Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN

STRAIN GAGE

NAMA PRAKTIKUM

Oleh :
NO NAMA NIM
1 Haris Maulana 1721402024
2 Hasrul 1721402023
3 M.Reyhan Fitrah 1721402012
4 Mahatir Muhammad 1721402004
5 Muhammad Nasir 1721402005
6 Muhammad Rival 1721402002
7 Muhammad Firdaus 1721402003

Kelompok : II
Kelas : A2
Semester : IV
Prodi : Teknologi Industri
Pembimbing : Hamdani, SST, MT

POLITEKNIK NEGERI
JURUSAN TEKNIK
Jln B.Aceh-Medan KM 280,3 Buketrata–
Email: jtm@pnl.ac.id; prodid4tmpp@pn
TEKNIK MESIN Website:http://mesin.pnl.ac.id

LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN


“STRAIN GAGE”

OLEH :

NO NAMA NIM
1 Haris Maulana 1721402024
2 Hasrul 1721402023
3 M.Reyhan Fitrah 1721402012
4 Mahatir Muhammad 1721402004
5 Muhammad Nasir 1721402005
6 Muhammad Rival 1721402002
7 Muhammad Firdaus 1721402003

Kelompok : II
Kelas : A2
Semester :4
Prodi : Teknologi Industri
Pembimbing : Hamdani, SST, MT

Mengetahui, Menyetujui,
Kasi.Lab. Uji Bahan Pembimbing Praktikum

Dr. Samsul Bahri, ST, M.Si Hamdani, SST, MT


NIP. 197306011999031010 NIP.19740711199903100

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan praktikum pada
Laboratorium Penguji Bahan serta dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Strain Gage”.

Shalawat serta salam sama-sama kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang
berilmu pengetahuan seperti kita rasakan pada saat ini.

Dalam melaksanakan Praktikum “Strain Gage” pada Laboratorium Penguji


Bahan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak HAMDANI, SST, MT selaku dosen pembimbing praktikum “Strain Gage”
dan juga kepada rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.

Dalam percobaan ini penulis memperoleh data-data pengamatan hasil


percobaan dan penulis merangkum dalam sebuah buku yang berbentuk laporan ini
yang meliputi pemecahan masalah yang kami dapat saat melakukan percobaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktikum “Strain


Gage” pada Laboratorium Penguji Bahan ini masih jauh dari kesempurnaan maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari segenap
pembaca.

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 2
BAB II TUJUAN PRAKTIKUM ......................................................... 3
2.1 Tujuan Praktikum .................................................................. 3
BAB III DASAR TEORI ...................................................................... 4
3.1 Pengertian Sensor Strain Gage .............................................. 4
3.2 Jembatan Wheatstone ............................................................ 6
3.3 Pengertian Power Supply ...................................................... 7
3.4 Jenis-Jenis Sensor Strain Gage.............................................. 8
3.5 Prinsip Kerja Dari Sensor Strain Gage ................................ 13
3.6 Aplikasi Sensor Strain Gage ................................................. 15
BAB IV METODE PRAKTIKUM ...................................................... 16
4.1 Waktu Dan Tempat Praktikum.............................................. 16
4.2 Alat Dan Bahan ..................................................................... 16
4.3 Prosedur Kerja ....................................................................... 16
4.4 langkah kerja ......................................................................... 17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 21
5.1 Analisa Hasil ......................................................................... 21
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 22
DAFTAR PUSAKA ............................................................................... 23

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone ............................................ 7


Gambar 3.2.2 Bentuk-bentuk dasar dari Metal Wire Strain Gage.................. 8
Gambar 3.3.3 Metal Foil Strain Gage............................................................ 10
Gambar 3.4.1 Macam-macam Rosette untuk Gage Foil ................................ 11
Gambar 3.5.1 Jenis-jenis konfigurasi Strain Gage Semikonduktor ............... 13
Langkah kerja ................................................................................................ 17
Gambar 1.1 Hubungkan port ke komputer dan buka aplikasi STRAINGAGE
SOFTWARE .................................................................................................... 17
Gambar 1.2 Berikut tampilan dari aplikasi STRAINGAGE SOFTWARE.... 17
Gambar 1.3 Pilih COM 4................................................................................ 18
Gambar 1.4 Klik CONNECT ......................................................................... 18
Gambar 1.5 Pilih beban pertama (0.20) .......................................................... 19
Gambar 1.6 Klik START ............................................................................... 19
Gambar 1.7 Hasil untuk beban 0.20 ............................................................... 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kebutuhan pengukuran kekuatan logam untuk menahan beban


