Anda di halaman 1dari 4

3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Upaya Pendidikan dan Sosok Manusia yang Diharapkan (Seutuhnya)

 lp3unj@gmail.com  +62 821 1184 6294

(3) ID     

Dasbor  Kursus Yang Saya Ikuti  Mata Kuliah MKU-MKDK  Landasan Pendidikan 114  LP-SKWFT  Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan
 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan
Landasan Pendidikan (FT LP Sri Koeswantono Wongsonadi)

 Dasbor  Beranda situs  Kalender  Badges  Materi Kursus yang sudah tersedia

Course dashboard  Da ar Isi

Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan 1. Esensi Manusia dari Berbagai

Pendidikan Perspektif
2. Dimensi- Dimensi Manusia

  2.1. Pengantar Dimensi-


dimensi Manusia

5. Potensi, Keunikan, Dinamika, dan Hak Asasi Manusia 2.2. Manusia,


Kemanusiaan dan

5.1. Upaya Pendidikan dan Sosok Manusia yang Diharapkan (Seutuhnya) Pendidikan 1
2.3. Manusia,
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang dilahirkan Kemanusiaan dan
dengan memiliki potensi, keunikan, dinamika, dan hak asasi. Dimensi dinamika menyebabkan eksistensi Pendidikan 2
manusia bersifat dinamis, artinya manusia harus mengadakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti 3. Tahap-tahap Perkembangan
merencanakan, berbuat dan menjadi. Dalam hal ini, manusia harus bertanggung jawab atas keberadaan Manusia Saatnya
dirinya, ia harus bertanggung jawab akan menjadi apa atau menjadi siapa nantinya. Dengan demikian Membutuhkan Pendidikan
dapat dikatakan bahwa setelah penciptaannya dan kelahirannya di dunia, manusia belum selesai menjadi 3.1. Masa Kehamilan
manusia. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk yang belum selesai “mengadakan” dirinya Saatnya Membutuhkan
atau dapat dinyatakan bahwa manusia bersifat terbuka. Pendidikan
3.2. Pertumbuhan
Sumantri (2016) menyebutkan bahwa manusia berkembang sesuai kodrat dan martabat kemanusiaannya
Manusia Saatnya
atau mampu menjadi manusia, sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang sesuai atau
Membutuhkan Pendidikan
bahkan tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya. Manusia lahir sebagai anak manusia,
3.3. Perkembangan Otak
tetapi dalam kelanjutan hidupnya memanusia atau menjadi manusia adalah suatu kemungkinan, mungkin
Manusia Saatnya
ia memanusia, tetapi mungkin pula kurang atau bahkan tidak memanusia.
Membutuhkan Pendidikan
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan orang-orang yang sikap dan 3.4. Keragaman
perilakunya sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku di masyarakat, orang-orang yang beriman dan Perkembangan Manusia
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan begitu taat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Saatnya Membutuhkan
Namun di sisi lain, kita juga menemukan orang-orang yang hidup tanpa mengindahkan aturan atau norma Pendidikan
yang berlaku di masyarakat dan tidak menjalankan kewajiban terhadap Tuhannya. Dalam hal ini kita dapat 3.5. Ragam Emosi Manusia
melihat bahwa ada manusia yang berkembang sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya, Saatnya Membutuhkan
namun ada juga manusia yang menurunkan martabat kemanusiaannya. Pendidikan
4. Kebutuhan Manusia Untuk
M.I Soelaeman (1988) mengemukakan suatu peristiwa yang dikenal dengan peristiwa manusia serigala: Belajar Sepanjang Hayatnya
4.1. Mengapa Belajar
Seorang pemburu menemukan di tengah-tengah hutan belantara dua orang anak sekitar enam dan tujuan
Sepanjang Hayat
tahun, ketika anak itu melihat pemburu, mereka lari di atas kaki dan tangannya sambil mengeluarkan
Dibutuhkan Manusia?
suara seperti meraung-raung. Mereka masuk gua, mencari perlindungan pada seekor serigala. Tapi
4.2. Konsep Pendidikan
akhirnya kedua anak itu berhasil ditangkap dan kemudian dibawa ke kota dan dijadikan bahan studi para
Sepanjang Hayat
ahli. Setelah melalui kesukaran, kedua anak itu dapat dididik kembali seperti biasa.
4.3. Bagaimana kita bisa
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143514 1/4
3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Upaya Pendidikan dan Sosok Manusia yang Diharapkan (Seutuhnya)

  membuat perubahan
menuju pembelajaran

Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berjalan tegak di atas dua kaki, kemampuan
sepanjang hayat?
berkomunikasi, dan berperilaku yang lazim dilakukan manusia yang berkebudayaan, tidak dibawa 4.4. Pendidikan in-formal,
manusia sejak kelahirannya. Apabila sejak kelahirannya, perkembangan dan pengembangan hidup formal dan non-formal
manusia diserahkan pada dirinya masing-masing tanpa dididik orang lain, kemungkinannya manusia dalam Pendidikan
hanya akan hidup berdasarkan dorongan instingnya saja (Sumantri, 2016). Sepanjang Hayat
5. Potensi, Keunikan,
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa manusia belum selesai menjadi manusia, ia masih
Dinamika, dan Hak Asasi
dibebankan untuk memenuhi berbagai aspek hakikat manusia atau menjadi sosok manusia ideal.  Sosok
Manusia
manusia ideal (manusia yang seharusnya) tidak terwujud begitu saja, melainkan harus diupayakan. Upaya
5.1. Upaya Pendidikan
ini tidak dapat dilakukan oleh manusia itu sendiri tetapi memerlukan pendidikan.
dan Sosok Manusia yang
Hubungan antara manusia dengan pendidikan diawali dengan pertanyaan “apakah manusia dapat Diharapkan (Seutuhnya)
dididik?” Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan mengacu pada asas-asas antropologis yang
melandasi kesimpulan bahwa manusia mungkin dididik atau dapat dididik. Sumantri (2016) menjelaskan
tentang lima asas antropologis tersebut sebagai berikut.
Navigasi
1.        Asas Potensialitas
 Dasbor
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa manusia memiliki berbagai potensi yang
 Beranda situs
memungkinkan ia akan mampu menjadi manusia. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pendidikan.
 Halaman situs
Contohnya, dalam aspek kesusilaan manusia diharapkan mampu berperilaku sesuai dengan norma-
norma moral dan nilai-nilai moral yang diakui. Hal ini merupakan salah satu tujuan pendidikan atau sosok  Kursus Yang Saya Ikuti
manusia ideal berkenaan dengan dimensi moralitas. Di sisi lain, manusia dilahirkan dengan membawa  Mata Kuliah MKU-MKDK
potensi untuk berbuat baik atau bertindak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai moral. Jadi,  Agama Islam 114
potensialitas manusia mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik untuk menjadi sosok
 Bahasa Indonesia 114
manusia ideal karena memiliki potensi untuk berbuat baik. Demikian pula dengan potensi-potensi lainnya.
 Landasan Pendidikan
2.      Asas Dinamika 114
 LP-SKWFT
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa manusia selalu aktif untuk mengupayakan dirinya
 Peserta
menjadi manusia ideal. Oleh karena itu, dalam upaya aktualisasi diri menjadi manusia ideal, manusia
berusaha untuk berinteraksi secara aktif, baik dengan sesama manusia maupun interaksi dengan Tuhan.  Badges

Apabila ditinjau dari sudut pendidik, pendidikan dilakukan untuk membantu manusia (peserta didik)  Competencies
menjadi manusia ideal. Di pihak lain, manusia (peserta didik) itu sendiri memiliki dinamika untuk menjadi

manusia ideal. Oleh karena itu, dinamika manusia mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
 Pertemuan 1-
3.      Asas Individualitas Orientasi
Perkuliahan
Individu (peserta didik) memiliki kedirisendirian (subjektivitas) yang membedakannya dengan individu
 Keterkaitan
yang lain. Ia adalah makhluk bebas dan aktif yang berupaya untuk mewujudkan dirinya. Praktek
Manusia dengan
pendidikan harus dilaksanakan untuk membantu manusia mewujudkan dirinya sendiri, bukan ditujukan
Pendidikan
untuk membentuk manusia sebagaimana kehendak pendidik dengan mengabaikan individualitas peserta
didik. Di sisi lain, manusia dengan individualitasnya berupaya untuk mewujudkan dirinya. Oleh karena itu, Siapakah

individualitas manusia mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik. Manusia?

Pertemuan 2 -
4.      Asas Sosialitas
Esensi Manusia
Manusia butuh hidup bersama dengan sesamanya, ia butuh bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Pertemuan 2-
Dalam kehidupannya dengan sesama, terjadi hubungan pengaruh timbal balik, di mana setiap individu Keterkaitan
akan menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Demikian juga dalam praktek pendidikan. Manusia dengan
Pendidikan terjadi dalam suasana pengaruh timbal balik antara pendidik dan peserta didik melalui Pendidikan
interaksi atau komunikasi. Oleh karena itu, sosialitas manusia mengimplikasikan bahwa manusia akan
Tugas Piket
dapat dididik.
Fasilitator

5.      Asas Moralitas Pertemuan 2

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143514 2/4
3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Upaya Pendidikan dan Sosok Manusia yang Diharapkan (Seutuhnya)

Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan tidak baik, dan pada dasarnya ia Quiz Pertemuan
memiliki potensi untuk berperilaku baik atas dasar kebebasan dan tanggung jawabnya (aspek moralitas). 2

Di sisi lain, pendidikan memiliki sifat normatif, artinya pendidikan dilaksanakan berdasarkan sistem nilai
Forum Diskusi
dan norma tertentu serta diarahkan untuk mewujudkan manusia ideal, yaitu manusia yang diharapkan
2.1
sesuai dengan sistem nilai dan norma tertentu yang bersumber dari agama maupun budaya yang diakui.
Forum Diskusi
Pendidikan yang bersifat normatif dan manusia yang memiliki dimensi moralitas mengimplikasikan bahwa
2.2
manusia akan dapat dididik.
Forum Diskusi
  2.3

Melalui pendidikan diharapkan manusia akan dapat menjadi manusia yang diharapkan. Lalu seperti sosok Forum Diskusi
manusia yang diharapkan (manusia seutuhnya)? 2.4
Forum Diskusi
Pembangunan manusia seutuhnya merupakan tujuan pendidikan nasional yang tersirat dalam
2.5
Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan
pembukaan itu, pada batang tubuh UUD 1945 diantaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 ayat (1), Pasal 31, Forum Diskusi

dan Pasal 32 juga mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem 2.6

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Forum Diskusi
akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. 2.7
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan jelas menegaskan
bahwa pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu yang menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma dan nilai yaitu
norma agama dan kemanusiaan, norma persatuan bangsa, norma kerakyatan dan demokrasi, dan norma Administrasi
keadilan sosial (Husamah, et al, 2015).
 Book administration
Manusia (masyarakat) Indonesia seutuhnya adalah manusia (masyarakat) yang memiliki nilai keadilan, adil
Cetak seluruh bab pada
dengan sesama dan dengan alam sekitarnya. Manusia (masyarakat) seutuhnya adalah manusia
buku ini
(masyarakat) yang memiliki moral bersyukur, bersabar dan berikhlas atau dengan kata lain memiliki jiwa
Cetak bab ini
spiritual atau kecerdasan spiritual (Suhartono, 2007). Manusia seutuhnya yaitu manusia yang dididik untuk
mencapai keselarasan dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, makhluk sosial,
dalam hubungan manusia dengan masyarakat, sesama manusia, dengan alam, dan dengan Tuhannya  Administrasi kursus
dalam mengejar kemajuan dan kebahagiaan rohaniah (Pelly & Menanti, 1994) dalam Usamah, et al (2015).

Membangun manusia Indonesia seutuhnya berarti membangun manusia yang memiliki kecerdasan, watak
dan kepribadian Indonesia. Kecerdasan berarti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual. Memiliki watak berarti memiliki watak yang lembut, sopan, penyayang dan
sebagainya. Kepribadian artinya memiliki kepribadian pekerja keras, disiplin sesuai dengan kepribadian
Indonesia. Manusia seperti inilah yang akan dibentuk oleh pendidikan (Idris, 2013). Manusia seutuhnya
tertuang dengan jelas dalam tujuan pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (religious) dan berbudi pekerti luhur (bermoral),
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Soedijarto, 2008).

Manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya apabila mendapat pendidikan. Manusia yang tidak
memperoleh pendidikan tidak akan mampu menjalani kehidupannya dengan sempurna, tidak akan
berguna bagi kehidupan. Proses pendidikan menjadi sarana untuk memanusiakan manusia dan
mewariskan kebudayaan kepada generasi penerusnya.

 

◄ Pertemuan 2 - Esensi … Pindah ke... Tugas Piket Fasilitator Pe…

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143514 3/4
3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Upaya Pendidikan dan Sosok Manusia yang Diharapkan (Seutuhnya)

Contact us:  lp3unj@gmail.com  +62 821 1184 6294

© UNJ 2021.

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143514 4/4

Anda mungkin juga menyukai