Anda di halaman 1dari 62

Skor Nilai :

CRITICAL BOOK REVIEW

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu:

Dr. Humuntal Banjarnahor, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : SHAERLEEN NAVIRY BR KEMBAREN

NIM : 4223311010

KELAS : PSPM B 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya
sehingga penyusunan dan penulisan makalah ini dapat selesai dengan lancar dan tepat
waktu. Terima kasih saya ucapkan kepada bapak dosen Dr. Humuntal Banjarnahor,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah kepemimpinan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah critical book review ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah kepemimpinan Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk mengembangkan budaya membaca, kemampuan berpikir sistematis dan kritis
terhadap masa hadapan, kemampuan mengekspresikan pendapat dalam memandang
suatu buku yang akan direview, kemampuan berfikir logis, kemampuan menulis karya
ilmiah, dan kemampuan menyampaikan, menggunakan dan mengaplikasikan ilmu
mereview untuk menjadi suatu sistem yang terdapat dalam pengembangan keilmuannya

Saya selaku penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak dosen


Pengampu mata kuliah kepemimpinan yang telah memberikan bimbingan dan saran
dalam penyusunan makalah ini serta saya penyusun juga menyadari masih ada kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini dan masih jauh dari kesempurnaan,.Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah
pengetahuan juga diterapkan nya segala sistematis yang baik yang terdapat didalam
susunan materi ini,juga saya harapkan saran yang membangaun dari para pembaca.
kiranya demikian saya sampaikan terimakasih dan maaf apabila terdapat kekurangan
juga kesalahan saya.

Medan, 26 September 2022

Shaerleen naviry br.kembaren


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

IDENTITAS BUKU................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................
1.4 Identitas Buku Utama.............................................................................
1.5 Identitas Buku Pembanding....................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .........................................................................

2.1 Ringkasan Buku Utama..........................................................................

2.2 Ringkasan Buku Pembanding................................................................

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.........................................

BAB IV PENUTUP...............................................................................................

4.1 Kesimpulan.............................................................................................

4.2 Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan memerlukan suatu kepemimpinan apalagi di katakan manusia adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis
adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan
lainnya.

Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana
yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan
baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.Dan
dalam artian kehidupan sangan memerlukan kepemimpinan agar jalannya kehidupan bisa baik dan
teratur.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana isi dari buku yang telah di resensi ?


2. Apa saja yang tercakup dalam materi kepemimpinan di buu ini ?
3. Bagaimana kelemahan dan kelebihan pada buku yang diresensi ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang isi buku yang telah diresensi
2. Mengetahui hal-hal yang mencakup tentang pemimpin dan kepemimpinan
3. Menyelesakan tugas critical book riview
4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan pada buku yang diresensi
5. Memahami ebih dalam pengertian dan teori mengenai kepemimpinan
6. Menambah wawasan mengenai kepemimpian.
1.4 Identitas Buku Utama

1. Judul buku : Kepemimpinan Pendidikan akuntabilitas pimpinan pendidikan pada era


otonomi daerah
2. No.ISBN : 978-623-231-263-0
3. Pengarang : SYAFARUDIN
4. Penerbit : PT RajaGrafindo Persada, Depok
5. Tahun Terbit : 2019
6. Tebal Buku : 185 halaman
7. Bahasa Teks : bahasa indonesia

1.5 Identitas Buku Pembanding

1. Judul buku : KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN


2. Edisi : Ke-18
3. Pengarang : Miftah Thoha
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2015
6. Penerbit : Rajawali Pers
7. Tebal buku : 135 halaman
8. ISBN : 979-421-018-8
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Ringkasan Buku Utama
BAB I (pendahuluan)

BAB II KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

 Definisi Kepemimpinan

Orang yang menjalankan proses kepemimpinan disebut pemimpin (leader).


Sedangkan orang yang dipimpin disebut anggota atau pengikut (followers). Dalam
berbagai tindakannya seorang pemimpin menggunakan kemampuan memengaruhi
anggota atau pengikutnya. Dalam hal ini, peran para pemimpin sangat signifikan
dalam menentukan arah dan kualitas kehidupan manusia. Peran pemimpin tersebut
dijalankan, baik dalam keluarga maupun organisasi, masyarakat, serta negara dan
bangsa. Dengan demikian, proses kepemimpinan dapat berlangsung di mana saja
dan setiap waktu dengan kehadiran para pemimpin di tengah orang-orang yang
dipimpinnya dalam mengarahkan perubahan kualitas hidup yang lebih baik dari
keadaan sebelumnya.

Kepemimpinan bermula sejak manusia ada, hidup bersama (ber- masyarakat) dan
berinteraksi satu dengan yang lain. Dijelaskan oleh Morphet, dkk., (1982: 96), “Lalu
ada salah seorang di antaranya sebagai manusia hebat (the great man) sebagai teori
dasar dalam kajian kepemimpinan. Hal ini menurut ahli sejarah. Teori ini meninggalkan
dua fondasi, yaitu: (1) bahwa manusia memiliki kebebasan kehendak, dan hanya ada
dalam sejarah perjuangan untuk memutuskan dan ada pelajaran bagi masa depan, dan (2)
bahwa manusia mempelajari dari keteladanan manusia hebat. Di dalam sejarah ada teori
moralitas manusia hebat yang menyarankan bahwa, jika manusia dapat mempelajarinya
bagaimana seharusnya, atau tidak seharusnya, bertindak dari mempelajari manusia
hebat, maka manusia akan bertindak berdasarkannya”.

Teori ini sejalan dengan peran dari kehadiran para rasul dan nabi serta para ahli
dalam pentas sejarah peradaban manusia. Kepemimpinan mereka ada dalam kehidupan
kelompok umat manusia. Di dalam keadaan seperti itu, diperlukan adanya suatu bentuk
kepemimpinan kenabian setelah mendapatkan risalah yang berfungsi mengurus dan
mengatur kehidupan dan hubungan antarmanusia bahkan hubungan manusia dengan
Tuhannya. Dalam interaksi tersebut ada yang dipercaya karena kepribadiannya yang
jujur (credibility), ilmunya yang luas dan memiliki kemampuan (capability), yang
kemudian dapat diterima (acceptability) menjadi pemimpin. Di samping itu, ada
sebagian lagi yang bersedia menjadi anggota untuk dipimpin. Dalam konteks ini,
pemimpin berperan sebagai pelindung, karena para pemimpin idealnya berfungsi
sebagai pengayom, pengarah, dan pembimbing anggota dari kesesatan dan kemelaratan.

Sejalan dengan definisi kepemimpinan yang diungkapkan di atas Owens


(1995: 116) menjelaskan, “Ada dua hal penting di dalam kepemimpinan, yaitu: (1)
kepemimpinan adalah suatu kelompok fungsi; yang terjadi tidak hanya dalam
proses dua orang atau lebih yang berinteraksi; dan (2) pemimpin dimaksudkan
berusaha untuk memengaruhi perilaku dan orang-orang lain”.
Menurut Shelton (1997: 32) ada beberapa prinsip kepemimpinan yang perlu dipahami,
yaitu:Kepemimpinan adalah tidak eksklusif bagi kedudukan eksekutif,Organisasi akan remuk
hancur tanpa kepemimpinan,Hal yang benar untuk memimpin harus dimunculkan,Fokus
kepemimpinan terhadap hubungan timbal balik,Kepemimpinan bersifat kontekstual,Pemimpin
memberikan inspirasi kepada orang lain untuk memimpin,Keterampilan manajemen adalah suatu
komponen penting dalam kepemimpinan,Kepemimpinan dapat dipelajari.

 Unsur-Unsur Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi yang dilakukan seorang pemimpin


kepada anggotanya. Para nabi adalah sebagai pemimpin bagi umatnya, karena dia
memengaruhi dan membimbing umatnya melaksanakan ajaran agama. Kepala negara
adalah pemimpin bagi rakyatnya. Demikian pula, orangtua adalah pemimpin bagi anak-
anaknya. Kepala sekolah adalah pemimpin bagi warga sekolah yang dipimpinnya. Perlu
dipertanyakan, apa sajakah unsur-unsur kepemimpinan? Hersey dan Blanchard (1988)
berpendapat bahwa unsur kepemimpinan, yaitu pemimpin (leader), pengikut
(followers), dan situasi (situation) tempat di mana berlangsungnya proses
kepemimpinan.Siapa sebenarnya pemimpin? Pemimpin adalah orang yang memberi
pengaruh kepada orang lain, baik secara formal maupun informal di masyarakat. Apa
saja yang membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin? Sedangkan yang
membedakan pemimpin dengan yang dipimpin dapat dilihat dari bakat-bakatnya. Paling
tidak ada enam bakat berdasarkan kepada pendapat Kilpatrik dan Locke (Overton,
2002), yaitu:

Keberanian, para pemimpin biasanya memiliki tingkat usaha yang tinggi.


Mereka memiliki keinginan berprestasi tinggi secara bawaan, ambisi, dan sejumlah
energi. Dalam aktivitasnya pemimpin memiliki banyak inisiatif.Keinginan/dorongan
untuk memimpin, para pemimpin memiliki keinginan yang kuat untuk
memengaruhi dan memimpin orang lain. Mereka menampilkan keinginan untuk
mengambil tanggung jawab.Kejujuran dan integritas, para pemimpin membangun
hubungan yang dipercaya antara diri mereka dan pengikutnya dengan kebenaran dan
menampilkan konsistensi tinggi antara perkataan dan perbuatan.
Rasa percaya diri, para pengikut mengambil pemimpin adalah orang yang tidak nemiliki rasa
keraguan diri. Para pemimpin karena itu butuh untuk menunjukkan rasa percaya diri dalam
aturan untuk memengaruhi anggotanya dari kebenaran tujuan dan keputusan.

Kecerdasan, pemimpin membutuhkan kecerdasan yang mencakup untuk mengumpulkan,


memfungsikan, memformulasikan, menyatukan, dan menginterpretasikan sejumlah
informasi dan untuk dapat menciptakan visi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan
yang benar.

Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan, pemimpin yang efektif memiliki


pengetahuan dalam tingkat relevansi yang tinggi tentang organisasinya, industri, dan
proses teknis. Pengetahuan yang mendalam membolehkan pemimpin untuk menggunakan
informasi yang baik dalam keputusan dan memahami implementasi keputusan.

 Peran Pemimpin dalam Organisasi

Kepemimpinan sama tuanya dengan usia manusia. Bakat kepemimpinan secara potensial juga
melekat dalam diri manusia. Potensi kepemimpinan telah dianugerahkan Allah Swt., dalam
diri manusia, dan sangat dibutuhkan dalam kelompok manusia. Hal itu didasarkan pada
adanya kelebihan-kelebihan tertentu pada sebagian manusia dan keterbatasan atau kekurangan
pada sebagian yang lain. Di satu pihak ada manusia yang memiliki kecerdasan terbatas,
integritas pribadi, dan kemampuannya untuk memimpin. Sementara di pihak lain ada orang
yang mempunyai kelebihan atau kemampuan untuk memimpin. Di sini munculnya
kebutuhan atau harapan terhadap seseorang yang menjadi pemimpin. Berbagai harapan
terhadap peran sebagai pemimpin dan muncul perilaku kepemimpinan, serta kerelaan bagi
yang lain untuk dipimpin dalam suatu kelompok. Jadi, ada peran sebagai pemimpin dan
ada pula peran sebagai anggota dalam kehidupan kelompok.

Peran, suatu konsep psikologis berkenaan dengan pemeranan perilaku yang


muncul dari interaksi dengan orang lain. Tugas yang bermacam-macam atau posisi
dalam organisasi membawa harapan-harapan tertentu terhadap perilaku yang
dilaksanakan oleh orang yang bertugas. Harapan-harapan ini secara umum merupakan
pengertian peran dengan sejumlah harapan tambahan yang dipertunjukkan oleh individu
dalam beberapa keistimewaan pribadi dalam perilaku.Deskripsi peran, mengacu kepada
perilaku aktual dari pekerjaan individu dalam satu peran, lebih cocok/mendekati dengan
persepsi seseorang dari perilaku tersebut.

Ketentuan peran, hal ini mengacu kepada gagasan yang secara relatif bersifat
abstrak dari semua norma umum dalam budaya bagi sebuah peran. Jenis perilaku apa
yang diharapkan dari guru di negeri ini, sebagai contoh?
Harapan peran, mengacu kepada harapan-harapan yang dimiliki seseorang atas
perilaku peran dari yang lain. Sebagai contoh, guru mengharapkan perilaku tertentu dari
kepala sekolah, dan kepala sekolah mengharapkan perilaku tertentu dari guru.
Kemudian sebagai guru dan kepala sekolah berinteraksi dalam peran mereka masing-
masing di sekolah, maka mereka memiliki harapan peran yang saling melengkapi.

Persepsi peran, hal ini digunakan untuk menjelaskan persepsi bahwa orang
memiliki harapan peran yang orang lain melakukan sesuatu untuk dirinya.Menurut
Nanus dan Dobbs (1999: 6) seorang pimpinan organisasi nonprofit adalah seorang
yang memimpin sumber daya orang, modal, dan intelektual dari organisasi untuk
bergerak kepada arah yang benar. Secara lebih terperinci disebutkan, bahwa pemimpin
melakukan aktivitas, yaitu:Memimpin sumber daya berarti mengumpulkannya,
memfokuskan perhatiannya, dan menginspirasi atau memberdayakan
penggunaannya.Mendorong organisasi berarti memperkuatnya, menggerakkan
kelambanan kepada kemajuan, membuat kebutuhan akan tantangan menuju
peningkatan kinerja, dan mengupayakan belajar untuk berkembang.Menetapkan arah
yang benar berarti membuat sesuatu kemungkinan kontribusi yang terbesar menjangkau
waktu jangka panjang kepada masyarakat atau klien tertentu yang dilayani organisasi.
Arah yang benar adalah menuju kemaslahatan yang terus dijajaki dan dikejar.

 .Kekuasaan dan Kepemimpinan

Pemimpin formal diangkat oleh pimpinan yang lebih tinggi. Aktivitas pimpinan pada
berbagai organisasi idealnya memperjuangkan visi untuk mencapai tujuan organisasi yang di
dalamnya termasuk tujuan individu. Sedangkan pemimpin informal dipilih atau diakui oleh
anggota kelompok yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok. Setiap pemimpin
memiliki kekuasaan memerintah sesuai dengan otoritas formal yang diberikan kepadanya.
Kekuasaan adalah berkaitan dengan kemampuan memengaruhi orang lain, dengan membuat
keputusan, memberikan hukuman, dan imbalan.Di sini kepemimpinan seseorang memiliki
hubungan yang erat dengan kekuasaan. Ada lima jenis kekuasaan menurut French dan Raven
yang dikutip Owens (1995: 118), yaitu:

 Reward Power
Suatu kekuasaan yang diperoleh atas dasar pemberian hadiah atau reward kepada
anggota sehingga mereka melakukan kegiatan yang diinginkan.
 Coercive Power
Kekuasaan yang bersifat paksaan melibatkan kemampuan meng- awasi yang potensial
dan memberikan hukuman sehingga men- dorong orang lain menghindarinya dan/atau
mematuhinya.
 Expert Power
Kekuasaan yang didasarkan atas penguasaan pengetahuan tertentu sehingga mampu
mendorong orang melakukan sesuatu karena pengaruhnya yang diakui atas dasar
pengetahuannya.
 Legitimate Power
Kekuasaan yang dimiliki karena kewenangannya dalam posisi tertentu pada
organisasi sehingga diakui oleh orang lain memiliki hak yang wajib untuk dipatuhi.
 Referent Power
Kekuasaan datang dari keinginan bawahan untuk mengidentifikasi atau menyenangkan
atasannya. Adanya keinginan bawahan untuk mendekatkan diri kepada
pimpinannya secara dekat karena alasan tertentu, sehingga atasan memiliki kekuatan
dalam memengaruhinya.

 Keterampilan dan Sifat Kepemimpinan


 Keterampilan Memimpin

Peranan para pemimpin dalam pentas sejarah kemanusiaan dan kebudayaan sangat
signifikan dalam menentukan arah dan kualitas kehidupan umat manusia, baik dalam
keluarga maupun organisasi dan masyarakat serta negara pada suatu bangsa. Pada
prinsipnya proses kepemimpinan dapat berlangsung di mana saja dan setiap waktu. Hersey
dan Blanchard (1988: 5) mendefinisikan bahwa: “Leadership occur any time one attempts to
influence the behavior of an individual or group”. Setiap tindakan yang dilakukan untuk
memengaruhi orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang memengaruhi di
dalamnya telah terjadi proses kepemimpinan..

Kemampuan bekerja sama seorang pemimpin juga sangat menen- tukan lancarnya proses
memengaruhi tindakan anggota organisasi. Stogdil dalam Blanchard (1988) berpendapat
bahwa seorang pemimpin harus mampu berperilaku mengarahkan dan mendukung bawahan
dalam melaksanakan tugas. Kemampuan mengarahkan tersebut dapat dilihat dari (1)
mengorganisir dan menentukan peranan bawahan, (2) menerangkan aktivitas apa yang
harus dikerjakan, kapan, di mana, dan bagaimana hal itu dilakukan, (3) memelihara
hubungan antarpribadi dengan membuka saluran komunikasi, (4) memberi dukungan
emosional, (5) memberi dukungan psikologis, dan (6) memudahkan jalan bagi anggota
untuk maju.

Sedangkan keterampilan konseptual menjadi syarat mutlak dalam memahami persoalan


organisasi yang rumit sehingga dapat diarahkan semua orang mencapai tujuan organisasi
dengan tidak mengabaikan tujuan individu dan pemimpin.

Dalam aplikasinya fungsi dan kecakapan seorang pemimpin mencakup hal-hal berikut: (1)
mengetahui bidang tugasnya, (2) peka atau tanggap terhadap keadaan lingkungannya, (3)
melakukan hubungan antarmanusia (human relation) dengan baik, (4) mampu melakukan
hubungan kerja komunikasi dengan baik, ke dalam maupun ke luar, (5) mampu melakukan
koordinasi, (6) mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat, dan (7) mampu
mengadakan hubungan masyarakat.

 Sifat-Sifat Kepemimpinan

Tidak seorang pun yang begitu lahir betul-betul siap menjadi pemimpin. Meskipun setiap
orang memiliki bakat atau potensi yang memungkinkan dirinya akan menjadi pemimpin yang
baik, namun perlu dikembangkan dalam pengalaman, pendidikan, dan latihan. Beberapa
bakat dari pemimpin yang baik menurut Overton (2002), mencakup: (1) kejujuran dan
integritas, (2) keberanian/semangat, (3) keinginan/dorongan memimpin, (4) percaya diri,
(5) kecerdasan, dan (6) pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Dalam hal ini, inti
kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi orang lain.

 Perilaku dan Gaya Kepemimpinan


 Perilaku Kepemimpinan

Ada empat perbedaan perilaku kepemimpinan yang dikemukakan dalam “Path-Goal


Theory” dengan menegaskan proposisi bahwa manajer dapat memudahkan penampilan kerja
dengan menunjukkan kepada pegawai bagaimana kinerja mereka secara langsung
memengaruhi penerimaan mereka terhadap keinginan imbalan. Dengan kata lain, perilaku
pimpinan adalah diterima bawahan sejauh secara cepat atau di masa depan memberikan
kepuasan dalam pandangan mereka. Keempat perilaku kepemimpinan dimaksud adalah hasil
penelitian Ohio State Leadership sebagaimana dikemukakan oleh Robbins (1991) dan Hersey
dan Blanchard (1988) adalah sebagai berikut:

 Memerintah (directive), yaitu pimpinan memberitahukan apa dan kapan sesuatu


dikerjakan pegawai, tidak ada partisipasi dalam pengambilan keputusan.
 Mendukung (supportive), yaitu manajer menjadi sahabat bagi pegawai dan menunjukkan
minat kepada mereka.
 Memudahkan (fasilitative), yaitu pimpinan memberitahu saran dan melibatkan pegawai
dalam pengambilan keputusan.
 Orientasi prestasi (achievement-oriented), yaitu pimpinan membagi kontribusi tentang
tujuan dan menunjukkan kepercayaan bahwa pegawai mampu mencapainya.
 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses hubungan manusia yang bersifat rumit. Sebagai sebuah
gejala kebudayaan dalam kehidupan sosial manusia, kepemimpinan dipengaruhi banyak
faktor. Karena itu, kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi, tak terkecuali dalam
organisasi sosial dan keagamaan diperkirakan dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang
berasal dari diri pemimpin (leader), yang dipimpin (follower) maupun lingkungan atau situasi
(situation) organisasi yang dipimpinnya. Setiap orang dalam memimpin memiliki gaya yang
melahirkan perilaku tersendiri dalam memimpin satu organisasi atau dalam pergaulannya.

BAB III KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

 Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan merupakan gejala alamiah yang sudah berlangsung lama dalam perilaku
manusia sebagai makhluk berbudaya. Kepemimpinan dapat berlangsung dalam setiap
tempat dan keadaan. Manakala kepemimpinan itu berlangsung dalam interaksi kepala
sekolah dengan pendidik, staf, dan anak didik dalam mencapai tujuan pendidikan di
sekolah, maka proses kepemimpinan tersebut adalah kepemimpinan pendidikan
(educational leadership).

 Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan kepala sekolah berarti proses membina hubungan timbal balik antara pemimpin
dengan yang dipimpin dengan mengandalkan kemampuan komunikasi interpersonal sehingga
terjalin saling pengertian dan kerja sama antarpersonel (sesuai tanggung jawab dan tugas) yang
ditetapkan di sekolah. Peranan interpersonal ini sejalan dengan berfungsinya peranan
pengambilan keputusan dalam kegiatan seorang kepala sekolah di samping peranan
informasional (menyebarkan informasi sekolah) kepada para anggota organisasi.

 Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Seorang kepala sekolah adalah pimpinan pengajaran. Tugasnya adalah melaksanakan dan
mengawasi aktivitas sekolah dengan menyusun tujuan, memelihara disiplin, dan
mengevaluasi hasil pembelajaran dan pengajaran yang dicapai. Pada saat ini, kepala
sekolah didorong untuk menjadi pemimpin yang memudahkan dengan membangun kerja
sama, menciptakan jaringan kerja, dan mengatur dengan komunikasi yang baik. Ada
sebagian pendapat menyebutkan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan. Menurut
Overton (2002) untuk abad ke-21 ini ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu:Pemimpin
karismatik, memiliki percaya diri, membuat visi tentang masa depan lebih baik, memiliki
kepercayaan kuat dalam visi, menggunakan perilaku tidak konvensional, dan membentuk
agenda dalam perubahan radikal.Pemimpin transaksional, membimbing anggotanya dalam
arahan yang bangunan tujuan dengan kejelasan peran dan tugas-tugas yang
disyaratkan.Pemimpin transformasional, memberikan inspirasi kepada anggota untuk
memberikan minat tinggi bagi membangun organisasi yang baik dan kemampuan
pengetahuan dan pengaruh kuat atas semua anggotanya.

 Strategi yang Bisa Digunakan Pimpinan


Seorang pimpinan yang baik senantiasa mencari cara yang terbaik dalam memengaruhi
anggota organisasinya. Bagaimanapun, suatu perspektif berbeda muncul bila pendekatan yang
lain dipandang sebagai strategi pelengkap daripada sekadar pertarungan paradigma.

Lashway (1996) menjelaskan strategi adalah pola perilaku yang dirancang untuk mencapai
kerja sama dan para anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap strategi memandang
sekolah melalui sudut pandang berbeda, pencerahan bentuk tertentu, dan tindakan tertentu
yang menyenangkan.

 Penggunaan Pendekatan Transformasional

Secara historis sekolah telah berjalan sebagai birokrasi yang menekankan kewenangan
(authority) dan pertanggungjawaban (accountability). Strategi hierarkis berjalan atas pendekatan
dan atas kemampuan seorang pimpinan menggunakan analisis rasional untuk menentukan
tugas terbaik dan tindakan serta kemudian menggunakan otoritas formal untuk melaksanakan
tugasnya.

 Penggunaan Strategi Fasilitatif

Strategi transformasional berjalan atas persuasi, idealisme dan kekaguman intelektual,


memotivasi pegawai dengan melalui nilai, simbol, dan membagi visi. Kepala sekolah
mengamankan budaya sekolah dengan mendengarkan secara hati-hati bagi perwujudan impian
paling dalam bahwa masyarakat sekolah menuju ke masa depan. Peran kepala sekolah
sebagai pimpinan bertanggung jawab secara umum terhadap kelancaran dan keberhasilan
fungsi dan kegiatan sekolah. Dalam peran ada kewajiban dan tanggung jawab tugas (kontrak
psikologis) yang harus dilaksanakan dalam wujud kegiatan. Menurut Roe dan Drake (1980:
14) dalam analisis tugas dari kepala sekolah dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu:
penekanan kepada manajemen/administrasi, dan kegiatan yang menekankan kepada
kepemimpinan pengajaran. Adapun tugas (job) yang berkaitan dengan
manajemen/administrasi, yaitu tanggung jawab atas tugas-tugas yang harus dilaksanakan
dengan operasional sekolah yang lancar. Kegiatannya menangani pengajaran dan sumber daya
untuk kelancaran proses pengajaran, melakukan program supervisi, dan proses pengajaran
memerlukan kantor tertentu di lingkungan sekolah.

 Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah


 Arti Kepemimpinan Efektif

Pemimpin tidak akan mampu berbuat banyak tanpa partisipasi orang- orang yang dipimpinnya.
Sebaliknya orang-orang yang ada dalam organisasi atau masyarakat tidak akan efektif
menjalankan tugas dan kewajibannya tanpa pengaruh, pengarahan, pengawasan, dan kerja
sama dengan pemimpin. Itu berarti pemimpin yang diharapkan yaitu orang yang melakukan
apa yang mereka katakan, atau konsisten antara kata-kata dan perbuatannya serta didukung
rasa kemasyarakatannya.

 Karakteristik Kepemimpinan Efektif

Tak seorang pun dilahirkan benar-benar siap sebagai pemimpin. Mungkin saja seseorang
memiliki kemampuan tertentu yang mem- bolehkan mereka untuk berkembang menjadi
seorang pemimpin yang baik. Akan tetapi, mereka harus mengembangkan bakat dalam
pendidikan, latihan, dan pengalaman kepemimpinannya. Apa saja kualitas atau bakat yang
membuat seseorang menjadi pemimpin efektif? Hal ini ini sukar untuk dijawab, dan fakta
yang ditemukan dalam beberapa penelitian menghasilkan jawaban yang rumit.

 Kualitas Kepemimpinan Efektif

Kualitas kepemimpinan efektif berdasarkan hasil survei menyarankan bahwa pemimpin


masa depan, harus memiliki kualitas sebagaimana dikemukakan Overton (2002: 20),
yaitu:

 Menginspirasi dengan semangat dan antusiasme tinggi.


 Memiliki standar tinggi dalam etika dan integritas.
 Memiliki tingkat energi tinggi.
 Memiliki dorongan dan komitmen.
 Memiliki tingkatan tinggi dalam kreativitas dan tidak konvensional.
 Berorientasi tujuan, berpikir realistik.
 Memiliki tingkatan tinggi dalam kemampuan mengelola organisasi.
 Dapat membangun prioritas.

 Upaya Menjadi Pemimpin Efektif

Kepemimpinan efektif adalah yang diharapkan dari setiap pemimpin yang sedang berperan
sebagai pimpinan formal suatu organisasi. Ada banyak faktor yang memengaruhi seseorang
menjadi pemimpin efektif Nawawi dan Hadari (1993: 4-5) berpendapat bahwa: “Efektivitas
kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: faktor jenis dan sifat kelompok yang
dipimpin (tujuan organisasi dan kelompok), faktor waktu, faktor sumber-sumber yang
dipergunakan, faktor produktivitas yang dicapai, dan faktor kerja sama antara pemimpin dan
orang yang dipimpin.

 Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pemimpin

Adapun faktor-faktor yang sangat memengaruhi keberhasilan dalam rangka memimpin suatu organisasi
menurut S.P. Siagian (1985), yaitu (a) ciri-ciri kepemimpinan yang menjadi modal utama untuk kepemimpinan
yang efektif, (b) kesempatan mengembangkan bakat yang inheren terdapat dalam diri seseorang, (c)
kemampuan untuk menyesuaikan diri secara cepat dengan lingkungan tempatnya bekerja, dan (d)
kepekaan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi perilaku bawahan.

 Pimpinan untuk Sekolah Efektif


 Karakteristik Sekolah Efektif

Perubahan mendalam pada sekolah efektif hanya akan terjadi bila pemimpin
memperlakukan sekolah sebagai masyarakat yang membaginilai-nilai inti, komitmen, dan
hasrat yang kuat. Pada sekolah efektif harus ada dan dijumpai pengajaran dan
pembelajaran efektif. Kedua domain kegiatan ini termasuk dalam bimbingan, arahan, dan
pembinaan kepala sekolah dalam peran kepemimpinan pengajaran. Di sini jelas bahwa
perilaku kepemimpinan kepala sekolah, baik peran maupun gaya memimpin sangat signifikan
pengaruhnya terhadap prestasi akademik termasuk pelayanan (kualitas) yang ada di sekolah
efektif.

 Profil Pimpinan Sekolah Efektif

Kepala sekolah adalah pemimpin bagi warga sekolah. Dia yang bertanggung jawab dalam
mengarahkan tujuan sekolah bersama anggotanya. Dia diangkat sebagai pejabat melalui
penilaian kemampuan dan dukungan dari anggotanya dan pihak terkait. Karena itu, keberadaan
kepala sekolah adalah pemimpin yang diangkat dan ditetapkan secara legitimate. Maka
kepemimpinan kepala sekolah menjadi penentu maju ,Menurut Louis dan Miles (Dalin,
1998: 90) bahwa peran kepala sekolah sebagai pimpinan dalam konteks pengembangan
sekolah yang didasarkan atas hasil penelitian, yaitu:

 Menyusun visi sekolah.


 Menciptakan suatu pemahaman memiliki tentang apa yang akan diubah, dan ke
mana sekolah harus diarahkan dan bagaimana melakukannya.
 Menciptakan proses perencanaan yang dapat menangkap pembelajaran yang mengambil
tempat dalam proses pengembangan sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin adalah memengaruhi
semua personel sekolah melalui komunikasi interpersonal, keteladanan, membagi tugas,
membagi informasi, dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan upaya mewujudkan
visi, tujuan, dan sasaran sekolah agar tercapai kualitas sekolah efektif/unggul.

BAB IV KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN INSTITUSI PENDDIKAN

 Memimpin dengan Visi Perubahan

Kepemimpinan memfasilitasi proses transformasi perubahan. Kepe- mimpinan juga


menjamin kebertahanan hidup masyarakat dan memudahkan adaptasi orang-orang dengan
lingkungannya, kepe- mimpinan juga proses melayani, dan pemimpinan adalah proses
menyampaikan visi untuk mencapai hasil. Kepemimpinan memudahkan pembelajaran untuk
mengembangkan potensi. Secara tegas dipahami bahwa setiap organisasi ada pemimpin
yang diangkat untuk mengisi struktur yang ditetapkan. Status kepemimpinan seperti ini
adalah pemimpin formal. Sedangkan konteks kepemimpinan yang lain dapat pula bersifat
informal dalam kehidupan domestik keluarga, dan corak kepemimpin di luar lembaga
formal.

 Kepemimpinan: Suatu Kepedulian yang Komunikatif

Banyak pendapat pakar manajemen yang mengupas hakikat kepe- mimpinan. Namun,
pemahaman terhadap konsep kepemimpinan tidak begitu sukar, karena proses memimpin
merupakan esensi dari interaksi yang terjadi dalam kehidupan itu sendiri dengan
memengaruhi orang lain.2 Intinya ada pengaruh yang muncul dari proses interaksi. Hubungan
antarmanusia dalam berbagai kesempatan dan momentum kehidupan. Ada tiga keterampilan
yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu: keterampilan teknik, keterampilan hubungan
manusia, dan keterampilan konseptual. Ketiga keterampilan ini menjadi syarat mutlak bagi
efektivitas kepemimpinan seseorang dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.3 Begitu pun, kepemimpinan sebagai proses atau keterampilan memengaruhi orang
lain untuk melakukan sesuatu secara sukarela juga berlangsung di luar organisasi, sebagaimana
dalam rumah tangga yang dilaksanakan dan difungsikan orangtua (ayah dan ibu).

 Pemimpin-Pemimpin untuk Perubahan Pendidikan

Salah satu fenomena yang mengemuka dalam realitas empirik dunia pendidikan nasional
adalah masih rendahnya mutu lembaga pendidikan Islam. Sumber masalah rendahnya mutu
pendidikan Islam, berakar pada lemahnya manajemen dan kepemimpinan pendidikan Islam.
Hal itu terjadi pada madrasah dan sekolah-sekolah agama Islam. Karena itu, peran
pemimpin sebagai pelopor perubahan diperkuat oleh visi kepala sekolah yang
diintegrasikan kepada visi bersama sehingga menjadi visi sekolah. Itu artinya, visi sekolah
menjadi milik semua stakeholders. Kekuatan dasar para pemimpin untuk perubahan adalah
terletak pada visi. Pemimpin masa depan memiliki visi yang jelas (visioner). Dengan
begitu, pemimpin memahami lingkungan internal dan eksternal organisasi untuk berubah
kepada kondisi yang lebih baik. Sekolah yang biasa menjadi yang hebat dan dibanggakan.
Dari sekolah tertinggal, menyusul menjadi sekolah yang unggul dan berkemajuan.

BAB V KEPEMIMPINAN PERGURUAN TINGGI

Perguruan tinggi adalah sebagai pusat kajian dan pengembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta seni yang telah berlangsung lama dan
berkelanjutan. Berbagai institusi pendidikan tinggi berkembang pesat dan berbagai
pusat penelitian untuk pengembangan IPTEK juga semakin maju serta memiliki
keragaman bentuk. Secara bersamaan, perkembangan pengetahuan baru dan perubahan
memasuki semua tempat aktivitas manusia melakukan kreativitas ilmiah, seni, dan
budaya.

Knapper dan Kropley (2000) menjelaskan bahwa perguruan tinggi menjadi wahana
penting dalam pelaksanaan pendidikan sepanjang hayat, sebab prestise dan pengaruh
universitas dan akademi dalam sistem pendidikan pada banyak negara mengemuka
dalam hal pengembangan teori dan pelaksanaan riset. Dalam praktiknya saat ini,
perguruan tinggi memberikan pembelajaran, penelitian dan memajukan pengaruh
pengetahuan, sikap, nilai, dan praktik dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat.Dalam konteks ini sejatinya kepemimpinan pengajaran dan cara kepala
sekolah menggunakan, mempertunjukkan, dan menyemangati bahwa
kepemimpinan mampu mencapai tujuan dan sasaran sekolah. Secara khusus kepada
sekolah harus fokus atas sasaran, yaitu:

 Membangun dan memelihara visi sekolah.


 Membagi kepemimpinan.
 Memimpin masyarakat pembelajar.
 Menggunakan data untuk membuat keputusan dalam pengajaran.
 Memantau kurikulum dan pengajaran.

Dalam dua dasawarsa globalisasi atau tahun 2019, secara empiris isu globalisasi
bergerak dari situasi perubahan yang masif dalam berbagai aspek kehidupan,
menampilkan fenomena globalisasi, kepada situasi yang secara luas menerima bahwa
ada perubahan fundamentalperubahan lingkungan manusia. Begitu pula globalisasi
juga dapat dipahami sebagai pergantian cara hidup manusia masa kini. Menurut
Giddens dalam Heather Eggins (ed.), (2003) perubahan keadaan hidup untuk
menjangkau lebih jauh secara komprehensif dengan menghadapi secara cepat.
Ditambahkan bahwa perubahan cepat erat hubungannya dengan pertumbuhan
komunikasi. Kemajuan dalam informasi dan teknologi komunikasi telah mengubah
segalanya dalam perilaku manusia sejak tahun 1950-an sampai tahun 1980, mencapai
80 miliar manusia sudah menggunakan internet. Pada mulanya, suatu universitas
tumbuh dan berkembang sebagai institusi pendidikan tinggi saja. Peran yang
dijalankannya memberikan jasa pelayanan pembinaan potensi manusia, bukan sebagai
lembaga profit. Universitas sebagai penyelenggara Pendidikan Tinggi (PT) adalah
lembaga yang memenuhi tuntutan masyarakat terhadap berbagai keperluan dan
kebaikan serta usaha-usaha lain yang sesuai dengan fungsi, menyiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang diperlukan.
Jadi, setiap perguruan tinggi harus mengubah penampilannya, perlu belajar
untuk tumbuh subur (thrive) dalam suatu lingkungan yang kompetitif dalam
peningkatan mutu berkelanjutan (total quality improvement). Kreativitas, inovasi,
modernisasi, dan pelayanan pelanggan (mahasiswa/pelajar dan masyarakat) menjadi
kunci untuk berhasil di masa depan.

Jadi, pada masa depan, menurut Evans (2000) harus ada penekanan yang lebih besar kepada
universitas sebagai tempat yang mampu:

 Belajar dan pembelajaran berkelanjutan secara bebas dan penuh otonomi.


 Berkomunikasi dengan yang lain untuk mengantarkan pada basis yang
berbeda/beragam.
 Menunjukkan sensitivitas sosial.
 Penerimaan tanggung jawab sosial.
 Kesiapan dan keinginan menjadi lebih fleksibel dan memiliki pengalaman yang
fleksibel.

Tuntutan atau pengharapan masyarakat terhadap mutu output fakultas, program studi
yang relevan dengan kebutuhan masyarakat semakin keras terdengar diteriakkan pada
pelanggan. Sementara pelaksanaan program pendidikan tinggi masih dihadapkan pada
keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dosen dan pegawai, baik kuantitas maupun
kualitas, sumber daya material, manajemen, dan kepemimpinan yang kurang ampuh.
Hal-hal inilah yang harus diatasi secara sistemik oleh pimpinan PT agar dapat eksis
dan berkembang dengan perubahan yang signifikan dalam meraih keunggulan

BAB VI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ERA OTONOMI

 Reorientasi Kepemimpinan Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu aspek yang sangat krusial,
bahkan mungkin yang terpenting bagi kemajuan sekolah. Tanpa pemimpin dan
kepemimpinan yang baik, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa sekolah tidak
akan berjalan, mungkin mengalami stagnasi (macet), atau degradasi. Pada gilirannya
sekolah tersebut akan sia-sia dan tidak efektif. Tujuan sekolah yang ingin dicapai dan
yang sudah disepakati bersama tidak akan terwujud. Dengan kata lain, baik-
buruknya, maju atau mundurnya sekolah sebagai organisasi pendidikan banyak
tergantung pada pemimpin dan kualitas kepemimpinannya.

 Kepala Sekolah yang Kredibel dan Visioner


 Kredibilitas
Untuk meningkatkan kompetensi manajerial pimpinan lembaga pendidikan perlu
diperhatikan usaha membangun kredibilitas (credibility). Banyak pimpinan berbagai
organisasi tak terkecuali kepala sekolah dan lembaga lainnya gagal dalam menjalankan
tugasnya. Selama mereka memimpin tidak terlihat perubahan kualitatif atau kemajuan yang
berarti dalam organisasi yang dipimpinnya, organisasi menjadi stagnan atau berjalan di
tempat, dan kinerja organisasi rendah akibat tidak memiliki kredibilitas.

 Kepala Sekolah Visioner

Dalam melaksanakan tugasnya seorang pimpinan organisasi pendidikan juga dituntut untuk
memiliki visi tentang organisasi dan tugas-tugasnya sebagai pimpinan. Sebagai pimpinan
organisasi pendidikan formal, dalam peran kepala sekolah tidak hanya dituntut sekadar
menjadi manajer yang baik, tetapi untuk mencapai pengembangan sekolah yang diharapkan
maka kepala sekolah tersebut harus memiliki visi yang jelas tentang sekolah yang
dipimpinnya. Visi yang dimaksud sebagaimana dijelaskan oleh Nanus dan Dobs (1999: 78)
bahwa: “Vision is a realistic, credible, attractive and inspiring future for the organization”.
Sebuah visi tentang masa depan harus bersifat realistis, menantang, dan memberi inspirasi
tentang masa depan organisasi.

 Etika Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan yang nyata adalah memusatkan perhatian kepada perbuatan yang benar,
bukan sekadar mengetahui sesuatu yang benar. Nasihat ini dari konsultan organisasi
disampaikan sebagai suatu tindakan kejutan bagi pemimpin sekolah, yang hidup penuh
dengan kesulitan atau dilema etik. Pengalaman kepala sekolah dalam kehidupan sehari-hari,
seperti dilema, berkaitan dengan kewajiban moral kepada masyarakat, kepada profesi, kepada
komite sekolah, dewan pendidikan, dan kepada para pelajar. Kepala Sekolah Kreatif untuk Inovasi.

 Akuntabilitas Kepala Sekolah

Desentralisasi pendidikan menawarkan paradigma baru bagi kepala sekolah untuk lebih
mandiri dalam mengembangkan seluruh sumber daya sekolah menjadi sekolah unggul.
Tuntutan tersebut diperkirakan berimplikasi terhadap penyusunan kurikulum dan manajemen
sekolah. Perubahan manajemen pendidikan menjadi suatu keniscayaan, sehingga sekolah
dituntut melakukan perubahan manajemen agar ada pelayanan yang baik dan lulusan sekolah
benar-benar berkualitas sebagai perwujudan akuntabilitas yang tinggi. Pendidikan nasional
memerlukan jaringan yang akan menentukan dan memelihara satu sistem yang mengikat dari
sistem di daerah.

 Mengembangkan Budaya Sekolah


Para pemimpin yang berhasil dan lingkungan organisasi mereka sudah banyak dipelajari oleh orang
lain secara mendalam. Konsep budaya sekolah yang dikembangkan oleh kepala sekolah dan pimpinan
lainnya merupakan inti perilaku manajerial. Budaya sekolah memberikan mereka kerangka kerja yang
luas untuk memahami problema kerja yang sukar dan hubungan yang kompleks di sekolah. Kepala
sekolah perlu memahami budaya sekolah secara mendalam agar pimpinan dapat menjadi lebih baik
dalam menggunakan dan memelihara nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang penting untuk memajukan
stabilitas dan pemeliharaan lingkungan pembelajaran.

 Mengubah Sekolah dengan Visi

Visi sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan dalam konteks kekinian dalam sebuah
organisasi yang ingin mengejar kemajuan. Davis Conley (Lashway, 1997) menemukan banyak
kepala sekolah memiliki ambivalensi bahwa kadang-kadang mereka mengeluh tentang
kegunaan visi, sedangkan para ahli secara terus-menerus menghargai visi sebagai sesuatu yang
dibuat sebagai tugas para pimpinan.

RINGKASAN BUKU PEMBANDING

A BAB I (pendahuluan)

 BAB II (Leadership dan Management)

Perbedaan Leadership dan Management, management adalah suatu proses pencapaian


tujuan organuisasi lewat usaha orang-orang lain. Manajer itu dapat diterapkan pada setiap
organisasi, apakah organisasi perusahaan, pendidikan, rumah sakit, organisasi politik, dan
bahkan keluarga. Supaya dapat mencapai tujuan organisasi harus melewati suatu proses
kegiatan kepemimpinan. Kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan pengertiannya
oleh banyak orang, walaupun demikian antara keduanya terdapat perbedaan yang penting untuk
diketahui. Pada hakikatnya kepemimpinn mempunyai pengertian agak luas dibandingkan
dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan
didalam usahanya mencapai tujuan organisasi, kunci perbedaan antara kedua konsep pemikiran
ini terjadi setiap saat dan diamana pun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk
mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Dengan demikian kepemimpinan bisa saja karena berusaha mencapai tujuan seseorang atau
tujuan kelompok dan itu bisa saja sama atau tidak selaras dengan tujuan organisasi. Seorang
leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku
sebagai serang leader atau pemimpin.

Peran manager, menurut Mintzberg ada 3 peran utama yang dimainkan oleh setiap
manager dimanapun letah hierarkinya, peranan-peranan itu antara lain Peranan Hubungan
AntarPribadi, ada dua gambaran umum yang dihubungkan dengan peran ini yaitu hal yang
bertalian dengan status dan otoritas manajer, dan hal-hal yang bertalian dengan pengembangan
hubungan antarpribadi. Peranan yang berhubungan dengan informasi, yaitu peranan
interpersonal diatas meletakkan manajer pada posisi yang unik dalam hal mendapatkan
informasi. Peranan Pembuat Keputusan, yaitu peran ini membuat manager harus terlibat dalam
suatu proses pembuatan strategi di dalam organisasi yang dipimpinnya.

 BAB III (Penemuan-penemuan Klasik Tentang Kepemimpinan)

Studi Iowa, usaha untuk mempelajari kepemimpinan pada mulanya dilakukan pada tahun
1930 oleh Ronald Lippitt dan Ralph. K. White dibawah pengarahan Kurt Lewin di Universitas
Lowa. Dalam penelitian ini klub hobi dari anak umur 10 tahun dibentuk, setiap klub diminta
memainkan tiga style kepemimpinan yaitu: kepemimpinan Otokratis, bertindak sangat direktif
selalu memberikan pengarahan dan tidak memberikan kesempatan timbulnya partisipasi,
kepemimpinan Demokratis yaitu mendorong kelompok diskusi dan pembuat keputusan dan
kepemimpinan semaunya sendiri yaitu memberikan kebebasan yang mutlak pada kelompoknya
sendiri.nemuan Ohio, pada tahun 1945 Biro penelitian bisnis dari Universitas Negeri Ohio
melakukan serangkaian penemuan dalam bidang kepemimpinan. Siuatu tim riset interdisipliner
mulai dari ahli psikologi, sosiologi dan ekonomi mengembangkan dan mempergunakan
Kuesioner Deskripsi perilaku pemimpin. Staf dari Ohio merumuskan kepemimpinan itu sebagai
suatu perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu grup kerah
pencapaian tujuan tertentu.

Studi Kepemimpinan Michigan, pada saat yang hampir bersamaan dengan Universitas
Ohio, kantor riset dari Angkatan Laut mengadakan kontrak kerjasama dengan pusat Riset
Survey Universitas Michigan untuk melakukan suatu penelitian. Tujuan kerjasama penelitian
itu adalah untuk menentukan prinsip-prinsip produktivitas kelompk dan kepuasan anggota
kelompok yang diperoleh dari partisipasi mereka. untuk mencapai tujuan ini maka tahun 1947
dilakukan penelitian di Newark, New Jersey, pada perusahaan ansuransi Prudential. Hasil-hasil
dari penemuan Prudential telah banyak dikutip untuk membuktikan teori-teori hubungan
kemanusiaan. Penemuan ini kemudian banyak diikuti ratusan penemuan-penemuan berikutnya
dibidang yang luas pada pemerintah, industri, rumah sakit dan oraganisasi lainnya.

 BAB IV (Teori-Teori Kepemimpinan)

Teori Sifat, teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri pada zaman Yunani kuno dan
zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan bukannya dibuat,
Teori the great man menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia akan
menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.
Keith Davis merumuskan empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi yaitu, kecerdasan, kedewasaan dan kekuasaan hubungan sosial,
motivasi diri dan dorongan berprestasi dan sikap-sikap hubungan kemanusiaan.

Teori Kelompok, teori ini beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuan- tujuannya,
maka harus dapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Suatu
contoh penemuan Greene menyatakan bahwa ketika para bawahan tidak melaksanakan
pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung menekankan pada struktur pengambilan
inisiatif (perilaku tugas). Barrow dalam study Laboratorium menekankan bahwa produktivitas
yang lebih besar terhadap gaya kepemimpinan dibandingkan dengan pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap produktivitas.

Teori Situasional dan Model Kontijensi, tahun 1967 Fred Fiedler mengusulkan suatu
model berdasarkan situasi untuk efektivitas kepemimpinan konsep model ini dituangkan dalam
bukunya A Theoty of Leadership Effectiveness.

Model Kepemimpinan Kontijensi dari Fiedler, model ini berisi tentang hubungan antara
gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan
itu diterangkan dalam hubungan dimensi- dimensi empiris yaitu, hubungan pemimpin anggota,
derajat dari struktur tugas dan posisi kekuasaan pemimpin.

Teori Jalan Kecil-Tujuan (path goal theory), secara pokok teori path-goal berusaha
untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi kepuasan dan pelaksanaan
pekerjaan bawahannya. Teori path-goal versi house memasukkan empat tipe atau gaya utama
kepemimpinan yaitu kepemimpinan derectif, kepemimpinan yang mendukung, kepemimpinan
partisipatif dan kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.

Pendekatan Social Learning dalam kepemimpinan, aplikasi dari kepemimpinan ini


secara lebih spesifik ialah bawahan secara aktif ikut terlibat dalam proses kegiatan organisasi
dan bersama-sama dengan pimpinan memusatkan pada perilaku sendiri dan perilaku lainnya.
Contoh pendekatan ini adalah pemimpin lebih mengetahui dengan variable-variable mikro dan
makro, pemimpin bekerjasama dengan bawahannya, pemimpin bersama-sama dengan
bawahannya menemukan cara-cara untuk mengatur dan menguatkan organisasi.

 BAB V (gaya kepemimpinan)

Gaya Kepemimpinan Kontinun, gaya ini klasik menurut Robert Tennenbaum ada dua
bidang pengaruh ekstream pertama, bidang pengaruh pimpinan kedua, bidang pengaruh
kebebasan bawahan. Ada beberapa model keputusan pemimpin yaitu, pemimpin membuat
keputusan dan memberi tahu bawahan, pemimpin menjual keputusan, pemimpin memberikan
pemikiran-pemikiran atau ide-ide, pemimpin memberikan keputusan, pemimpin meemberikan
persoalan.

Gaya Managerial Grid, gaya kepemimpinan ini antara lain: manajer sedikit sekali
usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya, manajer mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi, gaya kepemimpinan dari manager ini adalah rasa tanggung jawab
yang tinggi, manajer menjalankan tugasnya secara otokratis, manager mempunyai sedikit
pemikiran medium baik pada produksi maupun orang-orang.

Tiga Kepemimpinan dari Reddin, dipopulerkan oleh W.J REDDIN. Gaya ini dibedakan
menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan efektif dan tidak efektif. Ada empat gaya kepemimpinan
efektif yaitu:eksekutif, pencinta pengembangan , otokratis ,birokrat. Dan ada empat gaya
kepemimpinan tidak efektif yaitu: pencinta kompromi, missionary, otokrat dan lari dari tugas.
Empat sistem Manajemen dari Likert, dalam penelitiannya Linkert telah
mengembangkan suatu ide dan pendekatan yang penting untuk memahami prilaku pemimpin.
Likert merancang empat kepemimpinan dalam manajemen yaitu: manajer dalam hal ini sangat
otokratis, pemimpin dinamakan otokratis yang baik hati, gaya kepemimpinan lebih dikenal
dengan sebutan manager, oleh linkert sistem ini dinamakan pemimpin yang bergaya kelompok
(berpartisipatif).

 BAB VI (Kepemimpinan Situasional)

Kepemimpinan ini menurut Harley dan Blanchard adalah didasarkan pada saling
berhubungan hal-hal berikut: jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh
pimpinan, jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan, tingkat
kesiapan atau kematangan para pengikut dalam melaksanakan fungsi dan tujuan
tertentu.

Gaya Dasar Kepemimpinan, dalam hubungannya dengan perilaku pimpinan ini


ada dua hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin kepada bawahan yaitu: perilaku
pengarahan dan perilaku mendukung

Perilaku Gaya Dasar Kepemimpinan dalam Mengambil keputusan, perilaku dasar


pemimpin yang mendapat tanggapan para pengikutnya sewaktu pemimpin tersebut melakukan
proses pemecahan masalah dan pembuatan keputusan maka empat dasar yang

telah diuraikan diatas dapat diaplikasikan dan diidentifikasikan dengan suatu proses
pengambilan keputusan tersebut.

Kematangan Para Pengikut, kematangan dalam kepemimpinan situasional dapat dirumuskan


sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk bertanggung jawab dalam
mengarahkan perilaku sendiri.

Gaya Kepemimpinan, adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang kita tunjukan dan
sebagai yang diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan
orang lain. Pola umum yang biasanya terlibat antara perilaku yang berorientasi pada tugas atau
perilaku hubungan atau beberapa kombinasi dari keduanya, dua bentuk tugas ini dan hubungan
yang merupakantitik pusat dari konsep kepemimpinan situasional. Pemimpin yang berhasil
adalah mereka yang bisa menyesuaikan perilaku dirinya sesuai tuntutan dari keunikan
lingkungannya.

Penyesuaian Gaya, penyesuaian gaya ini adalah suatu derajat perilaku pemimpin yang sesuai
dengan kehendak dari suatu lingkungan tertentu. Gaya ini dapat juga dinamakan keluwesan
gaya karena dengan mudah perilaku pemimpin tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungan
tertentu. Jika seorang pemimpin yang mempunyai tingkat gaya yang besar tidak efektif kalau
gaya perilakunya tidak sesuai dengan tuntutan situasi.
 BAB VII (Kekuasaan Kepemimpinan)

Pengertian Kekuasaan, pelopor utama yang menggunakan istilah kekuasaan adalah


sosiolog yang bernama max weber. Ia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu
kemungkinan yang membuat seorang aktor didalam suatu hubungan sosial berada dalam
suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan menghilangkan
halangan.Walter Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi aliran, energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang
berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.

Sumber dan bentuk kekuasaan, Amitai etziomi membahas bahwa sumber dalam
bentuk kekuasaan itu ada dua yakni kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi.
Perbedaan keduanya ada pada konsep kekuasaan itu sendiri sebagai suatu kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku, kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan organisasi,
pengaruh pribadi atau keduanya. Meskipun kekuasaan dan jabatan merupakan hal yang
penting dan bermanfaat untuk menganalisa kekuasaan . French dan Raven membagi
lima sumber kekuasaan yakni Kekuasaan paksaan, kekuasaan legitimasi, kekuasaan
keahlian, kekuasaan penghargaan, kekuasaan referensi, kekuasaan informasi, kekuasaan
hubungan. Aplikasi sumber-sumber kekuasaan pada kepemimpinan situasional adalah
kekuasaan paksaan, kekuasaan hubungan, kekuasaan penghargaan, kekuasaan
legitimasi, kekuasaan referensi, kekuasaan informasi, kekuasaan keahlian. Walaupun
ketujuh sumber kekuasaan ini secara pontensial tersedia pada setiap pemimpin sebagai
sarana untuk meyakinkan atau mempengaruhi perilaku lain, akan tetapi penting pula
dicatat bahwa terdapat variasi perbedaan dalam kekuasaan.

 BAB VIII (Konfilik dan Kepemimpinan)

Istilah konflik akan membawa suatu kesan dalam pikiran seseorang bahwa dalam hal
tertentu terdapat suatu pertikaian. Pertentangan antara beberapa orang atau kelompok
orang-orang, tidak adanya kerja sama, perjuangan satu pihak untuk melawan pihak
lainnya, atau suatu proses yang berlawanan sebagaimana disadari bersama bahwa dalam
diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal berikut: sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan
peranan yang bersaing, beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peran-
peran dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan, banyaknya bentuk halangan-halangan
yang bisa terjadi diantara dorongan dan tujuan, terdapat aspek-aspek yang positif dan
negatif. Konflik antar pribadi, terjadi jika ada dua orang atau lebih berinteraksi satu
sama lain dalam melaksanakan tugasnya. Johari Window salah satu kerangka yang
semakin terkenal untuk menganalisis dinamika interaksi antara diri seseorang dengan
orang lain. Berikut ringkasan empat sel dari Johari yaitu: membuka diri, menutup diri,
membutakan diri, tidak menemukan diri.
Strategi pemecahan konflik, strategi dasar menurut hasilnya dapat disebut Sama-
sama merugi yaitu bahwa kedua pihak yang sedang konflik sama-sama merugi atau
sama- sama kehilangan, Kalah menang yaiu dalam situasi konflik akan berusaha untuk
memaksakan kekuatan untuk menang dan mengalahkan pihak lain, Sama-sama
beruntung strategi pemecahan konflik menang-menang ini barangkali sesuai dengan
keinginan- keinginan manusia dan organisasi.

Konflik organisasi, ada empat sumber organisasi yaitu, Suatu situasi yang tidak
menunjukkan keseimbangan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, terdapatnya sarana-
sarana yang tidak seimbang, terdapatnya suatu persoalan yang tidak selaras, timbulnya
persepsi yang berbeda.

Strategi pemecahan konflik dalam organisasi, secara tradisional pendekatan


konflik dalam organisasi dapat dilakukan secara sederhana dan optimistik. Pendekatan
tersebut dapat didasarkan atas asumsi-asumsi berikut: konflik pasti dapat dihindari,
konflik timbul karena adanya pemainnya yang menyebabkan konflik, kambing hitam
diterima sebagai suatu yang tidak dihindari. Menurut Louis Pondy dalam mengatasi
konflik ada meliputi 3 pendekatan yaitu:
pendekatantawarmenawar,pendekatanbirokratis,pendekatansistim.

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama


 Kelebihan buku

Kelebihan pada buku ciptaan SYAFARUDDIN yang bertemakan kepemimpinan ini sangat
banyak terdapat kelebihan nya Pada buku utama menjelaskan dengan sangat detail mengenai
apaitu kepemimpinan,dan disana juga dijelaskan dengan padat pengertian kegunaan serta
terapan kepemimpinan yang baik dan benar. Pada buku juga pemilihan kata sederhana
sehingga,pembaca merasa tertarik membacanya,kajian teori nya amat lengkap dan semua
tersusun secara sistem matis dan terurut sehingga kita lebih mudah paham akan materinya.

 Kekurangan buku
Untuk hal kekurangan pada buku ini terletak pada bagian gambar kurangnya gambar yg
menarik,sehingga pembaca ,ungkin kerap kurang puas akan hal yg ditampilkan serta pemilihan
warna atau kurang nya variasi pada buku ini,hanyaterdapat sedikit animasi dan ilustrasi
tambahan walau materi memadai tapi bagi pembacaa juga dibutuh kan animasi mnarik agar
minat pembaca untuk menyelesaikan bacaan jadi lebih baik.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding


 Kelebihan Buku

Kelebihan pada buku Miftah Thoha yang berjudul Kepemimpinan dalam Manajemen tampilan
depannya (cover) sangat menarik minat pembaca karena pada cover tersebut diberi gambar
sosok pemimpin diantara orang-orang yang dipimpinnya, warna pada covernya terang
menambah minat seseorang untuk membacanya.

Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa yang ringan dan
tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami penyampaian-
penyampaian materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat danbisa dibaca jelas
oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan yang diharapkan.

Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya sehingga tidak
menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi ini
disampaikan dengan jelas dan rinci . penulis juga memaparkan beberapa contoh yang konkret
dan seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya. Kesimpulan
dari keseluruhan disampaikan pada Bab terakhir.

 Kekurangan Buku

kekurangan pada buku Miftah Toha yang berjudul Kepemimpinan dalam Manajemen tampilan
depannya (cover) tidak memiliki kekurangan semua sudah jelas dipaparkan pada covernya, ada
judul, nama pengarang serta penerbitnya sehingga pembaca tidak perlu membuka halaman
lainnya untuk mencari identitas buku tersebut.

Dari tata bahasa dan letaknya juga pas dan tidak memiliki kekurangan yang dapat menyulitkan
pembaca dalam memahaminya. Tetapi pada (halaman 25 bait ke 11) ada kata “memedulikan”
seharusnya kata tersebut “memperdulikan” disitulah letak kesalah dalam pengetikan kata. Dari
aspek isi buku hanya saja kesimpulan tidak dipaparkan pada setiap bab tetapi dibuat pada
keseluruhan kesimpulan dari bab I sampai bab terakhir, dan pengulangan pembahasan sering
kaliterjadipadabab-babberikutn
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar


mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari penjelasan diatas dapat
ditangkap suatu pengertian bahwa jika seseorang telah mulai berkeinginan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, maka kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai,
pengaruh dan kekuasaan dari seseorang pemimpin mulai tampak. Demikian pula
peranan pemimpin didalan mengatasi konflik, oleh karena itu seringkali kepemimpinan
dikaitkan dengan manajemen. Ada dua hal yang biasa dilakukan oleh pemimpin
terhadap pengikutnya yaitu mengarahkan dan mendukung. Oleh karena itu fungsi
kepemimpinan adalah membuat keputusan, gaya kepemimpinan itu tampak pada saat ia
mengambil sebuah keputusan yang bijak dan baik. Buku ini secara lintas
memperlengkapi pemimpin dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi yang
dipimpinnya.

4.2 SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa menjadi seorang


pemimpin yang baik dan bijaksana. Menerapkan beberapa gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan seseorang sangat mempengaruhi perilaku maupun kinerja seorang
individu atau kelompok. Kepemimpinan kini sangat penting bagi mahasiswa untuk
menyambung aspirasi masyarakat . dengan mempelajari kepemimpinan mahasiswa
mampu menargetkan sebuah target yang sudah dia rencana kan sebelumnya ingin
menjadi seorang pemimpin, jadi jika sudah mempelajari ilmu kepemimpinan dari awal
maka dia akan mengerti seperti apakah pemimpin yang ideal itu. Jadi mari kita
memperbaiki lagi pemahaman kita mengenai kepemimpinan agar kita bisa lebh baik lagi
memimpin diri sendiri atau apapun itu.

DAFTAR PUSTAKA

Syafaryddin,2019.kepemimipinan pendidikan akuntabilitas pimpinan pendidikan pada era


otonomi daerah.Depok:PT RajaGrafindo Persada.
Thoha , Miftah. 2015. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Skor Nilai :

CRITICAL JURNAL REVIEW

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu:

Dr. Humuntal Banjarnahor, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : SHAERLEEN NAVIRY BR KEMBAREN

NIM : 4223311010

KELAS : PSPM B 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya
sehingga penyusunan dan penulisan makalah ini dapat selesai dengan lancar dan tepat
waktu. Terima kasih saya ucapkan kepada bapak dosen Dr. Humuntal Banjarnahor, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah kepemimpinan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah critical JURNAL review ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah kepemimpinan Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk mengembangkan budaya membaca, kemampuan berpikir sistematis dan kritis
terhadap masa hadapan, kemampuan mengekspresikan pendapat dalam memandang suatu
buku yang akan direview, kemampuan berfikir logis, kemampuan menulis karya ilmiah,
dan kemampuan menyampaikan, menggunakan dan mengaplikasikan ilmu mereview
untuk menjadi suatu sistem yang terdapat dalam pengembangan keilmuannya

Saya selaku penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak dosen


Pengampu mata kuliah kepemimpinan yang telah memberikan bimbingan dan saran
dalam penyusunan makalah ini serta saya penyusun juga menyadari masih ada kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini dan masih jauh dari kesempurnaan,.Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah
pengetahuan juga diterapkan nya segala sistematis yang baik yang terdapat didalam
susunan materi ini,juga saya harapkan saran yang membangaun dari para pembaca.
kiranya demikian saya sampaikan terimakasih dan maaf apabila terdapat kekurangan juga
kesalahan saya.

Medan, 26 September 2022

Shaerleen naviry br.kembaren


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................

1.1 Latar Belakang........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................
1.4 Identitas Jurnal Utama............................................................................
1.5 Identitas JurnalPembanding....................................................................

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL......................................................................

2.1 Ringkasan Jurnal Utama.........................................................................

2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding................................................................

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL.....................................

BAB IV PENUTUP...............................................................................................

4.1 Kesimpulan.............................................................................................

4.2 Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan memerlukan suatu kepemimpinan apalagi di katakan manusia adalah


makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok
baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok
tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota
kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan
yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah &
memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia
seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang
perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik.
Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif
pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.Dan dalam artian kehidupan
sangan memerlukan kepemimpinan agar jalannya kehidupan bisa baik dan teratur.

1.2 Rumusan Masalah

4. Bagaimana isi dari jurnal yang telah di resensi ?


5. Apa saja yang tercakup dalam materi kepemimpinan di jurnalini ?
6. Bagaimana kelemahan dan kelebihan pada jurnal yang diresensi ?

1.3 Tujuan
7. Mengetahui tentang isi jurnal yang telah diresensi
8. Mengetahui hal-hal yang mencakup tentang pemimpin dan kepemimpinan
9. Menyelesakan tugas critical jurnal riview
10. Mengetahui kelemahan dan kelebihan pada jurnal yang diresensi
11. Memahami lebih dalam pengertian dan teori mengenai kepemimpinan
12. Menambah wawasan mengenai kepemimpian.

1.4 Identitas Jurnal Utama

Judul Artikel Kepemimpinan Pendidikan.

Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Pendidikan

Edisi terbit -
Pengarang artikel Isti Fatonah
Penerbit Fatonah
Tahun terbit 2017
Nomor ISSN 2579-325X.

Alamat situs fATONAH, Isti. Kepemimpinan Pendidikan. Tarbawiyah :


Jurnal Ilmiah Pendidikan, [S.l.], v. 10, n. 02, p. 109-125, feb.
2017. ISSN 2579-325X. Available at: <https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/view/
349>. Date accessed: 07 oct. 2022.

1.5Identitas Jurnal Pembimbing

Judul Artikel Implementasi peran kepemimpinan Dengan


gaya kepemimpinan menuju Kesuksesan
organisasi
Nama Jurnal Jurnal Academica Fisip Untad

Edisi terbit -
Pengarang artikel Daswati
Penerbit UNTAD
Kota terbit Palu
Nomor ISSN ISSN 1411- 3341
Alamat situs 28515-ID-implementasi-peran-
kepemimpinan- dengan-gaya-
kepemimpinan-menuju-kesuksesan-organ
BAB II

Ringkasan Isi Jurnal


2.1 Ringkasan Isi Jurnal Utama

A. Pendahuluan

Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global
yang sangat ketat dan tajam, di beberapa negara telah berupaya untuk melakukan revitalisasi
pendidikan. Revitalisasi ini termasuk pula dalam hal perubahan paradigma kepemimpinan
pendidikan, terutama dalam hal pola hubungan atasan-bawahan, yang semula bersifat
hierarkis-komando menuju ke arah kemitraan bersama. Pada hubungan atasan-bawahan
yang bersifat hierarkis-komando, seringkali menempatkan bawahan sebagai objek tanpa
daya. Pemaksaan kehendak dan pragmatis merupakan sikap dan perilaku yang kerap kali
mewarnai kepemimpinan komando-birokratik-hierarkis, yang pada akhirnya hal ini
berakibat fatal terhadap terbelenggunya sikap inovatif dan kreatif dari setiap bawahan.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, mereka cenderung bersikap a priori dan
bertindak hanya atas dasar perintah sang pemimpin semata. Dengan kondisi demikian, pada
akhirnya akan sulit dicapai kinerja yang unggul.

Dengan model kepemimpinan demikian, diharapkan dapat mendorong seluruh


bawahan dan seluruh anggota organisasi dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk
rasa tanggung atas tugas- tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada
kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disertai
dengan pertimbangan rasionalnya. Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model
kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan abad ke-21, yang
pada intinya model ini merujuk kepada upaya pemberdayaan setiap komponen manusia
yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pendidikan. Pemberdayaan pada dasarnya
merupakan proses pemerdekaan diri, dimana setiap individu dipandang sebagai sosok
manusia yang memiliki kekuatan cipta, rasa dan karsa dan jika ketiga aspek kekuatan diri
manusia ini mempunyai tempat untuk berkembang secara semestinya dalam suatu
organisasi, maka hal ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi kemajuan organisasi.
Oleh karena itu, partisipasi dan keterlibatan individu dalam setiap pengambilan keputusan
memiliki arti penting bagi pertumbuhan organisasi. Dengan keterlibatan mereka dalam
pengambilan keputusan, pada gilirannya akan terbentuk rasa tanggung jawab bersama dalam
mengimplementasikan setiap keputusan yang diambil dan inovatif dari setiap anggotanya.
Mereka dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya secara leluasa tanpa
hambatan sosio-psikologis yang membelenggunya. Semua akan bekerja dengan disertai rasa
tanggung jawab profesionalnya.
B. Pembahasan

Pengertian Kepemimpinan Pendidikan.

Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang


lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.3 Definisi lain dari kepemimpinan adalah
merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing
dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi
tercapainya tujuan bersama Dalam pengertian ini seseorang yang ingin diakui sebagai
pemimpian harus memiliki kelebihan dalam beberapa fungsi diatas, yakni:mempengaruhi,
membimbing sampai pada mengelola orang lain.Kepemimpinan menurut Burhanuddin dapat
muncul kapan dan dimanapun apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :

 Ada orang–orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan.


 Ada orang-orang yang dipengaruhi.
 Ada kegiatan tertentu dalam menggerakkam bawahan.
 Adanya tujuan.

Definisi tentang pendidikan adalah :

Proses dimana seseorang yang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-


bentuk tingkah laku lainnya dimasyarakat tempat dia hidup.Proses dimana orang
dihadapkam pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka
mengalamiperkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimal

Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak untuk
bertindak. Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan orang atau
bawahannya supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya.
Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitu dapat menarik
simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindak bijaksana,; atma sampat yaitu
bermoral dan berbudi pekerti yang luhur, Sakyasanmata,yaitu selalu bertindak teliti dan
cermat.

Sebagaimana telah diuraikan pada terdahulu, bahwa kepemimpinan merupakan salah


satu kunci utama yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efektivitas kerja dalam
organisasi perusahaan. Apabila pemimpin tidak dapat menjalankan dan mengkoordinir
semua sumber daya yang ada di perusahaan maka akan menimbulkan masalah besar, karena
dapat mengakibatkan sasaran yang telah ada ditetapkan perusahaan sulit untuk dicapai.

Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

Dalam hubungannya dengan misi pendidikan, kepemimpinan dapat diartikan sebagai


usaha Kepala Sekolah dalam memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan
kepada parapersonil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan dan pengajaran
dapat tercapai melalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan.

Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau tindakan


yang dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah dalam upaya menggerakkan guru-guru,
karyawan, siswa dan anggota masyarakat agar m atau berbuat sesuatu guna melaksanakan
program-program pendidikan di sekolah. Lebih lanjut, M.I. Anwar mengatakan bahwa
untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada
pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut:9

Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan
menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan;Fungsi dalam
menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk menyukseskan
program pendidikan di sekolah; danMenciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja
yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja
dengan penuh produktivitas akan memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin
harus menciptakan iklim organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang
tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal.

Kepala Sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai suatu sistem organik,
sehingga mampu berperan sebagai pemimpin leader dibandingkan sebagai manajer. Sebagai
Leader Kepala Sekolah harus: Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau
memaksa;Lebih bersandar pada kerja sama dalam menjalankan tugas dibandingkan
bersandar pada kekuasaan atau Surat Keputusan (SK);Senantiasa menanamkan kepercayaan
pada diri guru dan staf administrasi, bukannya menciptakan rasa takut;

Senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada menunjukkan


bahwa ia tahu sesuatu;Senantiasa mengembangkan suasana antusias, bukannya
mengembangkan suasana yang menjemukan; danSenantiasa memperbaiki kesalahan yang
ada daripada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh kesungguhan,
bukannya ogah-ogahan karena serba kekurangan.Kegiatan Kepala Sekolah tidak hanya
berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja, melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah,
seperti pengaturan, pengelolaan sekolah, dan supervisi terhadap staf guru dan staf
administrasi. Kepala Sekolah pada dasarnya melakukan kegiatan yang beraneka macam dari
kegiatan yang bersifat akademik, administratif, kegiatan kemanusiaan dan kegiatan sosial.

Banyak kegiatan Kepala Sekolah yang sangat bermanfaat, yang bisa ditiru oleh
Kepala Sekolah lain dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa sekolah yang mempunyai
prestasi yang baik di dalam pengelolaan sekolah (prestasi hasil belajar siswa, hubungan
sekolah dengan masyarakat) dapat dijadikan bahan kajian oleh sekolah lain dalam rangka
mengelola sekolahnya sendiri. Walaupun disadari pula bahwa tidak ada situasi yang sama
yang dapat dijadikan landasan untuk pengelolaan sekolah seperti guru, siswa, administrasi
dan alat peralatan.

Hal ini sangat mempengaruhi bagi terciptanyasekolahyangefektif. Kepala Sekolah


sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tugas memadukan unsur-unsur sekolah dengan
situasi lingkungan budayanya, yang merupakan kondisi bagi terciptanya sekolah yang
efektif. Sekolah yang efektif adalah sekolah yang memiliki mutu yang baik. Artinya, bahwa
mutu siswa yang dihasilkan oleh sekolah itu mempunyai kemampuan dan keterampilan
sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat dan menjawab tantangan moral, mental
dan perkembangan ilmu serta teknologi. Siswa yang bermutu adalah siswa yang memiliki
kemampuan dan potensi mengembangkan dirinyak menjadi warga yang berguna bagi nusa,
bangsa dan negara.

Oleh karena itu, dalam persepsi guru, seorang Kepala Sekolah harus memiliki
karakteristik sebagai kepala keluarga di sekolah. Sifat-sifat atau karakteristik seorang
Kepala Sekolah sebagai kepala keluarga di sekolah, yaitu:Memiliki integritas, yaitu bersifat
tegas dan jujur, baik tercermin dari sifat-sifat pribadinya maupun dalam pelaksanaan
prinsip-prinsip moralnya; Adil, yaitu harus bersikap adil terhadap kebenaran dan tidak ada
perbedaan perlakuan kepada siapapun; Kemampuan, yaitu mampu melaksanakan tugasnya
dan mampu melaksanakan hubungan kemanusiaan dengan baik;Memiliki intuisi, yaitu
mampu melaksanakan tugasnya dan mampu melaksanakan hubungan kemanusiaan dengan
baik; danReliabilitas, yaitu memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain
dalam melaksanakan komitmennya.

Dalam persepsi guru, karakteristik-karakeristik itulah yang harus tercermin dari


seorang Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin pendidikan yaitu Kepala Sekolah harus
memiliki kemampuan sebagai edukator, manajer, advisor, supervisor, leader, inovator dan
motivator (EMASLIM). Sekolah yang efektif adalah sekolah yang memiliki mutu yang
baik. Artinya, bahwa mutu siswa yang dihasilkan oleh sekolah itu mempunyai kemampuan
dan keterampilan sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat dan menjawab
tantangan moral, mental dan perkembangan ilmu serta teknologi. Siswa yang bermutu
adalah siswa yang memiliki kemampuan dan potensi mengembangkan dirinya menjadi
warga yang berguna bagi nusa, bangsa dan negara.Dengan demikian, maka Kepala Sekolah
adalah seorang pemimpin pendidikan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan,
mengawasi dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah, dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran secara bersama-sama.
Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Pada era sekarang ini masalah kepemimpinan kepala sekolah, merupakan suatu peran
yang menuntut persyaratan kwalitas kepemimpinan yang kuat dan berkwalitas. Bahkan
dapat dikatakan kunci keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi
dan efektifitas penampilan seorang kepala sekolah. Keberhasilan sekolah adalah
keberhasilan kepala sekolah dan keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah.
Mengingat begitu strategisnya peran dan fungsi kepala sekolah dalam mewujudkan
keberhasilannya, maka pemerintah melalui Permendiknas NO. 13 tahun 2007, mensyaratkan
bahwa kepala sekolah harus memiliki standar kompetensi yaitu : kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi
sosial.14

Menurut Permendiknas No. 13 Tahun 2007, Kualifikasi Umum Kepala


Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut: Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau
diploma empat (DIV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi; Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi tingginya 56
tahun; Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahunmenurut jenjang
sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanakkanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan Memiliki pangkat
serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan
dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.18

Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh


seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong,membimbing, mengarahkan dan
menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan
pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang merencanakan,


mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan menyelesaikan seluruh kegiatan
pendidikan di sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Kepala Sekolah
memiliki tujuh peran yaitu Kepala Sekolah selaku Edukator, Manajer, Advisor, Supervisor,
Leader, Inovator, dan Motivator (EMAS LIM). Agar keefektifan kepala sekolah dapat
diperbaiki, ada beberapa cara yang perlu dilaksanakan, yaitu pertama: seleksi kepala sekolah
harus dilaksanakan secara akuntabel dan transparan untuk memilih calon-calon terbaik
,kedua : pengangkatan dan penempatan kepala sekolah sesui kebutuhan, ketiga : Kepala
sekolah harus selalu mengukuti program pengembangan diri seperti diklat, keempat:
dilakukan evaluasi kepala sekolah atau yang biasa dikenal dengan Penilaian Kinerja Kepala
Sekolah ( PKS ).
2.2 Ringkasan Isi Jurnal Pembanding

A. Pendahuluan

Kepemimpinan merupakan kekuatan yang sangat penting dibalik kekuasaan berbagai


organisasi dan bahwa untuk menciptakan organisasi yang efektif maka ruang lingkup kerja
mengenai apa yang bisa mereka capai, kemudian memobilisasi organisasi itu untuk
berubah kearah visi baru tersebut (Werren Bennis & Burt Nanus,2006:2). Tidak dapat
dipungkiri bahwa kesuksesan sebuah organisasisangat ditentukan oleh faktor
kepemimpinan.

Memang benar bahwa seorang pimpinan baik secara individual maupun sebagai
kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian akan tetapi membutuhkan sekelompok
orang lain yang dIkenal sebagai bawahan, yang digerakkan sedemikian rupa sehingga para
bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsinya kepada organisasi, terutama
dalam cara bekerja efektif, efisien, ekonomisdan produktif.

Pemimpin berdasarkan konsep teoritis, memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
pencapaian tujuan suatu organisasi, karena kepemimpinan inti dari pada manajemen yang
merupakan penggerak bagi sumber daya dan fungsi manajemen serta alat lainnya. Untuk
menggerakkan sumber daya terutama sumber daya manusia atau pegawai diperlukan
kualitas kepemimpinan seseorang. Salah satu faktor untuk menilai berkualitas tidaknya
seorang pemimpin termasuk pendapat Werren Bennis & Burt Nanus(2006:3), mengatakan
bahwa berperan kepemimpinan dapat dilihat dari aspek peran sebagai penentu arah, agen
perubahan, juru bicara dan pelatih.

Ketiga aspek tersebut dapat dilaksanakan jika seorangpemimpin memiliki kemampuan


untuk menerapkan gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi para pengikutnya untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif. Werren Bennis & Burt Nanus
(2006:4) mengatakan bahwa sudah 850 definisi yang diberikan oleh banyak ahli selama 75
tahun terakhir, namun tidak ada pemahaman yang jelas dan tegas tentang apa yang
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin, akan tetapi menurut Bennis yang lebih
penting adalah pemimpin yang efektif dan pemimpin yang tidak efektif dan organisasi
efektif dan organisasi yang tidak efektif.

B. Deskripsi Isi
1. Konsep Kepemimpinan
Berbicara tentang kepemimpinan berarti kita tidak dapat melepaskan diri dari masalah
manusia, karena memang yang menjalankan kepemimpinan adalah manusia itu sendiri.
Memiliki pemikiran realistis dalam menghadapi berbagai proses aktivitas demi pencapaian
tujuan organisasi. Jadi unit analisisnya adalah manusia/individu. Oleh karena itu
kepemimpinan tidak akan ada tanpa pemimpin dan yang dipimpin, keduanya ini adalah
manusia yang memiliki potensi mengarahkan manusia dengan meningkatkan motivasi
kerja sumber daya pegawai di dalam mencapai tujuan organisasi. Tak dapat dipungkiri
bahwa kesuksesan organisasi tergantung pada kepemimpinan.

