Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KETEPATAN SERVIS PANJANG FOREHAND PADA

ATLET BULUTANGKIS

PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga

Disusun Oleh :

Prabu Ridwan Maulana Islam

18520595

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PASUNDAN CIMAHI
2022
PROPOSAL SKRIPSI PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

DISYAHKAN OLEH KOMISI PROPOSAL

Dosen Wali Akademik Pembimbing Proposal Dosen Penelitian

Ruslan Rusmana,M.Pd Dr. Nancy Trisari Schiff, M. Pd


NIDN. 0424019102 NIDN. 0416118005

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Prodi. PJKR

Dr. Vicki Ahmad Karisman, M.Pd


NIDN. 0425058802

Nama : Prabu Ridwan Maulana Islam


NPM : 18520595
Angkatan : 2018

I
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................II
BAB I ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................2
C. Rumusan Masalah........................................................................................2
D. Batasan Masalah..........................................................................................2
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
F. Manfaat Penelitian.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3

KAJIAN TEORITIS................................................................................................3

A. Kajian Teori.................................................................................................3
2.1 Pengertian Bulutangkis....................................................................3
2.2 Teknik Dasar Bulutangkis...............................................................3
2.3 Servis Panjang..................................................................................4
2.4 Tingkat Kemampuan........................................................................4
2.5 Efektivitas Servis Panjang Forehand Bulutangkis...........................4
B. Penelitian Relevan.......................................................................................5
C. Kerangka Teoritik........................................................................................5
D. Hipotesis .....................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................7

METODE PENELITIAN........................................................................................7

A. Metode dan Desain Penelitian.....................................................................7


B. Populasi, Teknik Sampling, Sampel............................................................7
1. Populasi .................................................................................................7
2. Teknik Sampling....................................................................................7
3. Sampel ..................................................................................................7
C. Instrumen Penelitian....................................................................................8
D. Prosedur Penelitian......................................................................................8
E. Analisis Data................................................................................................9
DAFTAR FUSTAKA........................................................................................11

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan servis terdapat beberapa fase gerakan yang harus dikuasai oleh
pemain, hal ini dilakukan agar pemain bulutangkis mampu menguasai gerakan teknik servis
dengan baik. Fase-fase gerakan teknik servis antara lain posisi tubuh, posisi kaki, gerakan
tangan dan gerakan koordinasi [1].

Menurut Donie (2009:84) Sebelum melakukan servis, hal yang penting harus
diperhatikan adalah cara memegang shuttlecock untuk siap diberikan sebagai pukulan
servis.Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah shuttlecock harus terpegang dalam
keadaan tenang dan siap untuk dilepaskan dari jari tangan [1].

Servis merupakan pukulan pembuka permainan dan sekarang servis tersebut


merupakan serangan pertama yang dilakukan ke pihak lawan [1].Servis pada umumnya hanya
terdiri dari servis pendek (short service) dan servis panjang (long service). servis pendek
servis yang shuttlecock jatuh di depan area lawan ,sedangkan servis panjang yaitu servis
dengan shuttlecock yang dilempar jauh ke atas di belakang area permainan lawan (Setiawati,
et,al 2014) [2].

Servis panjang sering juga disebut sebagai servis lob, karena shuttlecock yang dipukul
tinggi dan jauh kebelakang lapangan lawan. Menurut Khairuddin (1999:122) mengatakan
bahwa “servis lob adalah pukulan pertama yang diarahkan tinggi kebelakang daerah
permainan lawan (disekitar gari belakang). Kemudian Donie (2009:87) mengatakan bahwa
“servis panjang merupakan sevis yang digunakan untuk memaksa lawan bergerak ke sisi
belakang lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan”. Servis ini biasanya sering
dipakai dalam permainan tunggal. Untuk menjatuhkan bola disekitar garis belakang
dipelukan kejelian dan kemantapan perasaan, latihlah pukulan sebanyak-banyaknya sehingga
menjadi gerakan reflex yang terkendali dengan baik [1].

Ketepatan servis panjang forehand sangat penting karena di dalam olahraga


permainan dibutuhkan ketepatan khususnya olahraga bulutangkis. Apabila servis itu baik dan
tepat , maka akan menjadi keuntungan bagi pihak yang melakukan servis atau pemain.
Karena servis yang baik atau akurat akan memberikan keuntungan bagi pihak yang
melakukan servis. Apabila servis yang dilakukan akurat maka akan sulit dikembalikan lawan,
jika pengembalian shuttlecock tanggung maka pemain akan dengan mudah menyerang lawan
guna mendapatkan poin [3].

1
Permasalahan yang terjadi yaitu atlet banyak melakukan kesalahan saat melakukan
servis panjang,karena kurangnya memahami teknik servis panjang bulutangkis,kurang
tenangnya saat melakukan servis panjang yang mengakitbatkan shuttlecock tidak melawati
net dan shuttlecock terlalu jauh kebelakang sehingga meninggalkan lapangan permainan.
Penguasaan servis yang tidak baik akan berpengaruh dengan jalannya permainan. Dari
permasalahan yang ditemukan pada Parahiyangan Badminton Club ini membuat peneliti
ingin mengetahui akurasi ketepatan servis panjang forehand pada atlet bulutangkis.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Belum diketahui tingkat ketepatan dalam melakukan servis panjang forehand.
2. Atlet melakukan servis panjang forehand terlalu jauh kebelakang sehingga keluar
dari area permainan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas masalah yang dirumuskan adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat ketepatan dalam melakukan servis panjang forehand


bulutangkis.
D. Tujuan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka,tujuan penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut :

1. Membuat atlet Badminton Parahiyangan Club melalukan servis panjang forehand


dengan tepat.

E. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan masalah,mengingat luasnya permasalahan,maka
dilakukan pembatasan penelitian tentang ketepatan servis panjang forehand cabang
olahraga bulutangkis di Parahiyangan Badminton Club.

F. Manfaat Penelitian

1. Agar mengetahui tingkat ketepatan servis panjang forehand yang akurat dalam
cabang olahraga bulutangkis di Badminton Parahiyangan Club.
2. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam mempelajari
cabang olahraga bulutangkis melalui pengalaman di lapangan.

2
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teori

2.1 Pengertian Bulutangkis

Bulutangkis adalah suatu cabang yang sangat populer di dunia, tak terkecuali
di Indonesia. Bulutangkis termasuk cabang olahraga permainan. Permainan
bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun diluar lapangan, diatas lapangan yang
dibatasi dengan garis garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu (Muhajir, 2009).
Pendapat yang sama dikemukakan Tony Grice (2002) bahwa bulutangkis merupakan
salah satu olahraga yang terkenal di dunia, olahraga ini menarik minat berbagai
kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan
olahraga ini di dalam maupun diluar ruangan sebagai reaksi juga sebagai ajang
persaingan. Sedangkan menurut Deni Danuaji (2009) “bulutangkis atau badminton
adalah salah satu cabang olahraga yang dimainkan dengan menggunakan raket dan
kok yang dipukul melampaui net yang direntangkan di tengah lapangan dan
dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasang (untuk ganda) yang
berlawanan. Permainan bulutangkis ini merupakan permainan yang sangat digemari
oleh masyarakat di seluruh dunia tanpa memandang umur, jenis kelamin maupun
status sosial. Dalam permainan bulutangkis terdapat pengelompokan umur sesuai
dengan kejuaraan yang dipertandingkan[4].

