Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRAJABATAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

Nama Anggota : 1. Aldy Fathurohman


2. Hilda Nurmayanti
3. Lelasari
4. Velia Aprilianti
5. Windi Nurfitriani Dewi
Kelompok :3
Mata Kuliah : Proyek Kepemimpinan I
Topik 2 : Pemetaan Tantangan dan Kekuatan Komunitas/Sekolah dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik
Kelas : PPG G2 002

Kegiatan 1 (Menghubungkan Dua Ujung Mata Rantai)

Gambar 1

Implementasi kurikulum merdeka adalah salah satu strategi yang digunakan untuk
menyamakan persepsi dan pemahaman dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka yang dirancang menyesuaikan perkembangan zaman dan lebih sederhana
serta lebih mendalam termasuk nenberikan “kemerdekaan” bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkannya, serta menghadirkan sistem pembelajaran yang lebih relevan dan
interaktif. Gambar diatas dalam implementasi kurikulum merdeka menunjukkan adanya :
- Paradigma baru
- Student center
- Profil pancasila
- Pembelajaran yang menyenangkan
- Teknologi
- Media pembelajaran yang menarik
- Model dan metode pembelajaran yang sesuai
Gambar 2 (Menampilkan peserta didik yang terlibat aktif dalam pembelajaran)

- Peserta didik yang aktif


- Pembelajaran yang menarik
- Lingkungan belajar yang nyaman
- Suasana belajar yang interaktif
- Pembelajaran yang berdiferensiasi

Pandangan Kelompok
Kurikulum merdeka yang diwujudkan oleh pemerintahan, berusaha
mengimplementasikan paradigma baru yang berpusat pada peserta didik dengan pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna serta bisa membawa perubahan pada sasaran prakarsa
perubahan.
Mata rantai yang menghubungkan gambar 1 dan gambar 2:

Gambar 1 Mata rantai Gambar 2

Pembelajaran yang berpusat


pada peserta didik
Interaksi yang aktif
Media pembelajaran
yang menarik
Model dan metode
pembelajaran yang sesuai
Lingkungan belajar
yang nyaman
Pembelajaran
menyenangkan
Mata rantai yang kelompok kami temukan yaitu sebagai berikut:
- Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
Pembelajaran berpusat pada peserta didik merupakan sistem pembelajaran
menunjukkan dominasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran dan guru hanya
sebagai fasilitator, pembimbing dan pemimpin. Hal sesuai dengan Implementasi
kurikulum merdeka yaitu berorientasi pada peserta didik.
- Interaksi yang aktif
Dalam gambar tersebut dapat kita lihat para peserta didik secara mandiri dan
aktif dalam melakukan pembelajaran. Karena gurunya menciptakan suasana pembelajaran
yang kreatif, inovatif sehingga peserta didik terlihat senang dan termotivasi untuk belajar.
- Media pembelajaran yang menarik
Dalam imlementasi kurikulum merdeka, pemanfaatan media sangat diprioritaskan
karena pada dasarnya penggunaan media pembelajaran dapat mempermudah peserta didik
dalam memahami suatu materi, dapat merangsang peserta didik untuk berpikir kritis
sehingga dengan menggunakan daya imajinasinya, kemampuan dan sikapnya dapat
dikembangkan lebih lanjut sehingga mampu melahirkan kreativitas dan karya
inovatif. Penggunaan media pembelajaran sangat penting diimplementasikan dalam
kurikulum merdeka untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, dan bermakna
bagi peserta didik sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
- Model dan metode pembelajaran yang sesuai
Dalam gambar tersebut dapat kita lihat para peserta didik merasakan bahwa
pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, serta gaya belajar yang mereka
miliki karena guru menggunakan model dan metode pembelajaran variatif untuk membuat
pembelajaran bermakna. Pada implementasi kurikulum merdeka, guru harus menggunakan
model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta
didik.
- Lingkungan belajar yang nyaman
Dalam gambar tersebut dapat kita lihat bahwa ketersediaan meja dan kursi yang
nyaman untuk dipakai belajar dan pada implementasi kurikulum merdeka, lingkungan
belajar yang diharapkan adalah lingkungan kelas yang nyaman sehingga dapat
meningkatkan minat peserta didik belajar di kelas, karena dengan kelas yang aman dan
nyaman peserta didik tentunya akan lebih fokus memahami penyampaian materi yang
diberikan oleh guru.
- Pembelajaran menyenangkan
Dalam gambar tersebut dapat kita lihat para peserta didik menunjukkan suasana
dalam kelas yang menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan adalah rancangan
pembelajaran dengan tujuan menciptakan suasana yang membebaskan peserta didik
untuk berani mencoba, bertindak, bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga
perhatian peserta didik dapat dipusatkan secara penuh pada pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan Implementasi kurikulum merdeka yaitu fleksibilitas bagi guru dan peserta
didik. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat
peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
maksimal.

Kegiatan 2 (Menentukan Strategi Pemetaan Tantangan dan Kekuatan dalam


Sekolah/Komunitas)
1. Visi Kelompok
“Terwujudnya peserta didik yang berilmu, bertanggung jawab, peduli lingkungan dan
berkarakter sesuai profil pelajar pancasila serta mampu bersaing di era modern maupun
masa mendatang”
Berdasarkan visi di atas dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang pendidik harus
mempunyai sikap tanggungjawab agar senantiasa sadar dengan segala tindakannya dan
melaksanakan tugas serta kewajiban dengan baik. Selain itu menjadi pendidik harus menjadi
pendidik yang berkarakter sehingga memilik profil Pelajar Pancasila. Dimana pendidikan
karakter merupakan usaha untuk membangun masyarakat di Indonesia khusunya pemuda,
karena pemuda adalah pemimpin bangsa yang akan datang. Maka dari itu seorang guru atau
pendidik perlu menjadi pendidik yang berkarakter profil Pancasila agar nantinya dapat
membawa peserta didik mempunyai jiwa Pancasila dalam diri mereka. Seorang guru juga
harus menanamkan karakter peduli lingkungan kepada peserta didik, hal ini dilakukan agar
peserta didik dapat berperan aktif dan berpartisipasi untuk kesadaran terhadap pencegahan
kerusakan lingkungan dan aktif dalam perbaikan, mencegah dan memecahkan
permasalahan lingkungan yang sampai sekarang belum ada solusinya terutama dalam hal
sampah.
Dari visi kelompok kami tersebut, maka kami sebagai mahasiswa PPG Prajabatan
membuat prakarsa perubahan yaitu "Mengurangi Sampah Plastik dengan Gaya Hidup
Ramah Lingkungan Melalui Kegiatan ACIL (Aksi Cinta Lingkungan) ".
2. Paradigma Inquiri Apresiatif
Dalam mencapai visi diperlukan upaya proses perubahan. Jika kita menggunakan
paradigma, perspektif, atau pendekatan yang tepat dalam membawakan perubahan tersebut,
maka kita akan mendapatkan atmosfer dan suasana yang menguatkan dan memberdayakan
mereka yang terlibat dalam proses pencapaian visi tersebut. Inkuiri Apresiatif dikenal
sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Inkuiri
Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya
kolaboratif menemukan hal positif, kekuatan, dan aset dalam diri seseorang, dalam suatu
organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan.
Oleh karena itu dalam mencapai visi dan tujuan yang sama diperlukan kolaborasi yang
dapat membangun motivasi untuk mewujudkan visi tersebut yang sesuai dengan tujuan
pendidikan Indonesia. Strategi yang kami gunakan adalah dengan melakukan observasi dan
wawancara dengan pihak sekolah. Adanya motivasi yang muncul dari kolaborasi tersebut
dapat digunakan sebagai kekuatan untuk menghadapi tantangan dalam pencapaian visi
bersama.
3. Metode Perubahan BAGJA-5D Inkuiri Apresiatif
a. B-uat pertanyaan (Define)
Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan program ACIL (Aksi Cinta Lingkungan)?
b. A-mbil Pelajaran (Discover)
 Siapa yang terlibat dalam program ACIL (Aksi Cinta Lingkungan)?
 Mengapa melakukan program ACIL (Aksi Cinta Lingkungan)?
 Kapan program ACIL (Aksi Cinta Lingkungan) akan dijalankan?
 Dimana program ACIL (Aksi Cinta Lingkungan) dilakukan?
 Bagaimana cara memanfaatkan sampah-sampah anorganik yang ada di sekolah?
c. G-ali Mimpi (Dream)
 Peserta didik lebih peduli terhadap lingkungan sekolah.
 Peserta didik mampu memanfaatkan sampah anorganik yang ada di lingkungan
sekolah.
 Menularkan kebiasaan baik ke seluruh dunia melalui konten youtube.
d. J-abarkan Rencana (Design)
 Apa langkah paling sederhana/langkah pertama yang bisa dilakukan?
 Berapa lama target untuk mencapai program tersebut?
 Apa tindakan-tindakan yang bisa mendukung usaha untuk mencapai program tersebut?
 Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?
 Bagaimana cara untuk saling menyemangati usaha bersama mencapai program
tersebut?
e. A-tur Eksekusi
 Mensosialisasikan program ACIL (Aksi Cinta Lingkungan) ke lingkungan sekolah.
4. Berfikir Sistem
Cara berpikir sistem dalam studi kasus ini adalah memberikan edukasi kepada peserta
didik di SDN 1 Watubelah untuk menumbuhkan kebiasaan hidup ramah lingkungan. Salah
satu bentuk kebiasaan hidup ramah lingkungan yang hendak ditanamkan adalah kebiasaan
membawa dan menggunakan kotak makan sendiri saat membeli makanan di kantin maupun
penjual makanan lainnya, untuk mengurangi pemakaian plastik maupun styrofoam yang
tidak ramah lingkungan. Membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan
seperti sampah organik dan sampah anorganik. Mendur ulang sampah sebagai upaya
mengajarkan siswa agar dapat mengelola sampah secara baik dan benar melalui program
reuse, reduce, dan recycle (3R). “Reuse siswa diajarkan bagaimana memanfaatkan sampah
yang masih bisa digunakan. Reduce yakni mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan
atau memunculkan sampah. Recycle yaitu mengolah kembali sampah menjadi produk atau
barang yang dapat bermanfaat”.
5. Sustainability NEWS
Nature SDN 1 Watubelah sebagai sasaran dan subjek dalam kegiatan pelaksanaan
proyek yang akan dikembangkan. Upaya pengembangan yang akan
dilaksanakan adalah pameran hasil kerajinan siswa dari sampah plastik.
Economy Produk akhir dari proyek akan dipamerkan dan menjadi sumber daya ekonomi.
Wellbeing Proyek ini mendukung kesejahteraan psikologis dan kesehatan lingkungan.
Society Menanamkan nilai-nilai sosial dan mempersatukan perbedaan dalam sistem
sekolah.

Tantangan dan Kekuatan Sekolah


Tantangan Sekolah
1. Rendahnya kesadaran dan kepedulian warga sekolah dalam pemeliharaan kebersihan
lingkungan.
2. Meningkatnya penggunaan plastik di lingkungan sekolah.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai pemanfaatan sampah.
Kekuatan Sekolah
1. Orangtua mendukung adanya program ACIL (Aksi Cinta Lingkungan)
2. Kepala sekolah memiliki kepemimpinan yang demokratis, partisipatif, transparan dan
responsif terhadap berbagai inovasi pendidikan.
3. Kerja sama yang harmonis terjalin dengan baik antara sekolah, komite sekolah dan orang tua
siswa.

Daftar prakarsa perubahan yang dapat menjadi alternatif pilihan yang melandasi Projek
Kepemimpinan.
1. Aldy Fathurohman
Lisa (Lihat Sampah Ambil) ini adalah upaya menanamkan kesadaran akan kebersihan
lingkungan yang ditujukan bagi siswa, guru, dan seluruh warga sekolah. Dimana warga
sekolah di biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya dan mengambil sampah di
sekitar dan membuang nya di tempat sampah.
2. Hilda Nurmayanti
Program penanaman dan pemeliharaan pohon, lingkungan sekolah akan menjadi asri dan
nyaman ditempati jika para penghuninya sadar akan pentingnya pohon dan tumbuhan yang
hidup di lingkungan sekolah. Ketika semua guru dan siswa saling bersinergi untuk selalu
menjaga lingkungan khususnya pohon dan tumbuhan maka akan tercipta lingkungan belajar
yang nyaman.
3. Lelasari
Program Ecobrick di sekolah dapat mengurangi sampah plastik dan merupakan salah satu
usaha kreatif bagi penanganan sampah plastik. Siswa diminta untuk mendaur ulang sampah
plastik bekas jajanan dengan menggunakan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu
yang berguna. Hasil ecobrick dapat digunakan di lingkungan sekolah seperti: meja, kursi
dan pembuatan taman di sekolah.
4. Velia Aprilianti
Mendaur ulang sampah sebagai upaya mengajarkan siswa agar dapat mengelola sampah
secara baik dan benar melalui program reuse, reduce, dan recycle (3R). “Reuse siswa
diajarkan bagaimana memanfaatkan sampah yang masih bisa digunakan. Reduce yakni
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah. Recycle yaitu
mengolah kembali sampah menjadi produk atau barang yang dapat bermanfaat”.
5. Windi Nurfitriani Dewi
Program jumat bersih, yaitu melakukan kegiatan pelestarian lingkungan sekolah, seperti
membersihkan selokan di sekolah, memelihara kebun bunga, menanam bibit sayur,
mengolah limbah, dan lain-lain sesuai jadwal yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai