sejarah kerajaan
taruma negara
kelompok 2
nama kelompok
-Chelsea Toha
-Varel Manu '
-Putri baok
-Juan Londingkene
-Irma Kandeku
• sejarah kerajaan (tahun berdiri,nama
raja,lokasi kerajaan)
Sejarah tentang para raja yang berkuasa di Kerajaan Tarumanegara dapat dipelajari
dari naskah "Wangsakerta". Naskah ini merupakan kumpulan tulisan yang dibuat oleh
Pangeran Wangsakerta. Berikut ini adalah sederet raja yang pernah berkuasa di
Kerajaan Tarumanegara.
Jayasingawarman (358-382 M)
Dharmayawarman (382-395 M)
Purnawarman (395-434 M)
Wisnuwarman (434 455 M) I
ndrawarman (455-515 M)
Candrawarman (515-535 M)
Suryawarman (535-561 M)
Kertawarman (561-628 M)
Sudhawarman (628-639 M)
Hariwangsawarman (629-640 M)
Nagajayawarman (640-666 M)
Linggawarman (666-669 M)
lokasi kerajaan
Gambaran bagaimana kehidupan ekonomi di kerajaan Tarumanegara sanggup diketahui juga dari catatan Fa-Hien (pedagang Tiongkok). Dalam
catatannya disebutkan bahwa masyarakat di kerajaan Tarumanegara mempunyai mata pencaharian sebagai petani, peternak, pemburu hewan dan
pedagang. Beberapa komoditas perdagangan di kerajaan ini ibarat perak, kulit penyu, dan cula badak.
Masuknya efek dari India lalu mengakibatkan perkembangan kebudayaan masyarakat Tarumanegara. Sebagai contoh, di
bidang sastra masyarakat mulai mengenal syair. Hal ini dibuktikan dari beberapa prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara
berbentuk syair, dengan memakai abjad Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Selain dibidang sastra, kebudayaan pahat juga berkembang, dibuktikan dengan kesamaan inovasi arca di Cibuaya dan di
Semenanjung Melayu dan Siam. Arca yang ditemukan di Cibuaya yaitu sebuah arca Wisnu.
Prasasti Ciaruteun merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang terletak di terletak di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Kecamatan Cibungbulang,
Kabupaten Bogor.
Prasasti ini ditandai dengan bentuk tapak kaki Raja Purnawarman dan huruf Palawa berbahasa Sansekerta. Melansir dari laman resmi Kabupaten Bogor, tulisan
dalam prasasti Ciaruteun berbentuk puisi India dengan irama anustubh yang terdiri dari 4 baris. Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka, prasasti tersebut
berbunyi :
Melansir dari laman resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat,
Prasasti Pasir Koleangkak pertama kali ditemukan dan dilaporkan oleh J. Rigg tahun
1854. Pada prasasti tersebut terdapat tulisan:
Artinya: “Di sini tampak sepasang tapak kaki … yang seperti (tapak kaki)
Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam … dan kejayaan”
Hasil-Hasil peninggalan kerajaan
Tarumanegara Prasasti Tugu
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang menorehkan tulisan terbanyak adalah Prasasti
Tugu. Di sisi lain, yang disayangkan prasasti ini tidak menuliskan keterangan tahun kapan
prasasti ini dibuat.
Melansir dari laman Kemendikbud, Prasasti Tugu ditulis dalam aksara Pallawa awal berbahasa
Sanskerta dalam bentuk sloka dengan metrum anustubh. Cerita yang tertulis di Prasasti Tugu
berbunyi:
1. Pura Rajadhirajena guruna pinabahuna Khata Khyatam purim prapaya
2. Chandrabhagannavam yayau// Pravaddharma-dvavincadvatsare crigunaujasa
3. Narendrahvaabbhunena (bhutena)
4. Crimata Purnnavarmmana//prarabhyaa phalgune (ne) mase Khata krashnatashmitithau
Caitraacukla-trayodacyam dinais siddhaikavincaika (h)
5. Ayata shatsahasrena dhanusha(m) sa-caten ca dvavincena nadi ramya Gommati
Nirmalosaka// pitamahasya rajashervvidarya cibiravanim
6. Brahmanai=r ggo-sahasrena (na) prayati krtadakshino//.
Artinya: “Dahulu atas perintah rajadhiraja Paduka Yang Mulia Purnawaarman, yang menonjol
dalam kebahagiaan dan jasanya di atas para raja, pada tahun kedua puluh dua
pemerintahannya yang gemilang, dilakukan penggalian di Sungai Chandrabhaga setelah
sungai itu melampaui ibukota yang masyur dan sebelum masuk ke laut. Penggalian itu dimulai
dari hari kedelapan bulan gelap phalguna dan selesai pada hari ketiga belas bulan terang bulan
caitra, selama dua puluh satu hari. Saluran baru dengan air jernih bernama Sungai Gomati,
mengaalir sepanjang 6.122 busur (tumbak) melampaui asrama pendeta raja yang dipepundi
sebagai leluhur bersama para bharmana. Para pendeta itu diberi hadiah seribu ekor sapi (versi
lain menyebutkan melakukakan penyembelihan 1.000 ekor sapi).”
Hasil-Hasil peninggalan kerajaan tarumanegara
Prasasti Pasir Awi
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang satu ini
memiliki lokasi yang berbeda dibanding enam prasasti
lainnya yang berada di daerah aliran sungai, sedangkan
Prasasti Pasir Awi berada di daerah perbukitan.
Prasasti Pasir Awi terletak di sebelah selatan bukit Pasir
Awi (± 559 mdpl) di kawasan hutan di perbukitan
Cipamingkis Kabupaten Bogor. Penemu prasasti ini adalah
seorang arkeolog Belanda yang bernama N.W.
Hoepermans. S dan dilaporkan pada tahun 1864.
Tak ada keterangan yang dapat dibaca pada prasasti ini
selain pahatan piktograf berbentuk sebatang dahan dengan
ranting dedaunan dan buah. Menurut laman Kemendikbud,
Rogier Diederik Marius Verbeek menyatakan piktograf
tersebut menggambarkan angka tahun. Namun hingga kini
belum ada yang memastikannya dengan akurat.
Hasil-Hasil peninggalan kerajaan
tarumanegara Prasasti Muara Cianten
Arca Wisnu Cibuaya I, diangga[ sebagai pelengkap Prasasti Mulawarman. Arca ini diduga memiliki
persamaan dengan langgam seni Pallawa di India Selatan dari abad ke-7 M sampai abad ke-8 M.
Arca Wisnu Cibuaya II, memiliki kesamaan dengan arca-arca yang ada di Kerajaan Pala,
Bangladesh.
Tak banyak sumber sejarah yang menyebut masa kepemimpinan Raja Dharmayawarman (382-395 M). Catatan sejarah justru
banyak menyebut kepemimpinan raja ketiga yaitu Purnawarman sebagai raja yang berhasil membawa Kerajaan Tarumanegara
mencapai kejayaan. Pada masa kepemimpinannya di tahun 397 masehi, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan bernama
Sundapura di kawasan pantai yang jadi asal-usul "Sunda" sekarang. Selain itu seperti yang disebut dalam Prasasti Tugu, raja
juga memerintahkan penggalian Sungai Gomati sepanjang 12 km yang berfungsi sebagai jalur perdagangan, mengendalikan
banjir, dan menghindari kekeringan yang pada musim kemarau. Di bawah kekuasaannya Kekuasaan Tarumanegara meliputi
hampir seluruh wilayah Jawa Barat, mulai dari Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon. Tak hanya di dalam negeri, Kerajaan
Tarumanegara bahkan menjalin hubungan diplomatik dengan Cina. Salah satu bukti kejayaan Raja Purnawarman adalah
dilakukannya persembahan 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang juga tercantum pada Prasasti Tugu.
Faktor faktor kejayaan kerajaan tarumanegara
Faktor ekonomi
Raja purnawaman telah memerintah untuk menggali saluran air penggalian ini sangat besar pengaruhnya karena pembuatan
saluran irigasi yang digunakan ini ditujukan untuk mempelancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat. Pertanian inilah
yang memajukan Kerajaan Tarumanegara.
Faktor Internal
setelah wafatnya Raja Linggawarman tidak ada penerus kerajaan karena tidak memiliki Putra,
Kerajaan Tarumanegara berubah menjadi Kerajaan Sunda dibawah raja Tarusbawa. setelah itu
banyak wilayah dibawah Tarumanegara melepaskan diri.
Dengan demikian kemunduran Kerajaan Tarumanegara disebabkan oleh faktor serangan dari
kerajaan lain, pengalihan kekuasaan dan kekosongan kepemimpinan.
Terima kasih!
2.Kompas.com
3.Brainly
Refrensi 4.Roboguru
6.Tirto.id