Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ika Heny Setyaningrum

Nim : 1401419286

Rombel :G

No urut : 04

Rangkuman

A. Konsep Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi berarti penilaian atau pengukuran. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi


merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan dalam pelaksanaannya
harus dilakukan secara berurutan. Tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi bersifat hierarkhis,
maksudnya kegiatan tersebut dilakukan secara berurutan, yaitu dimulai dari melaksanakan
instrumen pengukuran (yang sering digunakan adalah tes), mengadakan pengukuran,
kemudian melakukan asesmen (penilaian), dan terakhir evaluasi.

Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan
keadaan individu (Allen dan Yen, 1979). Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu
sebuah alat ukur yang disebut dengan instrument. Dalam dunia pendidikan instrumen yang
sering digunakan seperti tes, lembar observasi, panduan wawancara, skala sikap dan angket.

Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari assessment, bukan dari istilah evaluation.
Depdikbud mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai
informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa. Asesmen adalah proses pengambilan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. asesmen mencakup semua cara yang
digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Cara itu seperti menggunakan
tes tertulis, tes lisan, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, laporan, lembar pengamatan,
pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Dengan demikian, proses asesmen
meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta didik. Bukti-bukti
tersebut antara lain diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan tes, kuis, tugas
kelompok, angket dan pengamatan.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria
judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan
hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau ditetapkan
setelah pelaksanaan pengukuran. Evaluasi itu merupakan proses untuk memberi makna atau
menetapkan kualitas hasil pengukuran, dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran
tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria ini dapat berupa proses atau kemampuan minimal
yang dipersyaratkan seperti KKM, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan
rata-rata unjuk kerja kelompok, atau berbagai patokan yang lain. Kriteria yang berupa batas
kriteria minimal yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlak disebut
dengan Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian Acuan Kriteria (PAP/PAK), sedang kriteria
yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan pada keadaan
kelompok dan bersifat relatif disebut dengan Penilaian Acuan Norma/ Penilaian Acuan
Relatif (PAN/PAR).

B. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran

Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Mengingat
begitu luasnya cakupan bidang pendidikan, dapat diidentifikasi ke dalam tiga cakupan
penting, yaitu evaluasi pembelajaran, evaluasi program, dan evaluasi sistem. Evaluasi
pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya berada dalam lingkup kelas
atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Evaluasi program mencakup bahasan yang lebih
luas, yaitu dimulai dari evaluasi kurikulum sampai pada evaluasi program dalam suatu bidang
studi, termasuk di dalamnya program, implementasi program, dan efektivitas program.
Evaluasi sistem merupakan evaluasi di bidang yang paling luas. Macam- macamkegiatan
yang termasuk evaluasi sistem di antaranya evaluasi diri, eveluasi internal, evaluasi eksternal,
dan evaluasi kelembagaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga, yang
dicontohkan dalam evaluasi akredit asi lembaga pendidikan.

Zainal Arifin (2010) membagi ruang lingkup evaluasi pembelajaran ke dalam empat
perspektif, yaitu:

a. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif domain hasil belajar,


dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif sistem pembelajaran
c. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian proses dan hasil
belajar
d. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas

C. Jenis Evaluasi Pembelajaran


1. Asesmen formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok bahasan,
tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap pokok bahasan
tertentu. Informasi dari asesmen formatif dapat dipakai sebagai umpan balik bagi
pengajar mengenai proses pembelajaran. Jadi asesmen formatif berfungsi untuk
memperbaiki program pembelajaran, bukan untuk memberi kontribusi langsung pada
asesmen sumatif.
2. Asesmen sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu,
(catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang dicapai
peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan merupakan
nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.
3. Asesmen diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat kelemahan peserta
didik dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Penilaian ini dilakukan untuk
keperluan memberi bimbingan belajar dan pengajaran remedial.
4. Asesmen penempatan (placement), yaitu penilaian yang ditujukan untuk menempatkan
peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, misalnya dalam pemilihan
jurusan atau menempatkan peserta didik pada kerja kelompok dan pemilihan kegiatan
tambahan.
5. Asesmen seleksi, yakni penilaian yang ditujukan untuk menyaring atau memilih orang
yang paling tepat pada kedudukan atau posisi tertentu. Asesmen ini dilakukan kapan saja
diperlukan. Aspek yang dinilai dapat beraneka ragam disesuaikan dengan tujuan seleksi,
sebab tujuannya adalah memilih calon untuk posisi tertentu, karena itu analisis dari
asesmen ini biasanya menggunakan kriteria yang bersifat relatif atau berdasar norma
kelompok.

D. Teknik Evaluasi Pembelajaran


1. Teknik tes

Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Suryanto Adi, dkk., 2009). Tes
minimal mempunyai dua fungsi, yaitu untuk:

1. mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian


terhadap seperangkat tujuan tertentu.
2. menentukan kedudukan atau perangkat peserta didik dalam kelompok, tentang
penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Dilihat dari tujuannya dalam bidang pendidikan, tes dapat dibagi menjadi:

a. Tes Kecepatan (Speed Test), Tes ini bertujuan untuk mengases peserta tes (testi) dalam
hal kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun
hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah dipelajarinya. Waktu yang
disediakan untuk menjawab seluruh materi tes ini relatif singkat dibandingkan dengan tes
lainnya, misalnya tes intelegensi dan tes keterampilan bongkar pasang suatu alat.
b. Tes Kemampuan (Power Test), Tes ini bertujuan untuk mengases peserta tes dalam
mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara
ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang diases berupa kognitif atau
psikomotorik. Soal-soal tes biasanya relatif sukar karena menyangkut berbagai konsep
dan pemecahan masalah serta menuntut peserta tes untuk berfikir pada level yang tinggi
yakni menerapkan (apply), menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan
membuat (create).
c. Tes Hasil Belajar (Achievement Test), Tes ini dimaksudkan untuk mengases hal yang
telah diperoleh dalam suatu kegiatan seperti Tes Hasil Belajar (THB), tes harian
(formatif) dan tes akhir semester (sumatif). Tes ini bertujuan untuk mengases hasil
belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.
d. Tes Kemajuan Belajar (Gains/Achievement Test), Tes kemajuan belajar disebut juga
dengan tes perolehan. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum
pembelajaran dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi
awal testi digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan post-tes.
e. Tes Diagnostik (Diagnostic Test) adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis atau
mengidentifikasi kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesukaran
atau kesulitan belajar tersebut, seperti tes diagnostik matematika, tes diagnostik IPA.
f. Tes Formatif adalah tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam suatu program
pembelajaran tertentu seperti tes harian, ulangan harian.
g. Tes Sumatif, Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah. Dengan
demikian tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan peserta
didik terhadap sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari,
seperti UAN (Ujian Akhir Nasional), THB, dan Ulangan Umum Bersama (UUB).

Dilihat dari jawaban peserta didik yang dituntut dalam menjawab atau memecahkan
persoalan yang dihadapinya, maka tes hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 jenis yakni tes
lisan (oral test), tes tertulis (written test), dan tes tindakan atau perbuatan (performance test).
Penggunaan setiap jenis tes tersebut seyogyanya disesuaikan dengan kawasan (domain)
perilaku peserta didik yang hendak diukur. Misalnya tes tertulis atau tes lisan dapat
digunakan untuk mengukur kawasan kognitif, sedangkan kawasan psikomotorik cocok dan
tepat apabila diukur dengan tes tindakan, dan kawasan afektif biasanya diukur dengan skala
perilaku, seperti skala sikap.

2. Teknik Nontes

Jika tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, teknik
non-tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah.
Instrumen non-tes dapat berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan, peserta didik diminta menjawab atau memberikan pendapat
terhadap pernyataan. Inventori merupakan instrumen yang berisi tentang laporan diri yaitu
keadaan peserta didik, misalnya potensi peserta didik. Hasil pengukuran melalui instrumen
non tes berupa angka disebut kuantitatif dan bukan berupa angka seperti pernyataan sangat
baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang, dan sebagainya disebut kualitatif. Teknik nontes
sangat penting dalam mengases peserta didik pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda
dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik
nontes, beberapa di antaranya seperti unjuk kerja (performance), penugasan (proyek), tugas
individu, tugas kelompok, laporan, ujian praktik dan portofolio.

Unjuk kerja adalah suatu penilaian/pengukuran yang dilakukan melalui pengamatan


aktivitas peserta didik dalam melakukan sesuatu yang berupa tingkah laku atau interaksinya
seperti berbicara, berpidato, membaca puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah dalam kelompok; partisipasi peserta didik dalam diskusi; ketrampilan
menari; ketrampilan memainkan alat musik; kemampuan berolah raga; ketrampilan
menggunakan peralatan laboratorium; praktek sholat, bermain peran, bernyanyi, dan
ketrampilan mengoperasikan suatu alat. Asesmen unjuk kerja/kinerja ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti mengamati suatu kejadian/benda /tanaman, praktek di laboratorium/olahraga, bermain
peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi, investigasi, demonstrasi, open-
ended questions, jurnal, dan portofolio dan lain-lain.

Penugasan adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung


penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu. Penyelidikan tersebut
dilaksanakan secara bertahap yakni perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penyajian data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk menilai keterampilan menyelidiki
secara umum, pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan mengaplikasi
pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan subjek secara
jelas.

Tugas individu adalah penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada peserta didik
yang dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam
bentuk seperti pembuatan kliping, pembuatan makalah dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir
yang terlibat pada peserta didik sebaiknya menerapkan (apply), menganalisis (analyse),
mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).

Tugas kelompok sama dengan tugas individu, namun dikerjakan secara kelompok. Tugas
ini diberikan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan
salah satunya adalah tertulis dengan menjawab uraian secara bebas dengan tingkat berpikir
tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.

Laporan adalah penilaian yang berbentuk laporan atas tugas atau pekerjaan yang
diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik, laporan praktikum dan laporan
Pemantapan Praktik Lapangan (PPL).

Responsi atau ujian praktik adalah suatu penilaian yang dipakai untuk mata pelajaran
yang ada kegiatan praktikumnya seperti mata kuliah PPL. Ujian responsi dapat dilakukan
pada awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik
bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di laboratorium/ruang
keterampilan/bengkel kerja/sekolah latihan, sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik
tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah dan belum dicapai peserta
didik.

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi


yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik, pekerjaan-pekerjaan yang sedang dilakukan, beberapa contoh tes
yang telah selesai dilakukan, berbagai keterangan-keterangan yang diperoleh peserta didik,
keselarasan antara pembelajaran dan tujuan spesifik yang telah dirumuskan, contoh-contoh
hasil pekerjaannya sehari-hari, evaluasi diri terhadap perkembangan pembelajaran dan hasil
observasi guru.

Anda mungkin juga menyukai