Anda di halaman 1dari 17

MODUL I

LADDER DIAGRAM

LOLLI FACHMIRIATI (1610017111011)

TANGGAL PRAKTIKUM : 18 Desember 2018

Praktikum Programmable Logic Controller


Laboratorium Sistem Kendali
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta

1. PENDAHULUAN

Ladder diagram atau diagram tangga atau disebut juga relay diagram adalah untuk membuat
program PLC, yang mana tidak lain berupa simbol dari skema diagram rangkaian listrik. Sebagai
bekas praktisi perancang, maintenance dan trouble shooting sistem kontrol mesin-mesin yang
menggunakan PLC sebagai otak pengatur prosesnya di beberapa industri manufaktur berteknologi
tinggi di Indonesia, penulis ingin berbagi pengetahuan tentang ladder diagram dan PLC, yang bisa
membantu bagi para siswa ataupun praktisi maintenance dan trouble shooting di industri
manufaktur. PLC mampu melekukan operasi (perhitungan), konversi (perubahan) analog-digital,
dll. dengan demikian konsep yang digunakan pada PLC sama dengan konsep yang digunakan pada
rangkaian relay.

Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemrosesan secara otomatis merupakan
hal yang umum. Sistem pengontrolan dengan elektro mekanik yang menggunakan relay-relay
mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai mudah aus karena panas
atau hubung singkat, membutuhkan biaya yang cukup besar saat instalasi, pemeliharaan dan
modifikasi dari sistem yang telah dibuat jika dikemudian hari diperlukan modifikasi. Dengan
menggunakan PLC hal-hal tersebut dapat dengan mudah diatasi, karena sistem PLC
mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu sistem kendali
terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus mengganti suatu instrument yang ada. aplikasi
gerbang logika dengan PLC Zelio soft 2.

Adapun tujuan percobaan praktikan mampu :

 Menggunakan Ladder diagram untuk praktikum PLC


 Membuat simulaasi program PLC sederhana

2. TEORI DASAR

2.1. Programmable Logic Controllers (PLC)

PLC adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi
kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable
Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan
didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang
dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan
operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun
analog atau PLC adalah komponen elektronika yang menggantikan fungsi dari relay dengan
kemampuan yang lebih luas dari relay itu sendiri. PLC mampu melekukan operasi (perhitungan),
konversi (perubahan) analog-digital, dll. dengan demikian konsep yang digunakan pada PLC sama
dengan konsep yang digunakan pada rangkaian relay. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu
rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, Sebuah PLC (kepanjangan dari Programmbale Logic Con-troller) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijum-pai pada sistem kontrol
proses konvensional. PLC bekerja dengan cara menamati masukan (melalui sensor-sensor terkait),
kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkanm yang berupa
menghidupkan atau mematikan keluaran-nya (logik, 0, a, hidup atau mati). Diagram tangga
merupakan metode pemrograman PLC yang paling sering digunakan.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

 Programmable,menunjukkankemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program


yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
 Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic
(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi
mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
 Controller,dalam mengontrol dan mengatur proses dan menghasilkan output yang
diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem
kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, Sebuah PLC (kepanjangan
dari Programmbale Logic Con-troller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan
rangkaian sederetan relai yang dijum-pai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja
dengan cara menamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan
melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkanm yang berupa menghidupkan atau mematikan
keluaran-nya (logik, 0, a, hidup atau mati). Untuk memahami, merancang atau memperbaiki suatu
sistem kendali, sering kali lebih efektif jika digunakan tiruan karakteristik dari sistem yang
ditangani. Hal ini berkaitan dengan alasan keselamatan, kecepatan perancangan, kemudahan dan
biaya perancangan. Selain itu, hasil percobaannya dapat mendukung perencanaan sistem yang
akan dibuat. Proses peniruan karakteristik sistem ini disebut SIMULASI.

