Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL PENELITIAN

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


JASMANI OLAHRAGA DI SD 113 INPRES BARUGAE

MUNAWIR IKHSAN M
1731142059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKRESI KE SD-AN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


JASAMANI OLAHRAGA DI SD 113 INPRES BARUGAE

Disusun dan Diajukan oleh :

MUNAWIR IKHSAN M

NIM: 1731142059

JURUSAN : PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKRESI KE


SD-AN

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam seminar
proposal

Makassar , Maret 2021

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ramli, M.Pd Dr.Fahrizal, M.Pd


NIP :19681231 1993031016 NIP : 198406022009121007

Mengetahui,

Ketua Jurusan Penjaskesrek ke SD-an

Dr. Irfan, M.Pd


NIP : 19770611 20050110
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................

B. Rumusan Masalah ..................................................................................

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ............................................................................................

1. Survei .................................................................................................

2. Pembelajaran .....................................................................................

3. Pembelajaran pendidikan Jasmani ....................................................

4. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani .......................................

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian........................................................................................

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................

C. Subjek Penelitian ....................................................................................

D. Variabel ..................................................................................................

E. Populasi dan sampel ...............................................................................

F. Definisi Operasional Variabel ................................................................

G. Prosedur Penelitian .................................................................................


4

H. Tenik Pengumpulan Data .......................................................................

I. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................

J. Teknik Analisia Data ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses transfer ilmu pengetahuan, skill, ataupun berupa

kebiasaan-kebiasaaan melalui pembelajaran, pelatihan, ataupun dengan penelitian

dari suatu kelompok dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. Mengacu

kepada tujuan dari pendidikan yang pada dasarnya yang akan melahirkan sumber

daya manusia yang mempunyai perilaku yang sesuai dengan Pancasila

Proses berlangsungnya proses pendidikan yang secara lebih khusus berupa

proses pembelajaran tentunya membutuhkan berupa alat dan media pembelajaran

yang dalam dunia olahraga disebut sarana dan prasarana. Hal ini diperlukan

tentunya untuk mempermudah proses transfer pengetahuan sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga pencapaian suatu

tujuan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh adanya sarana dan prasana yang

tersedia di sekolah atau suatu jenjang pendidikan atau sekolah. Sarana dan prasana

yang memadai tentunya akan membuat proses pencapaian jauh lebih efektif yang

akan mencerminkan kualitas dari pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini karena

sarana dan prasarana sangat membantu guru dalam menjalankan kegiatan-

kegiatan akademik maupun non akademik.

Kurangnya sarana dan prasarana ataupun minimnya pengelolaan akan

mempersulit terjadinya kualitas pendidikan. Pengoptimalan sarana dan prasarana

seringkali tidak dilaksanakan oleh para guru karena keterbatasan pengetahuan atau
6

hanya menganggap bahwa penggunaan sarana dan prasana hanya memboros

waktu dan energi. Penggunaan sarana dan prasarana mestinya disesuaikan dengan

karakteristik dan keperluan siswa yang akan mengembangkan potensi peserta

didik secara lebih optimal. Maka dari itu, penggunaan sarana dan prasarana

dibutuhkan perencanaan sebelum dipakai pada proses belajar mengajar.

Pada muatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

(PJOK) lapangan dan peralatan-peralatan olahraga menjadi sarana penunjang

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun pada kenyataannya beberapa

sekolah yang ada sarana dan prasarana yang kurang memadai. Hal tersebut

menjadi penghambat kelancaran proses pembelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan (PJOK). Oleh karena itu, setiap sekolah semestinya

mempunyai lapangan yang cukup luas untuk menunjang proses pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Mayoritas materi-materi

pembelajaran dalam olahraga membutuhkan lapangan seperti permainan bola

volley, bola basket, sepak bola dan permainan-permainan lainnya.

Minimnya pemenuhan sarana dan prasarana tentunya akan menghalangi

memanipulasi gerak pada peserta didik. Peserta didik akan merasa malas dan

bosan karena terlalu lama menunggu giliran untuk menggunakan sarana dan

prasarana dengan bergantian, sehingga menyebabkan kebugaran sulit dicapai. Hal

ini harus dihindari demi kebugaran peserta didik, maka dari itu kapasitas sarana

dan prasarana mestinya disesuaikan dengan jumlah peserta didik sebagai sasaran

yang paling utama dari penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di

sekolah.
7

Oleh karena saya berinisiatif untuk melakukan survei sarana dan prasarana

olahraga di sekolah SD 113 Inpres Barugae karena beberapa tahun belakangan

sekolah ini mengalami penurunan prestasi olahraga sehingga membuat saya ingin

melakukan peninjauan langsung sarana dan prasarana olahraga agar apa yang

menjadi kekurangan sekolah tersebut dapat terpenuhi sehingga sekolah ini dapat

kembali beprestasi di bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Untuk

mewujudkan pendidikan khususnya dalam bidang olahraga yang berkualitas

tersebut maka perlu dilaksanakan sebuah penelitian terkait permasalahan seperti

yang telah di kemukakan, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakuan

penelitian dengan judul “ Survei Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan

Jasmani Olahraga Pada Sekolah SD 113 Inpres Barugae”

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian permasalahan di atas, maka beberapa rumusana

masalah yang

1. Bagaimana ketersedian sarana olahraga pada sekolah SD 113 Inpres

Berugae Kab.Maros ?

2. Bagaimana ketersedian prasarana olahraga pada sekolah SD 113

Inpres Berugae Kab.Maros ?

3. Bagaimanaa gambaran sarana dan prasarana olahraga pada sekolah

SD 113 Inpres Barugae Kab.Maros ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ketersedian sarana olahraga pada sekolah SD 113

Inpres Barugae Kab.Maros.