Muladi Adi Sujatno (2008:9) mengungkapkan pendapat Dale Cannagie dalam


bukunya “The Leader in You” mengatakan bahwa: ada jiwa kepemimpinan di dalam diri
manusia dan diperkuat oleh Warren Bennis (2006) dalam buku Muladi Adi Sujatno
(2008:9) yang mengatakan bahwa : “seorang pemimpin berbeda dengan orang
kebanyakan.” Ia mmemiliki kelebihan yang orang lain tidak memilikinya. Hal tersebut
senada dengan pendapat Sri Sultan ungguhnya memiliki kapasitas untuk menjadi
pemimpin. Kekuatan terdahsyat pemimpinadalah suri teladan (uswatun hasanah) dan
kejujuran (siddiq)

kedua pendapat tersebut, membuktikan bahwa keberadaan pemimpin dalam


melakanakan kepemimpinan sangat penting, karena dalam Al-Quran dan al-Kitab
dituliskan bahwa pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk
memimpin dunia, memimpin alam semesta, dan memimpin jagat raya ini. Sejak
kelahirannya, fitrah manusia diciptakan sebagai pemimpin khalifatullah di dunia.

Perlu disadari bahwa sumberdaya manusia merupakan suatu potensi kesuksesan


untuk mengimbangi perubahan dan kemajuan dalam sebuah organisasi dan berpengaruh
terhadap efektivitas kerja pimpinan dan efektivitas organisasi. Keseluruhan tugas hanya
akan bermanfaat dan berhasil baik, apabila diusahakan oleh kerjasama antara pimpinan
dan yang dipimpin. Dengan adanya kerjasama diharapkan seorang pemimpin mempunyai
kemampuan kerja yang serbaguna, berhasil guna dan dapat bekerja sesuai kebutuhan serta
tuntutan organisasi dimana ia bekerja. Di dalam kepemimpinan ada pemimpin, dipimpin
dan situasi, sebagaimana yang dinyatkan oleh Yukl ( 2001:13) membahas tentang
kepemimpinan ada tiga domain yang saling berhubungan yaitu pemimpin, dipimpin dan
Situasi.

2. Gaya Kepemimpinan
a. Teori Kepemimpinan Transformasional
para pemimpin organisasi harus mampu menghadapi perubahan-perubahan secara
berkesinambungan agar bisa bersaing dalam situasi ekonomi yang perubahnya serba
cepat.
b. Kepemimpinan Transaksional
kepemimpinan transaksional pada prinsipnya sangat tergantung pada pertukaran imbalan
antara pimpinan dengan bawahan. Kesepakatan antara pimpinan dan bawahan tentang apa
yang seharusnya dikerjakan oleh seorang bawahan dimaksudkan untuk memperoleh imbalan
atau agar dapat menghindari hukuman. Namun demikian kepemimpinan transaksional juga
menyangkut nilai-nilai, akan tetapi nilai-nilai tersebut hanya relevan dengan proses
pertukaran atau keuntungan timbal balik. Dengan demikian seorang pemimpin transaksional
juga mengakui kebutuhan dan keinginan bawahan, serta menjelaskan bahwa ke duanya
hanya bisa dicapai dengan memuaskan jika para bawahan mencurahkan usahanya sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan.
c. Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik merupakan suatu kualitas speciaL dari pemimpin yang
tujuannya, kekuasaannya, dan ketegasannya berbeda dari pemimpin yang lain (Andrew
J.DubRin ,2005: 44).

A. Pembahasan Isi

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut artikel yang direview adalah manusia yang memiliki potensi
mengarahkan manusia dengan meningkatkan motivasi kerja sumber daya pegawai di dalam
mencapai tujuan organisasi.Kepemimpinan menurut artikel Pengaruh Kepemimpinan dan Team
Work Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan
Jakarta kepemimpinan adalah sebuah seni yang sangat special dimiliki seseorang.

Kepemimpinan menurut artikel Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya


Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas
Sidoarjo menurut A.M.Kadarman, Sj dan Jusuf Udaya kepemimpinan didefinisikan sebagai seni
atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok (Kadarman et.al, 1992:110). Berdasarkan ketiga
pendapat di atas, kepemimpinan adalah seni atau proses mempengaruhi seseorang atau bawahan
guna kepentingan organisasi.

2. Gaya Kepemimpinan

gaya kepemimpinan menurt artikel yang direview adalah:


a. Teori Kepemimpinan Transformasional
para pemimpin organisasi harus mampu menghadapi perubahan-perubahan secara
berkesinambungan agar bisa bersaing dalam situasi ekonomi yang perubahnya serba cepat.
b. Kepemimpinan Transaksional
kepemimpinan transaksional pada prinsipnya sangat tergantung pada pertukaran  imbalan
antara pimpinan dengan bawahan. Kesepakatan antara pimpinan dan bawahan tentang apa
yang seharusnya dikerjakan oleh seorang bawahan dimaksudkan untuk memperoleh imbalan
atau agar dapat menghindari hukuman. Namun demikian kepemimpinan transaksional juga
menyangkut nilai-nilai, akan tetapi nilai-nilai tersebut hanya relevan dengan proses
pertukaran atau keuntungan timbal balik. Dengan demikian seorang pemimpin transaksional
juga mengakui kebutuhan dan keinginan bawahan, serta menjelaskan bahwa ke duanya hanya
bisadicapai dengan memuaskan jika para bawahan mencurahkan usahanya sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan.

c. Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik merupakan suatu kualitas speciaL daripemimpin yang tujuannya,
kekuasaannya, dan ketegasannya berbeda dari pemimpin yang lain (Andrew J.DubRin ,2005:
44).

Gaya kepemimpinan menurut artikel Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya


Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas
Sidoarjo.otoritatif dan eksploitif : manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan
kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan
juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
-     otoritatif dan benevolent: manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan
kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi
berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan.

-      konsultatif: manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-


hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusankeputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi
bawahan daripada ancaman hukuman.

-     partisipatif : adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi
seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuatoleh
kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, merekamelakukan setelah
mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggotakelompok. Untuk memotivasi
bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga
mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.

Gaya kepemimpinan menurut artikel analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap Kepuasan


kerja, komitmen organisasi Dan kinerja karyawan (studi empiris pada departemen agama
Kabupaten kendal dan Departemen agama kota semarang) Teori Path Goal menjelaskan tentang
perilaku pemimpin gaya direktif, gaya suportif, gaya partisipatif

, gaya pengasuh dan gaya orientasi prestasi mempengaruhi pengharapan ini. Sehingga
mempengaruhi prestasi kerja bawahan dan kinerja bawahan. Dengan mempergunakan salah satu
dari empat gayatersebut, seorang pemimpin harus berusaha untuk mempengaruhi persepsi para
bawahandan mampu memberikan motivasi kepada mereka tentang kejelasan-kejelasan tugasnya,
pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan efektif (Griffin, 1980).

BAB III

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL


A. JURNAL UTAMA

 Kelebihan
Jurnal utama ini memiliki kelebihan diantaranya ialah,materi yg
tersamapaikan padat dan menggunakan bahasa atau kata kata
sederhana,kajian materi yg tersedia cukup baik dan banyak terdapat teori-
teori baru pada materi nya,serta menjelaskan secara detail hal yg ingin
dibahas di dalam jurnal tersebut
 Kekurangan
Materi yg tersedia padat,memang baik tapi terlalu berisikan mendalam
sehingga pembaca mungkn kerap bosan,karna menjelaskan terlalu detail
dan terkesan mengulang
Identitas jurnal kurang lengkap dan dala pengetkan terlalu kecil.

B. JURNAL PEMBANDING
 Kelebihan
Bahasa yang digunakan pada artikel tersebut tidak berbelit – belit sehingga
mudah dimengerti.
Menggunakan metode penelitian yang cukup di mengerti

 Kekurangan
Cakupan ruang lingkup dari artikel tersebut kurang luas, artikel tersebut
hanya membahas beberapa materi saja tentang kepemimpinan.
Materi tidak begitu menyangkut dan membahas .
BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan


atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimp
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk berperan aktif
dalam melaksanakan peran kepemimpinan, baik peran sebagai penentu arah, agen
perubahan, Juru bicara maupun pelatih untuk meningkatkan kinerja atau semangat kerja
bagi pegawai/pengikut pada sebuah organisasi.Dari teori dapat terpelajari mengenai
kepemimpinan itu begitu baik.

4.2 SARAN

Kiranya para pembaca makalah ini bisa,menjadikan dirinya pemimpin sesuai


keriteria pemimpin yg baik dan selalu bisa memmpin diri dan memperbiki diri seperti
penulisan jurnal diatas banyak hal yang harus masih untuk di perbaiki dan kitanya semua
dapata mulai memimpin dengan memberi komentar yang baik dan membangun.

Daftar pustaka
Daswati. 2012. Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan
Menuju Kesuksesan Organisasi. ISSN 1411- 3341. VOL.04.

FATONAH, Isti. Kepemimpinan Pendidikan. Tarbawiyah : Jurnal Ilmiah Pendidikan,


[S.l.], v. 10, n. 02, p. 109-125, feb. 2017. ISSN 2579-325X.,VOL,10.
Skor Nilai :

MINI RISET

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu:

Dr. Humuntal Banjarnahor, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : SHAERLEEN NAVIRY BR KEMBAREN

NIM : 4223311010

KELAS : PSPM B 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya
sehingga penyusunan dan penulisan makalah ini dapat selesai dengan lancar dan tepat
waktu. Terima kasih saya ucapkan kepada bapak dosen Dr. Humuntal Banjarnahor, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah kepemimpinan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah mini riset ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah kepemimpinan Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
mengembangkan budaya membaca, kemampuan berpikir sistematis dan kritis terhadap
masa hadapan, dan untuk bisa memahami sedikit dari mini riset yang dilakukan

Saya selaku penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak dosen


Pengampu mata kuliah kepemimpinan yang telah memberikan bimbingan dan saran
dalam penyusunan makalah ini serta saya penyusun juga menyadari masih ada kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini dan masih jauh dari kesempurnaan,.Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah
pengetahuan juga diterapkan nya segala sistematis yang baik yang terdapat didalam
susunan materi ini,juga saya harapkan saran yang membangaun dari para pembaca.
kiranya demikian saya sampaikan terimakasih dan maaf apabila terdapat kekurangan juga
kesalahan saya.

Medan, 26 September 2022

Shaerleen naviry br.kembaren


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

3.1 Metode Penelitian...........................................................................

3.2 Teknik Pengumpulan Data..............................................................

3.3 Sumber Data....................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN.............................

4.1 Hasil Penelitian................................................................................

4.2 Pembahasan Penelitian....................................................................

BAB V PENUTUP ........................................................................................

5.1 Kesimpulan......................................................................................

5.2 Saran................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam manajeman lembaga
pendidikan, dari lembaga inilah akan diciptakan sumber daya manusia yang siap dan
mampu berkompetensi dengan situasi lokal maupun global yaitu melalui pendidikan di
dalamnya. Pemimpin pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah, di tangan pemegang
kebijakan inilah nasib sekolah tersebut di pertaruhkan.

Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin yang merupakan organ yang seharusnya dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya. Dalam hal ini targetnya adalah para guru
yang diharapkan dapat meningkatkan kerjanya setelah mendapat pengaruh dari atasannya.
Agar proses mempengaruhi bisa berjalan lancar, maka pemimpin harus memperlakukan
individu secara manusiawi. Manusia dalam melaksanakan kegiatannya senantiasa
dipengaruhi oleh kepribadian yang berbeda-beda, misalnya sifat, sikap nilai-nilai,
keinginan dan minat, untuk itu akan berpengaruh pada gaya kepemimpinannya juga pada
kerjanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gaya kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA N 2 BINJAI ?
2. Apa saja gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan profesionalime
guru di SMA N 2 BINJAI?
3. Bagaimana upaya peningkatan profesionalisme guru di SMA N 2 BINJAI ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA N 2 BINJAI
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam profesionalisme guru di
SMAN 2 BINJAI.
3. Untuk mengetahui profesionalisme guru di SMA N 2 BINJAI.

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks
karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya teradapat berbagai dimensi yang
satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang bersifat unik
karena sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar
mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan manusia. Karena
sifatnya yang kompleks dan unik tersebut, sekolah sebagai organisasi
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.

a. Syarat Kepemimpinan kepala sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing,


mengalahkan , dan menggalahkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak terkait untuk
bekerja atau berperan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu banyak hal
yang mempengaruhi keberhasilan kepala sekolah.

Dalam buku panduan managemen sekolah (Depdeknas) dikemukakan.

1) Kepribadian yang kuat, yaitu pribadi yang percaya diri, berani, bersemangat, murah hati dan
memiliki kepekaan sosial.
2) Memahami tujuan pendidikan dengan baik.
3) Memiliki pengetahuan yang luas
4) Memiliki keterampilan yang profesianal.

b. Kewajiban Kepala Sekolah


Kepala sekolah tidak hanya menjalankan tugas dan fungsinya saja, namun ada beberapa
kewajiban yang perlu dipenuhi oleh seorang kepala sekolah. Dari beberapa kewajiban kepala
sekolah maka akan menghasilkan peningkatan profesionalisme guru tersebut.

Kewajiban utama kepala sekolah menurut Roe dan Drake, yaitu:


1) Memelihara secara baik rekor sekolah bagi semua bidang,
2) Mempersiapkan laporan bagi kantor pusat (Dinas Pendidikan Daerah) dan lembaga lain,
3) Pengembangan anggaran dan pengawasannya,
4) Administrasi personil,
5) Disiplin pelajar,
6) Menyusun jadwal dan memelihara pelaksanaan kegiatan,
7) Mengembangkan administrasi,
8) Memantau program dan proses pengajaran sebagaimana diatur oleh kantor pusat (Dinas
Pendidikan).

Dalam menjalankan kewajiban kepala sekolah tidak hanya sendiri tetapi memerlukan
bantuan dengan cara melibatkan guru dan komite sekolah dalam pengambilan keputusan,
melakukan komunikasi kepada orang tua/wali siswa dan masyarakat, dan meningkatkan
motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan, dengan menggunakan sistem pemberian
penghargaan atau prestasi serta sanksi atas pelanggaran peraturan dan kode etik.

Penulis mengambil kesimpulan bahwa kepala sekolah dalam menjalankan kewajiban dan
tugasnya harus meningkatkan profesionalisme guru, dimana peningkatan profesionalisme
guru merupakan hasil dari gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah, apabila
gaya kepemimpinannya bagus maka output didalam sekolah tersebut akan bagus.

2. Konsep Profesionalisme Guru

Profesionalisme merupakan sikap professional yang berarti melakukan sesuatu sebagai


pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai
hobi belaka. Seorang professional mempunyai kebermaknaan ahli (expert) dengan
pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaannya. Setiap orang yang berprofesi
sebagai pengajar pasti ingin menjadi guru yang profesional. Guru yang baik akan
mampu membuat siswa menikmati kegiatan belajar disekolah.
Menjadi guru yang baik saat mengajar bukan soal sifat si guru tersebut tapi soal
kemampuan mengatur irama pembelajaran. Tanggung Jawab atas keputusannya baik
intelektual maupun sikap, dan memiliki rasakesejawatan menjunjung tinggi etika
profesi dalam suatu organisasi dinamis. Seorang profesional memberikan layanan
pekerjaan secara terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari personal yang mencerminkan
suatu pribadi yaitu terdiri dari konsep diri, ide, kenyataan diri.

1. Pengertian Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dan kata “profesi” yang artinya suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang diperoleh dan pendidikan akademis yang intensif.

2. Syarat Guru Profesional


Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan
murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik disekolah maupun di luar
sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia harus memenuhi
persyaratan-persyaratan pokok yang mungkin seimbang dengan posisi untuk menjadi guru.
Tidak semua orang dapat dengan mudah melakukannya, apalagi mengingat posisi guru
seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Di samping berat tugasnya, dia harus
merelakan sebagian besar hidupnya untuk mengabdi kepada masyarakat, meskipun
imbalan gaji guru sangat tidakmemadai, bila dibandingkan dengan profesi lainnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Berangkat dari fokus permasalahan dalam penelitian ini, maka desain penelitian dalam
penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang mendalam tentang realitas
sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian
sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena tersebut. 41 Penelitian
kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang dilakukan tidak
menggunakan prosedur statistik dan kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif adalah
penelitian tentang kehidupan seseorang, cerita, perilaku, dan juga tentang fungsi organisasi,
gerakan sosial atau hubungan timbal balik. Pendekatan ini dianggap lebih relevan karena
bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru di SMA N 2 BINJAI Tahun Ajaran 2022. Gaya dan cara pelakasanaan
kepemimpinan kepala sekolah merupakan bagian dari budaya sekolah.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam kualitatif dilakukan langsung oleh peneliti melalui observasi,
wawancara dan pengkajian dokumentasi. Teknik wawancara pada dasarnya dilakukan dengan
dua bentuk yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Teknik berstruktur
dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan
yang akan diteliti, sementara tidak berstruktur timbul apabila ada jawaban yang kurang
berkembangan diluar pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan.

Dalam penelitian ini penulis mewawancarai kepala sekolah sebagai sumber data primer, wakil
kepala sekolah, dan mewawancarai guru, serta staf tenaga kependidikan lainnya sebagai sumber
data tambahan untuk memperkuat jawaban dan menguji kebenaran realitas dan pelaksanaan
gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMA N 2
BINJAI Tahun Ajaran 2022.
Alat yang dibutuhkan dalam wawancara yaitu berupa Tape Recorder (rekaman) yang digunakan
untuk merekam semua hasil wawancara yang didapat dari informan.

3.3 Sumber Data


Adapun subjek pada penelitian ini yaitu yang memiliki keterkaitan dalam meningkatkan
profesionalisme guru, maka subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru-guru dan staf tenaga kependidikan yang berada di SMA N 2 BINJAI

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan itu, maka seluruh
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini didasari pada dua sumber yaitu:
a. Sumber data primer yaitu sebagai sumber data pokok yang diperoleh dari kepala
sekolah, guru, pegawai, dan staff dari lembaga pendidikan yang bersangkutan.
b. Sumber data sekunder yaitu sebagai sumber data pelengkap yang diperoleh dari
rekomendasi sekolah dan buku-buku yang dianggap mendukung terhadap proses
penelitian
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Deskripsi yang berkenaan dengan hasil penelitian ini, disusun berdasarkan jawaban atas
pertanyaan – pertanyaan dalam penelitian melalui wawancara, dan pengamatan langsung
dilapangan. Dan diantara pertanyaan – pertanyaan dalam penelitian ini ada empat hal
yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMAN 2 BINJAI .

2. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalime Guru


SMA N 2 BINJAI .

3. Peningkatan Profesionalisme Guru SMA N 2 BINJAI


4. Faktor Pendukung dan Penghambat Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru SMA N 2 BINJAI .

4.2 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian, pembahasan penelitian ini dimaksudkan
untuk memberikan penjelasan dan elaborasi terhadap hasil penelitian sesuai dengan teori
yang digunakan. Pembahasan ini dapat diuraikan sesuai temuan penelitian sebagai
berikut :
Temuan pertama penelitian ini menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah di
SMA N 2 BINJAI gaya kepemimpinan demokratis-partisipatif menyebutkan bahwa salah satu
gaya kepemimpinan yang dapat dengan efektif mempengaruhi bawahan untuk meningkatkan
kinerja bawahan. Dalam gaya kepemimpinan kepala sekolah yang dilakukan kepala sekolah
adalah melakukan pendekatan, mempersiapkan temuan- temuan rapat, mengambil tindakan
berupa melihat secara tidak langsung dalam arti berkunjung kekelas dengan alasan mencari
sesuatu padahal kepala sekolah tersebut sedang melakukan pengamatan secara tidak langsung.
Kemudian pemeriksaan administrasi seperti memeriksa RPP, Silabus, alat-alat pembelajaran,
absensi guru-guru serta yang terpenting adalah kedisiplinan guru dalam mengajar. Hal ini
dilakukan hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara kepala sekolah
dengan guru agar dapat tercipta kemitraan yang akrab. Hal ini akan menciptakan suasana
demokratis, sehingga para bawahan tidak merasa sungkan dan segan dalam mengemukakan
pendapat dan menyampaikan beberpa kesulitan yang di hadapi atau kekuranngan yang dimiliki
untuk mendapatkan bimbingan (kepala sekolah).

Temuan kedua adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
guru di SMA N 3 BINJAI. Berkenaan dengan hal tersebut menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, yaitu gaya demokratis
dan partisipatif yang mana mencakup hal-hal yang dilakukan adalah (1) Menggkoordinasi semua
usaha sekolah karena perubahan terus menerus terjadi, maka kegiatan sekolah juga makin
bertambah, usaha-usaha sekolah makin menyebar perlu ada koordinasi yang baik terhadap semua
usaha sekolah, (2) Memperluas pengalaman guru-guru, akar dari pengalaman terletek pada sifat
dasar manusia. Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin, seorang
yang ingin jadi pemimpin, bila ia mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan, melalui
pengalaman baru ia dapat belajar untuk memperkaya dirinya dngan pengalaman belajar baru, (3)
Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, dalam masyarakat demokratis kepemimpinan
demokratis perlu dikembangkan, (4) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap
anggota dan staf dengan pengetahuan baru dan keterampilan-keterampilan yang baru pula, (5)
Memberi wawasan yang luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan
meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru. Temuan ketiga adalah Peningkatan
Profesionalisme Guru di SMA N 2 BINJAI menunjukkan bahwa pembinaan terhadap guru yang
ada di sekolah dalam meningkatan profesionalisme guru diantaranya yaitu Pembinaan dan
pelatihan untuk melatih skill para guru yang disesuaikan dengan kebutuhan guru secaa kolektif,
yang diprogramkan satu kali dalam sebulan, seperti pelatihan leadership, pelatihan KTSP, dan
pelatihan-pelatihan lainnya.
Temuan ketiga adalah Peningkatan Profesionalisme Guru di SMA N 2 BINJAI menunjukkan bahwa
pembinaan terhadap guru yang ada di sekolah dalam meningkatan profesionalisme guru diantaranya
yaitu Pembinaan dan pelatihan untuk melatih skill para guru yang disesuaikan dengan kebutuhan
guru secaa kolektif, yang diprogramkan satu kali dalam sebulan, seperti pelatihan leadership,
pelatihan KTSP, dan pelatihan-pelatihan lainnya.

Temuan keempat dalam penelitian ini adalah faktor pendukung dan penghambat gaya kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMA N 2 BINJAI menunjukkan bahwa
beberapa guru yang kurang mematuhi aturan sekolah seperti kedisiplinan hal ini juga berpengaruh
pada peningkatan profesionalisme guru disekolah ini dan terbatasnya program untuk pelatihan para
guru-guru di luar jam dinas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian, maka secara umum dapat
disimpulkan bahwa, gaya kepemimpinan kepala dalam meningkatkan profesionalisme guru di
SMA N 2 BINJAI setelah mengamati dan mencermati dari hasil observasi, wawancara dan studi
dokumentasi di lapangan dapat disimpulkan bahwa:

1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang di terapkan di SMA N 2 BINJAI dilakukan oleh
kepala sekolah secara umum di respon dengan kerjasama yang baik oleh bawahan, yang
mana menggunakan gaya kepemimpinan demokratis-partisipatif yang ditunjukkan oleh
kepala sekolah memberi contoh yang baik kepada guru agar kompetensi kepribadian guru
meningkat, menugaskan atau mendelegasikan guru secara isidental berkaitan dengan tugas
kedinasan dan memberi motivasi kepada siswa, dan terbuka dan menjadi tempat konsultasi.

2. Gaya kepemimpinan demokratis-partisipatif oleh kepala sekolah SMA N 2 BINJAI


diimplementasikan dengan bahwa pengambilan keputusan berkaitan dengan peningkatan
profesionalisme guru dilakuan dalam musyawarah atau rapat, menumbuhakan bagaimana
agar guru-guru dengan senang hati mau melakukan putusan tersebut dan meras puas, dan
tanggung jawab pelaksanaan keputusan tersebut dibebankan kepada seluruh peserta rapat
atau semua guru.
3. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme di SMA N 2
BINJAI yaitu dengan cara mengikutsertakan guru-guru pada acara seminar tentang
pendidikan dan melakukan pembinaan dan pelatihan- pelatihan untuk melatih skill guru
seperti pelatihan Leadership, pelatihan KTSP, dan pelatihan lainnya. Pihak sekolah selalu
memberikan arahan dan dukungan serta menyediakan fasilitas, peralatan yang mendukung
proses pembelajaran serta mebuat peraturan-peraturan untuk ditaati guru-guru, pegawai, dan
siswa.
4. Hambatan yang ditemui kepala sekolah dalam gaya kepemimpinannya untuk meningkatkan
profesionalisme guru antara lain terbatasnya program untuk pelatihan guru di luar jam dinas,
masih ada juga sebgian guru yang tidak aktif dan hasil penataran belu mampu mengimbas
kepada temannya kemudian masih juga ada guru yang kurng disiplin dalam aturan yang
sudah ditetapkan. Kemudian pendukung dari gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningktakan profesionalisme guru di SMA N 2 BINJAI ini bahwa telah memadai fasilitas
sarana prasarana sehingga mendukung dalam proses pengajaran, pelatihan ataupun
pembelajaran di sekolah.

5.2 Saran
Berdasarkan data yang ditemukan, penulis menyarankan beberapa hal terkait tentang gaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMA N 2 BINJAI,
yaitu:

1. Kepada Kepala Sekolah SMA N 2 BINJAI.


a. Kepala sekolah agar tetap mempertahankan tugas dan fungsi pokok kepemimpinan yang
telah dikembangkan dengan baik.
b. Peningkatan mutu pendidikan secara terus menerus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
lembaga dan masyarakat atau orang tua agar terwujud tujuan pendidikan.
c. Perlu adanya kerjasama yang kompak dari warga sekolah agar kepemimpinan yang
diterapkan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan sesuai dengan direncanakan
sebelumnya.
2. Kepada Guru dan Staf lainnya
a. Pertahankan disiplin waktu dan tanggung jawab dengan tugas masing- masing agar
senantiasa tercipta iklim pendidikan yang bermutu.

b. Saling bekerja sama dalam mensukseskan hasil belajar agar menciptakan output yang
berkualitas.

c. Kepada guru-guru hendaknya lebih meningkatkan keterampilannya dalam mengajar


disekolah, dengan adanya keterampilan tersebut maka akan dapat meningkatkan
profesionalisme guru dalam mengajar dan meningkatkan daya serap siswa terhadap
pelajaran yang diberikan oleh guru.
3. Kepada siswa diharapkan belajar dengan sungguh-sungguh sehingga dapat meningkatkan
mutu pendidikan sebagaimana diharapkan guru, orang tua, bangsa, agama dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai