PENELITIAN PENDIDIKAN
PENGEMBANGAN e-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB
MENGGUNAKAN GOOGLE SITES UNTUK MENUMBUHKAN
LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN KIMIA
OLEH:
Nadia Chairunnisa
1805113427
UNIVERSITAS RIAU
2021
A. Judul
Pengembangan e-Modul Interaktif Berbasis Web Meggunakan Google
Sites untuk Menumbuhkan Literasi Sains Peserta Didik pada Pembelajaran Kimia
B. Latar Belakang
Pembentukan karakter pada kurikulum 2013 mengamanatkan peserta didik
sebagai pribadi pembelajar yang mampu mengeksplorasi sendiri berbagai sumber
belajar untuk menjawab rasa keingintahuannya. Guru yang berperan sebagai
fasilitator pada proses pembelajaran diharapkan mampu memberikan berbagai
alternatif media dan sumber belajar kepada peserta didik. Masa pendemi Corona
Virus atau sering dikenal dengan Covid-19 mempengaruhi dunia pendidikan di
Indonesia, Kemendikbud mengeluarkan SuratEdaran (SE) Nomor 4 Tahun 2020
tentang pelaksanaan kebijakan pendidikakn dalam masa darurat penyebaran
coronavirus disease (Covid-19). Pada Surat Edaran tersebut segala proses belajar
mengajar yang awalnya di sekolah berubah menjdi Belajardari Rumah (BDR)
melalui pembelajaran daring/jarak jauh. Surat edaran tersebut dikemudian hari
diperkuat dengan Surat Edaran (SE) Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman
penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR) dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19. Chatarina Muliana Girsna (Staf Ahli Mendikbud bidang
regulasi), mengungkapkan kebijakan-kebijakan tersebut dibuat untuk
mengupayakan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Akibatnya dunia
pendidikan harus bertrans formasi untuk beradaptasi melakukan pembelajaran
dari rumah melalui online (media daring).
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, penggunaan
modul elektronik (e-modul) berbasis website adalah salah satu pilihan yang dapat
dipilih oleh guru agar peserta didik dapat dengan mudah belajar dan memahami
materi pembelajaran dimana pun dan kapan pun mereka berada. Karena pada saat
ini, peserta didik sebagai remaja yang sedang tumbuh dan berkembang tidak lepas
dengan adanya gadget dan media sosial yang mereka miliki. Jadi, dengan adanya
e-modul berbasis website yang interaktif dan menarik diharapkan dapat
menumbuhkan literasi sains peserta didik.
Secara makro ada keterkaitan antara gaya belajar peserta didik dengan
sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru. Setiap peserta didik memiliki cara
tersendiri dalam belajar. Gaya belajar peserta didik secara garis besar terbagi
menjadi empat jenis, yaitu visual, auditori, membaca dan menulis, serta kinestetik.
Bagi peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik
akan cepat bosan dan tidak tertarik dengan modul pembelajaran yang konvesional.
Dengan adanya e-modul berbasis website, peserta didik dengan berbagai gaya
belajar akan meningkatkan literasi sains peserta didik karena di website tersebut
selain berupa tulisan-tulisan tetapi juga disediakan gambar, ilustrasi, video, serta
audio sehingga sumber belajar tersebut menjadi interaktif bagi peserta didik dan
peserta didik tidak akan malas lagi untuk membaca.
Permasalahan rendahnya literasi sains peserta didik dalam menggunakan
pengetahuan sains untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan
baru, menjelaskan fenomena ilmiah dan menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti
ilmiah menjadi perhatian serius bagi guru dalam proses pembelajaran. Pengukuran
literasi sains penting untuk mengetahui sejauh mana kemelekan peserta didik
terhadap konsep – konsep sains yang telah dipelajarinya. Faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya literasi sains peserta didik diantaranya adalah pemilihan
buku ajar, miskonsepsi, pembelajaran yang tidak kontekstual, dan kemampuan
membaca peserta didik. Kondisi ini mengharuskan pakar dan praktisi pendidikan
Indonesia untuk lebih berbenah lagi dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan sains, agar mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam
berkompetisi diberbagai bidang kehidupan di era revolusi industri 4.0 pada abad 21
ini.
Selama ini beberapa guru masih menggunakan modul konvensional dan
hanya beberapa saja yang sudah mengembangkan modul elektronik dengan
memanfaatkan teknologi dan informasi yang sudah berkembang. Namun e-modul
tersebut masih kurang interaktif dan walaupun sudah elektronik tetapi isinya masih
berupa tulisan-tulisan saja. Untuk itu perlu adanya pengembangan e-modul menjadi
lebih interaktif dan menarik lagi. E-modul interaktif berbasis web menggunakan
google sites sangat diharapkan dapat meningkatkan literasi sains peserta didik.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengembangan e-Modul Interaktif Berbasis Web
Meggunakan Google Sites untuk Menumbuhkan Literasi Sains Peserta Didik pada
Pembelajaran Kimia”
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengembangkan e-modul interaktif berbasis web
menggunakan google sites pada pembelajaran kimia sebagai bahan ajar
yang valid?
2. Apakah e-modul interaktif yang dikembangkan berbasis web menggunakan
google sites pada pembelajaran kimia telah memenuhi syarat valid?
3. Bagaimana respon peserta didik terhadap produk e-modul berbasis web
menggunakan google sites pada pembelajaran kimia?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengembangkan e-modul interaktif berbasis web menggunakan
google sites pada pembelajaran kimia sebagai bahan ajar yang valid.
2. Untuk menghasilkan e-modul interaktif berbasis web menggunakan google
sites pada pembelajaran kimia yang telah memenuhi syarat valid.
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap produk e-modul berbasis
web menggunakan google sites pada pembelajaran kimia.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu
1. Bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang
inovatif, rujukan, dan motivasi dalam mengembangkan media pembelajaran.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan salah satu perbaikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran kimia sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar dan literasi sains peserta didik.
F. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38)
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan
untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini,
definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut :
1. e-Modul Interaktif
e-modul interaktif merupakan bahan pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis
dan menarik untuk mencapai kompetensi/subkompetensi mata kuliah yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya, Imansari dan Suryatiningsih
(2017:12)
2. Web
Web adalah sebuah kumpulan halaman pada suatu domain di internet yang
dibuat dengan tujuan tertentu dan saling berhubungan serta dapat diakses secara
luas melalui halaman depan (home page) menggunakan sebuah browser
menggunakan URL website.
3. Google Sites
Google Sites adalah aplikasi wiki terstruktur untuk membuat situs web
pribadi maupun kelompok, untuk keperluan personal maupun korporat. Google
Sites disiapkan sebagai pengganti dari Google Page Creator. Situs yang dibuat akan
memiliki alamat http://sites.google.com/site/username
4. Literasi Sains
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah
untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta,
memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi
membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat
dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016). National Research
Council (2012) menyatakan bahwa rangkaian kompetensi ilmiah yang dibutuhkan
pada literasi sains mencerminkan pandangan bahwa sains adalah ansambel dari
praktik sosial dan epistemik yang umum pada semua ilmu pengetahuan, yang
membingkai semua kompetensi sebagai tindakan.
5. Pembelajaran Kimia
Pembelajaran kimia merupakan salah satu cabang ilmu alam yang
mempelajari komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul,
sehingga sifat fisik dari sebagian besar bentuk zat dan materi kimia tidak bisa di
indra secara langsung oleh mata, sehingga dalam proses mempelajari ilmu Kimia
sangat dibutuhkan media perantara seperti gambar, video, animasi untuk
memvisualisasi materi agar lebih dapat dipahami oleh siswa.
G. Tinjauan Pustaka
1. e-Modul Interaktif Berbasis Web Menggunakan Google Sites
Media pembelajaran e-modul interaktif berbasis website ini merupakan
bahan ajar yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja.
Menurut (Pramana et al., 2018; Suarsana, 2013), modul elektronik ialah bahan ajar
berupa modul yang berbasis elektronik yang dikemas secara digital. Dalam
penggunaannya e-modul adalah bahan ajar secara mandiri yang didesain secara
utuh dan sistematis dalam unit pembelajaran tertentu yang disajikan dalam format
elektronik dimana dalam setiap proses pembelajaran nya terhubung dengan tautan
(link) yang mampu membuat pembelajaran lebih interaktif yang dilengkapi audio,
video dan animasi untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik. E-modul
dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memfasilitasi
peserta didik dalam belajar secara mandiri (Asrial, Syahrial, Maison, Kurniawan,
& Piyana, 2020; Citrawathi, Adnyana, & Santiasa, 2016).
Kemajuan teknologi telah memungkinkan e-modul ditampilkan melalui
smartphone. Kelebihan e-modul yaitu dapat mengurangi penggunaan kertas dalam
proses pembelajarannya. Sebuah e-modul disusun secara sistematis dengan bahasa
yang dapat menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Sehingga tidak
membingungkan peserta didik dalam memahami (Laili, 2019). Arsyad (2014)
mengungkapkan bahwa e-module interaktif memungkinkan peserta didik bukan
hanya melibatkan indra pendengaran, namun juga penglihatan. Semakin banyak
indra yang digunakan untuk menerima informasi, maka semakin besar
kemungkinan informasi tersebut diingat dan dimengerti. Keberhasilan e-modul
interaktif dalam pembelajaran dibuktikan Imansari dan Sunaryantiningsih (2017)
dimana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan e-modul interaktif
sebagai media pembelajaran dikategorikan sangat dan hasil respon peserta didik
juga menunjukkan bahwa seluruh aspek pada angket dikategorikan sangat baik,
maka e-module interaktif layak digunakan sebagai media pembelajaran dalam
proses pembelajaran.
Media pembelajaran yang dibuat dapat memanfaatkan teknologi informasi
yang semakin berkembang saat ini. Menurut Tuafik, dkk (2018) beberapa manfaat
penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan antara lain : kemudahan
mendapatkan resource yang lengkap, arus informasi tetap mengalir setiap waktu
tanpa ada batasan waktu dan tempat, aktivitas pembelajaran pelajar meningkat,
daya tampung meningkat, adanya standarisasi pembelajaran, meningkatkan
learning outcomes baik kualitas maupun kuantitas. Akibatnya, segala informasi
dapat diakses melalui teknologi informasi yang semakin pesat saat ini. Untuk
menghindari terbuangnya waktu peserta didik saat akses internet dalam
mendapatkan informasi (browing) terkait pembelajaran karena terkadang materi
yang diperoleh tidak relevan bagi pembelajaran, para pendidik perlu menyiapkan
sumber belajar berbasis web yang sudah dikemas sehingga peserta didik tidak perlu
membuang waktu untuk browsing. Oleh sebab itu, kemampuan pendidik dalam
mengembangkan sumber belajar berbasis web perlu ditingkatan.
Cara yang sederhana dan mudah untuk membangun media
pembelajaran berbasis web bagi pendidik adalah memanfaatkan Google Sites.
Google Sites merupakan aplikasi online yang diluncurkan google untuk
pembuatan website kelas, sekolah, atau lainnya. Adanya Google Sites pengguna
dapat menggabungkan berbagai informasi dalam satu tempat (termasuk video,
presentasi, lampiran, teks, dan lainnya) yang dapat dibagikan sesuai kebutuhan
pengguna. Penggunaan Google Sites bebas biaya dan dapat dimanfaatkan oleh
semua pengguna yang memiliki akun google (Taufik, dkk., 2018).
Kurang optimalnya
penggunaan media Optimalnya
pembelajaran yang digunakan penggunaan
oleh guru di era pandemi media
Covid-19
Pengembangan e-modul
berbasis web menggunakan
google sites
1,76 < x < 2,51 Kurang valid Revisi sebagian & pengkajian ulang