatkan
usaha-usaha yang sedang dilaksanakan.

Sumber Masalah

Setelah mengetahui kelayakan suatu masalah untuk diteliti, pertanyaan yang segera
muncul adalah dimana masalah bisa diperoleh. Untuk itu, mahasiswa sebagai calon penelitian
perlu mengetahui tentang sumber-sumber masalah. Seorang peneliti atau calon peneliti harus
mengetahu sumber-sumber masalah atau dimana kemungkinan masalah bisa ditemukan. Ada
beberapa pendapat yang mengemukakan tentang sumber diperolehnya masalah.

Suryabrata (1998:61) mengemukakan bahwa hal-hal yang dapat dijadikan sumber masah
(1) bacaan (terutama bacaan yang berisi laporan penelitian), (2) seminar, diskusi, dan pertemuan-
pertemuan ilmiah lainnya, (3) pernyataan pemegang otoritas, (4) pengamatan sepintas, (5)
pengalaman prbadi, dan perasaan intuitif.

Menurut Sudjana (1988:31), ada tiga sumber masalah yaitu : (1) buku atau hasil
penelitian orang lain, (2) studi pendahuluan, dan (3) kombinasi antara cara pertama dan kedua.
Sedangkan menurut Surakhmad (1981:19) mengemukakan, bahwa sekurang-kurangnya ada tiga
sumber masalah yaitu : (1) diri sendiri, (2) orang lain, dan (3) tuisan-tulisn ilmih.

Pada pinsipnya ketiga pendapat tersebut tidak jauh berbeda karena kalau dikaji secara
cermat pada garis besarnya ada tiga sumber masalah sebagaimana yang dikemukakan oleh
Surakhmad (1981) yaitu : diri sendiri, orang lain, dan tulisan-tulisan ilmiah. Dengan demikian
dalam upaya memperoleh masalah, pada garis besarnya dapat dilakukan dengan tiga langkah
poko yaitu :

(1) Meninjau pengalaman sendiri yang berkaitan dengan bidang yang akan ditulis,

(2) Mendatangi rang-orang yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam bidang
yang akan ditulis,

(3) Membaca berbagai buku bacaan, laporan penelitian, atau jurnal.


Meninjau pengalaman diri sendiri terutama yang berkaitan dengan bidang yang akan
ditulis sering pula menjadi sumber bagi ditemukannya masalah penelitian. Hal ini tentunya
diperlukan kepedulian memikirkan pengalaman tersebut dan kepekaan melihat pengalaman
tersebut sebagai suatu permasalahan. Apalagi dalam ilmu sosial, pengalaman diri sendiri
memberikan inspirasi bagi ditemukannya suatu masalah misalna yang berkaitan dengan
kehidupan propesional. Seorang guru yang sudah lama membelajarkan siswanya dengan
berbagai cara, dari sekian cara tersebut tentu ada di antaranya yang memberikan kesan pemahaan
dan asil belajar yang lebih baik terhadap siswanya dibandingkan dengan yang lain. Untuk lebih
meyakinkan kesan tersebut, hal ini dapat melahirkan permasalahan yang dapat diteliti melalui
penelitian tindakan kelas. Pengalaman diri sendiri berupa hasil pengamatan terhadap suatu objek
ada kalanya dapat menemukan masalah penelitian. Misalnya pergi kepasar di daerah pariwisata
misalnya Lovina, secara langsung melihat variasi penggunaan bahasa antara pembeli dan
pedagang dengan berbagai variasinya. Akhirnya dari hasil pengamatan tersebut tereit pikiran
akan masalah alih kode, campur kode yang nantinya data diangkat sebagai suatu permasalahan.
Dengan demikian ketika melakukan aktivitas keseharian yang sama sekali tidak ada rencana
untuk mencari masalah penelitian, ketika menyaksikan hal-hal tertentu di lapangan timbulah
pertanyaan-prtanyaan dalam hati yang akhirnya ditemukannya masalah penelitian.

Mendatangi orang-orang yang dianggap mempunyai pengalaman dan pengetahuan


(ilmuwan) dalam bidang yang akan ditulis. Di sini bukanlah berarti seseorang datang begitu saja
meminta masalah yang sudah jadi. Hal ini nantinya bisa menyulitkan calon peneliti sendiri kalau
masalah yang diberikan tersebutjangkauannya di luar kemampuan peneliti. Yang dimaksudkan
disini adalah dengan cara sering menghindari pertemuan-pertemuan ilmiah yang biasanya
penyajiannya atau pembicaranya adalah para pakar (ilmuan) dalam bidangnya. Misalnya dalam
forum diskusi ilmiah, seminar, loka karya baik yang bertaraf tingkat regional, nasional, maupun
internasional. Dalam forum seperti itu baik penyajian maupun peserta adalah orang-orang yang
memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang sama terkait dengan
topic yang sedang dibahas. Umumnya mereka datang adalah untuk mendiskusikan suatu topic
untuk dipecahkan bersama. Sebagai seorang pencari masalah, tentuya dalam mengikuti
pertemuan-pertemuan tersebut tidaklah cukup sebagai peserta hanya datang, duduk, dn
mendengarkan begitu saja proses diskusi, akan tetapi diperlukan perhatian yang cukup untuk
menyimak, mencermati secara kritis serta mencatat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan baik
oleh penyaji maupun peserta saat proses diskusi yang memungkinkan atau menyajikan hadirnya
masalah penelitian.

Dalam forum ilmiah seperti itu, kemampuan professional paa ilmuwan (para penyaji),
disertai para peerta yang dapat melihat, menganalisis, menyimpulkan suatu yang dibahas, akan
dapat dijadikan sebagai bahan masalah penelitian. Dalam forum seperti itu juga sering muncul
pernyataan-pernyataan dari pemegang otorita. Sudah tentu pernyataan yang tidak sembarangan,
tetapi pernyataan yang mepunyai kaitan dengan bidang yang akan ditulis. Hal ini dapat juga
dgunakan sebagai baha lentingan lahirnya suatu masalah penelitian. Misalnya dalam forum
seminar bahasa Bali yang dibuka oleh pejabat depdiknas yang dalam pidatonya mengatakan
bahwa kondisi kemampuan membaca bahasa Bali di kalangan anak-anak belum memadai dan
pengajaran bahasa Bali di sekolah-sekolah masih banyak dari kalangan guru yang latar
belakangnya bukan dari kualifikasi bahasa Bali. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai
bahan renungan untuk mendapatkan masalah penelitian, misalnya tentang kemampuan membaca
bahasa Bali di kalangan anak, strategi guru dalam pengajaran membaca bahasa Bali,
mengidentifikasi kualifikasi guru-guru yang mengajarkan bahasa Bali dan sebagainya.

Sumber masalah yang lain adalah dengan membaca berbagai buku bacaan, laporan hasil
penelitian, dan jurnal ilmiah. Buku laporan penelitian demikian halnya jurnal merupakan sumber
yang paling baik dan mudah untuk memperoleh masalah penelitian. Dalam laporan penelitian
umumnya peneliti merekomondasi untuk penelitian lebih lanjut. Peneliti memang menyarankan
agar ada peneliti lain yang melanjutkan penelitiannya tersebut. Hal ini dapat dipahami karena
tidak ada suatupenelitian yang benar-benar tuntas dan sempurna tanpa keterbatasaan. Disinilah
celah untuk mendapatkan sumber masalah penelitian. Bahkan hanya membaca judul suatu
penelitian yang membahas variable-variabel tertentu, akan dapat memberikan lentingan inspirasi
dari salah satu variabelnya untuk dikaitkan dengan variabel lain. Melalui membaca laporan hasil
penelitian merupakan sumber masalah yang sangat baik untuk penelitian karena lebih menjamin
adanya hubungan masalahnya dengan penelitian sebelumnya sehingga masalah menjadi sangat
kuat dan penting. Disamping itu akan lebih memungkinkan diperolehnya sumber-sumber pustaka
yang diperlukan. Itulah sebabnya Surakhmad (1981) menegaskan bahwa masalah yang
bersumber dari perpustakaan ilmiah umumnya lebih menjamin nilai-nilai teoritis dan praktis
secara luas. Mahasiswa sebagai calon peneliti sejak dini perlu membaca laporan hasil penelitian.

Memilih Masalah

Apabila seorang peneliti telah menempuh langkah-langkah yang dikemukan di atas


dengan sungguh-sungguh, maka niscaya akan ditemukan sejumlah masalah penelitian. Dari
sekian alternatif jumlah masalah yang ada, peneliti haru menentukan sikap yang pasti yaitu
memilih masalah yang akan diteliti. Dalam memilih masalah ini di samping mempertimbangkan
segi kelayakan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, juga harus
mempertimbangkan berbagai hal agar benar-benar diperoleh masalah yang tepat dan layak untuk
diteliti. Untuk itu berikut akan dikukakan beberapa dasar pertimbangan untuk memilih masalah
penelitian.

a. Masalah tersebut memiliki manfaat atau berguna

Masalah yang diteliti tersebut harus memiliki manfaat penting artinya berguna bagi kehidupan
masyarakat. Proses penelitian adalah proses yang sangat panjang memerlukan waktu, tenaga dan
dan yang cukup besar. Oleh karena itu, tidaklah mungkin memecahkan suatu masalah yang
diteliti kalau tidak ada manfaat atau kegunaannya. Bahkan masalah manfaat atau kegunaan suatu
penelitian dilakukan menjadi pertimbangan yang sangat menentukan apakah penelitian itu layak
disetujui untuk didanai atau dilakukan penelitiannya. Oleh karena itulan kejelasan akan manfaat
atau kegunaan suatu penelitian yang akan dilakukan harus benar-benar dijelaskan dalam suatu
proposal penelitian. Apakah bermanfaat bagi pengembangan IPTEK, penunjang pembangunan,
pengembangan institusi, bermanfaat bagi tenaga peneliti, bagi siswa, bagi guru dan sebagainya.
Dengan demikian jelaslah bahwa masalah yang dipilih harus memilki manfaat penting bagi
kehidupan masyarakat.

b. Masalah itu baru

Masalah yang dipilih haruslah baru yaitu belum pernah diteliti orang lain. Baru yang
dimaksud di sini artinya memilki nilai kebaruan baik dari segi masalah, metodenya, ataupun
hasilnya. Walaupun sebenarnya masalahnya bukanlah sesuatu yang baru, kalau dikaji dengan
metode yang baru masih memungkinkan untuk diteliti. Masalah yang dipecahkan tersebut akan
menghasilkan bahan keterangan yang baru, sungguh pun masalahnya sendiri dan metodenya
bukanlah barang baru. Jadi sifatnya ditekankan pada sesuatu yang baru. Untuk itu upayakan
masalah yang dipilih memiliki nilai kebaruan atau sesuatu yang baru.

c. Masalah itu menarik

Masalah yang dipilih harus menarik. Menarik yang dimaksud di sini idealnya adalah menarik
minat baik bagi peneliti maupun bagi pembaca. Pertimbangan diutamakan dulu adalah menarik
minat bagi peneliti. Seagaiman telah dikemukakan di atas bahwa penelitian adalah pekerjaan yang
membutuhkan proses cukup panjang yang memerlukan keseriusan, ketekunan, usaha,
pengorbanan, waktu, tenaga, dan dana yang tidak sedikit. Apabila masalah yang diteliti tersebut
sudah menarik minat peneliti segala pengeluaran ataupun pengorbanan yang diperlukan tidak
akan terasa memberatkan sekali. Bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan penelitian dalam
angka penyelesaian studi, kendatipun mengalami sedikit hambatan dalam proses bimbingan dari
dosennya, ia akan menjadi agak tahan banting dan dirasakan tidak memberatkan. Sebaliknya
apabila peneliti tidak berminat terhadap masalah tersebut segala pengeluaran dan pengorbanan
yang diperlukan baik berupa tenaga, dana, dan waktu akan terasa sebagai tugas yang sangat
memberatkan dan menjenuhkan. Hal ini mengakibatkan penelitian dilakukan asal-asalan bahkan
penelitian yang dilakukan tidak kunjung selesai sehingga proses penelitian menjadi mandeg. Hal
inilah yang sering menghambat mahasiswa dalam menyelesaikan penelitiannya yang berakibat
terhambatnya penyelesaian studi mahasiswa.

d. Masalah itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

Jangkauan lingkup masalah harus memadai. Memadai yang dimaksud tidak terlalu luas dan
tidak terlalu sempit. Apabila masalah terlalu luas dan umum akhirnya akan menyulitkan peneliti
sendiri sebab persoalan menjadi terlalu lua dan sulit dipecahkan secara mendalam. Akibatnya
hasil pengkajian terhadap penelitian menjadi dangkal dan cenderung menjadi kabur batas-
batasannya. Sedangkan masalah yang terlalu sempit hasilnya cenderung kurang berarti dan
kurang berguna. Untuk itu sangat dibutuhkan pertimbangan yang sangat matang dalam
menentukan jangkauan masalah penelitian. Dalam kaitannya dengan pemilihan masalah bagi
mahasiswa sebagai calon peneliti, biasanya telah ada dosen pembimbing, sehingga mahasiswa
bisa mengonsultasikannya dengan pembimbinna. Sedangkan bagi peneliti, diharapkan
menggunakan pertimbangan dan kebijaksanaan sebaik-baiknya dan tidak tertutup kemungkinan
mempertimbangkan dengan teman sejawatnya.

e. Masalah itu didukung oleh adanya data

Betapa pun baik dan bagusnya suatu masalah yang diangkat dalam penelitian kalau tidak
didukung oleh adanya data akan tidak ada artinya dalam dunia ilmiah. Untuk itu sejak
menentukan masalah sudah harus diperhitungakan kemungkinan dapat tidaknya diperoleh data
untuk mendukung masalah tersebut. Untuk itu dibutuhkan kemampuan memprediksi secara
cermat dimana kemungkinan data dapat diperoleh bahhkan bila perlu dilakukan penjajagan awal
ke lapangan tentang keberadaan data yang diperlukan. Perlu diingat kembali bahwa langkah
penelitian ilmiah yaitu adanya verifikasi data. Jelaslah sangat dibutuhkan keberadaan data
pendukung dalam rangka menjawab masalah penelitian yang diteliti. Jadi masalah yang dipilih
harus didukung oleh adanya data.

f. Masalah itu sesuai dengan kemampuan peneliti dan peralatan yang ada

Pertimbangan yang tidak kalah pentingnya adalah tentang kemampuan peneliti terkait dengan
masalah dan peralatan penunjang yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesulitan-
kesulitan dalam pelaksanaan penelitian. Misalnya suatu penelitian menggunakan prosedur
perhitungan statistic dalam pengolahan data. Tanpa kemampuan itu, dengan sendirinya peneliti
akan mengalami kesulitan. Demikian halnya dengan peralatan yang diperlukan dan teknis
penggunaan peralatan yang diperlukan terebut. Semua ini perlu diperhitungkan dan diantisipasi
dalam memilih masalah. Dengan mempertimbangkan semua itu, maka ketergantungan dengan
pihak lain dalam mendukung kelancaran penelitian dapat dikurangi sehingga kelancaran
penelitian dapat dijamin sejak menentukan masalah penelitian. Lebih-lebih mahasiswa sebagai
calon peneliti yang nantinya harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya secara
menyeluruh dihadapan dewan penguji. Dengan telah mempertimbangkan semua itu, rasa percaya
diri akan muncul dengan meyakinkan.
Merumuskan Masalah

Setelah memilih dan menentukan masalah penelitian, langkah berikutnya adalah


merumuskan masalah. Perumusan masalah merupakan langkah yang sanngat penting karena
merupakan penuntun dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. Seluruh unsur penelitian lainnya
berpangkal pada masalah (Moleong, 1988). Untuk itu perumusan masalah harus dilakukan secara
cermat dengan mengikuti beberapa kriteria yaitu dirumuskan dengan kalimat pertanyaan yang
perumusannya jelas, singkat, padat, logis, dan gramatikal (Kerlinger, 1973). Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah memahami jenis variabel dan hubungan antar variabel. Dengan pemahaman
terhadap variabel akan memudahkan dalam merumuskan pertanyaan penelitian. Untuk itu perlu
dicermati hubungan yang mungkin terjadi di antara variabel-variabel yang terdapat di dalamnya.
Dengan cara demikian peletakan urutan permasalahan pun akan menjadi lebih sistematis.
Misalnya, penelitian tentang penggunaan metode inkuiri dengan media otentik untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar menulis deskripsi. Tentunya pertanyaan pertama yang
muncul adalah pertanyaan tentang akibat tindakan pembelajaran tersebut terkait dengan
peningkatan prosesnya atau interaksi dalam pembelajaran. Pertanyaan yang kedua barulah
pertanyaan tentang akibat tindakan pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar menulisnya.

Anda mungkin juga menyukai