Penulis
Daftar isi 2
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2
Pembahasan 5
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka 17
BAB 1
Peninggalan bangunan suci dari keduanya, antara lain Candi Gedong Sanga,
Kompleks Candi Dieng, dan Kompleks Candi Prambanan yang berlatar belakang
1.4 Manfaat
Manfaatnya antara lain yaitu mengetahui peninggalan sejarah kerajaan
Mataram serta mengetahui aspek kesejahteraan pada masa Kerajaan Mataram
BAB II
a. Dinasti Sanjaya
Istilah Wangsa Sanjaya diperkenalkan oleh sejarawan bernama Dr. Bosch dalam
karangannya yang berjudul Sriwijaya, de Sailendrawamsa en de Sanjayawamsa (1952). Ia
menyebutkan bahwa, di Kerajaan Medang terdapat dua dinasti yang berkuasa, yaitu dinasti
Sanjaya dan Sailendra. Istilah Wangsa Sanjaya merujuk kepada nama pendiri Kerajaan
Medang, yaitu Sanjaya yang memerintah sekitar tahun 732. Berdasarkan Prasasti Canggal
(732 M) diketahui Sanjaya adalah penerus raja Jawa Sanna, menganut agama Hindu aliran
Siwa, dan berkiblat ke Kunjarakunja di daerah India, dan mendirikan Shivalingga baru yang
menunjukkan membangun pusat pemerintahan baru.
Menurut penafsiran atas naskah Carita Parahyangan yang disusun dari zaman
kemudian, Sanjaya digambarkan sebagai pangeran dari Galuh yang akhirnya berkuasa di
Mataram. Ibu dari Sanjaya adalah Sanaha, cucu Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga di
Jepara. Ayah dari Sanjaya adalah Sena/Sanna/Bratasenawa, raja Galuh ketiga. Sena adalah
putra Mandiminyak, raja Galuh kedua (702-709 M). Dikemudian hari, Sanjaya yang
merupakan penerus Kerajaan Galuh yang sah, menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa,
raja Sunda. Penyerangan ini bertujuan untuk melengserkan Purbasora. Saat Tarusbawa
meninggal pada tahun 723, kekuasaan Sunda dan Galuh berada di tangan Sanjaya. Di
tangannya, Sunda dan Galuh bersatu kembali. Tahun 732, Sanjaya menyerahkan kekuasaan
Sunda-Galuh kepada putranya Rarkyan Panaraban (Tamperan). Di Kalingga, Sanjaya
memegang kekuasaan selama 22 tahun (732-754), yang kemudian diganti oleh puteranya dari
Déwi Sudiwara, yaitu Rakai Panangkaran. Secara garis besar kisah dari Carita Parahyangan
ini sesuai dengan prasasti Canggal. Rakai Panangkaran dikalahkan oleh dinasti pendatang
dari Sumatra yang bernama Wangsa Sailendra. Berdasarkan penafsiran atas Prasasti Kalasan
(778 M), pada tahun 778 raja Sailendra yang beragama Buddha aliran Mahayana memerintah
Rakai Panangkaran untuk mendirikan Candi Kalasan.
Sejak saat itu Kerajaan Medang dikuasai oleh Wangsa Sailendra. Sampai akhirnya
seorang putri mahkota Sailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai
Pikatan, seorang keturunan Sanjaya, pada tahun 840–an. Rakai Pikatan kemudian mewarisi
takhta mertuanya. Dengan demikian, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di Medang.
b. Dinasti Syailendra
Selama ini kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua wangsa yaitu Wangsa
Sailendra yang beragama Buddha dan Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa, pendapat
ini pertama kali diperkenalkan oleh Bosch. ada awal era Medang atau Mataram Kuno,
wangsa Sailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Menurut para ahli sejarah, wangsa
Sanjaya awalnya berada di bawah pengaruh kekuasaan wangsa Sailendra. Mengenai
Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa menjadi raja di
Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan dinasti Isyana di sana dan menjadikan
Walunggaluh sebagai pusat kerajaan. Mpu Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu
Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan
sebelumnya yang berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M
sampai dengan 948 M.Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan Mataram di Jawa
Timur antara lain prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti Limus,
prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti Silet, prasasti Turun
Hyang, dan prasasti Gandhakuti yang berisi penyerahan kedudukan putra mahkota oleh
Airlangga kepada sepupunya yaitu Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.
Candi Borobudur Candi peninggalan Kerajaan Mataram Lama yang satu ini
sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia sebagai candi Budha terbesar yang pernah
ada. Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah dan diperkirakan berasal
dari ke 8 Masehi.
Candi Pawon Jika Borobudur, Mendut, dan Pawon dilihat dari atas, ketiganya
terletak di satu garis lurus. Inilah yang membuat para ahli merasa keheranan. Candi
pawon masih belum diketahui secara jelas asal-usulnya karena bukti sejarah yang
ditemukan masih sangat terbatas.
Candi Puntadewa Candi yang terletak di kompleks candi Arjuna ini juga
merupakan candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Candi bercorak Hindu ini
mempunyai ukuran kecil tapi terlihat tinggi.
Prasasti Kalasan (778 M) Prasasti ini berisi tentang kabar seorang raja
Dinasti Syailendra yang membujuk Rakai Panangkaran agar mendirikan bangunan
suci untuk Dewi Tara dan sebuah vihara bagi para pendeta Budha.
Prasasti Ratu Boko (856 M) Prasasti ini berisi berita kekalahan Balaputra
Dewa dalam perang melawan kakaknya Rakai Pikatan atau Pramodhawardani dalam
perebutan kekuasaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di wilayah
aliran sungai-sungai Bogowonto, Progo, Elo, dan Bengawan Solo di Jawa
Tengah. Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui dari Prasasti Canggal.
Prasasti berangka tahun 732 Masehi ini menyebutkan bahwa kerajaan itu pada
awalnya dipimpin oleh Sana. Setelah kematiannya, tampuk kekuasaan
dipegang oleh keponakannya, Sanjaya. Pada masa pemerintahan Sri Maharaja
Rakai Panangkaran berdiri pula sebuah dinasti baru di Jawa Tengah, yaitu
Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Perkembangan kekuasaan dinasti
tersebut di bagian selatan Jawa Tengah menggeser kedudukan Dinasti Sanjaya
yang beragama Hindu hingga ke bagian tengah Jawa Tengah. Akhirnya, untuk
memperkuat kedudukan masing-masing, kedua dinasti itu sepakat bergabung.
Caranya adalah melalui pernikahan antara Raja Putri Pramodharwani dari
pihak Syailendra dengan Rakai Pikatan dari dinasti saingannya.
b. Dinasti Syailendra
Selama ini kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua
wangsa sa Sailendra yang beragama Buddha dan Wangsa Sanjaya yang
beragama Hindu Siwa, pendapat ini pertama kali diperkenalkan oleh
Bosch. ada awal era Medang atau Mataram Kuno, wangsa Sailendra
cukup dominan di Jawa Tengah. Menurut para ahli sejarah, wangsa
Sanjaya awalnya berada di bawah pengaruh kekuasaan wangsa
Sailendra. Mengenai persaingan kekuasaan tersebut tidak diketahui
secara pasti, akan tetapi kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa
Tengah. Sementara Poerbatjaraka menolak anggapan Bosch mengenai
adanya dua wangsa kembar berbeda agama yang saling bersaing ini.
Menurutnya hanya ada satu wangsa dan satu kerajaan, yaitu wangsa
Sailendra dan Kerajaan Medang. Sanjaya dan keturunannya adalah
anggota Sailendra juga. Ditambah menurut Boechari, melalui
penafsirannya atas Prasasti Sojomerto bahwa wangsa Sailendra pada
mulanya memuja Siwa, sebelum Panangkaran beralih keyakinan menjadi
penganut Buddha Mahayana.
Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Sailendra tertera dalam prasasti
Ligor, prasasti Nalanda maupun prasasti Klurak, sedangkan raja-raja dari
keluarga Sanjaya tertera dalam prasasti Canggal dan prasasti Mantyasih.
Berdasarkan candi-candi, peninggalan kerajaan Mataram Kuno dari abad
ke-8 dan ke-9 yang bercorak Budha (Sailendra) umumnya terletak di
Jawa Tengah bagian selatan, sedangkan yang bercorak Hindu (Sanjaya)
umumnya terletak di Jawa Tengah bagian utara. Berdasarkan penafsiran
atas prasasti Canggal (732 M) Sanjaya memang mendirikan Shivalingga
baru (Candi Gunung Wukir), artinya ia membangun dasar pusat
pemerintahan baru. Hal ini karena raja Jawa pendahulunya, Raja Sanna
B. Saran
Kerajaan Mataram kuno mempunyai banyak peninggalan seperti
Candi ataupun Prasasti.Selain itu dapat mengetahui lebih dalam tentang
kerajaan-kerajaan hindu-budha di Indonesia khususnya Kerajaan
Kalingga.Kita sebagai penerus harus bisa melestarikannya serta menjaga
peninggalan-peninggalannya.
http://vracarsa.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-kerajaan-mataram-
kerajaan-mataram.html?m=1
http://viliakartika.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kerajaan-
mataram-.html
http://rifdakamila05.blogspot.co.id/2015/04/kerajaan-mataram-tallo-
lengkap.html
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/12/15-peninggalan-kerajaan-
mataram-kuno.html