Anda di halaman 1dari 11

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PANJANG FOREHAND

BULUTANGKIS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendalaman Penelitian Penjas yang dibimbing
oleh Dr. Nancy Trisari Schiff,M.Pd

Disusun Oleh :

Prabu Ridwan Maulana Islam

18520595

PJKR 4E

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PASUNDAN CIMAHI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan servis terdapat beberapa fase gerakan yang harus dikuasai oleh
pemain, hal ini dilakukan agar pemain bulutangkis mampu menguasai gerakan teknik servis
dengan baik. Fase-fase gerakan teknik servis antara lain posisi tubuh, posisi kaki, gerakan
tangan dan gerakan koordinasi [1].

Menurut Donie (2009:84) Sebelum melakukan servis, hal yang penting harus
diperhatikan adalah cara memegang shuttlecock untuk siap diberikan sebagai pukulan
servis.Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah shuttlecock harus terpegang dalam
keadaan tenang dan siap untuk dilepaskan dari jari tangan [1].

Servis merupakan pukulan pembuka permainan dan sekarang servis tersebut


merupakan serangan pertama yang dilakukan ke pihak lawan [1].Servis pada umumnya hanya
terdiri dari servis pendek (short service) dan servis panjang (long service). servis pendek
servis yang shuttlecock jatuh di depan area lawan ,sedangkan servis panjang yaitu servis
dengan shuttlecock yang dilempar jauh ke atas di belakang area permainan lawan (Setiawati,
et,al 2014) [2].

Servis panjang sering juga disebut sebagai servis lob, karena shuttlecock yang dipukul
tinggi dan jauh kebelakang lapangan lawan. Menurut Khairuddin (1999:122) mengatakan
bahwa “servis lob adalah pukulan pertama yang diarahkan tinggi kebelakang daerah
permainan lawan (disekitar gari belakang). Kemudian Donie (2009:87) mengatakan bahwa
“servis panjang merupakan sevis yang digunakan untuk memaksa lawan bergerak ke sisi
belakang lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan”. Servis ini biasanya sering
dipakai dalam permainan tunggal. Untuk menjatuhkan bola disekitar garis belakang
dipelukan kejelian dan kemantapan perasaan, latihlah pukulan sebanyak-banyaknya sehingga
menjadi gerakan reflex yang terkendali dengan baik [1].

Ketepatan servis panjang forehand sangat penting karena di dalam olahraga


permainan dibutuhkan ketepatan khususnya olahraga bulutangkis. Apabila servis itu baik dan
tepat , maka akan menjadi keuntungan bagi pihak yang melakukan servis atau pemain.
Karena servis yang baik atau akurat akan memberikan keuntungan bagi pihak yang
melakukan servis. Apabila servis yang dilakukan akurat maka akan sulit dikembalikan lawan,
jika pengembalian shuttlecock tanggung maka pemain akan dengan mudah menyerang lawan
guna mendapatkan poin [3].
Permasalahan yang terjadi yaitu para pemain banyak melakukan kesalahan saat
melakukan servis panjang,karena kurangnya memahami teknik servis panjang
bulutangkis,kurang tenangnya saat melakukan servis panjang yang mengakitbatkan
shuttlecock tidak melawati net atau shuttlecock terlalu jauh kebelakang sehingga
meninggalkan lapangan permainan. Penguasaan servis yang tidak baik akan berpengaruh
dengan jalannya permainan. Dari permasalahan yang ditemukan pada PB Tanimulya ini
membuat peneliti ingin memberikan solusi berupa latihan servis panjang dengan harapan
dapat meningkatkan kemampuan servis panjang para pemain.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pemain tidak menguasai servis atas forehand bulutangkis
2. Pemain kurang tenang saat melakukan servis atas forehand bulutangkis
3. Pemain melakukan servis atas forehand terlalu jauh kebelakang sehingga keluar
di luar area permainan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas masalah yang dirumuskan adalah :

1. Berapa besar rata-rata kemampuan servis panjang forehand cabang olahraga


bulutangkis di PB Tanimulya?

D. Tujuan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka,tujuan penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan servis panjang forehand pada


cabang olahraga bulutangkis PB Tanimulya.

E. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan masalah,mengingat luasnya permasalahan,maka
dilakukan pembatasan penelitian tentang ketepatan servis panjang forehand cabang
olahraga bulutangkis di PB Tanimulya.

F. Manfaat Penelitian
1. Semoga dapat membantu atau meningkatkan kemampuan servis panjang
forehand cabang olahraga bulutangkis di PB Tanimulya.
2. Agar mendapatkan servis panjang forehand yang akurat dalam cabang olahraga
bulutangkis di PB Tanimulya.
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teori

2.1 Pengertian Bulutangkis

Bulutangkis adalah suatu cabang olahraga permainan yang menggunakan raket


sebagai alat untuk memukul shuttlecock, yang dimainkan oleh dua orang yang saling
berlawanan, atau dua pasangan yang saling berlawanan dalam sebuah lapangan
berbentuk persegi, yang mempunyai panjang lapangan 13,40 m, lebar lapangan 6,10
m, dengan tinggi tiang net 1,55m dan tinggi net 1,52 m. Tujuan dari olahraga
permainan ini ialah mengembalikan shuttle cock atau memukul shuttle cock ke arah
bidang lapangan lawan dengan melewati net agar menghasilkan poin[3].

2.1.1 Teknik Dasar Bulutangkis

Pukulan lob adalah, pukulan yang dilakukan dengan cara menerbangkan


shuttlecock setinggi mungkin dengan arah shuttlecock jauh ke garis belakang
lapangan. Pukulan lob dapat diarahkan ke bagian belakang tengah, pojok kiri atau
pojok kanan sesuai dengan kebutuhannya (Nurhasan,2015). Dalam pukulan lob juga
terdapat variasi pukulan yaitu, lob bertahan dan lob serang (Nurhasan,2015). Lob
bertahan adalah pukulan lob yang di lambungkan setinggi mungkin dengan kepala
cock jatuh vertikal ke bawah, fungsi dari cock jatuh vertikal ke bawah yaitu agar
lawan kesulitan untuk melakukan smash, karena apabila kepala cock jatuh vertikal ke
bawah dan lawan memaksakan melakukan smash maka, impact dari raket dengan
cock tidak setabil, karena yang dipukul bukan kepala cock melainkan bulu dari cock.
Pukulan lob serang adalah pukulan lob yang hampir serupa dengan pukulan lob
bertahan, akan tetapi pada lob serang cock tidak dilambungkan setinggi mungkin,
melainkan lebih rendah dan jatuhnya cock tepat digaris belakang, untuk gerak
perpindahan cock berbeda dengan lob bertahan, apabila di tarik garis kelengkungan
pada lob bertahan, cock seperti parabola. Sedangkan lob serang akan lebih rendah dari
lob bertahan[3].

Pukulan smash merupakan pukulan yang keras, cepat dan tajam menukik.
Pukulan smash ini biasanya menjadi andalan seorang pemain untuk mematikan lawan
secara mutlak. Pukulan smash dapat di arahkan ke titik lemah musuh atau ke sudut
sesuai dengan kebutuhan pemain itu sendiri. Tipe smash masing-masing pemain
berbeda-beda, ada yang menggunakan jumping smash, dan ada pula yang melakukan
smash tanpa jumping. Hal demikian sesuai dengan karakteristik pemain itu sendiri.
Lazimnya pemain yang menggunakan jump smash adalah pemain yang berkarakter
agresif, begitupun sebaliknya[3]
Pukulan droopshot adalah gerakan pukulan mengecoh lawan, dengan seolah-
olah melakukan pukulan smash. Namun, pada pukulan dropshoot, tenaga yang
dikeluarkan tidak sebesar ketika melakukan smash atau lob. Pukulan dropshoot,
dilakukan dengan cara memukul cock dengan mengiris shuttlecock atau slice dengan
tujuan jatuhnya shuttlecock tipis dengan bibir net dan tepat di daerah servis lawan.
Kualitas dari pukulan dropshoot itu sendiri bergantung pada teknik mengiris
shuttlecock dan kelentukan pergelangan tangan seorang pemain. Pukulan dropshoot
dapat diarahkan di pojok atau di tengah sesuai dengan kebutuhan daripada atlet itu
sendiri. Semakain tajam pukulan dopshoot, maka semakin sulit bagi lawan untuk
mengembalikan shuttlecock[3].

2.2 Servis Panjang

Servis panjang merupakan pukulan servis yang dilakukan dalam permainan


bulutangkis dengan memukul shuttlekock ke area pemainan belakang lapangan lawan.
Menurut Dinata dan Tarigan (2004:13) mengemukakan bahwa servis panjang
dilakukan dengan memukul shuttle dari bawah dan diarahkan ke bagian belakang atas
lapangan permainan lawan. Biasanya dilakukan oleh pemain tunggal,sehingga sering
dinamakan dengan deep single servis. Menurut (Sayuti, 2015:33-34), pukulan servis
panjang dilakukan dengan memukul shuttle sejauh mungkin, tinggi dan jatuhnya tepat
atau dekat dengan garis belakang sehingga pengembalian lawan kurang baik dan
kesempatan untuk menyerang kembali dalam memenangkan permainan[4].

2.3 Tingkat Kemampuan

Tingkat kemampuan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu


ke target yang diinginkan. Kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan seseorang
untuk mengarahkan shuttlecock ke dalam target yang telah ditentukan[3].

2.4 Efektivitas Servis Panjang Forehand Bulutangkis

Terlihat pada penelitian bahwa paling banyak mempunyai kemampuan servis


panjang cukup.Hal ini menunjukan masih rendahnya kemampuan servis panjang.
Padahal kemampuan servis panjang ini sangat dibutuhkan dalam permainan ganda
maupun tunggal untuk menarik dan memaksa lawan bergerak ke sisi belakang
lapangannya atau menjauhi titik tengah lapangan sehingga pemain bisa mengecoh
lawan dan mendapatkan poin[1].
B. Penelitian Yang Relevan
1. Mesak.A.S.F Rambitan (2019). Pengaruh Penggunaan Metode Keseluruhan
Terhadap Ketepatan Service Panjang Dalam Permainan Bulu Tangkis Pada Siswa
SMK Negeri 1 Tomohon (Vol.2 , No.2). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh peningkatan keterampilan servis panjang dalam permainan
bulu tangkis pada siswa putra SMK Negeri 1 Tomohon tahun ajaran 2018/2019.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian
eksperimen, dengan rancangan penelitian pre-test And Post-test Randomized Two
group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra SMK Negeri
1 Tomohon sebanyak 74 orang siswa, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
30 orang siswa yang dipilih secara acak, kemudian sampel ini dibagi menjadi dua
kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen berjumlah 15 orang siswa putra, dan
kelompok kontrol berjumlah 15 orang siswa putra. Instrumen dalam penelitian ini
adalah untuk mengukur ketepatan servis panjang dalam permainan bulu tangkis yang
diciptakan oleh Scott-Fox yang dikutip oleh Nurhasan. Pengujian hipotesa penelitian
dengan menggunakan statistik parametrik uji t perbandingan memiliki hasil
pengujian yaitu nilai tobservasi senilai 13,43, dibandingkan dengan nilai dari ttabel
yang senilai 2,048 yang didapat dari hasil konsultasi pada tabel nilai – nilai distribusi
t pada ∝ = 0,05 dengan dk = (n1 + n2 – 2) atau (15 + 15 – 2 = 28). Hasil dari
perbandingan ini ialah tobservasi senilai 13,43 > dari ttabel senilai 2,048 atau
tobservasi senilai 13,43 lebih besar atau lebih dari ttabel senilai 2,048. Maka kriteria
pengujian yang telah ditentukan sebelumnya yaitu jika tobservasi > ttabel maka
terima HA yang menyatakan bahwa Rata – rata skor ketepatan pukulan servis
panjang siswa SMK Negeri 1 Tomohon kelompok eksperimen yang diberi perlakuan
berupa metode keseluruhan lebih dari atau lebih baik daripada rata – rata skor
ketepatan pukulan servis panjang siswa SMK Negeri 1 Tomohon kelompok kontrol
yang tidak diberi perlakuan metode keseluruhan. Sehingga hasil dari pengujian dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode keseluruhan memberikan pengaruh yang
positif atau signifikan terhadap ketepatan pukulan servis panjang siswa putra SMK
Negeri 1 Tomohon. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan metode
keseluruhan memberikan pengaruh yang positif atau signifikan terhadap ketepatan
pukulan servis panjang siswa putra SMK Negeri 1 Tomohon.
a. Persamaan menggunakan penelitian eksperimen.
b. Perbedaan sampel dan tempat penelitian.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis dari penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen pre-experimental


design (One-group pretest-posttest design) Sugiyono, (2010:110). Metode eksperimen
merupakan metode yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)
tertentu[5].

B. Populasi,Teknik Sampling,Sampel
1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pemain bulutangkis PB Tanimulya


Menurut Sugiyono (2014: 80) yang menyatakan bahwa “populasi adalah willayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas atau
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yag dimiliki
oleh subyek atau orang itu[3].

2. Teknik Sampling

Teknik penarikan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik sampling jenuh. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:189) teknik sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan untuk
sampel[6]. Populasi pada penelitian ini adalah pemain di PB Tanimulya dengan
jumlah 10 orang.

3. Sampel

Sangadji dan Sopiah (2010:186) mengatakan bahwa sampel merupakan bagian


dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dapat diambil oleh
peneliti dari beberapa jumlah dari keseluruhan populasi yang sesuai dengan kriteria
peneliti. Pengambilan sampel harus dilakukan dengan benar, karena hal ini akan
berpengaruh berhasil atau tidaknya hasil penelitian yang dilakukan[6].Sampel dalam
penelitian ini adalah pemain PB Tanimulya yang berjumlah 10 orang.
C. Instrumen

Instrumen penelitian ini menggunakan tes kemampuan servis panjang ini


pertamakali diperkenalkan oleh Scott-Fox pada tahun 1959. Kegunaan tes servis
panjang ini adalah untuk mengukur ketepatan shuttlecock kearah sasaran tertentu
yang telah ditandai dengan teknik pukulan servis panjang atau servis tinggi
(Nurhasan, 2001)[3]. Alat ukur dalam penelitian ini yakni berupa tes, berupa tes akhir
untuk servis panjang (Poole, 2016: 25). Tes ini digunakan untuk mengukur
keterampilan servis panjang forehand bulutangkis. Cara penilaiannya garis yang
terakhir harus berjarak 5cm di belakang garis belakang lapangan. Ini ditujukan untuk
memberi semangat dalam membuat servis panjang forehand. Garis-garis berikutnya
yang dibuat dalam lapangan sebaiknya berjarak 30 cm satu sama lain. Huruf A
tersebut menunjukkan titik di mana umumnya penerima servis akan berdiri.
Sedangkan huruf x merupakan posisi orang yang melakukan servis. Angka yang
diperoleh tercantum dalam tiap bidang seperti terlihat dalam gambar[7].

D. Prosedur Penelitian
Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan teknik pengumpulan data, maka dari
itu, dalam hal ini peneliti perlu mengumpulkan data yang valid dan akurat karena
dibutuhkan prosedur tes dengan baik dan tepat. Menurut Sugiyono (2014:224) yang
menyatakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Ada beberapa tahapan atau prosedur pelaksanaan tes servis panjang ini yang
perlu diperhatikan yang akan di jabarkan sebagai berikut :

a. Subuyek tes berdiri di petak servis dengan memegang raket dan shuttle
Cock.

b. Subyek tes melakukan servis panjang sebanyak 20 kali percobaan, hasil


ketepatan akan diberikan angka 5, 4, 3, 2, 1.
c. Arah servis harus menyilang petak servis sebelah kanan ke petak servis
sebelah kiri.
d. Shuttlecock di arahkan ke daerah sasaran dan ia berusaha melewatkan
shuttlecock di atas net dengan teknik servis panjang yang sah.

E. Analisis Data
Di dalam teknik analisis data peneliti harus mendapatkan persentase
koresponden terlebih dahulu. Untuk mengetahui persentase koresponden, maka dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

F
P= X 100 %
N

Keterangan :

P = Angka presentase jumlah subyek dalam kategori tertentu

F = Frekuensi subyek

N = Jumlah subyek

Selanjutnya hasil tes, akan di masukan pada table penilaian long serve dengan
cara (data terbesar-data terkecil ) dibagi dengan jumlah kelas interval yaitu 5
(Sugiono, 2014:172). Maka table interval akan digambarkan sebagai berikut :

Interval Skor Kategori


81-100 Sangat Tinggi
61-80 Tinggi
41-60 Sedang
21-40 Rendah
0-20 Sangat Rendah
Ketika sudah diketahui skor dari masing –masing sampel, selanjutnya akan
dicari rata rata dari keseluruhan atlet dengan rumus sebagai berikut :

M=
∑X
N

Keterangan :

M = Mean

Σ X = Jumlah total nilai dalam distribusi

N = Jumlah individu
DAFTAR PUSTAKA

[1] V. Indra Suardi, “Kemampuan Servis Mahasiswa Bulutangkis Dasar.”


[2] Guntur, Irfan Zinat Achmad, A. K. Yuda, and D. A. Izzuddin, “PENGARUH
METODE DRILL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS PANJANG
PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI
SMAN 1 RENGASDENGKLOK,” J. Ilmu Keolahragaan Vol. 19 (2), Juli – Desember
2020 157 – 162, pp. 157–162, 2020.
[3] Z. Sendy, W. Program, S. P. Kepelatihan, O. Fakultas, and I. Keolahragaan, “Jurnal P
endidikan Kepelatihan Olahraga (JPKO) ANALISIS KETEPATAN SERVIS
PANJANG FOREHAND PADA ATLET PB. SURYANAGA SURABAYA
KATEGORI REMAJA PUTRA ( Ditinjau Dari Sport Video Analysis Kinovea ).”
[4] A. Nur, M. Muin, and A. L. Akhmady, “Pengaruh Kekuatan Otot Lengan dan
Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Servis Panjang Bulutangkis Mahasiswi
Program Studi Pendidikan Olahraga Stkip Kie Raha Ternate,” 1 Univ. Muhammadiyah
Luwuk Banggai 2,3 STKIP Kie Raha Ternate 1 ardiansyahnur7@gmail.com, vol. 8,
no. 2, pp. 63–67, 2018.
[5] A. Sutisyana, “10.28 dan t,” vol. 2, no. 2, pp. 186–191, 2018.
[6] M. Ningtyas, “Bab III - Metode Penelitian Metode Penelitian,” Metod. Penelit., pp.
32–41, 20014.
[7] D. ARDITYA AJI, “Pengaruh Penggunaan Media Colours Paper Terhadap
Keterampilan Pukulan Service Panjang Forehand Bulutangkis Pada Peserta
Ekstrakurikuler Bulutangkis Di Man 3 Blitar,” J. Pendidik. Olahraga dan Kesehat.,
vol. 8, no. 1, pp. 247–251, 2020.

Anda mungkin juga menyukai