PROPOSAL
Di Susun Oleh :
Satriaman zai
(020210041)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat
dan hidayah serta karunianya yang besar, kami dapat menyelesaikan Proposal skripsi yang
berjudul “Pengaruh Latihan Power Otot Lengan Dan Beban Dumblle Terhadap
Keterampilan Servis Pendek Backhand Bulutangkis UKM Mahasiswa STKIP Mutiara
Banten”.
Dalam penulisan Proposal penelitian ini di buat untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi sekolah
tinggi keguruan dan ilmu pendidikan mutiara banten
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian masih jauh dari kata
sempurna. Meskipun demikian, penulis berusaha semaksimal mungkin agar Penyusunan
proposal penelitian ini berhasil dengan sebaik-baiknya sehingghas dapat diterima dan disetujui
pada saat siding seminar proposal
Bersama ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang selalu mendukung.
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kekuatan kepintaran dan kelancaran dalam
bertindak dan berpikir untuk penyusunan proposal penelitian ini
2. Orang Tua dan Saudara saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik materi
maupun finansial untuk menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Indetifikasi Masalah..............................................................................................................6
C. Pembatasan Masalah.............................................................................................................6
D. Rumusan Masalah.................................................................................................................7
E. Tujuan Penelitian..................................................................................................................7
F. Manfaat Penelitian................................................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................................9
A. Kajian Teoritis.......................................................................................................................9
B. Kajian Penelitian Yang Relevan.........................................................................................32
C. kajian Berfikir.....................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan bulutangkis merupakan salah satu permainan bola kecil yang di sukai oleh
masyarakat di indonesia. Permainan bulutangkis di kenal sebagai olahraga yang banyak
menggunakan pergelangan tangan (Iskandar, 2010:24). Permainan bulutangkis ini telah di
mainkan berbagai kelompok umur, baik pria maupun wanita. Permainan bulutangkis ini bisa
di mainkan di dalam ruangan atau pun di luar ruangan sebagai ajang persaingan prestasi
dengan begitu permainan bulutangkis ini menjadi permainan yang menyenangkan dan
permainan ini sudah di pertandingkan pada tingkat lokal hingga jenjang kejuaraan nasional
dan internasional. Permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukan kock ke bidang
permainan lawan (Iskadar, 2010:20). Permainan bulutangkis merupakan olahraga yang
dimainkan dengan menggunakan lapangan, net, raket dan bola dengan teknik pemukulan yang
bervariasi mulai dengan yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan
tipuan (Ir, 2008:1).
Pada tanggal 5 Mei 1951 di Indonesia didirikan organisasi induk cabang olahraga
bulutangkis yang di kenal dengan nama Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal munculnya bulutangkis handal yang dapat
mengharumkan nama bangsa, seperti susi susanti dan alan budikusumah peraih medali emas
pada olimpiade Barcelona tahun 1992. Perlu di ingat juga bahwa olahraga bulutangkis
ini untuk pertama kalinya di pertandingkan di Olimpiade tersebut, bahkan dalam kejuaran
kejuaran dunia seperti Thomas dan uber cuos udah beberapa kali piala tersebut di rebut tim
Indonesia. Pemain bulutangkis Indonesia seperti Rudi Hartono, Tjuntjun, Johan Wahyudin,
Christian Hadinata, li Soemirat, Verawati Fajrin, Ivan Lie, Susi Susanti, Lim Swe King,
Taufik Hidayat dan yang lainnya adalah deretan pemain yang pernah menjadi juara dunia
pada zamannya dan tak pernah hilang dalam perjalanan sejarah bulutangkis Indonesia.
Permainan bulu tangkis terdiri dari dua faktor penting yang saling menunjang, yaitu
ilmu bulu tangkis/teknik bulu tangkis yang terdiri dari : cara memegang raket, cara memukul
bola, macamnya pukulan, stroke, cara servis, cara bermain bulu tangkis, tipe pemain, strategi,
dan taktik (Usman, 2010:2-43). Gerakan ini berfungsi menghasilkan teknik pukulan yang
bervariasi saat bermain bulu tangkis. Permainan bulu tangkis ini memiliki tiga kategori yakni
tunggal, ganda dan ganda campuran. Teknik yang harus dikuasai telebih dahulu ialah servis.
Pukulan servis (service) merupakan pukulan pertama yang mengawali suatu permainan bulu
tangkis. Pukulan servis ini boleh dilakukan baik dengan forehand maupun backhand(Poople,
2011:21).
Dari waktu ke waktu perkembangan bulutangkis ini semakin berkembang pesat, hal
ini di sebabkan makin tingginya keterampilan penguasaan Teknik dari para pemain. Dengan
keterampilan bermain yang cukup tinggi yang dimiliki oleh rata-rata pemain, maka akan dapat
memberikan permainan yang bermutu.
Oleh karena itu Power otot lengan mempunyai peranan penting dalam permainan
bulutangkis, terutama saat melakukan pukulan backhand, dengan kekuatan otot pergelangan
tangan yang baik seorang pemain akan bisa melakukan pukulan servis backhand dengan baik.
Menurut Syahri Alhusin (2007:39) pada saat memukul shuttle cock, gunakan tenaga kekuatan
siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir diatas bahu kiri.
Untuk bias menghasilkan pukulan servis backhand yang maksimal dapat dilakukan dengan
penambahan program latihan beban, dengan variasi latihan beban menggunakan Latihan
beban dumblle untuk meningkat kan kekuatan otot pergelangan tangan.
Permainan ini sangat memerlukan gerakan yang tepat dan cepat untuk menghadapi
lawan. Bulutangkis merupakan olahraga yang di mainkan dengan menggunakan net, raket dan
shuttlecock atau juga disebut bola. Dengan teknik pukulan yang bervariasi mulai dari yang
relatif lambat hingga yang sangat cepat di sertai dengan gerakan tipuan untuk mematikan
pihak lawan: Asal mula olahraga ini dari India di kota Poona di abad 18 tahun 1870, mereka
kemudian membawa olahraga ini kedaratan Eropa tepatnya di kota badminton yang ada di
Inggris pada waktu itu. Hoe Schell yang menjadi ketua sekertaris dari IBF ( Informatin
Badminton Federation) saat ini dan memberikan latar belakang dari permainan ini dan
berkembang menjadi olahraga yang terkenal sampai saat ini.
Menurut Hadjarati, apa bila seorang mencapai prestasi yang optimal, perlu memiliki
empat hal yang meliputi (1) pembinaan fisik, (2) pembinaan teknik, (3) pembinaan taktik, (4)
pembinaan mental dan (5) kematangan bertanding. Adapun faktor-faktor penentu prestasi
olahraga menurut Sajoto meliputi (1) aspek biologis yang terdiri atas potensi atau kemampuan
dasar tubuh, fungsi organ tubuh, struktur dan postur tubuh, gizi (2) aspek psikologis yang
terdiri atas intelektual, motivasi, kepribadian, koordinasi kerja otot dan staf, (3) aspek
lingkungan, (4) aspek penunjang.
Peluang bagi pemain yang melakukan servis backhad untuk dapat meraih angka
dengan melakukan pukulan kearah lapangan lawan. Seorang pemain sebelum memutuskan
untuk melakukan servis terlebih dahulu mempertimbangkan keadaan dan posisinya. Karena
pukulan servis ini di identikan sebagai pukulan awalan menyerang yang diarahkan kelapangan
permainan lawan yang di lakukan dengan tenaga penuh dengan membutuhkan aspek kekuatan
otot lengan, siku, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak
tubuh yang harmonis.
Menurut Widiastuti (2015:30) ada sembilan komponen fisik yang perlu ditingkatkan
yaitu : daya tahan jantung dan paru/endurance,kekuatan otot (strength), kelentukan
(fleksibilitas), kecepatan (speed), daya eksplosif (power), kelincahan (agillity), keseimbangan
(balance), ketepatan (accuracy) dan koordinasi (coordination),untuk menambahkan kekuatan
atau daya pada pergelangan tangan saat melaukukan servis pendek backhand yang lebih
dominan ialah kekuatan dan kecepatan (Tantra, 2016:111). Meningkatkan kemampuan power
lengan diperlukan latihan. Kontraksi otot yang terjadi ketika melakukan servis pendek
backhand berupa kontraksi isotonik. Menurut Yudiana, dkk (2012:2) latihan kontraksi isotonik
dapat dilakukan melalui latihan beban dalam yaitu beban tubuh sendiri, maupun melalui
beban luar sepert mengangkat barbel atau menggunakan sejenis alat/mesin latihan kekuatan,
dan sejenis lainnya.Menurut Putra (2014:2) latihan beban dapat dilakukan dengan
menggunakan beban dari berat badan sendiri (beban dalam) atau menggunakan beban luar
yaitu beban bebas (free weight) seperti dumbbell, barbell atau mesin beban (gym machine).
Latihan dumbbell merupakan bentuk latihan beban yang sangat berhubungan langsung
dengan kekuatan otot lengan (Dwi, 2014:14). Sedangkan berat beban disesuaikan dengan
umur perserta atau sampel (simbolon, 2016:48) : 0,5kg kebawah pada usia 11 tahun kebawah
putra dan putri, 0,5-1kg pada usia 11-16 tahun putra, dan putri, dan 1-2kg pada usia 17 tahun
keatas putra dan putri. Menurut Yogaswara (2015:17) dumbbell yang digunakan anak usia
pemula untuk melatih pergelangan tangan dengan berat 0,5-1kg.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah saya lakukan pada UKM mahasiswa
STKIP Mutiara Banten mahasiswa masih banyak melakukan kesalahan saat melakukan servis
backhand, itu terlihat saat mahasiswa tersebut melakukan kegiatan latihan bulutangkis,
mahasiswa masih banyak melakukan kesalahan yang terjadi pada servis pendek backhand,
mahasiswa masih ada kurang memperhatikan pegangan raket saat melakukan servis pendek
backhand, masih ada servis yang dilakukan mahasiswa tidak melewati net, ketidak mampunya
mahasiswa melakukan servis dikerenakan kurangnya power otot lengan pada saat servis
pendek, rangkain mengayun raket dan memukul shuttlecock masih terputus. Servis pendek
backhand merupakan awalan penting bagi permainan bulu tangkis. Adapun komponen fisik
servis pendek backhand ini lebih dominan gabungan dari kekuatan dan kecepataan dapat
menghasilkan power yang baik saat melakukan servis pendek backhand.
Dari latar belakang yang telah di paparkan di atas dapat di identifikasikan masalah
yaitu:
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas agar permasalahan tidak
meluas serta menyimpang dari sasaran, maka peneliti membatasi penelitian tentang “Pengaruh
Latihan Power Otot Lengan Dan Beban Dumblle Terhadap Keterampilan Servis Pendek
Backhand Bulutangkis UKM Mahasiswa STKIP Mutiara Banten”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah di uraikan di atas,
maka penulis akan menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh latihan power otot lengan terhadap keterampilan servis pendek
backhand bulutangkis?
2. Apakah terdapat pengaruh beban dumblle terhadap keterampilan servis pendek backhand
bulutangkis?
3. Apakah pengaruh latihan power otot lengan dan beban dumblle secara bersamaan terhadap
keterampilan servis pendek backhand bulutangkis?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan power
otot lengan dan beban dumblle terhadap keterampilan servis pendek backhand bulutangkis.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Bagi pelatih
Pelatih dapat mengetahui pengaruh latihan power otot lengan dan beban
dumblle terhadap keterampilan servis pendek backhan bulutangkis.
b. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan referensi bagi
para mahasiswa yang telah memiliki semangat dan motifasi mengikuti pembelajaran
karena pembelajaran di kemas secara menarik dan dapat membantu mahasiswa dalam
meningkatkan keterampilan servis pendek backhand dengan baik pada permainan
bulutangkis.
c. Bagi pembaca
Manfaat penelitian ini bagi pembaca yaitu sebagai referensi dalam melakukan
penelitian lanjutan mengenai keterampilan servis pendek backhand permainan
bulutangkis. Selain itu juga, dapat memberikan motivasi dan gambaran umum kepada
pembaca dalam menentukan topik penelitian.
2. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai
sumber informasi dalam menjawab permasalahan permasalahan yang terjadi dalam proses
latihan terutama dalam meningkatkan kemampuan servis pendek backhand pada
bulutangkis. Selain itu penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam
menyusun program latihan bulutangkis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Sejarah Bulutangkis
2. Hakikat Bulutangkis
olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan. Olahraga dalam
kegiatan manusia sangat penting, karena melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang
sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak kepribadian, kedisiplinan, sportivitas, dan
juga dapat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya yang pada
akhirnya membentuk manusia berkualitas (Palmizal dan Setiawan, 2019:6).
Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat
indonesia hal ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat yang ikut meramaikan
olahrag bulutangkis baik dalam kegiatan olahraga sehari-hari maupun dalam kegiatan
kejuaran olahraga bulutangkis yang resmi dari mulai tingkat daerah, nasional maupun
tingkat dunia seperti Sea Games, Asian Games dan Olimpiade (Putra & Sugiyanto,
2016:175-185). Olahraga bulutangkis dimainkan dari mulai anak-anak sampai dewasa
dengan tujuan mulai mencari hiburan, menjaga kebugaran dan kesehatan sampai prestasi.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan prestasi terbaik di dunia dengan menjadi juara
diajang kejuaraan-kejuaraan bergengsi di dunia dengan prestasi-prestasi membanggakan
tersebut mampu menarik perhatian masyarakat memainkan olahraga bulutangkis untuk
mencari kesehatan sampai mencari prestasi (Aprilia, 2018).
a) Lapangann bulutangkis
Gambar 2.1 lapangan bulutangkis
Ada beberapa garis permainan pada masing-masing bidang tersebut yaitu garis
sevis depan, garis servis tengah, garis servis samping ( kuntuk permainan tunggal) sisi
kiri dan kanan, dan garis servis belakang (bagi permainan ganda).
b) Raket bulutangkis
Raket adalah alat untuk memukul bola dalam permaian bulutangkis, tenis, dan
squash, ujungnya berbentuk bidang oval (bulat telur) berjaring (dari bahan nilon),
bergagang, dan dilengkapi dengan pegangan.
Kok atau bola bulu tangkis (Shuttlecocks) adalah bola yang digunakan dalam
olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk
kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus
Kata kok diadaptasi dari Bahasa inggris cock yang berarti ayam jantan
(sebelum menggunakan bulu angsa, kok dibuat dari bulu ayam). Namun karena cock
juga memiliki arti konotasi yang negatif maka dalam Bahasa inggris kok disebut
Shuttlecock, mengingat pergerakannya yang bolak balik di dalam lapangan.
Menurut hukum bulu tangkis yang dikeluarkan oleh badan federasi bulu
tangkis dunia (BWF), kok mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Menurut PBSI (dalam Himawanto, 2011: 67). Pemain, untuk dapat berprestasi
semaksimal mungkin, maka suatu tim harus menguasai teknik dasar pemain bulutangkis
supaya strategi yang diterapkan oleh pelatih akan berjalan disekitar pertandingan. Salah
satu teknik yang harus dikuasai adalah teknik pukulan dalam olahraga bulutangkis yang
harus dikuasai oleh para pemain antara lain:
a. Forehand grip
b. Backhand grip
2) Foutwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu
apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi baik, seorang
atlet harus memiliki kecepatangerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau
footwork-nya tidak teratur.
3) Servis (Service)
5) Overhead Clear/Lob
Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena
teknik pukulan lab ini banyak kesamaannya dengan teknik smash dan dropshort,
Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari
belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.
6) Smash
Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan
tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan
utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smash adalah bentuk pukulan keras yang
sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras,
laju jalannya shuttlecock cepat menuju lantai lapangan, sehingga pukulan ini
membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dun fleksibilitas pergelangan
tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis. Dalam praktek permainan, pukulan
smash dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).
7) Netting
Selain itu, lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan. Variasi arah dan sasaran
servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis. Shuttlecock harus dipukul
dengan ayunan raket yang relatif pendek. Pada saat perkenaan dengan kepala raket dan
shuttlecock, siku dalam keadaan bengkok untuk menghindari penggunaan tenaga
pergelangan tangan dan perhatikan peralihan titik berat badan. Sedangan servis backhand
arah dan jatuhnya shuttlecock sangat dekat dengan garis serang pemain lawan. Shuttlecok
juga sedapat mungkin melayang relatif dekat di atas jaring net (Aksan, 2013).
a. Ketinggian bola saat perkenaan dengan kepala raket berada di bawah pinggang.
b. Saat perkenaan dengan bola, kepala raket harus condong ke bawah.
d. Tidak ada gerakan ganda (saat ayunan memukul sampai perkenaan dengan bola satu kali
gerakan).
e. Gerakan raket harus berkelanjutan tanpa adanya saat yang putus-putus.
Berikut ini akan diuraikan cara melakukan servis pendek backhand menurut
Herman Subardjah (2000: 43-44):
a. Servis Pendek
b. Servis drive
Teknik pukulan bulu tangkis ini merupakan gerakan servis yang dilakukan
dengan cara memukul shuttlecock dengan posisi tangan dan raket yang mendatar. Servis
drive merupakan teknik menyerang yang dilakukan dengan cara memukul bola
langsung pada lawan menggunakan forehand. Servis ini memungkinkan kamu untuk
membatasi opsi pengembalian bola dari lawan, sehingga poin bisa didapatkan dengan
mudah, terutama ketika lawan sedang lengah. Targetkan sasaran tembak kamu di sudut
titik-titik perpotongan antara garis belakang dengan garis tengah lapangan. Lalu, kamu
juga bisa melakukan teknik servis mendatar dengan forehand atau pun backhand.
Berikut gambar servis drive yaitu:
Gambar 2.5 servis drive
Otot lengan memiliki berperan penting dalam permainan bulutangkis bagi seorang
alet dini sampai dewasa. Dalam permainan bulutangkis salah satu tenik pukulanya yaitu
servis pukulan servis membutuhkan power otot lengan untuk memukul sebuah kock
kepihak lawan untuk mendapatkan point, jika seorang atlet tidak memiliki power otot
lengan yang baik, maka atlet tersebut tidak mendapatkan point pihak lawan mendapatkan
point.
Menurut Basmajian (dalam Dharmawan 2016: 33). Lengan pada olahraga tenis
meja berfungsi sebagai penggerak bet untuk memukul bola dan sebagai penyeimbang pada
saat melakukan pukulan. John V. bahwa lengan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu lengan atas
dan lengan bawah, dijelaskan sebagai berikut:
Tulang lengan atas tersusun atas tulang humerus. Otot-otot yang bekerja
musculus triceps brachii, musculus brachialis, musculus brachiradialis, musculus fleksor
carpi radialis.
Tulang lengan bawah tersusun atas tulang ulna, radius dan tulang metacarpals.
Otot-otot yang yang bekerja meliputi: musculus palmaris longus, musculus carpi
ulnaris, musculus fleksor digitorum superior, musculus pronator teres, musculus fleksor
policis longus, musculus fleksor digitorum profundus.
Otot lengan kemampuan seorang pemain atau atlet untuk mempergunakan
kekuatan otot lengan yang di gerakan semaksimal untuk melakukan olahraga
bulutangkis pada saat melakukan pukulan servis pendek. Gerakan servis di dominasi
dengan kekuatan otot lengan dan power yang penuh untuk melakukan gerakan pukulan
tersebut. Perpaduan antara otot lengan dengan power menjadi pukulan seorang atlet atau
pemain bulutangkis pada saat melakukan tersebut menjadi maksimal danmendapatkan
point.
Menurut Sadoso Sumosardjuno (1998) dalam Puri (2012: 23-24), power otot
lengan adalah suatu integrasi antara bebann dumblle sebagai pemegang fungsi utama
dan tangan sebagai pemegang fungsi melakukan suatu gerakan tetentu. Seorang atlet
atau pemain bulu tangkis tidak meliki power, otot lengan dan beban dumblle tidak baik
atau tidak memenuhi secara maksimal dalam pemainan bulutangkis secara individu
maupun kelompok, tidak akan mendapatkan point secara penuh dari pihak lawan, dalam
melakukan bermacam pukulan dasar dalam pemainan bulutangkis salah satunya servis.
Pukulan servis merupakan gerakan dasar dalam permainan bulutangkis.
Pukulan servis pendek backhand ini menjadi salah satu faktor dalam pemainan
bulutangkis dimana dalam pemainan tersebut masih banyak pemain bulutangkis masih
kurang maksimal dari segi power, otot lengan tangan yang baik dalam melakukan salah
satu gerakan dasar dalam pukulan pemainan bulutangkis. Jadi seorang pemain
bulutangkis harus memiliki power, otot lengan tangan yang maksimal dalam melakukan
gerakan dasar permainan bulutangkis yang di berikan selama masa latihan dengan
pelatih, bermain individu maupun kelompok dan saat pertandingan nasional dan non
nasional.
