Kelompok 1
Anggota:
Annisa Meyla Hermalia (05)
Arif Muhammad Ikhsan (06)
Chika Chairunnisa Fatayya (10)
Firizqi Aditya Mulya (14)
Hitana Imtinan Untaryono (16)
Irvan Yoga Maulana (17)
Levi Dian Prabowo (18)
M. Muftiabida Wimatama (19)
Muhammad Faidzul Azkaa (20)
Muhammad Rafli Gunawan (22)
Muhammad Ryuh Caesar Abimanyu (23)
Naila Al Husna (25)
Putri Nailah Azalia Priyambodo (28)
Rania Azillah Salma (30)
Renandika Yuri Widyanendra (31)
Sahza Paramesti Widyadana (33)
Sofia Karin (34)
Ditya: “Eh besok ke sekolah ya, kita mulai shoot tugas bahasa Indoneisa.”
Karin: “Pake seragam apa?
Ditya: “OSIS aja, kan ceritanya tentang anak sekolah.”
Karini: “Oke.”
Adu mulut antara Chika dan Putri, kamera menyorot sudut toilet yang berisi
tumpukan kardus dan botol kaca.
Chika: “Mentang-mentang paralel satu, lo kira lo bisa seenaknya ngaduin orang?!”
Putri: “T-tapi....”
Chika: “Gak ada tapi-tapian. Gara-gara lo urusan gue sama orang tua gue jadi ribet
tau gak sih?!”
Putri: “M-maaf....”
Chika: “Maaf lo tu ga guna sialan.”
Chika mengambil botol kaca di sudut toilet dan terdengar suara pecahan kaca.
Darah terciprat kemana-mana.
Ditya: “Gimana kalo kita berpencar aja? Biar bisa cepet ketemu....”
Karin: “Boleh, dibagi jadi 4 kelompok aja gimana?”
Sahza: “Kok 4? Bukannya teka-tekinya cuma 3?”
Karin: “Nanti yang satu kelompok biar jagain si Putri”
Sahza: “Oh, okedeh. Per kelompok ada berapa orang?”
Ditya: “Kan kelompok kita ada 17 orang dikurangi Putri sama Chika jadi tinggal 15
orang. Gimana kalau yang jagain Putri 3 orang, kelompok sisanya yang
bertugas mecahin teka-teki 4 orang.”
Rania: “Oh iya, gitu aja.”
Ditya: “Renan, Naila, Rania kalian jaga si Putri ya. Terus teka-teki satu serahin ke
aku, Karin, Sahza, dan Wima. Terus teka-teki kedua aku serahin ke Yoga,
Azkaa, Meyla, dan Hitana. Teka-teki terakhir aku serahin ke Levi, Ryuh,
Rafli, dan Arif.”
5. KANTIN – KELOMPOK 1
6. PERPUSTAKAAN – KELOMPOK 1
(Improvisasi)
7. LAPANGAN BASKET – KELOMPOK 2 (Tidak punya kaki, tetapi bisa berlari. Itu
selalu mengingatkanmu akan sesuatu. Di X berkaki dua, ruangan ke-dua yang konon
katanya berisi orang-orang pintar)
Hitana: “Tidak punya kaki, tetapi bisa berlari. Itu selalu mengingatkanmu akan
sesuatu. Di X berkaki dua, ruangan ke-dua yang konon katanya berisi orang-
orang pintar.”
Yoga: “Tidak punya kaki, tapi bisa berlari, apakah itu angin?”
Azka: “Ya ngga mungkin lah, Yog. Masak angin bisa buat nyembunyiin teka-teki?”
Meyla: “Kalian jangan bercanda terus, kita udah kehabisan waktu, loh.”
Hitana: “Oh iya. Aku baru kepikiran, apa jawabannya waktu ya?”
Meyla: “Hah? Kok bisa waktu?”
Hitana: “Kan waktu tidak punya kaki, tapi dia bisa tetep berlari. Dan waktu selalu
ngingetin kita akan sesuatu.
Azka: “Seumpama itu waktu, terus apa hubungannya dengan X berkaki dua, ruangan
kedua, yang konon berisi orang-orang pintar?”
Yoga: “Berkaki dua itu Kevin ngga sih?”
Hitana: “Oh iya iya, ayo kita ke kandangnya Kevin!”
Mereka berempat segera menghampiri kandang Kevin, akan tetapi, setelah beberapa
waktu mereka mmencari dari sudu ke sudut kandangnya, mereka tidak menemukan
apapun.
Meyla: “Duh, aku kok takut ya, kira-kira nanti apa yang nanti kita temuin.”
Yoga: “Ngga apa-apa, kita masuk aja dulu.”
Meyla: “Eh, ketuk pintu dulu.”
Yoga: “Ngapain?”
Meyla: “Buat permisi.”
9. TOILET – KELOMPOK 3 (Sama seperti kalian, yang membedakan hanya satu. Jika
kecil tidak bisa menjadi dewasa, jika dewasa tidak bisa menjadi tua, dan jika tua tidak
bisa mati. Beberapa orang takut denganku, dan terletak pada bagian paling penting)
Di scene ini hantu Putri muncul mengatakan “anak pintar”, lalu Levi terkejut, akan
tetapi yang lain hanya menganggap Levi bohong.
Ryuh: “Di sekolah ini yang ada patung ruangan mana sih?”
Rafli: “Aku kayaknya lihat patung manusia pas praktek Biologi kemarin deh.”
Arif: “Yaudah yuk cek dulu aja.”
Mereka telah memasuki Lab Biologi, dan sekarang sedang berdiri di hadapan
patung.
Ryuh: “Eh ini kita nemu kunci, tapi ngga tau kunci buat apa.”
Hitana: “Kita juga nemu kunci.”
Ditya: “Oke berarti semua jawabannya kunci ya, dan kita juga dapet petunjuk tentang
komputer. Apa mungkin tiga kunci ini untuk ruang komputer?”
Semua: “Ya udah yuk coa cek kesana.”
Meyla: “Duh, tapi aku capek, izin istirahat ya....”
Rafli: “Eh aku juga mau istirahat.”
Akhirnya, hanya 6 orang yang pergi ke lab komputer, yakni Ditya, Yoga,
Karin, Ryuh, Hitana, dan Levi.
Di dalam laci salah satu meja di ruang komputer, mereka menemukan sebuah
kertas bertuliskan “Keramat”.
Mereka segera ke toilet yang dimaksud,akan tetapi saat sampai di sana mereka
menemukan bercak darah dan satu pintu yang tertutup. Mereka membukanya
perlahan, dan mendapati putri terkapar dengan kepala berdarah.
Lalu sisa orang yang menjaga di kelas berlari ke arah mereka, dan mengatakan
bahwa putri telah menghilang.
TAMAT