Anda di halaman 1dari 9

Aturan Sinus

Pada makalah kelompok 1 sudah γ E


dijelaskan mengenai aturan sinus.
Aturan sinus menjadi salah satu dari dua
t t
persamaan trigonometrik yang umum
α β
digunakan untuk menentukan besar
D
panjang dan sudut pada segitiga.

Jika radius lingkaran tidak digunakan, aturan sinus terkadang dinyatakan dalam bentuk.

sin α sin β sin γ


= =
a b c
Ket: dengan a, b, dan c menentukan panjang sisi-sisi segitiga dan α , β , dan γ adalah besar
sudut-sudut yang menghadap sisi-sisi tersebut.
Pembuktian:
Pada segitiga ADC Pada segitiga BDC Pada segitiga ACE Pada segitiga ABE
t t t t
sin α = sin β = sin γ = sin β =
b a b c
t = b. sin α t = a. sin β t = b. sin γ t = c. sin β

t=t t=t
b. sin α = a. sin β b. sin γ = c. sin β

sin α sin β sin β sin γ


= = Atau dapat ditulis
a b b c
pula: Atau dapat ditulis pula:

a b b c
= =
sin α sin β sin β sin γ

Sehingga dapat dituliskan:

a b c
= =
sin α sin β sin γ

Konsep mencari aturan sinus seperti diatas sudah dijelaskan oleh Kelompok 1 pada minggu
sebelumnya, sehingga kami Kelompok 2 bertugas menjelaskan dan mencari konsep lain
dalam menghitung sisi yang belum diketahui dari suatu segitiga apabila besar dua sudut dan
panjang satu sisinya diketahui atau yang disebut dengan aturan sinus. Berhubung soal yang
kami kerjakan semua berkaitan dengan aturan sinus maupun cosinus. Berikut konsepnya:

Mencari aturan sinus dengan bantuan radius lingkaran luar segitiga


A
α

b
c
d

C γ O
β B
a
B
D
Gambar 1 Gambar 2

Seperti terlihat pada gambar 1, misalkan ada sebuah lingkaran yang memuat segitiga ∆ ABC,
dan memuat segitiga lain ∆ ADB yang sisinya melewati pusat lingkaran O. Sudut AOD
memiliki sudut pusat sebesar 180° , sehingga sudut ABD = 90° . Karena ∆ ABD merupakan
segitiga siku-siku, berlaku:
sisi lawan c
sin δ = =
hipotenusa 2 R
d
dengan R = adalah radius dari lingkaran yang memuat segitiga. Sudut γ dan δ memiliki
2
sudut pusat yang sama, sehingga besar sudut mereka sama: γ=δ . Maka disimpulkan,
c
sin δ=sin γ=
2R
Dengan menyusun kembali suku-suku, dihasilkan
c
2 R=
sin γ

Pada gambar 2, terdapat ∆ ABC dan ∆ ADC dalam sebuah lingkaran. Sudut AOD memiliki
sudut pusat sebesar 180° , sehingga sudut ACD = 90° . Karena ∆ ACD merupakan segitiga
siku-siku, berlaku:
sisi lawan b
sin δ = =
hipotenusa 2 R
d
dengan R = adalah radius dari lingkaran yang memuat segitiga. Sudut β dan δ memiliki
2
sudut pusat yang sama, sehingga besar sudut mereka sama: β=δ . Maka disimpulkan,
b
sin δ =sin β=
2R
Dengan menyusun kembali suku-suku, dihasilkan
b
2 R=
sin β

Proses di atas dapat diulangi dengan membentuk ∆ ADB/ ∆ ADC yang berbeda, sehingga
menghasilkan persamaan:
a b c
= = =2 R
sin α sin β sin γ

Penerapan Aturan Sinus dalam Masalah Tringulasi


Tringulasi adalah proses mencari koordinat dan jarak sebuah titik dengan mengukur sudut
antara titik tersebut dan dua titik referensi lainnya yang sudah diketahui posisi dan jarak
antara keduanya. Koordinat dan jarak ditentukan dengan menggunakan hukum sinus.

Triangulasi dapat digunakan untuk


menentukan koordinat dan jarak dari pantai ke
kapal. Pengamat di A mengukur sudut α antara
pantai dan kapal, dan pengamat di B melakukan
hal yang sama untuk β. Jika panjang l atau
koordinat A dan B diketahui, maka hukum
sinus dapat diterapkan dalam menentukan
koordinat kapal di C dan jarak d.

Pada gambar di sebelah kanan, dapat dilihat bahwa sudut ketiga (sebut saja θ) diketahui sama
dengan 180°-α-β, atau dapat dihitung sebagai perbedaan antara dua penentuan arah kompas
yang diambil dari titik A dan B. Sisi l adalah sisi yang berlawanan dengan sudut θ dan sudah
diketahui jaraknya. Dengan hukum sinus, rasio sin(θ)/l sama dengan rasio yang berlaku untuk
sudut α dan β, sehingga panjang dari 2 sisi lainnya dapat dihitung dengan aljabar. Dengan
menggunakan salah satu panjang sisi, sinus dan cosinus dapat digunakan untuk menghitung
arah/kedudukan dari sumbu utara/selatan dan timur/barat dari titik pengamatan ke titik yang
tidak diketahui tersebut, sehingga dapat memberikan koordinat akhir.
Contoh Soal:
1. Tentukan unsur-unsur lainnya pada segitiga PQR jika q = 10cm, r = 5 cm, dan ∠Q =
60° .

Penyelesaian: Diketahui ∆ PQR sebagai berikut.


Dengan aturan sinus:
q r r sinQ 5 sin 60 °
= , atau sin R = = =0,433.
sin Q sin R q 10
Dari persamaan sin R = 0,4333 diperoleh:
∠R = 25,66° dan ∠R = 180° – 25,66° = 154,36° (tidak memenuhi karena jumlah
ketiga sudut segitiga adalah 180° ). Dengan demikian ∠R = 25,66° .
∠P = 180° – (60° + 25,66° ) = 94,34° , sehingga
p q
=
sin P sin Q
q sin P
p =
sin Q
10 sin 94,34 °
=
sin 60°
p= 11,51 cm.
Jadi, unsur lainnya adalah R = 25,66. P = 94,34, dan p = 11,51 cm.

2. Perhatikan gambar di bawah ini!


Anggi dan Bunga berdiri pada jarak 50 meter, mereka akan berjalan bersamaan pada
waktu yang sama ke sebuah pohon. Anggi bergerak dengan kecepatan 100 m/ menit.
Jika mereka berdua tiba di pohon pada saat yang bersamaan, maka kecepatan Bunga
adalah….

a. 100√ 6 m/ menit. d. 50√ 3 m/ menit.


b. 100√ 3 m/ menit. e. 50√ 2 m/ menit.
c. 100√ 2 m/ menit.

Penyelesaian:
Dik: Anggi dan Bunga berdiri pada jarak 50 meter, mereka akan berjalan bersamaan
pada waktu yang sama ke sebuah pohon. Anggi bergerak dengan kecepatan 100m/
menit.

Dit: Kecepatan Bunga pada saat mereka berdua tiba di pohon pada saat bersamaan
Peny: Ilustrasi di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
Sudut yang dibentuk Bunga terhadap pohon = 180 – (30+15)
= 180 – 45
= 135
Maka kecepatan Bunga adalah:

Kecepatan Bunga 100


=
sin30 ° sin 135°
Kecepatan Bunga 100
1 = 1 2

2 2
1
100×
2
Kecepatan Bunga =
1
√3
2
100
=
√2
Kecepatan Bunga = 50√ 2
Jadi kecepatan Bunga agar mereka tiba di pohon pada saat bersamaan adalah 50√ 2
m/ menit. (E)

3. Pada gambar berikut ini nilai sin P + cos P adalah….

a. 0 c. ½
b. √2 d. ½ √ 2
Dik: Sebuah segitiga PQR.
Dit: sin P + cos P = …
p q
Peny: =
sin P sin Q

= √
8 4 6
sin P sin 60°
4 √6
8
= 1 3
sin P √
2
1
8× √3
sin P= 2
4 √6
4 √3
sin P=
4 √3 √ 2
1
sin P= √2
2
1
Jika sin P = √ 2, maka:
2
PR = √ 22−¿ ¿
PR = √ 4−2
PR = √ 2
PR 1
Cos P = = √2
PS 2
1 1
Jadi, sin P + cos P = √ 2+ √2=√2 (B).
2 2

4. Tentukan unsusr-unsur lainnya pada segitiga KLM, jika diketahui k = 7 cm, l = 6cm,
dan m = 8 cm.

Penyelesaian:
Untuk mencari sudut segitiga tersebut terlebih dahulu kita menghitung sudut yang
terbesar (sudut dihadapan sisi terpanjang), yaitu sudut M.
m2 = k2 + l2 - 2kl cosM
82 = 72 + 62 - 2(7)(6) cosM
64 = 85 - 84 cosM
84 cosM = 85 - 64
84 cosM = 21
cosM = 0,25
Karena cosM bernilai positif, maka ∠M = 75,52° .
Untuk mencari ∠K dan ∠L, kita gunakan aturan sinus:
l m l sinM 6 sin75,52 °
= ⇔ sin L= = =0,726
sin L sin M m 8
Sehingga ∠L¿ 46,55 °
Dengan demikian diperoleh :
∠K = 180° - (∠M + ∠L) = 180° - (75,52° + 46,55° )
∠K = 180° - 122,07°
∠K = 57,93°
Jadi unsur-unsur lainnya adalah ∠M = 75,52° , ∠L = 46,55° dan ∠K = 57,93° .

5. Sukardi dan Lili berdiri di suatu pantai dengan terpisah jarak 6 km antara keduanya.
Garis pantai yang melalui mereka berupa garis lurus. Keduanya dapat melihat kapal
laut yang sama dari tempat mereka berdiri. Misalkan sudut antara tempat Sukardi
berdiri dengan kapal laut yang merupakan garis lurus adalah 45. Sementara itu, sudut
antara tempat Lili berdiri dengan kapal laut yang merupakan garis lurus adalah 15.
Jika jarak kapal laut dengan tempat Lili berdiri adalah a √ b km, dengan a√ b adalah
bentuk akar paling sederhana, maka nilai b-a = ….
Penyelesaian: Perhatikan sketsa gambar berikut.

Titik C adalah titik lokasi kapal laut. Besar sudut C adalah (180° – 45° – 15° ) = 120° .
Untuk mencari jarak kapal laut dan Lili, yaitu panjang BC, gunakan aturan sinus.
AB BC
=
sin C sin A
6 BC
=
sin 120° sin 45 °
6 BC
=
1 1
√3 √2
2 2
6
BC = ×√2
√3
BC = 2√ 6
Jadi, diperoleh a = 2 dan b = 6, sehingga b - a = 6 – 2 = 4

Anda mungkin juga menyukai