Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH LATIHAN POWER OTOT LENGAN DAN BEBAN DUMBLLE

TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS PENDEK BACKHAN BULUTANGKIS UKM


MAHASISWA STKIP MUTIARA BANTEN

PROPOSAL

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi


Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mutiara Banten
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperolehh Gelar Sarjana Pendidikan

Di Susun Oleh :
Satriaman zai
(020210041)

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi


Sekolah Tinggih Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Mutiara Banten
T A 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat
dan hidayah serta karunianya yang besar, kami dapat menyelesaikan Proposal skripsi yang
berjudul “Pengaruh Latihan Power Otot Lengan Dan Beban Dumblle Terhadap
Keterampilan Servis Pendek Backhand Bulutangkis UKM Mahasiswa STKIP Mutiara
Banten”.

Dalam penulisan Proposal penelitian ini di buat untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi sekolah
tinggi keguruan dan ilmu pendidikan mutiara banten
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian masih jauh dari kata
sempurna. Meskipun demikian, penulis berusaha semaksimal mungkin agar Penyusunan
proposal penelitian ini berhasil dengan sebaik-baiknya sehingghas dapat diterima dan disetujui
pada saat siding seminar proposal
Bersama ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang selalu mendukung.
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kekuatan kepintaran dan kelancaran dalam
bertindak dan berpikir untuk penyusunan proposal penelitian ini
2. Orang Tua dan Saudara saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik materi
maupun finansial untuk menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini

Pandeglang, 15 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Indetifikasi Masalah..............................................................................................................6
C. Pembatasan Masalah.............................................................................................................6
D. Rumusan Masalah.................................................................................................................7
E. Tujuan Penelitian..................................................................................................................7
F. Manfaat Penelitian................................................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................................9
A. Kajian Teoritis.......................................................................................................................9
B. Kajian Penelitian Yang Relevan.........................................................................................32
C. kajian Berfikir.....................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan bulutangkis merupakan salah satu permainan bola kecil yang di sukai oleh
masyarakat di indonesia. Permainan bulutangkis di kenal sebagai olahraga yang banyak
menggunakan pergelangan tangan (Iskandar, 2010:24). Permainan bulutangkis ini telah di
mainkan berbagai kelompok umur, baik pria maupun wanita. Permainan bulutangkis ini bisa
di mainkan di dalam ruangan atau pun di luar ruangan sebagai ajang persaingan prestasi
dengan begitu permainan bulutangkis ini menjadi permainan yang menyenangkan dan
permainan ini sudah di pertandingkan pada tingkat lokal hingga jenjang kejuaraan nasional
dan internasional. Permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukan kock ke bidang
permainan lawan (Iskadar, 2010:20). Permainan bulutangkis merupakan olahraga yang
dimainkan dengan menggunakan lapangan, net, raket dan bola dengan teknik pemukulan yang
bervariasi mulai dengan yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan
tipuan (Ir, 2008:1).

Pada tanggal 5 Mei 1951 di Indonesia didirikan organisasi induk cabang olahraga
bulutangkis yang di kenal dengan nama Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal munculnya bulutangkis handal yang dapat
mengharumkan nama bangsa, seperti susi susanti dan alan budikusumah peraih medali emas
pada olimpiade Barcelona tahun 1992. Perlu di ingat juga bahwa olahraga bulutangkis
ini untuk pertama kalinya di pertandingkan di Olimpiade tersebut, bahkan dalam kejuaran
kejuaran dunia seperti Thomas dan uber cuos udah beberapa kali piala tersebut di rebut tim
Indonesia. Pemain bulutangkis Indonesia seperti Rudi Hartono, Tjuntjun, Johan Wahyudin,
Christian Hadinata, li Soemirat, Verawati Fajrin, Ivan Lie, Susi Susanti, Lim Swe King,
Taufik Hidayat dan yang lainnya adalah deretan pemain yang pernah menjadi juara dunia
pada zamannya dan tak pernah hilang dalam perjalanan sejarah bulutangkis Indonesia.
Permainan bulu tangkis terdiri dari dua faktor penting yang saling menunjang, yaitu
ilmu bulu tangkis/teknik bulu tangkis yang terdiri dari : cara memegang raket, cara memukul
bola, macamnya pukulan, stroke, cara servis, cara bermain bulu tangkis, tipe pemain, strategi,
dan taktik (Usman, 2010:2-43). Gerakan ini berfungsi menghasilkan teknik pukulan yang
bervariasi saat bermain bulu tangkis. Permainan bulu tangkis ini memiliki tiga kategori yakni
tunggal, ganda dan ganda campuran. Teknik yang harus dikuasai telebih dahulu ialah servis.
Pukulan servis (service) merupakan pukulan pertama yang mengawali suatu permainan bulu
tangkis. Pukulan servis ini boleh dilakukan baik dengan forehand maupun backhand(Poople,
2011:21).

Dari waktu ke waktu perkembangan bulutangkis ini semakin berkembang pesat, hal
ini di sebabkan makin tingginya keterampilan penguasaan Teknik dari para pemain. Dengan
keterampilan bermain yang cukup tinggi yang dimiliki oleh rata-rata pemain, maka akan dapat
memberikan permainan yang bermutu.

Pemain bulutangkis yang handal diperlukan berbagai macam persyaratan, salah


satunya adalah penguasaan teknik dasar permainan bulutangkis. Dalam cabang olahraga
bulutangkis terdapat berbagai teknik dasar, diantaranya teknik servis, smash, lob, drop, dan
gerak kaki (Subardjah, 2000. 7). Sebagaimana dikemukakan Purnama (2010: 13) Permainan
bulutangkis merupakan yang banyak menggunakan dengan Gerakan yang cepat dan pukulan
yang keras yang dilakukan dalam waktu beberapa detik di antara reli-reli Panjang (Ballao,
1998), diantara pukulan pukulan yang memegang peranan penting dalam memperoleh poin
adalah pukulan backhand, Karena di butuhkannya posisi yang tepat Ketika bola dipukul
dengan setengah putaran raket dan putaran grip secara cepat di butuhkan koordinasi yang
tepat dengan gerakan kaki dan ayunan tangan serta anggota badan, taiming pada saat
memukul pun sangat mempengaruhi, salah sedikit melakukan pukulan maka tidak
menghasilkan poin.

Oleh karena itu Power otot lengan mempunyai peranan penting dalam permainan
bulutangkis, terutama saat melakukan pukulan backhand, dengan kekuatan otot pergelangan
tangan yang baik seorang pemain akan bisa melakukan pukulan servis backhand dengan baik.
Menurut Syahri Alhusin (2007:39) pada saat memukul shuttle cock, gunakan tenaga kekuatan
siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir diatas bahu kiri.
Untuk bias menghasilkan pukulan servis backhand yang maksimal dapat dilakukan dengan
penambahan program latihan beban, dengan variasi latihan beban menggunakan Latihan
beban dumblle untuk meningkat kan kekuatan otot pergelangan tangan.

Permainan ini sangat memerlukan gerakan yang tepat dan cepat untuk menghadapi
lawan. Bulutangkis merupakan olahraga yang di mainkan dengan menggunakan net, raket dan
shuttlecock atau juga disebut bola. Dengan teknik pukulan yang bervariasi mulai dari yang
relatif lambat hingga yang sangat cepat di sertai dengan gerakan tipuan untuk mematikan
pihak lawan: Asal mula olahraga ini dari India di kota Poona di abad 18 tahun 1870, mereka
kemudian membawa olahraga ini kedaratan Eropa tepatnya di kota badminton yang ada di
Inggris pada waktu itu. Hoe Schell yang menjadi ketua sekertaris dari IBF ( Informatin
Badminton Federation) saat ini dan memberikan latar belakang dari permainan ini dan
berkembang menjadi olahraga yang terkenal sampai saat ini.

