Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN DINDING DAN

BERPASANGAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN


PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA
EKSTRAKULIKULER DI SMP N 2 NAWANGAN
PACITAN 2023

Proposal Penelitian

OLEH:
GANANG GUTAMARA
D02191178

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA
2023
1

DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................10
A. Kerangka Teoritis........................................................................................10
1. Olahraga..................................................................................................10
2. Latihan.....................................................................................................12
3. Bolavoli...................................................................................................16
4. Hakikat Passing Bawah...........................................................................28
5. Model Latihan Passing Bawah................................................................30
6. Kemampuan.............................................................................................33
B. Penelitian yang Releven..............................................................................35
C. Kerangka Pemikiran....................................................................................39
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................40
BAB III..................................................................................................................41
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................41
B. Metodologi Penelitian.................................................................................41
C. Populasi Dan Sampel..................................................................................43
D. Teknik Pengumpulan data...........................................................................43
E. Teknik Analisa Data....................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................49
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan kebutuhan primer bagi manusia juga merupakan


aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran tubuh serta
menciptakan manusia yang sempurna secara jasmani dan rohani sebagai
keyakinan hidup dalam membentuk masyarakat yang bermoral tinggi. Seiring
dengan perkembangan zaman, olahraga bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. Olahraga juga bisa menjadi pondasi
seseorang untuk meningkatkan prestasi dan kualitas manusia (Yusril, 2022:3).
Salah satu olahraga yang membuat stamina tubuh menjadi sehat dan dapat
dilakukan di waktu senggang sehingga menciptakan kegembiraan dan kesenangan
dalam berolahraga yaitu dengan bermain bolavoli, dengan adanya permainan
bolavoli tentunya masyarakat akan mampu menjaga daya tahan tubuhnya dan juga
dapat menorehkan prestasi (Hayono, 2020:2).
Dalam sejarah permainan bolavoli ditemukan di Amerika Serikat oleh
William G Morgan pada 1895. Pada akhirnya jutaan orang di berbagai negara
memainkan permainan tersebut, lahirkan federasi olahraga bolavoli tingkat dunia
yaitu FIVB yang berkedudukan di Paris pada 1947. Permainan bolavoli
berkembang di berbagai negara termasuk di Indonesia pada 1928 yang dibawa
oleh orang-orang Belanda, kemudian permainan tersebut diterima di tengah-
tengah masyarakat. Sebagai bukti lahirnya PBVSI pada 1955 dan terus bergulir
sampai pada 2002 diadakan Pro Liga bolavoli dalam rangka menggairahkan
bolavoli di Indonesia (Jatra, 2019:4)
Di Indonesia permainan bolavoli sudah dikenal saat penjajahan belanda,
yaitu sekitar tahun 1928. Di perkenalkan oleh guru-guru belanda yang bertugas di
sekolah-sekolah lanjutan HBS, dan AMS, dan tentara belanda. Selain itu,
angkatan laut jepang (saat pendudukan tentara jepang) ikut pula memperkenalkan
permainan bolavoli terutama di Indonesia bagian timur. Setelah Indonesia
3

merdeka, banyak bekas tentara belanda bergabung dengan Tentara Republik


Indonesia (TNI) ikut serta dalam mempopulerkan permainan bolavoli pada
masyarakat Indonesia. Pada tanggal 22 januari 1955 terbentuklah top organisasi
bolavoli nasional di Indonesia dengan nama “Persatuan Bola Volley Indonesia”,
disingkat PBVSI yang diketuai oleh Bapak Wim j. Latumeten. Bulan maret 1955
PBVSI disahkan oleh KOI menjadi satu-satunya induk organisasi bolavoli yang
resmi di Indonesia. Pada tahun yang sama, PBVSI menerima pengesahan
sementara menjadi anggota FIVB. Pada tanggal 28-30 Mei 1995 pengurus pusat
PBVSI yang baru terbentuk tersebut menyelenggarakan kongres dan kejuaraan
Nasional pertama untuk seluruh Indonesia di Jakarta. Pada kongres ini ada 21
persatuan bolavoli kota (Bond), yang mengabungkan diri ke PBVSI (Deritani,
2017:245)
Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI) sebagai induk organisasi
bolavoli di Indonesia dalam rangka memajukan prestasi selalu memajukan
bolavoli dengan cara mengadakan kompetisi atau pertandingan di tingkat junior
atau senior dan diadakan pemilihan bibit pemain berprestasi baik melalui
organisasi atau lembaga pendidikan bolavoli di daerah-daerah
(Candra, 2017:957)

Jawa Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mengadakan


kompetensi bolavoli. Seperti halnya di tahun 2020 ini Jawa Timur mengikuti
berbagai pertandingan bolavoli. Salah satu pertandingan yang diikuti ialah
Kejurnas Voli Junior 2022. Dalam pertandingan ini Jawa Timur meraih juara dari
kategori tim putra sedangakn untuk tim putri meraih runner up. Selain ini, Jawa
Timur sendiri menggelar pertandingan Bolavoli Porprov VIII yang diikuti 32 tim.
32 Tim tersebut terdiri dari 16 tim putra dan 16 tim putri, 11 tim putra dan 11 tim
putri hasil dari yang terbaik di Pra Porprov dan 4 tim yaitu tim dari tuan rumah
pelaksana Porprov VII. 2 tim yang menjadi juara dalam Porprov VIII ialah tim
yang berasal dari Surabaya sedangkan tim yang menjadi juara pada Porprov VII
ialah Kabupaten Pacitan sebagai juara putra dan Kota Surabaya sebagai Juara
untuk tim putri. Ajang Porprov sendiri menjadi ajang pencarian bakat bagi para
atlet-atlet muda untuk mejadi pemain bolavoli Jatim (Eko, 2022)
4

Pacitan menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang menjadi


pencetak atlet bolavoli. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan beberapa kali
yang diraih oleh tim putra maupun tim putri, pada bula juli 2022 wakil ketua
MPR RI Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA bersama Presiden RI ke-6
Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono menyaksikan laga
pertandingan persahabatan antara tim Pacitan Lavani Junior (PLJ) melawan tim
SMK N 2 Pacitan. Pada pertandingan ini dimenangkan oleh tim Pacitan Lavani
Junior, namun pada momen ini Bapak Syarief Hasan menyampaikan gagasan
agar pelajar untuk rajin belajar guna meraih cita-citanya serta diharapkan melek
politik. Pada momen ini pula bapak SBY menyampaikan agar tim bolavoli terus
semangat untuk meningkatkan kemampuan para pemain (Purnomo, 2022).

Salah satu upaya pemain dalam memajukan kemampuannya dengan


latihan secara rutin, hal dikarenakan kemampuan tidak bisa di dapatkan dengan
cara instan. Maka dari itu latihan bolavoli mulai di pelajari sejak di bangku
sekolah. Sekolah menjadi Lembaga Pendidikan tetapi tidak hanya sebagai tempat
mentransfer ilmu pengetahuan pada siswa, malainkan dapat merangsang siswa
dalam mengembangkan potensinya. Dengan begitu pelajar dapat
mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan potensi. Salah satu upayauntuk
memajukan olahraga di sekolah dengan mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler (Atmoko, 2019)

SMPN 2 Nawangan menjadi salah satu sekolah yang berada di Kabupaten


Pacitan yang memiliki ekstrakuliker bolavoli. Ekstrakulikuler bolavoli cukup
diminati pelajar SMP N 2 Nawangan. Permainan bolavoli memiliki beberapa
bentuk Teknik dasar yang perlu dikuasai oleh seorang pemain. Teknik dasar
dalam permainan bolavoli terdiri atas; servis, passing bawah, passing atas, block,
dan smash. Penguasaan teknik dasar sangat penting agar bisa bermain bolavoli
dengan baik (Bayu, 2019:21)

Bolavoli ialah olahraga permainan bola besar yang dimainkan pada area
permainan (lapangan) khusus oleh dua regu terdiri dari enam pemain, yang
memainkan bola dengan ketentuan khusus untuk menyeberangi bola melewati
5

jarring (net). Berdasarkan pengertiannya, tujuan dasar permainan bolavoli adalah


memainkan bola untuk menyeberangi atau melewatkan bola dari bagian atas net
dengan Teknik dan ketentuan khusus. Sehigga dapat disimpulkan bahwa olahraga
bolavoli merupakan bentuk kegiatan atau aktivitas dengan ketentuan khusus yang
membatasi cara pemain dalam memainkan bola dengan berbagai keterampilan
gerak Teknik dasar, yang selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompo Teknik dasar untuk menyerang dan kelompok Teknik dasar untuk
bertahan dalam penerapan strategi permainan bolavoli (Sukendro, 2021:48).

Menurut (Susila, 2021:234) menyebutkan bahwa bolavoli memiliki enam


keterampilan yang harus dikuasai yaitu serving (keterampilan melakukan servis),
serve receiving (keterampilan menerima servis), setting (mengumpan),attacking
(keterampilan menyerang), blocking (keterampilan menerima blok), dandigging
(keterampilan menhaan bola). Teknik dasr permainan bolavoli terdiri dari teknik
dasar servis, pasing, smash dan blok.

Dalam permainan bolavoli, penguasan teknik dasar passing merupakan


salah satu hal yang penting karena merupakan satu-satunya teknik dasar
memukul dengan tujuan untuk mengoper dan atau mengumpan. Teknik dasar
pasing dibedakan menjadi dua, yaitu teknik dasar passing bawah dan teknik
dasar passing atas. Passing atas adalah operan yang dilakukan pada saat bola
setinggi bahu atau lebihtinggi, sedangkan passing bawah merupakan gerakan
teknik dasar yang dilakukan dengan bola di depan badan setinggi perut kebawah
(Noviyanto, 2017:685).

Dalam peningkatan kemampuan passing bawah ada beberapa latihan yang


dapat dilakukan salah satunya dengan latihan berpasangan. Latihan berpasangan
merupakan latihan dengan cara pemain berhadap-hadapan dengan rekan
latihannya kemudian melaksanakan passing bawah berpasangan. Dengan sikap
awalan yaitu berdiri berhadapan kemudian melakukan passing bawah secara
berulang-ulang dan jangan sampai bola jatuh dan arah bola tidak stabil
(Hadi, 2022:47)
.
6

Selain passing bawah berpasangan, Adapun cara lain dengan menggunakan


media yaitu media dinding. Passing bawah menggunakan media dinding dengan
sikap permulaan pemain memegang bola dengan kedua tangan menghadap ke
dinding, pelaksanaanya bola dilemparkan atau dipantulkan ke dinding berusaha
untuk di passing ke dinding sasaran lagi (Pieter Pelamonia et al., 2021:44).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan, siswa-siswi SMP N 2


Nawangan cenderung lebih menyukai smash dikarenakan bagi mereka smash
lebih menyenangkan, dan dipandang lebih keren karena dapat menyetak poin
dibandingkan bertahan. Siswa-siswi juga terlihat hanya melakukan passing
sekedar saja. Pada kenyataannya passing merupakan salah satu hal yang penting
di dalam permainan bolavoli, passing menjadi cara bertahan sebuah tim. Hal ini
menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti terkait kemampuan siswa-siswi dalam
passing bawah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakan masalah di atas ,maka dapat diidentifikasikan


permasalahan pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2 Nawangan
adalah sebagi berikut :

1. Siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2 Nawangan belum


menguasai keterampilan passing bawah yang baik dalam bermain
bolavoli.
2. Siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2 Nawangan banyak
mengalami kesalahan dalam melakukan passing bawah pada
permainan bolavoli.
3. Siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2 Nawangan sering
mengabaikan teknik dasar passing bawah yang baik dalam
permainan bolavoli.
7

4. Metode Latihan yang kurang kreatif dan inovatif, sehingga siswa


sering salah dalam melakukan passing bawah dalam permainan
bolavoli.
5. Kurangnya ketahanan fisik dan mudah lelah, sehingga pada saat
melakukan passing bawah ke rekan satu tim kurang tepat sasaran
6. Kurangnya varisai latihan yang dilakukan selama latihan, sehingga
siswa mudah jenuh

C. Pembatasan Masalah

Mengenai keterbatasan waktu, tenaga, kemampuan serta untuk


menghindari penafsiran yang salah dan tidak menyimpang dari permasalahan
serta identifikasi masalah, maka penulis membuat Batasan masalah. Adapun
pembatasan masalah penelitian ini adalah :

1. Perbedaan pengaruh latihan passing bawah dengan dinding dan


berpasangan terhadap peningkatan kemampuan passing bawah
bolavoli pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2
Nawangan.
2. Pengaruh yang lebih baik antara latihan passing bawah dengan
dinding dan berpasangan terhadap peningkata kemampuan passing
bawah bolavoli pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2
Nawangan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakan masalah , identifikasi masalah dan


pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan passing bawah dengan dinding


dan berpasangan terhadap peningkatan kemampuan passing bawah
bolavoli pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2
Nawangan?
8

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan passing bawah


dengan dinding dan berpasangan terhadap peningkatan kemampuan
passing bawah bolavoli pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra
SMP N 2 Nawangan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas,penelitian ini


mempunyai tujuan untuk :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan passing bawah


dengan dinding dan berpasangan terhadap peningkatan kemampuan
passing bawah bolavoli pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra
SMP N 2 Nawangan.

2. untuk mengetahui pengaruh latihan yang lebih baik antara passing


bawah dengan dinding dan berpasangn terhadap peningkatan
kemampuan passing bawah pada siswa ekstrakulikuler bolavoli
putra SMP N 2 Nawangan.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai salah satu refrensi, khususnya bagi peneliti bolavoli supaya
dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam
melatih
b. Sebagai salah satu bahan informasi serta kajian penelitian
selanjutnya khususnya dalam keterampilan passing bawah bolavoli
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai salah satu pedoman perkembangan pelatih dalam berlatih
melatih bolavoli khususnya keterampilan passing bawah bolavoli.
9

b. Bagi ekstrakulikuler bolavoli yang bersangkutan dapat dijadikan


sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan program kegiatan
latihan.
c. Bagi pelatih, sebagai data untuk melaksanakan evaluasi terhadap
program yang telah dilakukan, sekaligus untuk merancang program
yang diberikan.
10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teoritis
1. Olahraga
a. Pengertian Olahraga

Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila


seseorang melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh
yang baik terhadap perkembangan jasmaninya. Selain dari berguna bagi
pertumbuhan kepada perkembangan jasmani manusia, juga memberi
pengaruh kepada perkembangan rohaninya, pengaruh tersebut dapat
memberikan efesiensi kerja terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran
darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur
(Khairuddin et al., 2020:4).

Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk


melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, citacita nasional
politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.Olaharaga rekreasi
adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang
atau waktu-waktu luang (Ayulianti Gusti, 2019:76).

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan


terencana untuk memelihara gerak (yang berarti meningkatakan
hidup) dan meningkat kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan
kemampuan hidup). Seperti halnya makanan, gerak (olahraga)
merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus menerus; artinya
olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan,
tidak perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur
anatomis-antropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional
dan kecerdasan intelektualnya, maupun kemampannya bersosialisasi
dengan lingkungannya nyata lebih unggul, khususnya pada generasi
11

muda yang aktif mengikuti kegiatan olahraga dari pada yang tidak
(Indrich Meylis, 2019:60).

b. Manfaat Olahraga
Manfaat melakukan olahraga dapat meningkatkan kesehatan
metabolik, kesehatan mental, kekuatan otot, dan mencegah terjadinya
penyakit jantung. Olahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dari
IL-10 yang dihasilkan saat kontraksi otot. Olahraga erat kaitannya
dengan kesehatan mental karena dapat meningkatkan hormon
kebahagiaan seperti endorfin, serotonin dan dopamin. Hormonhormon
tersebut diproduksi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar hipofisis.
Olahraga dengan durasi 20-30 menit memberikan efek anti-anxietas
sehingga dapat meningkatkan kesehatan mental (Indrich Meylis, 2019).
Manfaat olahraga bagi tubuh manusia dapat membantu melindungi
dari penyakit seperti stroke, jantung, diabetes, tekanan darah tinggi,
obesitas, osteoporosis, nyeri punggung, dan dapat meningkatkan
suasana hati dan mengurangi stress selain dari manfaat yang telah di
sebutkan di atas, olahraga juga bisa membentuk otot- otot yang ada di
dalam tubuh manusia baik yang menginginkan bentuk tubuh yang
berotot juga bisa menjaga stamina tubuh agar selalu fit
(Salahudin, 2020).

c. Macam – Macam Olahraga


Olahraga dibagi menjadi lima bagian yaitu olahraga rekreasi,
olahraga pendidikan, olahraga kesehatan, olahraga kebugaran, dan
olahraga prestasi. Walaupun berbeda dengan undangundang no 3 tahun
2005, akan tetapi isinya sesungguhnya tidak berbeda. Pada pendapat
nala, terdapat olahraga kesehatan dan kebugaran, sedangkan pada
undang-undang no 3 terdapat olahraga rekreasi. Olahraga kesehatan dan
kebugaran merupakan olahraga rekreasi atau tergabung dalam olahraga
rekreasi (sandi nengah, 2019)
Olahraga dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya, olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Olahraga
12

pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan


sebagai bagian proses Pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, Kesehatan dan
kebugaran jasmani. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan
oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat
setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan. Olahraga
prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan (indrayana & yuliawan, 2020:45).

2. Latihan
a. Pengertian Latihan
Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas
untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan
menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
cabang olahraga (Prasetyo et al., 2021)
Pengertian latihan yang berasal dari kata exercise adalah perangkat
utama dalam 19 proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas
fungsi organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan
dalam penyempurnakan geraknya (Susanto Alex, 2021:63).
Jadi dapat disimpulkan latihan merupakan proses dasar persiapan
untuk kinerja yang lebih tinggi yang prosesnya dirancang untuk
mengembangkan kemampuan motorik dan psikologis yang
meningkatkan kemampuan seseorang
(Anggraeni & Purnomo, 2021; Sugianti et al., 2022:108).

b. Prinsip-Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan adalah yang menjadi landasan atau pedoman
suatu latihan agar maksud dan tujuan latihan tersebut dapat tercapai dan
memiliki hasil sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip latihan
13

merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar


tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan
(Aminudin Muhammad, 2019:52).

Prinsip latihan antara lain: prinsip kesiapan (readiness), prinsip


individual, prinsip adaptasi, prinsip beban lebih (over load), prinsip
progresif, prinsip spesifikasi, prinsip variasi, prinsip pemanasan dan
pendinginan (warm up dan cool-down), prinsip latihan jangka 21
panjang (long term training), prinsip berkebalikan (reversibility), dan
prinsip sistematik (Okilanda et al., 2020:82).

Berikut ini dijelaskan secara rinci masing-masing prinsip-prinsip


latihan :
1. Prinsip kesiapan (Readiness)
Pada prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus
disesuaikan dengan usia dan tingkatan olahragawan. Sebab
kesiapan setiap olahragawan akan berbeda antara yang satu
dengan yang lain meskipun di antaranya memiliki usia yang
sama
2. Prinsip kesadaran (Awareness)
Dalam prinsip kesiapan, pelatih mendidik atlet untuk dapat
menyadari betapa pentinggnya berlatih selain karena tuntutan
kompetisi yang diikuti atau yang akan diikuti, dan juga
kesadaran tentang kreativitas sehinga dapat berpartisipasi aktif
dalam pelatihan itu sendiri.
3. Prinsip individual
Antara atlet yang satu dan atlet yang lain memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda-beda. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan perbedaan terhadap 22 kemampuan seseorang
dalam merespon beban yang diberikan oleh pelatih, di
antaranya adalah faktor keturunan, kematangan, gizi, waktu
istirahat dan tidur, lingkungan, sakit cedera, dan motivasi.
14

4. Prinsip adaptasi
Pemberian latihan sangat perlu memperhatikan prinsip
adaptasi, tidak bisa semata-mata pelatih memberikan latihan
yang terlalu keras dan mendadak karena akan menyebabkan
over traning pada atlet. Latihan harus bertahap dan terus
ditingkatkan melalui proses latihan agar tubuh dapat
beradaptasi dengan baik pada program latihan yang diberikan
pelatih.
5. Prinsip beban lebih (Overload)
Prinsip beban lebih dapat dicapai dengan cara pembebanan
berada pada atau sedikit di atas ambang rangsang atlet agar
tercipta super kompensasi bagi atlet. Pembebanan yang terlalu
berat akan mengakibatkan tubuh tidak dapat beradaptasi
dengan baik, dan bila beban terlalu ringan maka tidak akan
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas seseorang.
6. Prinsip (Progresif)
Prinsip progresif artinya pelaksanaan latihan dilakukan secara
bertahap dari mudah ke sukar, dari sederhana ke kompleks,
dari umum ke khusus, dari 23 bagian ke keseluruhan, dari
ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas yang dilakukan
secara rutin, maju, dan berkelanjutan.
7. Prinsip spesifikasi (kekhususan)
Setiap cabang olahraga memiliki cara kerja dan karakter
masing-masing. Oleh karena itu pemberian latihan akan
berbeda-beda sifatnya antara cabang olahraga yang satu dan
yang lain dengan pertimbangan:
a) Spesifikasi kebutuhan energy
b) Spesifikasi bentuk dan gerak latihan
c) Spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot yang
digunakan
15

d) Waktu dan periodisasi latihan

8. Prinsip variasi
Latihan yang baik merupakan latihan yang disusun secara
variatif agar atlet yang dilatih tidak mengalami kejenuhan,
kebosanan, dan kelelahan secara psikologis lainnya. Hal ini
bertujuan agar atlet tertarik berlatih sehingga tujuan dari
latihan tersebut dapat tercapai.
9. Prinsip latihan jangka panjang (Long term training)
Meraih prestasi yang optimal dalam suatu cabang olahraga
dibutuhkan proses latihan yang konsisten dalam waktu yang
panjang. Pengaruh dari beban latihan yang diberikan oleh
pelatih tidak serta merta dapat diadaptasi mendadak tapi
memerlukan waktu dan dilakukan dalam proses yang bertahap
dan berkelanjutan. Selain itu untuk dapat meraih prestasi yang
optimal diperlukan latihan gerak yang berulang-ulang dalam
proses yang panjang untuk mendapatkan gerakan yang
otomatis.
10. Prinsip berkebalikan (Reversibility)
Prinsip berkebalikan (reversibility) artinya bila olahragawan
berhenti dari latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu
yang lama, maka kualitas organ tubuh akan mengalami
penurunan fungsi secara otomatis. Hal ini ditandai penurunan
tingkat kebugaran rata-rata 10% setiap minggunya. Selain itu
pada komponen biomotorik kekuatan (strength) akan
mengalami penurunan secara bertahap yang diawali pada
proses pengecilan otot (atropi). Untuk itu kemampuan
olahragawan harus terus dipelihara melalui latihan yang
konsisten dan kontinyu (Achmad Rifai et al., 2020:28).
c. Tujuan Latihan
16

Tujuan utama dari latihan atau training adalah untuk membantu


atlet meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan prestasinya
semaksimal mungkin. Dengan demikian prestasi atlet benar-benar
merupakan satu totalitas akumulasi hasil latihan fisik maupun psikis.
Ditinjau dari aspek kesehatan secara umum, individu yang berlatih atau
berolahraga rutin, yaitu untuk mencapai kebugaran jasmani
(Fahrizqi et al., 2021:42).

Tujuan latihan secara umum adalah membantu para pembina,


pelatih, guru olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki
kemampuan konseptual dan keterampilan dalam membantu
mengungkap potensi olahragawan mencapai puncak prestasi. Rumusan
dan tujuan latihan dapat bersifat untuk latihan dengan durasi jangka
panjang ataupun durasi jangka pendek. Latihan jangka panjang
merupakan sasaran atau tujuan latihan yang akan dicapai dalam waktu
satu tahun ke depan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan
memperhalus teknik dasar yang dimiliki. Latihan jangka pendek
merupakan sasaran atau tujuan latihan yang dicapai dalam waktu
kurang dari satu tahun. Tujuan latihan jangka pendek kurang dari satu
tahun lebih mengarah pada peningkatan unsur fisik. Tujuan latihan
jangka pendek adalah untuk meningkatkan unsur kinerja fisik, di
antaranya kecepatan, kekuatan, ketahanan, kelincahan, power, dan
keterampilan kecabangan (Daulay, 2019:44).

3. Bolavoli
a. Sejarah Bolavoli
Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun
1895. Beliau adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada
organisasi Young Men’s Christian Association (YMCA) di kota
Massachusetts, Amerika Serikat. Pada mulanya , pemainan bolavoli di
beri nama mintonete, di mana tujuan semula, yaitu untuk
mengembangkan kesegaran jasmani pada tubuh, selain untuk bersenam
17

umum. Kemudian, permainan ini di ubah menjadi volleyball yang


artinya memvoli bola secara bergantian. Tahun 1892, YMCA berhasil
mengadakan kejuaraan nasional bolavoli di Amerika Serikat. Pada
tahun 1847, untuk pertama kalinya permainan bolavoli dipertandingkan
di Polandia. Pada tahun 1948 dibentuk organisasi bolavoli dunia dengan
nama IVBF (International Volley Ball Federation) dengan beranggota
15 negara dan berpusat di Paris (Amrizal & Tofikin, 2021:64).
Awalnya William G Morgan terinspirasi dari James Naismith yaitu
penemu olahraga Bola Basket. Dengan mengadopsi dan
menggabungkan beberapa permainan (bassball, basket, bola tenis dan
bola tangan) William George Morgan akhirnya menciptakan olahraga
baru yang diberi nama Mintonette (Bolavoli ). Pada awalnya permainan
Mintonette diciptakan untuk para anggota YMCA yang sudah dewasa.
Olahraga ini semakin popular dan akhirnya mendunia. Pada tahun 1986,
nama Mintonette diubah menjadi Volleyball. Perubahan nama tersebut
sekaligus menjadi pertandingan resmi pertama pada event YMCA
Training School (Yugi Stiawan, 2021).
Melalui gerakan internasional YMCA, permainan bolavoli meluas
kenegara lain, yaitu Kuba (1905), Puerto Rico (1909), Uruguay (1912),
dan Cina serta Jepang (1913). Di Indonesia permainan bolavoli
berkembang sangat pesat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di
seluruh Indonesia. Dengan dasar inilah, maka pada tanggal 22 januari
1945 PBVSI (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia) didirikan di
Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional bolavoli yang pertama.
Pertandingn bolavoli masuk secara resmi dalam PON II di Jakarta dan
POM I di Yogyakarta. Setelah tahun 1962 perkembangan bolavoli
meningkat cukup pesat sehingga sekarang ini (Pradana, 2019:130).
Permainan bolavoli di Indonesia berkembang dengan sangat pesat
di seluruh lapisan masyarakat , sehingga timbul klub – klub di kota –
kota besar di seluruh Indonesia. Permainan bolavoli di Indonesia sudah
di kenal sejak tahun 1982 yang di bawa oleh orang – orang Belanda.
18

Namun pada saat itu permainan ini belum populer di masyarakat.


Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, perkembangan bolavoli
nasional dan organisasi bolavoli semakin cepat dan populer. Pada PON
II di Jakarta tahun 1951 permainan bolavoli mulai dipertandingkan,
namun pada saat itu belum ada / belum terbentuk organisasi bolavoli.
Baru pada tanggal 22 Januari 1955 dibentuk organisasi bolavoli
nasional dengan nama Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVI)
(Amrizal & Tofikin, 2021:65).
b. Pengertian Bolavoli
Permainan bolavoli adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh
dua regu, masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain di
lapangan permainan yang berukuran 18m x 9m. Tujuan pemain dalam
bermain adalah menjatuhkan bola secepat mungkin di lapangan lawan
lewat atas net dengan bagian badan pinggang ke atas dengan syarat
pantulkan bola sesuai dengan peraturan. Oleh karena itu permainan
bolavoli memerlukan model latihan yang benar dan sesuai agar dalam
permainan bolavoli menghasilkan permainan yang sempurna, karena
gerakan yang tidak sempurna akan menimbulkan gerakan yang salah
dan mengakibatkan permainan tidak berjalan dengan baik. Di dalam
permainan bolavoli terdiri dari teknik dasar yaitu passing, service,
block dan smash (Afrinaldi Rolly, 2021:535).
Permainan bolavoli adalah “Olahraga permainan bola besar yang
dimainkan pada area permainan (lapangan) khusus oleh dua regu
dengan masing-masing regu terdiri dari enam pemain, yang memainkan
bola dengan ketentuan khusus untuk menyeberangi bola melewati
jaring (net)”. Ditinjau dari pengertian permainan bolavoli ini, maka
hakikat atau esensi tujuan dasar permainan bolavoli, adalah memainkan
bola untuk menyeberangi atau melewatkan bola dari bagian atas jaring
(net) dengan teknik dan ketentuan khusus (Bayo, 2019:22).
Olah raga permainan bolavoli merupakan salah satu jenis dari
cabang olahraga yang di mainkan oleh dua Tim yang berlawanan
19

dengan mengunakan bola sebagai salah satu alat yang utama untuk
bermain, olah raga ini juga memiliki dua jenis permainan yang terdiri
dari voli umum dan voli pantai, pada jenis umum permainan bolavoli di
perankan oleh anggota yang berjumlahkan dua belas orang anggota,
dengan pemain cadangan dan libero sebagai penganti spaiker ketika
sudah keluar dari garis serang, di banding dengan jenis voli pantai yaitu
dengan berjumlah anggotakan dua orang tanpa ada pemain cadangan,
olahraga bolavoli semakin banyak di mainkan tiap tahun untuk bisa
melihat potensi dan kemajuan pemain-pemain baru maupun pemain
lama, dalam membina dan mendidik pemain tidak jauh dari peran
PBVSI maupun pelatih-pelatih yang ada (Yapis Dompu, 2021:230).
c. Peraturan Olahraga Bolavoli
1) Lapangan pada bola voly berbentuk persegi panjang dengan ukuran
panjang 18 m, lebar 9 m, dan lebar garis 5 cm.
2) Ukuran Net
 Panjang : 9,5
 Meterlebar : 1,00 meter
 Lebar mata jaring : 10 centimeter.
Untuk mengetauhi bola mengenai net atau tidak saat pemain
melakukan blocking atau smash, maka bagian tepian net harus ada
pita putih yang berlebar 5 centimeter.
3) Tinggi net untuk voli putra : 2,43 meter
4) Tinggi net untuk voli puti : 2,24 meter
5) Pada tepi kanan dan kiri net harus dipasang antena yang letaknya
lurus di atas garis lapangan. Antenna ini memiliki panjang 1,80
meter dan berdiameter 1 centimeter yang terbuat dari bahan yang
elastis.
20

Gambar 1. Ukuran Lapangan Bolavoli dan


Ukuran Net Bolavoli Putra dan Putri
Sandi (2019:67)
6) Diameter bola voli : 20,7 cm – 21,3 cm
7) Berat : 260 - 280 gram
8) Keliling : 65 – 67 cm
9) Tekanan udara : 4,26 Psi - 4,61 Psi
10) Jumlah jalur : 12 - 18 jalur

Gambar 2. Ukuran Bolavoli


Indrayana,B (2019:44)

11) Bahan yang digunakan adalah kulit yang lunak atau bahan sejenis
yang lain dan berbentuk bola sempurna dengan warna bola harus
terang, biasanya berwarna putih. Sedangkan bagian dalam bola
terbuat dari karet.
12) Jumlah pemain dalam setiap tim atau regu berjumlah 6 orang
pemain inti dan 6 orang pemain cadangan.
13) Dalam permainan bolavoli pergeseran area pemainnya terjadi bila
regu penerima servis mendapatkan poin atau memenangkan
permainan. Yang bergeser adalah regu yang mendapatkan poin dan
arah pergeserannya harus searah jarum jam. Contohnya pada saat
21

posisi 3 melakukan servis, maka posisi pertama bergeser ke posisi


kedua.
14) Pertandingan dikatakan selesai apabila salah satu tim sudah
menembus poin 25 dalam satu babak atau biasa yang disebut set.
Jika saat akhir permainan poin kedua tim seimbang (24-24) maka
pertandingan akan ditambah dua poin
15) Setiap regu di beri hak memainkan bola pada daerahnya sebanyak-
banyaknya 3 kali secara berturut-turut.
16) Setiap orang pemain tidak boleh memainkan bola lebih dari satu
kali secara berturut-turut. Bila melakukannya maka satu poin untuk
tim lawan.
17) Regu yang melakukan servis jika memenangkan permainan berhak
mendapat satu tambahan poin.
18) Sebaliknya, poin untuk tim lawan apabila tidak dapat
mengembalikan bola.
19) Bola hidup berati mulai dipukulnya servis ball sampai bola jatuh
ke tanah.
20) Saat melakukan servis bola harus dilambungkan lebih baik terlebih
dahulu. Bola dinyatakan masuk jika bola jatuh dalam daerah garis
lapangan atau jatuh tepat pada garis lapangan.
21) Pemain menyentuh jaring net dengan tangan dengan secara sengaja
atau tidak sengaja.
22) Pemain tidak dinyatakan pelanggaran jika anggota tubuhnya yang
menyentuh net selain tangan dan secara tidak disengaja. Misalnya
waktu blocking dada atau punggung menyentuh net secara tidak
sengaja.
23) Kedua kaki masuk kedalam daerah lawan.
24) Pada saat pemain yang blocking dengan kedua tangan atau salah
satu tangan tapi masuk ke daerah area lawan.
25) Berbicara kasar atau mengumpat terhadap wasit atau juri.
26) Menegur wasit dan pembantu wasit.
22

27) Menerima petunjuk dan arahan dari luar lapangan selama


pertandingan.
28) Pemain mempengaruhi wasit.
29) Meninggalkan lapangan pemain tidak izin (Natal et al., 2022:108).

d. Teknik Dasar Bolavoli


Dalam permainan bolavoli ada beberapa teknik dasar yang harus
dikuasai oleh setiap pemain antara lain servis, passing, smash, dan
block. Keempat teknik dasar tersebut merupakan modal yang harus
dipelajari sebelum bermain bolavoli jika ingin berprestasi banyak atlet
yang mengabaikan teknik dasar tersebut padahal teknik yang ada dalam
bolavoli saling berkaitan satu sama lain. Sehingga seorang atlet tidak
akan maksimal saat melakukan teknik dasar bolavoli saat bermain atau
bertanding, hal ini akan mengahambat prestasi atlet untuk berkembang
(Keswando et al., 2022:170).

Dalam permainan bolavoli dikenal berbagai teknik dasar, antara


lain passing, smash, dan blok. Dan untuk dapat bermain bolavoli harus
betul-betul dikuasai dahulu teknik-teknik dasar tersebut. Penguasaan
teknik dasar secara sempurna dapat dicapai dengan melakukan
latihan-latihan kontinyu dan menggunakan metode latihan yang baik.
Untuk membangkitkan kemampuan siswa, perlu adanya metode
mengajar yang baru. Guru yakin dengan metode yang tepat dan
menarik akan membuat siswa antusias dan semangat untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengikuti pembelajaran sehingga
kualitas pembelajaran akan meningkat. Untuk dapat meningkatkan
kemampuan seluruh siswa maka perlu metode yang benar-benar baik
danmenyenangkan sehingga dapat membenahi teknik dasar siswa
dalam permainan bolavoli (Fanani, 2020:112).

a) Servis
23

Servis atau sajian adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh


pihak yang berhak melakukan servis untuk memulai
menghidupkan bola ke dalam permainan atau tindakan untuk
menghidupkan bola ke dalam permainan (Achmad et al., 2018:51).
Teknik servis adalah upaya untuk memasukkan bola kedaerah
lawan dengan cara memukul bola dari garis belakang atau
garis servis. Pada mulanya servis merupakan awal pembuka dam
sebuah permainan Bolavoli namun dalam perkembangannya kini
servis merupakan serangan awal dalam permainan
(Setiawan Yogi, 2020:920)
.
Cara melakukan servis pada umumnya dapat dilakukan dengan 4
cara, yaitu, servis tangan bawah, servis mengambang, servis
topspin, dan mengambang melingkar.
1) Servis Tangan Bawah servis tangan bawah merupakan jenis
servis yang paling mudah dilakukan dibanding dengan jenis
servis yang lain. Dengan demikian servis tangan bawah
adalah mudah diterima dan lintasannya melambung tinggi
sehingga mudah diantisipasi oleh lawan

Gambar 3.Teknik Servis Bawah


Sutisna, D (2021:233)

2) Servis mengembang (floating) dipelajari setelah servis tangan


bawah ke depan dilakukan dengan konsisten. Disebut
mengambang karena gerakan bola dan hasil pukulan servis
tidak mengandung putaran (bola berjalan mengapung atau
24

mengambang). Kelebihan servis mengambang ini adalah bola


sulit diterima oleh atlet lawan karena bola tidak bergerak
dalam satu lintasan lurus dan kecepatan bola tidak teratur.

Gambar 4. Teknik Servis Mengambang (Floating)


Susatnto Alex (2021:63)

3) Servis topspin mempunyai kelebihan bola bergerak dan jatuh


dengan cepat. Sedangkan kelemahannya adalah bola
melayang dengan stabil, lebih sulit untuk dilakukan, tingkat
konsistensi lebih rendah.

Gambar 5. Teknik Servis Topspin


Setiawan Yogi (2020:918)

4) Servis mengambang melingkar mempunyai beberapa


keuntungan diantaranya adalah menggunakan kumpulan otot
yang lebih besar, tidak memerlukan banyak tenaga, bola
diservis pada posisi lapangan yang lebih dalam. Adapun
25

kelemahan servis ini adalah posisi tubuh tidak menghadap ke


arah daerah lawan dan gerakannya tidak bisa dijumpai dalam
cabang olahraga lain (Gazali, 2016:2).

Gambar 6. Teknik Servis Mengambang Melingkar


Pradana (2019:130)

b) Smash
Smash dalam permainan bolavoli merupakan pukulan utama dalam
penyerangan untuk mencapai kemenangan. Dalam melakukan
smash diperlukan kemampuan meloncat yang tinggi agar
keberhasilan dapat dicapai dengan gemilang
(Angara Dimas, 2019:1338).

Smash merupakan gerak kerja yang terpenting dalam


kerja serangan untuk menjatuhkan bola di lapangan lawan yang
digunakan untuk mempersulit lawan mempertahankan daerahnya
dari serangan dan membuat poin atau angka
(Hefendri Renold & Badri Hanif, 2020).

Bolavoli ada beberapa macam smash yaitu: smash normal, smash


semi jalan, smash pull, smash push, smash cekis dan smash dari
belakang.
1) Smash normal (open smash). Ada ciri-ciri khusus pada
smash normal yaitu tinggi umpan pada smash normal
mencapai 3 m keatas dengan jarak lintasan bola yang di
umpan berkisar antara 20 sampai 50 cm dari net.
26

2) Smash semi jalan. Smash ini pada dasarnya sama dengan


smash semi biasa namun perbedaannya adalah pada jalan
bolanya.
3) Smash pull. Smash ini digunakan sebagai variasi serangan
terutama untuk permainan dengan tempo cepat, pada
smash ini mengambil jarak lebih dekat pada pengumpan.
4) Smash (push). Smash ini memiliki ketinggian umpan
sekitar 30 sampai 40 cm di atas net namun seorang
smasher harus mengambil awalan keluar lapangan
mendekati tiang net setelah bola lepas dari pengumpan
smasher melompat memukulnya secepat mungkin
5) Smash cekis (drive smash). Smash ini biasanya digunakan
untuk memukul bola yang umpannya berada di atas kepala
atau sedikit sebelah kanan smasher.
6) Smash dari belakang. Smash dari belakan atau back attack
adalah smash yang dilakukan dari belakang garis serang
permainan, smash ini digunakan untuk kombinasi serangan
dengan ketinggian bola mencapai 1 m dari atas net
(Yodi Rahman & Mardela Romi, 2019:1109).

Gambar 7. Teknik Smash Bolavoli


Yapis Dompu (2021:51)

c) Bolck
27

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk


menangkis serangan atau pukulan smash/spike lawan.
Keberhasilan block ditentukan oleh ketinggian loncatan dan
jangkauan tangan pada bola yang sedang dipukul oleh lawan
(Achmad et al., 2018:53).
Blocking adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang
pemain yang berada di dekat net/ pemain depan. Tujuan untuk
menutupi atau membendung datangnya bola dari lapangan lawan,
caranya dengan menjulurkan kedua tangan ke atas dengan
ketinggian yang kanan lebih tinggi dari tepian atau bibir net
(Febriyanto & Fahmi, 2022:110).

