ATLET BULUTANGKIS
PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga
Disusun Oleh :
18520595
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Prodi. PJKR
I
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................II
BAB I ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................2
C. Rumusan Masalah........................................................................................2
D. Batasan Masalah..........................................................................................2
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
F. Manfaat Penelitian.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
KAJIAN TEORITIS................................................................................................3
A. Kajian Teori.................................................................................................3
2.1 Pengertian Bulutangkis....................................................................3
2.2 Teknik Dasar Bulutangkis...............................................................3
2.3 Servis Panjang..................................................................................4
2.4 Tingkat Kemampuan........................................................................4
2.5 Efektivitas Servis Panjang Forehand Bulutangkis...........................4
B. Penelitian Relevan.......................................................................................5
C. Kerangka Teoritik........................................................................................5
D. Hipotesis .....................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................7
METODE PENELITIAN........................................................................................7
II
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan servis terdapat beberapa fase gerakan yang harus dikuasai oleh
pemain, hal ini dilakukan agar pemain bulutangkis mampu menguasai gerakan teknik servis
dengan baik. Fase-fase gerakan teknik servis antara lain posisi tubuh, posisi kaki, gerakan
tangan dan gerakan koordinasi [1].
Menurut Donie (2009:84) Sebelum melakukan servis, hal yang penting harus
diperhatikan adalah cara memegang shuttlecock untuk siap diberikan sebagai pukulan
servis.Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah shuttlecock harus terpegang dalam
keadaan tenang dan siap untuk dilepaskan dari jari tangan [1].
Servis panjang sering juga disebut sebagai servis lob, karena shuttlecock yang dipukul
tinggi dan jauh kebelakang lapangan lawan. Menurut Khairuddin (1999:122) mengatakan
bahwa “servis lob adalah pukulan pertama yang diarahkan tinggi kebelakang daerah
permainan lawan (disekitar gari belakang). Kemudian Donie (2009:87) mengatakan bahwa
“servis panjang merupakan sevis yang digunakan untuk memaksa lawan bergerak ke sisi
belakang lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan”. Servis ini biasanya sering
dipakai dalam permainan tunggal. Untuk menjatuhkan bola disekitar garis belakang
dipelukan kejelian dan kemantapan perasaan, latihlah pukulan sebanyak-banyaknya sehingga
menjadi gerakan reflex yang terkendali dengan baik [1].
1
Permasalahan yang terjadi yaitu atlet banyak melakukan kesalahan saat melakukan
servis panjang,karena kurangnya memahami teknik servis panjang bulutangkis,kurang
tenangnya saat melakukan servis panjang yang mengakitbatkan shuttlecock tidak melawati
net dan shuttlecock terlalu jauh kebelakang sehingga meninggalkan lapangan permainan.
Penguasaan servis yang tidak baik akan berpengaruh dengan jalannya permainan. Dari
permasalahan yang ditemukan pada Parahiyangan Badminton Club ini membuat peneliti
ingin mengetahui akurasi ketepatan servis panjang forehand pada atlet bulutangkis.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Belum diketahui tingkat ketepatan dalam melakukan servis panjang forehand.
2. Atlet melakukan servis panjang forehand terlalu jauh kebelakang sehingga keluar
dari area permainan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas masalah yang dirumuskan adalah :
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka,tujuan penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut :
E. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan masalah,mengingat luasnya permasalahan,maka
dilakukan pembatasan penelitian tentang ketepatan servis panjang forehand cabang
olahraga bulutangkis di Parahiyangan Badminton Club.
F. Manfaat Penelitian
1. Agar mengetahui tingkat ketepatan servis panjang forehand yang akurat dalam
cabang olahraga bulutangkis di Badminton Parahiyangan Club.
2. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam mempelajari
cabang olahraga bulutangkis melalui pengalaman di lapangan.
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
Bulutangkis adalah suatu cabang yang sangat populer di dunia, tak terkecuali
di Indonesia. Bulutangkis termasuk cabang olahraga permainan. Permainan
bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun diluar lapangan, diatas lapangan yang
dibatasi dengan garis garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu (Muhajir, 2009).
Pendapat yang sama dikemukakan Tony Grice (2002) bahwa bulutangkis merupakan
salah satu olahraga yang terkenal di dunia, olahraga ini menarik minat berbagai
kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan
olahraga ini di dalam maupun diluar ruangan sebagai reaksi juga sebagai ajang
persaingan. Sedangkan menurut Deni Danuaji (2009) “bulutangkis atau badminton
adalah salah satu cabang olahraga yang dimainkan dengan menggunakan raket dan
kok yang dipukul melampaui net yang direntangkan di tengah lapangan dan
dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasang (untuk ganda) yang
berlawanan. Permainan bulutangkis ini merupakan permainan yang sangat digemari
oleh masyarakat di seluruh dunia tanpa memandang umur, jenis kelamin maupun
status sosial. Dalam permainan bulutangkis terdapat pengelompokan umur sesuai
dengan kejuaraan yang dipertandingkan[4].
3
Pukulan smash merupakan pukulan yang keras, cepat dan tajam menukik.
Pukulan smash ini biasanya menjadi andalan seorang pemain untuk mematikan lawan
secara mutlak. Pukulan smash dapat di arahkan ke titik lemah musuh atau ke sudut
sesuai dengan kebutuhan pemain itu sendiri. Tipe smash masing-masing pemain
berbeda-beda, ada yang menggunakan jumping smash, dan ada pula yang melakukan
smash tanpa jumping. Hal demikian sesuai dengan karakteristik pemain itu sendiri.
Lazimnya pemain yang menggunakan jump smash adalah pemain yang berkarakter
agresif, begitupun sebaliknya[3]
4
2.4 Ketepatan
Ketepatan servis panjang forehand sangat penting karena di dalam olahraga
permainan dibutuhkan ketepatan khususnya olahraga bulutangkis. Apabila servis itu
baik dalam artian tepat, maka akan menjadi keuntungan bagi pihak yang melakukan
servis atau pemain. Karena servis yang baik atau akurat akan memberikan keuntungan
bagi puhak yang melakukan servis.Apabila servis yang dilakukan akurat maka
pengembalian akan sulit, jika pengembalian sulit maka pengembalian shuttlecock
akan tanggung, jika pengembalian shuttlecock tanggung maka pemain akan dengan
mudah menyerang lawan guna mendapatkan poin. Menurut Nurhasan dkk, (2015:23)
“ tujuan dan maksud menggunakan servis panjang ini ialah,untuk menekan posisi
pihak lawan ke garis belakang,supaya lapangan depan menjadi kosong”. Pernyataan
tersebut memperkuat dasar penelitian mengenai ketepatan servis panjang sangat
diperlukan dalam menyusun taktik untuk menyerang lawan[3].
5
servis pendek dan panjang bulutangkis atlet PB Madani kategori anak-anak (U-13)
masuk ke kategori sedang.
2. Zakaria Sendy Wardani (2017) Analisis Ketepatan Servis Panjang Forehand Pada
Atlet PB. Suryanaga Surabaya Kategori Remaja Putra ( Jurnal Pendidikan
Kepelatihan Olahraga) Penelitian ini merupakan penelitian blend research artinya
penelitian kualitatif didukung dengan kuantitatif. Populasi keseluruhan dari penelitian
ini adalah atlet putra usia 15-17 tahun PB. Suryanaga Surabaya. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 8 orang atlet putra usia 15-17 tahun. Tes yang digunakan
menggunakan tes ketepatan servis panjang dan analisis gerak melalui sport video
analysis kinovea. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dan didukung dengan sport video analysis kinovea. The results of this
study indicate that there are 2 respondents in the medium category with a score of 41-
60 and 6 respondents fall into the low category with a score of 21-40. Hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa kemampuan akurasi servis panjang forehand yang
dilakukan masuk dalam kategori rendah dengan rata-rata sebesar 36,25, hal demikian
masuk dalam kategori rendah.
C. Kerangka Teoritik
Permasalahan : Atlet belum menguasai ketepatan servis panjang forehand
bulutangkis.
Faktor penyebab masalah : Atlet masih banyak yang melakukan servis panjang
forehand keluar dari area permainan lawan.
Solusi : Atlet memerlukan latihan servis panjang forehand agar bisa mendapatkan
ketepatan yang maksimal.
Tujuan : Tercapainya ketepatan servis panjang forehand bulutangkis di Parahiyangan
Badminton Club.
Hasil : Atlet bisa menguasai ketepatan servis panjang forehand bulutangkis.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas dapat diambil jawaban sementara atau hipotesisnya
adalah atlet memiliki ketepetan servis panjang forehand bulutangkis.
6
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Populasi,Teknik Sampling,Sampel
1. Populasi
2. Teknik Sampling
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 91), bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut[8].Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh pemain Parahiyangan Badminton Club yang berjumlah 10 orang.
7
C. Instrumen
D. Prosedur Penelitian
Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan teknik pengumpulan data, maka dari
itu, dalam hal ini peneliti perlu mengumpulkan data yang valid dan akurat karena
dibutuhkan prosedur tes dengan baik dan tepat. Menurut Sugiyono (2014:224) yang
menyatakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
8
Ada beberapa tahapan atau prosedur pelaksanaan tes servis panjang ini yang
perlu diperhatikan yang akan di jabarkan sebagai berikut :
a. Subuyek tes berdiri di petak servis dengan memegang raket dan shuttle
Cock.
E. Analisis Data
Di dalam teknik analisis data peneliti harus mendapatkan persentase
koresponden terlebih dahulu. Untuk mengetahui persentase koresponden, maka dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
F
P= X 100 %
N
Keterangan :
F = Frekuensi subyek
N = Jumlah subyek
Selanjutnya hasil tes, akan di masukan pada table penilaian long serve dengan
cara (data terbesar-data terkecil ) dibagi dengan jumlah kelas interval yaitu 5
(Sugiono, 2014:172). Maka table interval akan digambarkan sebagai berikut :
9
Ketika sudah diketahui skor dari masing –masing sampel, selanjutnya akan
dicari rata rata dari keseluruhan atlet dengan rumus sebagai berikut :
M=
∑X
N
Keterangan :
M = Mean
N = Jumlah individu
10
DAFTAR PUSTAKA
11