Anda di halaman 1dari 9

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol, 4 . No,3 . Tahun 2020


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa menggunakan Model


Pembelajaran STEM pada Siswa Kelas V SDN 001 Salo

Novi Sagita Arianti1, Purwono2


1, 2
Program Studi Magister Pendidikan Dasar Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Email: 1 novisagita001salo@gmail.com
2
purwonosdn001@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kreatif siswa
menggunakan model pembelajaran science, technology, engineering, mathematics pada siswa
sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif,
dengan langkah-langkah persiapan, pekerjaan lapangan, dan analisis data. Sumber data adalah
seluruh siswa kelas V SDN 001 Salo yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi siswa dan
pedoman wawancara guru. Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan teknik analisis
data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa berada
pada tingkat sedang. Guru mengetahui model pembelajaran science, technology, engineering,
mathematics namun kurang terampil dalam implementasinya. Simpulan penelitian ini adalah
keterampilan berpikir kreatif siswa tergolong sedang dikarenakan guru kurang terampil
menerapkan model pembelajaran science, technology, engineering, mathematics pada
pembelajaran yang dilakukannya. Perlu pelatihan dan pendampingan guru agar dapat
menerapkan model pembelajaran science, technology, engineering, mathematics yang dipercaya
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa sekolah dasar.

Kata kunci: STEM, keterampilan berpikir kreatif, siswa, sekolah dasar.

Abstrak. This study aims to describe students' creative thinking skills using science, technology,
engineering, mathematics learning models for elementary school students. The research method
used is descriptive qualitative research method, with preparatory steps, field work, and data
analysis. Sources of data are all students of class V SDN 001 Salo totaling 21 students, consisting
of 7 male students and 14 female students. Data collection techniques used are observation,
interviews, and documentation. The research instruments used were student observation sheets
and teacher interview guidelines. The data analysis technique was carried out using qualitative
data analysis techniques. The results showed that students' creative thinking skills were at a
moderate level. The teacher knows the learning models of science, technology, engineering,
mathematics but is not skilled in its implementation. The conclusion of this study is that students'
creative thinking skills are classified as moderate because teachers are less skilled in applying
science, technology, engineering, mathematics learning models in their learning. Teacher training
and assistance is needed so that they can apply the science, technology, engineering, mathematics
learning models which are believed to be able to improve the creative thinking skills of
elementary school students.

Kata kunci: STEM, creative thinking skills, students, elementary school.

PENDAHULUAN mengikuti pembelajaran masih rendah, hanya


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa siswa saja yang mampu
keterampilan berpikir kreatif siswa pada saat mengungkapkan ide dalam merespon sebuah

345
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

perintah pada pembelajaran yang diberikan proyek berbasis STEM memberikan


guru. Beberapa siswa juga hanya mampu tanggapan positif pada penerapan dalam
menunjukan perubahan-perubahan kegiatan pembelajaran. Lembar kerja siswa
pendekatan sedikit ketika merespon perintah dengan pendekatan STEM efektif dalam
belajar yang diberikan guru, sementara melatih keterampilan berpikir kreatif siswa
sebagian besar siswa lainnya hanya diam (Pertiwi, R. et al., 2020).
mendengarkan, tidak bisa memberikan ide, Beberapa penelitian terdahulu
tidak juga mampu menunjukan perubahan menunjukan betapa pentingnya penggunaan
apalagi memberikan ide baru saat merespon model pembelajaran STEM untuk
perintah belajar yang diberikan guru. Apabila meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
hal ini dibiarkan terjadi secara terus menerus siswa. Hasil dari penelitian-penelitian
maka tidak bisa dihindari akan berpengaruh tersebutpun sejalan. Namun, yang menjadi
terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa menarik perhatian peneliti adalah minimnya
dan hasil belajarnya. Rendahnya keterampilan penelitian penggunaan model pembelajaran
berpikir kreatif siswa di kelas V Sekolah STEM yang secara khusus fokus pada
Dasar (SD) Negeri 001 Salo, Kecamatan Salo, keterampilan berpikir kreatif siswa dan
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau keterampilan guru dalam melaksanakan
dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran STEM. Sedikit artikel yang
pembelajaran yang belum tepat, dimana guru membahas tentang penggunaan model
hanya menggunakan metode ceramah dan pembelajaran STEM yang menganalisis
belum pernah menggunakan model bagaimana guru menerapkannya pada
pembelajaran Science, Technology, pembelajaran. Beberapa artikel yang
Engineering Mathematics (STEM) dalam membahas keterampilan berpikir kreatif siswa
pembelajarannya. Guru masih dominan banyak, namun tidak spesifik untuk siswa
menyampaikan materi dengan metode jenjang SD.
konvensional dan belum memanfaatkan Selain itu, yang menarik perhatian
integrasi STEM dalam pembelajaran yang peneliti dari beberapa artikel relevan tersebut
dilakukannya, padahal belajar melalui adalah adanya perbedaan langkah-langkah
integrasi STEM dapat yang diterapkan saat menggunakan model
menumbungkembangkan keterampilan pembelajaran STEM. Ketertarikan peneliti
berpikir kreatif siswa (Usboko, M., D. et al., juga tidak sampai disitu saja, namun juga
2021). terhadap indikator-indikator keterampilan
Model pembelajaran STEM dapat berpikir kreatif siswa yang diteliti ternyata
mendorong siswa untuk mendesain, berbeda dengan yang akan dilakukan oleh
mengembangkan dan memanfaatkan, peneliti. Tidak ada artikel penelitian yang
manipulatif dan afektif, yang memungkinkan membahas model pembelajaran STEM di
dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat SD. Hal inilah yang menggugah
kreatif matematis dengan bantuan teknologi peneliti untuk melakukan penelitian analisis
yang mengasah kemampuan kognitif, serta keterampilan berpikir kreatif siswa dengan
mengaplikasikan pengetahuan (Octaviyani et menggunakan model pembelajaran STEM
al., 2020). Penelitian yang dilakukan oleh pada siswa SD dengan suatu kebaruan
(Suardi, 2020) mengungkapkan bahwa menganalisis setiap indikator-indikator
implementasi pembelajaran berbasis STEM keterampilan berpikir kreatif yang teramati
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam dan menganalisis langkah-langkah model
berpikir kritis, kreatif, dan bekerjasama. pembelajaran STEM yang dilakukan oleh guru
Penelitian dengan variabel penerapan di kelas.
model pembelajaran STEM juga pernah Penelitian melakukan analisis
dilakukan oleh (Sukmawijaya et al., 2019). keterampilan berpikir kreatif siswa dengan
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa menggunakan model pembelajaran STEM ini
proyek berbasis STEM berpengaruh terhadap urgen untuk dilakukan karena tidak adanya
kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi artikel yang membahas model pembelajaran
pencemaran lingkungan. Adapun tanggapan STEM yang dilakukan oleh guru di tingkat SD.
dari siswa terhadap model pembelajaran Keterampilan berpikir kreatif siswa

346
Vol,4. No,3. Tahun 2020

merupakan tahap berpikir dengan siswa. Bagi guru, penelitian ini diharapkan
menyesuaikan suatu jawaban yang baik dan dapat memberi masukan kepada guru untuk
benar untuk membantu siswa memiliki memilih dan memperbaiki penerapan model
kemampuan melihat suatu masalah dari pembelajaran yang digunakan di kelas
berbagai sudut pandang dan mampu sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran
melahirkan banyak gagasan (Wulandari, F. et STEM terhadap keterampilan berpikir kreatif
al., 2019). Kemampuan mengungkapkan siswa. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini
gagasan atau ide yang baik dalam diskusi dan bisa dijadikan referensi baru untuk
tanya jawab dapat mempengaruhi mengetahui keterkaitan teori antara satu
kemampuan berpikir kreatif siswa. Siswa dengan teori lainnya tentang penggunaan
yang mempunyai kreatifitas tinggi dapat model pembelajaran STEM untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
dibandingkan dengan siswa yang mempunyai siswa.
kreatifitas rendah (Fahmi & Wuryandini,
2020). METODE PENELITIAN
Model pembelajaran STEM adalah Metode penelitian yang digunakan
model pembelajaran yang cocok untuk adalah metode penelitian deskriptif
kreativitas, karena pada proses engineering kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
inilah proses yang dapat melatih kreatifitas adalah penelitian yang dilakukan dengan
(Kristiani, K. et al., 2017). Pembelajaran maksud untuk memahami fenomena tentang
dengan pendekatan STEM merupakan apa yang dialami oleh sampel penelitian
pembelajaran kontekstual, dimana siswa akan secara alamiah dan apa adanya (Rukamana, D.
diajak memahami fenomena-fenomena yang et al., 2020).
terjadi yang dekat dengan dirinya (Nurfadilah
& Siswanto, 2020). Pendekatan STEM Tempat dan Waktu
mendorong siswa untuk belajar Penelitian ini dilakukan di SDN 001
mengeksplorasi semua kemampuan yang Salo yang berlokasi di Jalan Prof. M. Yamin,
dimilikinya, dengan cara masing-masing. S.H., Salo Timur, Kecamatan Salo, Kabupaten
STEM juga akan memunculkan karya yang Kampar, Provinsi Riau.
berbeda dan tidak terduga dari setiap individu
atau kelompoknya. Selain itu, kolaborasi, Sumber Data
kerjasama, dan komunikasi akan muncul Sumber data pada penelitian ini
dalam proses pembelajaran karena adalah seluruh siswa kelas V SDN 001 Salo
pendekatan ini dilakukan secara berkelompok. yang berjumlah 21 orang siswa, terdiri dari 7
Pengelompokan siswa dalam STEM menuntut orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa
tanggung jawab secara personal atau perempuan. Siswa dapat memberikan data
interpersonal terhadap pembelajaran yang mengenai keterampilan berpikir kreatif dan
terjadi, proses ini akan membangun juga memberikan informasi mengenai
pemahaman siswa terhadap materi yang pembelajaran STEM yang dilakukan oleh guru
sedang dipelajari. di kelas. Sumber data lainnya adalah guru
Rumusan masalah penelitian pada kelas V yang melaksanakan kegiatan
artikel ini adalah bagaimana keterampilan pembelajaran. Guru diharapkan dapat
berpikir kreatif siswa kelas V SD memberikan data secara detail, lengkap, dan
menggunakan model pembelajaran STEM?. akurat mengenai proses pembelajaran STEM
Tujuan penelitian pada artikel ini adalah untuk yang berlangsung di kelas. Peran sumber-
mendeskripsikan keterampilan berpikir kreatif sumber data pada penelitian ini merupakan hal
siswa kelas V SD menggunakan model utama karena dari informasi yang mereka
pembelajaran STEM. berikan peneliti memperoleh data-data
Diharapkan hasil penelitian ini akan penelitian yang akurat.
memberikan manfaat bagi SD sebagai Tahapan Pelaksanaan Penelitian
masukan tambahan dokumen dalam memilih Tahapan pelaksanaan penelitian yang
suatu model pembelajaran yang dapat dilakukan
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif

347
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

1) Tahap Persiapan indikator keterampilan berpikir kreatif siswa


Persiapan yang dilakukan peneliti adalah dan juga untuk mengamati langkah-langkah
menyusun dan menyiapkan instrumen- model pembelajaran STEM yang dilakukan
intrumen yang akan digunakan pada oleh guru di dalam kelas. Lembar wawancara
digunakan oleh peneliti pada saat peneliti
penelitian ini seperti lembar observasi
melakukan wawancara mendalam. Peneliti
keterampilan berpikir kreatif siswa dan melakukan wawancara secara mendalam
pedoman wawancara guru. dengan siswa dan guru untuk mengumpulkan
2) Tahap Pekerjaan Lapangan data secara langsung agar mendapatkan data
Tahap pekerjaan lapangan, dilakukan yang valid berkaitan dengan model
pengamatan terhadap indikator-indikator pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
keterampilan berpikir kreatif siswa dan Dokumentasi juga dilakukan oleh peneliti
pengamatan terhadap langkah-langkah untuk memperoleh data-data dalam bentuk
model pembelajaran STEM yang arsip, dokumen, dan gambar yang digunakan
dilakukan oleh guru pada saat untuk melengkapi data penelitian.
pembelajaran berlangsung. Pengujian validitas dan realibilitas
3) Tahap Analisis Data pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan
Tahap analisis data, dilakukan pemeriksaan keabsahan data. Teknik
pengorganisasian data, data-data keabsahan data pada penelitian ini
dirapihkan dan menandai data-data setiap menggunakan teknik triangulasi sumber data.
sumber data dengan menggunakan kode Triangulasi sumber data berarti teknik
sederhana. Kode sederhana tersebut pengumpulan data untuk menyiapkan data
dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
saat menganalisis data untuk membuat yang sama dengan cara observasi partisipatif,
kesimpulan. Pedoman wawancara juga wawancara terstruktur, dan dokumentasi.
dilakukan analisis data dengan cara Keabsahan data juga dilakukan dengan
mentranskrip hasil wawancara. Semua memverifikasi dan memvalidasi instrumen-
hasil wawancara dan diskusi dengan instrumen yang digunakan kepada dua orang
sumber data dirapihkan dan disusun ahli. Ahli yang dipilih berdasarkan fokus
dalam bentuk tabel. penelitian yang terdapat pada judul.
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan pada penelitian ini adalah dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan lembar observasi, wawancara, Hasil observasi keterampilan berpikir
dan dokumentasi. Lembar observasi siswa kreatif siswa dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
digunakan untuk mengamati indikator-
Tabel 1. Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
No. Kode Indikator Pengamatan
Siswa
1 DGA 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.
2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
2 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.
2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah
FS belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
3 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.
GP
2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah
belajar.

348
Vol,4. No,3. Tahun 2020

No. Kode Indikator Pengamatan


Siswa
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
4 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


IEP
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
5 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


JIN
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
6 1. Kefasihan. Kurang mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Tidak terdapat perubahan-perubahan saat merespon


KN
perintah belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide tidak original saat merespon perintah
belajar.
7 1. Kefasihan. Kurang mengungkapkan ide.
2. Kelenturan. Tidak terdapat perubahan-perubahan saat merespon
MAB perintah belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide tidak original saat merespon perintah
belajar.
8 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


AR
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
9 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


ATH
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
10 1. Kefasihan. Kurang mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Tidak terdapat perubahan-perubahan saat merespon


AKR
perintah belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide tidak original saat merespon perintah
belajar.
11 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


ANS
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.

349
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

No. Kode Indikator Pengamatan


Siswa
12 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


AWT
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
13 1. Kefasihan. Kurang mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Tidak terdapat perubahan-perubahan saat merespon


LNN
perintah belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide tidak original saat merespon perintah
belajar.
14 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


NA
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
15 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


PMK
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
16 1. Kefasihan. Kurang mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Tidak terdapat perubahan-perubahan saat merespon


SU
perintah belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide tidak original saat merespon perintah
belajar.
17 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


ANF
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
18 1. Kefasihan. Kurang mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Tidak terdapat perubahan-perubahan saat merespon


KYS
perintah belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide tidak original saat merespon perintah
belajar.
19 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah


NH
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
20 1. Kefasihan. Banyak mengungkapkan ide.
PSC

350
Vol,4. No,3. Tahun 2020

No. Kode Indikator Pengamatan


Siswa
2. Kelenturan. Terdapat perubahan-perubahan saat merespon perintah
belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide original saat merespon perintah
belajar.
21 1. Kefasihan. Kurang mengungkapkan ide.

2. Kelenturan. Tidak terdapat perubahan-perubahan saat merespon


SF
perintah belajar.
3. Kebaruan. Mengungkapkan ide tidak original saat merespon perintah
belajar.
(Sumber: Peneliti, 2021)

Hasil wawancara guru terhadap Tabel 2 dibawah ini:


model pembelajaran STEM dapat dilihat pada
Tabel 2. Hasil Wawancara Guru terhadap Model Pembelajaran STEM
Pertanyaan-pertanyaan Jawaban
1. Apakah Ibu tahu tentang model Ya, tahu.
pembelajaran Science,
Technology, Engineering,
Mathematics (STEM)?
2. Apa itu model pembelajaran Model pembelajaran STEM merupakan sebuah
STEM? pendekatan pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Model pembelajaran STEM menggabungkan empat
bidang utama yaitu pengetahuan, teknologi, teknik, dan
matematika.
3. Apakah Ibu pernah Pernah
menggunakan model
pembelajaran STEM di kelas
sebelumnya?
4. Apa saja langkah-langkah Guru menyediakan media pembelajaran yang
model pembelajaran STEM memungkinkan siswa melakukan pengamatan, berpikir,
tersebut? dan mengaitkan antar konsep atau peristiwa yang
dialami siswa (Science); Guru menyediakan media
pembelajaran yang dapat mendorong siswa dalam
memilih alat yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan (Technology); Guru menyediakan media
pembelajaran yang memudahkan siswa dalam
menggunakan alat atau benda untuk merangkai sesuatu
(Engineering); dan Guru menyediakan media
pembelajaran yang memudahkan siswa dalam
memahami konsep matematika melalui aktivitas
bermain seperti mengenal jumlah, bentuk, dan pola
(Mathematics).
5. Di langkah-langkah model Banyak
pembelajaran STEM, apakah
ada kendala yang Ibu temukan?
6. Bagaimana upaya Ibu Bingung, tidak tahu.
mengatasi kendala-kendala
yang Ibu temukan tersebut?

351
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

(Sumber: Peneliti, 2021)


Ketujuh siswa ini cenderung mencontoh ide-
Pembahasan ide yang telah diungkapkan teman mereka
Keterampilan berpikir kreatif siswa sebelumnya. Mereka tidak bisa
pada indikator kefasihan, dari 21 siswa yang mengungkapkan ide mereka sendiri secara
peneliti amati didapat bahwa tujuh siswa natural apabila ditanya sebelum siswa lainnya.
kurang mampu mengungkapkan ide (KN, Nampak kebingungan apabila ditanya terlebih
MAB, AKR, LNN, SU, KYS, dan SF). dahulu. Pada saat peneliti melakukan
Ketujuh siswa yang kurang mampu wawancara dengan ketujuh siswa ini mereka
mengungkapkan ide ini disebabkan oleh juga tidak mampu menjawab secara lugas dan
ketujuh siswa ini cenderung lebih pendiam tegas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
dibandingkan dengan siswa lainnya. Mereka yang dilakukan oleh (Pangestika, I. et al.,
merasa kurang percaya diri saat akan 2020) dan (Afifah, A. et al., 2019) bahwa
mengungkapkan ide yang dimilikinya. Pada mendorong siswa pandai mencipta dan
saat peneliti melakukan wawancara dengan merancang sesuatu yang baru merupakan hal
ketujuh siswa ini mereka juga tidak mampu yang sangat sulit.
menjawab secara lugas dan tegas. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan SIMPULAN DAN SARAN
oleh (Arisanti, W., O. et al., 2016) bahwa Simpulan penelitian ini adalah
siswa kurang didorong untuk mengungkapkan keterampilan berpikir kreatif siswa tergolong
ide-idenya. Akibatnya siswa hanya mampu sedang dikarenakan guru kurang terampil
mengingat apa yang dipelajarinya dan tidak menerapkan model pembelajaran STEM pada
mengetahui bagaimana pengetahuan itu dapat pembelajaran yang dilakukannya. Perlu
dikomunikasikan. pelatihan dan pendampingan guru agar dapat
Keterampilan berpikir kreatif siswa menerapkan model pembelajaran STEM yang
pada indikator kelenturan, dari 21 siswa yang dipercaya dapat meningkatkan keterampilan
peneliti amati didapat bahwa ketujuh orang berpikir kreatif siswa SD.
siswa yang sama (KN, MAB, AKR, LNN, SU,
KYS, dan SF) tidak menunjukan perubahan- UCAPAN TERIMA KASIH
perubahan saat merespon perintah belajar. Peneliti mengucapkan terima kasih
Ketujuh siswa ini cenderung melakukan hal- kepada semua pihak yang ada di SD tempat
hal biasa yang mereka lakukan saat merespon penelitian ini dilakukan, para dosen di
pembelajaran seperti halnya pada Program Studi Magister Pendidikan Dasar
pembelajaran lainnya. Mereka melakukan hal- Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang
hal biasa saja saat merepon perintah belajar. telah memberi masukan dan dukungan
Tidak nampak antusiasme pada diri mereka. terhadap terlaksananya penelitian ini hingga
Pada saat peneliti melakukan wawancara akhir. Peneliti juga mengucapkan terima kasih
dengan ketujuh siswa ini mereka juga tidak kepada Pengelola JIKAP PGSD UNM yang
mampu menjawab secara lugas dan tegas. Hal telah memberi review dan masukan atas
ini sejalan dengan hasil penelitian yang terbitnya artikel ini.
dilakukan oleh (Anindayanti, A. & Wahyudi,
2020) bahwa situasi pembelajaran STEM yang
sangat toleran terhadap kesalahan dan DAFTAR RUJUKAN
perubahan tidak membuat siswa secara Afifah, A., N., Ilmiyati, N., & Toto. (2019).
kolaboratif bertanggungjawab untuk Model Project Based Learning (PjBL)
mengakses dan mengelola informasi untuk Berbasis STEM untuk Meningkatkan
memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Penguasaan Konsep dan Keterampilan
Keterampilan berpikir kreatif siswa Berpikir Kritis Siswa. Quagga: Jurnal
pada indikator kebaruan, dari 21 siswa yang Pendidikan Dan Biologi, 11(2), 73–78.
peneliti amati didapat bahwa ketujuh orang https://doi.org/10.25134/quagga.v11i2.1
siswa yang sama juga (KN, MAB, AKR, LNN, 910.Received
SU, KYS, dan SF) mengungkapkan ide yang Anindayanti, A., T., & Wahyudi. (2020).
tidak original saat merespon perintah belajar.

352
Vol,4. No,3. Tahun 2020

Kajian Pendekatan Pembelajaran STEM pada Materi Larutan Asam Basa. Jurnal
dengan Model PJBL dalam Mengasah Pendidikan Kimia, 9(1), 105–110.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertiwi, R., S., Abdurrahman, & Rosidin, U.
Siswa. Eksakta: Jurnal Penelitian Dan (2020). Efektivitas LKS STEM untuk
Pembelajaran MIPA, 5(2), 217–225. Melatih Keterampilan Berpikir Kreatif
Arisanti, W., O., L., Sopandi, W., & Widodo, Siswa. Jurnal Pembelajaran, 1(1), 11–
A. (2016). Analisis Penguasaan Konsep 19.
dan Keterampilan Berpikir Kreatif Rukamana, D., C., Maharani, H., R., &
Siswa SD melalui Project Based Ubaidah, N. (2020). Identifikasi
Learning. Eduhumaniora: Jurnal Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Pendidikan Dasar, 8(1), 82–95. pada Model Pembelajaran PJBL dengan
Dewi, M., S., Lesmono, A., D., Hadiyanto, & Pendekatan STEM. Konferensi Ilmiah
Harimukti, A. (2020). Keterampilan Mahasiswa Unissula (KIMU) 4, 618–
Berpikir Kreatif Siswa menggunakan 631.
Model PBL (Problem Based Learning) Suardi. (2020). Implementasi Pembelajaran
dengan Pendekatan STEM pada Materi Berbasis STEM untuk Meningkatkan
Vektor di Kelas X MIPA 4 SMA Negeri Kemampuan dalam Berpikir Kritis,
2 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, Kreatif, dan Bekerjasama Peserta Didik
9(1), 44–49. Kelas VIIA SMP Negeri 4 Sibulue.
Fahmi, & Wuryandini. (2020). Analisis Jurnal Sains Dan Pendidikan Fisika
Keterampilan Berpikir Kreatif pada (JSPF), 16(02), 135–144.
Pembelajaran Laarutan Elektrolit Sukmawijaya, Y., Suhendar, & Juhanda, A.
Berbasis Proyek pada Peserta Didik (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, STEM-PJBL terhadap Kemampuan
14(2), 2608–2618. Berpikir Kreatif Siswa pada Materi
Kristiani, K., D., Mayasari, T., & Kurniadi, E. Pencemaran Lingkungan. Bioeduin:
(2017). Pengaruh Pembelajaran STEM- Jurnal Program Studi Pendidikan
PjBL terhadap Keterampilan Berpikir Biologi, 9(9), 28–43.
Kreatif. Etnosains Dan Peranannya Usboko, M., D., R., Parsa, I., M., & Baitanu,
Dalam Menguatkan Karakter Bangsa, Z., Y. (2021). Penerapan Pembelajaran
21, 266–274. STEM dengan Model PJBL di Kelas XI
Nurfadilah, S., & Siswanto, J. (2020). Analisis TITL SMK N 2 Kupang untuk
Kemampuan Berpikir Kreatif pada Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Konsep Polimer dengan Pendekatan Kreatif Siswa. Jurnal Spektro, 4(1), 8–
STEAM Bermuatan ESD Siswa SMA 14.
Negeri 1 Bantarbolang. Media Wulandari, F., A., Mawardi, & Wardani, K., W.
Penelitian Pendidikan: Jurnal (2019). Peningkatan Keterampilan
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Berpikir Kreatif Siswa Kelas 5
Dan Pengajaran, 14(1), 45–51. Menggunakan Model Mind Mapping.
Octaviyani, I., Kusumah, Y., S., & Hasanah, A. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(1), 10–
(2020). Peningkatan Kemampuan 16.
Berpikir Kreatif Matematis Siswa
melalui Model Project-Based Learning
dengan Pendekatan STEM. Journal on
Mathematics Education Research, 1(1),
10–14.
Pangestika, I., D., Yamtinah, S., & Mahardiani,
L. (2020). Pengaruh Penggunaan Model
Project Based Learning Terintegrasi
Science, Technology, Engineering &
Mathematics (PjBL-STEM) terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Surakarta

353

Anda mungkin juga menyukai