Secara sederhana, model suatu sistem adalah sarana atau alat (tools) yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan tentang sistem tanpa melakukan eksperimen. Tujuan utama dari suatu
sistem kontrol adalah menjaga nilai output proses agar tetap berada pada daerah yang telah
ditentukan (set point), mereduksi/menghilangkan pengaruh dari suatu gangguan (disturbance)
atau menjalankan suatu urutan langkah proses secara berurutan. Dengan adanya penerapan sistem
kontrol ini, maka suatu proses dapat dijalankan dan dikendalikan secara lebih mudah dibandingkan
dengan menjalankan secara manual. Dengan perkembangan komputer, baik perangkat lunak
maupun perangkat kerasnya, eksperimen numerik dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan
efektif terhadap suatu model. Langkah tersebut dikenal dengan istilah simulasi.

Pengguna membuat program (yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram)
yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan
aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau
besaran yang diamati . Bagian-bagian dari lader diagram dalam pemrograman PLC. Bus bar =
Merupakan garis tebal di sisi kiri dan kanan dari ladder diagram, yang mana merupakan simbol dari
kutub (+) dan kutub (–) yang akan mengalirkan listrik ke komponen-komponen yang akan dipasang
dalam ladder diagram tersebut.
Input = merupakan masukan dari luar PLC, baik dari Switch, Sensor, Relay, Timer, Potentiometer
ataupun peralatan listrik yang lain, yang secara fisik ada di rangkaian listrik dari mesin, yang
dihubungkan ke unit Input PLC, bisa berupa digital input maupun analog input. Biasanya
dilambangkan dengan kontak NO dan/atau NC yang berfungsi sebagai syarat untuk berlakunya
suatu operasi yng kita inginkan. Input ini biasanya dilambangkan dengan huruf I (input=Inggris)
atau E (eingang=Jerman) atau X (Jepang) atau mungkin yang lain, tergantung dari jenis PLC dan
bahasa pabrik pembuatnya.

Output = merupakan hasil keluaran dari PLC, yang mana bisa berupa digital output maupun
analog output, yang bisa langsung dihubungkan kerangkaian listrik yang lain di mesin tersebut
melalui unit Output PLC. Output ini biasanya dilambangkan dengan huruf O (output=Inggris) atau A
(ausgang=Jerman) atau Y (Jepang) atau mungkin yang lain, tergantung dari jenis PLC dan bahasa
pabrik pembuatnya.

Internal relay = merupakan relay memori dari PLC itu sendiri, dimana bisa berupa relay, timer,
counter, atau operasi-operasi logika yang lain. Seperti Input dan Output, simbol-simbol dari internal
relay ini cukup beragam dan berbeda antara pabrikan yang satu dengan yang lain. Bukan hanya itu,
jenis fungsinyapun juga bisa berbeda satu dengan yang lain, tetapibisa dipelajari dengan membaca
buku manual yang ada.

NO = Normally Open, adalah kondisi dimana saat kontak tersebut tidak ditekan/mati maka
kontak tersebut dalam kondisi tidak terhubung/putus. Sebaliknya, saat kontak tersebut
ditekan/bekerja maka kontak tersebut dalam kondisi terhubung.

NC = Normally Close, adalah kondisi dimana saat kontak tersebut tidak ditekan/mati maka
kontak tersebut dalam kondisi terhubung. Sebaliknya, saat kontak tersebut ditekan/bekerja maka
kontak tersebut dalam kondisi tidak terhubung/putus.

Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar yang hanya kontak sesaat saja saat ditekan
dan setelah dilepas maka akan kembali lagi menjadi NO, biasanya saklar tipe NO ini memiliki
rangkaian penguncinya yang dihubungkan dengan kontaktor dan tipe NO digunakan untuk tombol
on. Push button ada juga yang bertipe NC, biasanya digunakan untuk tombol off. Terdapat 4
konfigurasi saklar push button:

a. Tanpa-pengunci (no guard),


b. Pengunci-penuh (full guard),
c. Extended guard, dan
d. Mushroom button.
Cara Kerja Saklar Push Button

Alat ini befungsi sebagai pemberi sinyal masukan pada rangkaian listrik, ketika atau selama
bagian knopnya ditekan maka alat ini akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan terhubung
untuk jenis normally open dan akan terlepas untuk jenis normally close, dan sebaliknya ketika
knopnya dilepas kembali maka kebalikan dari sebelumnya, untuk membuktikannya pada
terminalnya bisa digunakan alat ukur tester atau ohm meter. pada umumnya pemakaian terminal
jenis NO digunakan untuk menghidupkan rangkaian dan terminal jenis NC digunakan untuk
mematikan rangkaian, namun semuanya tergantung dari kebutuhan.