Gambar 8. Teknik Block Dalam Bolavoli


( Noviyanto, A (2017:684)

d) Passing
Passing dalam permainan bolavoli adalah kecakapan atau
kemampuan seseorang mengumpan atau menyebrangkan bola
kedaerah lawan secara akurat dan menuju sasaran yang mematikan
gerak / langkah atau sulit untuk diantisipasi lawan
(Sutisna, 2021:2628)

Passing adalah suatu teknik memberikan bola kepada teman dalam


satu regu sebagai langkah awal melakukan serangan kepada regu
lawan. terdapat dua macam passing yaitu passing atas dan passing
bawah (Irwanto & Nuriawan, 2021:7).
1) Passing atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper
bola dari atas dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari
28

atas diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan


kepala . (Nugraha & Yuliawan, 2021:239).

Gambar 9. Teknik Passing Atas Bolavoli


Fauzi (2019:20)

2) Passing bawah merupakan cara memainkan bola yang


datang lebih rendah dari bahu dengan menggunakan kedua
pergelangan tangan yang dirapatkan. Kegunaan dari
passing bawah bolavoli antara lain untuk menerima bola
servis, menerima bola smash atau serangan dari lawan
(Faozi et al., 2019:78).

4. Hakikat Passing Bawah


a) Pengertian Passing Bawah

Passing bawah merupakan suatu teknik dasar permainan bolavoli


yang arus dikuasai oleh pemain bolavoli, diamana passing bawah ini
sangat berguna untuk menyambut bola servis lalu mengoperkan kepada
toser untuk memudahkannya dalam memberikan umpan yang baik bagi
smasher (Rahmat et al., 2018:99).

Passing bawah adalah cara memainkan bola yang datang lebih


rendah dari bahu dengan menggunakan kedua pergelangan tangan yang
dirapatkan. Passing ini biasanya digunakan untuk memainkan bola
yang datang baik dari lawan maupun dari kawan regu, yang memiliki
ciri sulit misalnya bola rendah, cepatt, keras atau yang datang tiba-
29

tiba,namun masih dapat dijangkau oleh kedua tangan. Kadang kala juga
passing bawah digunakan untuk memainkan bola yang mementingkan
ketepatan seperti passing dan umpan (Hamzah et al., 2019:60)

Passing bawah merupakan teknik dasar permainan bolavoli serta


awal dari sebuah penyerangan yang dilakukan oleh para pemaidalam
permainan bolavoli, teknik ini digunakan untuk menerima servis, spike,
memukul bola setinggi pinggang kebawah dan bola yang memantul net
(Bule Jefri & Donie, 2020:27).

b) Cara Melakukan Passing bawah


Berikut adalah cara melakukan passing bawah :
1. Sikap Permulaan
Sikap siap normal, yaitu berdiri dengan salah satu kaki di depan,
lutut sedikit ditekuk, badan sedikit dibungkukkan, titik berat badan
bertumpu pada kedua tapak kaki bagian depan, sehingga posisi
badan labil. Kedua lengan siap di depan dada dalam kondisi rileks.
2. Pelaksanaan
Bergerak kearah jatuhnya bola, kedua tangan dirapatkan, ayunkan
lengan ke arah bola dan sasaran dengan poros gerak pada
persendian bahu, kedua sikut lurus dan ditegangkan (difixir).
Perkenaan bola pada bagian pergelangan tangan pada waktu lengan
membentuk kira-kira 45 derajat dengan badan. Bola dipukul pada
1/3 bagian bawah bola.
3. Gerak Lanjutan
Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang elangkah ke
depan untuk kembali ke posisi siap untuk memainkan bola
berikutnya (Sugito & Susanto, 2020:3).
30

Gambar 10. Teknik Passing Bawah Bolavoli


Oktadinata, A (2019:56)

c) Kesalahan yang Sering Terjadi


Kesalahan yang sering terjadi dalam melakukan passing bawah dan
yaitu terjadi pada sikap persiapan, sikap pelaksanaan, dan sikap
lanjutan. Sikap persiapan yang salah dalam melakukan passing bawah
seperti berdiri dengan posisi kaki yang tidak dibuka selebar bahu, lutut
yang tidak ditekuk, dan badan yang kurang condong ke depan. Selain
itu dalam sikap pelaksanaan passing bawah masih terlihat lengan
pemukul ditekuk pada siku akibatnya bola berputar dan menyeleweng
arahnya dan dua lengan bawah sebagai pemukul kurang sejajar.
Selanjutnya untuk sikap lanjutan dalam melakukan passing bawah pada
jari tangan tidak digenggam dan sikut tidak dikunci
(Oktadinata & Kholidman, 2019:58).

5. Model Latihan Passing Bawah

a) Passing Bawah Dengan Dinding

Testi berdiri menghadap sasaran dengan bolavoli di tangan,


setelah ada aba-aba peluit tanda mulai, testi mulai melempar bola ke
tembok. Bola yang memantul ke tembok di pukul (passing bawah) ke
daerah sasaran. Para penghitung menghitung bola yang tepat
sasaran. Apabila bola terlepas, bola dapat dipegang lalu mulai lagi
dengan melempar bola ke tembok untuk dipukul kembali sampai
31

waktu habis. Waktu pelaksanaan selama 60 detik. Sampai peluit


berbunyi tanda tes selesai (Fazaliqa, 2021:20).

Gambar 11. Metode Latihan Passing Bawah Dengan Dinding


Sarwita, T (2020:32)

Model latihan passing bawah dengan dinding latihan passing ini


dilakukan dengan cara memantulkan bola kedinding dan badan harus
dalam keadaan siap untuk melakukan passing, Sikap permulaan pemain
memegang bola dengan kedua tangan menghadap dinding,
pelaksanaannya bola dilemparkan atau dipantulkan kedinding dan
pantulannya berusaha untuk di passing ketembok sasaran lagi demikian
seterusnya. bila bola melenceng atau tidak dapat di passing maka bola
di ambil dan dilemparkan atau dipantulkan lagi kedinding dan di
passing lagi secara berulang-ulang (Mardian Roli, 2020:8).

Keuntungan latihan ini adalah mudah mengantisipasi bola karena


tidak terpancang oleh teman pasangannya dan mudah diarahkan bola
pantulannya. Juga meningkatkan kemampuan dalam melakukan
passing bawah dan kontrol bola, bila atlet dapat mengimbangi pantulan
bola dan bisa mengendalikan pantulan bola tersebut dapat diperkirakan
memiliki kemampuan passing bawah yang baik, meskipun baru tahap
awal (Fauzi, 2019:220).
32

b) Passing Bawah Berpasangan

Metode latihan berpasangan disini dimaksudkan pemain


berpasangan dengan temannya dan melakukan passing bawah usahakan
bola tidak jatuh dan pantulan bola yang konsisten. Bola pertama
dilemparkan oleh A dengan dua tangan dari bawah kepada B. B
menerima dengan passing bawah dan bola diarahkan kepada A. A
menerima passing bawah tersebut dan diarahkan kepada B. Begitupun
seterusnya menyesuainak dengan program latihan. Keuntungan latihan
passing bawah berpasangan banyak sisi yang mengharuskan passing
sesuai dengan keberadaan pasangannya
(Argantara Alwa et al., 2021:115).

Latihan berpasangan disini maksudnya pemain berpasangan dengan


temannya dan melakukan passing bawah usahakan bola tidak jatuh dan
pantulan bola selalu baik. Sikap permulaan berdiri berhadapan lalu
melakukan umpan setelah itu dipassing bawah secara berulangulang.
Dilakukan sesuai dengan program latihan yang sudah ditetapkan.
Keuntungan pada latihan ini adalah banyak sisi yang mengharuskan
passing sesuai dengan keberadaan pasangannya feel the ball salah satu
hal yang penting saat melakukan latihan (Sarwita, 2020).

Gambar 12. Metode Latihan Passing Bawah Berpasangan


Sugianti, E (2020:43)
33

Meningkatkan koordinasi tangan dan kaki, meningkatkan kekuatan


dan kelentukan otot tangan, meningkatkan kelincahan dalam menerima
dan mengoper bola dan meningkatkan keterampilan passing bawah
dalam permainan bolavoli (Kresnapati, 2020).

6. Kemampuan
a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan yakni kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan kita


berusaha dengan diri sendiri. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan (Simin Febrianti & Jafar Yusuf, 2018:210).

Kemampuan (Ability) adalah kecakapan atas potensi menguasai


suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir dan merupakan
hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mewujudkan melalui
tindakan (Syam Asry, 2019:84).

b. Jenis – Jenis Kemampuan


1) Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual yaitu kapasitas untuk melakukan aktifitas
mental.
2) Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik Merupakan kemampuan melakukan aktifitas
berdasarkan stamina dan kekuatan karakteristik fisik.
Berikut ini adalah macam macam kemampuan fisik :
 Kekuatan dinamis
 Kekuatan tubuh
 Kekuatan statis
 Keluwesan extent
 Keluwesan dinamis
 Koordinasi tubuh
34

 Keseimbangan
 Stamina (Nurhidayat, 2021:848).
35

B. Penelitian yang Releven

1. Kurniawan, M. Riski Adi Wijaya (2019) dengan judul Pengaruh


Latihan Passing Bawah Menggunakanmediadinding Dan
Berpasangan Terhadap Peningkatanteknik Passing Bawah Bolavoli
Pada Ekstrakurikuler Smp Al-Irsyad Cikukulu Kabupatensukabumi
Tahun 2018/2019.
Metode Penelitian: Metode dalam penelitian ini berupa metode suvey.
Peneliti ingin mengetahui kontribusi antara variabel bebas dan variabel
terikat, dimana yang menjadi variabel bebasnya adalah passing bawah
menggunakan media dinding dan passing berpasangan sedangkan yang
menjadi variabel terikatnya adalah passing bawah pada ekstrakurikuler
SMP Islam Al-Irsyad Cikukulu Kabupaten Sukabumi. Populasi dalam
penelitian ini adalah anggota ekstrakurikuler bolavoli SMP Islam Al-
Irsyad Cikukulu Kabupaten Sukabumi dengan jumlah sebanyak 16
orang.Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling,
yaitu semua anggota ekstrakurikuler bolavoli SMP Islam Al-Irsyad
Cikukulu Kabupaten Sukabumi dengan jumlah sebanyak 16 orang.
Hasil Penelitian: Syarat pengambilan keputusan adalah dengan
membandingkan taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan
signifikansi yang diperoleh (sig), apabila sign <0,05 maka Hi diterima
sebaliknya apabila sig > 0,05 maka Ho di terima. Dari hasil analisis data
yang dilakukan ternyata menunjukan hasil sig. (2-tailed) <0,05 yaitu 0,05
yaitu 0,000 < 0,05 maka dengan demikian Ho di tolak dan Hi di terima.
Dari hasil analisis data yang dilakukan dapat di ketahui bahwa K1 sampel
ada 8 dengan nilai minimal media dinding sebesar 10 dalam 1 menit dan
nilai maksimal media dinding sebesar 21 dalam 1 menit untuk nilai rata-
rata atau mean pada test awal sebesar 15,13. Dan nilai mean test akhir
sebesar 29, 38. Nilai simpangan baku untuk test awal sebesar 4,155.
Untuk nilai test akhir simpanagn baku sebesar 4,955. Nilai Normality
Menggunakan Kolmogorov Smirnov Tes Awal sebesar Statisc 149 dan
36

Tes akhir sebesar 175 Sedangkan K2 sampel ada 8 dengan dengan nilai
minimal berpasangan 9 dalam 1 menit dan nilai maksimal berpasanagan
sebesar 18
dalam 1 menit untuk nilai rata-rata sebesar 14,38 dan nilai mean test akhir
sebesar 23,63, untuk nilai simpangan baku untuk test awal sebesar 4,069.
Dan nilai simpangan baku untuk test akhir sebesar 4,104. Nilai Normality
Menggunakan Kolmogorov Smirnov Tes Awal sebesar Statisc 162 dan
Tes akhir sebesar 154.
2. Alwa Argantara, Muhammad Iqbal, Apri Satriawan Chan (2021)
dengan judul Pengaruh Latihan Passing Bawah Dengan Dinding Dan
Berpasangan Terhadap Ketepatan Permainan Bolavoli.
Metode Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh metode latihan passing bawah dengan dinding dan
berpasangan terhadap ketepatan passing bawah permainan bolavoli Klub
Pervoma Jakarta Timur, penelitian ini juga digunakan untuk memperoleh
suatu metode latihan yang dapat diterapkan pada pembelajaran passing
bawah bolavoli untuk pemula demi meningkatkan ketepatan passing
bawah bolavoli. Terdapat dua variabel pada penelitian ini variabel yang
pertama ketepatan passing bawah dalam permainan bolavoli (variabel
terikat), variabel yang kedua latihan passing bawah dengan dinding dan
berpasangan (variabel bebas). Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode eksperimen dengan disain penelitian menggunakan The
one-group pretest-posttest design, yaitu satu kelompok diberikan pretest
(tes awal), treathment (perlakuan), posttest (tes akhir). Pada penelitian ini
terdapat populasi sebanyak 20 atlet putra klub bolavoli Pervoma dan
peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 15 atlet pervoma dengan
teknik penarikan sampel menggunakan teknik Purposive Sampel, dengan
kata lain peneliti mengambil 15 atlet U-17 putra klub Pervoma yang
sudah masuk kedalam tim Kejurda U-17.
Hasil Penelitian: Sebelum dilakukan uji hipotesis statistik dilakukan uji
persyaratan analisis yaitu dengan uji normalitas menggunakan uji
37

Kolmogorov smirnof dengan taraf signifikansi 0,05 berdistribusi normal


dan uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan taraf signifikansi
0,05 yang berarti sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang
sama. Dengan sampel yang berjumlah 15 atlet, hasil uji normalitas yang
diperoleh untuk pretest lebih besar dari nilai signifikansi atau (0,601 >
0,05) berdistribusi normal dan hasil yang diperoleh dari pretest lebih besar
dari nilai signifikansi atau (0,105 > 0,05) berarti berdistribusi normal.
Data yang diperoleh dari uji homogenitas adalah nilai signifikansi hitung
lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 atau (0,587 > 0,05) berarti dapat
disimpulkan
bahwa varian sampel homogen. Dari hasil yang didapatkan dari Uji T
menggunakan Paired Sample T Test nilai t hitung adalah 8.670 dan
mendapatkan nilai signifikansi (2tailed) 0,000. Dasar keputusan, jika nilai
signifikansi (2tailed)< 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil pretest dan hasil posttest. Dengan kata lain nilai signifikansi
(2tailed) 0,000 < dari nilai signifikansi 0,05. Berarti terdapat pengaruh
yang signifikan bila menggunakan metode latihan passing bawah dengan
dinding dan berpasangan terhadap ketepatan dalam permainan bolavoli.
Hasil perhitungan menjadi dasar pengambilan keputusan dalam pengujian
hipotesis. Bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai
yang didapat dari t hitung (8.670) > t table (1.770), maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
3. Roli Mardian (2020) dengan judul Pengaruh Latihan Mengumpan Ke
Dinding Dan Berpasangan Terhadap Keterampilan Passing Bawah
Bolavoli.
Metode Penelitian: Berdasarkan datanya penelitian ini termasuk
penelitian kuantitatif. Menurut perlakuan pada sampel penelitian ini
adalah penelitian eksperimen. Adapun instrumen yang digunakan untuk
mengukur keterampilan passing bawah bolavoli pada siswa
ekstrakurikuler di SMP Negeri 13 Tanjung Jabung Timur yaitu tes
keterampilan dengan mencocokan lembar observasi.
38

Hasil Penelitian: Dalam tes awal ini didapatkan hasil jumlah keseluruhan
tes keterampilan passing bawah yang berjumlah 111 poin, dengan
demikian dapat dirata-ratakan hasil tes keterampila passing bawah adalah
9.25 poin maka hasil tes awal ketepatan dapat di katagorikan masih
kurang memuaskan. Pada tes akhir ini didapatkan jumlah keseluruhan tes
keterampilan passing bawah yaitu 150 poin. Dengan demikian rata-rata
hasil tes keterampilan passing bawah ini adalah sebesar 12.5 poin, maka
hasil tes akhir ketepatan keterampilan passing bawah dikatagorikan sangat
memuaskan.

.
39

C. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Latihan Passing Bawah Dengan Dinding Terhadap


Peningkatan Kemmapuan Pasing Bawah Bolavoli
Latihan menggunakan latihan passing bawah dengan berpasangan
merupakan salah satu bagian yang penting dalam peningkatan passing
bawah bolavoli. Model latihan passing bawah dengan dinding latihan
passing ini dilakukan dengan cara memantulkan bola kedinding dan
badan harus dalam keadaan siap untuk melakukan passing, Sikap
permulaan pemain memegang bola dengan kedua tangan menghadap
dinding, pelaksanaannya bola dilemparkan atau dipantulkan kedinding
dan pantulannya berusaha untuk di passing ketembok sasaran lagi
demikian seterusnya.

2. Pengaruh Latihan Passing Bawah Dengan Berpasangan Terhadap


Peningkatan Kemmapuan Pasing Bawah Bolavoli

Latihan berpasangan disini maksudnya pemain berpasangan dengan


temannya dan melakukan passing bawah diusahakan bola tidak jatuh
dan pantulan bola selalu baik. Sikap permulaan berdiri berhadapan lalu
melakukan umpan setelah itu dipassing bawah secara berulangulang.
Dilakukan sesuai dengan program latihan yang sudah ditetapkan.
Keuntungan pada latihan ini adalah banyak sisi yang mengharuskan
passing sesuai dengan keberadaan pasangannya feel the ball salah satu
hal yang penting saat melakukan latihan
40

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”


(Yam & Taufik, 2021:98). Bertolak pada kerangka berfikir yang mengacu pada
jawaban sementara, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan passing


bawah dengan dinding dan berpasangan terhadap peningkatan emampuan
passing bawah bolavoli pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N
2 Nawangan
2. Metode latihan passing bawah dengan dinding lebih baik pengauhnya
daripada berpasangan terhadap peningkata kemampuan passing bawah
bolavoli pada siswa ekstrakulikuler bolavoli putra SMP N 2 Nawangan
41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Pacitan, Kecamatan


Nawangan, Desa Mujing yang berlokasikan SMP N 2 Nawangan, akan
dimulai di bulan Mei 2023 sampai dengan bulan Juni 2023.

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif yaitu pengolahan data


secara stastik dengan membandingkan perbedaan sebelum dan sesudah
setelah mendapatkan perlakuan.
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental dengan
rancangan One grup Pre-test-post-test. Pada rancangan penelitian ini tidak
menyertakan kelompok kontrol, namun pada subjek penelitian sebelum
dilakukan intervensi akan dilakukan pengukuran terlebih dahulu.
Selanjutnya setelah dilakukan intervensi akan diukur kembali lagi.

Treatment A
s Posttest
S Pretest MSOP
Treatment B

Gambar 13. Rancangan Penelitian


42

Keterangan :
S = Subjek
Pretest = Tes awal passing
MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing
KE I = Kelompok 1
KE II = Kelompok 2
Treatment A = Metode latihan passing berpasangan
Treatment B = Metode latihan passing di dinding
Posttest = tes akhir passing

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan tes passing bawah bolavoli


pada tes awal. Setelah hasil tes dirangking, kemudian subjek yang emiliki
kemampuan setara dipasangkan kedalam kelompok 1 dan kelompok 2.
Dengan demikian kedua kelompok sebelum diberi perlakuan merupakan
kelompok yang sama apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal
ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. pembagian
kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing
Adapun Teknik pembagian kelompok secara “Ordinal Pairing” sebagai
berikut :

Gambar 14. Bagan Pengelompokan Secara “ Ordinal Pairing”


43

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra
ekstrakurikuler bolavoli di SMP N 2 Nawangan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentuan dengan ordinal pairing, yang
berjumlah 30 siswa.
Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 responden. Jumlah
tersebut dibagi menjadi 2 kelompok. Metode yang akan dilakukan
dengan latihan passing bawah berpasangan dan dengan media dinding.
3. Teknik pengambilan sampel
Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu suatu
cara pengambilan sampel dimana tiap anggota populasi diberikan
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

D. Teknik Pengumpulan data

1. Instrumen penelitian pasing bawah dengan dinding

Instrumen untuk tes passing bawah dalam penelitian ini adalah


Brumbach forearm pass wall-volley test, yaitu cara melaksanakan tes
dengan memantulkan bola ke sasaran tembok selama 60 detik.
44

Gambar 14. Petak Sasaran Tes Passing Bawah Dengan Dinding


Wahidi, R (2018:83)

Siswa berdiri menghadap sasaran dengan bolavoli di tangan, setelah


ada aba-aba peluit tanda mulai, testi mulai melempar bola ke tembok.
Bola yang memantul ke tembok di pukul (passing bawah) ke daerah
sasaran. Para penghitung menghitung bola yang tepat sasaran. Apabila
bola terlepas (luncas), bola dapat dipegang lalu mulai lagi dengan
melempar bola ke tembok untuk dipukul kembali sampai waktu habis.
Waktu pelaksanaan selama 60 detik. Sampai peluit berbunyi tanda tes
selesai.

Penilaian:

Setiap bola yang memantul ke tembok, yang menggunakan seluruh


bagian yang ada di tubuh kita yang sesuai dengan peraturan permainan,
bola tersebut masuk ke daerah sasaran serta mengenai garis batas daerah
sasaran diberi skor 1. Skor tes adalah 3set selama 1 menit.

2. Instrumen penelitian passing bawah dengan berpasangan


Latihan passing berpasangan dalam pelaksanaannya lebih
menekanpada kerjasama dan perpaduan gerakan passing dan otot yang
45

terlibat, sehingga pada saat passing bawah terjadi secara mendadak


sebelum otot berkontraksi kembali dan kemungkinan otot-otot untuk
mencapai kekuatan maksimum dalam waktu yang singkat.
Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:
a. Peserta berkumpul dilapanagan.
b. Peneliti memberi penjelasan serta arahan tentang tes yang akan
dilakukan.
c. Selanjutnya peserta berbaris satu banjar kebelakang untuk
menerima bola yang diberikan oleh petugas.
d. Petugas pelempar bola berdiri didepan para peserta.
e. Kemudian expert jugdement berdiri disamping kiri tengah
diantara peserta dan petugas untuk melakukan penilaian.
f. Peserta melakukan passing bawah sebanyak 5 kali dengan bola
dilempar oleh petugas secara bergantian.
g. Expert judgement mengamati dan menilai hasil passing bawah
yang dilakukan oleh peserta menggunakan instrumen lembar
penilaian tes keterampilan passing bawah bolavoli.
h. Selanjutnya peneliti mengumpulkan hasil data penelitian
keterampilan passing bawah bolavoli.
i. Setelah memperoleh data keterampilan passing bawah bolavoli
peneliti mengambil kesimpulan dan saran.

E. TEKNIK ANALISA DATA

1. Mencari Reliabilitas
Tingkat Keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian ini,
dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus uji reliabilitas yang
dikutip dari (Taluke et al., 2019:536) dengan rumusan sebagai berikut:
46

Keterangan:
X = Skor dari tes pertama
Y = Skor dari tes kedua
XY = Hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden
2
X = Kuadrat skor instrument A
2
Y = Kuadrat skor instrument B
N = Tanda jumlah
Adapun dalam pengertian kategori koefisien reliabilitas tes tersebut
mengunakan pedoman table koefisien reliabilitas menurut
(Taluke et al., 2019:536)
yaitu:
Tabel 2. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas


Sangat Tinggi 0,80 – 1,00 0,80 – 1,00
Tinggi 0,60 – 0,80 0,60 – 0,80
Cukup 0,40 – 0,60 0,40 – 0,60
Rendah 0,20 – 0,40 0,20 – 0,40
Sangat Rendah 0,00 – 0,20 0,00 – 0,20

2. Uji Prasyarat Analisis


Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah kedua uji
prasyarat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data penelitian mengunakan metode Liliefors
menurut (Usmadi, 2020:57) Adapun prosedur pengujian normalitas
tersebut adalah sebagi berikut:
47

1) Pengamatan x 1 , x 2 ,… … . , x ndijadikan bilangan baku


z 1 z 2 , … … .. , zn dengan mengunakan rumus:

x−x
z=
s
Keterangan :
x = Rata-rata
x = Nilai varible
s = Simpangan baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(
z 1 ¿= p ( z ≤ z 1 ) .
3) Selanjutnya dihitung proporsi z 1 , z 2 … … ., z n yang lebih kecil
atau sama dengan z 1. Jika proporsi dinyatakan oleh S( z 1 ¿ , maka

banyaknya z 1 , z 2 … … … … . z n yang ≤ z2
S ( z 1 )=
n
4) Hitung selisih F¿)- S(z i), kemudian ditentukan harga
mutlaknya .
5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak
selisih tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung
b. Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan caran membagi
varians yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut
(Pratama & Intan, 2021:42). rumusnya adalah :

2
s b
F= 2
s k

Keterangan :
F = Derajat kebebasan KE1 dan KE2
48

2
S b = Standar deviasi KE1
2
S k = Standar deviasi KE2

c. Uji Hipotesis
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara dua kelompok, dari
(Khaeruman & Mukhlis, 2018:25),
adalah sebagai berikut:

MD
t=

√ ∑ d2
N (N −1)

Keterangan :
MD = Mean Differences
D = deviasi individual dari MD
N = Jumlah Subyek

Untuk mencari mean digunakan rumus sebagai berikut:

M d=
|∑ D|
N

Keterangan:
M = Jumlah Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah peserta

Untuk menghitung prsentase peningkatan keterampilan passing


bawah bolavoli antara metode latihan dengan media dinding dana
berpasangan menggunakan rumus sebagai berikut:
49

meandifferent
Prosentase peningkatan= x 100 %
mean pretest
Mean different = mean posttest – mean pretest.
50

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, I. Z., Aminudin, R., Sumarsono, R. N., Mahardika, D. B., Sumarsono, R. N., &
Mahardhika, D. B. (2018). Tingkat Ketrampilan Teknik Dasar Permainan Bolavoli
Mahaisiwa PJKR Semester II Di. Jurnal Ilmiah Penjas, 5(2), 48–60.

Achmad Rifai, Domi Bustomi, & Sumbara Hambali. (2020). PERBANDINGAN


LATIHAN FOOTWORK DAN SHADOW TERHADAP KELINCAHAN
ATLET TIM BULUTANGKIS PB. SETIA PUTRA. Jurnal Kejaora (Kesehatan
Jasmani Dan Olah Raga), 5(1), 25–31. https://doi.org/10.36526/kejaora.v5i1.848

Afrinaldi Rolly. (2021). 865-Article Text-2348-1-10-20210817. Jurnal Ilmiah Wahana


Pendidikan, 7(4), 531–538.

Aminudin Muhammad. (2019). PENGARUH LATIHAN FOOTWORK TERHADAP


AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PBSI TANAH LAUT USIA 12-15.
Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 18(1), 51–55.

Amrizal, & Tofikin. (2021). PELATIHAN WASIT BOLAVOLI TINGKAT CABANG


Tofikin 1 , & Amrizal 2 1),2).

Angara Dimas. (2019). 369-Article Text-1207-1-10-20191219. Jurnal Patriot, 5(3),


1331–1343.

Anggraeni, Y. F., & Purnomo, M. (2021). ANALISIS MANAJEMEN LATIHAN PB


SURYABAJA TULUNGAGUNG SELAMA MASA PANDEMI COVID-19.

Argantara Alwa, Iqbal Muhammad, & Satriawan Apri. (2021). 1256-Article Text-
4942-1-10-20220122. Jurnal Seminar Nasional STKIP Kusuma Negara, 7(1),
112–118.

Atmoko, R. D. (2019). SKRIPSI RATIYO PJKR 2014.

Ayulianti Gusti. (2019). 932-1947-2-PB. Journal Pendidikan Dasaar, 4(1), 73–81.

Bayo, Y. (2019). PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SIRKUIT PASING BAWAH


T-DESAIN (SPBT-DESAIN) BOLAVOLI SEBAGAI BENTUK AKTIVITAS
51

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PJOK UNTUK TINGKAT


SEKOLAH MENENGAH.

Bayu, Y. (2019). PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SIRKUIT PASING BAWAH


T-DESAIN (SPBT-DESAIN) BOLAVOLI SEBAGAI BENTUK AKTIVITAS
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PJOK UNTUK TINGKAT
SEKOLAH MENENGAH. 03(02), 18–34.

Bule Jefri, & Donie. (2020). Perbedaan Latihan Passing Target dan Rangkaian Latihan
Passing terhadap Kemampuan Passing Bawah Atlet Bolavoli SMAN 8 Padang.
Jurnal Performa Olahraga, 5(1), 26–31. https://doi.org/10.24036/jpo136019

Candra, R., Awan, D., Diansyah, T., Bunan, T., & Telnoni, P. A. (2017). Aplikasi
Pembelajaran Interaktif 3D Bola Vo li untuk Kelas 10 SMA. 03(02), 954–961.

Daulay, B. (2019). DASAR DASAR LATIHAN DALAM KEPELATIHAN


OLAHRAGA. Jurnal Prestasi, 3(5), 42–48.

Eko. (2022, June 21). 32 Tim Kabupaten Kota Berebut Jawara Bolavoli Porprov VII
Jatim 2022- Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Dinas
Kominfo Provisi Jawa Timur . https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/32-tim-
kabupaten-kota-berebut-jawara-bola-voli-porprov-vii-jatim-2022

Fahrizqi, E. B., Gumantan, A., & Yuliandra, R. (2021). Pengaruh latihan sirkuit
terhadap kekuatan tubuh bagian atas unit kegiatan mahasiswa olahraga panahan.
Multilateral : Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 20(1), 43–45.
https://doi.org/10.20527/multilateral.v20i1.9207

Fanani, Z. (2020). Peningkatan Kemampuan Teknik Dasar Passing Permainan Bolavoli


Melalui Metode Drill. Education Journal : Journal Educational Research and
Development, 4(2), 111–126. https://doi.org/10.31537/ej.v4i2.345

Faozi, F., Sanusi, H., & Listiandi, A. D. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Stad Terhadap Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan
Bolavoli Di SMA Islam Al-Fardiyatussa’adah Citepus Palabuhanratu. Physical
Activity Journal, 1(1), 51–60. https://doi.org/10.20884/1.paju.2019.1.1.2001
52

Fauzi. (2019). 242-Article Text-1495-1-10-20200209. Jurnal Muara Olahraga, 2(1),


218–227.

Fazaliqa, M. (2021). PENGARUH LATIHAN MEDIA DINDING TERHADAP


PASSING BAWAH (EKSPERIMEN TERHADAP EKTRAKULIKULER DI
SMPN 3 PUSAKA NAGARA KABUPATEN SUBANG). Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Universitas Subang (SENDINUSA), 3(1), 19–27.

Febriyanto, A., & Fahmi, F. (2022). MODEL LATIHAN BLOCKING BOLAVOLI


UNTUK ATLET PEMULA. Jurnal JP3M, 3(1), 107–116.

Gazali, N. (2016). KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN TEHADAP


KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI. In Journal of Physical
Education (Vol. 3, Issue 1). Health and Sport.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs

Hadi, A. N. (2022). PENGARUH LATIHAN PASSING BERPASANGAN, PASSING


BEBAS TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLAVOLI ANAK
SMP DI DUSUN TUGU CERME GRESIK. Jurnal Kesehatan Olahraga , 10(02),
45–52.

Hamzah, Ibnu, Ginanjar, Agi, & Setiawan B A. (2019). THE INFLUENCE OF


JIGSAW LEARNING MODEL ON THE LEARNING OUTCOMES OF
VOLLEYBALL UNDER PASS. In Jurnal Kependidikan Jasmani dan Olahraga
(Vol. 3, Issue 1).

Hefendri Renold, & Badri Hanif. (2020). 502-Article Text-822-1-10-20200617. Jurna


Stamina, 3(4), 255–264.

Indrayana, B., & Yuliawan, E. (2020). Survei Kelayakan Sarana dan Prasarana pada 31
Cabang Olahraga Anggota KONI Kota Jambi Peserta Pekan Olahraga Provinsi
Jambi Ke-23. Journal Prestasi, 4(2), 43–48.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpsi/index

Indrich Meylis. (2019). SURVEI MINAT OLAHRAGA PENGUNJUNG CAR FREE


DAY BOULEVARD MAKASSAR MEYLIS INDRICHA.
53

Irwanto, E., & Nuriawan, R. (2021). Passing, Pengumpan Dan Serangan Pada
Permainan Bolavoli. Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 4(1), 6–9.

Keswando, Y., Septi Sistiasih, V., & Marsudiyanto, T. (2022). Survei Keterampilan
Teknik Dasar Atlet Bolavoli. JUrnal Pendidikan Olahraga Kesehatan Dan
Rekreasi, 5(1), 168–177. https://doi.org/10.29408/porkes.v5i1

Khaeruman, K., & Mukhlis, A. (2018). PENGARUH KOMPETENSI PENDAMPING


PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DAN UMKM PESERTA
TERHADAP PENINGKATAN PENDIDIKAN ANAK PESERTA PKH DI
KECAMATAN CIRUAS KABUPATEN SERANG. JURNAL NUSANTARA
APLIKASI MANAJEMEN BISNIS, 3(2), 22–33.
https://doi.org/10.29407/nusamba.v3i2.12144

Khairuddin, O., Keguruan, F., & Pendidikan, I. (2020). OLAHRAGA DALAM


PANDANGAN ISLAM (Vol. 03, Issue 02, pp. 1–13).

Kresnapati, P. (2020). Perbedaan latihan passing berpasangan dengan perubahan tinggi


net berat bola terhadap kemampuan passing bawah. Edu Sportivo: Indonesian
Journal of Physical Education, 1(1), 9–15.
https://doi.org/10.25299/es:ijope.2020.vol1(1).5116

Mardian Roli. (2020). 10975-Article Text-29145-1-10-20201112. Jurnal Indonesia,


9(1), 1–11.

Natal, Y. R., Wani, B., Jun, H. J., Jehadun, F., Meo, A., & Walu, F. C. (2022).
PENDAMPINGAN PERWASITAN BOLAVOLI PADA TURNAMEN TANTE
NELA PARIS (TNP) CUP I TAHUN 2022. Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti,
3(2), 105–113. https://doi.org/10.38048/jailcb.v3i2.972

Noviyanto, A. (2017). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya


Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah dan Passing Atas Bolavoli Pada Siswa
Kelas XI di SMK NEGERI 1 Baureno Kecamatan Baureno Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan , 05(03), 682–689.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive
54

Nugraha, U., & Yuliawan, E. (2021). Meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli
melalui pendekatan gaya mengajar latihan dengan menggunakan audio visual.
Altius: Jurnal Ilmu Olahraga Dan Kesehatan, 10(2), 231–242.
https://doi.org/10.36706/altius.v10i2.15871

Nurhidayat. (2021). 314. Jurnal of Innovatioan Research, 1(5), 845–854.

Okilanda, A., Dlis, F., Humaid, H., & Putra, D. D. (2020). PERBEDAAN
PENGARUH METODE LATIHAN DAN MOTIVASI BERLATIH TERHADAP
TEKNIK DASAR SEPAKBOLA SEKOLAH SEPAKBOLA BEJI TIMUR U-13.
Jurnal Educatio FKIP UNMA, 6(1), 80–89.
https://doi.org/10.31949/educatio.v6i1.280

Oktadinata, A., & Kholidman, I. (2019). ANALISIS KETERAMPILAN PASSING


BAWAH DAN PASSING ATAS PESERTA EKSTRAKURIKULER
BOLAVOLI SMA NEGERI 2 KOTA SUNGAI PENUH. In Jurnal Cerdas Sifa
(Vol. 56, Issue 1).

Pieter Pelamonia, S., Wahyudi Firnanda, M., & Hayati. (2021). PENGARUH
LATIHAN PASSING BAWAH MENGGUNAKAN MEDIA DINDING
DENGAN MEMAKAI SASARAN GARIS LURUS TERHADAP
KEMAMPUAN PASSING BAWAH. Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi ,
4(2), 140–148.

Pradana. (2019). Juni 2019 E-ISSN 2580-1430 1) , A. Dei 2) , AAO. Perdana 3) ,


IGPNA. Santika 4) , IW. Adnyana 5). Pendidikan Kesehatan Kreasi, 5(2), 128–
135. https://doi.org/10.5281/zenodo.3344563

Prasetyo, H. J., Aji, W., & Putro, S. (2021). Pengaruh Latihan Passing Berpasangan
Terhadap Akurasi Passing Siswa SSB U-16 Askatala. In Jurnal Kepelatihan
Olahraga SMART SPORT (Vol. 19).

Pratama, S. A., & Intan, R. (2021). PENGARUH PENERAPAN STANDAR


OPERASIONAL PROSEDUR DAN KOMPETENSI TERHADAP
55

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI EKSPOR PT. DUA KUDA


INDONESIA.

Purnomo, H. (2022, July 10). Saksikan Aksi Tim Lavani Junior di Pacitan, Syarief
Hasan Dorong Pembinaan Olahraga Voli Kepada Generasi Muda. MPR RI .
https://www.mpr.go.id/berita/Saksikan-Aksi-Tim-Lavani-Junior-di-Pacitan,-
Syarief-Hasan-Dorong-Pembinaan-Olahraga-Voli-Kepada-Generasi-Muda

Rahmat, D., Wahidi, R., & Muhammadiyah Kuningan, S. (2018). JUARA : Jurnal
Olahraga PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING BERPASANGAN
TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN
BOLAVOLI. In JUARA : Jurnal Olahraga (Vol. 3, Issue 2).
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara

Salahudin, R. (2020). Olahraga Menurut Pandangan Agama Islam. Journal Ilmu Sosial
Dan Pendidikan, 04(03), 457–464.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index

Sandi Nengah. (2019). SUMBER DAN METABOLISME ENERGI DALAM


OLAHRAGA. Journal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 5(2), 64–73.
https://doi.org/10.5281/zenodo.3340183

Sarwita, T. (2020). PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN


TERHADAP KETEPATAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN
BOLAVOLI PADA KLUB PERVODAC. Jurnal Olahraga, 4(1), 31–37.

Setiawan Yogi. (2020). 692-Article Text-2164-1-10-20201221. Jurnal Patriot, 2(4),


916–927.

Simin Febrianti, & Jafar Yusuf. (2018). 279-550-1-SM. Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 4(3), 209–216.

Sugianti, E., Rustiawan, H., & Risma, D. (2022). Perbandingan Latihan Passing Bawah
Bergantian dengan Bermain Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bawah
Bolavoli. In Oktober (Vol. 8, Issue 2). https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/JKP
56

Sugito, D., & Susanto, H. (2020). HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI
MODEL TGT.

Sukendro, Ekawarna, Dwirahayu, F., & Yuliawan, E. (2021). Upaya Meningkatkan


Hasil Belajar Smash Bolavoli Siswa Kelas X SMK. Jurnal Prestasi, 5(2), 44–51.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpsi/index

Susanto Alex. (2021). jik%2C+9.+Alek+Susanto+61-67. Jurnal Ilmu Keolahragaan


Undiksha, 9(1), 61–67.

Susila, L. (2021). Pengaruh Metode Latihan High Intensity Interval Training (HIIT)
dalam Meningkatkan Power Otot Tungkai dan kelincahan pada Permainan
Bolavoli. Ainara Journal, 2(3), 230–238.
http://journal.ainarapress.org/index.php/ainj

Sutisna, D. (2021). UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING


DALAM PERMAINAN BOLAVOLI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
PERMODELAN RESIPOKAL DI KELAS VII B SMP NEGERI 5 SUBANG
KABUPATEN SUBANG. In Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang
(Vol. 04, Issue 01).

Syam Asry. (2019). ANALISIS KEMAMPUAN INTELIGENSI ATLET CABANG


OLAHRAGA SEPAK TAKRAW PROVINSI GORONTALO ANALYSIS OF
INTELIGENT ABILITY OF TAKRAW SPORT BRANCH ATLET OF
GORONTALO PROVINCE Asry Syam. Jambura Journal of Sports Coaching,
1(2), 79–90.

Taluke, D., Lakat, R. S. M., & Sembel, A. (2019). ANALISIS PREFERENSI


MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI
PESISIR PANTAI KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA
BARAT. Jurnal Spasial, 6(2), 531–540.

Usmadi. (2020). 2281-6038-1-SM. Jurnal Inovasi Pendidikan, 7(1), 50–62.

Yapis Dompu. (2021). Pengaruh Metode Latihan High Intensity Interval Training
(HIIT) dalam Meningkatkan Power Otot Tungkai dan kelincahan pada Permainan
57

Bolavoli. In Ainara Journal (Vol. 2, Issue 3).


http://journal.ainarapress.org/index.php/ainj

Yodi Rahman, & Mardela Romi. (2019). 405-Article Text-1167-1-10-20191219.


Jurnal Pariot, 3(7), 1101–1113.

Yugi Stiawan. (2021). Analysis of Smash Ability in Volleyball Learning in Class XI A


at SMAN 7 South Bengkulu Students ARTICLE HISTORY. Analysis Of
Shooting Skills Level In Futsal Games In Gradient Fc Bengkulu CityI. Sinar Sport
Jurnal, 1(2), 135–142. https://doi.org/10.53697/ssjv1i2

Anda mungkin juga menyukai