2.2 Teknik Dasar Bulutangkis

Pukulan lob adalah, pukulan yang dilakukan dengan cara menerbangkan


shuttlecock setinggi mungkin dengan arah shuttlecock jauh ke garis belakang
lapangan. Pukulan lob dapat diarahkan ke bagian belakang tengah, pojok kiri atau
pojok kanan sesuai dengan kebutuhannya (Nurhasan,2015). Dalam pukulan lob juga
terdapat variasi pukulan yaitu, lob bertahan dan lob serang (Nurhasan,2015). Lob
bertahan adalah pukulan lob yang di lambungkan setinggi mungkin dengan kepala
cock jatuh vertikal ke bawah, fungsi dari cock jatuh vertikal ke bawah yaitu agar
lawan kesulitan untuk melakukan smash, karena apabila kepala cock jatuh vertikal ke
bawah dan lawan memaksakan melakukan smash maka, impact dari raket dengan
cock tidak setabil, karena yang dipukul bukan kepala cock melainkan bulu dari cock.
Pukulan lob serang adalah pukulan lob yang hampir serupa dengan pukulan lob
bertahan, akan tetapi pada lob serang cock tidak dilambungkan setinggi mungkin,
melainkan lebih rendah dan jatuhnya cock tepat digaris belakang, untuk gerak
perpindahan cock berbeda dengan lob bertahan, apabila di tarik garis kelengkungan
pada lob bertahan, cock seperti parabola. Sedangkan lob serang akan lebih rendah dari
lob bertahan[3].

3
Pukulan smash merupakan pukulan yang keras, cepat dan tajam menukik.
Pukulan smash ini biasanya menjadi andalan seorang pemain untuk mematikan lawan
secara mutlak. Pukulan smash dapat di arahkan ke titik lemah musuh atau ke sudut
sesuai dengan kebutuhan pemain itu sendiri. Tipe smash masing-masing pemain
berbeda-beda, ada yang menggunakan jumping smash, dan ada pula yang melakukan
smash tanpa jumping. Hal demikian sesuai dengan karakteristik pemain itu sendiri.
Lazimnya pemain yang menggunakan jump smash adalah pemain yang berkarakter
agresif, begitupun sebaliknya[3]

Pukulan droopshot adalah gerakan pukulan mengecoh lawan, dengan seolah-


olah melakukan pukulan smash. Namun, pada pukulan dropshoot, tenaga yang
dikeluarkan tidak sebesar ketika melakukan smash atau lob. Pukulan dropshoot,
dilakukan dengan cara memukul cock dengan mengiris shuttlecock atau slice dengan
tujuan jatuhnya shuttlecock tipis dengan bibir net dan tepat di daerah servis lawan.
Kualitas dari pukulan dropshoot itu sendiri bergantung pada teknik mengiris
shuttlecock dan kelentukan pergelangan tangan seorang pemain. Pukulan dropshoot
dapat diarahkan di pojok atau di tengah sesuai dengan kebutuhan daripada atlet itu
sendiri. Semakain tajam pukulan dopshoot, maka semakin sulit bagi lawan untuk
mengembalikan shuttlecock[3].

2.3 Servis Panjang

Gambar 1 : Servis Panjang (Forehand)


Bulutangkis
Sumber : Bulu Tangkis 2 (Marta Dinata:2006)

Servis panjang merupakan pukulan servis yang dilakukan dalam permainan


bulutangkis dengan memukul shuttlekock ke area pemainan belakang lapangan lawan.
Menurut Dinata dan Tarigan (2004:13) mengemukakan bahwa servis panjang
dilakukan dengan memukul shuttle dari bawah dan diarahkan ke bagian belakang atas
lapangan permainan lawan. Biasanya dilakukan oleh pemain tunggal,sehingga sering
dinamakan dengan deep single servis. Menurut (Sayuti, 2015:33-34), pukulan servis
panjang dilakukan dengan memukul shuttle sejauh mungkin, tinggi dan jatuhnya tepat
atau dekat dengan garis belakang sehingga pengembalian lawan kurang baik dan
kesempatan untuk menyerang kembali dalam memenangkan permainan[5].

4
2.4 Ketepatan
Ketepatan servis panjang forehand sangat penting karena di dalam olahraga
permainan dibutuhkan ketepatan khususnya olahraga bulutangkis. Apabila servis itu
baik dalam artian tepat, maka akan menjadi keuntungan bagi pihak yang melakukan
servis atau pemain. Karena servis yang baik atau akurat akan memberikan keuntungan
bagi puhak yang melakukan servis.Apabila servis yang dilakukan akurat maka
pengembalian akan sulit, jika pengembalian sulit maka pengembalian shuttlecock
akan tanggung, jika pengembalian shuttlecock tanggung maka pemain akan dengan
mudah menyerang lawan guna mendapatkan poin. Menurut Nurhasan dkk, (2015:23)
“ tujuan dan maksud menggunakan servis panjang ini ialah,untuk menekan posisi
pihak lawan ke garis belakang,supaya lapangan depan menjadi kosong”. Pernyataan
tersebut memperkuat dasar penelitian mengenai ketepatan servis panjang sangat
diperlukan dalam menyusun taktik untuk menyerang lawan[3].

2.5 Efektivitas Servis Panjang Forehand Bulutangkis

Terlihat pada penelitian bahwa paling banyak kurang menguasai kemampuan


servis panjang cukup.Hal ini menunjukan masih rendahnya kemampuan servis
panjang. Padahal kemampuan servis panjang ini sangat dibutuhkan dalam permainan
ganda maupun tunggal untuk menarik dan memaksa lawan bergerak ke sisi belakang
lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan sehingga pemain bisa mengecoh
lawan dan mendapatkan poin[1].

B. Penelitian Yang Relevan


1. Arjun Hedho Kurnia,Galuh Hendityo,Miftachul A’la (2021) Tingkat Kemampuan
Pukulan Servis Panjang dan Pendek Bulutangkis PB Madani Kategori Anak-anak
(Under-13) Vol. 2 , No. 2. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes
dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet PB Madani kategori anak-
anak (U-13) berjumlah 15 atlet. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 atlet.
Teknik analisis yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif prosentase. Berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti, untuk tes
kemampuan servis pendek dapat diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi
sebanyak 6,67%, pada kategori tinggi sebanyak 13,33%, pada kategori sedang
sebanyak 53,33%, pada kategori rendah sebanyak 20%, dan pada kategori sangat
rendah sebanyak 6,67%. Frekuensi terbanyak masuk dalam kategori sedang dengan
persentase sebanyak 53,33%. Sedangkan untuk tes kemampuan servis panjang dapat
diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi sebanyak 6,67%, pada kategori tinggi
sebanyak 33,33%, pada kategori sedang sebanyak 26,67%, pada kategori rendah
sebanyak 33,33%, dan pada kategori sangat rendah tidak ada satupun atlet yang
masuk kategori ini. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah rata-rata kemampuan

5
servis pendek dan panjang bulutangkis atlet PB Madani kategori anak-anak (U-13)
masuk ke kategori sedang.
2. Zakaria Sendy Wardani (2017) Analisis Ketepatan Servis Panjang Forehand Pada
Atlet PB. Suryanaga Surabaya Kategori Remaja Putra ( Jurnal Pendidikan
Kepelatihan Olahraga) Penelitian ini merupakan penelitian blend research artinya
penelitian kualitatif didukung dengan kuantitatif. Populasi keseluruhan dari penelitian
ini adalah atlet putra usia 15-17 tahun PB. Suryanaga Surabaya. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 8 orang atlet putra usia 15-17 tahun. Tes yang digunakan
menggunakan tes ketepatan servis panjang dan analisis gerak melalui sport video
analysis kinovea. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dan didukung dengan sport video analysis kinovea. The results of this
study indicate that there are 2 respondents in the medium category with a score of 41-
60 and 6 respondents fall into the low category with a score of 21-40. Hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa kemampuan akurasi servis panjang forehand yang
dilakukan masuk dalam kategori rendah dengan rata-rata sebesar 36,25, hal demikian
masuk dalam kategori rendah.