Servis pendek backhand adalah pukulan servis dengan mengarahkan suttlecock


kearah bidang sasaran servis, yaitu kearah atau mengenai garis servis pendek (short service
line), ke sudut titik perpotongan antara garis vertikal dengan garis tengah dan garis vertikal
dan garis tepi. Servis pendek ini banyak digunakan dalam permainan ganda dan juga
permainan tunggal untuk mengecoh lawan (Zarwan,2010:81). Sedangkan Menurut Hasibuan
(2018:4) servis backhand adalah pukulan permulaan permainan dengan menggunakan
pegangan backhand yang dilakukan ke bidang diagonal lawan dan setipis-tipisnya di atas net.

Mengingat olahraga bulutangkis di indonesia sangat populer, apalagi banyak pemain


indonesia yang banyak menjuarai berbagai event kejuran dunia. Maka perkembangan
pelaksanaan bulutangkis semakin pesat, berbagai kejuaraan yang di selenggarakan dari tingkat
desa/kelurahan, UKM-UKM hingga kejuaraan nasional bahkan kejuaraan internasional, pada
umumnya,kejuaraan bulutangkis dapat di selenggarakan oleh berbagai pihak. Kejuaraan
bulutangkis juga sering dilakukan pada tingkat sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA hingga
sampai tingkat perguruan tinggi
Untuk menjadi pemain bulutangkis yang berprestasi maka seseorang harus
menguasai faktor-faktor teknis dan pendukung lainya. Penguasaan teknik dasar ataupun
teknik pukulan bulutangkis secara baik merupakan awal dari pola permainan yang baik pula.
Tentu hal itu harus pula di dukung dengan pengenaan seorang pelatih yang mampu.
Penanganan tersebut perlu dilakukan sejak awal misalnya dengan membentuk UKM-UKM
bulutangkis di perguruan tinggi, Sebab,UKM tersebut akan memunculkan bibit-bibit pemain
balutangkis yang handal.

Menurut Hadjarati, apa bila seorang mencapai prestasi yang optimal, perlu memiliki
empat hal yang meliputi (1) pembinaan fisik, (2) pembinaan teknik, (3) pembinaan taktik, (4)
pembinaan mental dan (5) kematangan bertanding. Adapun faktor-faktor penentu prestasi
olahraga menurut Sajoto meliputi (1) aspek biologis yang terdiri atas potensi atau kemampuan
dasar tubuh, fungsi organ tubuh, struktur dan postur tubuh, gizi (2) aspek psikologis yang
terdiri atas intelektual, motivasi, kepribadian, koordinasi kerja otot dan staf, (3) aspek
lingkungan, (4) aspek penunjang.

Peluang bagi pemain yang melakukan servis backhad untuk dapat meraih angka
dengan melakukan pukulan kearah lapangan lawan. Seorang pemain sebelum memutuskan
untuk melakukan servis terlebih dahulu mempertimbangkan keadaan dan posisinya. Karena
pukulan servis ini di identikan sebagai pukulan awalan menyerang yang diarahkan kelapangan
permainan lawan yang di lakukan dengan tenaga penuh dengan membutuhkan aspek kekuatan
otot lengan, siku, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak
tubuh yang harmonis.

Menurut Widiastuti (2015:30) ada sembilan komponen fisik yang perlu ditingkatkan
yaitu : daya tahan jantung dan paru/endurance,kekuatan otot (strength), kelentukan
(fleksibilitas), kecepatan (speed), daya eksplosif (power), kelincahan (agillity), keseimbangan
(balance), ketepatan (accuracy) dan koordinasi (coordination),untuk menambahkan kekuatan
atau daya pada pergelangan tangan saat melaukukan servis pendek backhand yang lebih
dominan ialah kekuatan dan kecepatan (Tantra, 2016:111). Meningkatkan kemampuan power
lengan diperlukan latihan. Kontraksi otot yang terjadi ketika melakukan servis pendek
backhand berupa kontraksi isotonik. Menurut Yudiana, dkk (2012:2) latihan kontraksi isotonik
dapat dilakukan melalui latihan beban dalam yaitu beban tubuh sendiri, maupun melalui
beban luar sepert mengangkat barbel atau menggunakan sejenis alat/mesin latihan kekuatan,
dan sejenis lainnya.Menurut Putra (2014:2) latihan beban dapat dilakukan dengan
menggunakan beban dari berat badan sendiri (beban dalam) atau menggunakan beban luar
yaitu beban bebas (free weight) seperti dumbbell, barbell atau mesin beban (gym machine).
Latihan dumbbell merupakan bentuk latihan beban yang sangat berhubungan langsung
dengan kekuatan otot lengan (Dwi, 2014:14). Sedangkan berat beban disesuaikan dengan
umur perserta atau sampel (simbolon, 2016:48) : 0,5kg kebawah pada usia 11 tahun kebawah
putra dan putri, 0,5-1kg pada usia 11-16 tahun putra, dan putri, dan 1-2kg pada usia 17 tahun
keatas putra dan putri. Menurut Yogaswara (2015:17) dumbbell yang digunakan anak usia
pemula untuk melatih pergelangan tangan dengan berat 0,5-1kg.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah saya lakukan pada UKM mahasiswa
STKIP Mutiara Banten mahasiswa masih banyak melakukan kesalahan saat melakukan servis
backhand, itu terlihat saat mahasiswa tersebut melakukan kegiatan latihan bulutangkis,
mahasiswa masih banyak melakukan kesalahan yang terjadi pada servis pendek backhand,
mahasiswa masih ada kurang memperhatikan pegangan raket saat melakukan servis pendek
backhand, masih ada servis yang dilakukan mahasiswa tidak melewati net, ketidak mampunya
mahasiswa melakukan servis dikerenakan kurangnya power otot lengan pada saat servis
pendek, rangkain mengayun raket dan memukul shuttlecock masih terputus. Servis pendek
backhand merupakan awalan penting bagi permainan bulu tangkis. Adapun komponen fisik
servis pendek backhand ini lebih dominan gabungan dari kekuatan dan kecepataan dapat
menghasilkan power yang baik saat melakukan servis pendek backhand.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin


melakukan penelitian dengan judul “pengaruh latihan power otot lengan dan beban dumblle
terhadap keterampilan servis pendek backhand bulutangkis UKM Mahasiswa STKIP Mutiara
Banten”.
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah di paparkan di atas dapat di identifikasikan masalah
yaitu:

1. Kekuatan otot lengan dapat mempengaruhi pukulan servis backhand.


2. Kurangnya kekuatan otot lengan bisa mempengaruhi hasil pukulan servis backhand.
3. Ketidak mampunya mahasiswa melakukan servis pendek backhand di karenakan
kurangnya power otot lengan.
4. Posisi badan dapat mempengaruhi hasil pukulan servis pendek backhand

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas agar permasalahan tidak
meluas serta menyimpang dari sasaran, maka peneliti membatasi penelitian tentang “Pengaruh
Latihan Power Otot Lengan Dan Beban Dumblle Terhadap Keterampilan Servis Pendek
Backhand Bulutangkis UKM Mahasiswa STKIP Mutiara Banten”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah di uraikan di atas,
maka penulis akan menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh latihan power otot lengan terhadap keterampilan servis pendek
backhand bulutangkis?
2. Apakah terdapat pengaruh beban dumblle terhadap keterampilan servis pendek backhand
bulutangkis?
3. Apakah pengaruh latihan power otot lengan dan beban dumblle secara bersamaan terhadap
keterampilan servis pendek backhand bulutangkis?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan power
otot lengan dan beban dumblle terhadap keterampilan servis pendek backhand bulutangkis.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

a. Bagi pelatih

Pelatih dapat mengetahui pengaruh latihan power otot lengan dan beban
dumblle terhadap keterampilan servis pendek backhan bulutangkis.

b. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan referensi bagi
para mahasiswa yang telah memiliki semangat dan motifasi mengikuti pembelajaran
karena pembelajaran di kemas secara menarik dan dapat membantu mahasiswa dalam
meningkatkan keterampilan servis pendek backhand dengan baik pada permainan
bulutangkis.

c. Bagi pembaca
Manfaat penelitian ini bagi pembaca yaitu sebagai referensi dalam melakukan
penelitian lanjutan mengenai keterampilan servis pendek backhand permainan
bulutangkis. Selain itu juga, dapat memberikan motivasi dan gambaran umum kepada
pembaca dalam menentukan topik penelitian.

2. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai
sumber informasi dalam menjawab permasalahan permasalahan yang terjadi dalam proses
latihan terutama dalam meningkatkan kemampuan servis pendek backhand pada
bulutangkis. Selain itu penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam
menyusun program latihan bulutangkis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Sejarah Bulutangkis

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang paling terkenal di dunia.


Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan
pria maupun wanita memainkan olahraga ini dalam atau luar ruangan untuk rekreasi juga
sebagai ajang persaingan, Bola bulutangkis tidak di pantulkan dan harus dimainkan di
udara, sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak
reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi. Pemain bulutangkis juga dapat
mengambil keuntungan dari permainan ini dari segi sosial, hiburan, dan mental.

Bulutangkis merupakan olahraga yang di mainkan dengan menggunakan net,


raket, dan bola dengan tehnik pemukulan yang bervariasi mulai dari yang relatif lambat
hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan. Sebenarnya, pukulan yang
berlangsung dalam rally dapat saja bervariasi mulai 200 mil per jam pada pukulan servis
pendek backhand. Bila dimainkan oleh orang ahli, permainan olahraga lapangan yang
paling cepat di dunia. Pada kejuaraan Ganda Putra Terbuka Amerika Serikat, satu
rally terdiri dari 89 pukulan, tapi hanya berlangsung selama 1 menit. I pukulan bergerak
melintasi net pada setiap setengah detik ! Namun, permainan pada partai tunggal dan ganda
dapat di kontrol untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan individual pada aktivitas
fisik mereka. Ternyata beberapa permainan merupakan pelopor dari permainan bulutangkis
modern, tetapi asal permainan tersebut tidak di ketahui. Catatan menunjukan bahwa
permainan yang di mainkan dengan pemukul kayu dan bola bulutangkis (cock) telah di
mainkan di Cina kuno, di England pada abad ke-12, di Polandia pada awal abad ke-18 dan
di India di penghujung abad ke-19. Permainan yang di sebut dengan “battlrdore dan
shuttlecock" mencakup pemukulan bola dengan nama bat atau "batedor" dan dimainkan di
Eropa antara abad ke-11 dan 14. Peserta diharuskan untuk menjaga bola agar tetap dapat
dimainkan selama mungkin.

Battledor dan shuttlecock dimainkan di ruangan besar yang di sebut dengan


Badminton House di Glaucestershire, England selama tahun 1860- an, dan akhirnya nama
bulutangkis menggantikan battledore dan shuttlecock. Area tempat bermain pada ruangan
tersebut mempunyai bentuk seperti jam pasir, yang menyempit pada bagian tengahnya.
Dengan demikian pemain harus memainkan cock pada ketinggian minimum untuk
menjaga agar rally terus berlangsung. Permainan bulutangkis di mainkan di lapangan yang
berbentuk ganjil tersebut hingga pada tahun 1901. Sebuah kawat ditambahkan melintasi
bagian tengah lapangan untuk membentuk net yang masih belum sempurna. Peraturan
bulutangkis mulai di tetapkan pada tahun 1887 dan kemudian di perbaiki pada tahun 1895
dan 1950. Peraturan tersebut masih tetap digunakan hingga saat ini dengan sedikit
perubahan.

Bulutangkis tidak di ketahui dan tidak di pandang di Amerika Serakat. Setelah


diperkenalkan di New York pada tahun 1878, olahraga tersebut berkembang dengan
lambat. Asosiasi Bulu Tangkis Amerika atau A.B.A. merupakan organisasi nasional
pertama di Amerika serikat yang dibentuk pada tahun 1936, A.B.A menggandakan
Kejuaraan Nasional Amerika pertama di Chicago pada tahun 1937 dan Tumamen Nasional
Junior pertama tahun 1947. Regu putra Amerika bermain dengan sangat baik selama tahun
50-an, dan beberapa kali memasuki final kejuaraan Thomas Cup. Regu putri Amerika
menguasai persaingan Uber Cup mulai dari tahun 1957 hingga 1966. Kejuaraan antara
perguruan tinggi nasional pertama diadakan pada tahun 1970. Minat dan dana dalam
olahraga profesional meningkat secara geometris selama tahun 1970-an, tapi pandangan
masyarakat pada umumnya terhadap bulutangkis yang di anggap sebagai olahraga yang
lambat masih tetap menjadi pandangan yang salah.

Tahun-tahun terakhir ini, minat masyarakat telah meningkat, A.B.A di atur


kembali pada tahun 1977 dan menjadi Asosiasi Bulu Tangkis Amerika ( U.S.B.A). Pada
tahun 1985, bulu tangkis di tetapkan menjadi bagian olahraga yang di pertandingkan pada
Olimpiade 1992 yang di adakan di Barcelona Spanyol. Sebelumnya bulutangkis di jadikan
olahraga yang di pertunjukan pada Olimpiade 1988 di Seoul, Korea. Masuknya bulu
tangkis sebagai salah satu cabang olahraga yang di pertandingkan di Olimpiade
mendukung popularitas olahraga tersebut untuk mendapatkan pengakuan. U.S.B.A dewasa
ini merupakan Badan Pemerintahan Nasional atau N.G.B yang mewakili bulu tangkis pada
Komite Olimpiade Amerika Serikat atau U.S.O.C.

2. Hakikat Bulutangkis

olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan. Olahraga dalam
kegiatan manusia sangat penting, karena melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang
sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak kepribadian, kedisiplinan, sportivitas, dan
juga dapat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya yang pada
akhirnya membentuk manusia berkualitas (Palmizal dan Setiawan, 2019:6).

Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat
indonesia hal ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat yang ikut meramaikan
olahrag bulutangkis baik dalam kegiatan olahraga sehari-hari maupun dalam kegiatan
kejuaran olahraga bulutangkis yang resmi dari mulai tingkat daerah, nasional maupun
tingkat dunia seperti Sea Games, Asian Games dan Olimpiade (Putra & Sugiyanto,
2016:175-185). Olahraga bulutangkis dimainkan dari mulai anak-anak sampai dewasa
dengan tujuan mulai mencari hiburan, menjaga kebugaran dan kesehatan sampai prestasi.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan prestasi terbaik di dunia dengan menjadi juara
diajang kejuaraan-kejuaraan bergengsi di dunia dengan prestasi-prestasi membanggakan
tersebut mampu menarik perhatian masyarakat memainkan olahraga bulutangkis untuk
mencari kesehatan sampai mencari prestasi (Aprilia, 2018).

Bulutangkis merupakan olahraga yang sangat kompleks setidaknya ada empat


komponen yang harus dikuasai untuk bisa memainkan olahraga bulutangkis dengan baik
yaitu meliputi keterampilan fisik yang kuat, taktik, startegi yang cerdik dan mental yang
bagus karena didalam bulutangkis tidak bisa mengandalkan satu komponen saja untuk bisa
memainkan permainan bulutangkis dengan baik dan benar (Patterson, Pattison, Legg,
Gibson, & Brown, 2017; Rusydi, Sasaki, Sucipto, Zaini, & Windasari, 2015) di kutip
dalam Mighfaruddin dkk (2020:341). Menurut Arifin, Januarto, & Tomi (2020:341) juga
menjelaskan bahwa bulutangkis merupakan olahraga yang kompetitif karena
membutuhkan kecepatan serta kekuatan. Sedangkan Phomsoupha & Laffaye di kutip
dalam Mighfaruddin dkk (2020:341) juga menyebutkan bahwa bulutangkis merupakan
olahraga yang eksplosif yang melibatkan beberapa unsur gerakan, baik itu kelincahan,
kecepatan, kekuatan, ataupun reaksi.

Dengan demikian yang di maksud permainan bulutangkis dalam penelitian ini


adalah permainan memukul sebuah shuttlecock menggunakan raket, melewati net ke
wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikanya kembali. Permainan
bulutangkis dilaksanakan dua belah pihak yang saling memukul shuttlecock secara
bergantian dan bertujuan menjatuhkan atau menempatkan shuttlecock di daerah lawan
untuk mendapatkan point. Berikut adalah sarana dan prasarana permainan bulutangkis,
yaitu :

a) Lapangann bulutangkis
Gambar 2.1 lapangan bulutangkis

Bentuk lapangan bulutangkis resmi dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran


panjang dan lebar tertentu yaitu 13,40 meter dan 6,10 meter, dengan ketebalan garis 3,8
cm. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang
tergantung di tiang net yang ditanam di pinggir lapangan dengan tinggi net dari lantai
1,524 meter. Alat yang digunakan adalah sebuah raket sebagai alat pemukul serta
"Shutlecock" sebagai bola yang dipukul.

Permainan bulutangkis mempunyai lapangan yang berbebtuk persegi panjang


dan digolongkan atas dua yaitu bidang permainan yang saling berhadapan dan terpisah
dengan net yang membentang di tengah.

Ada beberapa garis permainan pada masing-masing bidang tersebut yaitu garis
sevis depan, garis servis tengah, garis servis samping ( kuntuk permainan tunggal) sisi
kiri dan kanan, dan garis servis belakang (bagi permainan ganda).

Adapun ketebalan masing-masing garis permainan lapangan badminton


tersebut sekitar 40mm dan diharuskan berwarna kontras dengan warna lapangan.
Adapun beberapa warna garis yang direkomendasikan ialah warna kuning atau putih.

Disarankan juga bahan permukaan lapangan badminton adalah bahan sintetis


yang lunak dan kayu, dan tidak diperbolehkan untuk menggunakan permukaan
lapanganyang bahannya dari bahan sintetis yang keras dan beton karena bisa
menyebabkan paara pemain cidera.

b) Raket bulutangkis

Raket adalah alat untuk memukul bola dalam permaian bulutangkis, tenis, dan
squash, ujungnya berbentuk bidang oval (bulat telur) berjaring (dari bahan nilon),
bergagang, dan dilengkapi dengan pegangan.

Secara tradisional raket bulutangkis dibuat dari kayu. Kemudian alumunium


atau logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket
bulutangkis professional berkomposisikan komposit serat karbon (plastic bertulang
grafit) Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan
memberi perpindahan energy kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan
masih menggunakan baja aau alumunium untuk sebagian atau keseluruhan raket,
adapun ukuran raket adalah sebagai berikut.

Berat raket bulutangkis kurang dari 150 gram


Panjang raket bulutagkis: 66-68 cm
Lebar raket bulutangkis 19-22 cm

Gambar 2.2 raket bulutangkis


c) Kok (shutlecocks)

Kok atau bola bulu tangkis (Shuttlecocks) adalah bola yang digunakan dalam
olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk
kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus

Kata kok diadaptasi dari Bahasa inggris cock yang berarti ayam jantan
(sebelum menggunakan bulu angsa, kok dibuat dari bulu ayam). Namun karena cock
juga memiliki arti konotasi yang negatif maka dalam Bahasa inggris kok disebut
Shuttlecock, mengingat pergerakannya yang bolak balik di dalam lapangan.

Menurut hukum bulu tangkis yang dikeluarkan oleh badan federasi bulu
tangkis dunia (BWF), kok mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Kok memiliki 16 helai bulu


Semua bulu harus memiliki panjang yan sama yaitu antara 62 mm dan 70 mm.

Gambar 2.3 sutlecocks

Menurut PBSI (dalam Himawanto, 2011: 67). Pemain, untuk dapat berprestasi
semaksimal mungkin, maka suatu tim harus menguasai teknik dasar pemain bulutangkis
supaya strategi yang diterapkan oleh pelatih akan berjalan disekitar pertandingan. Salah
satu teknik yang harus dikuasai adalah teknik pukulan dalam olahraga bulutangkis yang
harus dikuasai oleh para pemain antara lain:

1) Pegangan Raket (Grip)

Ada 3 (tiga) cara memegang raket dalam permainan bulutangkis,antara lain:

a. Forehand grip

Pegangan forehand dapat digunakan untuk setiap gerakan pukulan.


Pegangan raket terletak menyilang pada telapak tangandan jari-jari tangan kanan. Jari
telunjuk harus agak terpisah sedikit dengan jari-jari lain seperti hendak menarik
pelatuk pistol. Ibu jari akan melingkar wajar pada sisi kiri dari pegangan raket. Jari-
jari agak renggang letaknya satu sama lain.

b. Backhand grip

Satu-satunya perbedaan antara pegangan untuk Satu-satunya


melakukanpukulan forehand dan backhand ialah letak ibu jari yangdipindahkan dari
kedudukan melingkari sisi pegangan raket (untuk forehand) menjadi posisi tegak
disudut kiri atas daripegangan tersebut (untuk backhand).

c. Frying pan grip

Cara pegangan ini biasanya dipakai untuk melakukan danmengembalikan


pukulan servis, serta dalam permainan net(jaring) pada permainan yang
membutuhkan pukulan-pukulan pendek.

2) Foutwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu
apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi baik, seorang
atlet harus memiliki kecepatangerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau
footwork-nya tidak teratur.

3) Servis (Service)

Pukulan servis merupakan pukulan pertama yang mengawali suatu permainan


bulutangkis. Pukulan ini boleh dilakukan baik dengan forehand maupun dengan
backhand. Pukulan servis dengan forehand banyak digunakan dalam permainan tunggal,
sedangkan pukulan servis backhand umumnya digunakan dalam permainan ganda. Ada
dua jenis servis dalam permainan bulutangkis, yaitu: servis pendek dan servis panjang.

4) Sikap dan Posisi

Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian napa,sehingga dengan


sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru
lapangan permainan.

5) Overhead Clear/Lob

Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena
teknik pukulan lab ini banyak kesamaannya dengan teknik smash dan dropshort,
Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari
belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.

6) Smash

Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan
tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan
utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smash adalah bentuk pukulan keras yang
sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras,
laju jalannya shuttlecock cepat menuju lantai lapangan, sehingga pukulan ini
membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dun fleksibilitas pergelangan
tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis. Dalam praktek permainan, pukulan
smash dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).

7) Netting

Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekatmungkin ke net,


dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila
bolanya dipukul halus dan melintirtipis dekat sekali dengan net. Karakteristik teknik
dasar ini adalah shuttlecock senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net
di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi
raket dan shuttlecock saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting
yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.

3. Macam-macam servis bulutangkis

Penguasaan teknik dasar servis dalam permainan bulutangkis mempunyai peran


yang sangat penting, karena servis memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
mendapatkan angka dan memenangkan pertandingan. Servis pendek yaitu servis dengan
mengarahkan shuttlecock dengan tujuan kedua sasaran yaitu ke sudut titik perpotongan
antara garis servis di depan dengan garis tengah dan garis servis dengan garis tepi,
sedangkan jalannya shuttlecock menyusul tipis melewati net menurut Tohar dalam
(Hartanto, 2017). Dari pengertian tersebut, servis pendek adalah servis dimana shuttlecock
melintas tipis melewati net. Penguasaan servis pendek dilakukan dengan dua cara yaitu
servis pendek forehand dan servis pendek backhand. Servis forehand pendek tujuan servis
pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan.

Selain itu, lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan. Variasi arah dan sasaran
servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis. Shuttlecock harus dipukul
dengan ayunan raket yang relatif pendek. Pada saat perkenaan dengan kepala raket dan
shuttlecock, siku dalam keadaan bengkok untuk menghindari penggunaan tenaga
pergelangan tangan dan perhatikan peralihan titik berat badan. Sedangan servis backhand
arah dan jatuhnya shuttlecock sangat dekat dengan garis serang pemain lawan. Shuttlecok
juga sedapat mungkin melayang relatif dekat di atas jaring net (Aksan, 2013).

Servis dalam bulutangkis harus sesuai dengan peraturan permainan bulutangkis.


Adapun ketentuan servis dalam bulutangkis menurut Sapta Kunta Purnama (2010: 16),
antara lain:

a. Ketinggian bola saat perkenaan dengan kepala raket berada di bawah pinggang.
b. Saat perkenaan dengan bola, kepala raket harus condong ke bawah.
d. Tidak ada gerakan ganda (saat ayunan memukul sampai perkenaan dengan bola satu kali
gerakan).
e. Gerakan raket harus berkelanjutan tanpa adanya saat yang putus-putus.

Berikut ini akan diuraikan cara melakukan servis pendek backhand menurut
Herman Subardjah (2000: 43-44):

a. Servis Pendek

Servis pendek adalah melakukan pukulan servis dengan mengarahkan


shuttlecock dengan tujuan kedua sasaran yaitu: ke sudut titik perpotongan antara garis
servis depan dengan garis tengah dan garis servis depan dengan garis tepi, sedangkan
jalannya shuttlecock menyusur tipis melewati net. Cara memukul servis pendek ini
dapat dilakukan secara pukulan penuh atau dipukul secara dipotong (Tohar, 1992: 68).
Gerakan perpindahan berat badan diawali dari kaki yang berada di belakang kemudian
dipindahkan ke kaki depan. Ayunan raket dari belakang setinggi bahu. Ayunan yang
memegang raket digunakan ke depan. Setelah gerakan ayunan itu sampai ke sebelah
kanan badan, dilanjutkan dengan gerakan memukul shuttlecock yang dipegang oleh
tangan kanan atau tangan kiri apabila pemin tersebut kidal untuk dijatuhkan. Disaat
shuttlecock itu jatuh maka baru dipukul ke depan hingga melewati net.

Gambar 2.4 servis pendek

b. Servis drive

Teknik pukulan bulu tangkis ini merupakan gerakan servis yang dilakukan
dengan cara memukul shuttlecock dengan posisi tangan dan raket yang mendatar. Servis
drive merupakan teknik menyerang yang dilakukan dengan cara memukul bola
langsung pada lawan menggunakan forehand. Servis ini memungkinkan kamu untuk
membatasi opsi pengembalian bola dari lawan, sehingga poin bisa didapatkan dengan
mudah, terutama ketika lawan sedang lengah. Targetkan sasaran tembak kamu di sudut
titik-titik perpotongan antara garis belakang dengan garis tengah lapangan. Lalu, kamu
juga bisa melakukan teknik servis mendatar dengan forehand atau pun backhand.
Berikut gambar servis drive yaitu:
Gambar 2.5 servis drive

4. Hakikat power otot lengan

Bulutangkis olahraga tidak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk melakukan.


Dikarenakan bulu tangkis hanya menggunakan sarana seperti raket, sepatu, net, kock, dan
lapangan yang memadai. Masyarakat yang melakukan olahraga bulutangkis menyadari
bahwa kemajuan sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun teknologi
berpengaruh sangat penting bagi atlet usia dini sampai dewasa dalam ketekunanmengikuti
olahraga tersebut. Power merupakan salah satu bagian penting dalam berbagai cabang
olahraga, seorang yang memiliki power yang sangat baik lebih mudah dalam melakukan
kegiatan salah satu cabang olahraga yang diikutinya. Power merupakan bagian dari
kekuataan dan kelincahan. Menurut Harsono (2015) Power adalah hasil kekuatan dan
kelincahan. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan Power dapat di artikan hasil dari
perbaduan kekuataan dan kelincahan yang di lakukan secara bersama-sama dalam
melakukan kegitan dalam satu cabang olahraga yang di ikutinya (Harsono, 2017). Di
dalam olahraga bulutangkis banyak bermacam pukulan salah satunya lob, merupakan
pukulan yang dilakukan pemain bulutangkis menggunakan raket untuk menjauhkan kock
ke pihak lawan sampai ke ujung garis masuk dalam permainan bulutangkis, biarpihak
lawan mengejar kock tersebut dan mengembalikan lagi, kalo pihak lawan tidak bisa
mengembalikan pukulan tersebut maka mendapatkan satu point dalam permainan tersebut.

Power merupakan latihan yang menggunakan kekuatan, kelincahan, ketepatan


dalam melakukan kegaiatan salah satu cabang olahraga yang dilakuin. Berikut ini
pengertian power menurut Sukadiyanto (2005) dalam Mylsidayu dan Kurniawan, (2015)
power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Menurut Nurhasan (2005)
Mylsidayu dan Kurniawan (2015) kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot dalam
menahan beban secara maksimal. Secara sederhana kekuatan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk memberikan tenaga terhadap tekanan. Menurut Juliantine, et al(2007)
dalam Mylsidayu, dan Kurniawan (2015) power adalah kemampuan otot untuk
mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Mylsidayu &
Kurniawan, 2015). Menurut Bompa (1999) Budiman dan Widiyanto (2014) adalah
kemampuan otot untuk mengerluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat
(Budiman & Widiyanto, 2014).

Otot lengan memiliki berperan penting dalam permainan bulutangkis bagi seorang
alet dini sampai dewasa. Dalam permainan bulutangkis salah satu tenik pukulanya yaitu
servis pukulan servis membutuhkan power otot lengan untuk memukul sebuah kock
kepihak lawan untuk mendapatkan point, jika seorang atlet tidak memiliki power otot
lengan yang baik, maka atlet tersebut tidak mendapatkan point pihak lawan mendapatkan
point.

Menurut Basmajian (dalam Dharmawan 2016: 33). Lengan pada olahraga tenis
meja berfungsi sebagai penggerak bet untuk memukul bola dan sebagai penyeimbang pada
saat melakukan pukulan. John V. bahwa lengan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu lengan atas
dan lengan bawah, dijelaskan sebagai berikut:

1. Lengan bagian atas

Tulang lengan atas tersusun atas tulang humerus. Otot-otot yang bekerja
musculus triceps brachii, musculus brachialis, musculus brachiradialis, musculus fleksor
carpi radialis.

2. Lengan bagian bawah

Tulang lengan bawah tersusun atas tulang ulna, radius dan tulang metacarpals.
Otot-otot yang yang bekerja meliputi: musculus palmaris longus, musculus carpi
ulnaris, musculus fleksor digitorum superior, musculus pronator teres, musculus fleksor
policis longus, musculus fleksor digitorum profundus.
Otot lengan kemampuan seorang pemain atau atlet untuk mempergunakan
kekuatan otot lengan yang di gerakan semaksimal untuk melakukan olahraga
bulutangkis pada saat melakukan pukulan servis pendek. Gerakan servis di dominasi
dengan kekuatan otot lengan dan power yang penuh untuk melakukan gerakan pukulan
tersebut. Perpaduan antara otot lengan dengan power menjadi pukulan seorang atlet atau
pemain bulutangkis pada saat melakukan tersebut menjadi maksimal danmendapatkan
point.

Dalam bermain bulutangkis dibutuhkan koordinasi mata tangan yang sangat


penting. Koordinasi mata-tangan yang tidak baik bagi seorang atlet dalam melakukan
olahraga bulutangkis, maka atlet / seorang yang melakukan olahraga bulutangkis tidak
baik dalam melakukan latihan yang dikasih oleh pelatih dari segi power, kekuataan dan
kelincahan. Menurut mata-tangan merupakan salah bentuk latihan fisik yang
berpengaruh dalam melakukan kegiatan latihan dari segi gerak dan keterampilan
berlatih, termasuk dalam keterampilan dan gerak olahraga bulutangkis.

Menurut Sadoso Sumosardjuno (1998) dalam Puri (2012: 23-24), power otot
lengan adalah suatu integrasi antara bebann dumblle sebagai pemegang fungsi utama
dan tangan sebagai pemegang fungsi melakukan suatu gerakan tetentu. Seorang atlet
atau pemain bulu tangkis tidak meliki power, otot lengan dan beban dumblle tidak baik
atau tidak memenuhi secara maksimal dalam pemainan bulutangkis secara individu
maupun kelompok, tidak akan mendapatkan point secara penuh dari pihak lawan, dalam
melakukan bermacam pukulan dasar dalam pemainan bulutangkis salah satunya servis.
Pukulan servis merupakan gerakan dasar dalam permainan bulutangkis.

Pukulan servis pendek backhand ini menjadi salah satu faktor dalam pemainan
bulutangkis dimana dalam pemainan tersebut masih banyak pemain bulutangkis masih
kurang maksimal dari segi power, otot lengan tangan yang baik dalam melakukan salah
satu gerakan dasar dalam pukulan pemainan bulutangkis. Jadi seorang pemain
bulutangkis harus memiliki power, otot lengan tangan yang maksimal dalam melakukan
gerakan dasar permainan bulutangkis yang di berikan selama masa latihan dengan
pelatih, bermain individu maupun kelompok dan saat pertandingan nasional dan non
nasional.

5. Hakikat latihan beban dumbllen

Latihan dumbblle (daya ledak otot lengan) terhadap ketepatan pukulan servis
pendek sehingga bentuk latihan ini diharapkan dapat memberikan kotribusi terhadap
prestasi bulutangkis. Untuk mengembangkan dan meningkatkan teknik kemampuan
pukulan servis pendek. Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam
kelompok olahraga permainan bola kecil. Dapat dimainkan di dalam maupun di luar
ruangan dengan menggunakan shuttlecock (bola bulu tangkis) dan raket sebagai alat untuk
memukul shutllecock dan net sebagai batas area bola. Olahraga ini menjadi salah satu
olahraga yang paling banyak digemari, karena permainan ini mudah untuk dilakukan dan
menyenangkan. Cabang olahraga ini seseorang dituntut harus memiliki kelenturan,
kelincahan, ketehanan fisik, dan keterampilan. Dalam buku ajar Salim (2008:9)
Bulutangkis adalah aksi saling memukul terhadap sebuah bola berbentuk seperti peluru
yang dilengkapi asesoris yang terbuat dari bulu unggas. Aksi saling memukul ini dilakukan
oleh dua orang atau regu dengan saling melontar dan menerima bola. Sedangkan, menurut
buku ajar Grice (2007:1) mengemukakan bahwa permainan bulutangkis merupakan
olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan bola dengan teknik
pemukulan yang bervariasi mulai dari yang relative lambat hingga yang sangat cepat
disertai dengan gerakan tipuan.
Gambar 2.6 latihan beban dumblle

Tujuan dilakukannya latihan ini adalah untuk melatih power otot lengan terutama
deltoid bagian depan dan bagian samping. Proses latihanya adalah sebagai berikut: 1.
Barbell dipegang kedua tangan dengan posisi tangan bengkok, siku melebar ke samping,
telapak tangan saling berhadapan dan beban berada sejajar bahu. 2. Dengan diangkat ke
atas sampai posisi tangan lurus. 3. Setelah itu barbell dapat di turunkan ke depan tubuh
(military press) atau ke belakang leher (behind the neck). 4. Beban diturukan sampai
seperti posisi awal. Dalam buku ajar Mohammad Ali Mashar dan Dwinarahayu (2010:55)
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Bentuk latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan
seperti mengangkat, menghela, atau menarik suatu beban seperti latihan dumbbell. Beban
yag diangkat sedikit demi sedikit ditambah beratnya agar sesuai dengan perkembangan
otot. Gerakan yang dapat digunakan untuk melatih kekuatan otot lengan adalah latihan
mengangkat dumbblle. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1.) Berdiri tegak, lengan
lurus kebawah sambil memegang dumbbell dengan telapak tangan menghadap kedepan, 2).
Angkat dumbblle dengan cara membengkokkan siku keatas, 3). Mula-mula lakukan latihan
dumbblle dengan beban yang ringan dahulu supaya tidak terjadi cidera otot kemudian
semakin lama ditambah beratnya, 4). Latihan dumbblle bisa dilakukan dengan satu tangan
secara bergantian atau dengan dua tangan secara bersamasama.

Bowers dan Fox dalam jurnal Faizal Chan (2012:3) terdapat empat prinsip dasar
tentang latihan beban dumblle, yaitu:

a. Prinsip beban berlebih (Over Load Principle)

Kekuatan otot akan lebih efektif bila diberikan beban sedikit diatas
kemampuannya. Hal ini bertujuan untuk mengadaptasikan fungsional tubuh, sehingga
dapat meningkatkan kekuatan otot. Latihan yang menggunakan latihan beban dibawah
atau diatas kemampuannya hanya akan menjaga kekuatan supaya tetap stabil, tetapi
tidak akan meningkatkannya. Dengan prinsip beban berlebih ini, maka kelompok-
kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara efektif. Peningkatan beban yang
dilakukan haruslah lebih berat dari latihan sebelumnya pada batas ambang rangsang
kepekaannya (thereshold of sensivity).

b. Prinsip peningkatan secara bertahap (progresif principle)

Pembebanan terhadap otot yang bekerja harus ditambah secara bertahap selama
pelaksanaan program latihan beban. Yang menjadi dasar kapan beban itu ditambah
adalah dengan menghitung jumlah repetisi/angkatan yang dilakukan sebelum datangnya
kelelahan.

c. Prinsip pengaturan latihan

Program latihan beban harus dibuat dengan baik, agar kelompok otot besar
dapat dilatih terlebih dahulu sebelum melatih kelompok otot yang kecil, sebab
kelompok otot yang kecil lebih cepat lelah dibanding dengan kelompok otot besar.
Membuat program latihan harus diatur agar otot yang sama tidak dilatih secara berturut-
turut dengan dua jenis latihan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar otot ada saat
istirahat setelah melakukan aktivitas.

d. Prinsip kekhususan

Membuat program latihan beban harus didesain secara khusus, yaitu dengan
mengikuti pola keterampilan gerak yang spesifik agar pengembangan daya ledak otot
akan diikuti dengan pola gerakan yang sudah mengarah pada keterampilan yang spesifik
tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang spesifik, program latihan beban harus
disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga dan tujuan yang akan dicapai.

6. Hakikat servis pendek backhand


Pukulan servis backhand merupakan pukulan pertama yang mengawali suatu
permainan bulutangkis. Dikatakan bahwa servis adalah pukulan dengan raket yang
menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai
pembuka permainan dan merupakan suatu pukulan penting dalam pemainan bulutangkis
(Tohar, 1992: 40-41). Purnama (2010: 16) menyatakan pukulan servis merupakan pukulan
yang sangat menentukan dalam awal memperoleh nilai, karena pemain yang melakukan
servis dengan baik dapat mengendalikan jalanya permainan. Pukulan servis merupakan
pukulan yang pertama yang mengawali suatu permainan bulutangkis. Ada tiga jinis servis
dalam permainan bulutangkis yaitu servis pendek, servis tinggi dan flick atau servis
setengah tinggi namun biasanya servis sering digabungkan ke dalam jenis backhand.

Pukulan servis backhand merupakan pukulan pertama yang mengawali suatu


permainan bulutangkis (Poole, 2007: 21). Short serve menurut Aksan (2012: 143), adalah
pukulan servis dengan pegangan backhand dan diarahkan ke bidang permainan lawan.
Pukulan servis terbagi menjadi tiga jenis teknik, yaitu servis panjang (forehand), servis
pendek (backhand), dan drive serve atau servis setengah tinggi. Bisa dilakukan
menggunakan pukulan backhand ataupun forehand. Servis pendek yaitu servis dengan
mengarahkan shuttlecock dengan tujuan kedua sasaran yaitu: ke sudut titik perpotongan
antara garis servis di depan dengan garis tengah dan garis servis dengan garis tepi,
sedangkan jalannya shuttlecock menyusur tipis melewati net (Tohar, 1992: 41).

Subarjah (2000: 44), menyatakan servis pendek merupakan servis yang diarahkan
pada bagian depan lapangan lawan, biasanya dilakukan dalam permaianan ganda. Menurut
Sutrisno & Yuni Mariani yang dikutip oleh Pribadi (2011: 18), tujuan servis pendek adalah
untuk memaksa lawan agar kesulitan atau tidak dapat melakukan serangan. Pukulan servis
boleh dilakukan dengan baik maupun dengan servis pendek (backhand). Dari pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa servis pendek adalah pukulan pertama pada permainan
bulutangkis yang diarahkan pada bagian depan lapangan. Tujuannya untuk memaksa lawan
agar tidak melakukan serangan.
Gerakan awal dalam servis pendek merupakan gerakan pada tahap fase persiapan
sikap servis pendek. Fase persiapan untuk melakukan servis pendek. Satu-satunya
pengecualian adalah anda harus berdiri lebih dekat ke garis servis pendek, kira-kira dalam
jarak 6 inci (15 cm atau kurang) (Grice, 2007: 27). Pada fase persiapan ini pemain
melakukan servis pendek berdiri lebih dekat dengan garis servis pendek. Lebih lanjut Grice
(2007:28) menyatakan urutan-urutan melakukan gerakan awal servis pendek pada fase
persiapan yaitu:

1) Pegangan tangan menggunakangrip handshake atau pegangan pistol.


2) Posisi berdiri lurus atau agak dimiringkan.
3) Bola dipegang pada setinggi pinggang.
4) Tumpukan berat badan pada kedua kaki.
5) Tangan yang memegang raket pada posisi backswingatau siap untuk
menggerakan raket ke arah belakang.
6) Pergelangan tangan ditekukkan.

Gerakan lanjutan dalam servis pendek adalah tahap fase pelaksanaan servis
pendek. Menurut Grice, (2007: 28) pemain melaksanakan servis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

1) Pindahkan berat badan pada bagian depan telapak tangan kaki atau
pada ujung jari-jari kaki.
2) Gunakan sedikit gerakan pergelangan tangan atau tidak sama sekali.
3) Lakukan kontak pada ketinggian paha.
4) Bola didorong.
5) Bola bergerak rendah di atas net sedekat mungkin.

Gerakan terakhir dalam servis pendek merupakan tahap fase follow through. Grice
(2007: 28) menyatakan urutan-urutan gerakan servis pendek dalam fase follow through
adalah sebagai berikut:
1) Akhiri gerakan dengan raket mengarah ke atas dalam garis lurus dengan gerakan bola
melaju kedepan.
2) Silangkan raket di atas bagian depan bahu tangan yang memegang raket.
3) Putar pinggul dan bahu dan akhiri gerakan dengan kedua tangan di atas.

Jalannya shuttlecock dengan pukulan servis pendek ini adalah menyusur tipis
melewati net, dan jatuh kesasaran dekat net (Tohar, 1992: 41). Keuntungan laju bola seperti
ini adalah shuttlecock terlalu dekat dengan net sehingga pengembalian dari lawan
menjadikan bola melambung di dekat net, dengan demikian shuttlecock dapat dengan
mudah dikembalikan kembali dengan pukulan smash. Apabila bola tidak dikembalikan
melambung, kemungkinan shuttlecock akan nyangkut di net dan menguntungkan pada
pihak lawan.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi servis pendek

Menurut Wibawa, K, (2016) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil


servis backhand bulutangkis yang terdiri dari faktor atlet, faktor pelatih, sarana dan
prasarana, dan lingkungan yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Atlet

Atlet merupakan subjek berlatih maupun belajar, sehingga segala bentuk


aktifitas fisik yang dilakukan mungkin tidak terkontrol, banyaknya aktifitas yang
dilakukan atlet akan membuat kondisi fisik berubah-ubah sehingga hasil penelitian
mungkin tidak akan sesuai seperti yang diharapkan. Atlet yang berbakat tidak dapat
dengan sendirinya akan mencapai prestasi tertinggi apabila tidak didukung dengan fisik
yang baik. Faktor fisik seperti diketahui berpengaruh dalam peningkatan prestasi
maksimal seorang atlet, atlet bulutangkis pelatnas sangat diperlukan sebagai
perbandingan komposisi antara aspek teknik, aspek fisik, dan aspek mental ditingkat elit
dalam olahraga bulutangkis. Terutama aspek fisik, seorang atlet bulutangkis nasional
harus memenuhi standar parameter fisik yang telah ditentukan (Afifi, S. N. 2015).

b. Faktor Pelatih

Dalam proses kegaiatan latihan, seorang pelatih memiliki tugas yang amat
penting. Sehingga pelatih membina hendaknya memberikan bentuk latihan fisik yang
sesuai sehingga melihat dari hasil diatas dapat diuraikan bahwa pelatih membina sudah
memenuhi syarat dalam memberikan bentuk dan program latihan bagi atlet. Pelatih atau
pembina adalah fasislitator dalam memberikan latihan bulutangkis.

Oleh karena itu pelatih sangat berpengaruh dalam peningktan kemampuan


pukulan dalam melakukan servise backhand, metode latihan yang pelatih gunakan harus
bisa menarik anak dan pelatih harus bisa memotivasi atlet agar semangat dalam
mengikuti latihan. Didalam latihan Hubungan yang baik antara pelatih dan atlet tersebut
dapat menjadi kekuatan mental bagi atlet ketika berlatih maupun pada saat bertanding.
Adapun yang dimaksud dengan komunikasi yang baik berupa kesenangan dalam
berbicara, bergaul, dan bekerja dengan orang lain (Cahyani, F. I., & Maherni, E. 2018).

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana diperlukan dalam proses latihan. Karena tanpa adanya
sarana dan prasarana pembelajaran tidak berjalan. Club Asjad Pontianak mempunyai
sarana dan prasarana yang cukup memadai sehingga dapat menunjang proses latihan
agar memberikan kenyamanan dan memberikan motivasi bagi atlet untuk aktif dalam
berlatih. Secara umum prasarana olagraga berarti segala sesuatu yang merupakan
penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan).
Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau
melancarkan tugastugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat
tersebut adalah susah dipindahkan. Soepartono (2000, p.5). Istilah sarana olahraga adala
“facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan
kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani.

d. Lingkungan

Dukungan dari lingkungan sekitar juga mendorong keberhasilan di setiap


latihan. Suatu club akan tercipta suasana kondusif apabila lingkungan sekitar ikut
berupaya dan menjaga suasana dan kenyamanan sehingga kegiatan latihan dapat
terlaksana dengan baik. Misalnya dari masyarakat memberikan dukungan kepada anak-
anak agar mereka termotivasi dan bersemangat.

Lingkungan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam


berolahraga. Lingkungan ini menyangkut: suhu lingkungan, kelembaban relatif udara,
ketinggian tempat, dan lain-lain (Powers , S. K., at al. 2021; Armstrong, at al., 2005).
Lingkungan dalam olahraga berupa lingkungan fisik, biologis, kimia, dan sosial. Untuk
dapat aktivitas secara optimal, aspek lingkungan harus diperhatikan dan diperkenalkan
sehingga seseorang terbiasa bekerja dalam lingkungan tersebut (Adiputra, 2010).

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian
teoritis yang telah dikemukakan sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan
kerangka pikir. Adapun hasil penelitian yang relevan adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan & Darmawan (2015) yang berjudul “Penerapan
Media Audio Visual terhadap Peningkatan Teknik Servis Pendek Backhand Ekstrakulikuler
Bulutangkis SMP Intan Permata Hati Surabaya”. Penelitian ini merupakan penilitian
eksperimen semu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 orang siswa yang aktif
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler bulu tangkis, yang terdiri dari kelas I, II, III, SMP
Intan Permata Hati Surabaya. Hsil perhitungan menggunakan Uji t independent dapat di
simpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan terhadap penerapan media audio visual
terhadap peningkatan teknik servis pendek backhand ekstra kulikuler bulu tangkis siswa
putera SMP Intan Permata Hati Surabaya adalah sebesar 41,75%.”

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yanuarita, Subarjah, & Sudirjo (2017) yang berjudul
“Pengaruh Metode Pembelajaran Shadow dan Lempar Shuttlecock terhadap Kemampuan
Gerak Dasar Overhead Lob Bulutangkis”. Penelitian ini berawal dari temuan di lapangan
yaitu siswa masih belum menguasai gerak dasar pukulan overhead lob bulutangkis dengan
baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes awal (pretest) pukulan overhead lob yang
masih banyak siswa yang tidak mau membuka lengannya sehingga skor gerak dasar hasil
tersebut masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh dan mengetahui
perbedaa pengaruh antara metode pembelajaran shadow dan lempar shuttlecock. Penelitian
ini adalah eksperimen dengan desain penelitian kuasi eksperimen. Populai dalam penelitian
ini adalah siswa/i kelas IV SDN I Marikangen yang berjumlah 60 orang, ya dibagi dua
kelompok masingmasing 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes overhead lob
bulutangkis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji beda rata-rata menggunakan
Mann-Whitney U dengan asumsi kedua varians tidak normal dan tidak homogen dengan
taraf signifikansi p = 0,05 diperoleh P=Value (Sig 2-tailed) sebesar 0,002. Hal tersebut
menunjukkan bahwa P-value < 0,05 sehingga H0 ditolak H1 diterima, artinya
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran shadow lebih signifikan
daripada pembelajaran lempar shuttlecock dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar
overhead lob pada permainan bulutangkis.

C. kajian Berfikir
Servis pendek merupakan servis yang santai melewati net mengarah kebidang
lapangan pihak lawan, Pada servis pendek shuttlecock di arahkan melambung, tidak terlalu
tinggih, dengan keterampilan servis pendek tidak mudah di ambil oleh lawan, tidak terlalu
menggunakan semua tenaga otot lengan yang kuat. Servis pendek yang pelan dan terarah
dalam permainan bulutangkis sering menghasilkan poin, sebab servis pendek bertujuan
untuk mempersulit lawan.

Kenyataanya di lapangan tidak sedikit pelatih kurang memberikan perhatian


khusus kepada para anak UKM latihnya untuk melakukan servis pendek yang cepat dan
terarah(memiliki target sasaran). Padahal dalam permainan bulutangkis, servis yang cepat
dan terarah sangat penting bagi para pemain. Servis pendek yang cepat dan terarah
mempermudah untuk mempersulit lawan. Apabila penguasaan servis tidak baik berarti
pemain itu akan sulit untuk mempersulit lawan. Pemain yang telah mahir biasanya dapat
melakukan pukulan servis yang cepat dan terarah, selanjutnya pemain tersebut dapat
mengendalikan jalannya pertandingan.

Kegiatan latihan olahraga cabang bulutangkis di UKM STKIP Mutiara Banten


merupakan kegiatan luang yang bertujuan untuk mengisi waktu dan mahasiswa berbakat
dalam bidang olahraga khususnya bulutangkis Akan tetapi pelatih belum pernah
mengadakan tes kemampuan servis pendek backhand Pelatih hanya mengajarkan tentang
tehnik pergerakan, teknik serangan dan bertahan. Pelatih lebih menitik beratkan pada
bagaimana cara mendapatkan poin kemenangan.

DAFTAR PUSTAKA

Aksan, Hermawan. (2012). Mahir Bulu Tangkis. Bandung : Nuansa Cendekia

Beachle, Thomnas R & Roger W. Earle. (2002). Bugar denga Latihan Beban. Jakarta : Pt Raja
Grafino Persada.
Hasibuan, I.M. (2018). Hubungan Kecemasan Terhadap Ketepatan Servis Backhand Bulutangkis
(Pada Pemain Pb. Tridharma Tuban Usia 12-14 Tahun). Jurnal Kesehatan Olahraga.6(2 ) :
4.

Hernado, F., Soekardi, & Lestari, W. (2017). Pengaruh Metode Latihan dan Power Otot Lengan
terhadap Hasil Tolak Peluru. Journal of Physical Education and Sports, 6(1), 22–28.

Ir, Sutono. (2008). Bermain Bulu Tangkis. Semarang : CV Aneka Ilmu

Iskandar, Rani Yulianty. (2010). Seri Olahraga Anak Bulu Tangkis. Jakarta : Re! Media Service.

Putri Indah Sari. (2020). Pengaruh Latihan Beban Dumblle Terhadap Hasil Servis Pendek
Backhan Bulutangkis. :Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.

Simbolon, B. (2014). Latihan dan Melatih Karateka. Yogyakarta : Griya Pustaka.

Yogasawara, A. (2015). Pengaruh Latihan Dumbbell wrist 0,5 kg dan 1kg Terhadap Pukulan
Backhand Overhead Lob Bulutangkis Pemain Permula Pb Sehat Semarang. FIK UNS.

Zarwan.(2012). Bulutangkis. Padang: Sukabina press.

Anda mungkin juga menyukai