Anda di halaman 1dari 8

NASKAH SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Dosen : Desi Kartikasari, M.Si.


Fak/Jurusan: FTIK/TKIM

1. Pewarnaan gram dirintis oleh Christian Gram, digunakan untuk menentukan golongan
bakteri gram positif dan gram negatif. Gram positif dapat menahan persenyawaan
“kompleks Kristal Violet - Iodium” sewaktu dilarutkan dengan alkohol. Bakteri gram
negative melepaskan persenyawaan tsb, sewaktu dilarutkan dengan alcohol kemudian
menyerap safranin. Uraikan secara singkat tahap – tahap pewarnaan Gram?
a. Tuang cairan pewarna kristal violet pada preparat secara merata, tunggu selama 1
menit, preparat agak dimiringkan dengan dibilas sedikit air mengalir
b. buang cairan mordant pada preparat, tunggu selama 1 menit, miringkan lagi
preparatnya dan bilas dengan sedikit air mengalir
c. Lakukan dekolorisasi (larutan lugol) dengan cara meneteskan cairan dekolorisasi
sedikit demi sedikit pada preparat hingga tidak ada zat warna yang mengalir keluar
dari preparat, bilas preparat dengan air mengalir
d. Tuangkan safranin pada preparat, tunggu selama 30 detik sampai 1 menit
e. Bilas preparat dengan air mengalir, kemudian keringkan preparat
f. Lakukan pengamatan preparat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100
kali, 400 kali, hingga 1000 kali [4,10]
2. Sebutkan fungsi medium bagimikroba (minimal 3)? Apa saja jenis medium bagi
mikroba beserta komposisinya dan sebutkan fungsi dari masing-masing komposisi
tersebut? Serta jelaskan secara singkat tentang media/medium yang diperkaya?
*fungsi medium bagi mikroba :menumbuhkan mikroba, membantu teknik isolasi
(memperbanyak jumlah mikroba), menguji sifat fisiologi, dan memprediksi
perhitungan jumlah mikroba
*jenis-jenis medium :
- Medium NA mengandung pepton, yeast dan beef extract yang berfungsi sebagai
sumber nitrogen dan sumber karbon, sumber vitamin dan beberapa senyawa lain
untuk menyokong pertumbuhan bakteri.
- Potato Dextrose Agar (semi sintetik) tersusun atas bahan alami (ekstrak kentang)
dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber karbon
(karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu
komponen agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA.
- Salmonella Sigella Agar (media selektif), Komposisi media SSA : 5 gram esktrak
daging sapi, 10 gram laktosa, 8,5 gram sodium sitrat, 10 gram ferric citrate, 0,025
Neutral Red, 5 gram polipepton, 8,5 gram garam empedu, 8,5 gram sodium thiosulfat,
13,5 gram agar, dan 0,33 mg Briliant Green. fungsinya agar mikroba melakukan
reduksi tiosulfat menjadi sulfat sehingga terlihat sebagai koloni hitam. Beberapa
salmonella sp akan menghasilkan bulatan hitam ditengah koloni (black center)
sebagai hasil produksi gas H2S.
-Muller Hinton Agar (non selektIf, non diferensial), komposisi pada kemasan (2 g
beef extract; 17,5 g casein hydrolysate; 1,5 g starch; 17 g agar) kemudian dilarutkan
dalam 1 L akuades. hampir semua organisme akan menempel dan tumbuh diatasnya.
fungsi starch diketahui dapat menyerap racun yang dikeluarkan dari bakteri, sehingga
tidak dapat mengganggu antibiotik.
*medium yang diperkaya yakni medium yang ditambah zat-zat tertentu (misalnya :
serum, darah, tinja, ekstrak tumbuhan) sehingga dapat digunakan untuk
menumbuhkan mikroba tertentu.
3. Jelaskan salah satu contoh teknik sterilisasi alat? dan jelaskan salah satujenis metode
isolasi pada mikroba?
*contoh sterilisasi alat :
dengan menerapkan metode aseptis (strelisasi dengan aseptic) untuk menghindari
kontaminasi pada media. prosedur kerjanya dengan meminimalisir kontaminan
mikroorganisme dan dapat mengurangi resiko paparan terhadap petugas.
*metode isolasi cawan gores, inokulum digoreskan di permukaan media, agar nutrien
dalam cawan petridish dengan jarum pindah (lup inokulasi), diantara garis-garis
goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni.
4. Gambarkan kurva pertumbuhan bakteri dan berikan penjelasan dari fase-fase
pertumbuhan bakteri tersebut?
Penjelasan :
-Pada fase lag bakteri berada dalam fase adaptasi terhadap media tumbuh,
bersiap untuk memperbanyak diri melalui pembelahan sel.
-Pada fase log atau eksponensial, bakteri telah beradaptasi dengan media, dan
membelah diri sehingga jumlah populasi bakteri meningkat sangat cepat.
-Selanjutnya memasuki fase stasioner, pertambahan bakteri konstan karena
pembelahan sel mulai menurun kecepatannya akibat media yang mulai
exhausted (semakin habis), disamping juga sel-sel bakteri mulai mengeluarkan
senyawa/metabolit sekunder yang dapat meracuni media, menyebabkan sejumlah
sel bakteri yang mati.
-Dan akhirnya fase terakhir adalah fase kematian ditandai dengan garis menurun
yang menggambarkan makin banyaknya sel bakteri yang mati.

5. Uraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?


a. Faktor fisik :
1. Suhu
- Apabila suhu naik, maka kecepatan metabolism naik dan pertumbuhan
dipercepat, sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan
menurun dan pertumbuhan diperlambat
- Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti,
komponen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel menjadi mati
2. pH (berpengaruh terhadap sel dengan mempengaruhi metabolisme) umumnya
bakteri tumbuh pada pH 6,5 -pH 7,5. Sedikit bakteri yang hidup pada pH
dibawah 4,0
3. Tekanan osmotik
Keberadaan mikroorganisme di lingkungan dapat dipengaruhi oleh kepekatan
suspensi/cairan di lingkungan. Bila kepekatan suspensi di lingkungan tinggi
maka isi sel akan ke luar. Sebaliknya kepekatan suspensi di lingkungan rendah
maka akan terjadi pergerakan massa cair ke dalam sel
4. Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya
akan oksigen.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, mikroorganisme dibagi dalam tiga kelompok :
a. Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
b. Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
c. Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas
d. Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil
b. Faktor kimia
1. Karbon: sebagai sumber energi, struktur organik molekul, bakteri yang bersifat
kemoheterotrop menggunakan karbon organik, sedangkan Bakteri autotrop
menggunakan CO2
2. Nitrogen : Terdapat di dalam asam amino dan protein, umumnya bakteri
berperan sebagai dekomposer protein, beberapa bakteri menggunakan NH4+ atau
NO3⁻, hanya sedikit bakteri yang menggunakan N2, untuk fiksasi nitrogen.
3. Sulfur :Terdapat dalam asam amino, tiamin, dan biotin, beberapa bakteri
menggunakan SO42- atau H2S.
4. Fosfor :Terdapat di dalam DNA, RNA, membran, dan ATP. PO43- merupakan
sumber Fosfor
6. Mereview satu artikel mengenai (kapang, khamir, jamur: pilih salah satu) bisa
berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Artikel asli ikut disertakan secara
terpisah dari lembar jawaban (terlampir)

This is an individual assignment so Plagiarism is not

allowed and disobeyed to academic integrity

Good luck
REVIEW JURNAL

Judul :Isolasi Dan Identifikasi Jamur Mikroskopis Pada Rizosfer Tanaman


Jeruk Siam (Citrus Nobilis Lour) Di Kecamatan Kintamani, Bali
Penulis :Ni Putu Nila Ristiari, Ketut Srie Marhaeni Julyasih, Ida Ayu Putu
Suryanti
Identitas Jurnal :
Nama : Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha
Tahun : Tahun 2018
Vol. : Volume 6 Nomor 1
Jumlah halaman :10 halaman
Latar belakang :
Tanaman jeruk siam Kintamani terutama yang berusia 10 tahun ke atas sangat rentan
terserang penyakit diplodia atau penyakit busuk batang. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Botryodiplodia theobromae. Hal ini disebabkan produksinya mengalami penurunan. Banyak
petani yang menggunakan pestisida atau fungisida sintetis dalam mengendalikan penyakit
diplodia. Sementara penggunaan fungisida sintetis secara terus menerus dapat menimbulkan
dampak negatif. Menurut Subakti (2018), pestisida yang digunakan kurang lebih hanya 20%
mengenai target, sedangkan 80% sisanya akan jatuh ke tanah dan mencemari lingkungan.
Menurut Soesanto, et al. (2013), agensia pengendali hayati dapat menjadi salah satu pilihan
pengendalian patogen tanaman. Rizosfer merupakan daerah di sekitar perakaran tanaman
yang menjadi daerah ideal bagi berkembangnya mikroba tanah, termasuk di dalamnya
agensia hayati. Salah satu mikroorganisme yang hidup di daerah rizosfer disebut jamur
rizosfer. dimanfaatkan menjadi agen hayati, memiliki kemampuan menginduksi ketahanan
tanaman terhadap penyakit dan juga dapat menyuburkan tanaman. Berdasarkan paparan
tersebut, diperlukannya pengembangan fungisida hayati berbahan jamur rizosfer yang ramah
lingkungan, sehingga menurut peneliti, penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi genus jamur yang terdapat pada rizosfer tanaman jeruk siam Kintamani.
Bahan :
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah rizosfer tanaman jeruk siam
Kintamani, media Potato Dextrose Agar (PDA) instan, chloramphenicol, aquades, alkohol
70%, spiritus, lactophenol cotton blue, dan NaOCl 1%. Pengambilan sampel dilaksanakan di
lahan perkebunan jeruk siam di Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani, Bangli.
Prosedur Kerja :
Pengambilan Sampel Tanah
Sampel tanah diambil pada daerah rizosfer tanaman jeruk siam Kintamani pada 5 titik, sesuai
arah mata angin yaitu timur laut, tenggara, barat daya, barat laut, dan arah tengah lahan
perkebunan. Masing-masing sebanyak 10 gram dengan kedalaman 10-20 cm. sampel tanah
yang sudah dalam kemasan ditempatkan pada box ice kemudian dibawa ke laboratorium
untuk diidentifikasi.
Isolasi Jamur Rizosfer dengan Metode Cawan Pengenceran
Sebelumnya sampel tanah diayak kemudian hasil ayakan diambil sebanyak 1 g tanah
dimasukkan ke dalam 9 ml air steril lalu dikocok selama 30 menit. Kemudian diambil 1 ml,
lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril. Pengenceran berseri
dilakukan hingga mendapatkan pengenceran 10⁻6. Hasil dari tiap-tiap pengenceran diambil
sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam cawan petri steril, selanjutnya medium PDA (yang
telah ditambah kloramfenikol) dituangkan kedalam cawan petri tersebut, kemudian
dihomogenkan dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu 26ºC - 29⁰C. Akan diperoleh kultur
campuran, sehingga dilakukan pemurnian dengan cara memindahkan satu koloni jamur ke
medium PDA steril yang baru dan diinkubasi kembali selama 7 hari.
Identifikasi Jamur Rizosfer

Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan cara biakan murni jamur diambil secara aseptis
menggunakan jarum preparat dan diletakkan di atas permukaan object glass, lalu diberi
pewarna yakni lactophenol cotton blue untuk membantu mengamati struktur mikroskopisnya.
Setelah itu, preparat ditutup dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 400 kali. Ciri-ciri mikroskopis yang diamati meliputi struktur hifa dan struktur
reproduksi.

Hasil dan Pembahasan :


Terdapat 12 isolat jamur mikroskopis yang diisolasi dari rizosfer tanaman jeruk siam
Kintamani, diantaranya berasal dari 4 genus yakni genus Aspergillus (4 isolat), Penicillium (3
isolat), Mucor (1 isolat), dan Trichoderma (4 isolat).
Genus Jamur Aspergillus (Isolat A, Isolat B, Isolat C, dan Isolat D)
Hasil pengamatan karakteristik makroskopis dan mikroskopis keempat isolat yang terindikasi
berasal dari genus Aspergillus. Koloni Aspergillus sp. Isolat A berwarna coklat kehitaman
dan telah memenuhi seluruh permukaan medium di cawan petri pada hari ke-6. Adapun
genus Aspergillus sp. Isolat B tampak berwarna hitam dengan dasar berwarna krem. Genus
Aspergillus sp. Isolat C mula-mula memiliki permukaan koloni berwarna hijau kekuningan
dengan dasar putih, kemudian menjadi putih dengan hifa aerial berwarna apple green pada
hari ke-6. Sedangkan Aspergillus sp. Isolat D berwarna hijau lumut pada awalnya, namun
setelah hari ke-6, koloni tampak berwarna hijau gelap.

Genus Jamur Penicillium (Isolat A, Isolat B, dan Isolat C)


Hasil pengamatan karakteristik makroskopis dan mikroskopis ketiga isolate yang terindikasi
berasal dari genus Penicillium. Penicillium sp. Isolat A tampak sudah memenuhi cawan petri
dan permukaan koloni berwarna merah muda dengan putih di tepinya pada hari ke-6 setelah
inokulasi. Adapun Penicillium sp. Isolat B, mula-mula permukaan koloni berwarna putih
kehijauan, kemudian menjadi berwarna hijau botol dengan krem di tepinya serta terdapat
struktur seperti serat kapas berwarna putih pada hari ke-6. Sedangkan Penicillium sp. Isolat
C, mula-mula terlihat berwarna hijau kecil ditengah serta disekelilingnya berwarna putih,
kemudian setelah hari ke-6 koloni tampak berwarna dartmouth green dengan sedikit putih
ditepinya.
Genus Jamur Mucor
Hasil pengamatan karakteristik makroskopis dan mikroskopis isolat yang terindikasi berasal
dari genus Mucor. Setelah purifikasi di medium PDA, Mucor sp. sudah memenuhi cawan
petri dengan hifa udara yang banyak dan padat pada hari ke-6 dan permukaan koloni mula-
mula berwarna putih dengan kepala hifa aerial berwarna hitam, kemudian menjadi abu-abu
dengan kepala hifa udara berwana hitam.

Genus Jamur Trichoderma (Isolat A, Isolat B, Isolat C, dan Isolat D)


Hasil pengamatan karakteristik makroskopis dan mikroskopis isolat yang terindikasi berasal
dari genus Trichoderma koloni Trichoderma sp. Isolat A yang telah dipurifikasi di medium
PDA, mula-mula warna permukaan koloni yakni putih dengan hijau di bagian tengahnya,
kemudian pada 6 HSI (Hari Setelah Inokulasi), tampak berwana cadmium green bercampur
putih dengan cadmium green di tepinya serta koloni. Isolat B berwarna putih, koloni tampak
berwarna hunter green bercampur putih serta sudah memenuhi cawan petri. Isolat C dengan
warna awal koloni yakni hijau ditengan dengan putih kehijauan ditepinya setelah 6 HIS.
Isolat D masih tampak berwarna putih krem dan setelah 6 HIS warna putih masih dominan
dan terdapat sedikit campuran hijau.

Simpulan :
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan yakni terdapat 12 isolat jamur mikroskopis
yang diisolasi dari rizosfer tanaman jeruk siam Kintamani, yang berasal dari 4 genus yakni
genus Aspergillus (4 isolat), Penicillium (3 isolat), Mucor (1 isolat), dan Trichoderma (4
isolat), dimana masing-masing memiliki karakteristik makroskopis dan mikroskopis yang
berbeda-beda.
Nama:'Aisyah Noviyanti Putri

NIM :12212193058

kelas :TKIM 6C

Anda mungkin juga menyukai