Disusun Oleh :
IDAWATI (201302094)
SUMIATI (201302106)
Kelas D
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Orang Dewasa, dengan judul
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita semua yaitu Nabi
Muhammad SAW kepada keluarga, para sahabat, dan para umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
berbagai refrensi, serta infomasi dari media massa, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih
kepada dosen matakuliah Tehnologi Pendidikan. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai sejarah penyuluhan di indonesia.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
KESIMPULAN
DAFTARA PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
mengenai konsep pendidikan untuk orang dewasa. Tidak selamanya kita berbicara dan mengulas
di seputar pendidikan murid sekolah yang relatif berusia muda. Kenyataan di lapangan, bahwa
tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan baik pendidikan informal maupun
sebagainya. Masalah yang sering muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi membelajarkan
orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. Dalam hal ini, orang dewasa
sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik biasa
yang sedang duduk di bangku sekolah tradisional. Oleh sebab itu, harus dipahami bahwa, orang
dewasa yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri bergerak dari
ketergantungan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau
pengarahan diri sendiri. Kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang mampu
mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu
keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya
sendiri, bukan diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila orang
dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri maka dia
akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang. Karena orang dewasa bukan anak kecil,
maka pendidikan bagi orang dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah.
Perlu dipahami apa pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa
yang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling baik dan sebagainya (Lunandi, 1987).
Pemahaman terhadap perkembangan kondisi psikologi orang dewasa tentu saja mempunyai arti
penting bagi para pendidik atau fasilitator dalam menghadapi orang dewasa sebagai siswa.
Berkembangnya pemahaman kondisi psikologi orang dewasa semacam itu tumbuh dalam teori
yang dikenal dengan nama andragogi. Andragogi sebagai ilmu yang memiliki dimensi yang luas
dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar. Secara singkat teori ini memberikan
dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu,
pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan pendekatan khusus dan harus
memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman
Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah memiliki daerah
dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat
bersifat non formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling
tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan
tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang
dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur
hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat
dipertanggung jawabkan. Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah pandangannya
Tetapi di lain pihak perubahan yang terjadi seperti inovasi dalam teknologi, mobilisasi
penduduk, perubahan sistem ekonomi, dan sejenisnya begitu cepat terjadi. Dalam kondisi seperti
ini, maka pengetahuan yang diperoleh seseorang ketika ia berumur 21 tahun akan menjadi usang
ketika ia berumur 40 tahun. Apabila demikian halnya, maka pendidikan sebagai suatu proses
transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan modern (Arif, 1994).
Oleh karena itu, tujuan dari kajian/tulisan ini adalah untuk mengkaji berbagai aspek yang
mungkin dilakukan dalam upaya membelajarkan orang dewasa (andragogi) sebagai salah satu
alternatif pemecahan kependidikan, sebab pendidikan sekarang ini tidak lagi dirumuskan hanya
sekedar sebagai upaya untuk mentransmisikan pengetahuan, tetapi dirumuskan sebagai suatu
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan menambah pengetahuan
tentang model pembelajaran apa saja yang sesuai untuk pembelajaran orang dewasa serta
metode apa saja yang bisa diterapkan bagi pembelajaran orang dewasa. Orang dewasa juga
memerlukan pembelajaran, agar orang dewasa tersebut tidak ketinggalan jaman dan bisa
Manfaat dari makalah ini yaitu banyak sekali salah satunya yaitu bisa membantu orang
dewasa dalam memahami materi pembelajaran dan dapat mengajak orang dewasa untuk mau
belajar lagi, karena belajar mempunyai manfaat yang baik seperti bisa meningkatkan kualitas
PEMBAHASAN
Andragogi (andragogy) berasal dari kata Yunani “ aner” atau “andr”, berarti orang
dewasa dan agogi. Agogi (Agogy) berasal dari kata Yunani “Agogus” yang berarti
ilmu memimpin/membimbing”, atau “seni dan ilmu mempengaruhi orang lain”. Pedagogi
(pedagogy) berasal dari kata Yunani “Paid” (berati anak) dan “Agogus” (berarti “memimpin”).
Pedagogi berarti “seni dan ilmu mengajar anak-anak”. John D. Ingalls memberi batasan
pengertian andragogi sebagai :Proses pendidikan membantu orang dewasa menemukan dan
latar sosial dan situasi pendidikan untuk mendorong pertumbuhan dan kesehatan individu,
organisasi, dan masyarakat. Menurut Knowles (1977:38), “ Andragogy is therefore, the art and
science of helping adults learn”. Andragogi adalah suatu ilmu dan seni dalam membantu orang
dewasa belajar. Dilihat dari segi epistemologi, andragogi berasal dari bahasa Yunani dengan
akar kata:”Aner” yang artinya orang untuk membedakannya dengan “paed” yang artinya anak.
Knowles dalam bukunya “ The modern practice of Adult Education”, mengatakan bahwa semula
ia mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar. Kemudian
setelah melihat hasil eksperimen banyak pendidik yang menerapkan konsep andragogi pada
pendidikan anak-anak dan menemukan bahwa dalam situasi-situasi tertentu memberikan hasil
yang lebih baik, Knowles melihat bahwa andragogi sebenarnya merupakan model asumsi yang
lain mengenai pembelajaran yang dapat digunakan di samping model asumsi pedagogi. Ia juga
mengatakan model-model itu berguna apabila tidak dilihat sebagai dikhotomi, tetapi sebagai dua
ujung dari suatu spektrum, dimana suatu asumsi yang realistik pada situasi yang berada di antara
anak dilihat dari segi perkembangan kognitif mereka. Menurut Knowles dalam
WWW.DELIVERY.COM (2002) ada empat asumsi utama yang membedakan andragogi dan
pedagogi, yaitu:
a. Perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa memiliki konsep diri yang mandiri dan tidak
b. Perbedaan pengalaman, orang dewasa mengumpulkan pengalaman yang makin meluas, yang
c. Kesiapan untuk belajar, orang dewasa ingin mempelajari bidang permasalahan yang kini
d. Perbedaan dalam orientasi ke arah kegiatan belajar,orang dewasa orientasinya berpusat pada
Asumsi asumsi pokok di atas menimbulkan berbagai implikasi yang berkaitan dengan
penerapan strategi pembelajaran. Secara umum strategi pembelajaran orang dewasa lebih
mengajukan asumsi bahwa orang dewasa dapat belajar. Kalaupun ada orang dewasa yang
mengeluh tidak dapat lagi belajar, orang dewasa yang bersangkutan kurang percaya pada
kemampuan dirinya untuk belajar. Menurut hasil penelitian, kemampuan belajar bagi orang
Kemunduran kecepatan belajar tersebut ada kaitannya dengan pertambahan usia yang
Empat konsep yang membedakan pedagogi dan andragogi, menurut Malcolm Knowles :
Pedagogi Andragogi
karena itu dinilai kecil dalam kaya. Multi komunikasi oleh semua
pelajar.
Pendekatanya “subject
centered”.
2.2 Metode pembelajaran orang dewasa
Dalam pembelajaran orang dewasa banyak metode yang diterapkan. Untuk keberhasilan
pembelajaran semacam ini, apa pun metode yang diterapkan seharusnya mempertimbangkan
faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran, yaitu agar
peserta didik dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu. Merupakan suatu
kekeliruan besar jika dalam hal ini, pembimbing secara kurang wajar menetapkan pemanfaatan
metode hanya karena faktor pertimbangannya sendiri, yaitu menggunakan metode yang
dianggapnya paling mudah, atau hanya disebabkan oleh keinginannya agar dikagumi oleh
peserta di kelas itu, ataupun mungkin ada kecenderungan hanya menguasai satu metode tertentu
saja (supriadi, 2006). Penetapan pemilihan metode yang tepat seharusnya mempertimbangkan
aspek tujuan yang ingin dicapai, yaitu mengacu pada garis besar program pembelajaran yang
1. Proses pembelajaran yang dirancang untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan
mengisi pengalaman baru dengan berpedoman pada masa lalu yang pernah dialami. Serta
mampu memberi wawasan baru bagi masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa
yang sudah diketahuinya. Contoh: latihan keterampilan melaui tanya jawab, wawancara,
pengalaman baru, dan keterampilan baru sehingga dapat mendorong masing-masing individu
dewasa guna meraih semaksimal mungkin ilmu penetahuan yang diinginkanya, apa yang
computer aidedlearning, dan belajar mandiri hasilnya akan kurang optimal jika tidak berfokus
pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Unsur-unsur lain yang perlu diperhatikan
dalam memilih metode pembelajaran adalah sarana/prasarana, bahan kajian atau materi ajar,
serta tingkat kemampuan mahasiswa. Terdapat beragam model pembelajaran dengan pendekatan
student centre learning yang bisa diaplikasikan seperti small group discussion, role play and
simulation, case study, discovery learning (DL), self directed learning (SDL), cooperative
learning (CL), collaborative learning (CbL), contextual instruction (CI), project based learning
terhadap kebutuhan peserta didik dengan mengintegrasikan konsep andragogi di atas, berikut ini
Discussion orang).
Menjadi moderator sekaligus
kelas.
mahasiswa
mahasiswa.
mandiri mahasiswa
menilai pengalaman
belajarnya sendiri.
3. Orang dewasa lebih memberikan perhatian pada hal-hal yang menarik bagi mereka dan
menjadi kebutuhanya.
4. Orang dewasa lebih suka dihargai daripada diberi hukuman atau disalahkan.
5. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecenderungan untuk
7. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan itikad yang baik, adil, dan masuk
akal.
8. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya, oleh karena itu,
10. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalin hubungan
suasana kelas yang kondusif. Keyakinan pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua
peserta didik untuk belajar dan berprestasi merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan.
Pengajar harus memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlibat dan berpengaruh
kuat pada proses belajarnya. Secara umum karakteristik pengajar pada oarang dewasa
3. Mempunyai ras tanggung jawab yang tinggi, pengabdian, dan idealisme untuk kerjanya.
10. Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar.”
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi positif dan negatif.
Dalam pembelajaran orang dewasa mengacu pada karakteristik yang melekat sebagai
pelajar. Berbagai model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan, diantaranya model
pembelajaran:
Yaitu model pembelajarn analisis dan partisipatif. Dengan beberapa tahap, yaitu
pemecahan masalah, kebutuhan peningkatan mutu program, dan kemampuan menurut pelajar.
Merujuk pada model pembelajaran ini untuk analisis peran peserta dapat menggunakan
metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan Peran). ATMAP yaitu upaya peningkatan
Peran petugas
Fase operasi pengumpulan data untuk verifikasi hakikat objek. Kondisi, miliki dan situasi
Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi meliputi : mengisolasi variable dan kondisi
Mengumpulkan informasi dengan data dan menjelaskan masalah yang ada dengan tepat.
pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi. Hal ini untuk menjelaskan,
mengintegrasikan dan menghubungkan materi dalam tugas pembelajaran dengan materi yang
telah dipelajari.
Advance Organizer umumnya didasarkan pada konsep dan aturan disiplin. Dan dikaitkan
dengan materi yang bersifat actual (kurang abstrak) terlebih dahulu. Model ini juga digunakan
Yaitu model pembelajaran mencakup penganalisaan proses berpikir dan diskusi mengenai
PENUTUP
KESIMPULAN
Strategi pembelajaran dapat ditinjau dari ilmu, seni dan keterampilan yang digunakan
peserta didik dalam belajar. Di samping itu strategi pembelajar dapat dimaknai sebagai prosedur
komponen pembelajaran (materi pembelajaran, peserta didik, waktu, alat, bahan, metode
pembelajaran, sistem evaluasi) dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
pembelajaran orang dewasa (andragogi) merupakan prosedur yang dilakukan dalam membantu
orang dewasa dalam belajar. Dalam belajar, orang dewasa telah memiliki konsep diri yang harus
dihargai, memiliki pengalaman yang dapat dijadikan sumber belajar, orientasi belajar diarahkan
pada upaya pemenuhan kebutuhan dan peningkatan peran dan status sosial dalam masyarakat.
DAFTARA PUSTAKA
http://manggari9g-19.blogspot.com/2013/12/model-pembelajaran-orang-dewasa.html