KAJIAN TEORI
2.1 Kesalahan Dalam Belajar
Kesalahan dalam belajar materi integral, biasanya terletak pada pemahaman materi atau
kurangnya latihan soal yang diberikan pada setiap orang. Berdasarkan mini riset yang sudah
kami lakukan, letak kesalahan paling sering di lakukan siswa adalah, ketika mereka lupa
memasukkan nilai batas atas ataupun batas bawah sehingga tidak mendapat hasil akhir yang
baik.
Beberapa factor yang mungkin terjadi adalah dikarenkan, ketika masi di bangku kelas XI
belum memasuki materi integral, jadi tidak ada atau belum terbiasa dalam mengerjakan persoal
mengenai integral tentu ataupun tak tentu.
A. Defenisi Integral
Fungsi F DISEBUT SEBAGAI Anti Turunan atau Anti Differensial atau Integral dari
fungsi f pada selang I jika F’(x)=f(x) berlaku untuk setiap x di I.
B. Notasi Integral
Jika f suatu turunan dari F maka notasinya adalah F’(x) atau dapat juga dituliskan sebagai
d(F(x))=f(x)dx. Sebaliknya, f adalah anti turunan dari f dan notasi atau simbol untuk operasi
pengintegralan adalah ∫ . x dx
Pengintegralan fungsi F terhadap x seperti yang tertulis di atas dinamakan Integral Tak Tentu
dari fungsi f terhadap x.
Contoh :
∫ ( 6 x +2 ) dx=3 x 2+ 2 x +C
Hal ini berarti bahwa intgral dari fungsi tersebut menghasilkan fungsi 3 x 2+2 x +C .
Telah disebutkan di atas bahwa untuk menemukkan atau menentukan integral tak tentu
dari aturan turunan digunakan hubungan :
∫ f ( x ) dx=F ( x ) +C
Ini berarti bahwa untuk menentukan hasil suatu integral tak tentu ∫ f ( x ) dx adalah
mencari fungsi F(x) yang bersifat F’(x) = f’(x). Fungsi integral f'(x) dapat berbentuk fungsi
aljabar atau juga fungsi trigonometri, bahkan dapat juga berbentuk fungsi eksponen atau fungsi
logaritma. Yang akan kita bahas sekarang adalah jika integralnya berupa fungsi al- jabar dan
fungsi trigonometri.
Anti differensiasi atau integral merupakan operasi invers atau ke- balikan dari
differensiasi atau turunan. Karena itu, rumus-rumus anti differensiasi (integral) dapat diturunkan
dari rumus-rumus differensiasi (turunan). Untuk memperoleh aturan integral secara umum, mari
kita perhatikan ilustrasi berikut:
Dari ilustrasi tersebut kita dapatkan pola keteraturannya, sehingga dapat kita simpulkan
rumus integral tak tentu aljabar adalah :
1
∫ x n= n+1 xn +1+ C
1 n+1
Perhatikan bahwa F(x)= x Sehingga F’(x)=f(x)= x n.
n+1
Rumus umum di atas berlaku untuk semua n bilangan rasional, kecuali n = 1. Dengan
cara yang sama kita juga memperolah aturan berikut :
k
∫ kx n= n+1 x n+1 +C
F ( x )=∫ f ' ( x ) dx
Hasil pengitegralan F’(x) tersebut memuat bilangan konstanta C sembarang. Artinya nilai C bisa
berapa saja. Jika F(a) diketahui, maka nilai C dapat ditentukan secara pasti. Agar lebih jelas,
simak contoh berikut :
Penyelesaian :
b. Menentukan persamaan kurva, jika gradien dan titik yang dilalui diketahui
Seperti telah diketahui, bahwa peramaan gradient diperoleh dari penurunan atau
pendifferensialan fungsi kurva. Maka untuk mendapatkan persamaan kurva, kita lakukan operasi
pengintegralan terhadap persamaan gradient. Persamaan gradient yang didapat memuat kon-
stanta C sembarang. Oleh karena itu, untuk mendapatkan persamaan kurva tertentu sebuah titik
yang dilalui oleh kurva tersebut membantu kita untuk menentukan harga C yang pasti.
Perhatikan contoh berikut:
Contoh:
Gradient garis singgung di setiap titik pada kurva adalah m-f(x)-2x. Jika kurva tersebut melalui
titik (2, 0), maka tentukan persamaan kurva itu!
Penyelesaian :
y=f ( x )=∫ 2 xdx =¿ x +C ¿
2
Untuk nilai C yang berbeda, maka grafik kurva juga akan berbeda-beda. Persamaan kurva yang
dimaksud adalah yang melalui titik (2,0).
=>C = 4
Laju (v)
ds
V= =F '(t)
dt
Percepatan (α )
2
dv d s
a= = =F ' ' (t)
dt dt
Jika laju v pada waktu t = t1 diketahui, maka jarak yang ditempuh benda(s) dapat
diketahui dengan mengintegralkan v.
s = ∫ vdt
Demikian juga bila percepatan α pada waktu t = t1 diketahui, maka laju benda dapat ditentuakn
dengan mengintegralkan α .
v = ∫ adt
Dengan Demikian itulah pengaplikasian integral tak tentu.