Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI BELAJAR PEDAGOGIK

Dosen Pembimbing :
MELLY ELVIRA, M.PD

Disusun Oleh :
Dhea Alfa Vina (230105110042)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat-Nya makalah
yang berjudul “Teori Pembelajaran Pedagogik” ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi hingga
terselesaikannya makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Melly Elvira, M.Pd
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berharga. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang saling mendukung dan berbagi ide selama
proses penulisan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas akademis untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam mata kuliah Academic Writing. Tema yang diangkat dalam makalah ini
adalah Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa yang akan
datang. Harapannya makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi pembaca
yang berminat.
Akhir kata, penulis berhararap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menjadi sumbangan kecil dalam mengembangkan pengetahuan kita. Terima kasih atas seluruh
perhatian dan dukungan dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi
kita semua. Aamiin

Malang, 10 Desember 2023

Penulis

Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pedagogik........................................................................................................................6
2.2 Kompetensi Pedagogik......................................................................................................................7
2.3 Teori Belajar Pedagogik.....................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13

Page 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kunci sebuah keberhasilan adalah belajar. Tak dapat dipungkiri, belajar memang
sangat diperlukan. Terutama bagi para pemuda penerus bangsa. Kegiatan belajar sendiri beragam
macamnya. Selaras dengan banyaknya ilmu yang ada di dunia ini, yang dapat kita pelajari satu
persatu. Banyaknya ilmu yang ada di dunia dapat membuat kita mengerti suatu hal yang baru.
Tak sedikit orang mengartikan bahwa kegitan belajar itu hanya dilakukan ketika kita duduk
dibangku sekolah. Padahal sesungguhnya, belajar dapat dilakukan dan diterima di mana saja.
Terkadang kita sering tidak menyadari suatu hal kecil, yang sebenarnya merupakan salah satu
proses belajar. Suatu hal kecil, yang dapat kita sebut sebagai pengalaman yang justru malah
dapat diakatakan sebagai guru terbaik yang menemani langkah kita di dalam proses belajar.
Ketika masih dalam kandunganpun, sebenarnya kita melakukan kegiatan belajar. Jadi, tak
dapat disalahkan jika anonim mengatakan bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak-
anaknya. Sejak dalam kandungan, janin akan belajar bahasa, belajar mendengar suara, belajar
akan rasa, dan lain sebagainya. Janin akan mulai beradaptasi sejak dalam Rahim ibu.
Belajar banyak macamnya. Banyak pula jenisnya. Di dunia ini, telah banyak para ahli yang
mendefinisikan belajar. Mengklasifikannya kedalam beberapa teori. Salah satu teori belajar yang
terkenal adalah teori belajar pedagogik. Teori pedagogik ini sering digunakan sebagai acuan
belajar oleh banyak kalangan. Tak terkecuali pembelajaran pada anak usia dini. Teori ini dapat
dikatakan sangat related pada kehidupan yang semakin canggih. Anak zaman sekarang dengan
cara pandang dan karakter yang berbeda disbanding anak zaman dulu.
Teori pedagogik ini sendiri terbagi menjadi empat macam. Yakni teori belajar behavioristik,
teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivisme, dan teori belajar humanistic. Keempat teori
tersebut memiliki ciri khas, dan cara pandang masing-masing. Keempat teori tersebut juga
memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Mungkin aka nada beberapa kesamaan
dan perbedaan dalam keempat teori tersebut. Keempat teori tersebutlah, yang akan penulis
jabarkan dalam makalah ini.

Page 4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pedagogik?
2. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik?
3. Apa saja keempat teori pedagogik?

1.3 Tujuan
1. Memaparkan pengertian pedagogik.
2. Mengetahui pengertian dari kompetensi pedagogik.
3. Menjabarkan keempat teori pedagogik.

Page 5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pedagogik


Istilah pedagogik berasal dari dua kata Yunani kuno, yaitu Paedos yang berarti anak, dan
agogos yang berarti mengutus, mengarahkan, membimbing. Pedagogik adalah suatu ilmu yang
mengarahkan anak untuk membahas permasalahan atau permasalahan pendidikan dan kegiatan
pendidikan, termasuk tujuan pendidikan, alat pembelajaran, pelaksanaan pendidikan, peserta
didik, pendidik, dan lain-lain. Oleh karena itu, pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau
kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku manusia, yaitu memanusiakan
seseorang(Tarbiyah 2017).
Pedagogik adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu bentuk kegiatan
pendidikan, seperti penyuluhan, teguran, pemberian contoh untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Pedagogik merupakan ilmu yang tidak hanya mempelajari suatu objek untuk
mengetahui bagaimana keadaan atau wataknya, tetapi juga mempelajari bagaimana berperilaku.
Secara pedagogik, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran memerlukan perhatian yang
serius. Hal ini penting karena sebagian masyarakat menganggap pendidikan di Indonesia kurang
berhasil, kering secara pedagogik, dan sekolah terkesan lebih mekanis, sehingga siswa cenderung
merana karena tidak mempunyai dunia sendiri (Bagja S and Supriyadi 2018).
Pedagogik juga merupakan suatu profesi, sehingga disebut pedagogik profesional. Pedagogik
adalah suatu profesi yang membicarakan tentang rencana pembelajaran dan pelatihan atau hal-
hal yang termasuk dalam rencana pembelajaran dan pelatihan, seperti objek pembelajaran, alat
pembelajaran, lembaga pendidikan, siswa, guru dan lain sebagainya. Pedagogik mencakup
disiplin ilmu yang bersifat teoritis dan praktis. Oleh karena itu, pedagogik dicoret dan mencakup
profesi lain seperti: profesi di bidang sosial, spesialisasi psikologi, psikologi pembelajaran,
metodologi pengajaran, sosiologi, hukum, dan lain sebagainya (Kumala, Susanto, and Susilo
2018). Berdasarkan definisi di atas, pedagogik merujuk pada ilmu pendidikan anak yang ruang
lingkupnya terbatas pada interaksi pendidikan antara guru dan siswa. Kompetensi pedagogik
juga dapat diartikan sebagai seperangkat keterampilan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni
mengajar siswa(Bagja Sulfemi 2015). Dengan demikian terlihat betapa besarnya peran guru dan
betapa beratnya tugas dan tanggung jawabnya, terutama tanggung jawab moral untuk

Page 6
mengeksploitasi dan meniru, yaitu mengeksploitasi perkataan dan meniru tindakan atau perilaku.
Di sekolah menjadi landasan atau pedoman kaidah kehidupan sekolah yaitu pendidikan atau
pengajaran peserta didik, dan di masyarakat menjadi teladan bagi setiap anggota
masyarakat(Suparmi 2019).
Dalam psikologi perkembangan, Menurut Santrok & Yussen, mereka membagi menjadi 5 fase
di antaranya fase pranatal, fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase kanak-kanak tengah dan akhir,
serta fase remaja. Fase anak sekolah dasar masuk ke dalam fase kanak-kanak tengah dan akhir,
dan mulai masuk ke fase remaja. Karakteristiknya anak- anak menguasai keterampilan-
keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki
dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia
anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula. Sedangkan Fase remaja adalah masa
perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang
dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun.
Psikologi perkembangan anak adalah penting, terutama di masa usia emasnya yaitu saat anak-
anak masih duduk di bangku sekolah dasar, Psikologi perkembangan sering juga disebut
psikologi genetika karena memang bidang cakupnya bersangkut paut dengan asal usul dan
hakekat pertumbuhan suatu tingkah laku. Dalam psikologi perkembangan yang dinilai adalah
secara keseluruhan dari perkembangan jasmani, mental dan kemampuan motorik halus dan kasar
dari masing-masing individu yang unik tersebut, sebagai guru di sekolah dasar adalah wajib
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang mendasari perkembangan secara fisik, mental
dan perilaku anak-anak didik(Kumala, Susanto, and Susilo 2018).

2.2 Kompetensi Pedagogik


Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu
hal.8 Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen dijelaskan bahwa, “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan” (Suparmi 2019). Kompetensi Pedagogik merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan
seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik (Tarbiyah 2017).

Page 7
Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah
ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara
pendidik dengan siswa. Dapat pula diartikan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah
kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa (Bagja Sulfemi 2015).
Guru menyampaikan cara mengidentifikasi karakteristik anak didik lewat penilaian raport,
pembuatan administrasi guru sehari-hari dan dari sikap anak didik terhadap guru dan
pembelajaran. Apabila karakter anak didik belum sesuai dengan karakter yang diterapkan
berdasarkan nilai-nilai yang berlaku di sekolah dan dalam pembelajaran, maka guru berusaha
untuk meningkatkan karakteristik yang baik pada anak yang dibangun dari keseharian. Guru
menjelaskan bahwa pengenalan karakteristik anak didik pada waktu KBM merupakan waktu
yang efisien bagi guru. Karena, perbedaan karakteristik anak didik yang beragam dapat terlihat
dari perilakunya sehari-hari selama waktu bersama di kelas. Masing-masing anak didik
diperhatikan berdasarkan perkembangan belajarnya (Kumala, Susanto, and Susilo 2018).

2.3 Teori Belajar Pedagogik


Teori belajar merupakan gabungan prinsip yang saling berhubungan dan penjelasan atas
sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Penggunaan teori belajar
dengan langkah-langkah pengembangan yang benar dan pilihan materi pelajaran serta
penggunaan unsur desain pesan yang baik dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam
memahami sesuatu yangmdipelajari. Selain itu, suasana belajar akan terasa lebih santai dan
menyenangkan (Miguel et al. 1992). Adapun keempat dari teori pedagogik adalah sebagai
berikut:
1. Teori Belajar Behaviorisme
Merupakan teori belajar yang telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Teori ini
dicetuskan oleh Gagne dan Berliner yang berisi tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan
suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku (Amsari 2018).
Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang
dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Belajar
merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan karena pengaruh lingkungannya.
Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar

Page 8
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan, artinya lebih menekankan pada tingkah laku
manusia.
Menurut teori behavioristik, melihat apa yang terjadi di antara stimulus dan respon
yang dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat
diukur, yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang
diberikan guru merupakan stimulus, dan apa saja yang dihasilkan peserta didik merupakan
respon, semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur. Behavioristik mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut(Safaruddin 2020). Pengulangan dan pelatihan
digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang
diharapkan dari penerapan teori behaviorisme adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang
sesuai mendapat penghargaan negative. Evaluasi atau penilaian didasarkan pada perilaku
yang tampak(Shahbana, Kautsar farizqi, and Satria 2020).

2. Teori Belajar Kognitif


Teori kognitif yang dikemukakan oleh Greenwald (1968) dan Petty, Ostrom &
Brack (1981) dalam Baron & Byme (1991) memusatkan perhatiannya pada analisis
respons kognitif, yaitu: “Suatu usaha untuk memahami apa yang difikirkan orang
sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus persuasive, dan bagaimana fikiran serta proses
kognitif menetukan apakah mereka mengalami perubahan sikap & sejauhmana perubahan
itu terjadi(Wisman 2020). Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Teori kognitf pada awalnya
dikemukakan oleh Dewwy, dilanjutkan oleh Jean Piaget, Kohlberg, Damon, Mosher,
Perry dan lain-lain, yang membicarakan tentang perkembangan kognitif dalam kaitannya
dengan belajar. Kemudian dilanjutkan oleh Jerome Bruner, David Asubel, Chr. Von
Ehrenfels Koffka, Kohler, Wertheimer dan sebagainya.7 Bagi penganut aliran ini, belajar
tidak sekedar melibatkan hubungan antar stimulus dan respons. Namun lebih dari itu,
belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar melibatkan prinsip-
prinsip dasar psikologi, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat
pengalaman sendiri(Sutarto 2017).

Page 9
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan individu yang
berhubungan dengan pengertian atau pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang
berhubungan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya(Nurfarhanah 2012). Dalam istilah pendidikan, kognitif disefinisikan
sebagai satu teori diantara teori-teori belajar yang memahami bahwa belajar merupakan
pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman.
Dalam teori kognitif, tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Perubahan tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan berfikir internal yang terjadi selama
proses belajar(Sutarto 2017).

3. Teori Belajar Konstruktivisme


Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia
yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan
keinginan atau kebutuhannya dengan bantuan fasilitasi orang lain. Kontruksi berarti
bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu
upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat
fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Khafifah
2021).
Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses, pembelajar secara aktif
mengkonstruksi atau membangun gagasan atau konsep baru didasarkan atas pengetahuan
yang dimiliki di masa lalu atau ada pada saat itu dan dapat dikatakan belajar melibatkan
konstruksi pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri
(Riyanti et al. 2021). Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah
sekadar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil
dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari

Page 10
“pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui proses
mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam
atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu (Khafifah
2021).
Implikasi teori konstruktivistik dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran modern
yaitu dengan berkembangnya pembelajaran menggunakan web (web learning) dan
pembelajaran melalui social media (Nerita, Ananda, and Mukhaiyar 2023). Pembelajaran
konstruktivisme adalah sebuah model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjadi kreatif dan melakukan berbagai aktifitas di dalam berbagai
interaksi edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan dapat menemukan
pengetahuannya sendiri (Khafifah 2021).

4. Teori Belajar Humanistik


Teori belajar humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa manusia berhak
mengenali dirinya sendiri sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan mampu
mencapai aktualisasi diri. Itulah mengapa, teori ini beranggapan bahwa proses belajar
dinilai lebih penting daripada hasil belajar itu sendiri. Hal tersebut juga berlaku jika teori
inis diterapkan di kegiatan pembelajaran. Artinya, pengertian teori belajar humanistik
bisa disamakan dengan pengertian teori pembelajaran humanistic (Sri Yulia Sari, Aris
Dwi Nugroho, and Meira Dwi Indah Purnama 2022).
Teori humanistik terkenal dengan pandangannya bahwa manusia sebagai manusia,
maksudnya manusia adalah makhluk hidup ciptaan Sang Pencipta yang memiliki
fitrahnya tersendiri untuk berpijak dimuka bumi ini. Selain itu teori ini ditandai dengan
upaya untuk mengamati perilaku individu atau siswa dari sudut si siswanya atau
pelakunya bukan dari guru atau pengamatnya (Tjalla et al. 2022).

Page 11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pedagogik merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu bentuk
kegiatan pendidikan. Seperti penyuluhan, teguran, pemberian contoh untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pedagogik mencakup disiplin ilmu yang bersifat teoritis dan praktis.
Pedagogik merujuk pada ilmu pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi
pendidikan antara guru dan siswa. Sedangkan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah
kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Kompetensi Pedagogik
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki
seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Teori pedagogik
yang terkenal dibagi empat. Yakni teori behavioristik, teori kognitif, teori konstruktivisme, dan
teori humanistik.
Teori behavioristik dicetuskan oleh Gagne dan Berliner yang berisi tentang perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Sedangkan
teori kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada
hasil belajar. Adapun teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan
terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk
menemukan keinginan atau kebutuhannya dengan bantuan fasilitasi orang lain. Dan teori belajar
humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa manusia berhak mengenali dirinya sendiri
sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan mampu mencapai aktualisasi diri.

3.2 Saran
Penulis memahami bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan banyak mengandung
kesalahan. Oleh karena itu, penulis menyambut baik kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca dan mendengarkan isi makalah ini. Menjadikan makalah ini lebih
baik dan bermanfaat di kemudian hari bagi semua pihak yang membaca dan mendengarkan isi
makalah ini.

Page 12
DAFTAR PUSTAKA
Amsari, Dina. 2018. “Implikasi Teori Belajar E.Thorndike (Behavioristik) Dalam Pembelajaran
Matematika.” Jurnal Basicedu 2 (2): 52–60. https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i2.49.
Bagja S, Wahyu, and Dede Supriyadi. 2018. “Pengaruh Kemampuan Pedagogik Guru Dengan
Hasil Belajar Ips.” Jurnal Ilmiah Edutecno 18 (2): 1–19.
Bagja Sulfemi, Wahyu. 2015. “Kemampuan Pendagogik Guru .” Prosiding Seminar Nasional 1
(1): 75–86.
Khafifah, Nur Risma. 2021. “Model Pembelajaran Konstruktivisme.” Praprint OSF, 1–5.
Kumala, Vivi May, Ratnawati Susanto, and Jinny Susilo. 2018. “Hubungan Pengetahuan
Pedagogik Dengan Kompetensi Pedagogik Serta Perbedaannya Di Sekolah Negeri Dan
Sekolah Swasta.” Prosiding SNIPMD 1 (1): 170–81.
Miguel, J. F.San, M. González, A. Gascón, J. Moro, J. M. Hernández, F. Ortega, R. Jiménez, et
al. 1992. “Lymphoid Subsets and Prognostic Factors in Multiple Myeloma.” British Journal
of Haematology 80 (3): 305–9. https://doi.org/10.1111/j.1365-2141.1992.tb08137.x.
Nerita, Siska, Azwar Ananda, and Mukhaiyar Mukhaiyar. 2023. “Pemikiran Konstruktivisme
Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran.” Jurnal Education and Development 11 (2):
292–97. https://doi.org/10.37081/ed.v11i2.4634.
Nurfarhanah, Nurfarhanah. 2012. “Implikasi Teori Perkembangan Kognitif Dalam Kegiatan
Belajar.” Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan 12 (2): 12.
https://doi.org/10.24036/pendidikan.v12i2.2209.
Riyanti, Riyanti, Edy Cahyono, Sri Haryani, and Budi Naini Mindyarto. 2021. “Konstruktivisme
Dalam Pembelajaran IPA Abad 21.” Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana 1 (1): 203–
7.
Safaruddin, Safaruddin. 2020. “Teori Belajar Behavioristik.” Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian
Islam & Pendidikan 8 (2): 119–35. https://doi.org/10.47435/al-qalam.v8i2.239.
Shahbana, Elvia Baby, Fiqh Kautsar farizqi, and Rachmat Satria. 2020. “Implementasi Teori
Belajar Behavioristik Dalam Pembelajaran.” Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan 9 (1):
24–33. https://doi.org/10.37755/jsap.v9i1.249.
Sri Yulia Sari, Aris Dwi Nugroho, and Meira Dwi Indah Purnama. 2022. “Implementasi Teori
Belajar Humanistik Dalam Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak.” Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1 (1): 19–26.

Page 13
https://doi.org/10.25134/prosidingsemnaspgsd.v1i1.7.
Suparmi, Putu. 2019. “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam.” Pendidikan, Sosial
Dan Agama 2 (2): 152–62.
Sutarto, Sutarto. 2017. “Teori Kognitif Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.” Islamic
Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam 1 (2): 1.
https://doi.org/10.29240/jbk.v1i2.331.
Tarbiyah, Fakultas. 2017. “Dosen Pengampu : Reksiana , MA , Pd . Pemakalah : Firdayani Luluk
Masyithah Muzayanah INSTITUT ILMU AL- QUR ’ AN JAKARTA,” 1–17.
Tjalla, Awaluddin, Dwika Sukma Dewi, Tsulistia Poetry Hendrawan, and Zulfa Saleh. 2022.
“Implementasi Pendekatan Humanistik Dalam Pembelajaran Serta Penerapanya Dalam
Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sma Muhammadiyah 11 Jakarta.” Jurnal
Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia 8 (3): 158.
https://doi.org/10.31602/jmbkan.v8i3.8683.
Wisman, Yossita. 2020. “Teori Belajar Kognitif Dan Implementasi Dalam Proses Pembelajaran.”
Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang 11 (1): 209–15. https://doi.org/10.37304/jikt.v11i1.88.

Page 14

Anda mungkin juga menyukai