Anda di halaman 1dari 4

KASUS GANJIL KANKER

Ibu R usia 47 tahun masuk RS dengan keluhan nafsu makan menurun, mual, muntah dan
merasa cepat kenyang (penuh) karena perut membesar. Sehingga tidak dapat makan
dalam jumlah banyak. Diagnosa medis kanker ovarium stadium IV post laparatomi.
Sudah dioperasi setahun yang lalu dan saat ini menjalani kemoterapi. Kanker sudah
menyebar ke paru.
Ibu bekerja di toko kelontong dengan 2 anak (1 anak polio) dan suami sebagai penjahit.
Hasil pemeriksaan fisik:
BB 49.3 kg, TB 146 cm, 2 minggu yang lalu BB 53 kg.
Albumin 3.4 g/dl, Hb 11 g/dl, hematokrit 35%, natrium 129 g/dl, chlorida 90 g/dl,
kalsium 7.17 mg/dl.
Tampak kurus (hilangnya lemak subkutan di bagian dada), tekanan darah 100/70, suhu
36.5 C
Kebiasaan makan: pagi: nasi 1 prg kecil, tempe goreng 1 ptg; siang: nasi 1 prg kecil, lalap
sayur 1 prg kecil; malam: nasi 1 prg kecil, tempe goreng 1 ptg
Pertanyaan: kaji kasus dengan ADIME dan rencana terapi gizinya

KASUS GENAP KANKER


Seorang ibu N usia 49 tahun masuk RS dengan keluhan sejak 2 minggu yang lalu nafsu
makan menurun, mual di pagi hari, rasa panas pada perut akibat efek radiasi sehingga
menggangu asupan makanan. Diagnosa medis kanker servik stadium III B. Os sudah
menjalani radiasi 20x dan saat ini akan menjalani kemoterapi. Ibu N memiliki 2 anak dan
suami sebagai petani.
Pemeriksaan fisik:
Aktifitas ibu N bisa berjalan namun harus dibantu,
Tinggi lutut 45,5 cm, BB 10 bulan lalu 6o kg, saat ini 54 kg.
Hb 12.4 g/dl, Ht 36%, leukosit 5500.mm3, SGOT 17, SGPT 17, ureum 15 mg/dl,
kreatinin 0.63 mg/dl, gula darah sewaktu 130 mg/dl, natrium 137 mRq/L, Kalium 3.6
mEq/L
Tekanan darah 120/80 mmHG
Kebiasaan makan: suku sunda, makan nasi dan tidak suka daging sapi.
asupan energi1007 Kalori, protein 32 g, lemak 24 g, HA 158 g
Pertanyaan: kaji kasus dengan ADIME dan rencana terapi gizinya

KASUS GANJIL LUKA BAKAR


Pasien laki-laki usia 24 tahun, pendidikan SMS, dirawat di rumah sakit karena luka bakar
terkena tegangan listrik pada saat bekerja di konstruksi bangunan. Diagnosa dokter :
Combustio grade II AB 23 % pada bagian kaki kiri dan kanan, dada kiri, punggung dan
sebagian tangan kanan dan kiri. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya
dan riwayat penyakit keluarga. BB= 56 kg, TB = 171 cm.Keluhan sakit di bagian luka
bakar.
Keadaan fisik/klinis : KU : compos mentis, nafas spontan, Nadi : 102 kali/menit, Suhu :
38 C, tekanan darah : 110/80 mmHg.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium :
JENIS PEMERIKSAAN
HASIL
Leukosit
15.100/ml
Hematokrit
29,4 %
Trombosit
422.000
Hb
9,5 gr/dl
GDS
103 mg/dl
Ureum
30.1 mg/dl
Kreatinin
0,62 mg/dl
SGOT
27 U/L
SGPT
48 U/L
Albumin
2,59 %
Na
130 mmol/L
K
3,5 mmol/L
Cl
93 mmol/L

NILAI NORMAL
5 10 ribu / ml
35-50 %
150.000- 390.000
11,0-16,5 gr/dl
<200 mg/dl
30,1 mg/dl
0,7 1,5 mg/dl
11-41 U/L
10-41 U/L
3,5 5,5 %
135-147 mmol/L
3,5 5 mmol/L
100-106 mmol/L

Riwayat makan SMRS :


Pasien biasa makan tidak teratur hanya 2 kali/hari, makananan pokok nasi 150-200 gr
dalam satu kali makan, lauk hewani : ayam 75 gr (4 kali/mgg), telur (3 kali/mgg), ikan
(1-2 kali/mgg). Tempe/tahu 1 p (1-2 p/hari). Sayur yang biasa dikonsumsi : 75-100
gr/kali makan (4-5 kali/mgg). Konsumsi buah : 2-3 kali/mgg (biasanya : pisang, apel atau
buah musiman)
Selama dirawat pasien mendapat makanan biasa TKTP + Ekstra Putih Telur, nafsu makan
baik dan hasil monitoring hari ke 3 asupan makan pasien : E= 2017,6 Kkal, P = 97,6 gr, L
= 74,3 gr
Pertanyaan: kaji kasus dengan ADIME dan rencana terapi gizinya

KASUS GENAP BEDAH


Ibu R usia 40 tahun dengan hasil pengukuran antropometri sebelum operasi TB= 164 cm,
BB= 55 kg. Ibu R menjalani operasi total gastrektomy dimana dibuat anastomosis antara
jejunum dan sisa bagian esofagus. Setelah operasi, diberikan makan secara bertahap, 2448 jam diberi infus, kemudian dilanjutkan diberi minum air putih sedikit demi sedikit
sesuai toleransi. Beberapa hari kemudian diberi susu dan ditambahkan snack lunak
seperti puding. Pada akhir minggu kedua ibu R sudah bisa makan lengkap dan
diperbolehkan pulang. Dokter menasehati ibu R untuk memperhatikan toleransi ketika
makan, makan dengan porsi kecil dan sering.
Namun ketika ibu R sudah mulai beraktifitas dia makan makanan yang cukup banyak
sehingga timbul rasa tidak nyaman, 10-15 menit setelah makan timbul kram, detak
jantung cepat, lemah, keluar keringat dingin, pusing dan terkadang mual dan muntah.
Sehingga akhirnya ibu R makan sedikit dan BB nya turun menjadi 48 kg.
Ibu R periksa ke dokter dan hasil pemeriksaan menunjukkan gejala dumping sindrom. Ibu
R dirujuk ke ahli gizi.
Kebiasaan makan setelah operasi adalah sbb:
-

Pagi : Nasi uduk 100 g, Tempe 20 g, Mi 20 g, telur dadar 20 g, Kopi susu 200 ml
Snack
: Donat 1 buah, sof drink 1 botol
Siang
: Nasi 200 g, Sayur sop 100 g, ayam goreng 50 g, tempe goreng 50 g, Es

buah 1 gelas
Sncak
: Es cendol 1 gelas, biskuit 50 g
Malam : nasi 150 g, capcay 100 g, ayam goreng 50 g, tempe goreng 50 g, Teh
manis 1 gelas

Pertanyaan: kaji kasus dengan ADIME dan rencana terapi gizinya

Anda mungkin juga menyukai