C. Kerangka Teoritik
Permasalahan : Atlet belum menguasai ketepatan servis panjang forehand
bulutangkis.
Faktor penyebab masalah : Atlet masih banyak yang melakukan servis panjang
forehand keluar dari area permainan lawan.
Solusi : Atlet memerlukan latihan servis panjang forehand agar bisa mendapatkan
ketepatan yang maksimal.
Tujuan : Tercapainya ketepatan servis panjang forehand bulutangkis di Parahiyangan
Badminton Club.
Hasil : Atlet bisa menguasai ketepatan servis panjang forehand bulutangkis.

D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas dapat diambil jawaban sementara atau hipotesisnya
adalah atlet memiliki ketepetan servis panjang forehand bulutangkis.

6
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis dari penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen pre-experimental


design (One-group pretest-posttest design) Sugiyono, (2010:110). Metode eksperimen
merupakan metode yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)
tertentu[6].

B. Populasi,Teknik Sampling,Sampel
1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pemain bulutangkis Parahiyangan


Badminton Club Menurut Sugiyono (2014: 80) yang menyatakan bahwa “populasi
adalah willayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai
kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yag dimiliki
oleh subyek atau orang itu[3]. Populasi pada penelitian ini adalah pemain di
Parahiyangan Badminton Club dengan jumlah 10 orang.

2. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel ini adalah total sampling/sampling jenuh,yaitu


seluruh atlet Parahiyangan Badminton Club. Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010: 122)
[7].

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 91), bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut[8].Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh pemain Parahiyangan Badminton Club yang berjumlah 10 orang.

7
C. Instrumen

Instrumen penelitian ini menggunakan tes kemampuan servis panjang ini


pertamakali diperkenalkan oleh Scott-Fox pada tahun 1959. Kegunaan tes servis
panjang ini adalah untuk mengukur ketepatan shuttlecock kearah sasaran tertentu
yang telah ditandai dengan teknik pukulan servis panjang atau servis tinggi
(Nurhasan, 2001)[3]. Alat ukur dalam penelitian ini yakni berupa tes, berupa tes akhir
untuk servis panjang (Poole, 2016: 25). Tes ini digunakan untuk mengukur
keterampilan servis panjang forehand bulutangkis. Cara penilaiannya garis yang
terakhir harus berjarak 5cm di belakang garis belakang lapangan. Ini ditujukan untuk
memberi semangat dalam membuat servis panjang forehand. Garis-garis berikutnya
yang dibuat dalam lapangan sebaiknya berjarak 30 cm satu sama lain. Huruf A
tersebut menunjukkan titik di mana umumnya penerima servis akan berdiri.
Sedangkan huruf x merupakan posisi orang yang melakukan servis. Angka yang
diperoleh tercantum dalam tiap bidang seperti terlihat dalam gambar[9].

Gambar 1. Lapangan Untuk Tes Servis Panjang

Forehand (Poole, 2016: 25)

D. Prosedur Penelitian
Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan teknik pengumpulan data, maka dari
itu, dalam hal ini peneliti perlu mengumpulkan data yang valid dan akurat karena
dibutuhkan prosedur tes dengan baik dan tepat. Menurut Sugiyono (2014:224) yang
menyatakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

8
Ada beberapa tahapan atau prosedur pelaksanaan tes servis panjang ini yang
perlu diperhatikan yang akan di jabarkan sebagai berikut :

a. Subuyek tes berdiri di petak servis dengan memegang raket dan shuttle
Cock.

b. Subyek tes melakukan servis panjang sebanyak 20 kali percobaan, hasil


ketepatan akan diberikan angka 5, 4, 3, 2, 1.
c. Arah servis harus menyilang petak servis sebelah kanan ke petak servis
sebelah kiri.
d. Shuttlecock di arahkan ke daerah sasaran dan ia berusaha melewatkan
shuttlecock di atas net dengan teknik servis panjang yang sah.

E. Analisis Data
Di dalam teknik analisis data peneliti harus mendapatkan persentase
koresponden terlebih dahulu. Untuk mengetahui persentase koresponden, maka dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

F
P= X 100 %
N

Keterangan :

P = Angka presentase jumlah subyek dalam kategori tertentu

F = Frekuensi subyek

N = Jumlah subyek

Selanjutnya hasil tes, akan di masukan pada table penilaian long serve dengan
cara (data terbesar-data terkecil ) dibagi dengan jumlah kelas interval yaitu 5
(Sugiono, 2014:172). Maka table interval akan digambarkan sebagai berikut :

Interval Skor Kategori


81-100 Sangat Tinggi
61-80 Tinggi
41-60 Sedang
21-40 Rendah
0-20 Sangat Rendah

9
Ketika sudah diketahui skor dari masing –masing sampel, selanjutnya akan
dicari rata rata dari keseluruhan atlet dengan rumus sebagai berikut :

M=
∑X
N

Keterangan :

M = Mean

Σ X = Jumlah total nilai dalam distribusi

N = Jumlah individu

10
DAFTAR PUSTAKA

[1] V. Indra Suardi, “Kemampuan Servis Mahasiswa Bulutangkis Dasar.”


[2] Guntur, Irfan Zinat Achmad, A. K. Yuda, and D. A. Izzuddin, “PENGARUH
METODE DRILL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS PANJANG
PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI
SMAN 1 RENGASDENGKLOK,” J. Ilmu Keolahragaan Vol. 19 (2), Juli – Desember
2020 157 – 162, pp. 157–162, 2020.
[3] Z. Sendy, W. Program, S. P. Kepelatihan, O. Fakultas, and I. Keolahragaan, “Jurnal P
endidikan Kepelatihan Olahraga (JPKO) ANALISIS KETEPATAN SERVIS
PANJANG FOREHAND PADA ATLET PB. SURYANAGA SURABAYA
KATEGORI REMAJA PUTRA ( Ditinjau Dari Sport Video Analysis Kinovea ).”
[4] S. S. Bayu Tri Kurniawan1, Khaeroni2, “Outcomes in Badminton Games With
Wooden Racket,” J. Pendidik. Jasm. Dan Adapt., no. 02, pp. 51–57, 2018.
[5] A. Nur, M. Muin, and A. L. Akhmady, “Pengaruh Kekuatan Otot Lengan dan
Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Servis Panjang Bulutangkis Mahasiswi
Program Studi Pendidikan Olahraga Stkip Kie Raha Ternate,” 1 Univ. Muhammadiyah
Luwuk Banggai 2,3 STKIP Kie Raha Ternate 1 ardiansyahnur7@gmail.com, vol. 8,
no. 2, pp. 63–67, 2018.
[6] A. Sutisyana, “10.28 dan t,” vol. 2, no. 2, pp. 186–191, 2018.
[7] Ratih Wijayaningsih, “Perbedaan Kualitas Kerja Siswa Program Keahlian Tata Busana
Di Bisnis Center Dan Unit Produksi,” Fash. Fash. Educ., vol. 2, no. 1, p. 56, 2010.
[8] M. Norani, A. H. Amirullah, and M. Darwis, “Efektivitas Kinerja Pegawai Pada
Kantor Kementerian Agama Kota Makassar,” J. Off., vol. 1, no. 1, pp. 1–7, 2015.
[9] D. ARDITYA AJI, “Pengaruh Penggunaan Media Colours Paper Terhadap
Keterampilan Pukulan Service Panjang Forehand Bulutangkis Pada Peserta
Ekstrakurikuler Bulutangkis Di Man 3 Blitar,” J. Pendidik. Olahraga dan Kesehat.,
vol. 8, no. 1, pp. 247–251, 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai