Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


TEORI PSIKOANALISA (FREUD DAN ERIKSON ) DAN
PERANGNYA TERHADAP PERKEMBANGAN

DI SUSUN OLEH :
1 . Wahidin Sara
2 . Selfiana Dahu
3 . Sarina Eba Umbu
4 . Haryati Dunga
5 . Maria Odilina Muti
6 . Paulina Luruk Kehik

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karna atas rahmat karunianya dapat
menyelesaikan makalah tentang teori spikoanalisa( freud dan erikson) dan perannya terhadap
perkembangan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada semua oihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusun makalah ini. Dengan
adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa mahasiswi dalam memahami materi ini. Dalam
pembuatan makalah ini, penulis masi sadar bahwa masi banyak kekurangan, terutama dalam hal
pengajian materi. Untuk itu kritik dan saran pembaca sangat penting bagi penulis Akhir kata semoga
makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................


DAFTAR ISI .........................................................................................................................................

BAB I .................................................................................................................................................
Pendahuluan .....................................................................................................................................
Latar belakang ...............................................................................................................................
Rumusan masalah .........................................................................................................................
Tujuan penulisan .............................................................................................................................
BAB II..............................................................................................................................................
Pembahasan .......................................................................................................................
1. teori spikoanalisa( freud dan erikson)dan perannya terhadap perkembangan ......................
2. learning theories (skiner dan bandura) dan peranya terhadap terhadap perkembangan .....
3. humanistic theories( charlotte buhler, maslow, dan rogres) dan perannya terhadap
perkembangan .......................................................................................................
4. cognitive theories (piaget,vygotsky) dan peeranannya terhadap perkembangan
5. ecologycal theoryes dan perannya terhadap perkembangan
6. etological theories ( lorenz, bowiby,hinde) dan perannya terhadap perkembangn

BAB III .......................................................................................................................


PENUTUP..................................................................................................................
Kesimpulan ..............................................................................................................
Saran .......................................................................................................................
Daftar pustaka ........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Dalam waktu ke waktu manusia sebagai makluk hidup yang sempurna mengalami perkembangan
entah fisik mupun non fisik. Adapun perkembangan fisik dapat di ukur kwantitasnyaseperti pertumbuhan
badan,kaki gigi,dan lainnya sedangkan perkembangan non fisik berhubungan tentang tingkat
kedewasaa,proses berfikir dan lainnya. Psikoanalisa adalah sistem menyeluruh dalam psikologi yang
dikembangkan oleh freud secara berlahan ketika ia menangani orang yang mengalami neurosis dan
masalah mental lainnya. Teori Kepribadian Psikoanalisa merupakan salah satu aliran utama dalam sejarah
psikologi. Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia,
dan metode psikoterapi. Secara historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga aliran utama
psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi
eksistensialhumanistik. Menurut Freud, lapisan kesadaran jiwa itu kecil, dan analisis terhadapnya tidak
dapat menerangkan masalah tingkah laku seluruhnya. Freud juga berpendapat bahwa energi jiwa itu
terdapat didalam ketidaksadaran, yang berupa insting-insting atau dorongan dorongan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan psikoanalisa atau psikoanalisis?
2. Jelaskan konsep manusia dalam psikoanalisis?
C. Tujuan
1. Mendefinisikan arti dari psikoanalisa.
2. Menjelaskan lebih detail tentang prinsip dan konsep dasar psikoanalisa.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 TEORI PERKEMBANGAN SIGMUND FREUD (PSIKOANALISIS) Pandangan Teori


Perkembangan Psikoanalisis menurut Freuds Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan taksadar
(unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness)
dalam setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920-an, teori tentang
konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan
tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Enam elemen pendukung struktur
kepribadian itu adalah sebagai berikut:

a. Sadar (Conscious) Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu.
Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan)
yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang
diatur oleh stimulus atau cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang singkat di
daerah conscious, dan segera tertekan kedaerah perconscious atau unconscious, begitu orang memindah
perhatiannya ke weyang lain.

b. Prasadar (Preconscious) Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang
menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan clanunconscious.
Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan
ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi materi daerah taksadar dapat muncul ke daerah
prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa timbul akibat kemunculan materi tak sadar
materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar
itu bisa muncul kesadarandalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme
pertahanan diri.

c. Tak Sadar (Unconscious) Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan
menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan
bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran
itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik
(biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi
ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya
dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari. Model perkembangan psikoanalisis
dasar, yang terus-menerus dimodifikasi oleh Freud selama 50 tahun terakhir hidupnya, terdiri atas tiga
komponen pokok;
1. satu komponen dinamik atau ekonomik yang menggambarkan pikiran manusia sebagai sistem energi
yang cair.

2. satu komponen struktural atau topografik berupa sebuah sistem yang memiliki tiga struktur psikologis
berbeda tetapi saling berhubungan dalam menghasilkan perilaku.

3. satu komponen sekuensial (urutan) atau tahapan yang memastikan langkah maju dari satu tahap
perkembangan menuju tahap lainnya, yang terpusat pada daerah-daerah tubuh yang sensitif, tugas-tugas
perkembangan, dan konflik-konflik psikologis tertentu.

Komponen Dinamik (Energi Psikis) Semangat (atau arah) perkembangan ilmiah dan intelektual pada
akhir abad ke-19 terpusat di sekitar kajian tentang energi, dan Freud menerapkan konsep energi tersebut
terhadap perilaku manusia. Ia menyebut energi ini sebagai energi psikis (psychic energy) atau energy
yang mengoperasikan berbagai komponen sistem psikologis.freud berpendapat bahwa insting (instincts)
atau dorongan-dorongan psikologis yang muncul tanpa dipelajari adalah sumber utama energy psikis.
Insting memiliki dua ciri khas yang sangat penting, yakni: ciri konservatif (pelestarian) dan ciri repetitif
(perulangan). Maksudnya, insting selalu menggunakan sesedikit mungkin jumlah energi yang di perlukan
untuk melaksanakan aktivitas tertentu dan kemudian mengembalikan organisme kepada keadaannya yang
semula, dan hal itu terjadi secara berulang-ulang. Komponen Struktural a. Id Id adalah sistem kepribadian
yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id
berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan
beroperasi dalam daerahunansdous, mewakili subjektivitas yang tidak pemah disadari sepanjang usia. Id
berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan enerji psikis yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan
(pleasunprinciple), yaitu: berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Bagi Id,
kenikmatan adalahkeadaan yang relatif inaktif atau tingkat enerji yang rendah, dan rasa sakit adalah
tegangan atau peningkatan enerji yang mendambakan kepuasan. Jadi ketika ada stimuli yang memicu
enerji untuk bekerja timbul tegangan enerji id beroperasi dengan prinsip kenikmatan; berusaha
mengurangi atau menghilangkan tegangan itu; mengembalikan din ke tingkat enerji yang rendah.
Pleasureprinciple diproses dengan dua cara, tindak refleks (reflex actions) dan proses primer
(primaryprocess). Tindak refleks adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan
mata dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasan

1.2 . A Teori Skinner

 
Teori belajar
menurut B.F Skinner yaitu Operant Conditioning yangmerupakan suatu bentuk belajar yang mana
kehadiran respon berulang-ulang dikendalikan oleh konsekuensinya, artinya individucenderung
mengulang-ulang respon yang diikuti oleh konsekuensiyang menyenangkan. Adanya hukuman dan
hadiah yang diberikan.
Skinner memiliki tiga asumsi dasar dalam membangun teorinya :
a. Behavior is lawful
(perilaku memiliki hukum tertentu)
 b. Behavior can be predicted
(perilaku dapat diramalkan)
c. Behavior can be controlled
(perilaku dapat dikontrol)

Kelebihan Teori Skinner Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anakdidiknya.hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman.Hal itu didukung dengan adanya pembentukan
lingkungan yang baiksehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan
Kekurangan Teori SkinnerTanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapatmembuat anak
didik menjadi kurang mengerti tentang sebuahkedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya
kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guruakan menjadi semakin
berat.

B. Albert Bendura

Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925.Masa kecil dan
remajanya dihabiskan di desa kecil
dan juga mendapat pendidikan disana.Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of Briti 
Columbia, dalam jurusan psikologi.Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan
seterusnyamenerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished scientific
contribution pada tahub 1980. Albert Bandurasangat terkenal dengan teori pembelajaran social, salah satu
konsep dalamaliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman,
dan evaluasi.
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori
belajar perilaku yang tradisional (behavioristik).Teori pembelajaran social inidikembangkan oleh Albert
Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip -prinsip, teori -teori belajar perilaku,
tetapi memberikanlebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat -isyarat
perubahan perilaku, dan pada proses -proses mental internal. 
Dalam pandangan belajar social “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan- kekuatan dari dalam dan
juga tidak dipengaruhi oleh stimulus -stimulus lingkungan.teori pembelajaran social berdasarkan pada
penjelasan yangdiutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah lakumanusia adalah
diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudahcukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah
laku berkembang
- Teori Peniruan ( Modeling )Pada tahun 1941, dua orang ahli psikologi, yaitu Neil Miller dan John
Dollard dalam laporan hasil eksperimennya mengatakan bahwa peniruan (imitation ) merupakan hasil
proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain
Dua puluh tahun berikutnya ,” Albert Bandura dan Richard Walters ( 1959,
1963 ) telah melakukan eksperimen pada anak –  anak yang juga berkenaandengan peniruan. Hasil
eksperimen mereka mendapati, bahwa peniruandapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap
perilaku .
1.3 HUMANISTIK TEORIES (CARLOTE BUHLER , MASLOW , DAN ROGERS) DAN
PERANANNYA TERHADAP PERKEMBAGAN.

A . Hakikat Manusia Dalam Pandagan Teori Humanistik

Teori humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan
mereka. Teori humanistik cenderung untuk berpegan pada perspektif optimistik tentang alamiah
manusia , befokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam
mengendalikan hasrat biologisnya ,serta dalam meraih potensi maksimal .

Tokoh-tokoh dalam teori humanistik memilikinperhatian terhadap isu-isu penting tentang eksitensi
manusia, seperti cinta , kreatifitas , dan perkembagan diri . Para ahli teori humanistik memiliki pandagan
yang optimistik terhadap hakikat manusia antara lain :

1 . Manusia memiliki dorogan bawaan untuk mengembangkan diri.


2 . Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingka lakunya, dalam hal ini
manusia bukan poin yang di atur sepenuh nya oleh lingkungan
3 . Manusia adalah mahluk rasional dan sadar , tidak dikuasai oleh ketidaksadaran,kebutuhan irasional
dan konflik.

 Teori Pendekatan Holistik Dan Humanis Menurut Carl Rogers


Teori kepribadian yang dikemukakan oleh Calr Rogers masuk pada rumpun pendekatan holistik
dan humanistik . Pandagan holistik menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai
kesatuan yang utuh , bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang berbeda.
Pendekatan humanistik memandang induvidu sebagai mahluk yang bermartabat dan berharga serta
memiliki kapasitas untuk mengembangkan diri

 Pandagan Tentang Manusia


Dalam banyak tulisannya , Maslow mendukung segi pandang dinamik holistik dan banyak
kesamaan degan pandagan Goldstein dan Angyal. Namun tidak seperti Goldstein dan Angyal
yang meletakan dasar pandagan mereka pada penelitian tentang orang orang yang mendapat
cedera dan gangguan jiwa , maslow menggunakan hasil-hasil penelitiannya , tentang ornag-ornag
yang sehat dan kreatif untuk sampai pada perumusan mengenai kepribadian .
Maslow mencela pisikoanalisis karna konsepsinya yang pesimistik , negatif, dan terbatas tentang
manusia. Pisokologi telah melihat hidup ini dari sudut induviu yang berusaha mati-matian untuk
menghindari perasaan sakit , bukan mengambil langka-langka aktif untuk mencapai kesenangan
dan kebahagiaan.

Maslow meyakini bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki , suatu kerangka
struktur pisikologis yang dapat di pandang dan di bicarakan secara analog dengan struktur
fisiknya , yakni ia memiliki kebutuhan –kebutuhan , kapasitas kapasitas, dan kecenderungan yang
bersifat genetik.
 Teori menurut Carlotte Buhler
Menurut teori Carlote buhler manusia adalah pemenuhan yang dapat mereka capai degan
pencapain tau prestasi dalam diri mereka dan di dunia (buhller, dalam rice,2022). Kecenderugan
dasar manusia adalah aktualisasi diri , realisasi diri , sehingga pengalaman puncak dari kehidupan
muncul melalui kreatifitas . Buhller menekankan peran aktif melalui inisiatis dalam memenuhi
tujuan .

1.4.     Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif
diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif
berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun
secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari
perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi). Kecenderungan
organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegasi proses-
proses sendiri menjadi sistem-sistem yang koheren. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan
bawaan setiap organisme untuk memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.
Sedangkan Lev Vygotsky (1896-1934) menekankan bagaimana proses-proses perkembangan
mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan
masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Ia juga menekankan bagaimana
anak-anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di dalam
bidang-bidang tersebut. Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat di dalam
perkembangan kognitif berbeda dengan gambaran Piaget tentang anak sebagai ilmuwan kecil yang
kesepian. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan
untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi
mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan masalah.

 Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai
hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan
dunianya; 3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan
lingkungan sosial, dan 4) ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri
organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya.
a.      Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara
maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan
kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung
dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar
sendiri.
b.      Pengalaman
Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia
fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat
memanfaatkan pengalaman tersebut.
c.       Interaksi Sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau
menghambat perkembangan struktur kognitif
d.      Ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri (ekuilibrasi), mengatur interaksi spesifik dari individu dengan
lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang menyebabkan
perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik.
Dalam pandangan Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka dengan
menggunakan skema untuk menjelaskan hal-hal yang mereka alami. Skema adalah struktur kognitif yang
digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara
intelektual. Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas seseorang
menggunakan dan mengadaptasi skema mereka:
1.      Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini
bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang
diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya.
2.      Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat
adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula
terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia:
1.         Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan
sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa
suatu objek itu ada bila ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk
mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghiang dari pandangannya, asal perpindahanya terlihat.
Akhir dari tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda tersebut tidak terlihat perpindahannya.
Objek mulai terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep objek dalam struktur kognitifnya pun
mulai dikatakan matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek fisik ke dalam symbol-simbol,
misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang, dll.
2.         Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit. Pada tahap ini pemikiran anak
lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat
objek-ojek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini anak masih
berada pada tahap pra operasional belum memahami konsep kekekalan (conservation), yaitu kekekalan
panjang, kekekalan materi, luas, dll. Selain dari itu, cirri-ciri anak pada tahap ini belum memahami dan
belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara bersamaan.
3.         Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda benda
konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk
mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara
objektif. Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya
objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional konkrit). Namun, tanpa objek fisik di
hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-
tugas logika.
4.         Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan
menggunakan logika. Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar
tanpa harus berhadapan dengan dengan objek atau peristiwa berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur
kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi dan generalisasi. Ia
telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di
antara hubungan-hubungan, memahami konsep promosi.

 Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan
mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky
berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional
sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli.
1.      Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit
dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau
anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah
antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu
dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat
keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab
tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah
menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.
2.      Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan
kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi
pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan
anak.Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi
tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan
bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3.      Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi
juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia
dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky
mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak
harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan
ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan
menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan
bicara ekternal menjadi internal.

1.5 Pengertian Ekologi dan Ekosistem

Ekologi adalah salah satu cabang dari ilmu biologi yang mempelajari pengaruh dari lingkungan kepada
makhluk hidup. Asal kata Ekologi adalah dari ‘Oikos’ yang berarti rumah, habitat atau tempat hidup serta
dari kata ‘Logos’ yang berarti ilmu. Jadi bisa diartikan secara harfiah bahwa ekologi adalah pengkajian
dari hubungan antara organisme – organisme atau sekelompok organisme terhadap lingkungannya,
mempelajari apa yang terjadi di alam dan tidak mempelajarinya melalui eksperimen, dan bukan
merupakan bagian dari psikologi eksperimen.
Ekosistem merupakan suatu tatanan kesatuan utuh yang menyeluruh di dalam semua unsur lingkungan
hidup dan saling mempengaruhi. Di dalam ekosistem terdapat makhluk – makhluk hidup dan
lingkungannya dan ekologi yang khas masing – masing. Ekosistem adalah satuan fungsi dasar dalam
ekologi, meliputi makhluk hidup dengan lingkungan organisme atau biotik dan abiotik yang saling
mempengaruhi. Keduanya diperlukan untuk memelihara kehidupan agar dapat tercapai keseimbangan,
keselarasan dan keserasian pada alam di bumi.

 Aspek – aspek Dari Teori Ekologi

Teori ekologi yang merupakan salah satu dari teori psikologi perkembangan berpendapat bahwa kita akan
menghadapi berbagai lingkungan yang berbeda di sepanjang rentang usia kita yang dapat mempengaruhi
perilaku kita dalam berbagai segi. Bronfenbrenner membagi beberapa aspek teori ekologi dalam psikologi
perkembangan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu:

1. Mikrosistem

Lingkungan mikrosistem adalah lingkungan yang paling kecil dan langsung dihadapi anak, yaitu
lingkungan dimana ia hidup dan bertemu dengan orang – orang yang berinteraksi secara langsung.
Mikrosistem mencakup rumah, sekolah atau penitipan anak, kelompok teman sebaya atau lingkungan
komunitas dari sang anak. Interaksi didalam mikrosistem biasanya melibatkan keterlibatan pribadi dengan
keluarga, teman sekelas, guru, pengasuh yang memberi pengaruh kepada anak.

Bagaimana cara orang – orang dalam lingkungan tersebut berinteraksi dengan anak akan mempengaruhi
bagaimana anak tersebut tumbuh. Begitu pula cara anak bereaksi terhadap orang – orang dalam
mikrosistem akan mempengaruhi bagaimana mereka memperlakukan anak tersebut. Pengaruh
mikrosistem terhadap tumbuh kembang anak berupa teori ekologi dalam psikologi perkembangan bisa
dilihat juga dari contoh – contoh macam pola asuh anak menurut psikologi yang sering diterapkan oleh
orang tua:
 Pola Otoriter
– Gaya pengasuhan yang membatasi dan menggunakan hukuman untuk menuntut anak agar mengikuti
perintah – perintah orang tua. Orang tua menetapkan batas – batas yang tegas tanpa memberi kesempatan
anak untuk mengeluarkan pendapat. Pola pengasuhan ini dihubungkan dengan ketidak mampuan anak –
anak untuk bergaul secara sosial.
 Pola Otoritatif
– Pola ini mendorong anak agar belajar mandiri dengan masih menetapkan batas – batas yang diberikan
orang tua, sehingga tindakan – tindakan anak masih terkendali. Pola ini memungkinkan musyawarah
secara verbal dan ekstensif, adanya kehangatan dan pertunjukan kasih sayang dari orang tua ke anak. Pola
pengasuhan ini dihubungkan dengan kemampuan anak – anak untuk berfungsi secara sosial.
 Pola Permisif
– Terbagi menjadi dua yaitu permisif indifferent dimana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak
sehingga anak menjadi inkompeten secara sosial dan kekurangan kendali diri. Sedangkan pola permisif
indulgent dimana orang tua terlibat dalam kehidupan anak melalui pemanjaan dengan sedikit batasan
atau kendali terhadap tingkah laku anak, sehingga anak menjadi inkompeten secara sosial dan juga kurang
dapat mengendalikan diri.

2. Mesosistem

Mesosistem meliputi interaksi antar mikrosistem yang berbeda dimana seorang anak berada. Pada intinya
mesosistem adalah suatu sistem yang terbentuk dari mikrosistem dan melibatkan hubungan antara rumah
dan sekolah, teman sebaya dan keluarga atau antara keluarga dan sekolah dalam psikologi perkembangan.
Bermain dengan teman sebaya dengan relasi yang baik dapat mengurangi tekanan pada anak,
meningkatkan perkembangan secara kognitif, dan lain sebagainya. Contoh lain, ketika seorang anak
diabaikan orang tuanya, ia mungkin akan mengalami kemungkinan kecil untuk mengembangkan perilaku
yang positif terhadap gurunya, merasa canggung dengan teman sekelasnya dan menarik diri dari
pergaulan.

3. Eksosistem

Eksosistem berkaitan dengan hubungan yang mungkin terjadi antara dua atau lebih setting lingkungan,
salah satunya kemungkinan bukan lingkungan yang melibatkan seorang anak namun tetap
mempengaruhinya walau bagaimanapun. Orang lain atau tempat lain yang tidak berinteraksi secara
langsung dengan anak namun tetap dapat mempunyai pengaruh kepada anak meliputi eksosistem tersebut.
Ketahuilah juga mengenai psikologi lingkungan, teori dalam psikologi lingkungan, dan faktor situasional
dalam psikologi komunikasi.
Misalnya lingkungan tempat kerja orang tua, lingkungan rumah yang lebih luas dan keluarga besar.
Contohnya, seorang ayah yang kerap mengalami kesulitan di tempat kerja bisa saja melampiaskan hal
tersebut kepada sang anak di rumah dan memperlakukan anak dengan buruk. Ibu bekerja yang menitipkan
anak kepada babysitter atau pengasuh, terlalu banyak menonton televisi dengan tayangan yang penuh
kekerasan, dan lainnya. 

4. Makrosistem

Lingkungan yang paling besar dan jauh dari orang – orang dan tempat yang masih dapat memberikan
pengaruh signifikan pada anak adalah makrosistem. Lingkungan ini tersusun akan pola budaya dan nilai –
nilai sang anak, khususnya keyakinan dan ide dominan anak sebagaimana sistem politik dan ekonomi.
Konteks budaya akan melibarkan status sosial dan ekonomi dari seseorang atau keluarganya, etnis atau
ras.

Misalnya, anak – anak di daerah perang akan mengalami perkembangan yang berbeda daripada anak yang
tumbuh di masyarakat yang damai dan sejahtera. Orang yang dilahirkan di keluarga miskin akan harus
bekerja keras setiap harinya melebihi orang – orang lain. Anggaran pendidikan  yang dikurangi oleh
pemerintah juga dapat mempengaruhi perkembangan anak, juga anak  yang hidup di daerah yang masih
tradisional, dan lain sebagainya.

5. Chronosistem

Chronosistem memberikan kegunaan dari dimensi waktu yang mempertunjukkan pengaruh akan
perubahan dan kontinuitas dalam lingkungan seorang anak. Chronosistem bisa berupa perubahan, transisi
dan tingkatan dalam struktur keluarga, alamat, status pekerjaan orang tua, perubahan sosial dalam
masyarakat seperti ekonomi dan perang. Mungkin juga melibatkan konteks sosial budaya yang dapat
mempengaruhi seseorang.

Contoh klasiknya adalah perceraian sebagai perubahan hidup yang besar mungkin saja akan
mempengaruhi tidak saja hubungan dari pasangan tersebut akan tetapi juga perilaku anak – anak mereka.
Menurut penelitian secara umum, anak – anak mendapat pengaruh secara negatif pada tahun pertama
setelah perceraian. Contoh lain adalah penggunaan teknologi tinggi oleh anak untuk bermain game,
menjelajah internet dan lain sebagainya.
Adapun sebagai konstruksi dari teori – teori tersebut, setiap sistem mengandung peraturan, norma, dan
peran yang akan membentuk perkembangan psikologis seseorang. Contohnya, keluarga yang tinggal di
pemukiman tengah kota akan menghadapi banyak tantangan dibanding keluarga yang tinggal di
komunitas terbatas seperti kejahatan atau kemiskinan. 

1.6 Teori Ethological Theories (Lorenz, Bowlby, Hinde)

 Menurut Konrad Z. Lorenz ( Austria, 1903 1989):


Sebagai Bapak Ethologi Modern (Father of modern ethology) yang juga telah meraih Hadiah Nobel pada
tahun 1973. Ia adalah seorang psikologi, zoologi, dan ornitologi berkebangsaan Austria. Lorenz bertemu
dengan Nikolas Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku perseorangan (ethologist). (Baca juga
mengenai teori altruisme )
Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian tempat dengan mekanisme pelepasan
yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku berdasarkan insting. Pemikiran mereka merupakan cikal
bakal lahirnya etologi. (Baca juga mengenai teori rekapitulasi )
 Menurut Nikolas Tinbergen ( Den Haag, 1907 – 1988 ) :
Seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi penghargaan nobel dalam fisiologi atau kedokteran
pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi.
(Baca juga mengenai teori imitasi )
Tinbergen terkenal dengan empat pertanyaan yang dipercayainya yang harus ditanyakan berkenaan
dengan berbagai perilaku perseorangan. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk
menangani gejala autisme pada anak.
Pandangan etologi dari Lorenz dan ahli ilmu perseorangan Eropa lain membuat psikologi perkembangan
Amerika mengetahui pentingnya dasar psikologis dari perilaku. Meskipun demikian, penelitian dan
pemaknaan teori etologi masih kekurangan bahan bahan yang akan meningkatkan teori tersebut hingga ke
tingkat sejajar dengan lain. (Baca juga mengenai teori kurt lewin )
BAB III
PENUTUP

A . KESIMPULAN

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan kepada perubahan – perubahan dan
perkembagan struktur jasmani (biologis). Perilaku dan funsi mental manusia dalam berbagai tahap
kehidupannya , mulai dari konsepsi hingga menjelang kematian . Teori perkembangan sangat
mempengaruhi perkembagan diri seseorang , individu , kalau baik perkembagan maka baik lah
individu tersebut.
Teori perkembagan meliputi :

1 . Teori Spikoanalisa
2 . Teori Learning Theories
3 . Teori humanistic theories
4 . Teori Cognitive Theories
5 . Teori Ecologycal Theoryes Dan Perannya Terhadap Perkembangan
6 . Teori Etological Theories

B . SARAN

Kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membagun, untuk
menyempurnakan makalah ini .
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, Jhon.w,1983,1986,1992,1995,LIFE-SPAN
Ali, Mohammad & Mohammad Asrori, 2012, Psikologi Remaja: Perkembangan peserta didik,
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Alwisol, 2004, Psikologi Kepribadian, ...
3 halaman

Anda mungkin juga menyukai