Diagram tangga merupakan metode pemrograman PLC yang paling sering digunakan.
Instruksi dapat dibagi menjadi bagian masukan yang menyatakan kondisi dan keluaran yang akan
dieksekusi apabila kondisi terpenuhi. Pemrograman ini berbasis logika relai, cocok digunakan untuk
persolan-persoalan kontrol diskrit yang kondisi masukan dan keluarannya hanya memiliki dua
kondisi yaitu ON dan OFF, seperti pada sistem kontrol konveyor, lift, dan motor-motor industri.

2.2. Prinsip kerja

Pada dasarnya untuk membuat program ladder diagram adalah dengan menghubungkan busbar
sisi kiri ke busbar sisi kanan sesuai dengan kondisi dan instruksi yang diinginkan untuk dikerjakan
oleh unit PLC dalam menjalankan perintah ke mesin yang dikontrolnya.Jalur operasi kerja itu bisa
dibagi dalam 2 bagian, yaitu: Sisi Kiri = merupakan sisi pengkondisian, dimana biasanya terdiri dari
rangkaian simbol kontak NO dan/atau NC, baik yang berasal dari switch input langsung ataupun
dari switch internal relay hasil operasi perintah kerja dalam program yang bersangkutan. Sisi Kanan
merupakan sisi perintah kerja, dimana biasanya berupa simbol relay dan bisa dipasang sebagai
output langsung ataupun berupa internal relay, timer, counter dan operasi-operasi lainnya. Jadi
bilamana kondisi-kondisi yang ada di sisi kiri bisa dalam keadaan terhubung semua, maka arus
listrik kutub (+) dari busbar kiri akan mengalir dan menghidupkan operasi kerja di sisi kanan yang
menempel dengan listrik kutub (-) di busbar kanan. Sebuah diagram tangga atau Iadder diagram
terdiri dari sebuah garis menurun ke bawah pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan.
Garis yang ada di sebelah sisi kiri disebut sebagai palang bis (bus bar), sedangkan garis-garis cabang
(the branching lines) adalah baris instruksi atau anak tangga.

Ladder diagram atau diagram tangga atau disebut juga relay diagram adalah untuk membuat
program PLC, yang mana tidak lain berupa simbol dari skema diagram rangkaian listrik. Sebagai
bekas praktisi perancang, maintenance dan trouble shooting sistem kontrol mesin-mesin yang
menggunakan PLC sebagai otak pengatur prosesnya di beberapa industri manufaktur berteknologi
tinggi di Indonesia, penulis ingin berbagi pengetahuan tentang ladder diagram dan PLC, yang bisa
membantu bagi para siswa ataupun praktisi maintenance dan trouble shooting di industri
manufaktur. PLC mampu melekukan operasi (perhitungan), konversi (perubahan) analog-digital,
dll. dengan demikian konsep yang digunakan pada PLC sama dengan konsep yang digunakan pada
rangkaian relay.

2.3. Contoh program ladder diagram

Gambar 2.1 Ladder diagram


 Kondisi awal/normal:

Kontak I 0001 terputus, kontak O 4001 terputus, kontak T 001 terhubung, relayoutput O 4001 tidak
bekerja, internal timer T 001 tidak bekerja.Saat Push Button I 0001 ditekan:

Kontak I 0001 terhubung, kontak T 001 masih terhubung, karena internal timer T 001 di
setting ON setelah 10 detik, maka arus listrik akan mengalir menghidupkan relay output O 4001 dan
internal timer T 001.Saat Push Button I 0001 dilepaskan kembali.

Kontak I 0001 terputus, kontak relay output O 4001 terhubung, karena relay output O 4001
bekerja, kontak T 001 masih terhubung, sehingga arus tetap mengalir menghidupkan relay output O
4001 dan internal timer T 001. Kondisi kontak relay output O 4001 ini disebut Self Holding
Contact.Saat 10 detik setelah relay output O 4001 dan internal timer T 001 bekerja:

Kontak T 001 terputus karena internal timer T 001 dalam kondisi ON setelah waktu tunda
10 detik sesuai dengan setting, dan hal ini memutuskan arus listrik yang mengalir ke relay output O
4001 dan internal timer T 001, sehingga keduanya segera OFF lagi. Dan kondisi kembali ke kondisi
awal di atas.

Bila dilihat hanya untuk satu baris ladder diagram di atas, akan terlihat sederhana bagi
orang yang mengerti skema diagram rangkaian listrik, tetapi justru disinilah kehebatan dibalik
kesederhanaan program ladder diagram. Kontak poin I 0001, O 4001 dan T 001 itu bisa digunakan
dimana saja pada program lanjutan dari ladder diagram di atas. Dan bila program ini diteruskan ke
bawah sesuai dengan kebutuhan program mesin yang bersangkutan, maka program ini akan
terlihat sebagai anak tangga yang terus turun ke bawah. Untuk kebutuhan perancang desain
rangkaian listrik, penggunaan PLC dengan ladder diagramnya ini sangat membantu mengurangi
keruwetan rangkaian listrik dalam panel kontrol, sehingga menjadi ringkas dan kompak. Juga
sangat fleksibel saat perancang melakukan modifikasi ataupun upgrade sistem dari rangkaian listrik
mesin yang dirancangnya tersebut.

Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik
yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem
ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-
instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O
dijital maupun analog atau PLC adalah komponen elektronika yang menggantikan fungsi dari relay
dengan kemampuan yang lebih luas dari relay itu sendiri.

Pada awalnya, sistem kontrol industri menggunakan cara konvensional yaitudengan sistem
sambungan menggunakan beberapa komponen seperti timer, relay,counter dan kontaktor.Generasi
selanjutnya, sistem kontrol industri sudah menggunakan microprocessor dengan bahasa
pemograman assembler. PLC pertama kali digunakan pada tahun 1968-an, yaitu pada saat
tuntutanautomatisasi industri semakin besar. Perusahaan yang pertama kali merealisasikankriteria
rancangan PLC adalah General Motors ( GM ), meskipun hanya berupa sekuensialkontrol,
tidakseperti PLC yang dikenal sekarang, mampu untuk menangani pengendalianproses – proses
yang kompleks, seperti temperatur, posisi, tekanan, aliran. Bahkanmodul – modul dengan
kemampuan yang telah dikembangkan lebih lanjut.Secara definisi, Programmable Logic Controller
( PLC ) adalah suatu rangkaianmicro controller yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu CPU,
Memory, Data Register,Internal relay, Input / Output Counter dan Timer yang terintegrasi dalam
satu perangkat.
Untuk dapat menggunakan PLC, cukup dengan menghubungkan sensor pada bagian input
device PLC dan alat – alat yang dikontrol pada bagian outputdevice PLC. Kemudian program yang
ada dalam PLC akan memproses data darimasukan input device PLC dan outputnya akan bekerja
sesuai dengan programyang dibuat dan tersimpan di dalam memory PLC.Peralatan input dapat
berupa sensor photo-elektrik, push button dan panelkontrol, limit switch atau peralatan lainnya
dimana dapat menghasilkan suatusinyal yang dapat diterima PLC. Peralatan output dapat berupa
switch yangmenggerakkan lampu indikator, relay yang menyalakan motor atau peralatan lainyang
dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC.

PLC merupakan suatu piranti yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati
masukan (melalui sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai
yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya. Dengan kata lain, PLC
menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status
suatu ukuran atau besaran yang diamati. 
       
Konsep dari PLC adalah sesuai dengan namanya adalah sebagai berikut :

a. Programmable

Menunjukkan kemampuaannya yang dapat dengan leluasa mengubah program yang dibuat
dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat.

b.      Logic

Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik (ALU), yaitu


melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, dan
negasi.

c. Controller

Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan


output yang diinginkan.

 Fungsi PLC

Secara umum fungsi dari PLC  adalah :

a. Sekuensial control.

PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan
pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC mengontrol agar setiap langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

b. Monitoring Plant.

PLC secara kontinyu memonitor status sistem dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan tersebut pada operator
sistem. Sedang fungsi secara khusus pada PLC adalah memberikan input ke CNC (Computarized
Numerical Control). CNC pada umumnya dipakai pada proses finishing, membentuk benda kerja,
moulding, dan lain-lain. Perbandingan antara PLC dengan Kontrol Konvensional.
Kontrol konvensional yang menggunakan relay atau kontaktor mempunyai keuntungan dan
kerugian jika digunakan sebagai rangkaian kontrol dan bila dibandingkan kontrol dengan
menggunakan PLC. Relay sendiri merupakan kontrak elektronik, karena terdapat koil/kumparan
yang akan menggerakkan kontak membuka atau menutup bila kumparannya diberi aliran arus
listrik.

Selain itu, PLC juga menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan
instruksi-instruksi yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti : logika, pewaktuan, sekuensial
dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatumesin atau proses melalui modul – modul I/O baik
analog maupun digital. Diagram ladder atau diagram satu garis adalah satu cara untuk
menggambarkanproses kontrol sekuensial yang umum di jumpai di industry.Diagram
inimempresentasikan interkoneksi antara perangkat input dan perangkat output systemkontrol.
Dikatakan diagram ladder ( tangga ) karena diagram ini mirip dengan tangga.Seperti halnya sebuah
tangga yang memiliki sejumlah anak tangga, diagram ini jugamemiliki anak-anak tangga tempat
setiap peralatan dikoneksikanini memperlihatkan salah satu contoh diagram ladder elektronis
sederhana dengan sebuah anak tangga.

Gambar 2.2 Diagram ladder elektronis sederhana

Pada gambar 2.2 menunjukan sebuah diagram ladder elektronis sederhana, garis vertical
yang ditandai dengan L1 dan L2, pada dasarnya adalah sumber atau line tegangan yangdapat
berupa sumber tegangan AC atau sumber tegangan DC. Untuk kasus ini lampu PL akan menyala jika
PB1 ditekan dan kondisi LS1 dan LS2 dalam kondisi tertutup, dalam kondisi ini akan terjadi aliran
daya dari L1 ke L2 lewat lampu PL. Pada awalnya, diagram ladder ini digunakan untuk
mempresentasikan rangkaian logika kontrol secara hardwired untuk mesin-mesin atau peralatan.
Karena luasnya pemakaian maka digram tersebut menjadi standar pemrograman kontrol
sekuensial yang banyak ditemui di industri. Rangkaian diagram ladder elektomekanis yang bersifat
hardwired ini pada dasarnya secara langsung dapat diimplementasikan dengan menggunakan PLC.
Rangkaian logika kontrol pada diagram diimplementasikan secara softwire dengan menggunakan
software. Gambar 2.3 di bawah ini memperlihatkan trnsformasi diagram ladder untuk gambar 2.2
ke dalam format ladder PLC beserta diagram penyambungannya.
Gambar 2.3 Transformasi diagram ladder

Dalam diagram penyambungan ini, perangkat imput/output sepertipush buttom, limit


switch, dan lampu dikoneksikan pada modul antarmuka PLC. Adapun diagram ladder-nya
diimplementasikan secara softwire di dalam memori PLC dengan menggunakan relai-relai dan
kontaktor-kontaktor internal yang bersifat soft, relai-relai internal ini merupakan alamat-alamat bit
pada memori PLC.

 SIMBOL—SIMBOL LADDER DIAGRAM

1. Load dan Load not ( LD dan LD NOT)

Untuk mengawali suatu kondisi logika dalam setiap penulisan instruksi dimulaidengan
LOAD atau LOAD NOT, contoh penggunaanya dapat dilihat pada gambardiagram ladder di bawah
ini:

Gambar 2.4 Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT

2. AND dan AND NOT

Instruksi logika ini digunakan untuk membuat hubungan seri diantara duainstruksi logika di
dalam suatu instruksi ladder diagram, biasanya penulisanya setelahinstruksi LOAD atau LOAD NOT,
pada intruksi logika yang dapat kita pahami dengan membuat ladder diagram LOAD atau LOAD NOT
agar lebih jelas . pada aplikasi LOAD NOT ini kita dapat mensimulasikan dengan software PLC
instruksi gerbang logika ini dan kita membuat secara seri dalam gerbang logika ini kita juga dapat
mengaplikasikannya kedalam software PLC. Berikut aplikasi PLC dalam contoh aplikasinya dapat
dilihat dalam gambar diagram ladder di bawah ini :
Gambar 2.5 Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT

3. OR dan OR NOT

Intruksi logika yang digunakan Untuk membuat hubungan parallel antara duainstruksi
logika atau lebih dalam satu garis instruksi, contoh aplikasinya dapat dilihatdalam gambar diagram
ladder di bawah ini:

Gambar 2.6 Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT

4. AND LOAD

Pada diagram ladder PLC gabungan antara sambugan paralel yang di hubungkanmenjadi
satu, atau jika ada dua sirkuit paralel di gabungkan menjadi satu, maka instruksiini akan menjadi
AND LOAD untuk lebih jelas dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7 Simbol Diagram Ladder AND NOT


5. OR LOAD

Pada diagram ladder PLC gabungan antara sambugan seri yang di hubungkanmenjadi satu,
atau jika ada dua sirkuit seri di gabungkan menjadi satu, maka instruksi ini
akan menjadi OR LOAD untuk lebih jelas dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 Simbol Diagram Ladder AND NOT

6. OUT dan OUT NOT

Instruksi ini merupakan tahapan terakhir dari suatu jalur instruksi, instruksi inilahyang
menentukan dan mengontrol kondisi out put yang di inginkan dari sebuah program.Instruksi logika
out memiliki symbol sebuah lingkaran dan memiliki kondisi kerja onselama jalur instruksi
bertegangan dan akan off bila jalur instruksi tidak bertegangan.

Instruksi logika out not memiliki symbol sebuah lingkaran yang dilengkapi dengan
garisdiagonal dan memiliki kondisi kerja off selama jalur instruksi dalam keadaanbertegangan dan
akan on bila jalur instruksi tidak bertegangan.

Gambar 2.9 Simbol Diagram Ladder Out dan Out Not

Pada perkembangannya, PLC yang ada sekarang sudah dilengkapi dengan masukan dan keluaran
analog, biasanya berupa tegangan 0-10 V atau arus 4-20 mA. Diagram tangga adalah suatu diagram
mirip anak tangga yang menggambarkan urutan kerja dari sistem kontrol. Diagram tangga
menggunakan simbol standar untuk merepresentasikan elemen rangkaian dan fungsi dalam sistem
kontrol. Diagram tangga terdiri dari dua garis vertikal. Antara kedua garis vertikal tersebut terdapat
simbol-simbol switch contact normally open (NO), switch contact normally closed (NC), timer,
counter, fungsi, dan keluaran (coil).

PLC (Programable Logic Controller) merupakan kontrol mikroprosessor serba guna yang
khusus dirancang untuk beroperasi dilingkungan industri (cukup) berat atau kasar. PLC bekerja
dengan menerima data dari peralatan input yang berupa saklar saklar, tombol sensor dan
sebagainya, kemudian oleh PLC dibentuk menjadi keputusan keputusan yang bersifat logika yang
kemudian disimpan dalam ingatannya. Dari perubahan input kemudian diolah oleh PLC dan
ditransfer ke output yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan mesin mesin. Di dalam
PLC berisi rangkaian elektronika digital yang dapat difungsikan seperti contact NO dan contact NC
relay. Satu nomor contact relay (baik NC atau NO) pada PLC dapat digunakan berkali kali untuk
semua instruksi dasar selain instruksi output. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam suatu
pemrogaman PLC tidak diijinkan menggunakan output dengan nomor contact yang sama. Pada
dasarnya PLC adalah komponen elektronika yang menggantikan fungsi dari relay relay dengan
kemampuan yang lebih luas dibanding dengan relay itu sendiri.