8

2. Untuk mengetahui ketersedian prasarana olahraga pada sekolah SD 113

Inpres Barugae Kab.Maros

3. Untuk mengetahui gambaran sarana dan prasarana olahraga pada sekolah

SD 113 Inpres Barugae Kab.Maros.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat bagi peserta didik

Peserta didik akan lebih tertarik dalam berolahraga dan akan lebih

mudah memahami materi pembelajaran yang di berikan karena

terpenuhinya sarana dan prasarana olahraganya.

2. Manfaat bagi Guru

Guru akan lebih mudah dalam melaksakan proses pembelajaran

kerena saran dan prasarana terpenuhi sehingga dalam proses mengajar

guru tidak terlalu banyak menjelaskan tetapi lebih kepada pratek

langsung.

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangsi

pengetahuan lebih tentang pentingnya penyediaan sarana dan

prasarana olahraga yang memadai.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Survei

Ditafsirkan secara etimologi, kata survey ditafsirkan dari bahasa latin yang

terdiri dari kata sur yang artinya di atas atau melampaui serta kata videre yang

artinya melihat. Maka dari itu jika digabungkan maka survey berarti melihat yang

melampaui.

Sedangkan definisi survei dari para ahli yaitu salah satunya Nazir (2005:14)

“penelitian survei dapat didefinisikan sebagai penyelidikan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara

faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok

atau suatu individu”. Sedangkan menurut Widodo (2008:11) “penelitian survei

dapat didefinisikan sebagai penelitian yang digunakan untuk memecahkan

permasalahan isu berskala besar yang aktual dengan populasi sangat besar,

sehingga dibutuhkan sampel ukuran besar”. Namun pada penelitiaan ini cara

mengukur variabel dengan menggunakan variable yang sederhana dan

penggunaannya yang lebih singkat.

Berdasarkan sejumlah pengertian yang telah dituliskan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa survei merupakan suatu cara untuk mengatasi suatu

permasalahan dengan mendapatkan fakta dari gelaja yang ada secara aktual dan

nyata adanya.

6
7

Karakteristik dari penelitian survey

a. Digunakan untuk sampel yang dapat mewakilkan seluruh populasi

b. Memakai banyak penanggap.

c. Memakai wilayah yang cukup besar.

d. Sampel digunakan untuk menarik kesimpulan.

e. Untuk mengetahui tanggapan dapat secara langsung

f. Dilakukan pada kondisi yang alami.

2. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses terjadinya perubahan perilaku dari

peserta didik melalui kegiatan yang menciptakan keadaan atau yang

sering dikenal sebagai situasi atau peristiwa belajar (event of learning).

Sehingga adanya perubahan perilaku peserta didik yang terlaksana berkat

adanya hubungan antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya.

(Suhanji,2014).

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi atau

hubungan anatar dua orang atau lebih untuk proses komunikasi. Jika

dalam lingkungan pendidikan maka hubungan komunikasi tersebut

terjadi antara pendidik dan peserta didik. Pada definisi interaksi tentunya

terdapat dua unsur yaitu unsur yang memberikan dan unsur menerima,

baik bagi pendidik maupun peserta didik. Sejalan dengan ungkapan dari

Tabarani (1989:12) yang mengungkapkan bahwa “Belajar dan mengajar


8

merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain”.

Belajar merujuk kepada hal-hal yang semestiya harus dilaksanakan oleh

siswa sedangkan mengajar merujuk kepada hal-hal yang hendaknya

dilaksanakan oleh seorang pendidik yang akan menjadi pendidik. Maka

proses pembelajaran adalah proses interaksi antara tenaga pendidik dan

siswa pada saat proses belajar mengajar.

Pada dasarnya interaksi pada saat proses pembelajaran sangat

ditentukan oleh pendidik dan siswa. Maka dari itu, pendidik diwajibkan

untuk memiliki rasa sabar, ulet, dan terbuka. Selain itu seorang tenaga

pendidik harus mampu menguasai kelas agar semua aktif dalam proses

pembelajaran. Begitu pula dari siswa seharusnya memiliki motivasi serta

semangat untuk belajar.

Adapun unsur-unsur yang menandai berlangsungnya proses

pembelajaran, menurut (Sardiman A. M, 2009) yaitu:

a. Menetapkan tujuan yang hendaknya didapatkan.

b. Terdapat materi yang akan dijadikan sebagai isi dari interaksi

pembelajaran.

c. Kegiatan pembelajaran didominasi oleh siswa yang aktif

d. Terdapat pendidik yang menjalankan proses pembelajaran

e. Tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai

dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.

f. Lingkungan belajar mendukung proses pembelajaran berlangsung


9

dengan baik.

g. Terdapat penilaian dari proses interaksi yang terjadi dalam

pembelajaran

“Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh

pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual

para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan

mereka” (Dahar,2011:112).

Tujuan proses belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan jelas

sesuai dengan apa yang akan dicapai. Sebaliknya tujuan itu dibuat

sedemikian rupa agar guru dapat mengamati perilaku peserta didik pada

akhir pembelajaran. Demi tercapainya suatu tujuan dari proses

pembelajaran dengan efektif dan efisien maka dibutuhkan strategi ataupun

metode serta teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Pada proses pembelajaran pendidik hendaknya menguasai bahan

atau materi yang akan diajarkan dan telah menentukan metode atau cara

penyampaiannya. Guru yang kurang mampu memahami keseluruhan

materi yang disampaikan tentunya tidak mampu menjelaskan materi itu.

