Anda di halaman 1dari 7

KERAJAAN MATARAM KUNO PERIODE JAWA TENGAH

Rania Salwa Az’zahra

Fakultas Adab,Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

raniasalwa264@gmail.com

Jurusan

Sejarah Peradaban Islam

Dosen pengampu: Agus Mahfudin Setiawan,M.Hum

PENDAHULUAN

Di Jawa Tengah sekitar adab ke-8 M telah berdiri sebuah kerajaan,yakni Kerajaan
Mataram. Mataram yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua dinasti(wangsa)
yang berbeda,yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Ibukota Mataram adalah
Medang atau Medang Kamulan hingga tahun 925. Mataram Kuno yang bercorak Hindu-
Buddha biasanya disebut untuk membedakan dengan kerajaan Mataram Islam yang berdiri
sekitar abad ke-16 M. Bhumi Mataram adalah sebutan lama untuk Yogyakarta dan
sekitarnya,di daerah inilah diperkirakan Kerajaan Mataram Kuno pertama berdiri.

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di
Jawa Tengah bagian selatan pada abad ke-8, kemudian pindah ke Jawa Timur pada

1
abad ke-10. Di Jawa Tengah, letak Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan terletak di
Bhumi Mataram (sebutan lama untuk Yogyakarta). Pusat kerajaan ini kemudian
mengalami beberapa kali perpindahan hingga sampai ke Jawa Timur. Kerajaan
Mataram Kuno juga sering disebut sebagai Kerajaan Mataram Hindu atau Kerajaan
Medang. Pendiri Kerajaan Mataram Kuno adalah Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya yang berkuasa antara 732-760 masehi. Kerajaan Mataram Kuno berdiri
pada tahun 732 masehi dan runtuh pada 1007 masehi. Selama hampir tiga abad
berkuasa, terdapat tiga dinasti yang memerintah, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti
Syailendra (di Jawa Tengah), serta Dinasti Isyana (di Jawa Timur).

B. Perpecahan Mataram Kuno


Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno pertama kali dipegang oleh Raja
Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, dibuktikan dengan
Prasasti Canggal dan Carita Parahyangan. Raja Sanjaya dikenal sebagai raja yang
bijaksana, cakap, adil, dan taat dalam beragama Di bawah pemerintahannya,
wilayah Kerajaan Mataram Kuno semakin luas dan rakyatnya sejahtera. Kerajaan
ini juga menjadi pusat pembelajaran agama Hindu, dibuktikan dengan banyaknya
pendeta yang berkunjung dan menetap di Mataram. Pada pertengahan abad ke-8,
Raja Sanjaya wafat dan digantikan oleh putranya, Rakai Panangkaran. Setelah
Rakai Panangkaran wafat, Kerajaan Mataram Kuno terpecah menjadi dua. Dinasti
Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Hindu di Jawa Tengah
bagian utara. Sementara Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno
bercorak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan.

C. Kehidupan Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno


1. Kehidupan Politik kerajaan mataram kuno
Kehidupan politik di Kerajaan Mataram Kuno dipengaruhi oleh wangsa
yang menjadi pemerintahnya. Wangsa ini berasal dari agama Hindu dan
Buddha. Faktor perbedaan kedua agama ini juga menjadi perpecahan antara

2
wangsa satu dengan yang lain. Hal ini yang memperumit situasi politiknya.
Walaupun begitu, pada akhirnya perpecahan politik dapat diselesaikan karena
toleransi agama yang dijunjung tinggi. Sistem birokrasi di kerajaan ini juga
sangat rapi. Dalam sistem pemerintahannya, terdapat posisi jabatan yang disebut
Rakryan dengan berbagai tugas berbeda. Tugas-tugas itu meliputi administrasi,
penguasa daerah, dan juga pembantu raja.

2. Kehidupan Ekonomi kerajaan mataram kuno


Pada masa pendiriannya, ekonomi Kerajaan Mataram Kuno berasal dari
kegiatan pertanian agraris. Padi menjadi komoditas utama untuk memenuhi
kebutuhan rakyatnya. Selain itu, kegiatan beternak dan bercocok tanam menjadi
salah satu penopang ekonominya. Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut
diperdagangkan ke berbagai wilayah di Pulau Jawa.

3. Kehidupan Sosial kerajaan mataram kuno


Kehidupan sosial pada masa Kerajaan Mataram Kuno sendiri sangat
dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Buddha. Walaupun ajarannya berbeda,
toleransi yang dijunjung di kerajaan ini sangatlah tinggi. Oleh karena itu, secara
sosial rakyat yang beragama Hindu dan Buddha bisa hidup berdampingan
meskipun sempat terjadi perebutan kekuasaan antar wangsa akibat perbedaan
kedua ajarannya.

4. Kehidupan Agama kerajaan mataram kuno


Agama sangat mempengaruhi sistem pemerintahan Mataram Kuno. Wangsa-
wangsa yang pernah memerintah kerajaan ini memiliki corak agama yang
berbeda yaitu Hindu atau Buddha. Perbedaan ini sempat menimbulkan
perpecahan dengan timbulnya perebutan kekuasaan. Walaupun begitu, toleransi
tetap dijunjung tinggi sehingga pihak-pihak yang berselisih paham atas dasar
agama bersatu kembali.

3
5. Kehidupan Kebudayaan kerajaan mataram kuno
Kehidupan Kebudayaan di Kerajaan Mataram Kuno juga sangat dipengaruhi
oleh agama Hindu dan Buddha. Peninggalannya yang berupa berbagai candi
mencerminkan corak dari agama Hindu dan Buddha pada bentuk bangunannya.
Budaya toleransi juga menjadi hal yang sangat dijunjung tinggi oleh kerajaan
ini. Hal ini dibuktikan dengan berdamainya dua wangsa karena sadar akan nilai
toleransi yang menjadi hal utama. Peribadatan dari kedua agama ini dapat
dilakukan secara bersamaan tanpa permusuhan antara umatnya.

D. Masa Kejayaan
Dinasti Syailendra muncul pada akhir abad ke-8, dan periode
kepemimpinannya menjadi masa keemasan Kerajaan Mataram Kuno.
Perkembangan terjadi di berbagai bidang, seperti politik, ilmu pengetahuan, budaya,
kesenian, dan sosial. Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti Syailendra
adalah Sri Dharmatungga. Pada masa pemerintahannya, konon wilayah
kekuasaannya mencapai Semenanjung Malaka. Setiap berganti raja, keadaan
Kerajaan Mataram Kuno semakin gemilang dan termasyur. Sri Dharmatungga
digantikan oleh Indra (Syailendra), yang berhasil menaklukkan Chenla (Kamboja).
Setelah itu, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Samaratungga. Pada periode ini,
ilmu seni sangat berkembang dan dibangunlah Candi Borobudur. Kerajaan Mataram
Kuno akhirnya bersatu kembali setelah perkawinan Rakai Pikatan dari Dinasti
Sanjaya dan Pramodhawardani dari Wangsa Syailendra.

E. Silsilah raja-raja Kerajaan Mataram Kuno


1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
2. Rakai Panangkaran (760-780 M)
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra (780-800 M)
4. Rakai Warak alias Samaragrawira (800-820 M)
5. Rakai Garung alias Samaratungga (820-840 M)
6. Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodawardhani (840-856 M)

4
7. Rakai Kayuwani alias Dyah Lokapala (856-882 M)
8. Rakai Watuhumalang (882-899 M)
9. Rakai Watukura Dyah Balitung (898-915 M)
10. Mpu Daksa (915-919 M)
11. Rakai Layang Dyah Tulodong (919-924 M)
12. Rakai Sumba Dyah Wawa (924 M)

F. Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

1. Perebutan Kekuasaan dalam Kerajaan


Perebutan kekuasaan menjadi salah satu penyebab runtuhnya Mataram
Kuno. Walaupun dampaknya tidak dirasakan secara langsung, perebutan ini
membuat pemerintahan menjadi tidak stabil sehingga potensi kehancuran
semakin besar. Perebutan kekuasaan sudah terjadi sejak masa Rakai
Panangkaran antara Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra. Selain itu,
kekuasaan juga kembali pecah setelah Rakai Kayuwangi berkuasa. Hal inilah
yang membuat pemerintahan kacau balau sehingga berpotensi mengalami
keruntuhan.

2. Bencana Alam

Bencana alam juga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Mataram Kuno.
Kondisi geografis kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi sangat
berdampak buruk. Apalagi ketika Gunung Merapi meletus, hal ini diduga
menjadi penyebab Mpu Sindhok memindahkan pemerintahan Mataram Kuno ke
Jawa Timur.

3. Serangan Kerajaan Sriwijaya

5
Serangan kerajaan Sriwijaya menjadi penyebab utama runtuhnya Kerajaan
Mataram Kuno. Serangan Kerajaan Sriwijaya sebenarnya dipelopori oleh
dendam Balaputradewa kepada Rakai Pikatan. Serangan ini semakin
menunjukkan dampak yang buruk setelah pemerintahan Dyah Balitung berakhir.
Setelah Mpu Sindhok memindahkan Mataram Kuno ke Jawa Timur, Kerajaan
Sriwijaya justru semakin leluasa melakukan serangan. Serangan tersebut
memperparah kondisi kerajaan. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya berhasil
meruntuhkan Mataram Kuno pada tahun 1016 masehi.

G. Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno


Ketika berdiri di Jawa Tengah, Kerajaan Mataram Kuno mewariskan cukup banyak
peninggalan berupa prasasti dan candi yang dapat ditemui hingga sekarang.
1. Prasasti Kerajaan Mataram Kuno
2. Prasasti Canggal
3. Prasasti Kalasan
4. Prasasti Mantyasih
5. Prasasti Klurak

Candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

1. Candi Bima
2. Candi Arjuna
3. Candi Kalasan
4. Candi Plaosan
5. Candi Prambanan
6. Candi Sewu
7. Candi Mendut
8. Candi Pawon
9. Candi Puntadewa
10. Candi Semar

6
11. Candi Srikandi
12. Candi Borobudur

PENUTUP

Kesimpulan

Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan yang bercorak agama Hindu dan Buddha.
Corak inilah yang membedakannya dengan kerajaan Mataram Islam. Keberadaannya
didahului oleh Kerajaan Kalingga. Kerajaan Mataram Kuno memiliki sejarah yang cukup
panjang terhitung dari masa pendiriannya. Panjangnya sejarah kerajaan ini diwarnai dengan
beragamnya model pemerintahannya. Bukti-bukti mengenai keberadaan kerajaan ini
berasal dari candi, kitab-kitab, sumber sejarah dari Cina, dan juga prasasti. Selain itu,
kerajaan ini memiliki salah satu peninggalan yang eksis sampai sekarang yaitu Candi
Borobudur. Candi ini menjadi salah satu bukti mengenai sejarah Kerajaan Mataram
Kuno yang cukup panjang dengan diwarnai perkembangan pemerintahan yang bercorak
agama Hindu dan Buddha.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.coinone.co.id/kerajaan-mataram-kuno/

https://tirto.id/sejarah-kerajaan-mataram-kuno-lokasi-nama-raja-raja-di-jawa-f8lK
Saputro, Sutarto. (2019). Mengenal Kerajaan-Kerajaan di Nusantara. Sukoharjo: Graha
Printama Selaras.

Srinansy dan Harry Rachadian. (2010). Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan Nusantara.


Bandung: Multi Kreasi Satu Delapan.

Anda mungkin juga menyukai