Dengan kemampuan yang luas itu PLC dikembangkan sehingga dapat melakukan operasi
aritmatika (perhitungan), konversi (perubahan) analog digital dan sebaliknya, membandingkan
data dan menyelesaikan fungsi yang kompleks. Dengan demikan konsep yang digunakan pada
rangkaian relay digunakan pula pada PLC. Secara garis besar, elemen-elemen utama pada suatu PLC
terdiri dari CPU, memori area, dan rangkaian tambahan untuk menerima input dan menghasilkan
output. PLC dapat dibayangkan sebagai suatu box yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan
relay, counter, timer serta elemen penyimpan data. Namun demikian relay, timer ataupun counter
yang ada di dalam PLC bukanlah merupakan suatu elemen fisik, namun hanya merupakan suatu
simulasi dari suatu algoritma dalam register. Program yang digunakan pada suatu PLC dikenal
dengan nama Ladder Diagram(Diagram Tangga) karena ditulis secara berjenjang atas ke bawah
mirip seperti anak tangga dalam suatu tangga.

 Komponen dari PLC

PLC sederhana mempunyai komponen utama berupa CCU (Central Control Unit), Unit I/O,
Programming Console, Rack atau Mounting Assembly dan Catu daya. Central Control Unit
merupakan unit pusat pengolahan data yang digunakan untuk melakukan proses pengolahan data
dalam PLC. CCU merupakan sebuah mikroprosesor. Mikroprosesor terdiri atas Arithmatic and Logic
Unit (ALU), unit kontrol dan sejumlah kecil memori unit yang sering disebut register. Tugas dari
ALU adalah untuk melakukan operasi aritmatika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
sebagainya) dan logika (operasi OR, AND, NOT, dan sebagainya).

a. Accumulator

Accumulator adalah register khusus yang dapat diakses secara langsung oleh ALU.
Accumulator ini berfungsi untuk menyimpan data yang akan diproses dan data hasil pemrosesan.

b. Instruction Register

Instruction Register ini mempunyai fungsi untuk menyimpan perintah yang telah dipanggil
oleh program memori sampai perintah tersebut diterjemahkan dan dieksekusi. Sebuah perintah
(Command), terdiri dari dua bagian yaitu bagian operasi dan bagian alamat. Bagian operasi
menunjukkan operasi logika mana yang akan dikerjakan, sedangkan bagian alamat menunjukkan
operansi (sinyal input, sinyal output, flag, timer, dan sebagainya) dari operasi logika yang akan
dikerjakan
.
c. Program Counter

Merupakan register yang berisi alamat dari perintah selanjutnya yang akan dikerjakan.

d. Control Unit

Bertugas mengatur dan mengontrol seluruh urutan logika dari operasi yang dikehendaki
selama proses eksekusi sebuah perintah.

 Memori

Program yang dijalankan mendapat perhatian khusus selama proses operasi dan karenanya
perlu suatu memori yang disebut memori program yang dapat dibaca oleh prosesor. Pemilihan
memori program harus didasarkan atas pertimbangan-pertimangan sebagai berikut :

1. Harus cukup sederhana dan mudah untuk memodifikasi atau membuat program baru.
2. Keamanan terjamin, dalam hal program tidak akan berubah terhadap interferensi listrik
atau bila listrik padam.
3.  Harus cukup cepat atau tidak ada delay untuk operasi dengan prosesor.
Terdapat tiga jenis memori yang sering digunakan, yaitu RAM, EPROM, dan EEPROM.

 RAM

RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang cepat dan bersifat volatile (data
akan hilang bila arus listrik mati). RAM digunakan sebagai memori utama dalam PLC, dapat dibaca
dan ditulisi. Untuk menjaga terhadap tegangan listrik yang mati, biasanya RAM dilengkapi dengan
baterai yang tahan bertahun-tahun.

 EPROM

EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) adalah jenis memori yang cepat dan
juga murah harganya, sama dengan memori RAM hanya saja EPROM bersifat non volatile, artinya isi
memori ini tetap ada walaupun supply tegangan hilang. Untuk keparluan modifikasi program maka
memori ini harus dikosongkan isinya melalui penyinaran dengan sinar ultraviolet. Karena begitu
kompleksnya proses penghapusan untuk pemrograman ulang bahkan meskipun harganya murah,
orang cenderung memilih RAM.

 EEPROM

Adalah memori yang mirip dengan memori EPROM, hanya saja untuk proses penghapusannya
menggunakan arus listrik.

 Modul Input dan Modul Output.

            Fungsi dari sebuah modul input adalah untuk mengubah sinyal masukan dari sensor ke PLC
untuk diproses dibagian CCU. Sedangkan modul output adalah kebalikannya, mengubah sinyal PLC
kedalam sinyal yang sesuai untuk menggerakkan  aktuator. Dari modul input dan output kita dapat
menentukan jenis suatu PLC dari hubungan antara CCU dengan output, yaitu compact PLC dan
modular PLC. Compact PLC adalah bila input modul CCU dan output modul dikemas dalam suatu
wadah. Modular PLC bila modul input, modul output dan CCU dikemas secara tersendiri. Dalam
modulator input dan output ini yang terdapat masukan dalam keluaran pada proses PLC atau
Simulasi yang telah dilakukan pada Praktikum PLC.
3. PERALATAN PRAKTIKUM

 LAPTOP
Fungsinya: Sebagai alat untuk memprogram software Arduino
Merek/type : HP
Jumlah : 1

 Software zelio soft 2


Fungsinya : Sebagai aplikasi untuk mensimulasikan suatu program
tersebut ke bahasa mesin
Merek/type : zelio soft 2
Jumlah : 1

4. PROSEDUR PELAKSANAAN

 Mengaktifkan komputer kemudian buka program simulasi PLC


 Memilih circuit, Appen circuit, kemudianbuat program ladder sesuai prosedur
 Ambil simulasi dan pilih Run (All I/O reset)
 Membuat tabel kebenaran dari input dan output dari rangkaian percobaan
 Membandingkan tabel kebenaran secara teori dengan tabel kebenaran yang
diperoleh dari hasil percobaan

5. RANGKAIAN PRAKTIKUM

Gambar 5.1 Rangkaian praktikum simulasi diagram ladder


6. HASIL PERCOBAAN

 Pada ledder diagram dibawah ini dengan menekan satu saklar

Gambar 6.1 hasil percobaan dengan menekan I1

 Pada ledder diagram dibawah ini dengan menekan dua saklar yaitu I1 dan 12.

Gambar 6.2 hasil percobaan dengan menekan saklar I1 dan I2


 Pada ledde diagram dibawah ini dengan menekan tiga saklar yaitu I1, I2 dan I3

Gambar 6.3 hasil percobaan dengan menekan saklar I1, I2 dan I3

 Pada ledder diagram dibawah ini dengan menekan keempat saklar yang kita
gunakan yaitu I1, I2, I3 dan I4

Gambar 6.4 hasil percobaan dengan menekan saklar I1, I2, I3 dan I4
 Pada ledder diagram dibawah ini dengan menekan 2 buah saklar yaitu I3 dan I4

Gambar 6.5 hasil percobaan dengan menekan saklar I3 dan I4

7. TABEL KEBENARAN

8. ANASLISA

Pada percobaan praktikum kali ini telah dilakukan dengan plc zelio soft 2 dapat kita
Pada ledder diagram yang telah rancang dengan menggunakan 4 buah input yaitu saklar I1,
I2, I3 dan I4. Dengan menggunakan 1 buah lampu sebagai output dan 2 buah coil. Dengan
melakukan percobaan yang telah dirancang, pada saat saklar I1 dan I2 ditekan atau
menghasilkan nilai 1 dan coil M1 akan terinerjes dan hasil keluaran pada output akan tetap
bernilai nol Karena pada kontak pada M2 dalam keadaan close atau bernilai 0, output
bernilai 1 apabila kontak pada M2 bernilai 1. Apabila salah satu saklar I3 dan I4 ditekan
atau bernilai 1 maka M1 terinerjes atau bernilai 1 maka kontak pada M2 akan bernilai 1 dan
mrngakibat output pada plc zelio soft 2 bernilai 1. Pada kontak M1 dalam keaadan normally
close dan M2 kontak dalam keaadaan normally open.

9. DAFTAR PUSTAKA
[1] Modul Praktikum “Programable Logic Control” Padang 2017.
[2] Catatan Kuliah Programable Logic Control Semester 5 Padang 2017
[3] https://telkom2013.files.wordpress.com/2013/10/ladder-diagram
[4] https://teknikelektronika.com/pengertian-ladder-diagram /
[5] https://id.m.wikipedia.org/-ladder-diagram
[6] https://webstudi.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai