Anda di halaman 1dari 22

NASKAH SHORT MOVIE “HENING”

Adaptasi dari film Korea Selatan berjudul Whispering Corridors (1998) ini


mengangkat tema senioritas dan perundungan yang kerap terjadi.

Di universitas ini merupakan salah satu universitas berprestasi di Jakarta dan


lulusannya sukses menjadi orang-orang hebat. Namun, di balik reputasinya yang cemerlang,
universitas ini juga menerapkan tradisi yang ketat, terutama mengenai senioritas.
Mahasiswa semester 1 dianggap sebagai budak yang harus menuruti semua perintah
mahasiswa semester 2 dan 3. Para mahasiswa semester 1 juga tidak diperkenankan makan di
kantin, ke perpustakaan, dan bahkan menggunakan toilet. Aiden merasa frustrasi dengan
tradisi ini.

Dia pun menuangkan segala keluh kesahnya selama kuliah di Universitas Esa Unggul
dalam bentuk diary. Namun, rasa frustrasi Aiden sedikit teralihkan ketika ia bertemu dengan ,
sesama mahasiswa semester 1. Aiden tertarik pada Alana meskipun setiap ia berniat
mendekati cewek tersebut, selalu ada gangguan dari para senior.

Suatu hari, Aiden dikerjai oleh tiga mahasiswa semester dua, Raka, Farah, Kris.
Mereka memaksa Aiden melakukan ritual pemangggilan roh saat tahu Aiden adalah anak
paranormal terkenal. Di Universitas Esa Unggul memang terkenal akan cerita hantu
penunggu kampus berwujud dua mahasiswa yang dulu meninggal karena jadi korban
perundungan.

Usai melakukan ritual ini, Aiden semakin kerap diperalat oleh Raka, Farah, dan Kris.
Alana bahkan pernah melihat sendiri hal tersebut. Tak hanya itu, Aiden juga jadi sering
diganggu oleh penampakan ketiga hantu penunggu universitas. Tak lama berselang, Fachri
dan Erika meninggal secara misterius. Raka pun mencurigai kematian dua temannya
berhubungan dengan ritual pemanggilan roh Aiden dan hantu penunggu universitas. Namun,
nyatanya pelakunya bukanlah Aiden atau hantu penunggu universitas, melainkan Alana.
NAMA NAMA TIM PRODUKSI

Talent :

Aiden :

Alana : Elisa Mariano

Raka : Dwiky Keyza Arief Putra

Farah : Nafa Rizqi Ramadhan

Kris : Fatahillah Ramadhan

Shara :

Kakak Aiden : Amira Taffany

Dekan :

Coach Basket :

Mahasiswa 1 : Extras

Mahasiswa 2 : Extras
Bumper

Lokasi : Danau Esa Unggul

Pukul : 21:00

Durasi : 30 detik

Backsound : Jangkrik

Di Bagian kantin harus sepi, shoot dari arah berlawanan kantin. Pengambilan gambar
nya dari bawah (buat pantulan gambar).

Lanjut dari shoot diatas pas di shoot detik 31

Scene 1 - Danau

Ambil shoot dari arah payung Property manusia tenggelam di danau

Si hantu penunggu kampus jalan dipinggir danau ( shoot dari atas )

Scene 3 - Gudang

Gantung diri di gudang ( memakai kursi ) shoot kaki

Scene 3 – Gudang

Shoot dari kanan ke kiri tiba tiba ada kaki ngegantung ( dari belakang )

Hantu penunggu kampus jalan kearah pintu


Tiba tiba shoot muka orang yang gantung diri

Day 1 – Hari Pertama Kuliah

Scene 4 – Didalam Mobil

Suatu hari dihari pertama kuliah diuniversitas Aiden sedang diantar ibunya ke
kampus, sesampainya didepan kampus, didalam mobil…

Ibu Aiden : “Mitos apaansih?”

Aiden : “Beneran mah,, Dulu ada anak esa unggul yang namanya Sisil Sadis, kenapa
dipanggils sadis? Karena dia ngebully 3 junior nya sampe bunuh diri. Ceritanya udah terkenal
banget maaahhh…”

Ibu Aiden : “Kamu tau dari mana???” Menghela nafas.

Aiden : “Ada dari temenku,,, dia itu alumni sini”

Ibu Aiden : “Alumni siniii??? Artinya dia kuliah disini sampe lulus dongg” Senyum ibu
aiden.

Aiden : “Iya maaahhh… Tapi tetepp….” Dipotong pembicaraan oleh ibu aiden

Ibu Aiden : “wwshhshwshhwhs… aideeenn.. udah deh ngapain sih mikirin gossip gajelas
kaya gitu huftt. Fokus aja ke hal yang positif. Lagian kamu tuh harus bersyukur keterima
dikampus ini, jebolan sini tuh mantep-mantep.”

Aiden : “Iyaaa iyaaa..udah hafal pikiran mama diluar nayla.” Ibu aiden senyum.

Ibu Aiden : “Dan disiplinnya bagus den..” Aiden potong

Aiden : “Tertawa,,, senior suka nyiksa junior maksudnya??? Hahaha, disiplin nggak
fasis iya.”

Ibu Aiden : “Kalau kata mama sih itukan katakter building... nyakitin fisik mah gapapa,
yang penting jangan nyakitin hati” Ibu Aiden tersenyum

Scene 5 – Mobil Berjalan

Mobil 3 senior datang menuju lobby, tiba tiba…

Farah : “Woyyy budakkk!” ucap dia ke Raka dan Kris


Lalu Raka dan Kris membuka pintu

Kris : “Buudakkk… budak mah yang dipake muka lu tuh budak” ucap Kris sambil
menunjuk Farah

Farah : “Salah doongg itu bedakk.” Farah tertawa

Kris : “oooo bedak yaa wkwkwkwk” Raka menghampiri Kris dari pintu kanan

Raka : “Budakk?? Siapa budak, kita udah jadi manusia donggg”

Kris : “Woi far, mana oleh oleh dari Ngawi?” Tanya kris

Farah : “nih,,” ucap farah memberi oleh oleh

Kris : “wihhhh,,, mantep jugaa” kris gembira kegirangan

Raka : “Udah ayo buruan ke kelas..tar pak shifu marah”

Mereka berjalan kearah dalam menuju lift.

Scene 6 – Didalam Mobil

Aiden : “Gimana ya mah,, klo mereka tau ayahku itu…” wajah manggut

Ibu Aiden : “Emang kenapa?? Bisa aja kan mereka seneng”

Aiden : “Iya senenggg,, seneng ada bahan nyela lagi.” Muka cemberut aiden

Lalu aiden salaman kepada ibunya setelah itu ia membuka pintu mobil dan bergegas menuju
kelas.

Scene 7 – Aula ( Modifikasi Kelas )

Mereka masuk ke aula dan rector memberi sambutan kepada mahasiswa baru

Shoot wajah Aiden ditengah banyaknya mahasiswa ( samping ), dan shoot wajah Alana
( bermain focus )

Scene 8 – Mereka keluar aula

Raka : “Ingat adik adik malam nanti ada rapat mahasiwa”


Mahasiswa : “Oke kak…” ( Nada serempak )

Day 1 – Malam hari ( Aula )

Scene 9 – Malam Hari Aula

Para mahasiswa sedang mengobrol

Raka : “Diammmmmm!!!” ( Nada tegas )

Raka : “Dengarkan baik baik, mulai sekarang apapun yang keluar dari mulut saya, ataupun
dari senior lainnya, kalian harus turuti, karena apa? Karena kalian adalah budak!”

Mahasiswa : ngobrol “ hah budak?, budak apaansi, apaansi budak, lucu pisan ada budak”
( Nada serempak )

Raka : “ Tahun lalu saya juga sama ada di posisi kalian, sama seperti kalian jadi budak!, tapi
disemester 3 ini saya seorang manusia, dan di semester 6 nanti saya akan menjadi seorang
raja. Dan saat menjadi alumni saya kan menjadi seorang dewa!” ( Nada nyolot )

Raka : “Inilah tradisi universitas kita, yang menjadi universitas terbaik di Jakarta, sama hal
nya alumni, menteri, CEO, dubes pernah ada di posisi kalian, dan camkan ini kalian sengsara
hanya satu tahun tapi akan bahagia di kesuksesan kelak.”

Tiba tiba farah teriak

Farah : “Sekarang semuah push uppp!!! Turunn!!!”

Backsound Horror

Masuk langsung intro film – Hening


3

Day 2 – Diary Aiden ( Dibawah Pohon Rindang )

Scene 10 - DPR

Disuatu pagi aiden sedang menulis sebuah diary ( Shoot menulis namun hati berkata )

Aiden : Hari ke-13 di universitas neraka, kami anak semester 1 harus nunduk kalau ketemu
senior, kayak pagi kak, siang kak, sebagai budak, kita anak semester 1 gak boleh pakai toilet,
ataupun jajan dikantin, sebagai budak, anak anak semester 1 gak punya hak milik, semua
barang barang kita bisa diambil senior, karena ini tradisi, kalau melawan yang ada darah kita
beneran yang tumpah ke lantai. ( Shoot Dekat – Jauh )

Scene 11 – Toilet

Saat itu aiden melihat lihat ke toilet tiba tiba ada Alana dating menuju toilet, posisi aiden
adalah membelakangi Alana

Alana : “Nekat lo pake toilet!”

Aiden : “Terkejut ( dia mengira kalau Alana itu senior ) Mmmaaf kak.” ( sambil mengangkat
tangan keatas )

Dan Alana pun tertawa

Alana : “hahahahha, kebelet gue..” ( Alana ingin masuk toilet )

Aiden : “yaudah masuk sana, gua jagain.” Aiden pun batuk batuk

Tiba tiba senior datang hendak memakai toilet namun aiden menghalanginya

Aiden : “jjjangan kak,, mending pake toilet yang diatas,”

Senior : “berani ya lo budak!! Push up sekarang!!”

Aiden : “kata cleaning servicenya disini ada curut mati”..

Senior : “push up sekarang!!!” lalu senior meninggalkan aiden

Setelah itu Alana pun selesai dari toilet dan melihat aiden, dan Alana meminta maaf lalu
berkenalan..

Alana : “maaf yaaa, sorry banget gara gara gua lu kena seri, gua Alana.”
Aiden : “gua aiden” aiden pun tersenyum malu

Selanjutnya sudah waktunya masuk kelas, nada dering alarm

Alana : “gua kelas dulu yaa..” Alana melambaikan tangan ke aiden

Lalu aiden diam diam mengikuti Alana namun tiba tiba ada kris yang memiting dia, diikuti
farah dan raka, lalu aiden diajak ke gudang untuk ditanyai perihal ayahnya yang katanya
paranormal.

Scene 12 – Gudang

Setelah di gudang posisi merek duduk ialah berhadap hadapan

Lalu kris mengakatan…

Kris : “konon katanya 1 junior yang dibunuh, gua pengen lu panggil tu arwah” menyuruh
aiden

Aiden : “maaf kak saya gabis…” nada terpotong

Farah : “sshhhssttt.. buruan ( farah menampar aiden )” backsound horror

Lalu aiden membacakan mantra asal

Aiden : “arwah arwah jika kalian ada disini gambarlah dengan pensil ini..” lalu hening dan
tidak terjadi apa apa, dan mereka saling tatap menatap

Kris : “eh buruan serius cptt!!!”

Aiden : “arwah arwah jika kalian bersama kami tolong gambar lingkaran” hening kembali
dan tidak terjadi apa apa

Tiba tiba farah menemukan sesuatu di tas aiden ( diary ) dan diambil oleh farah lalu diary itu
dibaca, tiba tiba raka berbicara

Raka : “udh puas kalian? Masih percaya sama tuyul?”

Kris : “tahayyul dong bukan tuyul”

Farah : “wah keren juga ni anak, selain jadi budak dia punya bakat ngegambar juga cocok nih
jadi masterchef”
Kris : “coba list dong”

Lalu mereka melihat diary aiden bertiga ( shoot bertiga ) dan tiba tiba pensil yang tadi gerak
sendiri dan aiden pun ketakutan

Scene 13 – Gudang 2 tempat dimana hantu penunggu kampus dibunuh

Saat diluar raka bercerita

Raka : “dulu digudang ini junior itu dibunuh”

Tiba tiba farah mengakatan

Farah : “buku lo ada didalem tuh” aiden manyun

Kris : “hahaha rasain tuh, klo setannya cantik bilangin ada salam dari kris”

Raka : “goodluck ya..” sambil mengelus kepala aiden

Aiden hanya menatap ke pintu arah gudang tersebut..

Scene 14 – Dalam gudang

Aiden membuka pintu gudang tersbeut ( backsound pintu terbuka ) setekah terbuka, aiden
melangkah mencari buku nya ( suara langkah ) dia melihat sekeliling gudang tiba tiba ada
bunyi “brakkk” lalu nafas aiden pun tergesa, aiden menyusuri gudang kea rah pojok dengan
merangkak, tiba-tiba dia memegang kaki hantu penunggu kampus aiden pun teriak

Aiden : “wakkkkkkkkk…” ( teriak ketakutan )

Scene 15 – Lapangan basket

Disini coach basket sedang melatih anak muridnya

Coach : dialog apapun sesuai dengan coach basket ( contoh )

Tiba tiba ternyata sudah jam masuk kelas ( nada dering alarm ) coach melempar bola nya ke
aiden

Coach : “beresin bola nya!”

Aiden mengiyakan dengan terpaksa serta menghela nafas.


Scene 16 – Lapangan voli

Saat itu di lapangan voli ada Kris dan Raka sedang bersandar di pinggir lapangan

Tiba tiba ada Farah datang membawakan eskrim dan memberikannya kepada kris lalu ia
bertanya

Farah : “gimana soal nyokap lu?” Tanya kepada kris

Kris : “yaaa, ngga gimana gimana, paling “udah kamu jangan kuliah ke australi nilai kamu
jelek” bla bla” nada ngejek

Raka : “masih mending ngancem, bokap guamah langsung gampar gampar aja ( jedag
jedig,memainkan ayunan tinju )”

Kris : “yaaa… yang paling enak elu lah, bebass kemana aja, gada yang cerewet..” farah
memotong pembicaraan

Farah : “dan satu lagi gak ada yang ( jedag – jedig sambil memukul kris )”

Lalu kris pun tersenyum dan mereka meninggalkan lapangan

Scene 17 – Gudang

Aiden masuk kembali mencari buku diary nya lalu ia menemukannya, setelah itu aiden
bergegas keluar tiba tiba ada suara “brakkkk” aiden pun melihat kearah kursi dan tidak ada
apa apa, saat ia membalikkan badannya tiba tiba ada hantu penunggu kampus persis didepan
matanya, lalu aiden lari terbirit birit keluar tiba tiba ada kris dan raka dari arah yang
berlawanan, dan aiden menabrak kris, eskrim kris pun terjatuh dan raka,,

Aiden : “maaf kak”

Kris : “banyak bacot lu ” aiden pun langsung dihajar kris dibagian perut dan aiden terkapar

Setelah itu kris dan raka meninggalkan aiden yang terkapar, kris juga mengambil eskrim yang
jatuh tadi.

Tiba tiba ada Alana datang membantu aiden

Alana : “lo gapapa?”

Aiden : “yang lo liat gua kenapa? Masih aja nanya!”


Setelah kejadian tersebut Alana membantu aiden bangun.

Scene 18 – Rooftop

Dan mereka bertemu di rooftop, aiden sedang berdiri ditepi rooftop seperti ingin bunuh diri
tiba tiba Alana bilang..

Alana : “udahh jangan masih ada matkul kan hari esok” Alana tersenyum

Aiden : “ehh.. lo lagi ternyata” aiden bergerak ke arah Alana

Alana : “Lo..”

Aiden : “emg lo..”

Mereka berbicara secara bersamaan

Alana : “sori..”

Aiden : “sori..”

Berbicara secara bersamaan sambil tersenyum

Alana : “lo duluan aja..”

Aiden : “lo duluan aja..”

Mereka berbicara secara bersamaan dan tertawa malu

Setelah itu ternyata sudah waktunya kelas

Alana : “sepertinya udah waktunya kelas..”

Aiden : “gua juga sama”

Aiden dan Alana pun pergi namun mereka bertabrakan arah (salting)

Aiden : “gua kesana”

Alana : “gua kesana”

Tabrakan lagi

Aiden : “yaudah gua kesana”

Alana : “yaudah gua kesana” aiden pun tersenyum saat berjalan


Scene 19 – Toilet – Rooftop

Saat itu, kris pergi mencuci muka di toilet, setelah selesai cuci muka kris pun keluar tiba tiba
ada jelmaan farah lalu farah berjalan kearah tangga, lalu kris pun mengikutinya, kris pun
tersenyum dan jelmaan farah pun tersenyum ( melihat kris dari atas )

Kris : “faaaarrr,, faraaahh,, klo mau enak enak bilang dong ah”

Kris pun mengikuti jelmaan farah hingga ke rooftop dan mereka ada ditepi rooftop, tiba tiba
farah dari bawah melambai kepada kris

Farah : “woi kris ngapain lo disitu” ( teriak )

Lalu kris menengok ke kiri dan sadar ada hantu penunggu kampus ( suara rintihan tangis )
dan kris berteriak..

Kris : “aaaaaaaaaakkkk..” dan ia didorong oleh hantu penunggu kampus

Farah : shock dengan nafas tergesa melihat kris jatuh dari rooftop

Tiba tiba mahasiswa lain berkumpul dibawah dekat jasad kris lalu aiden pun datang melihat
keatas ada hantu penunggu kampus.. ( wajah aiden kebingungan )

Scene 20 – Kantin

Di kantin ada farah dan raka mereka hanya menunduk, dan memainkan garpu tapi tidak
makan, lalu daa mahasiswa lain yang lagi ngomongin temennya..

Mahasiswa : “bunuh diri tuh kayaknya..” tiba tiba farah melempar garpu kearah mereka

Farah : “woii!!! Jangan nyebar gossip sembarangan”

Raka : “far udh far udh, gua setuju sama lu, kris gamungkin bunuh diri pasti ada sesuatu yang
gak beres”

Tiba tiba aiden datang

Farah : “woi budak ngapain lo ke kantin”

Aiden : “kak tugas bioteknologi nya”


Farah : “oh sana pergi!” dada aiden didorong oleh farah, dan aiden pun pergi

Scene 21 – Toilet

Selanjutnya aiden bertemu kembali dengan Alana

Aiden : “hai.. lu mau kemana?”

Alana : “mau ke kantin aja sih”

Dan mereka pun pergi menuju kantin, diperjalanan tiba tiba farah memukul kertas ke aiden

Farah : “woi gimanasih, katanya lu kutu buku, dapet nilai jelek nih tugas gue, tau gitu gue
suruh budak lain!!” nada kesal

Aiden : “maaf kak waktunya mepet bang..” potong pembicaraan

Farah : “ah banyak bacot lu curut” farah memukul perut aiden dan Alana pun menolong aiden

Alana : “den,, aiden,,,” panic

Scene 22 – lorong kampus

Farah pada malam itu berjalan dilorong kampus sendirian, ia merasa seperti ada yang
memantau dari kejauhan, lalu ia ketakutan, tiba tiba ada suara rintihan tangis hantu semakin
cepat dan semakin besar, farah menuju toilet untuk mengganti baju nya , tiba tiba ada suara
air mengalir dari sebelah

Farah : “siapa itu??” lalu ia mendatangi sumber suara itu dan membuka toilet sebelahnya
tidak ada apa apa ia mematikan airnya, setelah ia mematikan air ia bergegas keluar namun
tiba tiba ada air mengalir kembali lalu ia ke toilet tersebut sembari memanggil nama
temannya

Farah : “shara?? Siska?? Gak lucu tauuu” nada takut

Setelah itu shara datantg

Shara : “far lu ngapain sih, kita udah ditungguin” farah terkejut

Farah : “yaampun shar, sumpah bikin kaget banget tau”

Setelah farah selesai latihan ia menangis atas kepergian kris dan raka pun datang..
Raka : “udah far tenang yah, mending kita cari makan” raka tersenyum

Farah : “yaudah ayo deh”

Sewaktu mereka berjalan menuju parkiran tiba tiba ada mobil yang menabrak farah

Raka : “far awassssss” teriak

Farah : “aaaaaaaaaaaa”teriak ( shoor sorot lampu )

Raka : “faraaahhhhhh..” teriak histeris

Raka menengok kearah mobil itu lewat dan tidak ada apa apa lalu kepala farah terbentur ke
batu akhirnya farah tidak bisa diselamatkan karena penadarahan

Day 3 – Bertanya Tanya kematian kris dan farah

Scene 23 - Lobby

Dekan sedang diburu wartawan karena dipertanyakan soal kematian kris dan farah

Raka pun menghampiri dekan

Dekan : “udah lu mending sana ke temen temen lu”

Raka : “temen yang mana pak? Mereka semua udah mati ( nada kesal ) sebelum kris dan
farah meninggal mereka marah sama orang yang sama pak!, ada budak semester 1! Aiden”

Dekan : “wibowo?” nada Tanya

Raka : “iya pak anak paranormal”

Dekan : “dia anak si paranormal itu?” lalu raka pun ditinggal oleh dekan dan tidak memberi
tanggapan

Scene 24 – dalam mobil

Sesampainya di kampus, aiden bertanya kepada ibunya

Aiden : “mah,, dulu kalau papa liat yang aneh aneh gitu suka cerita gak?”

Ibu aiden : “iya kadang kadang, emg kenapa?”


Aiden : “aku udah berkali-kali liat yang kaya gitu”

Ibu aiden : “papa kamu pernah bilang, hantu itu menampakkan diri atas kemauan sendiri, ada
yang mau berteman, kadang ada juga yang mau menyampaikan pesan atau minta tolong.”

Aiden : “ada yang mau berbuat jahat gak?”

Ibu aiden : “maksudnya?”

Aiden : “ya misalnya karena gak sengaja dipanggil?”

Ibu aiden : “kamu nanya gini?” aiden bengong lalu ibunya berkata

Ibu aiden : “den??”

Aiden : “gapapa kok mah” lalu aiden keluar dari mobil, dan ibu nya menghela nafas

Scene 25 – Lift

Saat berjalan ke kelas aiden bertemu dengan Alana

Aiden : “hai…”

Alana : “haii..(tersenyum) kenapa?”

Aiden : “menurut lo ada yang janggal gak sih atas kematian kak farah?”

Alana : “menurut gue.. gimana klo yang mikirin biar yang berwenang aja, gimana klo ganti
topik”

Aiden : “topiknya keberatan yak lo pagi pagi mikrin itu” aiden tersenyum

Alana : “hhahahhaa”

Aiden : “lo mau kemana?”

Alana : “kelas lah”

Aiden : “oh iya ya kelas (sambil menepuk kepala)”

Alana : “gimana klo lu ikut gue?”

Aiden : “kemana?”

Alana : “udah ikut aja”


Mereka menuju ruangan film

Scene 26 – ruangan film

Aiden : “mau nonton film apa?”

Alana : “hari ini kamu yang pilih”

Aiden : “film horror?”

Alana : “siapa takut”

Saat dipertengahan film Alana ketakutan dan ia mendekati aiden

Alana : “den,, sebenernya aku kurang suka film horror”

Aiden : “katanya siapa takut”

Lalu aiden mencoba memegang tangan Alana dan mereka menikmati film nya

----- shoot lorong kelas ( sepi ) ------

Scene 27 – luar ruangan

Didepan pintu ruangan Alana berkata

Alana : “besok lu ada kelas?”

Aiden : “kosong sih”

Alana : “gimana klo besok kita nonton lagi… tapi aku yang pilih filmnya”

Aiden : “okee” tersenyum

----- shoot lorong kelas ( sepi ) ------


Day 4 – Pemecahan misteri

Scene 28 – lapangan basket

Saat aiden berjalan tiba tiba asa raka langsung menyeret aiden ke lapangan setiba nya disana
aiden langsung dihajar oleh raka

Aiden : “aaaakkkkk” aiden kesakitan

Lalu ada mahasiswa lain yang melihatnya namun cuek,, raka pun mencekik aiden

Raka : “bangun lo bangun!!!”

Aiden : “kak.. tolong jangan kak”

Raka : “banguunn!!!( nada emosi ), ini belum selesai ya!, gua bakal buktiin klo lu penyebab
kematian temen temen gue!!”

Scene 29 – Ruangan film

Aiden keruangan film karena ia ada janji dengan Alana untuk menonton bersama lagi..
namun aiden telat,, aiden membuka pintu tiba tiba proyektor menyala sendiri, aiden mencoba
mematikan proyektor tersebut namun selalu hidup lagi dan lagi, dipercobaan ke 3 tiba tiba
ada hantu penunggu kampus di proyektornya aiden pun terkejut, saat ia membalikkan badan
nya ke belakang ternyata hantu penunggu kampus persis ada di belakangnya, ia pun lari
terbirit birit keluar, tiba tiba ada Alana diluar.

Alana : “kenapa den?”

Aiden : “aku ngeliat sosok penunggu kampus”

Alana : “gak ada apa apa den” aiden melihat ke sekelilingnya

Aiden : “oh iya mungkin Cuma halusinasi aku aja”

Alana : “oh berarti nonton sama aku juga halusinasi ya ( tertawa ) aku tungguin dari pagi
kamu gak dating dateng”

Aiden : “oiya sori ya tadi pagi aku dipukulin ka raka”


Scene 30 – Luar perpus

Selanjutnya ditempat mereka berdiri tadi menyambung di perpus.

Aiden melihat kebelakang ternyata ada hantu penunggu kampus sedang melihat kea rah
mereka, namun mereka menunjuk ke dalam perpustakaan aiden pun berlari menuju ke dalam
perpustakaan namun didalam ada anak semester 3.

Anak semester 3 : “woi budak ngapain lo kesini”

Aiden : “maaf kak”

Alana : “udah den, ngapain sih ke perpus”

Aiden : “mereka masuk perpus lan, aku yakin dia itu mahasiswa yang dibunuh, nanti sore aku
bakal kesini lagi, terserash kamu mau bantu aku atau ngga,”

Aiden pergi meninggalkan Alana

Scene 31 – Luar perpus malam hari

Aiden kembali lagi ke perpus pada malam hari, ia memberikan uang kepada satpam agar
diperbolehkan masuk perpus dan satpam memberikan senter ( depan pintu perpus )

Tiba tiba ada Alana

Alana : “katanya sore, inimah udah malem”

Aiden : “iyah, nunggu gak ada orang ( logat malu ), kamu ngapain disini?”

Alana : “karena ini penting buat kamu makanya aku disini”

Lalu mereka berdua masuk

Scene 32 – raka datang mencari aiden

Raka tiba tiba membawa palu dan mencari aiden ( shoot lobby )
Scene 33 – Lanjutan 31

Aiden pun mencari sesuatu dan Alana bertanya

Alana : “kamu nyari apa sih den?”

Aiden : “ini,,(sambil menunjukan buku), kamu bantu cari aku buku yang namanya laras
ridwanto di halaman semester 1”

Alana : “den, kita balik aja yu,,, takuuuttt…”

Dan aiden membuka lembaran buku…

Scene 34 – raka mencari aiden di lapangan

Raka : “kemana lu den? ( nada emosi ) ”

Tiba tiba ada hantu penunggu kampus dari kejauhan

Scene 35 – Lanjutan 33

Aiden : “kok mereka gak ada didata mahasiswa semester 1”

Scene 36 – Raka mencari aiden di lorong

Raka : “mana sih lu den” tiba tiba hantu penunggu kampus muncul namun raka tidak sadar

Scene 37 – Lanjutan 35

Aiden menemukan sesuatu ( data laras ridwanto )

Scene 38 – Raka menuju kelas

Raka : “mana sih lu den ( nada kejam )”

Tiba tiba da hantu penunggu kampus


Scene 39 – Lanjutan 37

Aiden menemukan data yang berisi laras ridwanto ( sorot menggunakan senter )

Aiden : “loh laras semester 2, tapi kok mereka masih disiksa kaya budak, coba data sisil sadis
deh, dia anak semester berapa”

Scene 40 – Raka shoot masuk kelas

Raka membuka kelas sambil mengayunkan palu nya

Raka : “den… aiden… treng treng treng…den.. aiden…”

Tiba tiba ada suara tangis dari depan papan tulis dan raka menghampiri nya da nada Alana
yang sedang menulis kata MATI

Scene 41 – Lanjutan 39

Aiden menemukan data sisil saids yang ternyata adalah Alana ( Sisilia Putri Wilona ) dan
aiden pun terkejut

Scene 42 – Shoot raka

Tiba tiba Alana ( hantu sebenenarnya ) menghadap ke raka dan raka pun teriak

Raka : “wakkkkkkkkaakkakkkk…”

Scene 43 – Lanjutan 41

Aiden pun menggunakan senternya untuk mencari kemana pergi nya Alana, namun yang ada
hanya hantu penunggu kampus. Suasana makin keos

Scene 44 – Shoot raka


Alana melangkah menuju raka, dan raka perlahan mundur sembari rintihan tangis

Scene 45 – Lanjutan 43

Aiden bergegas keluar untuk mencari letak suara raka ( shoot memutar )

Scene 46 – Shoot raka

Raka masih ketakukan dan lana masih melangkah menuju raka hingga mentok ke tembok,
( kursi terbuka seiring langkah Alana ) dengan eksprsi wajah yang penuh amarah tiba tiba 1
kursi dilemparkan oleh Alana ke raka dan raka berhasil menghindar lalu dilemparkan kembali
kursi kedua namun aiden datang menjadi benteng raka, dan Alana tiba tiba berkata…

Alana : “aiden maafin aku, aku Cuma mau menghukum dia ( sedih ) supaya dia gak bisa
nyakitin kamu”

Aiden : “tapi dia gak layak mati lan, kris dan farah, mereka gak layak mati, aku tau sekarang
cerita yang selama ini beredar, dan ternyata sisil sadis nama lengkapnya adalah sisilia putri
wilona, aku mengenalnya sebagai Alana, kamu… ( nada sedih ), kamu bukanlah pembully
yang sadis, kamu adalah korban”

Aiden : “aku tau semuanya dari mereka, mereka semuanya muncul bukan karena aku panggil,
namun karena ingin meluruskan cerita yang beredar (cuplikan awal mula Alana dibully)
backsound sedih”

Alana : “bertahun tahun aku sneidir dikampus ini, rasanya hening, aku bener bener hampa,
sampe akhirnya ada yang bisa melihat aku, aku jadi punya teman, kemu den… ( nangis
darah )”

Tiba tiba raka dicekik dan diangkat

Alana : “tapi mereka malah menyiksa kamu”

Aiden mengingatkan Alana dengan tangis

Aiden : “lan sudah lan,, aku mau gak ada lagi budak, dewa, ataupun raja dikampus ini. Aku
mau hentikan tradisi terkutuk dikampus ini, aku mohon lan, plis lan.”

Alana : “semoga kamu bener ya den…”

Raka pun dibanting oleh Alana dan Alana menghilang


Aiden : “kak….” ( nangis )

Scene 47 – keluar kelas

Aiden merangkul raka di lorong kelas

Raka : “den…”

Raka menatap aiden dan mereka sempat terhenti

Scene 48 – setelah 1 tahun kemudian

Aiden menjadi mahasiswa semester 3 lalu ia berkumpul dengan mahasiswa baru tiba tiba
mahasiswa baru tersebut ingin ke toilet

Mahasiswa baru : “kak saya boleh ke toilet gak?”

Aiden : “yaaa… boleh lah”

Mahasiswa baru : “beneran kak?”

Aiden : “ceritta yang kalian denger tentang kampus ini udah gak berlaku (tersenyum),
mahasiswa semester 1 ke toilet boleh, ke kantin boleh, ke perpus juga boleh, yang gak boleh
itu, kencing di kantin, makan diperpus, baca buku di toilet… boleh sih” dan mahasiswa baru
tertawa

Lalu aiden pergi keluar ( lari ) ditengah lalu lalang orang orang ia melihat Alana ditengah lalu
lalang dan aiden tersenyum, Alana pun tersenyum

Tamat ~

Anda mungkin juga menyukai