Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENJASKES

BULU TANGKIS ( BADMINTON )

Disusun oleh :

1. Azwa Andana Suryana Sasmita


2. Aqila Moch Awal Sulaeman
3. Acep Mahmud Mansur
4. Anisa Nurul Wadiyah
5. Lusiana Dwi Artika
6. Agis Mutia

X MIPA 1
SMAN 13 GARUT
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya makalah yang berjudul Permainan Bulu Tangkis ini dapat terselesaikan
sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas
tentang sejarah, tehnik dasar dan peraturan dalam permainan bulu tangkis ini
merupakan tugas akhir dari mata kuliah umum olahraga. Dalam penulisan makalah ini
penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.

Garut, 30 November 2021

Azwa Andana Suryana S


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................4
2.1 Pengertian Bulu Tangkis.........................................................................................................4
2.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis............................................................................................4
2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis........................................................................................5
2.4 Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis.......................................................................................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia.
Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat
keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini didalam atau diluar ruangan
untuk tujuan rekreasi dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan
permainan yang bersipat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan
satu satu, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena
alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas,
bahkan dapat dimainkan didalam maupun diluar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa
saja. Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat. Di Indonesia,
olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tidak lepas dari kerja keras
pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari
prestasi yang diraih dalam kejuaraan- kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti
kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi
bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang
panjang, dan membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pebibitan, hingga
pembinaan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari
pemerintah melalui sekolah, maupun masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan dan
pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari
keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan
olahraga, termasuk bulutangkis.

Secara sistematik, untuk bisa bermain bulutangkis dengan tepat dan baik perlu
dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan
pada pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan
yang terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang
terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana sejarah permainan Bulutangkis?


2. Apakah peraturan dalam permainan bulutangkis?
3. Dan bagaimana teknik dasar dalam bermain bulutangkis?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan tentunya untuk menambah pengetahuan
kami tentang permainan bulutangkis atau mungkin menumbuhkan mintat dan bakat
pembaca dengan membaca makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.3.1 Pengertian Bulu Tangkis

Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia.
Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat
keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan
untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan
permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan
satu, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat
pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan
dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja.
Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat. Di Indonesia, olahraga
bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet,
dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang
diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas
Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih
bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan
membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan
secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari
pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan
dan pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari
keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan
olahraga, termasuk bulutangkis.
Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik perlu
dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan
pada pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan
yang terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang
terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.

2.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis

Olahraga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar
2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang
melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk
menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak
disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat
(Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch
mempublikasikan kartun untukpermainan ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke
Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera
menjadi permainan anak- anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis
diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka
menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune
dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai
Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt,
seorang penyalur mainan Inggris, berjudul“Badminton Battledore – a new game” Ini
melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat
Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877.
Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya
berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulutangkis menjadi
sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat
ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia. Federasi Bulutangkis
Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales,
Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota
pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga
Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan
sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan,
sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa orang Belanda
membawa jenis cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari
luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar
tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang
olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON
I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru terbentuk
disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang
teratur, dalam waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan
merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal
menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan,
ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini tidak saja
mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan
itu sekaligus menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI
tidak lagi bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain
Indonesia mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All
England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh karena perkembangannya sudah
cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan mengatur kegiatan bulutangkis.
Organisasi tersebut diberi nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5
Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953
Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti
perandingan-pertandingan Internasional.

2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis

Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton


Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
1) Ukuran Lapangan
a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang
terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar
dari garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan
kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm
atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang
dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis
batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran
yang telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk
permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis
batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas
pada jaring akan ditempatkan pada garis samping lapangan.
2) Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring
tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.
3) Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai
dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5
kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya.
Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita
tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung
tiang.
4) Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu
yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari
ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 –
6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung
bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.
5) Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan
(pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan
ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi
dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar
(outside).
6) Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan
untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan
bagi timnya untuk memulai permainan.
7) Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti
yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15,
bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali
memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal
dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai
awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3
dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai
angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah
nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka
dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang bertanding akan memainkan
tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang mampu
memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai
pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu
game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir
mencapai :
a) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
b) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
c) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain
mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika
telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20),
pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan
demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih
dulu mencapai angka 30.

8) Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
a. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain di bidang
servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara diagonal
dihadapannya.
b. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu
dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima servis. Jika
shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada
disisi dalam mendapat angka.
d. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau pertama dari
suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.
e. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari sisi
lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan reli
tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum pukulan servis
berikut dilakukan.

9) Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan tunggal.
Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis
kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap
pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis kiri bila nilai pelaku
servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-masing
pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.

10) Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan
menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang
berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis), maka satu angka diperoleh
pihak yang berada di sisi dalam (sisi lapangan yang melakukan servis). Kesalahan terjadi
jika :
a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di atas
ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari  kepala raket berada pada
posisi lebih tinggi dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang memegang raket
ketika shuttlecock disentuh raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke sisi
yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di muka garis
servis pendek; atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di luar garis
batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima servis
tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan diagonal dan
bidang servis pelaku servis, sampai pukulan servis selesai dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipu atau
pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan,
melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh
dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke sisi
lapangan pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang penyangga
dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul
dua kali berurutan.
i. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia berada di
dalam atau di luar batas lapangan.
j. Pemain menghalang-halangi lawan.

12) Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan
siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima
servis yang telah dibayangkan.
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya masing-
masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan dengan
lantai, dalam posisi diam, hingga shuttlecock disentuh raket.
c. Aturan dalam service :
i. Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring,
maka hal itu dianggap tidak sah.
ii. jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.
iii. jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang
dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang
seharusnya, sementara pada saat yang sama pelaku servis juga dinyatakan
melakukan kesalahan, maka diajukan let.
iv. Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang benar,
tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan servis
ulang, kecuali jika peraturan lain telah ditetapkan.
d. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia
dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket, servis
telah dianggap telah dilakukan.
e. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana,
atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar
lapangan; dan pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan
tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.
f. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat jaring
dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap
menghalangi lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal
tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal tersebut,
maka wasit harus memberikan keputusan.

13) Kontinuitas Permainan


Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir pertandingan,
ketika tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional Badminton
Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak lebih dari 5 menit) yakni
antara pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan
(maksimal 5 menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk tunggal,
ganda atau keduanya.
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda
permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.

2.4 Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis

Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan kita
tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena menggunakan teknik yang tepat.
Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu tangkis:

1. Cara Memegang Raket (Grip)


Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar, yaitu forehand
grip dan backhand grip.
a. Forehand Grip
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara
mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama dengan
posisi tangan sedang bersalaman.
b. Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari
pegangan forehead.

Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi
menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
 Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes,
dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
 Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga
pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga
terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan. Gerakkan pergelangan
tangan ke atas dan ke bawah.
 Memukul bola (kok) ke tembok.
 Bouncing ball.

Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :


 Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis
tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis
pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, sementara berat badan
bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan ke
depan.
 Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis
tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek.
Kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan
pada saat servis dilakukan berat badan pindahkan ke depan.

Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
Sikap berdiri untuk permainan tunggaladalah berdiri pada daerah servis kira-kira
di tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi
tidak melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.
Berat badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit).
Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan ke arah datangnya kok,
mungkin ke depan atau belakang tergantung pada jenis servis.

Sikap berdiri pada saat rally


Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia melakukan
serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok, apakah
dari depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di bawah. Sebagai patokan, sikap
berdiri pemain tunggal dianjutkan untuk selalu berdiri di tengah-tengah lapangan dan
kedua kaki tidak sejajar.

Gerak Kaki (Foot Work)


Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur badan untuk
menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan gerakan
memukul kok sesuai dengan posisinya.

2. Teknik Pukulan
- Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock
ke bidang lapangan lawan secara  diagonal dan bertujuan sebagai permulaan
permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
- Pukulan Servis Drive
Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat, mendatar, dan setipis
mungkin melewati net. Sasarannya adalah sudut titik-titik perpotongan antara garis
belakang dengan garis tengah lapangan.  Cara melakukan pukulan servis ini adalah
dengan melemparkan kok agak jauh dari badan.  Lengan bergerak bebas dan leluasa
dalam mengayunkan raket.
- Pukulan Servis Pendek
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati net. Pukulannya
mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis depan dengan garis tengah atau
garis servis dan garis tepi. Coba Anda lakukan servis pendek dengan cara berikut ini.
1. Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang kok.
2. Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke kaki depan.
3. Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
4. Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau dipotong.
- Pukulan Servis Panjang
Servis panjang bertujuan menerbangkan kok setinggi-tingginya sehingga jatuh ke
garis belakang bidang lapangan lawan. Pada permainan tunggal, servis panjang
dilakukan dengan memukul penuh kok. Untuk melakukan pukulan servis panjang,
Anda dapat melakukan cara berikut.

a. Letakkan kaki kiri ke depan.


b. Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
c. Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang sampai setinggi bahu.
d. Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan dengan mencambukkan
pergelangan tangan.
- Pukulan Servis Cambukan
Servis cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil pukulan ini bisa
membingungkan lawan sehingga kok jatuh tanpa disadari pihak lawan. Sasaran
servis ini adalah sudut perpotongan garis tepi dengan garis belakang dan sudut
perpotongan garis belakang dengan garis tengah. Servis ini caranya sama dengan
servis biasa. Tetapi, pukulan mendadak dicambukkan saat raket menyentuh kok.
- Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis
lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.
b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara
memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke
belakang.
- Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan tenaga keras dan
umumnya ditujukan untuk meraih skor yang mengarah kebawah lapangan lawan
pada olahraga bulutangkis, tenis, dan voli.

Berikut adalah saran untuk melakukan smash pada permainan bulutangkis:


a. Jangan gunakan tenaga yang banyak dulu, konsentrasikan dulu pemakaian
tenaga pergelangan tangan.
b. Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga dari pergelangan
tangan.
c. Pembangkitan tenaga saat melakukan smash harus cepat/seketika dan fokuskan
perpindahan tenaga dari kepala raket ke kok.
d. Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum tekniknya benar.

Posisi pegangan raket (grip) saat melakukan smash:


a. Pegangan (grip) mesti relax dulu sebab dengan begitu kita baru bisa memakai
tenaga pergelangan tangan secara keras kebawah.
b. Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain,
misalnya bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
c. Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan
menjadi kaku.
d. Sebelum smash pegangan grip mesti relax, per-erat jari-jari tangan hanya pada
saat pemukulan kok saja.
e. Posisi badan, kaki, tangan dan timing harus juga diperhitungkan.

Beberapa tips untuk melakukan smash yang kuat (powerful smash):


a. Kok harus tinggi dan juga berada di depan badan si pemain.
b. Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah
bawah dan ke arah dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada posisi
tegak lurus terhadap kok.
c. Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan pemakaian
tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk
menambah ledakan dan mempercepat laju kepala raket.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia.


Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan
ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang.

3.2 Saran

Permainan bulutangkis ini harus dibina sejak usia dini dalam bermain bulutangkis untuk
menghasilkan bibit atlet yang berpotensi. Untuk itu atlet- atlet besar Indonesia perlu mendidik
anak usia dini agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bulu_tangkis

https://www.kompas.com/sports/read/2021/04/08/11200058/teknik-dasar-bulu-tangkis?page=all

https://internasional.kompas.com/read/2021/10/24/210000370/sejarah-badminton-dimainkan-
sejak-ribuan-tahun-lalu#:~:text=Dilansir%20berbagai%20sumber%2C%20badminton
%20bermula,Jepang%2C%20Thailand%2C%20hingga%20Yunani.

https://www.stmstrada.sch.id/uncategorized/cara-bermain-badminton/

Anda mungkin juga menyukai