Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

“ARTI INDONESIA BAGIKU”

Nama : Fathurrahman Hawari

Kelas : XI IPA

Pelajaran : Civics

Saya siswa merupakan siswa sukma bangsa bireuen dan bagi saya Indonesia
merupakan bangsa mempunyai berbagai macam suku dan budaya dengan
ragam bahasa dan kekayaan alam yang sangat melimpah. Beragamnya suku
dan budaya menjadikan bangsa Indonesia terkenal dengan tempat
pariwisatanya baik dalam bidang budaya maupun panorama keindahan alam
sehingga membuat negara Indonesia seakan-akan menjadi sebuah surga yang
banyak diincar oleh parawisatawan baik dalam negeri, mancanegara, maupun
internasional. Seiring dengan derasnya arus globalisasi, bangsa Indonesia
seakan menjadi terlelap dengan perubahan zaman sebab banyak sekali
kekayaan alam dari tanah surga yang rampas oleh bangsa asing seperti
pertambangan PT. Freeport Indonesia (PTFI atau Freeport) di Irian Jaya,
perkebunan sawit di pulau Kalimanan, Sumatra dan Sulawesi yang sebagian
besar merupakan milik perusahanan asing sedangkan bangsa Indonesia hanya
bisa terdiam dan asyik menyaksikan kekayaan alam yang mereka punya
dikuras oleh bangsa lain. Alam seakan-akan menjadi murka dengan
ketidakpedulian bangsa ini sebab banyak bencana dan kekacauan yang terjadi
diseluruh negeri seperti banjir, kemarau dan kekeringan yang berkepanjangan
yang disebabkan karena ketidakseimbang alam dan lingkungan yang rusak
akibat dari pengexploitasian sehingga membuat bumi Indonesia yang dulunya
merupakan tanah surga menjadi sebuah neraka yang penuh dengan bencana
dan kekacauan sosial seperti meningkatnya kasus korupsi dan tindakan
kriminal lainnya.

Kekayaan bangsa Indonesia sangat beragam, dari salah satu yang telah
dipaparkan sebelumnya, bahasa daerah merupakan salah satu dari kekayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia. Indonesia memliki berbagai macam bahasa
daerah yakni 748 bahasa daerah yang merupakan sebagai bahasa ibu. Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya, ini dapat dilihat
dari peresentase penggunaan bahasa keseharian dalam berkomunikasi dan
bersosialisai yaitu lebih dari 90% warga Indonesia menggunakan salah satu
dari 748 bahasa daerah sebagai bahasa kesaharian mereka.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang saat ini
mulai meluntur dan kurang diminati dari banyak kalangan baik pelajar
maupun masyarakat umum, ini disebabkan mulai dari kebiasaan
menggunakan bahasa daerah dibandingkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
ibu dan yang menjadi faktor besarnya yaitu sebagian besar dari persyaratan
lapangan kerja yang tersedia dan program beasiswa yang ditawarkan oleh
pemerintah dan perguruan tinggi yang harus mewajibkan mempunyai
penguasaan dalam berbahasa asing seperti Bahasa Inggris, sehingga
menyebabkan kecerdasan anak bangsa dinilai dari kemampuan bisa atau
tidaknya dalam penguasaan bahasa asing tanpa melihat dari skill dan prestasi
akademis yang mereka miliki. Fakta yang menjadi sebuah bukti nyata bahwa
kurangnya minat dan kemapuan berbahsa indonesia dibandingkan bahasa
asing dikalangan pelajar yaitu dapat dilihat dari hasil belajar siswa melalui
Nilai Ujian (UN). Dalam http://www.bisnis.com/ diberitakan, Tahun 2012
tercatat bahwa siswa SMA yang tidak lulus UN mencapai 7.579 siswa, dari
1.524.704 peserta UN. Menurut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad
Nuh, kebanyakan siswa jatuh di nilai Bahasa Indonesia dan Matematika.

Meskipun Bahasa Indonesia bukan bahasa ibu, namun kesadaran akan


pentingnnya menjaga, dan memperdalami pelajaran Bahasa Indonesia perlu
tetap ditingkatkan demi mempertahankan keutuhan dan kelestarian Bahasa
Indonesia di negeri sejuta pahlawan ini. Tindakan yang dapat diterapkan yaitu
menumbuhkan rasa Nasionalisme dan kesadaran diri masing-masing individu
akan pentingnnya belajar dan menggunakan Bahasa Indonesia, baik dalam
lingkungan berkomunikasi antarsesama maupun dilingkungan skala nasional.
Jika hal tersebut tidak segera dilakukkan maka lambat laun Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional akan segera tersingkirkan oleh bahasa asing.

Ada sebuah pertanyaan besar untuk bangsa ini, “Ini Indonesia ku atau
Negerinya bangsa asing ?” itulah yang harus kita jawab sekarang, sebab
seiring dengan berkembangnya zaman dieraglobalisasi banyak sekali keadaan
yang telah berubah dari negeri tanah surga (Indonesia). Negeri Indonesia
soalah berubah menjadi negerinya bangsa asing sebab banyak sekali jati diri
dari bangsa Indonesia yang telah hilang, mulai dari bergesernya secara
perlahan-lahan Nasionalisme bangsa Indonesia terhadap Bahasa Indonesia ke
bahasa asing ( Bahasa Inggris), pengexploitasian sumber daya alam dibumi
Indonesia secara besar-besaran oleh perusahaan asing dan budaya barat yang
menggantikan budaya timur sehingga sekarang ini banyak sekali masyarakat
Indonesia terutama pemuda-pemudi yang bergaya dan berpenampilan ala
budaya barat dari sisi negatifnya membawa dampak buruk seperti
meningkatnya kasus-kasus kriminal, mengundang maksiat, tindakan asusila
dan lainnya.

Saat ini banyak sekali negara-negara luar yang berusaha mempelajari bahasa
Indonesia, dengan tujuan supaya dapat berbahasa Indonesia dengan baik
sehingga dapat berkomunikasi dengan penduduk Indonesia. Banyak sekali
penawaran kepada guru-guru dan dosen pengajar Bahasa Indonesia untuk
dapat menjadi tenaga pengajar dinegeri mereka, ini menunjukan ada sesuatu
yang menjadi daya tarik bangsa asing terhadap negara Indonesia. Mungkin
hal tersebut merupakan sebuah informasi yang sangat membanggakan bagi
bangsa Indonesia tetapi kita sebagai bangsa Indonesia jangan segera berpuas
diri dan terlarut dalam kegembiraan karena kita harus tetap memfilter Negeri
Indonesia dari segala aspek, jangan sampai bangsa Indonesia ini dijajah lagi
oleh bangsa asing meskipun bentuk penjajahnya secara tidak langsung dapat
berupa pegexploitasian kekayaan alam, asimilasi budaya timur kebudaya
barat dan sumber daya manusia di Negeri Indonesia.

Kekayaan alam yang sangat melimpah, berbagai macam suku dan budaya
serta keberagaman bahasa merupakan cerminan dari Negara Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki areal atau wilayah
yang luas. Luas wilayah Indonesia sendiri terbentang sepanjang 3.977 mil
antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Indonesia merupakan salah
satu Negara yang terdiri atas beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil.
Pulau utama di Indonesia antara lain: Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan
dan juga Irian. Jika didasarkan pada angka statistik, wilayah territorial
Indonesia didominasi lautan dengan perbandingan 4:1 dengan daratan. Meski
demikian, jika semua pulau di Indonesia digabungkan menjadi satu, maka ia
akan menempati urutan ke-15 negara terluas di dunia. Jika didasarkan pada
letak geografis Indonesia, maka ia termasuk ke dalam kawasan regional Asia
Tenggara. Letak geografis ini dianggap sebagian ahli sangat strategis sebab
ikut membentuk Indonesia sebagai salah satu Negara potensial di dunia.