baik dalam skala bangunan maupun pada skala laboratorium memerlukan suatu alat
yang memadai dan lebih akurat. Pengukuran kekuatan logam meliputi pengukuran
sebuah gaya, kuat lentur dan regangan logam. Pengukuran kelenturan bahan secara
manual dapat menggunakan instrumen dial indikator yaitu sebatang logam dimana
kedua ujung logam diklem dan kemudian diletakkan sejajar dengan beban yang
diberikan pada batang logam (Halliday, 1997).
Ada beberapa sensor yang dapat mengindera besaran fisis seperti tekanan dan
gaya yaitu sensor strain gauge, sensor load cell, sensor piezoresistif serta sensor
piezoelektrik. Beberapa sensor sering digunakan dalam pembuatan alat ukur massa,
tekanan dan gaya. Penggunaan sensor piezoelektrik, piezoresistif dan load cell
sebagai sensor gaya, tekanan dan berat kurang cocok untuk alat ukur regangan
logam karena perancangan yang cukup sulit. Sensor strain gauge cukup murah dan
mudah untuk didapat serta cakupan yang cukup luas dalam pengukuran dan dapat
digunakan lebih dari satu buah untuk meningkatkan sensitifitas dalam pengukuran
(Fahrizal, 2004).
Beberapa kelebihan dari sensor strain gauge dapat dilihat dari bentuk yang
lebih sederhana dengan massa yang dapat diabaikan dan ukurannya yang kecil,
sehingga tidak menimbulkan interferensi (gangguan pengaruh luar) pada tegangan
dalam spesimen sensor, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap frekuensi sehingga
dapat digunakan untuk menelusuri rambatan fluktuasi tegangan yaitu sensitif
terhadap getaran yang terjadi pada logam. Sensor ini memungkinkan untuk
melakukan pengukuran pada sejumlah titik secara bersamaan dan pengukuran
jarak jauh karena dilengkapi dengan penyambungan yang panjang. Keluaran sensor
strain gauge berupa sinyal elektrik berupa tegangan analog yang dapat
memudahkan dalam pengolahan data (Dieter, 1988).

1
Pada penelitian yang akan dilakukan digunakan dua buah sensor yang
dirangkai secara dummy jembatan Wheatstone sebagai pengindera dari tekanan
pada bahan yang akan diuji. Penggunaan dua buah sensor diperkirakan dapat
mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Oleh karena itu, penulis merasa
tertarik untuk membahas tentang Strain Gauge.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
makalah ini sebagai berikut.
1. Apa pengertian Strain Gauge?
2. Apa saja macam-macam Strain Gauge?
3. Bagaimana prinsip atau cara kerja Strain Gauge?
4. Bagaimana aplikasi yang menggunakan Strain Gauge ?

2
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM

2.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah :
1. Dapat memahami pengertian dari sensor Strain Gauge.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis sensor Strain Gauge.
3. Dapat memahami prinsip kerja dan cara kerja dari sensor Strain Gauge.
4. Dapat mengetahui aplikasi sensor Strain Gauge.

3
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Pengertian Sensor Strain Gage

Strain Gage adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur


tekanan (deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam
yang bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur
tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan. Prinsipnya adalah jika tekanan
pada benda berubah, maka foil atau kawat akanter deformasi, dan tahanan listrik
alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam
rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui berapa besar tahanan
pada Strain Gage. Tegangan keluaran dari jembatan Wheatstone merupakan sebuah
ukuran regangan yang terjadi akibat tekanan dari setiap elemen pengindera Strain
Gage. Tekanan itu kemudian dihubungkan dengan regangan sesuai dengan hukum
Hook yang berbunyi : Modulus elastis adalah rasio tekanan dan regangan. Dengan
demikian jika modulus elastis adalah sebuah permukaan benda dan regangan telah
diketahui, maka tekanan bisa ditentukan.
Hukum Hook dituliskan sebagai:

dimana:
σ = regangan, Δl/l (tanpasatuan)
s = tegangangeser , kg/cm2
E = modulus Young , kg/cm2

Bila dua gage atau lebih digunakan, maka tekanan pada pelacakan arah
setiap gage bisa ditentukan dengan menggunakan perhitungan. Namun demikian
persamaannya memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda tergantung pada

4
kombinasi dan orientasi gage tersebut. Kepekaan sebuah Strain Gage disebut
dengan faktor gage dan perbandingan antara unit resistansi dengan perubahan unit
panjang adalah :
Faktor gauge:

dimana :
K = Faktor gage
ΔR = Perubahan tahanan gauge
Δl= Perubahan panjang bahan
R = Tahanan gage nominal
l = Panjang normal bahan

Jadi regangan diartikan sebagai perbandingan tanpa dimensi, perkalian unit


yang sama, misalnya mikro inci / inci atau secara umum dalam persen (untuk
deformasi yang besar) atau yang paling umum lagi dalam mikro strain.
Perubahan tahanan ΔR pada sebuah konduktor yang panjangnya (l) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan bagi tahanan dari sebuah konduktor yang
penampangnya serba sama, yaitu

= …………….(3) dimana :
ρ = tahanan spesifik dari bahan konduktor
l = panjang konduktor
d = diameter konduktor

a. Karakteristik Strain Gage


Karakteristik dari filamen adalah sebagai berikut :
 Faktor Gauge tertinggi
 Koefisien suhu resistansirendah
 Resitivitas tinggi
 Kekuatan mekanis tinggi
 Potensial termolistrik minimum disekitar lead

5
b. Bahan- bahan yang bisa dijadikan Strain Gage

Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk pemakaian dalam


gauge-gauge kawat dan foil, seperti:

1) Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien temperatur


rendah.
Biasanya Constantan ditemukan dalam Gauge yang digunakan untuk strain
dinamik, dimana perubahan level strain tidak melebihi ± 1500 μcm/cm. Batas
temperatur kerja adalah dari 10 oC sampai 200oC.
2) Nichrome V adalah paduan nikel-chrome yang digunakan untuk pengukuran strain
statik sampai 375 oC dengan kompensasi temperatur, paduan ini dapat digunakan
untuk pengukuran static sampai 650 oC dan pengukuran dinamik sampai 1000 oC.
3) Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan FaktorGauge yang rendah dan ketahanan
yang tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan untuk pengukuran strain
dinamik bila sensitivitas temperatur yang tinggi dapat di tolerir.
4) Stabiloy adalah paduan nikel-chrome yang dimodifikasi dengan rangkuman
kompensasi temperatur yang lebar. Gage ini memiliki stabilitas yang sangat baik
dan temperatur cryogenic sampai sekitar 350oC dan ketahanan yang baik terhadap
kelelahan.
5) Paduan-paduan platina tungsten memberikan stabillitas yang sangat baik dan
ketahanan yang tinggi terhadap kelelehan pada temperatur tinggi. Gage ini
disarankan untuk pengukur anuji static sampai 700oC dan pengukuran dinamik
850oC.

3.2 Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone adalah rangkaian jembatan yang paling sederhana


dan paling umum. Rangkaian ini digunakan dalam aplikasi pengkondisi sinyal
dimana transduser mengubah tahanan dengan perubahan variabel dinamik.
Beberapa modifikasi dari jembatan dasar ini juga dipakai untuk aplikasi spesifik
lainnya. Dalam aplikasi paling modern, detektor setimbang adalah amplifier

6
diferensial impedansi input sangat tinggi. Dalam beberapa kasus, Galvanometer
yang sensitif dengan impedansi yang relatif rendah bisa digunakan, khususnya
untuk kalibrasi atau instrumen-instrumen pengukuran tunggal.
Rangkaian Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian yang terdiri dari
resistor dan catu daya (power supply). Jembatan wheatstone sendiri adalah
rangkaian jembatan yang pada umunya digunakan untuk mengukur presisi tahanan
dengan nilai 1 ohm sampai denganmega ohm. Pada umumnya rangkaian jembatan
wheatstone banyak digunakan untuk menghitung resistansi yang tidak diketahui
dengan bantuan dari rangkaian jembatan. Dua kaki yang terdapat pada rangkaian
wheatstone harus disimpan seimbang dan satu kaki yang lainnya termasuk
resistansi yang tidak di ketahui.

Gambar 3.2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone

3.3 Pengertian Power Supply

Power supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah
suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik
ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya catu daya ini memerlukan sumber
energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan
oleh perangkat elektronika lainnya. Dalam praktikum ini power suppply yang
digunakan adalah mengubah tegangan AC 220 V menjadi tegangan DC dengan
range tegangan 0 V – 10 V DC

7
3.4 Jenis-jenis sensor Strain Gage
1. Metal Wire Strain Gauge
Metal Wire Strain Gage adalah gage yang terdapat dalam konfigurasi yang
bisa diikat, permukaan bisa di transfer dan bisa di lebur, dan ini adalah jenis awal
dari Strain Gage yang sudah berkembang. Wayar yang dipakai pada gage tersebut
biasanya berdiameter kurang dari 0,025 mm. Pemasangan gage ini biasanya diikat
atau ditempelkan pada sebuah metal bar (basis stabil) dan diletakkan antara dua
piringan logam tipis dan dikelilingi oleh bahan penyekat, kemudian dilakukan
encapsulasi dengan mengetatkan dua piringan bersamaan disekitar ujung gage.
Permukaan yang bisa di transfer di maksudkan untuk dihilangkan secara teliti
dari carriernya dan kemudian ditempatkan pada permukaan yang telah diukur dan
ini cenderung menekan kemungkinan-kemungkinan kebocoran arus dari wayar ke
permukaan. Gambar 3.2.1 adalah bentuk-bentuk dasar dari Metal wire Strain gage
yang bisa diikat, dan wayar dirangkai dengan pola zig-zag.

(a) (b) (c)

Gambar 3.2.2 Bentuk-bentuk dasar dari Metal Wire Strain Gage.

(a) Konfigurasi dasar.


(b) Desain pelindung gage.
(c) Desain pelindung gage yang dapat di pindah-pindahkan.

8
Diantara material-material yang dipakai adalah paduan (alloy) tembaga– nikel
(constantan yang sering dipakai pada gage elongasi tinggi). Paduan nikel-kronium
dan paduan besi kronium–aluminium sering dipakai untuk applikasi pada suhu
tinggi ataupun yang sangat rendah. Seleksi material wayar dengan koefisien suhu
memungkinkan dua material yang akan dipakai dapat bekerja lebih efisien, untuk
satu gage masing–masing material itu memiliki koefisien suhu dengan besaran yang
sama. Gage konpensasi demikian bisa dibuat dengan menggunakan dua grid
parohan yang dihubungkan secara seri dan terbuat dari dua material. Material ini
berupa tembaga dan nikel, akan tetapi yang sering dipakai adalah nikel–cled dan
cled-baja tahan karat. Adapun material lain yang sering dipakai adalah nikel-cled,
paduan nikel–kronium dan berylium.
Penghantar yang digunakan Strain Gage terdiari dari dua jenis dasar yaitu
penghantar permanen yang dipakai untuk gauge yang bisa diikat, dan penghantar
temporer atau sementara dipakai untuk gage dengan permukaan yang bisa
ditransfer. Plastik yang bisa dipatahkan seperti Vinyl sering dibuat dalam bentuk
rangka digunakan untuk gage wayar, jenis inilah yang paling umum dipakai untuk
gage permukaan yang bisa ditransfer.
Carrier permanen biasanya sangat tipis ketebalannya kurang lebih 0,03mm.
Penggunaan kertas nitrocellulosa biasanya untuk gage yang memiliki batas suhu
moderat, pemakaian kertas phenolik infrekmanated dapat meningkatkan batas suhu
operasi, pemakaian serat kaca (sebagai limenasi) juga akan meningkatkan batas
suhu operasi. Ressin polimida memberikan carrier yang cocok untuk suhu yang
sangat rendah ataupun suhu yang sangat tinggi.

2. Strain Gage Metal foil


Penyaringan dalam teknik photo acting memungkinkan perkembangan
Strain Gage Metal foil menjadi suatu alat yang tidak memakan banyak biaya, jenis
gage ini sekarang dipakai secara luas yang pada dasarnya bukan dikarenakan biaya
yang relatif murah, tetapi karena Strain gage Metal foil memberikan keuntungan
yang berarti. Strain gage Metal foil ini bisa dibuat dengan beberapa ukuran yang
sangat kecil, Strain gage Metal foil ini menunjukkan stabilitas yang lebih besar

9
selama penguatan tetap diberikan, gage ini juga lebih stabil selama eksprosur
terhadap suhu, dan dikarenakan permukaan yang besar menyebabkan gage ini
mampu mengikuti variasi suhu dari permukaan yang diukur.
Gage biasanya dibuat dengan photo ecting tipis, perlakuan panas alloy– metal
menjadikannya memiliki ketebalan sekitar μm, proses ini melibatkan pembuangan
bahan yang tidak diinginkan sehingga bentuk grid yang sesuai dapat diperoleh.
Material foil, carrier dan lead pada dasarnya sama dengan bentuk yang
digambarkan untuk gage wayar. Banyak gage foil tidak dilengkapi dengan lead,
melainkan dilengkapi dengan tab besar integral dengan pola grid yang terkadang
dilengkapi dengan titik lebur, kemudian lead bisa diikat oleh pemakai. Metal Foil
Strain Gage terlihat pada Gambar 3.3.3.

Gambar 3.3.3 Metal Foil Strain Gage


Gambar 3.4.1 menunjukkan beberapa contoh yang keseluruhannya memiliki
ukuran yang dan aplikasi yang berbeda.

10
Jenis-jenis dari Metal Foil Strain Gage lain dapat dilihat pada Gambar 3.4.1,
diantaranya Rosette 90o yang dapat mengukur aksial dan regangan trasfer sekaligus.
Variasi desain ini adalah stress gauge dimana dua elemen meliliki tahanan yang
berbeda. Tahanan juga di pilih sehingga hasilnya memberikan sebuah sensor yang
keluarannya sebanding dengan takanan dan keluaran elemen aksial sebanding
dengan regangan.
Rosette 450 memberikan resolusi anguler yang lebih besar dari rosette 600,
namun demikian hal ini dapat diketahui apabila arah regangan utama diketahui.
Persamaan–persamaan serta program komputer telah dikembangkan untuk
penentuan tekanan dan regangan dasar apabila rosette dipakai.

(a) (b) (c)

(d) (e)

(f)
Gambar 3.4.1 Macam-macam Rosette untuk Gage Foil

11
(a) Rosette dua elemen foil datar 90o.
(b) Rosette dua elemen foil geser datar 90o.
(c) Rosette dua elemen tumpukan 90o.
(d) Rosette tiga elemen 45o yang persegi empat timpang
tindih.
(e) Rosette tiga elemen 45o.
(f) Rosette tiga elemen foil datar 60o.

3. Strain gauge Semikonduktor


Sejak eksperimen dilakukan pada tahun 1950, telah ditemukan bahwa
pengaruh piezoresistiv jauh lebih besar pada semikonduktor atau konduktor,
sejumlah laboratorium pemerintah maupun komersial melakukan pengembangan
terhadap Strain Gage Semi konduktor.
Sejak itulah berbagai jenis Strain Gauge serupa dengan karakteristi performa
yang memuaskan dan bisa dikontrol telah tersedia dipasaran yang menyebabkan
pengetahuan mengenai alat ini makin meningkat.
Faktor gage dari Strain Gage Semikonduktor adalah antara 50 sampai 200 dan
biasanya adalah 125, sedangkan faktor gage dari Strain Gage logam tidak lebih dari
6 dan biasanya sekitar 2. Namun demikaian Strain Gage Semikonduktor cenderung
lebih sulit dipakai pada permukaan yang akan diukur, karena pada dasarnya terbuat
dari silikon tipis yang mudah pecah. Batas pengukuran regangannya baisanyan
terbatsa sekitar 3000μm, sedangkan batas dari Strain Gage metal mencapai
40.000μm.
Perubahan tahanan Strain Gage Semikonduktor dengan regangan yang
dipakai sifatnya tidak linier, suhu operasi maksimum lebih terbatas dan konpensasi
suhu lebih sulit. Karena kemampuan memberi sinyal keluaran dengan respon pada
regangan kecil, Strain gage Semikonduktor sedikit digunakan terutama dalam
transduser. Keunggulannya hanya pada percepatan, daya, dan tekanan yang
membuat elemen–elemen jauh lebih rendah difleksinya, misalnya diafragma dan
tiang pembengkok daripada gage logam yang memungkinkan
pemakaian stifer. Pada dasarnya elemen pengindera jauh lebih stabil dan

12
memberikan respon dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi. Gambar 3.5.1
menunjukkan jenis–jenis konfigurasi Strain gage Semikonduktor.

Gambar 3.5.1 Jenis-jenis konfigurasi Strain Gage Semikonduktor

Permukaan gage yang bisa ditransfer ataupun enkapsulasi pada carrier


Rosette dual element ataupun jembatan penuh bisa dibuat sehingga bisa
mengkompensasi sendiri untuk regangan.
Dimensinya berkisar antara 1 sampai 5 mm, material untuk lead biasanya
terbuat dari emas, perak wayar ataupun pita nikel. Kompensasi untuk potensial
termolistrik yang dibangkitkan disekitar gage
(silikon) cukup penting karena silikon mengembangkan potensial termolistrik yang
sangat tinggi.
Dengan menghamburkan doping secara langsung kedalam beberapa bagian
wafer silikon ataupun diafragma memungkinkan untuk mengolah elemen–elemen
pengindera tranduksi yang komplit. Karena densitasnya yang rendah dan kekuatan
silikon yang tinggi, maka elemen–elemen demikian dikenal dengan frekuensi
natural. Penyesuaian dan kompensasi gage bisa dipengaruhi oleh kontrol doping
yang tepat.

3.5 Prisip Kerja dari Sensor Strain Gage


Sensor strain gauge adalah grid metal-foil yang tipis yang dilekatkan pada
permukaan dari struktur. Apabila komponen atau struktur dibebani, terjadi strain
dan ditransmisikan ke foil grid. Tahanan foil grid berubah sebanding dengan strain

13
induksi beban. Sensor strain gage pada umumnya adalah tipe metal-foil, dimana
konfigurasi grid dibentuk oleh proses photoeching. Karena prosesnya sederhana,
maka dapat dibuat bermacam macam ukuran gauge dan bentuk grid. Untuk macam
gauge yang terpendek yang tersedia adalah 0,20 mm; yang terpanjang adalah 102
mm. Tahanan gauge standard adalah 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada gauge
untuk tujuan khusus tersedia dengan tahanan 500, 1000, dan 1000 ohm.
Gaya yang diberikan pada suatu benda logam (material ferrit / konduktif),
selain menimbulkan deformasi bentuk fisik juga menimbulkan perubahan sifat
resistansi elektrik benda tersebut. Dengan menempelkan jenis material tersebut
pada suatu benda uji (specimen) menggunakan suatu perekat yang isolatif terhadap
arus listrik, maka material tadi akan menghasilkan adanya perubahan resistansi
yang nilainya sebanding terhadap deformasi bentuknya.

14
3.6 Aplikasi sensor Strain Gage
1. Digunakan pada pengkur berat badan digital.
2. Timbangan Digital pada kapasitas berat yang diangkut oleh bus, truck, dll.
3. Mengukur batas maksimal tumpangan pada lift.
Misal :
 Pada Timbangan Digital pada kapasitas berat yang diangkut oleh bus, truck,
dll. Sensor ini dapat di pasang di kenadaran bermotor seperti, motor, mobil,
truck ataupun bus. Karena banyak kendaraan bermotor tidak menaati peraturan
dalam berkendara. Biasanya mereka membawa beban dalam kendaraannya
melebihi yang standart kendaraan yang seharusnya. Itu mengakibatkan dapat
terjadinya keolengan kemudian terjadi kecelakaan. Untuk menghindari hal
tersebut dapat kita dapat memasangkan sensor ini. Jika terjadi kelebihan muatan
kendaraan tersebut akan berbunyi dengan keras, dan mesin tidak dapat
dihidupkan.
 Pada pengukuran batas maksimal tumpangan pada lift. Dalam sebuah lift,
biasanya dibatasi berat maksimal bila ingin menggunakan lift. Alat ini bekerja
dengan cara apabila kita memasuki lift, maka alat ini akan menampilkan jumlah
berat total orang yang memasuki lift.

15
BAB IV
METODE PRAKTIKUM

4.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada pukul 09:00 WIB hari Jum’at, 22 Februari
2019. Adapun tempat dilaksanakannya praktikum adalah Laboratorium Uji
Bahan, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buket Rata.

4.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Komputer (Aplikasi Strain Reading Sofware)
2. Strain Gage (Quarter Half Bridge)
3. Beban Strain Gage (0.2 kg sebanyak 10 menit)
4. Pelat, untuk menggangtung beban

4.3 Prosedur Kerja


1. Memeriksa seluruh kondisi pada alat praktikum yang akan digunakan
2. Memeriksa keadaan tempat yang akan digunakan untuk melakukan
praktikum.
3. Mencatat semua alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum
berlangsung.
4. Menjaga ata mengatur bidang peletakan benda kerja seimbang /sejajar
tidak miring.
5. Memasang alat Strain Gage sesuai prosedur yang diajarkan oleh
pembimbing.
6. Menambahkan beban pada Strain Gage secara bertahap.
7. Mencatat semua hasil yang tertera pada komputer.
8. Melakukan percobaan setidaknya 2 kali untuk menghindari yang namanya
kebetulan.

16
4.4 Langkah Kerja

1. Hubungkan port ke komputer dan buka aplikasi STRAINGAGE SOFTWARE

Gambar 1.1

2. Berikut tampilan dari aplikasi STRAINGAGE SOFTWARE

Gambar 1.2

17
3. Pilih COM 4

Gambar 1.3

4. Klik CONNECT

Gambar 1.4

18
5. Pilih beban pertama (0.20)

Gambar 1.5

6. Klik START

Gambar 1.6

19
7. Hasil untuk beban 0.20

Lakukan hingga beban 2.00

Gambar 1.7

20
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisa Hasil

Berikut adalah hasil dari praktikum uji bahan Strain Gage Quarter Half Bridge :

STRAIN GAGE READING


Nomor Load (Kg) STRAIN (m/m)
1 0,2 0,00003
2 0,4 0,000086
3 0,6 0,000092
4 0,8 0,000173
5 1,0 0,000227
6 1,2 0,000276
7 1,4 0,000322
8 1,6 0,000322
9 1,8 0,000414
10 2,0 0,000469

Dari hasil praktikum, maka kita dapat memperoleh hasil sebagai berikut yang
menunjukkan modulus elastitas dari setiap bahan yang kita lakukan pada alat
Strain Gage.

21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah :
1. Strain Gage adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan
(deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang
bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya,
dan tekanan berasal dari pembebanan.
2. Sensor gaya muatan dan berat merupakan sensor fisika yang mengubah gaya,
beban, torsi dan regangan menjadi resistansi/hambatan. Contoh aplikasinya bias
diterapkan pada timbangan.
3. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau kawat akan
terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini
akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan
diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gauge

6.2. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah agar dalam semua pembaca dapat
menjadikan Laporan ini sebagai acuan untuk penambahan wawasan ilmu di
bidangnya. Untuk itu, kami sangat mengharapkan adanya pengembangan atas
pembuatan makalah ini

22
DAFTAR PUSAKA

Bentley, J. P. (2005). Principles of Measurement Systems Fourth Edition.

Malaysia: Prentice Hall.

C. Raja Rao, S. K. (2000). Principles of Medical Electronics and Biomedical


Instrumentation. India: Universities Press.

Carpenter, R. D. (2008). Fundamentals of Instrumentation Course. United State:


Integrity Institute of Technology.

Fraden, J. (2004). Handbook of Modern Sensors Physics Design and Application


Third Edition. New York: Springer.

23

Anda mungkin juga menyukai