Begitu pula guru yang kurang mampu menerapkan berbagai metode

pembelajaran, akan mencapai tujuan. Hal-hal tersebut sangat berhubungan

dengan rendah mutu pendidikan. Dalam hal yang pertama, berkaitan

dengan rendahnya mutu atau kualitas pendidikan serta siswa kurang

termotivasi sehingga siswa kurang bersemangat dan kesungguhannya

dalam belajar masih rendah.


10

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan suatu proses dalam

pembelajaran melalui kegiatan kegiatan yang melibatkan jasmani yang tujuannya

untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang dilakukan secara terstruktur.

Tujuan lainnya yaitu untuk memberi ilmu mengenai perilaku hidup yang sehat

serta sikap sportif yang mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari.

Telah diungkapkan oleh Lutan (2000: 21) “Pendidikan jasmani adalah

wahana untuk mendidik anak. Selain itu pendidikan jasmani merupakan alat

untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan

terbaik tentang aktivitas yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat

disepanjang hayatnya”. Pada hakikatnya pendidikan jasmani bisa didefinisikan

sebagai kegiatan yang melibatkan jasmani, bermain, ataupun berolahraga agar

tujuan dapat dicapai secara keseluruhan. Sukintaka (2004:52) menjelaskan bahwa

“Pendidikan jasmani adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan

melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematik untuk menuju manusia

Indonesia seutuhnya”. Diperjelaskan oleh Agus S. Suryobroto (2004: 9)

menjelaskan bahwa “pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang

didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan aktivitas

motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup aktif dan sikap sportif melalui kegiatan

jasmani”.

Pada proses pembelajaran pada muatan pembelajaran pendidikan jasmani

dan olahraga berperan aktif pada perkembangan perserta didik dimana

pendidikan jasmani dapat melatih sikap dan mental peserta didik.


11

Secara umum tujuan dari pendidikan jasmani di lingkungan formal yaitu

untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan jasmani atau fisik, mental,

emosional, serta sosial sesuai sebagai usaha untuk membentuk serta

mengembangkan keterampilan gerak dasar, memberikan nilai-nilai positif, sikap

serta pembiasaan perilaku hidup sehat yang dapat mendukung peningkatan

kinerja berbagai system dalam tubuh manusia. Selain itu pendidikan jasmani juga

mampu menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan, kerja sama, sportif,

mengembangkan keterampilan dan kesegaran jasmani, menambah pengetahuan

pendidikan jasmani, menumbuhkan kegemaran untuk melakukan aktivitas

jasmani. Adapun tujuan dari pembelajaran olahraga di sekolah yaitu:

1. Memelihara kebugaran jasmani dengan olahraga yang terpilih serta

pengembangan pengelolaan diri sebagai upaya agar mampu sehat jasmani

dan rohani.

2. Membuat fisik dan psikis berkembang

3. Mengembangkan kemampuan serta kemampuan untuk melakukan gerakan

dasar.

4. Menanamkan pondasi karakter moral yang kuat dengan memasukkan

norma-norma positif yang dikandung pada pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan.

5. Meningkatkan sportifitas, kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja

sama, percaya diri serta demokratis.

6. Meningkatkan pengetahuan tentang cara menjaga keamanan diri serta

orang lain disekitarnya.


12

7. Mengetahui konsep kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik dan olahraga

di tempat yang tidak kotor dalam rangka mendapatkan pertumbuhan fisik

yang sempurna, menerapkan pola hidup yang sehat dan kebugaran,

keterampilan serta mempunyai perilaku yang positif.

Kristiyandaru (2010) turut menjelaskan beberapa tujuan dari

pendidikan jasmani olahraga yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan dasar-dasar karakter moral yang mendalam dengan adanya

penanaman nilai-nilai positif dalam pendidikan jasmani.

b. Mengembangkan dasar sifat positif yang kokoh, memiliki sikap

mencintai kedamaian, sifat sosial serta toleransi pada keberagaman

budaya, etnis, suku, ras, dan agama.

c. Membangun siswa yang mampu berfikir kritis dengan melaksanakan

tanggung jawab pada pembelajaran jasmani.

d. Menumbuhkan sifat sportifitas, kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab,

kerjasama, percaya diri, dan demokratis dengan kegiatan jasmani,

permainan dan olahraga.

e. Meningkatkan kemampuan untuk melakukan gerakan pada bermacam-

macam jenis permainan, olahraga, serta pendidikan luar kelas (outdoor

education) .

f. Menambah pengetahuan mengenai keterampilan untuk mengelola diri

sebagai upaya untuk berkembang agar kebugaran jasmani dapat

terpelihara dan menerapakan pola hidup sehat dengan sejumlah kegiatan

jasmani serta olahraga.


13

g. Meningkatkan pengetahuan tentang cara menyelamatkan diri sendiri

maupun orang lain.

h. Memahami hakikat dasar dari kegiatan-kegiatan jasmani yang fungsinya

sebagai informasi untuk dapat mencapai tubuh yang sehat, bugar, serta

menerapkan pola hidup sehat.

i. Mengisi waktu senggang dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang

sifatnya kreatif dan inovatif.

Mengacu dari beberapa ungkapan sebelumnya, maka pendidikan

jasmani, olahraga, dan kesehatan bertujuan untuk menanamkan sifat-sifat

positif pada jiwa peserta didik, meningkatkan keterampilan gerak

seseorang dan keterampilan berfikir secara lebih kritis, mengembangkan

sifat sportif, serta penerapan pola hidup yang sehat.

Menurut Permen No. 23 tahun 2006 Standar kompetensi Kelulusan

mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan Kesehatan untuk tingkat

Sekolah Dasar adalah :

a. Memperagakan gerakan dasar lari, lompat dan jalan pada permainan

yang sederhana dan menanamkan nilai-nilai dasar sportivitas contohnya

nilai kejujuran, nilai kerjasama, dan lain-lain. “

b. “Memperagakan gerakan ritmik seperti senam pagi, senam kesegaran

jasmani ( SKJ ) serta senam aerobik. “

c. “Memperagakan gerakan ketangkasan yang meliputi ketangkasan

menggunakan alat ataupun tidak menggunakan alat serta senam lantai.“


14

d. Memperagakan gerak dasar renang pada bermacam-macam gaya serta

niai-nilai yang termuat di dalamnya.

e. Meningkatkan daya tahan, kekuatan, serta koordinasi otot dengan

melakukan latihan kebugaran.

f. Memperagakan bermacam-macam gerakan saat kegiatan kegiatan jelajah

di luar sekolah contohnya saat berkemah atau sedang piknik.

Menurut Soetopo dan Soemanto yang dikutip oleh Wawan S.

Suherman (2004: 13) “jika kurikulum dipandang sebagai suatu system,

maka komponen yang menjadi subsistemnya adalah :a) tujuan; b) materi;

c)organisasi dan strategi; d)sarana dan prasarana; e)evaluasi”.

Adapun komponen dari sarana pada kurikulum tersebut meliputi:

a) Sarana personal yang meliputi: pendidik, tenaga kependidikan, konselor,

staff administrasi, serta tenaga khusus lainnya.

b) Sarana material yang terdiri dari: materi instruksional, sarana fisik atau

lapangan, serta biaya operasional

c) Sarana kepemimpinan yang memberi dukungan serta pengamanan,

bimbingan, dan pelaksanaan program.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani agar efisien hendaknya

didasari oleh sejumlah alasan. Alasan pertama yaitu efisien dalam

penggunaan durasi atau waktu, kekuatan atau biaya. Kedua, pemilihan

metode yang efektif dan efisien yang membuat para siswa atau atlet untuk

mengetahui keterampilan yang tingkat tinggi.


15

Upaya dalam menambah pengetahuan tentang keterampilan

olahraga, maka diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang efektif

dan efisien serta sesuai dengan karakteristik peserta didik dengan

pendekatan guru tentunya akan meningkatkan minat belajar murid

sehingga hasil belajar peserta didik akan meningkat.

Sejalan dengan pendapat Saryono (2008: 53), yang mengungkapkan

bahwa “salah satu usaha untuk mencapai kualitas pendidikan jasmani yang

baik untuk sekolah dasar adalah guru harus mampu menjadi programer

yang baik”. Jika terdapat hambatan di sekolah harusnya pendidik

menjalankan upaya-upaya kreatif dengan berbagai cara di antaranya:

1. Menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran.

2. Menyesuaikan bentuk permainan sesuai dengan tujuan yang

hendaknya dicapai

3. Menyesuaikan sarana dan prasarana pembelajaran.

4. Mengubah situasi belajar menjadi lebih menyenangkan.

4. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani

a. Sarana Pendidikan Jasmani

Semua yang diperlukan pada pelaksanaan proses pembelajaran jasmani

olahraga dan kesehatan yang gampang dipindahkan atau digunakan oleh siswa di

kenal dengan sarana. Contohnya seperti “bola, raket, pemukul, tongkat, balok,

selendang, gada bed, shuttle cock, dan lain-lain“ ( Agus S. Suryobroto, 2004).
16

Sarana merupakan segala hal yang mampu digunakan seperti alat dalam

pencapaian maksud dan tujuan pembelajaran ( Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2002). Sarana merupakan peralatan olahraga yang dapat dipindah untuk

menunjang proses pembelajaran.

Soepartono (2000:112) mengungkapkan bahwa “sarana pendidikan jasmani

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan

kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani”. Sarana olahraga dapat dibedakan

menjadi dua kelompok yaitu:

1. Peralatan (apparatus).

Peralatan merupakan benda yang dipakai, contohnya : palang tunggal,


palang sejajar, gelang dan lain-lain .


2. Perlengkapan (device).

Perlengkapan dibagi menjadi dua yaitu sesuatu yang melengkapi


kebutuhan prasarana, seperti net, garis batas, bendera untuk batas serta

sesuatu yang dapat digunakan dengan tangan atau kaki, contohnya: bola,

raket, pemukul .”

Selanjutnya diperjelas oleh E. Mulyasa (2006:32), mengungkapkan bahwa

bahwa “setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk mempunyai sarana yang

meliputi parabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber

belajar yang lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang dibutuhkan

untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.


17

Dari sejumlah pengertian yang telah dijelaskan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa sarana pendidikan jasmani adalah alat atau perlengkapan yang

dipakai untuk membantu proses pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Prasarana Pendidikan Jasmani

Tak jauh berbeda dari sarana, prasarana pada proses pembelajaran

olahraga juga sangat dalam membantu terlaksananya proses pembelajaran

pendidikan jasmani. Yang membedakan yaitu prasarana sifatnya permanen.

Prasarana yang baik dan memadai akan membuat proses belajar mengajar yang

berlangsung dengan baik.

Secara umum prasarana merupakan semua hal yang berfungsi untuk

menunjang berlangsungnya proses dari segala hal misalnya berupa upaya atau

pembangunan yang bersifat tetap (Akhidatul,2019). Demikian pula dengan

pendapat Barnawi dan Arifin (2012:37) yang mengungkapkan bahwa “prasarana

adalah semua perangkat perlengkapan dasar secara tidak langsung menunjang

pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”. Turut diperkuat oleh Kusfianto

(2010), yang menyatakan bahwa Prasarana merupakan fasilitas yang bentuknya

permanen atau tidak dapat dipindahkan seperti ruangan ataupun lapangan yang

dipakai pada proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa prasarana pendidikan jasmani adalah sesuatu yang dapat

merupakan penunjang proses belajar mengajar yang bersifat permanen.


18

Menurut Agus S. Suryobroto (2004) adapun syarat-syarat sarana dan

prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Aman yaitu adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani

diwajibkan terbebas dari unsur-unsur yang berbahaya.

2) Mudah dan murah yaitu mudah dipersiapkan serta jikalau pun dibeli

harganya murah tetapi juga awet dan tahan lama.

3) Menarik yaitu peserta didik senang dalam menggunakannya bukan

membuat peserta didik takut menggunakannya dalam berbagai aktivitas

jasmani.

4) Memacu untuk bergerak yaitu sarana yang membuat peserta didik

terpacu untuk melakukan banyak aktivitas gerak.

5) Sinkron dengan keperluan yaitu hendaknya pada penyediaan sarana dan

prasarana dicocokan dengan keperluan peserta didik.

6) Cocok dengan tujuan yaitu penggunaan sarana dan prasarana harusnya

disesuaikan dengan tujuannya penggunaannya dalam proses

pembelajaran dalam artian sarana ataupun prasaran tersebut digunakan

dalam pengukuran kekuatan sesuai dengan tujuan.

7) Tahan dan awet yaitu sarana dan prasarana harusnya tak gampang rusak

walaupun dengan harga yang tidak mahal.

8) Cocok dengan lingkungan dimana sarana dan prasarana tersebut akan

dipakai.

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 tahun 2007

tentang sarana dan prasarana menjelaskan bahwa tempat bermain atau berolahraga
19

harus memuat aspek-aspek berupa “ 1) Wilayah permainan atau berolahraga

difungsikan untuk bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, serta

kegiatan ekstrakurikuler; 2)Wilayah permainan atau berolahraga mempunyai

ukuran luas minimal 3m2/siswa. Untuk sekolah yang memiliki siswa yang cukup

banyak kurang dari 334 luas minium tempat bermain/olahraga 1000 m. Luas

tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 30 m x 20 m;

3)Tempat untuk bermain atau berolahraga terdiri dari ruang terbuka yang sebagian

akan ditanami pohon untuk penghijauan; 4)Tempat bermain atau berolahraga

dibuat di tempat yang tidak menghambat proses pembelajaran di kelas; 5)Tempat

bermain atau berolahraga tidak dipakai untuk tempat parkir kendaraan; 6)Ruang

bebas yang dimaksud di atas harusnya mempunyai permukaan datar, drainase

baik, dan tidak terdapat pohon, sarana air, serta benda-benda lain yang dapat

mengganggu aktifitas olahraga”.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2007

tentang sarana dan prasarana. “Sarana yang seharusnya tersedia dalah Peralatan

bola voli minimal 2 set dan 6 bola pada suatu sekolah, perlengkapan bola basket

minimal 1 set dan 6 bola dalam suatu sekolah, perlengkapan sepak bola minimal 1

set dan 6 bola dalam satu sekolah, perlengkapan senam minimal 1 set yang terdiri

dari matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat, palang tunggal,

gelang dalam satu sekolah, dan perlengkapan atletik 1 set Minimum lembing,

cakram, peluru, tongkat estafet, bak lompat dalam satu sekolah”.


20

Adapun tabelnya sebagai berikut :

Adapun jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani

Olahraga

1. Atletik

a. Jalan dan Lari

Olahraga tertua di dunia adalah cabang olahraga lari. Cabang

olahraga ini memerlukan sarana serta prasarana yang memadai sehingga


21

dapat mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif. Atletik pada

olahraga jalan dan lari memerlukan sarana seperti: “stopwatch, bendera

start, nomor dada, tongkat lari sambung, dan start block”. Sedangkan

prasarana yang diperlukan yaitu lintasan untuk lari atau bias juga berupa

lapangan terbuka. Pada dasarnya untuk menciptakan siswa yang

semangat untuk melakukan gerak sehingga dapat meningkatkan prestasi

hendaknya perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

b. Nomor lompat

Terdapat berbagai macam olahraga nomor lompat contohnya lompat

jauh dan lompat tinggi, nomor lompat ini adalah olahraga yang menjadi

bagian materi dipelajaran olahraga tingkat sekolah dasar bahkan mencaji

salah satu cabang perlombaan. Sehingga untuk mendukung tercapaianya

prestasi belajar siswa maka diperlukan sarana dan prasarana yang

lengkap. Sarana dan prasarana dan peralatan lompat terdiri dari “meteran

gulungan, bendera kecil, mistar lompat, tiang mistar, cangkul, bak pasir,

balok tumpu, dan perata pasir”.

c. Nomor lempar

Tak jauh berbeda dengan cabang di atas, nomor lempar juga adalah

olahraga yang selalu ada dalam perlombaan olahraga maka dari itu

sekolah hendaknya menyiapkan sarana dan prasarana yang standar agar

peserta didik dapat latihan dengan maksimal. Diperlukan sarana dan

prasarana untuk menunjang proses pembelajaran nomor lempat yaitu:


22

“peluru, bola kasti, meteran gulungan, bendera kecil, dan lapangan tolak

peluru”.

2. Senam

Senam merupakan salah satu cabang olahraga menggunakan

banyak organ tubuh serta membutuhakan kecepatann, keseimbanga,

keserasiaan gerak jasmani, dan hal-hal lainnya. Adapun tujuan dasar dari

olahraga senam yaitu untuk membuat tubuh menjadi lebih bugar, lebih

terampil melakukan gerak-gerak ritmit, dan menumbuhkan nilai positif

kepada peserta didik yang melaksanakannya. Cukup melaksanakan

gerakan kecil peserta didik akan menemukan manfaat jasmani yang

bagus untuk kesehatan oleh karena itu, siswa yang melaksanakan senam

maka badannya akan terasa bugar. Adapun saran dan prasarana yang

dibutuhkan untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran kegiatan

senam berupa: “matras, busa, kaset, tape recorder, tongkat, serta bangsal

senam”.

3. Permainan

Olahraga yang berbentuk permainan merupakan cabang olahraga

yang dilaksanakan dalam bentuk permainan yang dimaikan oleh dua regu

atau kelompok untuk dapat mempunyai poin untuk tim sehingga mampu

meraih kemenangan. Olahraga permainan yang lebih dominan yaitu

olahraga yang menggunakan bola misalnya sepak bola, bola basket, bola

voli. Olahraga yang banyak peminatnya diberbagai kalangan, khususnya

pelajar yaitu olahraga permainan. Secara umum olahraga permainan


23

merupakan olahraga yang paling poluler di dunia. Dalam melakukan

olahraga pertandingan dibutuhkan sarana dan prasarana berupa : “bola

voli, net voli, bola sepak, gawang, bola basket, ring dan papan basket,

lapangan voli, lapangan sepakbola, dan lapangan bola basket”.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pada

jenjang sekolah dasar membutuhkan sarana berupa:

1. Sarana untuk cabang olahraga atletik yaitu “a) Peluru untuk putra dan

putri ; b)Cakram untuk putra dan putri; c)Lembing untuk putra dan putri;

d)Balok Start; e)Stopwatch; f)Bendera start; g)Meteran panjang;

h)Tongkat estafet; i)Gawang untuk lari gawang j)Tiang dan mistar lompat

tinggi; k)Peluit”

2. Sarana untuk atletik nomor senam: a)Matras busa atau sabut; b)Hoop

rotan; c)Peti lompat; d) Ta1i lompat; e)Palang tunggal; f)Palang

bertingkat;g) Tape recorder; h); i) Kaset SKJ; dan j)Bola karet.

3. Sarana untuk olahraga permainan

a)Bola untuk bola basket; b)Bola untuk bola voli; c)Bola untuk bola

tangan; d)Bola untuk sepak bola; e)Tiang gawang sepak bola; f)Jaring

untuk bola basket; dan g)Net bola voli.

4. Sarana untuk olahraga bela diri berupa Pakaian seragam bela diri dan

Pelindung dada

Faozan Fiansyah (Latifa,2016) menjelaskan bahwa sarana dan

prasarana pada pembelajaran pendidikan jasmani bertujuan untuk:


24

1. Memberikan motivasi dan semangat kepada siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran karena peserta didik akan lebih bersemangat dan

termotivasi untuk mengembangkan sikap positif dalam bersikap, berpikir,

serta dalam melaksakan aktivitas-aktivitas jasmani.

2. Memberikan kemudahan dalam melakukan karena gerakan akan

dilakukan dengan baik jika ditunjang dengan sarana dan prasarana yang

memadai.

3. Mengukur tingkat keberhasilan karena peserta didik akan mudah

dilakukan pengukuran keberhasilannya saat berolahraga sesuai dengan

cabang olahraga yang dimainkan seperti alat ukur dalam lompat jauh

yaitu meter.

4. Meningkatkan ketertarikan siswa saat proses pembelajaran karena saat

proses pembelajaran yang menggunakan sarana dan prasarana akan

membuat peserta didik lebih bersemangat.

Menurut Soemargo (Hisyam, 1991: 31-35), mengemukakan bahwa

“tujuan dari adanya pemeliharaan sarana dan prasarana atau peralatan pada

aktivitas yang dilaksanakan pada muatan pelajaran olahraga yaitu untuk

menentukan dan meyakinkan bahwa alat-alat dalam kondisi aman dan

memuaskan untuk digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut”. Menurut

Abror Hisyam (1991) adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam

pemeliharaan sarana serta prasarana pembelajaran olahraga yaitu:


25

1. Peraturan serta tata cara dalam menjaga sarana olahraga harus membuat

perencanaan untuk memperlama umur peralatan agar dapat

memungkinkan modal kembali dengan maksimal.

2. Merencakan rasa nyaman dan aman bagi yang menggunakan alat-alat

olahraga. Saat olahraga tidak boleh menggunakan alat olahraga yang

telah rusak, berbahaya, serta tidak aman.

3. Khusus untuk orang yang memiliki kewenangan (qualified) harusnya

ditetapkan sebagai pimpinan ataupun kepala tata usaha.

4. Peralatan harusnya diawasi secara berkala agar memeroleh serta

mencapai keselamatan alat dan yang mengalami kerusakan dapat segera

diperbaiki.

5. Memperbaiki dan memulihkan kembali kondisi peralatan dibolehkan jika

peralatan atau bahan yang akan diperbaiki atau dibangun masih

menggunakan biaya yang tidak mahal dan pantas.

6. Memeberikan pelindung bagi alat-alat yang masih layak akan membantu

terjaminnya pemeliharaan alat dengan lebih murah dan aman.

Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

jasmani akan berlangsung dengan baik dalam pembelajaran jika memiliki

penunjang berupa sarana dan prasarana atau peralatan yang memadai,

dikarenakan sebagian besar materi pembelajaran pendidikan jasmani

membutuhakn sarana dan prasarana atau peralatan yang sesuai dengan

materi yang dipelajari.

B. Kerangka Berfikir
26

Semua peralatan atau perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran pendidikan jasmani disebut dengan sarana. Namun realitanya

pemenuhan sarana masih kurang memadai sehingga memberi hambatan yang

cukup berarti pada pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani.Adapun

sarana yang sering digunakan seperti, bola (sepakbola, bolavoli, bolabasket, bola

kasti,dll), pemukul, raket dan sarana lainnya.

Prasarana olahraga adalah sesuatu yang bisa melancarkan dan memudahkan

keberlangsungan proses belajar mengajar pada materi pendidikan jasmani. Belum

terpenuhinya prasarana yang dapat menunjang proses penyampaian materi pada

pendidikan jasmani tentunya sangat menghambat berlansungnya proses

pembeljaran yang efektif. Dalam pendidikan jasmani terdiri dari prasarana yang

berupa lapangan seperti lapangan sepakbola, lapangan bolavoli, lapangan bola

basket, lapangan bola tangan,lapangan bola keranjang, tenis lapangan, lapangan

bulu tangkis, lapangan softball, lapangan kasti, lapangan kipres, lapangan

lapangan rounders, hoki, dan lapangan lainnya. Selain lapangan hendanya juga

tersedia,kolam renang, bak lompat jauh, stadion, gedung olahraga, dan lain

sebagainya.

Sarana dan prasarana yang kurang memadai telah menjadi isu

permasalahan dalam proses penyampaian materi pembelajaran jasmani olahraga

dan kesehatan yang terjadi hampir di sebagian besar sekolah. Tak hanya di jenjang

sekolah dasar, bahkan hampir disemua jenjang dihadapkan dengan permasalahan

sedikitnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses

pembelajaran. Permasalahan ini juga tersebar di seluruh wilayah di Indonesia di


27

wilayah perkotaan maupun pedesaaan dengan permasalahan yang berbeda-beda.

Di wilayah perkotaan banyak sekolah yang tidak memiliki lapangan yang

memadai karena lokasi sekolah yang berada di wilayah pemukiman pada

penduduk sehingga tidak ada tempat yang dapat digunakan untuk berolahraga

dengan bebas. Sekalipun ada seringkali luas lapangan tidak sebanding dengan

kuantitas siswa yang akan menggunakan prasarana tersebut. Sarana dan prasarana

terdiri dari peralatan, ruangan, serta lahan untuk melaksanakan sejumlah kegiatan

fisik. Idealnya, sarana dan prasarana yang disediakan tidak hanya yang standar

tetapi juga sarana dan prasarana yang bersifat modifikasi dari segi ukuran karena

sangat penting untuk menyesuaikan dengan karakteristik siswa sesuai dengan

kebutuhan pada tingkat perkembangannya masing-masing.

Berbagai factor lain turut mengambil sumbangsii terhadap keberhasilan

pembelajaran jasmani di sekolah. Faktor factor tersebut di antaranya guru,

kurikulum, pengajaran, serta peserta didik tersebut. Menurut Nana Sudjana

(2005:1) menggambarkan skema keterkaitan antara guru, kurikulum, pengajaran

dan peserta didik sebagai berikut:

Tenaga pengajar berada pada posisi utama atau sentral pada

keberlangsungan proses pendidikan. Guru hendanya mampu untuk menafsirkan


28

serta menjelaskan nilai yang terdapat dalam kurikulum lebih jelas untuk di

sampaikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang sangat terkait dengan proses

berlangsungnya proses pembelajaran jasmani. Oleh karena itu, tersedianya sarana

dan prasarana dalam proses pembelajaran jasmani hendaknya mempertimbangkan

kebutuhan serta kondisi tiap sekolah dan mengacu pada pedoman atau standar

sarana dan prasarana dan kurikulum sesuai dengan jenjang sekolah tersebut.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Skema kerangka berfikir

Ruang Lingkup mata pelajaran penjas SD

Sarana dan Prasarana penjas : Standar Sarana


 Atletik
 Permainan dan
 Aktivitas ritmik
Prasarana penjas

Perbandingan jumlah Sarana dan Prasarana yang dimiliki dengan Sarana


dan Prasarana standar

Kesimpulan ketersediaan Sarana dan Prasarana

Mengacu dengan pemaparan kerangka pikir, maka tujuan penelitian yaitu

untuk mengetahui ketersedian sarana dan prasarana di sekolah. Karena proses

pembelajaran yang efektif serta keberhasilan pembelajaran jasmani sangat


29

ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar dan

kebutuhan. Adanya penelitian yang menyurvei atau memeriksa sarana dan

prasarana pendidikan jasmani di sekolah menjadi salah satu cara atau usaha

untuk mengetahui jumlah (kuantitas) serta keadaan (kualitas) sarana dan prasarana

pendidikan jasmani di sekolah.

C. Hipotesis

Hipotesis yaitu perkiraan atau jawaban sementara yang berikan oleh

peneliti tuntuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Maka

hipotesis yang diajukan yaitu Kondisi Sarana dan prasarana di SD 113 Inpres

Barugae Kecamatan Camba Kabupaten Maros dalam keadaan baik dan sesuai

dengan standar.
36

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara atau metode yang dipakai oleh

peneliti dalam mengumpulkan sejumlah fakta atau data-data penelitian

yang ber tujuan untuk mengungkap fakta dan kebenaran yang ingin

diketahui dalam penelitian tersebut..

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang memiliki

tujuan untuk memberikan deskripsi suatu fenomena secara faktual atau

berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan. Fenomena ini dapat berupa

bentuk,hubungan,dan aktifitas serta perbedaan antar fenomena.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung di SD 113 Inpres Barugae Kecamatan

Camba Kabupaten Maros pada bulan Maret-April.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini yaitu sejumlah sarana dan prasarana yang

tersedia di SD 113 Inpres Barugae Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

D. Variabel

1. Variabel penelitian

Sugiono (2013:45) mengemukakan bahwa “variabel penelitian

adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal

tersebut,kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun variabel penelitian

36
yang akan di teliti dalam penelitian ini yaitu sarana dan prasarana di SD

113 Inpres Barugae.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yaitu semua individu yang di jadikan sebagai objek pada

penelitian. Suatu populasi dari satu penelitian hendaknya mempunyai

karakteristik atau ciri-ciri yang sama atau hampir sama. Menurut sugiyono

(2014) menjelaskan bahwa populasi adalah daerah yang digeneralkan yang

terdiri atas subjek dengan kualitas dan ciri-ciri tertentu sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan peneliti untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan

dari penelitian tersebut.

Mengacu pada penjelasan di atas, maka populasi merupakan keseluruhan

objek yang akan diteliti. Populasi menjadi faktor pendukung lancarnya

pemerolehan data dalam proses penelitian. Adapun populasi yang dipakai dalam

penelitian ini adalah seluruh sarana dan prasarana yang tersedia di SD 113 Inpres

Barugae.

2. Sampel

Seluruh objek yang ada tidak mesti digunakan dalam suatu

penelitian ilmiah. Turut didefinisakan oleh Sugiyono (2013) bahwa sampel

adalah sebagian dari jumlah oleh populasi serta dapat mendeskripsikan

atau memberi gambaran karakteristik populasi tersebut. Sejalan dengan

pendapat Suharsimi Arikunto (2002) mengungkapkan bahwa sampel

merupakan separuh atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Adapun
sampel yang dipakai pada penelitian ini yaitu keseluruhan sarana dan

prasarana olahraga yang tersedia di SD 113 Inpres Barugae.

Pada penelitian ini memamkai teknik pengambilan sampel berupa teknik

tolat smpling atau menggunakan seluruh populasi sebagi sampael dalam artian

semua sarana dan prasaran di SD Inpres Barugae digunakan sebagai sampel

penelitian.

F. Definisi Operasional Variabel

Sarana dan prasarana adalah peralatan yang menunjang dan

memudahkan berlangsungnya proses pembelajaran. Saat sarana dan

prasarana yang diperlukan kurang memenuhi standar atau tidak memadai

maka berlangsungnya proses belajar mengajar kurang efektif karena

terhambat oleh hal tersebut. Sarana pendidikan jasmani adalah alat-alat

yang dipakai agar tujuan dalam pembelajaran jasmani dapat dicapai

dengan baik. Prasarana pendidikan jasmani merupakan segala sesuatu

yang merupakan penunjang utama terselenggarakannya suatu proses

pembelajaran jasmani.

G. Prosedur Penelitian

Adapun proses pelaksanakan penelitian dilaksakan dengan

langkah-langkah yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengurus surat izin penelitian, membuat jadwal proses penelitian, serta

menyusun instrument yang akan digunakan saat melaksanakan proses

penelitian.
2. Melaksanakan penelitian dengan melaksanakan wawancara terhadap guru

olahraga SD 113 Inpres Barugae terkait ketersediaan sarana dan prasarana

olahraga dari segi kualitas maupun kuantitas.

3. Melaksakan survey langsung terhadap sarana dan prasarana olahraga untuk

melihat secara lansung jumlah dan keadaannya. Peneliti juga ikut secara

langsung kegaiatan pembelajaran olahraga yang dilaksanakan di SD 113

Inpres Barugae.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan sejumlah data atau fakta. Hal ini menjadi bagian

yang sangat penting dari keabsahan suatu penelitian agar data yang

dapatkan benar adanya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

pada penilitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan

dengan mengamati serta mencatat secara sistematis terhadap fenomena dan gejala

dari suatu objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006). Dari hasil observasi akan

diperoleh data secara langsung yang menunjukkan hasil catatan terhadap objek-

objek yang diteliti berupa ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran

pendidikan jasamani di SD 113 Inpres Barugae.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data data dengan

melakukan pencatatan dan penyalinan sejumlah dokumen yang terdapat dalam


sekolah atau instansi terkait yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006). Pada

metode ini data yang didapatkan yaitu foto keadaan dan ketersedian sarana dan

prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di SD 113 Inpres Barugae.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang membantu proses penelitian yang

dipilih dan dipakai oleh peneliti pada saat kegiatan mengumpulkan data

agar proses penelitian berlangsung dengan mudah dan sistematis.

Sehingga instrument penelitian digunakan untuk mempermudah peneliti

melaksanakan proses penelitian. Jadi dalam penelitian ini instrumen yang

dipakai adalah instrument wawancara dan lembar observasi.

J. Teknik Analisis Data

Tenik analatisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis data kuanlitatif. Teknik analisis data ini berfungsi untuk

menggambarkan kondisi Sarana dan Prasarana pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga di SD 113 Inpres Barugae. Terlebih dahulu dilakukan

pengumpulan data, lalu dilaksanakan kegiatan analisis data. Setelah itu

peneliti mentabulasikan data sesuai dengan jenis data yang diperoleh.

Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan pendataan jumlah peserta didik SD 113 Inpres Barugae,

jumlah peserta didik ditiap kelas, jumlah kelas, serta jumlah rata-rata

peserta didik di tiap kelas.

2. Melakukan pendataan sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan

Jasmani Olahraga yang diajarkan di sekolah.


3. Memberikan jumlah sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga

yang memadai untuk tiap cabang olahraga yang diajarkan di sekolah.

4. Mempersentasekan total sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani

Olahraga pada tiap cabang olahraga yang dipelajari di sekolah yang

bersangkutan. Dengan menggunakan rumus berikut.

Jumlah sarana dan prasana penjas yang tersedia


Persentase = X 100%
Jumlah sarana dan prasarana penjasideal
5. Membuat kesimpulan dengan mengunakan standar presentase penilaian

Sarana dan Prasarana sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai