DOI: 10.21274/taalum.TTTT.V.N.1-21
Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes
Pendahuluan
Tes merupakan alat pengukur untuk megetahui kemampuan
siswa. Apabila kita lihat penggunaan tes-tes dalam praktik
pendidikan sehari-hari, ada 2 maksud yang ingin dicapai, yaitu
mengetahui status prestasi para siswa, yang kemudian dibandingkan
dengan kriteria internal atau eksternal dan berdasarkan informasi
tentang status yang disebutkan di atas, mengetahui potensi daripada
para siswa yang bisa dipergunakan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang penempatan dan penyaluran siswa-siswa tersebut
di masa yang akan datang.
Soal tes yang dibuat oleh guru pada umumnya disusun secara
tergesa-gesa dan tidak diujicobakan sebelum digunakan. Akibatnya
banyak butir soal yang digunakan dalam ujian tidak dapat
menghasilkan data yang benar atau akurat tentang hasil belajar
siswa. Bila keputusan yang diambl tidak benar, yang disebabkan
oleh instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak
disusun secara baik, maka tentu saja keputusan demikian
merupakan keputusan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pembahasan
A. Pengertian Instrumen Tes
Secara harfiyah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis
Kuno: testum dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam-
logam mulia” (maksudnya dengan menggunakan alat yang
berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis
dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
“tes” , “ujian” atau “percobaan”. Dalam bahasa Arab ditulis
dengan امتحان.1
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan
sehubungan dengan uraian di atas, yaitu : test adalah alat atau
prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian; testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa
1
Anas Sudijono, Pengantara Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT: Raja
Grafindo Persada, 2007), hal 66
2
Suharman, Tes Sebagai Alat Ukur Prestasi Akademik, AtTa’dib:Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam, Vol.10, No. 1, 2018. hlm. 93–115.
3
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi
Pendidikan di Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 55-56
4
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988), hal. 41-42.
5
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008), hal. 41.
6
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi...,, hal 67
7
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.., hal.
33
8
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas: Sebuah
Panduan Lengkap dan Praktis. Yogyakarta: Diva Press. 2011. Hlm. 207.
9
Nurkancana, Wayan & Sumartana. P.P.N, Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional. 1986. Hlm. 42.
10
Asrul, Rusydi Ananda, etc., Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:
Citapustaka Media, 2014), hal. 45.
11
Idrus Alwi, Pengaruh Jumlah Alternatif Jawaban Tes Objektif Bentuk
Pilihan Ganda terhadap Reliabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda,
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, Vol. 3 No. 2, hal. 2010.
12
Khaerudin, “Teknik Penskoran Tes Obyektif Model Pilihan Ganda,”
Jurnal Madaniyah, Vol.2 No. XI ,2016. Hlm. 185–204
13
Asrul, Rusydi Ananda, etc., Evaluasi....., hal. 46.
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kemenag, 2012), hal.154.
15
Ibid.., hal. 156
16
Adea Wulan H. Z., Risa Aristia, Jenis - Jenis Instrumen dalam Evaluasi
Pembelajaran, Program Studi PGMI Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, hal. 7.
17
Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2003), hal. 97.
18
Arief Aulia Rahman dan Cut Eva Nursyah, Evaluasi Pembelajaran,
(Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 63
19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 173.
20
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, Cet Ketiga (Jakarta; PT
RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 55
21
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan
Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Cet. Keenam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), hlm. 80.
22
Zainal Arifin, Evaluasi....., hal. 137
2) Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan
cara sistematika sendiri. Bebas mengungkapakan
pendapat sesuai dengan kemampuannya. Namun guru
tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam
mengoreksi jawaban peserta didik. Contoh :
a) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan?
b) Jelaskan perkembangan islam di Indonesia!
Tes non-objektif memiliki kelebihan dan kekuranagan.
Kelebihan dari tes ini yaitu: 1) Tes dapat dibuat dengan
cepat dan mudah, 2) mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat dengan gaya bahasa sendiri dan
menyusun kalimat dalam bentuk yang bagus, dan 3) untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa. Sedangkan kelemahan
dari tes ini yaitu: kurang bisa mencakup isi materi
keseluruhan, 2) Kadar validitas dan reliabilitas rendah
karena pengetahuan siswa yang betul-betul dipahami sulit
diketahui, 3) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi unsur-
unsur subyektif dan membutuhkan waktu yang lama untuk
mengoreksi. 23
Cara penyusunan tes non-objektif yaitu: 1) Butir-butir
soal tes uraian dapat mencakup materi yang telah diajarkan
dan sesuai dengan indikator, 2) Penyusunan kalimat soal
sebaiknya berlainan dengan kalimat yang ada di buku namun
23
Doni, Sindu, etc., Evaluasi Pendidikan, (Denpasar: BETA), hal. 58.
27
Ani Rusilowati, Pengembangan Tes Diagnostik Sebagai Alat Evaluasi
Kesulitan Belajar Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Vol, 6. No, 1. 2015, hlm 2.
28
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan.., hal. 73
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam dunia evaluasi pendidikan, tes adalah cara pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian
tugas-tugas baik berupa pertanyaan atau perintah,
sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi peserta
didik.
Langkah-langkahpengembangan instrumen evaluasi, meliputi:
perencanaan, persiapan, uji coba, dan penilaian hasil
ukuran. Sedanglan langkah-langkah menyusun tes, terdapat
beberapa tahapan, antara lain: merumuskan tujuan tes,
mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur dengan tes
itu, menandai hasil belajar yang spesifik, merinci mata pelajaran
yang akan diukur dengan tes itu, menyiakan tabel spesfikasi dan
menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan
tes.
Fungsi tes, antara lain: sebagai alat pengukur terhadap peserta
didik, sebagai sebagai alat pengukur keberhasilan program
pengajaran, untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu
Saran
Semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang
instrumen evaluasi yang meliputi tes dan bentuk-bentuknya.
Penulis mohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat
kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan
lainnya.
Daftar Pustaka
Arikunto Suharsimi, 2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta: Bumi
Aksara Arifin Zainal, 2012 Evaluasi Pembelajaran, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag,
Asrul, Rusydi Ananda, etc., 2014, Evaluasi Pembelajaran,
Bandung: Citapustaka Media
Cut Eva Nursyah dan Arief Aulia Rahman, 2019, Evaluasi
Pembelajaran, Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia
Doni, Sindu, etc., Evaluasi Pendidikan, Denpasar: BETA
Djemari, 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Idrus Alwi, 2010, Pengaruh Jumlah Alternatif Jawaban Tes
Objektif Bentuk Pilihan Ganda terhadap Reliabilitas
Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda, Jurnal Ilmiah
Faktor Exacta, Vol. 3 No. 2