Anda di halaman 1dari 21

TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam

Volume ##, Nomor ##, Bulan Tahun, Halaman 1-21


p-ISSN: 2303-1891; e-ISSN: 2549-2926

INSTRUMEN PENILAIAN MENGGUNAKAN TES DALAM


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Asfiatus Sholikhah1, Lu’luk Nur Mufidah2, Sokip3


1
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung; 2 Dosen Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
sholikhahasfiatus@gmail.com1, fiedafathoni19@gmail.com2
irdan6000@gmail.com3

Abstrak: Evaluasi memiliki kedudukan yang penting


dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan
evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran
dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta
didik, ketepatan metode yang digunakan, dan
keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi
yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian,
pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk
menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk berprestasi lebih baik di kemudian
hari. Selanjutnya didalam melakukan evaluasi ada dua
teknik evaluasi yang kita kenal yaitu teknik evaluasi
menggunakan tes dan evaluasi dengan teknik non tes,
Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar
peserta didik dalam bidang kognitif, seperti:
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
Kata Kunci: Pengertian,fungsi, dan Jenis-jenis,

DOI: 10.21274/taalum.TTTT.V.N.1-21
Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Abstract:Evaluation has an important position in the


learning process. By conducting evaluations, the
teacher as the manager of learning activities can find
out the abilities of students, the accuracy of the methods
used, and the success of students in achieving the
competencies that have been determined. Based on the
results of the assessment, educators can make the right
decisions to determine the steps to be taken next. The
results of the assessment can also provide motivation
for students to perform better in the future.
Furthermore, in evaluating there are two evaluation
techniques that we are familiar with, namely evaluation
techniques using tests and evaluation using non-test
techniques.Tests are widely used to measure student
achievement in cognitive areas, such as: knowledge,
understanding, application, analysis, synthesis, and
evaluation.
Keywords:Definition, function, and types,

Pendahuluan
Tes merupakan alat pengukur untuk megetahui kemampuan
siswa. Apabila kita lihat penggunaan tes-tes dalam praktik
pendidikan sehari-hari, ada 2 maksud yang ingin dicapai, yaitu
mengetahui status prestasi para siswa, yang kemudian dibandingkan
dengan kriteria internal atau eksternal dan berdasarkan informasi
tentang status yang disebutkan di atas, mengetahui potensi daripada
para siswa yang bisa dipergunakan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang penempatan dan penyaluran siswa-siswa tersebut
di masa yang akan datang.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 2


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Soal tes yang dibuat oleh guru pada umumnya disusun secara
tergesa-gesa dan tidak diujicobakan sebelum digunakan. Akibatnya
banyak butir soal yang digunakan dalam ujian tidak dapat
menghasilkan data yang benar atau akurat tentang hasil belajar
siswa. Bila keputusan yang diambl tidak benar, yang disebabkan
oleh instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak
disusun secara baik, maka tentu saja keputusan demikian
merupakan keputusan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Pembahasan
A. Pengertian Instrumen Tes
Secara harfiyah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis
Kuno: testum dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam-
logam mulia” (maksudnya dengan menggunakan alat yang
berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis
dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
“tes” , “ujian” atau “percobaan”. Dalam bahasa Arab ditulis
dengan ‫امتحان‬.1
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan
sehubungan dengan uraian di atas, yaitu : test adalah alat atau
prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian; testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa

1
Anas Sudijono, Pengantara Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT: Raja
Grafindo Persada, 2007), hal 66

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 3


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

berlangsungnya pengukuran dan penilaian; tester artinya orang


yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor,
yaitu orang yang sedang melakukan percobaan (eksperimen);
sedangkan testee (mufrad) dan testees (jamak) adalah pihak
yang dikenai tes (=peserta tes = peserta ujian), atau pihak yang
sedang dikenai pekerjaan (= tercoba). Dari beberapa kata
diatas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat
pengumpul informasi yang bersifat lebih resmi bila
dibandingkan alat-alat yang lain karena penuh dengan batasan-
batasan.
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan
dengan bentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan
dapat pula berupa pertnyaan-pertanyaan atau soal yang harus
dijawab yang sudah di sesuaikan dengan kaidah-kaidahnya.2
Adapun pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan
maupun secara tes tulis. Tes adalah alat yang direncanakan
untuk mengukur kemampuan, keahlian, atau pengetahuan. Dari
pengertian ini maka tes adalah:3
1. Merupakan alat
2. Harus direncanakan
3. Berfungsi sebagai pengukur kemampuan, kecakapan dan
pengetahuan anak.

2
Suharman, Tes Sebagai Alat Ukur Prestasi Akademik, AtTa’dib:Jurnal
Ilmiah Pendidikan Agama Islam, Vol.10, No. 1, 2018. hlm. 93–115.
3
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi
Pendidikan di Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 55-56

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 4


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam dunia evaluasi


pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam
rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-
perintah (yang harus dikerjakan) oleh peserta didik.

B. Langkah-langkah Penyusunan Tes dan Pengembangan


Instrument Evaluasi
Dalam penyusunan tes diperlukan langkah-langkah yang
harus diikuti secara sistematis, sehingga dapat diperoleh tes
yang lebih efektif. Langkah-langkah tersebut, sebagai berikut:4
1. Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
2. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar yang akan diukur
dengan tes.
3. Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang
spesifik, yang merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan
sesuai dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
4. Merinci bahan atau mata pelajaran yang akan diukur dengan
tes.
5. Menyiapkan tabel spesifikasi.

4
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988), hal. 41-42.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 5


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

6. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar


penyusunan tes.
Dalam mengembangkan instrumen, Tuckman telah
menunjukan langkah-langkah yang dapat diikuti yaitu dengan
menunjukan tujuan dan variabel yang akan diukur, menentukan
indikator, menulis butir-butir instrumen, serta menguji coba dan
mengevaluasi instrumen.
Menurut Suryabrata, pengembangan spesifikasi instrumen
tes, dilakukan dengan menentukan tujuan-tujuan umum
serta persyaratan tes, menyusun kisi-kisi tes, memilih tipe-tipe
soal, menentukan taraf kesukaran soal, menentukan cara
mengkompilasikan soal-soal dalam bentuk akhirnya, dan
menyiapkan penulisan soal dan penelaah soal. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat diketahui bahwa langkah-langkah
pengembangan instrumen pada dasarnya meliputi: perencanaan,
persiapan, uji coba, dan penilaian hasil ukuran.5

C. Fungsi Instrument Tes


Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik
tes, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam
hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan
atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah

5
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008), hal. 41.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 6


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka


waktu tertentu.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran,
sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah
seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan,
telah dapat dicapai.6
3. Sebagai alat untuk menentukan penempatan siswa dalam
suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu
(placement test).
4. Sebagai alat untuk mencari umpan balik (feed-back) guna
memperbaiki proses belajar-mengajar bagi guru maupun
siswa (test formatif).
5. Sebagai alat untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar
siswa, seperti latar belakang psikologis, fisik, dan
lingkungan sosial-ekonomi siswa.7

D. Jenis-Jenis Instrumen Tes


1. Menurut bentuknya, berdasarkan penskorannya, bentuk tes
uraianpada evaluasi pembelajaran dibagi menjadi dua, antara
lain:8
a) Tes Objektif

6
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi...,, hal 67
7
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.., hal.
33
8
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas: Sebuah
Panduan Lengkap dan Praktis. Yogyakarta: Diva Press. 2011. Hlm. 207.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 7


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Tes Objektif adalah tes tertulis dimana siswa memilih


jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban
singkat dan pemeriksaannya dilakukan secara objektif
(seragam) terhadap semua murid. Biasanya tes objektif
memiliki dua kemungkinan jawaban antara benar dan salah. 9
Tes objektif ada beberapa jenis bentuk yaitu: pilihan ganda,
bentuk pilihan benar salah, menjodohkan, dan isian
singkat.10
1) Pilihan ganda
Tes pilihan ganda adalah sebuah bentuk tes objektif
yang menyajikan soal dan beberapa pilihan jawaban yang
hanya ada satu jawaban yang benar. Tes pilihan ganda
dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki
obyektifitas yang tinggi untuk mengukur kemampuan
tingkat kognitif peserta didik.11
Tes pilihan ganda atau MultipleChoice termasuk
dalam tes obyektif karena penilaian yang dilakukan
secara objektif. Tes pilihan ganda termasuk tes yang
sering digunakan dalam sekolah. Fungsi pengecoh dalam
opsi jawaban dalam butir tes pilihan ganda digunakan

9
Nurkancana, Wayan & Sumartana. P.P.N, Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional. 1986. Hlm. 42.
10
Asrul, Rusydi Ananda, etc., Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:
Citapustaka Media, 2014), hal. 45.
11
Idrus Alwi, Pengaruh Jumlah Alternatif Jawaban Tes Objektif Bentuk
Pilihan Ganda terhadap Reliabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda,
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, Vol. 3 No. 2, hal. 2010.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 8


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Untuk


menjawab soal dengan benar siswa akan berusaha
menggunakan keterampilan berpikir mereka. Siswa tidak
akan mendapatkan skor dari butir soal bila siswa salah
pilih pengecoh.12
Sebelum menyusun tes pilihan ganda terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun
tes pilihan ganda yaitu: 1) Ada kesesuaian antara soal dan
jawaban, 2) Penyusunan kalimat tiap soal harus jelas, 3)
Bahasa yang digunakan mudah dipahami, 4) Setiap soal
harus mengandung satu masalah.13
Contoh : hasil penjumlahan dari -8 + 3 =
a. -5
b. 5
c. -11
d. 11
2) Pilihan Benar-Salah
Bentuk tes Benar-Salah (B-S) adalah soal yang
mempunyai dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau
salah. Fungsi bentuk soal benar salah adalah untuk
mengukur kemampuan peserta didik untuk membedakan
antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi
dengan baik, maka materi yang ditanyakan sebaiknya

12
Khaerudin, “Teknik Penskoran Tes Obyektif Model Pilihan Ganda,”
Jurnal Madaniyah, Vol.2 No. XI ,2016. Hlm. 185–204
13
Asrul, Rusydi Ananda, etc., Evaluasi....., hal. 46.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 9


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

homogen dari segi isi. Bentuk soal ini banyak digunakan


untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi
berdasarkan hubungan yang sederhana.14 Cara
mengerjakan soal ini dengan melingkari atau menandai
pada jawaban yang dianggap benar.
Kelebihan tes benar salah yaitu: mudah disusun dan
dilaksanakan, dapat dinilai dengan cepat dan objektif, dan
dapat mecakup materi yang lebih luas. Sedangkan
kekurangan dari tes ini yaitu, peserta didik cenderung
menjawab dengan coba-coba, memiliki derajat validitas
dan reliabilitas yang rendah, dan sering terjadi kekaburan
untuk membuat soal yang benar-benar jelas.15
Sebelum menyusun soal (benar-salah) ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu: membuat petunjuk
dengan jelas agar peserta didik tidak bingung, setiap soal
hendaknya mengandung satu pengertian saja, jangan
membuat soal yang masih dipertanyakan benar salahnya,
hindari menggunakan kata yang dapat memberi petunjuk
tentang jawaban yang dikehendaki.16
Contoh soal Benar-Salah:

14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kemenag, 2012), hal.154.
15
Ibid.., hal. 156
16
Adea Wulan H. Z., Risa Aristia, Jenis - Jenis Instrumen dalam Evaluasi
Pembelajaran, Program Studi PGMI Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, hal. 7.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 10


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Surat Al – Fatihah diturunkan di kota Makkah


(B – S)
3) Menjodohkan
Tes menjodohkan yaitu bentuk tes yang terdiri atas
kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya
dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom
pertanyaan sebelah kiri dan kolom jawaban sebelah
kanan. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan
jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan
pertanyaan. Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan
kemampuan menghubungkan antara dua hal. Semakin
banyak hubungan antara premis dengan respon dibuat,
maka semakin baik soal yang disajikan.17
Contoh Bahasa Arab:
Bagian A Bagian B
1. Buku … 1. ‫قلم‬
2. Pensil … 2. ‫كتاب‬
Untuk menyusun soal tes menjodohkan ada beberapa
hal yang diperhatikan:1) menyesuaikan kompetensi dasar
dengan indikator, 2) kumpulan soal diletakkan dikolom
sebelah kiri dan kumpulan jawaban diletakkan di sebelah

17
Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2003), hal. 97.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 11


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

kanan, 3) menggunakan kalimat singkat dan terarah pada


pokok permasalahan.
Kelebihannya adalah: soal bentuk menjodohkan
antara lain, relatif mudah disusun, penskoranya mudah,
dapat digunakan untuk menilai teori dan penemuanya,
sebab-akibat, istilah dan definisi. Adapun kelemahannya
adalah: ada kecenderungan untuk menekankan ingatan
saja, kurang baik digunakan untuk menilai pengertian. 18
4) Isian Singkat
Tes Isian Singkat adalah tes yang ditandai dengan
adanya jawaban pada tempat kosong yang disediakan
oleh guru untuk menulis jawabannya dengan singkat
sesuai dengan petunjuk. Soal tes bentuk ini biasanya
dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, dengan kata lain
soal tersebut berupa kalimat tanya yang dapat dijawab
dengan singkat, berupa kata, prase, nama, tempat, nama
tokoh, lambang, dll.
Contoh: Apa rukun Islam yang pertama?
Cara menyusun tes isian singkat yaitu: 1) soal yang
disusun sebaiknya tidak menggunakan soal yang terbuka
sehingga siswa dapat menjawab dengan terurai, 2)
Pernyataan sebaiknya hanya mengandung satu alternatif
jawaban, 3) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban

18
Arief Aulia Rahman dan Cut Eva Nursyah, Evaluasi Pembelajaran,
(Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 63

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 12


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

hendaknya diletakkan pada akhir atau tengah kalimat, 4)


Dapat menggunakan gambar-gambar sehingga soal dapat
dipersingkat dan jelas.19
Kelebihanya antara lain, relatif mudah disusun,
sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik
dalam hal fakta, prinsip dan terminologi. Menuntut
peserta didik mengemukakan pendapatnya secara singkat
dan jelas, pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan
dengan objektif. Kelemahanya antara lain, hanya
berkenaan pada hal mengingat saja, jika titik jawaban
terlalu banyak pada soal melengkapi peserta didik sering
terkecoh, dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan
waktu yang sangat lama.
b) Tes non-objektif
Tes non-objektif atau disebut tes uraian yaitu sebuah tes
yang pertanyannya membutuhkan jawaban peserta didik
untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan
jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik,
dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal inilah
yang kemudian akan memunculkan subjektivitas dalam diri
evaluator untuk memberikan penilaian.20

19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 173.
20
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, Cet Ketiga (Jakarta; PT
RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 55

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 13


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Bentuk uraian sering juga disebut bentuk subjektif,


karena dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor
subjektifitas guru. Tes ini cocok digunakan untuk bidang
studi ilmu-ilmu sosial. Bentuk tes uraian terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
1) Uraian terbatas
Tes ini merupakan bentuk tes uraian yang memberi
batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada
peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan atau rambu
tersebut mencakup format, isi, dan ruang lingkup
jawaban. Jadi, soal tes uraian terbatas itu harus
menentukan batas jawaban yang dikehendaki. Batasan itu
meliputi konteks jawaban yang diinginkan, jumlah butir
jawaban yang dikerjakan, keluasan uraian jawaban, dan
luas jawaban yang diminta.21
Peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal
yang ditanyakan namun arah jawabannya dibatasi
sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang
terarah.22
Contoh:
a) Sebutkan lima komponen dalam komputer!
b) Sebutkan lima rukun Islam!

21
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan
Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Cet. Keenam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), hlm. 80.
22
Zainal Arifin, Evaluasi....., hal. 137

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 14


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

2) Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan
cara sistematika sendiri. Bebas mengungkapakan
pendapat sesuai dengan kemampuannya. Namun guru
tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam
mengoreksi jawaban peserta didik. Contoh :
a) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan?
b) Jelaskan perkembangan islam di Indonesia!
Tes non-objektif memiliki kelebihan dan kekuranagan.
Kelebihan dari tes ini yaitu: 1) Tes dapat dibuat dengan
cepat dan mudah, 2) mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat dengan gaya bahasa sendiri dan
menyusun kalimat dalam bentuk yang bagus, dan 3) untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa. Sedangkan kelemahan
dari tes ini yaitu: kurang bisa mencakup isi materi
keseluruhan, 2) Kadar validitas dan reliabilitas rendah
karena pengetahuan siswa yang betul-betul dipahami sulit
diketahui, 3) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi unsur-
unsur subyektif dan membutuhkan waktu yang lama untuk
mengoreksi. 23
Cara penyusunan tes non-objektif yaitu: 1) Butir-butir
soal tes uraian dapat mencakup materi yang telah diajarkan
dan sesuai dengan indikator, 2) Penyusunan kalimat soal
sebaiknya berlainan dengan kalimat yang ada di buku namun

23
Doni, Sindu, etc., Evaluasi Pendidikan, (Denpasar: BETA), hal. 58.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 15


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

mengandung arti yang sama, 3) kalimat soal disusun secara


ringkas, padat, dan jelas sehingga mudah dipahami peserta
didik, 4) Menyusun jawaban yang dikehendaki pembuat soal
(guru) untuk pedoman jawaban yang betul dan untuk
mengurangi faktor subyektifitas, dan 5) Membuat pedoman
dalam menjawab tes.24
2. Menurut tujuannya, tes dapat dikelompokkan menjadi 6,
antara lain :
a) Tes Bakat (Aptitude Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat
seseorang. Tes bakat biasanya digunakan untuk mengetahui
kemampuan dasar yang bersifat potensial. 25
b) Tes Intelegensi (Intellegenci Test)
Tes intelegensi adalah kemampuan bertindak dengan
menetapkan suatu tujuan, untuk berfikir secara rasional, dan
untuk berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya secara
memuaskan.26 Tes ini biasanya dilakukan dengan tujuan
untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan
seseorang.
c) Tes Prestasi Belajar (Achievement Test)
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi
seseorang murid dari mata pelajaran yang telah diberikan.
24
Ibid.., hal. 60.
25
Jannatul Wardiyah, Peranan Intelegensi dan Bakat dalam Pembelajaran,
Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keagamaan, Vol,5. No, 1, 2021. Hlm 35
26
Hasanuddin, Biopsikologi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, Banda
Aceh, Syiah Kuala University Press, 2017, hlm. 345

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 16


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Sehingga dengan adanya tes hasi belajar ini, guru bisa


mengetahui apakah pelajaran yang telah diberikan mencapai
tujuan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
d) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menggali kelmahan atau
problem yang dihadapi murid, terutama kelemahan yang
dialami murid saat belajar. Tes diagnostik biasanya
dilakukan sebelum tes sumatif dengan cara lisan, tertulis,
perbuatan atau kombinasi dari ketiganya. 27 Berdasarkan
nama tes tesebut (diagnose = pemeriksaan), maka jika hasil
“pemeriksaan” itu menunjukkan bahwa tingkat pengausaan
peserta didik yang sedang “diperiksa” itu termasuk rendah,
harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat
diperbaiki tingkat penguasaanya terhadap mata pelajaran
tertentu.
e) Tes Sikap (Atitude Testt)
Yaitu tes untuk mengetahui sikapa seseorang murid terhadap
sesuatu.
f) Tes Minat
Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat
murid terhadap hal-hal yang disukai. Sehingga melalui tes
ini dapat diketahui apa yang disukai murid.28

27
Ani Rusilowati, Pengembangan Tes Diagnostik Sebagai Alat Evaluasi
Kesulitan Belajar Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Vol, 6. No, 1. 2015, hlm 2.
28
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan.., hal. 73

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 17


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

3. Menurut sifatnya, tes dapat dikelompokkan menjadi 2,


antara lain:
a) Tes Verbal
Yang mana tes dengan cara ini menggunakan bahasa
sebagai alat untuk melakukan tes. Tes verbal terdiri dari:
1) Tes lisan (Oral Test)
Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban
(response) semuanya dalam bentuk lisan. Karenanya, tes
lisan relatif tidak memiliki rambu-rambu
penyelenggaraan tes yang baku, karena itu, hasil dari tes
lisan biasanya tidak menjadi informasi pokok tetapi
pelengkap dari instrumen asesmen yang lain.
2) Tes tulis (Written Test)
Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis
baik dalam hal soal maupun jawabannya, namun tes yang
disampaikan secara lisan dan dikerjakan secara tertulis
masih digolongkan ke dalam jenis tes tertulis. Sebaliknya,
tes yang soalnya diberikan dalam bentuk tulisan
sedangkan jawabannya berbentuk lisan tidak dapat
dikategorikan ke dalam bentuk tes tertulis.
b) Tes Non Verbal
Yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat
untuk melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar,
memberikan tugas dan sebagainya, atau dengan tes ini tester
menghendaki adnya respon dari testee bukan berupa

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 18


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan


atau tingkah laku. Jadi, respon yang dikehendaki muncul
dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan
tertentu.

PENUTUP
Kesimpulan
Dalam dunia evaluasi pendidikan, tes adalah cara pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian
tugas-tugas baik berupa pertanyaan atau perintah,
sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi peserta
didik.
Langkah-langkahpengembangan instrumen evaluasi, meliputi:
perencanaan, persiapan, uji coba, dan penilaian hasil
ukuran. Sedanglan langkah-langkah menyusun tes, terdapat
beberapa tahapan, antara lain: merumuskan tujuan tes,
mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur dengan tes
itu, menandai hasil belajar yang spesifik, merinci mata pelajaran
yang akan diukur dengan tes itu, menyiakan tabel spesfikasi dan
menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan
tes.
Fungsi tes, antara lain: sebagai alat pengukur terhadap peserta
didik, sebagai sebagai alat pengukur keberhasilan program
pengajaran, untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 19


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

jenjang, untuk mencari umpan balik, untuk mencari sebab-sebab


kesulitan belajar siswa
Jenis-jenis tes dalam pendidikan terbagi menjadi 3, antara
lain:1) Bentuk instrument berdasarkan bentuknya, 2) bentuk
instrument tes berdasarkan tujuan, dan 3), bentuk instrument tes
berdasarkan sifatnya.

Saran
Semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang
instrumen evaluasi yang meliputi tes dan bentuk-bentuknya.
Penulis mohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat
kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan
lainnya.

Daftar Pustaka
Arikunto Suharsimi, 2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta: Bumi
Aksara Arifin Zainal, 2012 Evaluasi Pembelajaran, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag,
Asrul, Rusydi Ananda, etc., 2014, Evaluasi Pembelajaran,
Bandung: Citapustaka Media
Cut Eva Nursyah dan Arief Aulia Rahman, 2019, Evaluasi
Pembelajaran, Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia
Doni, Sindu, etc., Evaluasi Pendidikan, Denpasar: BETA
Djemari, 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Idrus Alwi, 2010, Pengaruh Jumlah Alternatif Jawaban Tes
Objektif Bentuk Pilihan Ganda terhadap Reliabilitas
Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda, Jurnal Ilmiah
Faktor Exacta, Vol. 3 No. 2

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 20


Asfiatus Sholikhah: Instrumen Penelian menggunakan Tes

Hamid, Moh. Sholeh. 2011, Standar Mutu Penilaian dalam


Kelas: Sebuah Panduan Lengkap dan Praktis.
Yogyakarta: Diva Press.
Hasanuddin, 2017, Biopsikologi Pembelajaran Teori dan Aplikasi,
Banda Aceh, Syiah Kuala University Press
Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mardapi
Lubis Mawardi, 2008, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Mulyadi, 2010, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model
Evaluasi Pendidikan di Sekolah” , Malang:UIN-Maliki
Press.
Nurkancana, Wayan & Sumartana. P.P.N. 1986. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto Ngalim, 1988, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Rusilowati Ani, 2015, Pengembangan Tes Diagnostik Sebagai Alat
Evaluasi Kesulitan Belajar Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika
Vol, 6. No, 1
Sudijono Anas, 2007, Pengantara Evaluasi Pendidikan, Jakarta:
PT: Raja Grafindo Persada
Suharman, 2018, Tes Sebagai Alat Ukur Prestasi Akademik,
AtTa’dib:Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, Vol.10,
No. 1
Thoha M. Chabib, 1996, Teknik Evaluasi Pendidikan, Cet Ketiga
Jakarta; PT Raja Grafindo Persada
Wardiyah Jannatul, 2021, Peranan Intelegensi dan Bakat dalam
Pembelajaran, Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keagamaan,
Vol,5. No, 1
Widoyoko S. Eko Putro, 2014, Evaluasi Program Pembelajaran:
Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Cet.
Keenam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 21

Anda mungkin juga menyukai