Anda di halaman 1dari 60

PROPOSAL USULAN PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE BAGIAN TERHADAP PENINGKATAN


GERAK DASAR FOREHAND DRIVE
DALAM PERMAINAN TENIS MEJA PADA SISWA
PUTRA SMP NEGERI 3 TONDANO

Diajukan Untuk Diseminarkan

OLEH
APRILYANTO P. P. TANGKA
NIM 16 702 009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Usulan Penelitian Skripsi Telah disetujui oleh Tim Pembimbing untuk
diseminarkan pada Panitia Seminar Proposal Penelitian Program Studi
Pendidikan Jasmani Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado di
Tondano.

Mengetahui
Pimpinan Program Studi
Pendidikan Jasmani Pembimbing I

Dr. A.R.J. Sengkey, M.Pd Drs. Djoni A. Sungkudon, M.Kes


NIP. 19600829 198603 1 003 NIP. 19600818 198703 1 007

Pembimbing II

Dr. Eduard Emor Kumenap, M.Pd


NIP. 19620606 199003 1 001

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................. i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah.................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah...................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian........................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian........................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN...................................................................................... 8

A. Landasan Teoretis......................................................................................... 8
1. Hakekat Permainan Tenis Meja.............................................................. 8
2. Hakekat Forehand Drive.......................................................................... 9
3. Gerak Dasar Forehand Drive Permainan Tenis Meja................................ 12
4. Hakekat Metode Bagian.......................................................................... 18
B. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 22
C. Hipotesis Penelitian....................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................ 24

A. Tujuan Operasional Penelitian......................................................................... 24

B. Variabel Penelitian........................................................................................... 24

C. Definisi Operasional Variabel........................................................................... 24

D. Metode Penelitian........................................................................................... 25

E. Rancangan Penelitian....................................................................................... 25

F. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................... 25

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel......................................... 26

H. Instrumen dan Alat Penelitian......................................................................... 27

I. Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 28


J. Teknik Analisa Data.......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 30

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Petunjuk dan Kasih-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan

judul: “Pengaruh Penerapan Metode Bagian Terhadap Peningkatan Gerak Dasar Forehand

Drive Dalam Permainan Tenis Meja Pada Siswa Putra SMP Negeri 3 Tondano.” Proposal

skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar

sarjana pedidikan olahraga.


Dalam proses penulisan proposal skripsi ini, banyak kesulitan yang penulis alami

dalam menemukan teori-teori yang tepat untuk mendukung pembahasan ini. Dengan

demikian penulis mengakui sepenuhnya bahwa proposal skipsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak,

khususnya para pembaca sangat diharapkan dalam rangka menyempurnakan proposal skripsi

ini. Kiranya proposal skipsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih

khusus pada bidang Program Studi Pendidikan Jasmani.

Tondano, Agustus 2020

Penulis

A.P.P.T

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk
memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain dengan cara menyeberangkan bola dan
mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri.
Terdapat beberapa teknik dasar dalam permainan ini salah satunya adalah teknik pukulan forehand
drive.

Pukulan forehand drive adalah pukulan yang sangat penting untuk dikuasai karena hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan dalam pengembangan variasi-variasi pukulan lebih
lanjut. Raharjo mengatakan bahwa: “Salah satu bentuk pukulan dasar yang biasanya lebih muda dan
cepat dikuasai oleh setiap pemain pemula adalah forehand, sehingga jenis pukulan tersebut
seringkali digunakan sebagai tumpuan atau senjata utama dalam permainan tenis meja.” 1 Untuk
dapat menguasai pukulan tersebut maka terlebih dahulu perlu adanya penanaman kemampuan
gerak.

Budi, Raharjo. Progres Jurnal Ilmu Keolahragaan. Program Pasca Sarjana UNNES
1

Semarang. 2000. Hal. 120


Kemampuan gerak yang perlu ditingkatkan pada peserta didik khususnya dalam mengajarkan
forehand drive adalah kemampuan gerak dasar, yaitu suatu pola gerakan yang mendasari suatu
gerakan mulai dari kemampuan gerak yang sederhana hingga kemampuan gerak yang kompleks.
Oleh karena itu dalam mengajarkan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja maka
dalam proses pembelajaran diperlukan keterampilan guru dalam menerapkan metode mengajar
yang inovatif. Karena keberhasilan proses pembelajaran gerak dasar forehand drive tidak terlepas
dari kemampuan guru pendidikan jasmani di sekolah dalam mengembangkan metode mengajar
yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran tenis meja. Pengembangan metode mengajar yang tepat pada dasarnya bertujuan
untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih peningkatan gerak dasar forehand drive dalam
permainan tenis meja yang optimal. Salah satu metode mengajar yang dapat dikembangkan oleh
guru dalam meningkatkan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra
Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano adalah melalui metode bagian.

Metode bagian merupakan suatu cara penyajian dengan memecah – mecah materi pelajaran
menjadi bagian – bagian atau satuan kecil sampai siswa menguasai bagian-bagian tersebut,
kemudian menggabungkan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa metode bagian dapat juga diterapkan dalam proses pembelajaran
gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja, sebab materinya sangat kompleks, oleh
karena itu materi ini dapat dipecah-pecah menjadi bagian-bagian tertentu untuk dikusai terlebih
dahulu sebelum digabungkan menjadi suatu gerakan secara keseluhuhan. Apabila hal ini mampu
diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran tenis meja maka dapat meningkatkan gerak
dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.

Akan tetapi kenyataan yang ditemukan di lapangan berdasarkan hasil pengamatan bahwa ketika
guru memberikan pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja terlihat
masih banyak siswa yang belum mampu melakukannya dengan baik dan benar, masih banyak siswa
yang pada saat melakukan forehand drive memiliki kekurangan seperti lain posisi sikap awal yang
masih kurang tepat, sikap pelaksanaan pada saat melakukan forehand drive kurang maksimal,
sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam melakukan tugas gerak yang diperintahkan dan
diberikan oleh guru karena siswa belum paham bagaimana seharusnya suatu keterampilan gerak
servie itu dilakukan. Permasalahan lainnya yang ditemukan adalah kurangnya implementasi model,
metode, gaya mengajar dan pendekatan yang variatif dalam pembelajaran tenis meja khususnya
dalam mengajarkan gerak dasar forehand drive. Selain itu tugas gerak yang harus dilakukan dianggap
sulit karena siswa dituntut langsung untuk melakukan tugas gerak forehand drive yang diberikan.

Permasalahan lainnya yang ditemukan pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano adalah a)
Kurangnya motivasi dan perhatian siswa pada saat guru menyajikan dan menjelaskan materi
pembelajaran forehand drive; b) dalam proses pembelajaran forehand drive metode bagian belum
diterapkan sehingga siswa lebih memilih aktifitas lain ketika pembelajaran forehand drive
berlangsung; c) kurangnya pengulangan melakukan gerak dan latihan forehand drive; d) rendahnya
kemampuan gerak dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.
Permasalahan lain yang dijumpai adalah belum diketahuinya seberapa besar peningkatan gerak
dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano melalui metode bagian.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, untuk menciptakan pembelajaran gerak dasar
forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano yang
efektif, kreaktif dan menyenangkan, maka peran guru sebagai perencana pengajaran dan pengelola
proses pembelajaran harus bekerja lebih keras guna tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satunya
adalah melalui metode bagian.

Metode bagian merupakan suatu cara penyajian dengan memecah – mecah materi pelajaran
menjadi bagian – bagian atau satuan kecil sampai peserta didik menguasai bagian-bagian tersebut,
kemudian menggabungkan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa metode bagian dapat juga diterapkan dalam proses pembelajaran
forehand drive, sebab materinya sangat kompleks, oleh karena itu materi ini dapat dipecah-pecah
menjadi bagian-bagian tertentu untuk dikusai terlebih dahulu sebelum digabungkan menjadi suatu
gerakan secara keseluhuhan. Apabila hal ini mampu diterapkan dengan baik dalam proses
pembelajaran tenis meja maka gerak dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3
Tondano akan mengalami peningkatan.

Oleh karena itu berdasarkan fakta tersebut, maka peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian
dengan judul: “Pengaruh Penerapan Metode Bagian Terhadap Peningkatan Gerak Dasar forehand
drive Dalam Permainan Tenis Meja Pada Siswa Putra SMP Negeri 3 Tondano.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut: a) siswa yang belum mampu melakukan gerak dasar forehand drive
dalam permainan tenis meja dengan baik dan benar; b) siswa pada saat melakukan forehand drive
memiliki kekurangan seperti posisi sikap awal yang masih kurang tepat; c) sikap pelaksanaan pada
saat melakukan service kurang maksimal; d) tugas gerak forehand drive dianggap sulit bagi siswa; e)
belum diterapkannya metode bagian dalam proses pembelajaran forehand drive; f) kurangnya
pengulangan melakukan gerak dan latihan forehand drive; g) belum diketahuinya seberapa besar
peningkatan gerak dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano melalui
metode bagian.

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada: 1) penerapan
metode bagian; dan 2) gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra
Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan metode bagian dapat memberikan
pengaruh terhadap peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa
putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode bagian terhadap
peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP
Negeri 3 Tondano.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

a.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam usaha-usaha yang
mengarah pada pengembangan pembelajaran penjas khususnya tenis meja di tingkat SMP.

b.Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan kajian bagi usaha penelitian
lanjutan, perbandingan, maupun tujuan lain yang relevan dan dapat menjadi bahan
pertimbangan kebijakan khususnya di bidang pendidikan Jasmani.

2. Manfaat Paraktis

a. Bagi Sekolah

Memberikan informasi dengan adanya pengembangan metode pembelajaran melalui metode


bagian merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan gerak dasar forehand drive dalam
permainan tenis meja.

b. Bagi Guru

Memberikan informasi bahwa dalam meningkatkan kualitas dan peningkatan gerak dasar forehand
drive dalam permainan tenis meja diperlukan inovasi dan kreaktivitas guru dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di sekolah agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta mendorong siswa untuk berprestasi dalam bidang olahraga
maupun akademik.

c. Bagi Siswa
Mempermudah siswa dalam memahami materi baik itu dalam bentuk praktek dan teori pada
kelompok mereka masing-masing.

BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoretis
1. Hakekat Permainan Tenis Meja

Tenis meja atau permainan yang sering disebut ping pong ini adalah permainan bola

kecil yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan bet sebagai

pemukulnya. Menurut Muhajir bahwa: “Permainan tenis meja merupakan suatu cabang

olahraga yang unik dan bersifat rekreatif. Tenis meja dimainkan di dalam gedung (indor

game) oleh dua atau empat pemain”.2 Cara memainkannya adalah dengan menggunakan bet

dilapisi karet yang dipukulkan pada bola agar melewati jarring yang terbentang di atas meja.

Jarring tersebut dikaitkan pada dua tiang jarring.

Sedangkan menurut Utama bahwa: “permainan tenis meja adalah permainan dengan

menggunakan fasilitas meja beserta peralatannya serta raket, bola sebagai alatnya”.3

Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (service), yaitu bola dipantulkan di meja

sendiri lalu melewati atas net dan memantul di meja lawan, kemudian bola tersebut dipukul

melalui net harus memantul ke meja lawan sampai lawan tidak dapat mengembalikan dengan

baik. Pemain berusaha untuk untuk mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka dari

pukulannya.

Menurut Hodges bahwa: “Tenis meja adalah olahraga raket yang paling terkenal di

dunia dan jumlah partisipannya menempati urutan kedua. Tenis meja disebut juga ping-pong.

Ping-pong adalah permainan di mana sebuah bola kecil yang putih dipukul bolak-balik

hingga seseorang melakukan kesalahan.”4

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan tenis

meja merupakan suatu permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk

memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain dengan cara menyeberangkan bola dan

mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri.
2
Muhajir. Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Erlangga. Bandung. 2007. Hal. 41
3
A.M. Bandi Utama. Kemampuan Bermain Tenis Meja, Tingkat Pemula. Laporan
Penelitian. FIK UNY. Yogyakarta. 2005. Hal. 5
4
Larry Hodges. Tenis Meja Tingkat Pemula. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007.
Hal. 1
2. Hakekat Forehand Drive

Dalam permainan tenis meja, pukulan forehand drive adalah pukulan yang sangat

penting untuk dikuasai karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan

dalam pengembangan variasi-variasi pukulan lebih lanjut. Budi Raharjo mengatakan bahwa:

“Salah satu bentuk pukulan dasar yang biasanya lebih muda dan cepat dikuasai oleh setiap

pemain pemula adalah forehand, sehingga jenis pukulan tersebut seringkali digunakan

sebagai tumpuan atau senjata utama dalam permainan tenis meja.”5

Selanjutnya, Simpson menyatakan jenis-jenis pukulan dasar yang harus dikuasai oleh

seorang pemain tenis meja, yaitu : “Backhand push, forehand push, block, forehand drive,

backhand drive, fast forehand loop, loop stroke, slow forehand loop, backhand loop,

backspin (chop), backhand backspin (backhand chop), high lop stroke, forehand lob, dan

backhand lob”6.

Adapun pendapat lain menurut Irwansyah tentang cara melakukan pukulan forehand

adalah sebagai berikut:

(a) Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan; (b) Salah satu kaki
ditempatkan di depan dan lainnya di belakang; (c) Salah satu tangan memegang bet di
samping badan dengan lengan bawah membentuk sudut 90 0; (d) Pukulan dilakukan
dengan menggerakkan bet dari belakang ke depan; (e) Bet harus mengenai bola pada
saat bola mencapai titik tertinggi.”7

Teknik-teknik pukulan yang harus dikuasai oleh seorang pemain tenis meja menurut

Sklorz terdiri dari: ”a) service: underspin (chop), topspin, dan sidespin; b) Attacking stroke:

counterdrive, drive, smash, stop ball, loop topsin ball, dan side spin ball: c) Defensive stroke:

5
Budi, Raharjo. Progres Jurnal Ilmu Keolahragaan. Program Pasca Sarjana UNNES
Semarang. 2000. Hal. 120
6
Peter, Simpson. Teknik Bermain Pingpong, terjemahan Redaktur Pionir. Bandung :
CV. Pionir Jaya. 1986. Hal 33-52
7
Irwansyah, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas X, Grafindo
Media Pratama. Tahun 2007. Hal 33
push-play, cut ball (chop), block return, dan ”baloon” return.” 8 Selanjutnya, Simpson

menyatakan jenis-jenis pukulan dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain tenis meja,

yaitu: ”Backhand push, forehand push, block, forehand drive, backhand drive, fast forehand

loop, loop stroke, slow forehand loop, backhand loop, backspin (chop), backhand backspin

(backhand chop), high lop stroke, forehand lob, dan backhand lob.”9

Pukulan forehand drive maka jenis pukulan ini tergolong pada jenis pukulan serangan.

Untuk mempelajari jenis pukulan forehand drive maka pertama-tama harus menguasai

terlebih dahulu cara memegang bet kemudian gerakan kaki, dan ayunan tangan yang

memegang bet yang sejajar dengan net. Gerakan lanjutan setelah terjadinya pukulan yaitu

tangan yang memegang bet harus terarah pada samping badan yang sejajar dengan net.

Dalam permainan tenis meja terdapat beberapa bagian pukulan dasar. Salah satu

diantaranya adalah pukulan forehand. Dalam pukulan forehand ini, posisi bola berada di

samping badan. Peter Simpson mengatakan bahwa: “Drive Stroke dapat dimainkan pada

setiap zone pertama, kedua, ketiga. Juga dimainkan di atas meja sendiri. Ini berlaku baik

forehand maupun back hand.”10

Masih berkaitan dengan pukulan drive juga, Nurlan Kusnadi, Ahmad Damiri

berpendapat: “Drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bed dari bawah

serong ke atas dan sikap bed tertutup. Besarnya sudut bed bervariasi sesuai dengan arah

jatuhnya bola, kecepatan datangnya bola, putaran bola yang datang dari lawan dan tujuan

bola dari pukulan drive itu sendiri.”11

Selanjutnya Kusnadi & Damiri, dalam bukunya mengatakan bahwa ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam melakukan pukulan drive adalah:

8
Sklorz, Martin. Table Tennis. Translated by Jack Carrington. England: EP Publishing
Ltd. 1973. Hal. 25
9
Simpson, Peter. Opp. Cit. Hal. 33-52
10
Simpson Peter. Opp. Cit. Hal. 42
11
Nurlan Kusnadi, & Ahmad Damiri. Olahraga Pilihan Tenis Meja. Depdikbud. Dirjen
Dikti. P2LPTK. Jakarta. 1992. Hal.79
1. Perhatian kearah jatuhnya bola dan segera mengambil posisi sesuai dengan arah
jatuhnya bola tersebut.
2. Ambil posisi side stance, pandangan terus pada laju bola.
3. Dengan bergerak atau mundur ke samping bed dalam menyentuh atau mengenai
bola pada waktu bola pada titik ketinggiannya, pukulan diperkuat dengan
peputaran tubuh dan tungkai kaki pinggang ke atas.
4. Lanjutan gerakan lengan setelah perkenaan bola (follow through) sampai bed
berada di samping kiri depan kepala.
5. Kembali ke posisi siap sedia, siap menerima pengambilan bola berikutnya.
6. Untuk back hand drive kakinya sedikit lebih terbuka dibandingkan dengan
forehand drive.”12
Untuk dapat melakukan gerakan-gerakan dalam melakukan pukulan forehand Drive

maka keserasian antara lengan dan kaki harus benar-benar dipelajari dengan baik dan

dilakukan dengan teratur secara terus menerus agar gerakan memukul bola sesuai dengan

yang diharapkan. Apabila keserasian antara gerakan lengan dan kaki telah benar-benar

dikuasai, maka akan dapat megembangkan permainan tenis meja khususnya forehand Drive

dengan baik.

Ketepatan pengambilan posisi kaki, pinggul dan pinggang serta badan yang lainnya

merupakan bagian yang penting dari kombinasi melakukan pukulan forehand Drive yang

tepat pada sasaran.

3. Gerak Dasar Forehand Drive Permainan Tenis Meja

Kemampuan gerak yang perlu ditingkatkan pada peserta didik adalah kemampuan

gerak dasar, yaitu suatu pola gerakan yang mendasari suatu gerakan mulai dari kemampuan

gerak yang sederhana hingga kemampuan gerak yang kompleks. Pada dasarnya gerak dasar

manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar. Semua kemampuan tersebut harus dimiliki

dengan baik, agar memiliki landasan untuk mengembangkan kemampuan gerak yang lebih

kompleks.

Kemampuan tersebut menurut beberapa ahli mempunyai pengertian yang sama

dengan kemampuan gerak (motor ability), yang berarti keadaan dari seseorang untuk

12
Ibid. Hal. 80
menampilkan berbagai variasi kemampuan gerak. Menurut Samsudin bahwa: “Gerak (motor)

sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia, sedangkan psikomotor

digunakan untuk mempelajari perkembangan gerak pada manusia”.13 Jadi gerak (motor)

ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikomotorik. Meskipun secara umum sinonim

digunakan dengan istilah motor (gerak).

Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna

meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1. Keterampilan lokomotor: kemampuan seseorang untuk bergerak atau memindahkan titik

berat badan dan posisi badannya dari satu tempat ke tempat lainnya

2. Keterampilan manipulatif: keterampilan manipulatif hanya dapat dilaksanakan bila seseorang

mampu menggunkan anggota badannya dengan koordinasi yang baik. Keterampilan

manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh juga dapat

digunakan

3. Keterampilan non lokomotor: kegiatan gerak yang dilakukan di tempat tanpa ada ruang

gerak yang memadai. Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk, dan meregang,

melipat dan memutar, melingkar, melambungkan, dll.

Pada dasarnya kemampauan gerak dasar dapat di klasifikasikan ke dalam 3 kategori

yaitu: lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. Ketiga klasifikasi tersebut merupakan

gerakan yang mendasari aktifitas fisik yang kompleks. Adapun tiga kategori tersebut menurut

Samsudin meliputi:

“ (1) Keteramplan lokomotor merupakan gerakan yang sangat penting bagi transportasi
manusia. Keterampilan tersebut di indentifikasi sebagai ketrampilan yang
menggerakan indifidu dalam suatu ruang atau dari tempat ke tempat lain, gerak
lokomotor terdiri dari jalan, lari, lompat, lempar dll.
(2) Keterampilan non-lokomotor dalam istilah lain disebut keterampilan stabilitas, yaitu
gerakan yang dilakukan dengan meminimalisasi atau tanpa bergerak dari
tempatnya atau landasan, sebagai contoh meliukkan badan, mengayunkan anggota
badan, membungkuk dll.
Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Prenada
13

Media Group. Jakarta. 2008. Hal 8.


(3) Keterampilan manipulatif, ada dua klasifikasi dalam keterampilan manipulatif yaitu
receptive dan propulsive, keterampilan receptive adalah keterampilan menerima
suatu objek menangkap, trapping (menerima dan mengontrol bola) dll, sedangkan
keterampilan propulsive ditandai dengan penerapan gaya terhadap suatu objek
seperti melempar dan memukul dll.”14

Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan

tingkat kematangan. Gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan

yang lebih kompleks. Menurut Rusli dalam Wibowo bahwa: “ada tiga gerakan dasar yang

melekat pada individu yaitu: (1) gerak lokomotor, gerak nonlokomotor, dan gerak

manipulatif”.15

Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas

bagian yang terlibat dalam kegiatan. Sedangkan menurut Abdulkadir Ateng bahwa: “Perilaku

gerak dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: yang pertama dan paling dasar dari kategori

gerak mengacu pada stabilisasi atau gerakan nonlokomotor; kedua adalah gerakan lokomosi

dan ketiga adalah gerakan manipulatif”.16

Gerak dasar dalam forehand drive dalam permainan tenis meja menurut Martens

“Pelaksanaannya atau teknik melakukan pukulan forehand Drive adalah:

1. Tahap persiapan
a. Dalam posisi siap
b. Tangan dilemaskan
c. Bed sedikit dibuka untuk menghadapi back spin, sedikit ditutup atau tegak
lurus untuk menghadapi top spin.
d. Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.
e. Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk
melakukan forehand Drive.
2. Tahap pelaksanaan
a. Putar tubuh ke belakang dengan bertumpuh pada pinggang dan pinggul
b. Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku.
c. Berat badan dipindahkan ke kaki kanan.
d. Untuk menghadapi back spin, bed harus digerakkan sedikit lebih rendah.
3. For Ward Swing
Ibid. Hal. 75-103
14

Wibowo, D.H.S. Sulistianta, H. Peningkatan Gerak Dasar Passing Permainan Sepak


15

Bola Dengan Alat Modifikasi dan Alat Bantu. Jupe (Jurnal Penjaskesrek). 2014. 2 (4)
16
Abdulkadir Ateng. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan. 1992. Hal. 127.
a. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri
b. Tubuh diputar ke depan bertumpuh pada pinggang dan pinggul.
c. Tangan diputar ke depan dengan bertumpuh pada siku.
d. Kontak
4. Tahap akhir
a. Bed bergerak ke depan dan sedikit naik ke atas.
b. Kembali keposisi siap.”17

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Penilaian Tes Gerak Dasar Forehand Drive Dalam Permainan Tenis Meja
Item
Domain Indikator Sub Indikator Skor
B C K

Gerak 1. T a. Dalam
dasar ahap posisi siap
forehand Persiapan b. Tangan
drive dilemaskan
dalam c. Bed
permaina sedikit dibuka untuk
n tenis menghadapi back spin,
meja sedikit ditutup atau tegak
lurus untuk menghadapi top
spin.
d. Pergelan
gan tangan lemas dan sedikit
dimiringkan ke bawah.
e. Bergerak
untuk mengatur posisi, kaki
kanan sedikit ke belakang
untuk melakukan forehand
Drive.

2. T a. Putar
ahap tubuh ke belakang dengan
pelaksanaan bertumpuh pada pinggang
dan pinggul
b. Putar
tangan ke belakang dengan
bertumpu pada siku.
c. Berat
badan dipindahkan ke kaki
kanan.
d. Untuk
menghadapi back spin, bed
harus digerakkan sedikit

17
Rainer Martens. Table Tennis Step To Succes diterjemahkan oleh Nasution D. Eri.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996. Hal 35
lebih rendah.

3. F a. Berat
or Ward badan dipindahkan ke kaki
Swing kiri
b. Tubuh
diputar ke depan bertumpuh
pada pinggang dan pinggul.
c. Tangan
diputar ke depan dengan
bertumpuh pada siku.
d. Kontak

4. T a. Bed
ahap akhir bergerak ke depan dan sedikit
naik ke atas.
b. Kembali
keposisi siap

Untuk dapat melakukan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja maka

dalam proses pembelajaran diperlukan keterampilan guru dalam menerapkan metode

mengajar yang inovatif maksudnya bahwa dalam mengajar guru tidak hanya monoton pada

salah satu metode mengajar akan tetapi guru harus lebih inovatif dan kreaktif dalam memilih

metode mengajar yang tepat sesuai dengan kondisi, materi dan karakteristik siswa, apabila

hal ini mampu diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran permainan tenis meja maka

dapat meningkatkan gerak dasar forehand drive. Salah satu metode mengajar tersebut adalah

metode bagian. Dimana metode bagian dalam penelitian ini adalah suatu metode mengajar

yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam

permainan tenis meja dengan memecah – mecah materi pelajaran dalam bagian-bagian atau

satuan kecil untuk dikuasai sebelum digabungkan menjadi suatu rangkaian gerak secara

keseluruhan dan sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran gerak dasar forehand drive

dalam permainan tenis meja.

4. Hakekat Metode Bagian


Metode bagian adalah metode yang memecah – mecah materi pelajaran dalam satuan

kecil sehingga dapat dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar umumnya

pendidikan jasmani khususnya, metode merupakan salah satu faktor yag sangat menentukan

tercapainya tujuan yang diharapkan. Sehingga hal ini perlu diperhatikan guru dalam memilih

dan menerapkan metode pembelajaran sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan.

Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian

per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-

pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode

bagian Sugiyanto menyatakan bahwa: “Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana

mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan

rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya

secara keseluruhan.”18 Sedangkan menurut Suhendro bahwa: “Metode bagian adalah satu cara

pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen

dari bahan pelajaran.”19 Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode

bagian merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam pelaksanaannya

dilakukan bagian per bagian, dan setelah bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai

kemudian dilakukan atau dirangkaian secara keseluruhan.

Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis keterampilan yang

cukup sulit atau kompleks. Harsono menyatakan bahwa: “Pada umumnya guru mengajarkan

suatu teknik dengan part method, hal ini disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu

mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai

dengan keinginan guru.”20 Menurut Rusli Lutan bahwa: “Metode bagian atau parsial dapat

18
Sugiyanto, Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta. 1995. hal.67
19
Andi Suhendro. Dasar-Dasar Kepelatihan Universitas Terbuka. Jakarta. 1999. hal.56
20
Harsono. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.
1988. hal. 142
diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga kemungkinan untuk memperoleh hasil

belajar yang maksimum akan diperoleh jika komponen- komponen gerak dilatih.”21

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, metode bagian diterapkan terutama

untuk siswa pemula dan belum mengetahui keterampilan yang dipelajari. Di samping itu,

metode bagian diterapkan untuk mempelajari keterampilan yang sulit dan kompleks. Suatu

keterampilan akan dikuasai dengan baik, jika tiap-tiap bagian dipelajari secara runtut dan

dilakukan secara sistematis dan kontinyu.

Dalam metode bagian ada beberapa tahap-tahap yang perlu diperhatikan, tahap-tahap

itu antara lain: Preview merupakan suatu tahap yang bertujuan untuk memperkenalkan

keterampilan/bahan ajar yang akan dipelajari (verbal, demonstrasi langsung, penayangan

gambar atau foto, pemutaran video-film, dll.); Analisis merupakan tahap dimana peserta didik

mengenali bagian – bagian penting. Keperluan analisis ini sebenarnya bermanfaat untuk

melihat bagaimana peserta didik terbangun kembali keterampilannya; Melatih bagian / unit

merupakan tahap dimana peserta didik melatih tahap tahap per unit. Latihan dilakukan secara

bagian. Seperti pada cabang olahraga tenis meja khususnya menyangkut materi gerak dasar

forehand drive maka diperlukan penerapan metode bagian karena materi ini cukup sulit dan

kompleks. Misalnya jika siswa yang bersangkutan kurang menguasai gerak dasar forehand

drive, maka yang akan ditekankan adalah latihan gerak dasar forehand drive mulai dari tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, for ward swing, dan tahap akhir, dan materi forehand drive

tersebut diajarkan melalui bagian per bagian atau tahapan materi di pecah-pecah menjadi

bagian per bagian atau unit per unit dan kemudian digabungkan menjadi satu. Maksudnya

setiap unit yang telah dipelajari digabungkan menjadi satu sehingga memudahkan dalam

penguasaan materi gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja.

21
Rusli Lutan. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud.
Dirjendikti. Jakarta. 1988. hal. 411
Dalam ilmu jiwa asosiasi yang dikutip oleh Nasution, bahwa : “Keseluruhan itu terdiri

dari penjumlahan bagian - bagian atau unsur – unsurnya.”22 Demikian pula dikatakan oleh

Harsono bahwa: “Siswa atau atlit pada setiap tahap latihan akan dapat berkonsentrasi pada suatu

aspek teknik atau keterampilan keseluruhan.”23 Dikatakan pula oleh Sarumpaet bahwa: “Latihan

– latihan yang sangat sederhana lebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan bentuk – bentuk yang

sulit atau rumit dan berakhir pada penerapan teknik – teknik yang dipelajari dalam jenis

permainan dari rangkaian permainan yang sesuai dengannya.”24

Berdasarkan pendapat dan pernyataan dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode bagian adalah suatu cara yang memudahkan suatu keterampilan yang diajarkan.

jadi siswa diajar melalui bagian – bagian dari gerak secara keseluruhan. Metode bagian ini

adalah cara penyajian bahan pengajaran dengan memecahkan dalam satuan – satuan kecil

dengan tujuan agar siswa dapat mengerti dan mudah memahaminya. Metode bagian

merupakan salah satu metode pengajaran yang efektif dalam meningkatkan penguasaan

pengetahuan dalam keterampilan, sehingga digunakan oleh guru pendidikan jasmani.

Sedangkan kelemahannya yaitu sangat membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk

belajar. Siswa cepat merasa bosan karena materi yang diajarkan telalu terfokus ke satu

gerakan saja. Selanjutnya keunggulan metode bagian dalam pembelajaran keterampilan gerak

dikembangkan oleh Thomas yaitu: “Kalau skillnya kompleks terutama keterampilan yang

membutuhkan pengertian dari setiap bagian sebelum seluruh keterampilan dapat

dilaksanakan, maka skill menjadi suatu keseluruhan.”25

Dalam mengajarkan materi permainan tenis meja khususnya menyangkut materi

gerak dasar forehand drive dengan menggunakan metode bagian, maka kita harus

mengajarkan terlebih dahulu komponen – komponen kecil kemudian disatukan menjadi satu
22
S. Nasution, Didaktik Asas – Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1982, hal 41
23
Harsono, op.cit, hal 141
24
Sarumpaet A, Permainan Bola Besar. Depdikbud, Ditjen, Dikti P2LPTK, Padang, 1991
hal 114
25
Thomas Vaunhan, Science and Sport, Faber & faber, London, 1970
kesatuan yang utuh. Jadi metode bagian adalah suatu cara untuk memudahkan penguasaan

dan peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja yang diajarkan.

B. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses pembelajaran gerak dasar forehand drive tidak terlepas dari

kemampuan guru pendidikan jasmani di sekolah dalam mengembangkan metode mengajar

yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses

pembelajaran tenis meja. Pengembangan metode mengajar yang tepat pada dasarnya bertujuan

untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif

dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih peningkatan gerak dasar forehand drive

dalam permainan tenis meja yang optimal.

Untuk dapat mengembangkan metode mengajar yang efektif maka guru harus memiliki

pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara pengimplementasian metode

mengajar dalam proses pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja.

Salah satu metode mengajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan gerak

dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3

Tondano adalah melalui metode bagian.

Metode bagian merupakan suatu cara penyajian dengan memecah – mecah materi

pelajaran menjadi bagian – bagian atau satuan kecil sampai siswa menguasai bagian-bagian

tersebut, kemudian menggabungkan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode bagian dapat juga diterapkan dalam proses

pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja, sebab materinya sangat

kompleks, oleh karena itu materi ini dapat dipecah-pecah menjadi bagian-bagian tertentu

untuk dikusai terlebih dahulu sebelum digabungkan menjadi suatu gerakan secara

keseluhuhan. Apabila hal ini mampu diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran tenis
meja maka dapat meningkatkan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada

siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: penerapan metode bagian memberi pengaruh terhadap

peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra SMP

Negeri 3 Tondano.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Secara Operasional

Tujuan penelitian secara operasional adalah untuk mengetahui rata-rata skor

peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok eksperimen

yang diajar dengan metode bagian lebih tinggi dibandingkan rata-rata peningkatan gerak

dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok kontrol yang tidak diberi

perlakuan.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas: metode bagian

2. Variabel terikat: gerak dasar forehand drive dalam permainan

tenis meja.

C. Definisi Operasional Variabel


Yang dimaksud dengan metode bagian dalam penelitian ini adalah suatu metode

mengajar yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran gerak dasar forehand drive

dalam permainan tenis meja dengan memecah – mecah materi pelajaran dalam bagian-bagian

atau satuan kecil untuk dikuasai sebelum digabungkan menjadi suatu rangkaian gerak secara

keseluruhan.

Yang dimaksud dengan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja dalam

penelitian ini adalah gerak dasar siswa dalam melakukan forehand drive pada permainan tenis

meja yang dilakukan dengan cara (a) Berdiri di belakang meja menghadap ke arah

permainan; (b) Salah satu kaki ditempatkan di depan dan lainnya di belakang; (c) Salah satu

tangan memegang bet di samping badan dengan lengan bawah membentuk sudut 90 0; (d)

Pukulan dilakukan dengan menggerakkan bet dari belakang ke depan; (e) Bet harus mengenai

bola pada saat bola mencapai titik tertinggi.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rancangan

eksperimen dengan menggunakan “randomized control group pre-test and post test

design”26. Dengan rancangan sebagai berikut:

Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test


(R)A Y1 X Y2
(R)B Y1 - Y2

Keterangan :
A : Kelompok Eksperimen
B : Kelompok Kontrol
Y1 : Tes awal untuk kedua kelompok

Donald Ary, Cheser Luchy Cheser Jacobs and Asghar Razavieh, Pengantar
26

Penelitian dalam Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan, Usaha Nasional, Surabaya,


1982, Hal. 356
Y2 : Test akhir kedua kelompok
X : Perlakuan dengan metode bagian
- : Tidak ada perlakuan
R : Random

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tondano selama 2 Bulan dengan

frekuensi tiga kali seminggu.

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.27 Populasi penelitian adalah seluruh siswa putra Kelas VIII

SMP Negeri 3 Tondano yang berjumlah 47 orang.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.28

Sampel penelitian adalah siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano berjumlah 30 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan probability sampling

dengan teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono bahwa “probability sampling

adalah pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”29 “Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Alfabeta, Bandung. 2011. hal.117
28
Ibid, hal. 118
29
Ibid, hal. 120
yang ada dalam populasi itu, dimana cara ini dilakukan bila anggota populasi dianggap

homogon”.30

H. Instrumen dan Alat Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Rubrik Penilaian Gerak dasar

forehand drive dalam permainan tenis meja”

Tabel 3.1. Penilaian Tes Gerak Dasar Forehand Drive Dalam Permainan Tenis Meja
Item
Domain Indikator Sub Indikator Skor
B C K

Gerak 5. Tahap f. Dalam posisi siap


dasar Persiapan g. Tangan dilemaskan
forehand h. Bed sedikit dibuka untuk
drive menghadapi back spin,
dalam sedikit ditutup atau tegak
permaina lurus untuk menghadapi top
n tenis spin.
meja i. Pergelangan tangan lemas
dan sedikit dimiringkan ke
bawah.
j. Bergerak untuk mengatur
posisi, kaki kanan sedikit ke
belakang untuk melakukan
forehand Drive.

6. Tahap e. Putar tubuh ke belakang


pelaksanaan dengan bertumpuh pada
pinggang dan pinggul
f. Putar tangan ke belakang
dengan bertumpu pada siku.
g. Berat badan dipindahkan ke
kaki kanan.
h. Untuk menghadapi back spin,
bed harus digerakkan sedikit
lebih rendah.

7. For Ward e. Berat badan dipindahkan ke


Swing kaki kiri
f. Tubuh diputar ke depan
bertumpuh pada pinggang
dan pinggul.
Ibid
30
g. Tangan diputar ke depan
dengan bertumpuh pada siku.
h. Kontak

8. Tahap akhir c. Bed bergerak ke depan dan


sedikit naik ke atas.
d. Kembali keposisi siap

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk tes gerak dasar forehand drive dalam permainan

tenis meja dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dilakukan tes awal sebelum diberikan perlakuan untuk megetahui penguasaan awal

keterampilan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja.

2. Dilaksanakan tes akhir sesudah dilakukan perlakuan dengan menggunakan metode bagian

untuk mengetahui penguasaan akhir keterampilan gerak dasar forehand drive dalam

permainan tenis meja.

J. Teknik Analisa Data

Sebelum dilakukan uji – t, didahului dengan uji persyaratan analisis yaitu: uji

homogenitas varians dengan menggunakan uji varians besar banding varians kecil dan uji

normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Langkah-langkah pengujian persyaratan

analisis yaitu sebagai berikut:

1. Uji Homogenitas

Statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan varians digunakan uji F dengan

rumus :

varians terbesar
“ F= “31
varians terkecil

2. Uji Normalitas

Untuk menguji kenormalan data akan di uji menggunakan “Uji Lilliefors.”32

31
Sudjana, Metode Statistik Edisi IV. Tarsito Bandung, 1986, Hal. 250.
32
Ibid. Hal 465
Selanjutnya untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini digunakan statistik uji t

dengan taraf nyata α = 0,05 dengan rumus sebagai berikut:

t={ overlin{X}rSub{size81}-{overlin X}rSub{size82} over{Ssqt {1}over{nlSubsize8{1} +{1}over{nSubsize8{2} } “33

(n1 −1) S 21 +(n2 −1)S 22


2
S =
n1 + n2 −2

Keterangan :

X1 = Rata-rata gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok

eksperimen

X2 = Rata-rata gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok

kontrol

S2 = Standar deviasi

n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol

Hipotesis Statistika adalah sebagai berikut :

Terima H0 jika : t0 ≤ tt (α = 0.05 ; dk = n1 + n2 – 2 = 15 + 15 – 2 = 28)

Tolak H0 jika : t0 > tt (α = 0.05 ; dk = n1 + n2 – 2 = 15 + 15 – 2 = 28)

DAFTAR PUSTAKA

Ary Donald, Luchy Cheser Jacobs, Asghar Razavieh, Pengantar Penelitian Dalam
Pendidikan, Terjemahan H. Arief Furchan. Surabaya, Usaha Nasional, 1982.

Ateng Abdulkadir. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan. 1992.

Harsono. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta. 1988.

33
Ibid. Hal. 232
Hodges Larry. Tenis Meja Tingkat Pemula. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007.

Irwansyah, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas X, Grafindo Media
Pratama. Tahun 2007.

Kusnadi Nurlan, & Ahmad Damiri. Olahraga Pilihan Tenis Meja. Depdikbud. Dirjen Dikti.
P2LPTK. Jakarta. 1992.

Lutan Rusli. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud.
Dirjendikti. Jakarta. 1988.

Martens Rainer. Table Tennis Step To Succes diterjemahkan oleh Nasution D. Eri. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 1996.

Muhajir. Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Erlangga. Bandung. 2007.

Nasution S,. Didaktik Asas – Asas Mengajar. Jemmars, Bandung, 1982.

Raharjo Budi. Progres Jurnal Ilmu Keolahragaan. Program Pasca Sarjana UNNES Semarang.
2000.

Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Prenada Media


Group. Jakarta. 2008.

Sarumpaet A,. Permainan Bola Besar. Depdikbud, Ditjen, Dikti P2LPTK, Padang, 1991.

Simpson Peter. Teknik Bermain Pingpong, terjemahan Redaktur Pionir. Bandung: CV. Pionir
Jaya. 1986.

Sklorz, Martin. Table Tennis. Translated by Jack Carrington. England: EP Publishing Ltd.
1973.

Sudjana, Metode Statistik Edisi IV. Tarsito Bandung, 1986.

Sugiyanto, Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta. 1995.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Alfabeta, Bandung. 2011.

Suhendro Andi. Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka. Jakarta. 1999.

Thomas Vaunhan, Science and Sport, Faber & faber, London, 1970.

Utama Bandi A.M,. Kemampuan Bermain Tenis Meja, Tingkat Pemula. Laporan Penelitian.
FIK UNY. Yogyakarta. 2005.

Wibowo, D.H.S. Sulistianta, H. Peningkatan Gerak Dasar Passing Permainan Sepak Bola
Dengan Alat Modifikasi dan Alat Bantu. Jupe (Jurnal Penjaskesrek). 2014. 2 (4)
PROPOSAL USULAN PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE BAGIAN TERHADAP PENINGKATAN


GERAK DASAR FOREHAND DRIVE
DALAM PERMAINAN TENIS MEJA PADA SISWA
PUTRA SMP NEGERI 3 TONDANO

Diajukan Untuk Diseminarkan

OLEH
APRILYANTO P. P. TANGKA
NIM 16 702 009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Usulan Penelitian Skripsi Telah disetujui oleh Tim Pembimbing untuk
diseminarkan pada Panitia Seminar Proposal Penelitian Program Studi
Pendidikan Jasmani Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado di
Tondano.

Mengetahui
Pimpinan Program Studi
Pendidikan Jasmani Pembimbing I

Dr. A.R.J. Sengkey, M.Pd Drs. Djoni A. Sungkudon, M.Kes


NIP. 19600829 198603 1 003 NIP. 19600818 198703 1 007

Pembimbing II

Dr. Eduard Emor Kumenap, M.Pd


NIP. 19620606 199003 1 001

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................. i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

G. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1

H. Identifikasi Masalah...................................................................................... 5

I. Pembatasan Masalah.................................................................................... 5

J. Perumusan Masalah...................................................................................... 5

K. Tujuan Penelitian........................................................................................... 6

L. Manfaat Penelitian........................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN...................................................................................... 8


A. Landasan Teoretis......................................................................................... 8
5. Hakekat Permainan Tenis Meja.............................................................. 8
6. Hakekat Forehand Drive.......................................................................... 9
7. Gerak Dasar Forehand Drive Permainan Tenis Meja................................ 12
8. Hakekat Metode Bagian.......................................................................... 18
B. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 22
C. Hipotesis Penelitian....................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................ 24

A. Tujuan Operasional Penelitian......................................................................... 24

B. Variabel Penelitian........................................................................................... 24

C. Definisi Operasional Variabel........................................................................... 24

D. Metode Penelitian........................................................................................... 25

E. Rancangan Penelitian....................................................................................... 25

F. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................... 25

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel......................................... 26

H. Instrumen dan Alat Penelitian......................................................................... 27

I. Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 28

J. Teknik Analisa Data.......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 30
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Petunjuk dan Kasih-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan

judul: “Pengaruh Penerapan Metode Bagian Terhadap Peningkatan Gerak Dasar Forehand

Drive Dalam Permainan Tenis Meja Pada Siswa Putra SMP Negeri 3 Tondano.” Proposal

skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar

sarjana pedidikan olahraga.

Dalam proses penulisan proposal skripsi ini, banyak kesulitan yang penulis alami

dalam menemukan teori-teori yang tepat untuk mendukung pembahasan ini. Dengan

demikian penulis mengakui sepenuhnya bahwa proposal skipsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak,

khususnya para pembaca sangat diharapkan dalam rangka menyempurnakan proposal skripsi

ini. Kiranya proposal skipsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih

khusus pada bidang Program Studi Pendidikan Jasmani.

Tondano, Agustus 2020

Penulis
A.P.P.T

BAB I

PENDAHULUAN

G. Latar Belakang Masalah

Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk
memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain dengan cara menyeberangkan bola dan
mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri.
Terdapat beberapa teknik dasar dalam permainan ini salah satunya adalah teknik pukulan forehand
drive.

Pukulan forehand drive adalah pukulan yang sangat penting untuk dikuasai karena hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan dalam pengembangan variasi-variasi pukulan lebih
lanjut. Raharjo mengatakan bahwa: “Salah satu bentuk pukulan dasar yang biasanya lebih muda dan
cepat dikuasai oleh setiap pemain pemula adalah forehand, sehingga jenis pukulan tersebut
seringkali digunakan sebagai tumpuan atau senjata utama dalam permainan tenis meja.” 34 Untuk
dapat menguasai pukulan tersebut maka terlebih dahulu perlu adanya penanaman kemampuan
gerak.

Kemampuan gerak yang perlu ditingkatkan pada peserta didik khususnya dalam mengajarkan
forehand drive adalah kemampuan gerak dasar, yaitu suatu pola gerakan yang mendasari suatu
gerakan mulai dari kemampuan gerak yang sederhana hingga kemampuan gerak yang kompleks.
Oleh karena itu dalam mengajarkan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja maka
dalam proses pembelajaran diperlukan keterampilan guru dalam menerapkan metode mengajar
yang inovatif. Karena keberhasilan proses pembelajaran gerak dasar forehand drive tidak terlepas
dari kemampuan guru pendidikan jasmani di sekolah dalam mengembangkan metode mengajar
yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran tenis meja. Pengembangan metode mengajar yang tepat pada dasarnya bertujuan
untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih peningkatan gerak dasar forehand drive dalam
permainan tenis meja yang optimal. Salah satu metode mengajar yang dapat dikembangkan oleh
guru dalam meningkatkan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra
Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano adalah melalui metode bagian.

Metode bagian merupakan suatu cara penyajian dengan memecah – mecah materi pelajaran
menjadi bagian – bagian atau satuan kecil sampai siswa menguasai bagian-bagian tersebut,
kemudian menggabungkan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa metode bagian dapat juga diterapkan dalam proses pembelajaran
gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja, sebab materinya sangat kompleks, oleh
Budi, Raharjo. Progres Jurnal Ilmu Keolahragaan. Program Pasca Sarjana UNNES
34

Semarang. 2000. Hal. 120


karena itu materi ini dapat dipecah-pecah menjadi bagian-bagian tertentu untuk dikusai terlebih
dahulu sebelum digabungkan menjadi suatu gerakan secara keseluhuhan. Apabila hal ini mampu
diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran tenis meja maka dapat meningkatkan gerak
dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.

Akan tetapi kenyataan yang ditemukan di lapangan berdasarkan hasil pengamatan bahwa ketika
guru memberikan pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja terlihat
masih banyak siswa yang belum mampu melakukannya dengan baik dan benar, masih banyak siswa
yang pada saat melakukan forehand drive memiliki kekurangan seperti lain posisi sikap awal yang
masih kurang tepat, sikap pelaksanaan pada saat melakukan forehand drive kurang maksimal,
sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam melakukan tugas gerak yang diperintahkan dan
diberikan oleh guru karena siswa belum paham bagaimana seharusnya suatu keterampilan gerak
servie itu dilakukan. Permasalahan lainnya yang ditemukan adalah kurangnya implementasi model,
metode, gaya mengajar dan pendekatan yang variatif dalam pembelajaran tenis meja khususnya
dalam mengajarkan gerak dasar forehand drive. Selain itu tugas gerak yang harus dilakukan dianggap
sulit karena siswa dituntut langsung untuk melakukan tugas gerak forehand drive yang diberikan.

Permasalahan lainnya yang ditemukan pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano adalah a)
Kurangnya motivasi dan perhatian siswa pada saat guru menyajikan dan menjelaskan materi
pembelajaran forehand drive; b) dalam proses pembelajaran forehand drive metode bagian belum
diterapkan sehingga siswa lebih memilih aktifitas lain ketika pembelajaran forehand drive
berlangsung; c) kurangnya pengulangan melakukan gerak dan latihan forehand drive; d) rendahnya
kemampuan gerak dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.
Permasalahan lain yang dijumpai adalah belum diketahuinya seberapa besar peningkatan gerak
dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano melalui metode bagian.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, untuk menciptakan pembelajaran gerak dasar
forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano yang
efektif, kreaktif dan menyenangkan, maka peran guru sebagai perencana pengajaran dan pengelola
proses pembelajaran harus bekerja lebih keras guna tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satunya
adalah melalui metode bagian.

Metode bagian merupakan suatu cara penyajian dengan memecah – mecah materi pelajaran
menjadi bagian – bagian atau satuan kecil sampai peserta didik menguasai bagian-bagian tersebut,
kemudian menggabungkan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa metode bagian dapat juga diterapkan dalam proses pembelajaran
forehand drive, sebab materinya sangat kompleks, oleh karena itu materi ini dapat dipecah-pecah
menjadi bagian-bagian tertentu untuk dikusai terlebih dahulu sebelum digabungkan menjadi suatu
gerakan secara keseluhuhan. Apabila hal ini mampu diterapkan dengan baik dalam proses
pembelajaran tenis meja maka gerak dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3
Tondano akan mengalami peningkatan.

Oleh karena itu berdasarkan fakta tersebut, maka peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian
dengan judul: “Pengaruh Penerapan Metode Bagian Terhadap Peningkatan Gerak Dasar forehand
drive Dalam Permainan Tenis Meja Pada Siswa Putra SMP Negeri 3 Tondano.”
H. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut: a) siswa yang belum mampu melakukan gerak dasar forehand drive
dalam permainan tenis meja dengan baik dan benar; b) siswa pada saat melakukan forehand drive
memiliki kekurangan seperti posisi sikap awal yang masih kurang tepat; c) sikap pelaksanaan pada
saat melakukan service kurang maksimal; d) tugas gerak forehand drive dianggap sulit bagi siswa; e)
belum diterapkannya metode bagian dalam proses pembelajaran forehand drive; f) kurangnya
pengulangan melakukan gerak dan latihan forehand drive; g) belum diketahuinya seberapa besar
peningkatan gerak dasar forehand drive pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano melalui
metode bagian.

I. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada: 1) penerapan
metode bagian; dan 2) gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra
Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.

J. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan metode bagian dapat memberikan
pengaruh terhadap peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa
putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano?

K. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode bagian terhadap
peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP
Negeri 3 Tondano.

L. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

3. Manfaat Teoritis

a.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam usaha-usaha yang
mengarah pada pengembangan pembelajaran penjas khususnya tenis meja di tingkat SMP.
b.Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan kajian bagi usaha penelitian
lanjutan, perbandingan, maupun tujuan lain yang relevan dan dapat menjadi bahan
pertimbangan kebijakan khususnya di bidang pendidikan Jasmani.

4. Manfaat Paraktis

d. Bagi Sekolah

Memberikan informasi dengan adanya pengembangan metode pembelajaran melalui metode


bagian merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan gerak dasar forehand drive dalam
permainan tenis meja.

e. Bagi Guru

Memberikan informasi bahwa dalam meningkatkan kualitas dan peningkatan gerak dasar forehand
drive dalam permainan tenis meja diperlukan inovasi dan kreaktivitas guru dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di sekolah agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta mendorong siswa untuk berprestasi dalam bidang olahraga
maupun akademik.

f. Bagi Siswa

Mempermudah siswa dalam memahami materi baik itu dalam bentuk praktek dan teori pada
kelompok mereka masing-masing.
BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

D. Landasan Teoretis

5. Hakekat Permainan Tenis Meja

Tenis meja atau permainan yang sering disebut ping pong ini adalah permainan bola

kecil yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan bet sebagai

pemukulnya. Menurut Muhajir bahwa: “Permainan tenis meja merupakan suatu cabang

olahraga yang unik dan bersifat rekreatif. Tenis meja dimainkan di dalam gedung (indor

game) oleh dua atau empat pemain”. 35 Cara memainkannya adalah dengan menggunakan bet

dilapisi karet yang dipukulkan pada bola agar melewati jarring yang terbentang di atas meja.

Jarring tersebut dikaitkan pada dua tiang jarring.

35
Muhajir. Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Erlangga. Bandung. 2007. Hal. 41
Sedangkan menurut Utama bahwa: “permainan tenis meja adalah permainan dengan

menggunakan fasilitas meja beserta peralatannya serta raket, bola sebagai alatnya”.36

Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (service), yaitu bola dipantulkan di meja

sendiri lalu melewati atas net dan memantul di meja lawan, kemudian bola tersebut dipukul

melalui net harus memantul ke meja lawan sampai lawan tidak dapat mengembalikan dengan

baik. Pemain berusaha untuk untuk mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka dari

pukulannya.

Menurut Hodges bahwa: “Tenis meja adalah olahraga raket yang paling terkenal di

dunia dan jumlah partisipannya menempati urutan kedua. Tenis meja disebut juga ping-pong.

Ping-pong adalah permainan di mana sebuah bola kecil yang putih dipukul bolak-balik

hingga seseorang melakukan kesalahan.”37

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan tenis

meja merupakan suatu permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk

memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain dengan cara menyeberangkan bola dan

mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri.

6. Hakekat Forehand Drive

Dalam permainan tenis meja, pukulan forehand drive adalah pukulan yang sangat

penting untuk dikuasai karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan

dalam pengembangan variasi-variasi pukulan lebih lanjut. Budi Raharjo mengatakan bahwa:

“Salah satu bentuk pukulan dasar yang biasanya lebih muda dan cepat dikuasai oleh setiap

pemain pemula adalah forehand, sehingga jenis pukulan tersebut seringkali digunakan

sebagai tumpuan atau senjata utama dalam permainan tenis meja.”38


36
A.M. Bandi Utama. Kemampuan Bermain Tenis Meja, Tingkat Pemula. Laporan
Penelitian. FIK UNY. Yogyakarta. 2005. Hal. 5
37
Larry Hodges. Tenis Meja Tingkat Pemula. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007.
Hal. 1
38
Budi, Raharjo. Progres Jurnal Ilmu Keolahragaan. Program Pasca Sarjana UNNES
Semarang. 2000. Hal. 120
Selanjutnya, Simpson menyatakan jenis-jenis pukulan dasar yang harus dikuasai oleh

seorang pemain tenis meja, yaitu : “Backhand push, forehand push, block, forehand drive,

backhand drive, fast forehand loop, loop stroke, slow forehand loop, backhand loop,

backspin (chop), backhand backspin (backhand chop), high lop stroke, forehand lob, dan

backhand lob”39.

Adapun pendapat lain menurut Irwansyah tentang cara melakukan pukulan forehand

adalah sebagai berikut:

(a) Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan; (b) Salah satu kaki
ditempatkan di depan dan lainnya di belakang; (c) Salah satu tangan memegang bet di
samping badan dengan lengan bawah membentuk sudut 90 0; (d) Pukulan dilakukan
dengan menggerakkan bet dari belakang ke depan; (e) Bet harus mengenai bola pada
saat bola mencapai titik tertinggi.”40

Teknik-teknik pukulan yang harus dikuasai oleh seorang pemain tenis meja menurut

Sklorz terdiri dari: ”a) service: underspin (chop), topspin, dan sidespin; b) Attacking stroke:

counterdrive, drive, smash, stop ball, loop topsin ball, dan side spin ball: c) Defensive stroke:

push-play, cut ball (chop), block return, dan ”baloon” return.”41 Selanjutnya, Simpson

menyatakan jenis-jenis pukulan dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain tenis meja,

yaitu: ”Backhand push, forehand push, block, forehand drive, backhand drive, fast forehand

loop, loop stroke, slow forehand loop, backhand loop, backspin (chop), backhand backspin

(backhand chop), high lop stroke, forehand lob, dan backhand lob.”42

Pukulan forehand drive maka jenis pukulan ini tergolong pada jenis pukulan serangan.

Untuk mempelajari jenis pukulan forehand drive maka pertama-tama harus menguasai

terlebih dahulu cara memegang bet kemudian gerakan kaki, dan ayunan tangan yang

39
Peter, Simpson. Teknik Bermain Pingpong, terjemahan Redaktur Pionir. Bandung :
CV. Pionir Jaya. 1986. Hal 33-52
40
Irwansyah, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas X, Grafindo
Media Pratama. Tahun 2007. Hal 33
41
Sklorz, Martin. Table Tennis. Translated by Jack Carrington. England: EP
Publishing Ltd. 1973. Hal. 25
42
Simpson, Peter. Opp. Cit. Hal. 33-52
memegang bet yang sejajar dengan net. Gerakan lanjutan setelah terjadinya pukulan yaitu

tangan yang memegang bet harus terarah pada samping badan yang sejajar dengan net.

Dalam permainan tenis meja terdapat beberapa bagian pukulan dasar. Salah satu

diantaranya adalah pukulan forehand. Dalam pukulan forehand ini, posisi bola berada di

samping badan. Peter Simpson mengatakan bahwa: “Drive Stroke dapat dimainkan pada

setiap zone pertama, kedua, ketiga. Juga dimainkan di atas meja sendiri. Ini berlaku baik

forehand maupun back hand.”43

Masih berkaitan dengan pukulan drive juga, Nurlan Kusnadi, Ahmad Damiri

berpendapat: “Drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bed dari bawah

serong ke atas dan sikap bed tertutup. Besarnya sudut bed bervariasi sesuai dengan arah

jatuhnya bola, kecepatan datangnya bola, putaran bola yang datang dari lawan dan tujuan

bola dari pukulan drive itu sendiri.”44

Selanjutnya Kusnadi & Damiri, dalam bukunya mengatakan bahwa ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam melakukan pukulan drive adalah:

7. Perhatian kearah jatuhnya bola dan segera mengambil posisi sesuai dengan arah
jatuhnya bola tersebut.
8. Ambil posisi side stance, pandangan terus pada laju bola.
9. Dengan bergerak atau mundur ke samping bed dalam menyentuh atau mengenai
bola pada waktu bola pada titik ketinggiannya, pukulan diperkuat dengan
peputaran tubuh dan tungkai kaki pinggang ke atas.
10. Lanjutan gerakan lengan setelah perkenaan bola (follow through) sampai bed
berada di samping kiri depan kepala.
11. Kembali ke posisi siap sedia, siap menerima pengambilan bola berikutnya.
12. Untuk back hand drive kakinya sedikit lebih terbuka dibandingkan dengan
forehand drive.”45
Untuk dapat melakukan gerakan-gerakan dalam melakukan pukulan forehand Drive

maka keserasian antara lengan dan kaki harus benar-benar dipelajari dengan baik dan

dilakukan dengan teratur secara terus menerus agar gerakan memukul bola sesuai dengan

43
Simpson Peter. Opp. Cit. Hal. 42
44
Nurlan Kusnadi, & Ahmad Damiri. Olahraga Pilihan Tenis Meja. Depdikbud. Dirjen
Dikti. P2LPTK. Jakarta. 1992. Hal.79
45
Ibid. Hal. 80
yang diharapkan. Apabila keserasian antara gerakan lengan dan kaki telah benar-benar

dikuasai, maka akan dapat megembangkan permainan tenis meja khususnya forehand Drive

dengan baik.

Ketepatan pengambilan posisi kaki, pinggul dan pinggang serta badan yang lainnya

merupakan bagian yang penting dari kombinasi melakukan pukulan forehand Drive yang

tepat pada sasaran.

7. Gerak Dasar Forehand Drive Permainan Tenis Meja

Kemampuan gerak yang perlu ditingkatkan pada peserta didik adalah kemampuan

gerak dasar, yaitu suatu pola gerakan yang mendasari suatu gerakan mulai dari kemampuan

gerak yang sederhana hingga kemampuan gerak yang kompleks. Pada dasarnya gerak dasar

manusia adalah jalan, lari, lompat, dan lempar. Semua kemampuan tersebut harus dimiliki

dengan baik, agar memiliki landasan untuk mengembangkan kemampuan gerak yang lebih

kompleks.

Kemampuan tersebut menurut beberapa ahli mempunyai pengertian yang sama

dengan kemampuan gerak (motor ability), yang berarti keadaan dari seseorang untuk

menampilkan berbagai variasi kemampuan gerak. Menurut Samsudin bahwa: “Gerak (motor)

sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia, sedangkan psikomotor

digunakan untuk mempelajari perkembangan gerak pada manusia”.46 Jadi gerak (motor)

ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikomotorik. Meskipun secara umum sinonim

digunakan dengan istilah motor (gerak).

Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna

meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

4. Keterampilan lokomotor: kemampuan seseorang untuk bergerak atau memindahkan titik

berat badan dan posisi badannya dari satu tempat ke tempat lainnya
Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Prenada
46

Media Group. Jakarta. 2008. Hal 8.


5. Keterampilan manipulatif: keterampilan manipulatif hanya dapat dilaksanakan bila seseorang

mampu menggunkan anggota badannya dengan koordinasi yang baik. Keterampilan

manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh juga dapat

digunakan

6. Keterampilan non lokomotor: kegiatan gerak yang dilakukan di tempat tanpa ada ruang

gerak yang memadai. Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk, dan meregang,

melipat dan memutar, melingkar, melambungkan, dll.

Pada dasarnya kemampauan gerak dasar dapat di klasifikasikan ke dalam 3 kategori

yaitu: lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. Ketiga klasifikasi tersebut merupakan

gerakan yang mendasari aktifitas fisik yang kompleks. Adapun tiga kategori tersebut menurut

Samsudin meliputi:

“ (1) Keteramplan lokomotor merupakan gerakan yang sangat penting bagi transportasi
manusia. Keterampilan tersebut di indentifikasi sebagai ketrampilan yang
menggerakan indifidu dalam suatu ruang atau dari tempat ke tempat lain, gerak
lokomotor terdiri dari jalan, lari, lompat, lempar dll.
(2) Keterampilan non-lokomotor dalam istilah lain disebut keterampilan stabilitas, yaitu
gerakan yang dilakukan dengan meminimalisasi atau tanpa bergerak dari
tempatnya atau landasan, sebagai contoh meliukkan badan, mengayunkan anggota
badan, membungkuk dll.
(3) Keterampilan manipulatif, ada dua klasifikasi dalam keterampilan manipulatif yaitu
receptive dan propulsive, keterampilan receptive adalah keterampilan menerima
suatu objek menangkap, trapping (menerima dan mengontrol bola) dll, sedangkan
keterampilan propulsive ditandai dengan penerapan gaya terhadap suatu objek
seperti melempar dan memukul dll.”47

Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan

tingkat kematangan. Gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan

yang lebih kompleks. Menurut Rusli dalam Wibowo bahwa: “ada tiga gerakan dasar yang

melekat pada individu yaitu: (1) gerak lokomotor, gerak nonlokomotor, dan gerak

manipulatif”.48

Ibid. Hal. 75-103


47

Wibowo, D.H.S. Sulistianta, H. Peningkatan Gerak Dasar Passing Permainan Sepak


48

Bola Dengan Alat Modifikasi dan Alat Bantu. Jupe (Jurnal Penjaskesrek). 2014. 2 (4)
Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas

bagian yang terlibat dalam kegiatan. Sedangkan menurut Abdulkadir Ateng bahwa: “Perilaku

gerak dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: yang pertama dan paling dasar dari kategori

gerak mengacu pada stabilisasi atau gerakan nonlokomotor; kedua adalah gerakan lokomosi

dan ketiga adalah gerakan manipulatif”.49

Gerak dasar dalam forehand drive dalam permainan tenis meja menurut Martens

“Pelaksanaannya atau teknik melakukan pukulan forehand Drive adalah:

9. Tahap persiapan
k. Dalam posisi siap
l. Tangan dilemaskan
m. Bed sedikit dibuka untuk menghadapi back spin, sedikit ditutup atau tegak
lurus untuk menghadapi top spin.
n. Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.
o. Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk
melakukan forehand Drive.
10. Tahap pelaksanaan
i. Putar tubuh ke belakang dengan bertumpuh pada pinggang dan pinggul
j. Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku.
k. Berat badan dipindahkan ke kaki kanan.
l. Untuk menghadapi back spin, bed harus digerakkan sedikit lebih rendah.
11. For Ward Swing
i. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri
j. Tubuh diputar ke depan bertumpuh pada pinggang dan pinggul.
k. Tangan diputar ke depan dengan bertumpuh pada siku.
l. Kontak
12. Tahap akhir
e. Bed bergerak ke depan dan sedikit naik ke atas.
f. Kembali keposisi siap.”50

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Penilaian Tes Gerak Dasar Forehand Drive Dalam Permainan Tenis Meja
Item
Domain Indikator Sub Indikator Skor
B C K

49
Abdulkadir Ateng. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan. 1992. Hal. 127.
50
Rainer Martens. Table Tennis Step To Succes diterjemahkan oleh Nasution D. Eri.
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996. Hal 35
1. T a. Dalam
ahap posisi siap
Persiapan b. Tangan
dilemaskan
c. Bed
sedikit dibuka untuk
menghadapi back spin,
sedikit ditutup atau tegak
lurus untuk menghadapi top
spin.
d. Pergelan
gan tangan lemas dan sedikit
dimiringkan ke bawah.
e. Bergerak
untuk mengatur posisi, kaki
kanan sedikit ke belakang
untuk melakukan forehand
Drive.

2. T a. Putar
ahap tubuh ke belakang dengan
Gerak pelaksanaan bertumpuh pada pinggang
dasar dan pinggul
forehand b. Putar
drive tangan ke belakang dengan
dalam bertumpu pada siku.
permaina c. Berat
n tenis badan dipindahkan ke kaki
meja kanan.
d. Untuk
menghadapi back spin, bed
harus digerakkan sedikit
lebih rendah.

3. F a. Berat
or Ward badan dipindahkan ke kaki
Swing kiri
b. Tubuh
diputar ke depan bertumpuh
pada pinggang dan pinggul.
c. Tangan
diputar ke depan dengan
bertumpuh pada siku.
d. Kontak

4. T a. Bed
ahap akhir bergerak ke depan dan sedikit
naik ke atas.
b. Kembali
keposisi siap
Untuk dapat melakukan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja maka

dalam proses pembelajaran diperlukan keterampilan guru dalam menerapkan metode

mengajar yang inovatif maksudnya bahwa dalam mengajar guru tidak hanya monoton pada

salah satu metode mengajar akan tetapi guru harus lebih inovatif dan kreaktif dalam memilih

metode mengajar yang tepat sesuai dengan kondisi, materi dan karakteristik siswa, apabila

hal ini mampu diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran permainan tenis meja maka

dapat meningkatkan gerak dasar forehand drive. Salah satu metode mengajar tersebut adalah

metode bagian. Dimana metode bagian dalam penelitian ini adalah suatu metode mengajar

yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam

permainan tenis meja dengan memecah – mecah materi pelajaran dalam bagian-bagian atau

satuan kecil untuk dikuasai sebelum digabungkan menjadi suatu rangkaian gerak secara

keseluruhan dan sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran gerak dasar forehand drive

dalam permainan tenis meja.

8. Hakekat Metode Bagian

Metode bagian adalah metode yang memecah – mecah materi pelajaran dalam satuan

kecil sehingga dapat dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar umumnya

pendidikan jasmani khususnya, metode merupakan salah satu faktor yag sangat menentukan

tercapainya tujuan yang diharapkan. Sehingga hal ini perlu diperhatikan guru dalam memilih

dan menerapkan metode pembelajaran sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan.

Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian

per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-

pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode

bagian Sugiyanto menyatakan bahwa: “Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana
mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan

rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya

secara keseluruhan.”51 Sedangkan menurut Suhendro bahwa: “Metode bagian adalah satu cara

pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen

dari bahan pelajaran.”52 Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode

bagian merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam pelaksanaannya

dilakukan bagian per bagian, dan setelah bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai

kemudian dilakukan atau dirangkaian secara keseluruhan.

Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis keterampilan yang

cukup sulit atau kompleks. Harsono menyatakan bahwa: “Pada umumnya guru mengajarkan

suatu teknik dengan part method, hal ini disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu

mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai

dengan keinginan guru.”53 Menurut Rusli Lutan bahwa: “Metode bagian atau parsial dapat

diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga kemungkinan untuk memperoleh hasil

belajar yang maksimum akan diperoleh jika komponen- komponen gerak dilatih.”54

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, metode bagian diterapkan terutama

untuk siswa pemula dan belum mengetahui keterampilan yang dipelajari. Di samping itu,

metode bagian diterapkan untuk mempelajari keterampilan yang sulit dan kompleks. Suatu

keterampilan akan dikuasai dengan baik, jika tiap-tiap bagian dipelajari secara runtut dan

dilakukan secara sistematis dan kontinyu.

Dalam metode bagian ada beberapa tahap-tahap yang perlu diperhatikan, tahap-tahap

itu antara lain: Preview merupakan suatu tahap yang bertujuan untuk memperkenalkan

51
Sugiyanto, Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta. 1995. hal.67
52
Andi Suhendro. Dasar-Dasar Kepelatihan Universitas Terbuka. Jakarta. 1999. hal.56
53
Harsono. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.
1988. hal. 142
54
Rusli Lutan. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud.
Dirjendikti. Jakarta. 1988. hal. 411
keterampilan/bahan ajar yang akan dipelajari (verbal, demonstrasi langsung, penayangan

gambar atau foto, pemutaran video-film, dll.); Analisis merupakan tahap dimana peserta didik

mengenali bagian – bagian penting. Keperluan analisis ini sebenarnya bermanfaat untuk

melihat bagaimana peserta didik terbangun kembali keterampilannya; Melatih bagian / unit

merupakan tahap dimana peserta didik melatih tahap tahap per unit. Latihan dilakukan secara

bagian. Seperti pada cabang olahraga tenis meja khususnya menyangkut materi gerak dasar

forehand drive maka diperlukan penerapan metode bagian karena materi ini cukup sulit dan

kompleks. Misalnya jika siswa yang bersangkutan kurang menguasai gerak dasar forehand

drive, maka yang akan ditekankan adalah latihan gerak dasar forehand drive mulai dari tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, for ward swing, dan tahap akhir, dan materi forehand drive

tersebut diajarkan melalui bagian per bagian atau tahapan materi di pecah-pecah menjadi

bagian per bagian atau unit per unit dan kemudian digabungkan menjadi satu. Maksudnya

setiap unit yang telah dipelajari digabungkan menjadi satu sehingga memudahkan dalam

penguasaan materi gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja.

Dalam ilmu jiwa asosiasi yang dikutip oleh Nasution, bahwa : “Keseluruhan itu terdiri

dari penjumlahan bagian - bagian atau unsur – unsurnya.”55 Demikian pula dikatakan oleh

Harsono bahwa: “Siswa atau atlit pada setiap tahap latihan akan dapat berkonsentrasi pada suatu

aspek teknik atau keterampilan keseluruhan.”56 Dikatakan pula oleh Sarumpaet bahwa: “Latihan

– latihan yang sangat sederhana lebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan bentuk – bentuk yang

sulit atau rumit dan berakhir pada penerapan teknik – teknik yang dipelajari dalam jenis

permainan dari rangkaian permainan yang sesuai dengannya.”57

Berdasarkan pendapat dan pernyataan dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode bagian adalah suatu cara yang memudahkan suatu keterampilan yang diajarkan.

55
S. Nasution, Didaktik Asas – Asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1982, hal 41
56
Harsono, op.cit, hal 141
57
Sarumpaet A, Permainan Bola Besar. Depdikbud, Ditjen, Dikti P2LPTK, Padang, 1991
hal 114
jadi siswa diajar melalui bagian – bagian dari gerak secara keseluruhan. Metode bagian ini

adalah cara penyajian bahan pengajaran dengan memecahkan dalam satuan – satuan kecil

dengan tujuan agar siswa dapat mengerti dan mudah memahaminya. Metode bagian

merupakan salah satu metode pengajaran yang efektif dalam meningkatkan penguasaan

pengetahuan dalam keterampilan, sehingga digunakan oleh guru pendidikan jasmani.

Sedangkan kelemahannya yaitu sangat membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk

belajar. Siswa cepat merasa bosan karena materi yang diajarkan telalu terfokus ke satu

gerakan saja. Selanjutnya keunggulan metode bagian dalam pembelajaran keterampilan gerak

dikembangkan oleh Thomas yaitu: “Kalau skillnya kompleks terutama keterampilan yang

membutuhkan pengertian dari setiap bagian sebelum seluruh keterampilan dapat

dilaksanakan, maka skill menjadi suatu keseluruhan.”58

Dalam mengajarkan materi permainan tenis meja khususnya menyangkut materi

gerak dasar forehand drive dengan menggunakan metode bagian, maka kita harus

mengajarkan terlebih dahulu komponen – komponen kecil kemudian disatukan menjadi satu

kesatuan yang utuh. Jadi metode bagian adalah suatu cara untuk memudahkan penguasaan

dan peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja yang diajarkan.

E. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses pembelajaran gerak dasar forehand drive tidak terlepas dari

kemampuan guru pendidikan jasmani di sekolah dalam mengembangkan metode mengajar

yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses

pembelajaran tenis meja. Pengembangan metode mengajar yang tepat pada dasarnya bertujuan

untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif

dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih peningkatan gerak dasar forehand drive

dalam permainan tenis meja yang optimal.

58
Thomas Vaunhan, Science and Sport, Faber & faber, London, 1970
Untuk dapat mengembangkan metode mengajar yang efektif maka guru harus memiliki

pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara pengimplementasian metode

mengajar dalam proses pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja.

Salah satu metode mengajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan gerak

dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3

Tondano adalah melalui metode bagian.

Metode bagian merupakan suatu cara penyajian dengan memecah – mecah materi

pelajaran menjadi bagian – bagian atau satuan kecil sampai siswa menguasai bagian-bagian

tersebut, kemudian menggabungkan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode bagian dapat juga diterapkan dalam proses

pembelajaran gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja, sebab materinya sangat

kompleks, oleh karena itu materi ini dapat dipecah-pecah menjadi bagian-bagian tertentu

untuk dikusai terlebih dahulu sebelum digabungkan menjadi suatu gerakan secara

keseluhuhan. Apabila hal ini mampu diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran tenis

meja maka dapat meningkatkan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada

siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: penerapan metode bagian memberi pengaruh terhadap

peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa putra SMP

Negeri 3 Tondano.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
K. Tujuan Penelitian Secara Operasional

Tujuan penelitian secara operasional adalah untuk mengetahui rata-rata skor

peningkatan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok eksperimen

yang diajar dengan metode bagian lebih tinggi dibandingkan rata-rata peningkatan gerak

dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok kontrol yang tidak diberi

perlakuan.

L. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas: metode bagian

2. Variabel terikat: gerak dasar forehand drive dalam permainan

tenis meja.

M. Definisi Operasional Variabel

Yang dimaksud dengan metode bagian dalam penelitian ini adalah suatu metode

mengajar yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran gerak dasar forehand drive

dalam permainan tenis meja dengan memecah – mecah materi pelajaran dalam bagian-bagian

atau satuan kecil untuk dikuasai sebelum digabungkan menjadi suatu rangkaian gerak secara

keseluruhan.

Yang dimaksud dengan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja dalam

penelitian ini adalah gerak dasar siswa dalam melakukan forehand drive pada permainan tenis

meja yang dilakukan dengan cara (a) Berdiri di belakang meja menghadap ke arah

permainan; (b) Salah satu kaki ditempatkan di depan dan lainnya di belakang; (c) Salah satu

tangan memegang bet di samping badan dengan lengan bawah membentuk sudut 90 0; (d)

Pukulan dilakukan dengan menggerakkan bet dari belakang ke depan; (e) Bet harus mengenai

bola pada saat bola mencapai titik tertinggi.


N. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

O. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rancangan

eksperimen dengan menggunakan “randomized control group pre-test and post test

design”59. Dengan rancangan sebagai berikut:

Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test


(R)A Y1 X Y2
(R)B Y1 - Y2

Keterangan :
A : Kelompok Eksperimen
B : Kelompok Kontrol
Y1 : Tes awal untuk kedua kelompok
Y2 : Test akhir kedua kelompok
X : Perlakuan dengan metode bagian
- : Tidak ada perlakuan
R : Random

P. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tondano selama 2 Bulan dengan

frekuensi tiga kali seminggu.

Q. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

4. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

Donald Ary, Cheser Luchy Cheser Jacobs and Asghar Razavieh, Pengantar
59

Penelitian dalam Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan, Usaha Nasional, Surabaya,


1982, Hal. 356
kemudian ditarik kesimpulannya”.60 Populasi penelitian adalah seluruh siswa putra Kelas VIII

SMP Negeri 3 Tondano yang berjumlah 47 orang.

5. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.61

Sampel penelitian adalah siswa putra Kelas VIII SMP Negeri 3 Tondano berjumlah 30 orang.

6. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan probability sampling

dengan teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono bahwa “probability sampling

adalah pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”62 “Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu, dimana cara ini dilakukan bila anggota populasi dianggap

homogon”.63

R. Instrumen dan Alat Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Rubrik Penilaian Gerak dasar

forehand drive dalam permainan tenis meja”

Tabel 3.1. Penilaian Tes Gerak Dasar Forehand Drive Dalam Permainan Tenis Meja
Item
Domain Indikator Sub Indikator Skor
B C K

60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Alfabeta, Bandung. 2011. hal.117
61
Ibid, hal. 118
62
Ibid, hal. 120
63
Ibid
13. Tahap p. Dalam posisi siap
Persiapan q. Tangan dilemaskan
r. Bed sedikit dibuka untuk
menghadapi back spin,
sedikit ditutup atau tegak
lurus untuk menghadapi top
spin.
s. Pergelangan tangan lemas
dan sedikit dimiringkan ke
bawah.
t. Bergerak untuk mengatur
posisi, kaki kanan sedikit ke
belakang untuk melakukan
forehand Drive.
Gerak 14. Tahap m. Putar tubuh ke belakang
dasar pelaksanaan dengan bertumpuh pada
forehand pinggang dan pinggul
drive n. Putar tangan ke belakang
dalam dengan bertumpu pada siku.
permaina o. Berat badan dipindahkan ke
n tenis kaki kanan.
meja p. Untuk menghadapi back spin,
bed harus digerakkan sedikit
lebih rendah.

15. For Ward m. Berat badan dipindahkan ke


Swing kaki kiri
n. Tubuh diputar ke depan
bertumpuh pada pinggang
dan pinggul.
o. Tangan diputar ke depan
dengan bertumpuh pada siku.
p. Kontak

16. Tahap akhir g. Bed bergerak ke depan dan


sedikit naik ke atas.
h. Kembali keposisi siap

S. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk tes gerak dasar forehand drive dalam permainan

tenis meja dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3. Dilakukan tes awal sebelum diberikan perlakuan untuk megetahui penguasaan awal

keterampilan gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja.


4. Dilaksanakan tes akhir sesudah dilakukan perlakuan dengan menggunakan metode bagian

untuk mengetahui penguasaan akhir keterampilan gerak dasar forehand drive dalam

permainan tenis meja.

T. Teknik Analisa Data

Sebelum dilakukan uji – t, didahului dengan uji persyaratan analisis yaitu: uji

homogenitas varians dengan menggunakan uji varians besar banding varians kecil dan uji

normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors. Langkah-langkah pengujian persyaratan

analisis yaitu sebagai berikut:

3. Uji Homogenitas

Statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan varians digunakan uji F dengan

rumus :

varians terbesar
“ F= “64
varians terkecil

4. Uji Normalitas

Untuk menguji kenormalan data akan di uji menggunakan “Uji Lilliefors.”65

Selanjutnya untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini digunakan statistik uji t

dengan taraf nyata α = 0,05 dengan rumus sebagai berikut:

t={ overlin{X}rSub{size81}-{overlin X}rSub{size82} over{Ssqt {1}over{nlSubsize8{1} +{1}over{nSubsize8{2} } “66

(n1 −1) S 21 +(n2 −1)S 22


S 2=
n1 + n2 −2

Keterangan :

64
Sudjana, Metode Statistik Edisi IV. Tarsito Bandung, 1986, Hal. 250.
65
Ibid. Hal 465
66
Ibid. Hal. 232
X1 = Rata-rata gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok

eksperimen

X2 = Rata-rata gerak dasar forehand drive dalam permainan tenis meja kelompok

kontrol
2
S = Standar deviasi

n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol

Hipotesis Statistika adalah sebagai berikut :

Terima H0 jika : t0 ≤ tt (α = 0.05 ; dk = n1 + n2 – 2 = 15 + 15 – 2 = 28)

Tolak H0 jika : t0 > tt (α = 0.05 ; dk = n1 + n2 – 2 = 15 + 15 – 2 = 28)

DAFTAR PUSTAKA

Ary Donald, Luchy Cheser Jacobs, Asghar Razavieh, Pengantar Penelitian Dalam
Pendidikan, Terjemahan H. Arief Furchan. Surabaya, Usaha Nasional, 1982.

Ateng Abdulkadir. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan. 1992.

Harsono. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta. 1988.

Hodges Larry. Tenis Meja Tingkat Pemula. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007.

Irwansyah, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas X, Grafindo Media
Pratama. Tahun 2007.

Kusnadi Nurlan, & Ahmad Damiri. Olahraga Pilihan Tenis Meja. Depdikbud. Dirjen Dikti.
P2LPTK. Jakarta. 1992.

Lutan Rusli. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud.
Dirjendikti. Jakarta. 1988.

Martens Rainer. Table Tennis Step To Succes diterjemahkan oleh Nasution D. Eri. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 1996.

Muhajir. Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Erlangga. Bandung. 2007.


Nasution S,. Didaktik Asas – Asas Mengajar. Jemmars, Bandung, 1982.

Raharjo Budi. Progres Jurnal Ilmu Keolahragaan. Program Pasca Sarjana UNNES Semarang.
2000.

Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Prenada Media


Group. Jakarta. 2008.

Sarumpaet A,. Permainan Bola Besar. Depdikbud, Ditjen, Dikti P2LPTK, Padang, 1991.

Simpson Peter. Teknik Bermain Pingpong, terjemahan Redaktur Pionir. Bandung: CV. Pionir
Jaya. 1986.

Sklorz, Martin. Table Tennis. Translated by Jack Carrington. England: EP Publishing Ltd.
1973.

Sudjana, Metode Statistik Edisi IV. Tarsito Bandung, 1986.

Sugiyanto, Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta. 1995.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Alfabeta, Bandung. 2011.

Suhendro Andi. Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka. Jakarta. 1999.

Thomas Vaunhan, Science and Sport, Faber & faber, London, 1970.

Utama Bandi A.M,. Kemampuan Bermain Tenis Meja, Tingkat Pemula. Laporan Penelitian.
FIK UNY. Yogyakarta. 2005.

Wibowo, D.H.S. Sulistianta, H. Peningkatan Gerak Dasar Passing Permainan Sepak Bola
Dengan Alat Modifikasi dan Alat Bantu. Jupe (Jurnal Penjaskesrek). 2014. 2 (4)

Anda mungkin juga menyukai