Latihan dumbblle (daya ledak otot lengan) terhadap ketepatan pukulan servis
pendek sehingga bentuk latihan ini diharapkan dapat memberikan kotribusi terhadap
prestasi bulutangkis. Untuk mengembangkan dan meningkatkan teknik kemampuan
pukulan servis pendek. Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam
kelompok olahraga permainan bola kecil. Dapat dimainkan di dalam maupun di luar
ruangan dengan menggunakan shuttlecock (bola bulu tangkis) dan raket sebagai alat untuk
memukul shutllecock dan net sebagai batas area bola. Olahraga ini menjadi salah satu
olahraga yang paling banyak digemari, karena permainan ini mudah untuk dilakukan dan
menyenangkan. Cabang olahraga ini seseorang dituntut harus memiliki kelenturan,
kelincahan, ketehanan fisik, dan keterampilan. Dalam buku ajar Salim (2008:9)
Bulutangkis adalah aksi saling memukul terhadap sebuah bola berbentuk seperti peluru
yang dilengkapi asesoris yang terbuat dari bulu unggas. Aksi saling memukul ini dilakukan
oleh dua orang atau regu dengan saling melontar dan menerima bola. Sedangkan, menurut
buku ajar Grice (2007:1) mengemukakan bahwa permainan bulutangkis merupakan
olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan bola dengan teknik
pemukulan yang bervariasi mulai dari yang relative lambat hingga yang sangat cepat
disertai dengan gerakan tipuan.
Gambar 2.6 latihan beban dumblle
Tujuan dilakukannya latihan ini adalah untuk melatih power otot lengan terutama
deltoid bagian depan dan bagian samping. Proses latihanya adalah sebagai berikut: 1.
Barbell dipegang kedua tangan dengan posisi tangan bengkok, siku melebar ke samping,
telapak tangan saling berhadapan dan beban berada sejajar bahu. 2. Dengan diangkat ke
atas sampai posisi tangan lurus. 3. Setelah itu barbell dapat di turunkan ke depan tubuh
(military press) atau ke belakang leher (behind the neck). 4. Beban diturukan sampai
seperti posisi awal. Dalam buku ajar Mohammad Ali Mashar dan Dwinarahayu (2010:55)
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Bentuk latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan
seperti mengangkat, menghela, atau menarik suatu beban seperti latihan dumbbell. Beban
yag diangkat sedikit demi sedikit ditambah beratnya agar sesuai dengan perkembangan
otot. Gerakan yang dapat digunakan untuk melatih kekuatan otot lengan adalah latihan
mengangkat dumbblle. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1.) Berdiri tegak, lengan
lurus kebawah sambil memegang dumbbell dengan telapak tangan menghadap kedepan, 2).
Angkat dumbblle dengan cara membengkokkan siku keatas, 3). Mula-mula lakukan latihan
dumbblle dengan beban yang ringan dahulu supaya tidak terjadi cidera otot kemudian
semakin lama ditambah beratnya, 4). Latihan dumbblle bisa dilakukan dengan satu tangan
secara bergantian atau dengan dua tangan secara bersamasama.
Bowers dan Fox dalam jurnal Faizal Chan (2012:3) terdapat empat prinsip dasar
tentang latihan beban dumblle, yaitu:
Kekuatan otot akan lebih efektif bila diberikan beban sedikit diatas
kemampuannya. Hal ini bertujuan untuk mengadaptasikan fungsional tubuh, sehingga
dapat meningkatkan kekuatan otot. Latihan yang menggunakan latihan beban dibawah
atau diatas kemampuannya hanya akan menjaga kekuatan supaya tetap stabil, tetapi
tidak akan meningkatkannya. Dengan prinsip beban berlebih ini, maka kelompok-
kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara efektif. Peningkatan beban yang
dilakukan haruslah lebih berat dari latihan sebelumnya pada batas ambang rangsang
kepekaannya (thereshold of sensivity).
Pembebanan terhadap otot yang bekerja harus ditambah secara bertahap selama
pelaksanaan program latihan beban. Yang menjadi dasar kapan beban itu ditambah
adalah dengan menghitung jumlah repetisi/angkatan yang dilakukan sebelum datangnya
kelelahan.
Program latihan beban harus dibuat dengan baik, agar kelompok otot besar
dapat dilatih terlebih dahulu sebelum melatih kelompok otot yang kecil, sebab
kelompok otot yang kecil lebih cepat lelah dibanding dengan kelompok otot besar.
Membuat program latihan harus diatur agar otot yang sama tidak dilatih secara berturut-
turut dengan dua jenis latihan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar otot ada saat
istirahat setelah melakukan aktivitas.
d. Prinsip kekhususan
Membuat program latihan beban harus didesain secara khusus, yaitu dengan
mengikuti pola keterampilan gerak yang spesifik agar pengembangan daya ledak otot
akan diikuti dengan pola gerakan yang sudah mengarah pada keterampilan yang spesifik
tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang spesifik, program latihan beban harus
disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga dan tujuan yang akan dicapai.
Subarjah (2000: 44), menyatakan servis pendek merupakan servis yang diarahkan
pada bagian depan lapangan lawan, biasanya dilakukan dalam permaianan ganda. Menurut
Sutrisno & Yuni Mariani yang dikutip oleh Pribadi (2011: 18), tujuan servis pendek adalah
untuk memaksa lawan agar kesulitan atau tidak dapat melakukan serangan. Pukulan servis
boleh dilakukan dengan baik maupun dengan servis pendek (backhand). Dari pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa servis pendek adalah pukulan pertama pada permainan
bulutangkis yang diarahkan pada bagian depan lapangan. Tujuannya untuk memaksa lawan
agar tidak melakukan serangan.
Gerakan awal dalam servis pendek merupakan gerakan pada tahap fase persiapan
sikap servis pendek. Fase persiapan untuk melakukan servis pendek. Satu-satunya
pengecualian adalah anda harus berdiri lebih dekat ke garis servis pendek, kira-kira dalam
jarak 6 inci (15 cm atau kurang) (Grice, 2007: 27). Pada fase persiapan ini pemain
melakukan servis pendek berdiri lebih dekat dengan garis servis pendek. Lebih lanjut Grice
(2007:28) menyatakan urutan-urutan melakukan gerakan awal servis pendek pada fase
persiapan yaitu:
Gerakan lanjutan dalam servis pendek adalah tahap fase pelaksanaan servis
pendek. Menurut Grice, (2007: 28) pemain melaksanakan servis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Pindahkan berat badan pada bagian depan telapak tangan kaki atau
pada ujung jari-jari kaki.
2) Gunakan sedikit gerakan pergelangan tangan atau tidak sama sekali.
3) Lakukan kontak pada ketinggian paha.
4) Bola didorong.
5) Bola bergerak rendah di atas net sedekat mungkin.
Gerakan terakhir dalam servis pendek merupakan tahap fase follow through. Grice
(2007: 28) menyatakan urutan-urutan gerakan servis pendek dalam fase follow through
adalah sebagai berikut:
1) Akhiri gerakan dengan raket mengarah ke atas dalam garis lurus dengan gerakan bola
melaju kedepan.
2) Silangkan raket di atas bagian depan bahu tangan yang memegang raket.
3) Putar pinggul dan bahu dan akhiri gerakan dengan kedua tangan di atas.
Jalannya shuttlecock dengan pukulan servis pendek ini adalah menyusur tipis
melewati net, dan jatuh kesasaran dekat net (Tohar, 1992: 41). Keuntungan laju bola seperti
ini adalah shuttlecock terlalu dekat dengan net sehingga pengembalian dari lawan
menjadikan bola melambung di dekat net, dengan demikian shuttlecock dapat dengan
mudah dikembalikan kembali dengan pukulan smash. Apabila bola tidak dikembalikan
melambung, kemungkinan shuttlecock akan nyangkut di net dan menguntungkan pada
pihak lawan.
a. Faktor Atlet
b. Faktor Pelatih
Dalam proses kegaiatan latihan, seorang pelatih memiliki tugas yang amat
penting. Sehingga pelatih membina hendaknya memberikan bentuk latihan fisik yang
sesuai sehingga melihat dari hasil diatas dapat diuraikan bahwa pelatih membina sudah
memenuhi syarat dalam memberikan bentuk dan program latihan bagi atlet. Pelatih atau
pembina adalah fasislitator dalam memberikan latihan bulutangkis.
Sarana dan prasarana diperlukan dalam proses latihan. Karena tanpa adanya
sarana dan prasarana pembelajaran tidak berjalan. Club Asjad Pontianak mempunyai
sarana dan prasarana yang cukup memadai sehingga dapat menunjang proses latihan
agar memberikan kenyamanan dan memberikan motivasi bagi atlet untuk aktif dalam
berlatih. Secara umum prasarana olagraga berarti segala sesuatu yang merupakan
penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan).
Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau
melancarkan tugastugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat
tersebut adalah susah dipindahkan. Soepartono (2000, p.5). Istilah sarana olahraga adala
“facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan
kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani.
d. Lingkungan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian
teoritis yang telah dikemukakan sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan
kerangka pikir. Adapun hasil penelitian yang relevan adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan & Darmawan (2015) yang berjudul “Penerapan
Media Audio Visual terhadap Peningkatan Teknik Servis Pendek Backhand Ekstrakulikuler
Bulutangkis SMP Intan Permata Hati Surabaya”. Penelitian ini merupakan penilitian
eksperimen semu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 orang siswa yang aktif
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler bulu tangkis, yang terdiri dari kelas I, II, III, SMP
Intan Permata Hati Surabaya. Hsil perhitungan menggunakan Uji t independent dapat di
simpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan terhadap penerapan media audio visual
terhadap peningkatan teknik servis pendek backhand ekstra kulikuler bulu tangkis siswa
putera SMP Intan Permata Hati Surabaya adalah sebesar 41,75%.”
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yanuarita, Subarjah, & Sudirjo (2017) yang berjudul
“Pengaruh Metode Pembelajaran Shadow dan Lempar Shuttlecock terhadap Kemampuan
Gerak Dasar Overhead Lob Bulutangkis”. Penelitian ini berawal dari temuan di lapangan
yaitu siswa masih belum menguasai gerak dasar pukulan overhead lob bulutangkis dengan
baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes awal (pretest) pukulan overhead lob yang
masih banyak siswa yang tidak mau membuka lengannya sehingga skor gerak dasar hasil
tersebut masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh dan mengetahui
perbedaa pengaruh antara metode pembelajaran shadow dan lempar shuttlecock. Penelitian
ini adalah eksperimen dengan desain penelitian kuasi eksperimen. Populai dalam penelitian
ini adalah siswa/i kelas IV SDN I Marikangen yang berjumlah 60 orang, ya dibagi dua
kelompok masingmasing 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes overhead lob
bulutangkis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji beda rata-rata menggunakan
Mann-Whitney U dengan asumsi kedua varians tidak normal dan tidak homogen dengan
taraf signifikansi p = 0,05 diperoleh P=Value (Sig 2-tailed) sebesar 0,002. Hal tersebut
menunjukkan bahwa P-value < 0,05 sehingga H0 ditolak H1 diterima, artinya
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran shadow lebih signifikan
daripada pembelajaran lempar shuttlecock dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar
overhead lob pada permainan bulutangkis.
C. kajian Berfikir
Servis pendek merupakan servis yang santai melewati net mengarah kebidang
lapangan pihak lawan, Pada servis pendek shuttlecock di arahkan melambung, tidak terlalu
tinggih, dengan keterampilan servis pendek tidak mudah di ambil oleh lawan, tidak terlalu
menggunakan semua tenaga otot lengan yang kuat. Servis pendek yang pelan dan terarah
dalam permainan bulutangkis sering menghasilkan poin, sebab servis pendek bertujuan
untuk mempersulit lawan.
DAFTAR PUSTAKA
Beachle, Thomnas R & Roger W. Earle. (2002). Bugar denga Latihan Beban. Jakarta : Pt Raja
Grafino Persada.
Hasibuan, I.M. (2018). Hubungan Kecemasan Terhadap Ketepatan Servis Backhand Bulutangkis
(Pada Pemain Pb. Tridharma Tuban Usia 12-14 Tahun). Jurnal Kesehatan Olahraga.6(2 ) :
4.
Hernado, F., Soekardi, & Lestari, W. (2017). Pengaruh Metode Latihan dan Power Otot Lengan
terhadap Hasil Tolak Peluru. Journal of Physical Education and Sports, 6(1), 22–28.
Iskandar, Rani Yulianty. (2010). Seri Olahraga Anak Bulu Tangkis. Jakarta : Re! Media Service.
Putri Indah Sari. (2020). Pengaruh Latihan Beban Dumblle Terhadap Hasil Servis Pendek
Backhan Bulutangkis. :Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.
Yogasawara, A. (2015). Pengaruh Latihan Dumbbell wrist 0,5 kg dan 1kg Terhadap Pukulan
Backhand Overhead Lob Bulutangkis Pemain Permula Pb Sehat Semarang. FIK UNS.