Anda di halaman 1dari 13

MINIRISET DASAR DASAR KEPELATIHAN

PERBEDAAN SMASH LURUS DAN SMASH SILANG TEHADAP KETEPATAN


SMASH PADA ATLET BULU TANGKIS DI PB BINA JAYA WONOGIRI
Dosen pengampu : Argubi Silwan S.pd ,M.pd

Disusun oleh

Nama : Shofia Febriana


Nim : 6223121124
Prodi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Kelas : Pko A

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT. atas berkat dan karunia-
Nya yang di berikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dasar kepelatihan selesai tepat pada waktunya. Sebagaimana
kita ketahui bahwa penyusunan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah dasar kepelatihan. Tersusunnya makalah ini berkat usaha penulis dan
bantuan berbagai pihak yang telah membantu baik berupa dorongan semangat
maupun materi, meskipun penulisan masih banyak kekurangan di dalamnya maka
kritikan dan saran sangat di harapkan dari berbagai pihak yang bersangkutan.
Akhir kata kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi
tambahan pengetahuan bagi seluruh orang yang membaca.

Medan, Desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Identifikasi Masalah........................................................................................................6
C. Batasan Masalah..............................................................................................................6
D. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
E. Tujuan Penelitian............................................................................................................6
F. Manfaat Penelitian..........................................................................................................7
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
A. Hakikat Pukulan Smash Bulutangkis....................................................................................7
a. Pengertian Pukulan Smash..........................................................................................7
b. Macam-macam Pukulan Smash Bulutangkis..............................................................8
c. Analisis Gerakan Pukulan Smash...................................................................................9
d. Pengertian Smash Lurus..............................................................................................11
e. Pengertian Smash Silang Smash silang.......................................................................11
2. Hakikat Ketepatan................................................................................................................11
a. Pengertian Ketepatan....................................................................................................11
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan..............................................................12
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................................12
B. Implikasi..............................................................................................................................12
C. Saran....................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bulutangkis merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Permainan
bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga kebanggaan bangsa Indonesia,
karena cabang olahraga inilah yang mampu meraih medali emas Olimpiade, sehingga
prestasi ini harus dipertahankan dan ditingkatkan dimasa mendatang. Perlu adanya
peran serta masyarakat, lembaga pendidikan dan perkumpulan- perkumpulan
bulutangkis ke arah pengembangan dan peningkatan mutu dari cabang olahraga ini,
sehingga olahraga bulutangkis dapat membudaya dan menjadi milik bangsa serta
menjadi contoh teladan cabang olahraga lainnya di Indonesia. Salah satu usaha untuk
mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan permainan bulutangkis, karena
permainan bulutangkis lebih banyak menuntut kemampuan individu (perorangan)
dalam setiap pertandingan yang dilakukan, secara otomatis menuntut ketenangan,
penguasaan emosi dan kecepatan berpikir yang erat kaitannnya dengan pembinaan
kepribadian.
Permainan bulutangkis adalah sebuah permainan di mana pelaksanaannya
menggunakan alat yang disebut raket dan kok (shuttlecock). Permainan dapat
dilakukan satu lawan satu (single) atau dua lawan dua (double). Raket adalah alat
yang terbuat dari alumunium atau serat karbon yang berbentuk tongkat yang
mempunyai kepala, dan pada bagian kepala tersebut terdapat senar yang dililitkan
pada bagian kepala raket. Raket memiliki fungsi sebagai alat memukul shuttlecock.
Shuttlecock adalah bulu angsa yang ditancapkan pada bagian pinggir
gabus yang berbentuk setengah bola dan sebagai objek yang dipukul dalam permainan
bulutangkis. Tujuan permainan bulutangkis sendiri adalah untuk memukul sebuah kok
menggunakan raket, melewati net ke arah wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat
mengembalikannya.
Menurut Poole (2008: 143), pukulan smash adalah pukulan yang dilakukan
paling cepat dan sekeras-kerasnya, menukik, dan masuk lapangan lawan. Pukulan
smash hampir sama dengan pukulan lob. Perbedaannya adalah pukulan lob,
shuttlecock dipukul ke atas, sedangkan pada pukulan smash shuttlecock dipukul tajam
ke bawah dengan kecepatan yang lebih keras. Jika pukulan lain digunakan untuk
memancing lawan, merusak, atau mengacaukan posisi lawan atau membuka daerah
permainan lawan maka pukulan smash ditujukan untuk menjatuhkan shuttlecock
sekeras-kerasnya ke bidang permainan lawan. Oleh karena itu, betapapun
kemampuannya seseorang melakukan berbagai pukulan maka tidak
akan sempurna bila tidak dilengkapi dengan pukulan smash yang baik. Untuk dapat
menguasai teknik pukulan smash secara baik dibutuhkan latihan terus menerus (drill)
dan ditunjang stamina yang tinggi atau kondisi fisik yang prima. Tanpa adanya
penguasaan teknik tingkat tinggi dan latihan secara terus menerus mustahil dapat
menguasai pukulan smash secara baik.
Pukulan smash memiliki arti penting yaitu dapat memberikan sedikit waktu
pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap bola pendek yang telah
dipukul ke atas. Hal ini menunjukkan semakin tajam sudut arah pukulan, semakin
sedikit waktu yang dimiliki lawan untuk bereaksi. Pukulan smash dikatakan baik
apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu; cepat, tepat, dan akurat. Pukulan cepat artinya
bola dipukul dengan tenaga yang maksimal sehingga menghasilkan jalannya
shuttlecock melaju dengan cepat. Untuk menambah pukulan lebih kuat biasanya
disertai dengan loncatan saat mau memukul balik shuttlecock ke bidang permainan
lawan. Tepat artinya shuttlecock dipukul dalam posisi memegang raket yang pas
kemana arah shuttlecock mau dijatuhkan di bidang permainan lawan dan waktu
pemukulannya tepat dari arah datangnya shuttlecock. Sedangkan akurat artinya
penempatan jatuhnya shuttlecock di bidang permainan lawan di tempat kosong atau
sulit dijangkau sehingga lawan tidak bisa mengantisipasinya. Hal yang mendasari
untuk melakukan pukulan smash yang baik adalah bagaimana menciptakan rangkaian
gerakan sesuai dengan mekanika gerak yang efektif dan efisien dengan didukung oleh
kekuatan otot bagian kaki kemudian bagian perut diteruskan bagian lengan dan
pergelangan tangan (Tohar, 1992: 67).
Pukulan smash lurus merupakan bentuk pukulan keras yang sering digunakan
dalam permainan bulutangkis, di mana titik jatuh pukulan berada tepat lurus didepan
area lawan. Pukulan smash silang merupakan bentuk pukulan keras yang digunakan
dalam permainan bulutangkis, dimana titik jatuh pukulan berada menyilang di daerah
area lawan. Fungsi dari pukulan smash lurus dan smash silang adalah sama, yaitu
untuk mematikan lawan dengan mudah. Perbedaan pukulan smash lurus dan smash
silang adalah pada arah shuttlecock. Pukulan smash silang perlu melakukan gerakan
seperti mengiris sehingga arah shuttlecock dapat menyilang ke daerah lawan. Untuk
dapat melakukan pukulan smash lurus dan smash silang yang dapat memperoleh hasil
ketepatan yang lebih baik, pemain harus menggunakan teknik yang tepat. Demikian
pula halnya dengan para pemain di PB Bina Jaya. Agar dalam permainan memperoleh
hasil yang optimal dalam melakukan pukulan smash harus menggunakan teknik yang
tepat.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada PB Bina Jaya Wonogiri
menunjukkan bahwa tidak semua peserta PB Bina Jaya Wonogiri mampu melakukan
smash dengan baik, misalnya perkenaan pada shuttlecock kurang tepat, tangan kurang
diluruskan pada saat memukul, bahkan masih banyak pemain pada saat melakukan
smash, shuttlecock menyangkut di net dan bahkan keluar lapangan. Kemampuan
pukulan dasar smash masih kurang, baik kecepatan maupun ketepatannya. Penulis
melihat bahwa belum mampunya atlet melakukan gerakan smash yang baik karena
kurangnya kemampuan otot lengan maupun otot tungkainya untuk berkontraksi
dengan maksimal, sehingga menyebabkan kurang kuat, cepat dan terarahnya
shuttlecock yang dipukul. Pada saat bermain, sebagian besar hasil smash yang
dilakukan oleh atlet terlalu melebar ke kanan dan ke kiri, sehingga pukulan smash
yang seharusnya menghasilkan poin untuk diri sendiri, justru malah lebih banyak
menghasilkan poin untuk lawan. Seharusnya pukulan smash dapat menjadi senjata
bagi setiap pemain untuk mematikan permainan lawan dan mendapatkan point.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh latihan drill terhadap ketepatan smash
bulutangkis pada atlet usia 12-13 tahun di PB Bina Jaya”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, teridentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut.
a. Rendahnya ketepatan smash pada atlet bulutangkis di PB Bina Jaya.
b. Teknik pukulan smash masih ada yang salah, misalnya pada saat pelaksanaan
siku kurang lurus.
c. Keberhasilan dalam melakukan pukulan smash masih rendah, misalnya
shuttlecock keluar lapangan dan menyangkut di net.
d. Metode latihan untuk meningkatkan pukulan smash di PB Bina Jaya kurang
bervariatif.
e. Belum diketahui perbedaan smash lurus dan smash silang terhadap ketepatan
smash pada atlet bulutangkis di PB Bina Jaya Wonogiri.

C. Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini perlu adanya
pembatasan masalah yang akan diteliti dengan tujuan agar hasil penelitian lebih
terarah. Masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada perbedaan smash lurus dan
smash silang terhadap ketepatan smash pada atlet bulutangkis di PB Bina Jaya
Wonogiri.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti
yaitu:
1. Adakah perbedaan smash lurus dan smash silang terhadap ketepatan smash
pada atlet bulutangkis di PB Bina Jaya Wonogiri?
2. Manakah yang lebih baik antara smash lurus dan smash silang terhadap
ketepatan smash pada atlet bulutangkis di PB Bina Jaya Wonogiri?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
3. Perbedaan smash lurus dan smash silang terhadap ketepatan smash pada atlet
bulutangkis di PB Bina Jaya Wonogiri.
4. Mana yang lebih baik antara smash lurus dan smash silang terhadap ketepatan
smash pada atlet bulutangkis di PB Bina Jaya Wonogiri.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat ke berbagai pihak baik secara teoretis maupun
praktis, manfaat tersebut sebagai berikut ;
5. Manfaat Teoritis
a. Sebagai salah satu referensi, khususnyaa bagi pelatih bulu tangkis agar
dapat membeikan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam melatih
b. Sebagai salah satu bahan informasi serta kajian penelitian dalam
melatih
6. Manfaat Praktis
a. Bagi atlet sebagai masukan untuk lebih meningkatkan ketepatan smash
lurus dan smash silang, sehingga dapat tampil lebih baik dalam suatu
pertandingan dan dapat mencapai prestasi optimal.
b. Bagi pelatih sebagai referensi dalam memberikan latihan terhadap
ketepatan smash lurus dan smash silang dalam keterampilan
bulutangkis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pukulan Smash Bulutangkis

a. Pengertian Pukulan Smash


Menurut Subardjah (2000: 47) pukulan smash merupakan pukulan
yang keras dan tajam, bertujuan untuk mematikan lawan secepat-
cepatnya. Pukulan smash lebih mengandalkan kekuatan dan kecepatan
lengan serta lecutan pergelangan tangan. Dalam rangka mendapatkan
pukulan smash yang sangat tajam, shuttlecock harus berada di depan
badan dalam posisi raket condong ke depan dan merupakan hasil
maksimal dari koordinasi antara gerakan badan, lengan, dan pergelangan
tangan.
Pukulan smash adalah pukulan yang paling kuat. Pukulan smash
merupakan pukulan yang keras dan tajam, bertujuan untuk mematikan
lawan secepat-cepatnya. Pukulan ini mengandalkan kekuatan, kecepatan,
lengan dan lecutan pergelangan tangan. Pukulan smash dapat dibagi
menjadi dua pukulan smash (the standing smash) dan smash dengan
loncatan (the jump smash ). Ada beberapa tehnik yang dipakai untuk
loncatan dalam smash, yaitu loncatan vertikal dan loncatan parabol
kedepan. Posisi loncatan dalam smash kemungkinan sangat berpengaruh
terhadap kecepatan juga ketajaman dalam smash (Junanda, Rusdiana, &
Rahayu, 2016).
Salah satu teknik pukulan dalam olahraga yang banyak digunakan
untuk mematikan permainan lawan adalah pukulan smash. Poole (2008:
143) menyatakan bahwa pukulan smash adalah pukulan overhead yang
keras, diarahkan ke bawah yang kuat, merupakan pukulan menyerang
yang utama dalam bulutangkis. Selain itu Grice (2007: 85) menyatakan
bahwa pukulan smash adalah pukulan yang cepat, diarahkan ke bawah
dengan kuat dan tajam untuk mengembalikan bola pendek yang telah
dipukul ke atas. Lebih lanjut Purnama (2010: 21) menyatakan bahwa
pukulan smash merupakan pukulan over head yang mengandalkan
kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan agar bola
meluncur tajam menukik. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pukulan smash adalah pukulan dari atas kepala yang sifatnya keras,
daya luncurnya tajam dan curam ke bawah mengarah ke bidang lapangan
lawan yang dapat dijadikan senjata untuk mematikan permainan lawan
atau mengakhiri permainan rally serta untuk mendapatkan angka.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pukulan
smash adalah suatu bentuk pukulan serangan, dengan karakteristik
pukulan yang menghasilkan laju shuttlecock sangat tinggi. Terdapat
beberapa unsur yang sangat dominan dalam mencapai suatu pukulan
smash yang baik, unsur tersebut adalah kekuatan lengan, kecepatan
lengan, lecutan pergelangan tangan dan ketepatan arah ayunan. Melalui
keterampilan pukulan smash yang baik, seorang pemain bulutangkis dapat
menyerang dan mematikan lawan dengan cepat.

b. Macam-macam Pukulan Smash Bulutangkis


Ada beberapa macam teknik pukulan smash dalam permainan
bulutangkis. Teknik pukulan smash dalam permainan bulutangkis dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Pukulan Smash Penuh
Menurut Tohar (1992: 96) yang dimaksud dengan
pukulan smash penuh adalah melakukan pukulan smash dengan
mengayunkan raket, perkenaannya tegak lurus antara daun
raket dengan datangnya shuttlecock, sehingga pukulan itu
dilakukan secara penuh.
2) Pukulan Smash Dipotong (Iris)
Menurut Tohar (1992: 98) yang dimaksud smash
dipotong adalah melakukan pukulan smash pada saat impact
atau perkenaan antara ayunan raket dan penerbangan
shuttlecock dilakukan secara dipotong atau diiris, sehingga
kecepatan jalannya shuttlecock kurang cepat. Tetapi daya
luncurnya shuttlecock tajam dan dapat terarah
3) Pukulan Smash Melingkar
Menurut Tohar (1992: 99) Pukulan smash melingkar
adalah melakukan gerakan dengan mengayunkan tangan yang
memegang raket, kemudian dilingkarkan melewati atas kepala
dilanjutkan dengan mengarahkan pergelangan tangan dengan
cara mencambukkan raket sehingga melentingkan shuttlecock
mengarah ke seberang lapangan lawan.
4) Smash Cambukan (Flick Smash)
Menurut Tohar (1992: 101) yang dimaksud smash
cambukan adalah melakukan pukulan ini adalah dengan cara
mengaktifkan pergelangan tangan untuk melakukan cambukan
dengan cara ditekan ke bawah. Kelajuan penerbangan
shuttlecock dari hasil pukulan ini tidak cepat tetapi kecuraman
penerbangan shuttlecock inilah yang diharapkan.
5) Pukulan Backhand Smash
Gerakan backhand overhead dapat dibandingkan
dengan gerakan melemparkan handuk ke langit-langit.
Pelaksanaan gerakan melempar backhand yang baik
menghasilkan gerakan penguluran tangan yang dominan
dengan cepat dan menggerakkan kepala raket dengan kecepatan
maksimum untuk memukul bola. Pukulan ini biasanya
dilakukan dari satu per tiga bagian belakang lapangan. Saat
shuttlecock dipukul ke atas ke arah backhand anda, putra dan
balikkan tubuh anda agar punggung anda menghadap ke arah
net. Dahulukan langkah dengan kaki yang dominan ke arah
sudut backhand (Grice, 2007: 44).

c. Analisis Gerakan Pukulan Smash


Hal yang mendasari untuk melakukan pukulan smash yang baik adalah bagaimana
menciptakan rangkaian gerakan sesuai dengan mekanika gerak yang efektif dan efisien
dengan didukung oleh kekuatan otot bagian kaki kemudian bagian perut diteruskan bagian
lengan dan pergelangan tangan (Tohar, 1992: 67).
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk menggerakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya
(Sajoto, 2001: 9). Dengan kecepatan yang ada serta penempatan shuttlecock yang akurat
maka seseorang dapat secara efektif melakukan pukulan smash yang memungkinkan tidak
dapat dikembalikan oleh lawan. Diperlukan cara yang tepat untuk melakukan pukulan smash.
Tohar (1992: 60) menyatakan bahwa pukulan smash dilakukan dengan mengayun raket,
perkenaannya tegak lurus antara daun raket dengan datangnya shuttlecock, sehingga pukulan
itu dilakukan secara penuh. Karakter pukulan ini adalah keras dan laju shuttlecock cepat
menuju lantai lapangan. Baik smash lurus maupun smash silang, keduanya dapat dipukul
dengan ayunan yang sama. Smash dapat juga dilakukan dengan meloncat (jumping).
Pukulan smash (around the head) dalam pukulan smash jumping membutuhkan
tenaga yang besar, selain itu juga perlu koordinasi yang baik antara anggota badan yang
terlibat. Faktor-faktor kondisi fisik yang dibutuhkan dalam bermain badminton ialah
kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi,
keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Namun Subardjah (2000: 46) menjelaskan bahwa pada
pukulan smash lebih mengandalkan unsur kekuatan dan 15 kecepatan. Lebih lanjut Subardjah
(2000: 47) menjelaskan pukulan smash merupakan pukulan yang keras dan tajam, bertujuan
untuk mematikan lawan secepat-cepatnya. Untuk mendapatkan hasil pukulan yang sangat
tajam, maka usahakan shuttlecock dipukul di depan badan dalam posisi raket condong ke
depan dan merupakan hasil maksimal dari koordinasi antara gerakan badan, lengan dan
pergelangan tangan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menguasai teknik smash ini menurut
PB PBSI (2006: 6) adalah sebagai berikut:
1) Biasakan bergerak cepat untuk mengambil posisi pukul yang
tepat.
2) Perhatikan pegangan raket
3) Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan,
dan tetap berkonsentrasi pada shuttlecock.
4) Perkenaan raket dan shuttlecock di atas kepala dengan cara
meluruskan lengan untuk menjangkau shuttlecock itu setinggi
mungkin, dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat
memukul shuttlecock.
5) Akhiri rangkaian gerakan smash ini dengan gerak lanjut
ayunan raket yang sempurna di depan badan.
Bentuk-bentuk latihan smash menurut Grice (2007: 90-96) adalah:
1) Latihan smash bayangan
2) Melambungkan shuttlecock dan melakukan smash. Ini bisa
dilakukan sendiri dengan keuntungan lebih bisa mengatur impact
perkenaan shuttlecock.
3) Service dan pengembalian bola. Ini dilakukan berpasangan dengan
salah satu pemain memberikan umpan pada pemain lainnya.
4) Pengembalian service-smash-block.
5) Rally Clear-Smah-Drop-Clear berkesinambungan.
6) Pengembalian service lurus.
7) Smash menyilang.
Melakukan smash bukan suatu hal yang mudah dilakukan dan perlu adanya
latihan. Untuk melakukan smash ada juga tahapannya, Menurut Poole (2008: 36),
beberapa petunjuk untuk melakukan pukulan forehand smash, yaitu:
1) Sentuhlah shuttlecock pada saat ia berada di muka tubuh anda dan lakukan
itu dengan lengan terentang.
2) Pada saat persentuhan, pergelangan tangan dan lengan bawah harus
berputar dengan cepat dan kuat.
3) Pada saat persentuhan, bidang raket berada dalam posisi datar agak
menurun ke bawah.
4) Pukulah shuttlecock dengan keras.
5) Sudut jatuh yang tajam lebih penting dari pada kecepatan luncur
shuttlecock.
6) Jangan melakukan smash lebih ke belakang dari tiga per empat bidang
lapangan anda.
Karena kecepatan shuttlecock berkurang dengan sangat cepat pada jarak yang
jauh. Kunci keberhasilan dalam melakukan pukulan smash forehand dapat dilakukan
melalui beberapa fase yang tersusun secara sistematis. Seorang atlet harus mampu
menggunakan pegangan yang cocok dan mengatur impact perkenaan yang tepat saat
shutltlecock berada di atas kepala dan berakhir dengan tetap dalam keadaan siap.
Dengan adanya pola latihan yang terprogram maka keberhasilan pukulan smash akan
semakin cepat tercapai.

d. Pengertian Smash Lurus


Smash lurus adalah pukulan yang cepat, diarahkan ke bawah dengan kuat dan tajam
menurut Grice (2007: 85), dalam melakukan pukulan smash lurus pemain maksimal dalam
mengeluarkan tenaganya. Menurut Johnson (1984: 99) smash lurus dapat dilakukan secara
efektif dengan menggunakan pukulan forehand overhead stroke dan round the head stroke.
Arah bola dari pukulan smash lurus ke depan dan menukik tajam ke bawah lantai. Dengan
jatuh shuttlecock berada di bidang kiri lawan dengan posisi siap berada di lapangan sebelah
kanan pemain.

e. Pengertian Smash Silang Smash silang


menurut Alhusin (2007: 45) pemain melakukan geraknya hampir sama dengan smash
lurus tetapi tenaganya kurang kuat, pemain harus melakukan gerakan mengiris shuttlecock
dengan raket. Hal ini sangat menuntut adanya keterampilan tersendiri. Jika pemain kurang
terampil seringkali terjadi kesalahan kegagalan dalam menyeberangkan shuttlecock, namun
jika pemain sudah terampil maka smash ini sangat baik untuk mematikan permainan lawan.
Laju shuttlecock dari pukulan smash silang mengarah pada sisi sebelah kanan atau kiri lawan
dengan arah menyilang

2. Hakikat Ketepatan

a. Pengertian Ketepatan
Ketepatan merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh setiap
olahragawan. Wahjoedi (Palmizal, 2011: 143) menyatakan bahwa akurasi adalah
kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan
sasaran yang dikehendaki. Artinya saat tubuh melakukan suatu gerakan seperti
memukul bola dalam tenis atau shooting dalam sepak bola tentu sangat membutuhkan
akurasi, sebab kalau tidak akurat maka hasilnya tentu tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sementara itu Sikumbang, dkk., (Palmizal, 2011: 143) mengemukakan
bahwa ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang mengontrol gerakan-
gerakan volunter untuk tujuan. Seperti dalam pelaksanaan shooting bola basket,
menendang bola ke arah gawang, panahan, golf, dan lainlain.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan


Ketepatan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri subjek sehingga
dapat dikontrol oleh subjek. Faktor eksternal dipengaruhi dari luar subjek, dan tidak
dapat dikontrol oleh diri subjek. Suharno (1985: 36) menyatakan bahwa faktor-faktor
penentu baik tidaknya ketepatan (accuracy) adalah: (a) koordinasi tinggi berarti
ketepatan baik, (b) besar kecilnya sasaran, (c) ketajaman indera, (d) jauh dekatnya
jarak sasaran, (e) penguasaan teknik, (f) cepat lambatnya gerakan, (g) feeling dari
atlet dan ketelitian, (h) kuat lemahnya suatu gerakan.
Suharno (1985: 36) menyatakan bahwa cara-cara pengembangan ketepatan
adalah sebagai berikut.
a) Frekuensi gerakan dan diulang-ulang agar otomatis.
b) Jarak sasaran mulai dari yang dekat kemudian dipersulit dengan
menjauhkan jarak.
c) Gerakan dari yang lambat menuju yang cepat.
d) Setiap gerakan perlu adanya kecermatan dan ketelitian yang tinggi dari
anak latih.
e) Sering diadakan penilaian dalam pertandingan-pertandingan percobaan
maupun pertandingan resmi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
menentukan ketepatan adalah faktor internal antara lain keterampilan (koordinasi,
kuat lemah gerakan, cepat lambatnya gerakan, penguasaan teknik, kemampuan
mengantisipasi gerak), dan perasaan (feeling, ketelitian, ketajaman indera).
Sedangkan faktor eksternal antara lain tingkat kesulitan (besar kecilnya sasaran,
jarak), dan keadaan lingkungan. 23 3. Hakikat Atlet Usia 12-13 Tahun

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan,
dapat diambil kesimpulan, yaitu: 1. Ada perbedaan yang signifikan smash lurus dan smash
silang terhadap ketepatan smash pada atlet bulutangkis di PB Bina Jaya Wonogiri. 2. Smash
lurus lebih baik daripada smash silang terhadap ketepatan smash pada atlet bulutangkis di PB
Bina Jaya Wonogiri.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, implikasi dari hasil penelitian yaitu: 1.
Timbulnya inisiatif dari pelatih untuk menerapkan latihan smash lurus dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan keterampilan smash bulutangkis. 2. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan membuktikan bahwa smash lurus, untuk itu disarankan kepada pelatih
untuk melatihkan smash lurus.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka kepada pelatih dan para peneliti lain, diberikan
saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi atlet bulutangkis PB Bina Jaya Wonogiri untuk melatih
kemampuan teknik smash silang supaya dapat menguasai teknik smash silang dan smash lurus
sama baiknya

Anda mungkin juga menyukai