Keberadaan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menjadikan


bangsa Indonesia terkenal dengan tempat pariwisatanya baik dalam bidang
budaya maupun panorama keindahan alam sehingga membuat negara
Indonesia seakan-akan menjadi sebuah surga yang banyak diincar oleh
parawisatawan baik dalam negeri, mancanegara, maupun internasional. Selain
itu Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa hingga Indonesia
termasuk dalam Negara penghasil batu bara, emas, intan, batu mulia, hingga
uranium. Menurut data, Indonesia memiliki 60 ladang minyak (basins), 38 di
antaranya telah dieksplorasi, dengan cadangan sekitar 77 miliar barel minyak
dan 332 triliun kaki kubik (TCF) gas. Kapasitas produksinya hingga tahun
2000 baru sekitar 0,48 miliar barrel minyak dan 2,26 triliun TCF. Ini
menunjukkan bahwa volume dan kapasitas BBM sebenarnya cukup besar dan
sangat mampu mencukupi kebutuhan rakyat didalam negeri (Sumber Data;
Walhi, 2004). Salah satu lading minyak Indonesia yang sangat potensial
adalah Blok Cepu. Secara bisnis potensi minyak Blok Cepu sangat
menggiurkan. Setiap harinya, ladang minyak Blok Cepu ini bisa
menghasilkan sekitar 200.000 barrel perhari. Jumlah itu dengan asumsi harga
minyak US$60 perbarel, maka dalam sebulan bisa menghasilkan dana Rp 3,6
triliun atau Rp 43,2 triliun setahun. Demikian besarnya potensi minyak
Indonesia, yang seyogyanya bisa memakmurkan rakyat, namun kenyataannya
menunjukkan sebaliknya, dimana kemiskinan dan penderitaan semakin
mendera rakyat banyak. Inilah sebuah ironi dan keadaan tragis bangsa kita.
Yang paling ironi lagi adalah bahwa yang paling diuntungkan dalam
pengelolaan eksplorasi dan eksploitasi minyak tersebut adalah para
perusahaan asing. Para wisatawan maupun investor berusaha meraup untung
dengan memanfaatkan negeri surga ini. Seiring dengan derasnya arus
globalisasi, bangsa Indonesia seakan menjadi terlelap dengan perubahan
zaman sebab banyak sekali kekayaan alam dari tanah surga yang dikuasai
oleh bangsa asing, selain dari potensi minyak di Blok Cepu ada juga
pertambangan PT. Freeport Indonesia (PTFI atau Freeport) di Irian Jaya,
perkebuanan sawit di pulau Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi yang sebagian
besar merupakan milik perusahaan asing sedangkan bangsa Indonesia hanya
bisa terdiam dan membiarkan kekayaan alam yang mereka punya dikuras oleh
bangsa lain.

Melimpahnya kekayaan alam Indonesia jika dikelola secara baik dan penuh
tanggungjawab semestinya tidak membuat penduduk negeri ini menjadi
miskin. Namun sayang, kekayaan alam tersebut tidak dikelola dengan bijak,
berkeadilan dan terpadu. Tak heran kekayaan alam ini pun malah menjadi
kutukan sumber daya alam (Resources Curse) dan tidak bisa dinikmati secara
murah/gratis oleh rakyatnya yang sebagian besar miskin. Tengok saja
faktanya bahwa tidak semua masyarakat bisa mengakses secara mudah
terhadap sumber-sumber energi. Segala bentuk kecemasan akan pergeseran
budaya dan perubahan jati diri bangsa Indonesia serta pengexploitasian
kekayaan yang ada dibumi Indonesia setidaknya membuat kita segera
menyadari bahwa negeri ini harus segera bangkit jangan biarkan kekayaan di
tanah surge diexploitasi oleh bangsa asing. Ini Indonesiaku, ini Indonesia kita,
ini Indonesia milik seluruh bangsa Indonesia bukan negerinya bangsa asing
yang sekehendak kemauan mereka menguasainya dan segala kekayaan kita
dinikmati mereka. Apakah kita sebagai bangsa Indonesia tetap tinggal diam
dengan segala bentuk penjajahan terhadap negara Indonesia ?. Segera
lakukanlah perubahan dan rebut kembali kekayaan alam yang menjadi hak
milik bangsa ini sehingga anak bangsa sendiri yang nantinya mengolah hasil
alam yang ada di Indonesia demi kemajuan dan kemakmuran negara tanah air
Indonesia.

Segala bentuk kecemasan akan pergeseran budaya dan perubahan jati diri
bangsa Indonesia serta pengexploitasian kekayaan yang ada dibumi Indonesia
setidaknya membuat kita segera menyadari bahwa negeri ini harus segera
bangkit jangan biarkan kekayan di tanah surga diexplotasi dan oleh bangsa
asing. Ini Indonesia ku, ini Indonesia kita, ini indonesia milik seluruh bangsa
Indonesia bukan negerinya bangsa asing yang sekehendak kemauan mereka
menguasainya. Apakah kita sebagai bangsa Indonesia tetap tinggal diam
dengan segala bentuk penjajahan terhadap negara Indonesia ?. Segera
lakukanlah perubahan dan rebut kembali kekayaan alam yang menjadi hak
milik bangsa ini sehingga anak bangsa sendiri yang nantinya mengolah hasil
alam yang ada di Indonesia demi kemajuan dan kemakmuran negara tanah air
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai