Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin pelarian


keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus menyerang
kerajaan Salakanagara. Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan
kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama
Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu
tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang
banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum.
Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa
pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.

Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia lanjut,
raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa,
Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru
Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang
memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli
berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk
mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah –
naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut
catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665
M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke
VI.

B. Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara


1. Prasasti 

a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)


Sebelumnya dikenal dengan nama prasasti Ciampea, terletak di pinggir sungai Ciaruteun,
dekat muaranya dengan Cisadane. Di atasnya terdapat lukisan laba-laba dan tapak kaki yang
dipahatkan di atas aksaranya. Prasasti terdiri dari 4 baris, ditulis dalam bentuk puisi India
dengan irama anustubh (Anustubh: jumlah suku kata pada masing-masing baris dalam satu
bait puisi Jawa kuno sebanyak 8 suku kata). Prasasti ini mengingatkan adanya hubungan
dengan prasasti raja Mahendawarman I dari keluarga Pallawa. Bunyi dari prasasti ini ialah :

Vikrantasyavanipateh srimatah purnavarmmanah tarumanegarendrasya visnor iva


padadvayam

‘’Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia’’

b. Prasasti Pasir Koleangkak


Di temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.
Bunyi dan terjemahan prasasti ini adalah :
-sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna sri-purnnavarmma
pracura-ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam-
bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam

‘’ gagah, memgagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada
taranya- yang termashur sri Purnnavarman- yang sekali waktu( memerintah) di Taruma dan
yang baju zirahnya yang terkenal (=varmman) tidak dapat di tembus senjata musuh. Ini
adalah sepasang tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh,
hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya’’

c. Prasasti Kebonkopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)


Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata. Bunyinya
sebagai berikut:
jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya vibhatidam- padavayam

‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa taruma
(yang) agung dalam….dan(?) kejayaan’’

d. Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)


Merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman. Tulisannya dipahatkan
pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar. Yang khas dari prasasti ini adalah:
-     Di dalamnya disebutkan nama dua sungai yang terkenal di Panjab, yaitu sungai Candrabhaga
dan Gomati.
-     Merupakan satu-satunya prasasti purnawarman yang menyebutkan anasir penanggalan
namun tidak memuat angka tahun yang pasti, hanya menyebutkan phalguna dan caitra yang
bertepatan dengan bulan Februari- April.
-     Menyebutkan dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserati 1000 ekor sapi yang
dihadiahkan
-     Menyebutkan dua nama lain dari Purnawarman
-     Candrabhaga meruakan nama sungai India yang diberikan kepada sebuah sungai di Jawa dan
nama itu sekarang dikenal dengan nama Bekasi, Chandrabagha dapat di artikan menjadi
bekasi = Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan), yang diduga
pusat Kerajaan Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu sebagai berikut :
pura rajadhirajena guruna inabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam
yayau pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa narendradhvajabhutena srimata
purnnavarmmana caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih ayata satrasahasrena
dhanusam sasaterna ca dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka pitamahasya rajasser
vvidarya sibiravanim brahmanair ggo-sahasrena prayati krtadaksina

‘’Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan
mempuyai lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman) untuk mengalirkannya ke laut
setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang termasyur. Di dalam tahun keduapuluh-
duanya dari tahta yang mulai raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian
dan kebijaksanaanya serta menjadi panji segala raja, maka sekarang beliau menitahkan pula
menggali kali yang permai dan berair jenih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di
tengah-tengah tanah kediaman yang mulia Sang Pendeta nenek-da( Sang Purnawarman).
Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro-petang bulan Phalguna dan
disudahi pada tanggal 13 paro-terang bulan Caitra, jadi hanya 21 saja, sedang galian itu
panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan oleh para brahmana disertai 1000
ekor sapi yang dihadiahkan ‘’
e. Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)
Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat gambar
tapak kaki

f. Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)


Prasasti ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat di artikan sebab
tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang di ketahui tentang isinya

g. Prasasti Cidanghiang atau Lebak 


Ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul,
kabupaten Pandeglang, Banten. Ditemukan tahun 1947 dan berisi dua baris aksara yang
merupakan satu Sloka dalam metrum anustubh. Bunyi prasasti ini:
vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah) narendraddvajabhutena srimatah
purnnavarmmanah

“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja
dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”

2. Arca
a. Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan sifat-sifat
Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari abad II.

b. Arca Wisnu Cibuaya I


Berasal dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti Purnawarman. Arca
ini memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang ditemukan di Kemboja, Siam dan
Semenanjung Melayu.

c. Arca Wisnu cibuaya II( di desa Cibuaya)


Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8, yaitu:
-      Jenis batu yang digunakan
-      Bentuk arca dan laksananya
-      Bentuk badan
-      Makuta
3. Sumber lain
a. Fa-Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa)
tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo
sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga
menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian
bertani, berdagang dan pandai membuat minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang
ada, para ahli sejarah menduga Tolomo/ taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara

b. Dinasti Soui 
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita Dinasti Soui, bahwa
tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo yang terletak disebelah selatan 

c. Dinasti Tang Muda


Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari
Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk Tarumanegara.
d. Dinasti Tang( 618-906)
Menyebutkan nama sebuah daerah bernama Ho-ling atau Jawa, yang terletak di Lautan
Selatan, sebelah timur Sumatra dan sebelah barat Bali. Nama Ho-ling oleh para sarjana
disesuaikan dengan Kalinga yang letaknya diperkirakan di Jawa Tengah Utara/ Walaing.
Daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas , perak, cula badak dan gading
gajah. Sedangkan penduduknya membuat benteng-benteng kayu dan rumah-rumah mereka
beratap daun kelapa.

C. Letak dan wilayah kekuasaan


Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara terletak di jawa
Barat. Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah
kali Bekasi, kira – kira anatar sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah
kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan
Cirebon.

D. Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta(Naskah Wangsakerta adalah istilah


yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta secara
pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)

Raja-raja Tarumanegara
No       Raja                                         Masa pemerintahan
1          Jayasingawarman                    358-382
2          Dharmayawarman                   382-395
3          Purnawarman                          395-434
4          Wisnuwarman                         434-455
5          Indrawarman                           455-515
6          Candrawarman                        515-535
7          Suryawarman                          535-561
8          Kertawarman                          561-628
9          Sudhawarman                         628-639
10        Hariwangsawarman                 639-640
11        Nagajayawarman                    640-666
12        Linggawarman                         666-669

E. Kehidupan Masyarakat
Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat , adalah matapencaharian
masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan sumber yang ada sampai saat ini,
dapatlah di duga bagaimana kira-kira marta pencaharian penduduk pada zaman
Tarumanegara.
Kalau dugaan tentang barang-barang dagangan yang berasal dari daerah Ho – ling dapat
diterima, maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan, pertambangan,
perikanan dan perniagaan termasuk mata pencarian penduduk Tarumanegara di samping
pertanian, peleyaran, dan perternakan.

Bukti pada masa itu ada perburuan adalah, adanya berita tentang perdagangan cula badak dan
gading gajah, sedangkan gajah dan badak adalah hewan liar. Dari situ lah disimpulkan untuk
mendapatkan itu, mereka harus berburu .Sedang perikanan, pada masa itu terjadi jual beli
kulit penyu. Untuk pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan perak. Jelaslah
trelah disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya perniagaan pada saat itu.
Pada prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada tahunke dua
pulah dua tahun pemerintahan raja purnawarman. Yang kegunaanya untuk mengatasi banjir
yang selalu melanda daerah pertanian di sekitar itu,. Selain itu ditemukan alat dari batu yang
erat hubunganya dengan pertanian. Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti. Mengenai
pelayaran ,barang kali ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak tarumanegara yang cukup
streategis dijalan nusantara , membuat adanya keterampilan penduduknya di bidang
pelayaran .
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai
kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa.
Selain ini makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah –buahan
serta daging.
Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan perhubungan
air. Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan adanya data bahwa lembu
merupakan hewan piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah kepada kaum brahmana dan
pertanian ,hewan ini juga di pergunakan untuk melakukan hubungan dalam negri ,dari satu
tempat ke tempat lain , yang tidak terlalu berjauhan letaknya .

Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat diperkirakan golongan
masyarakat pada masa itu ialah kaum tani, pemburu , pedagang pelaut ,nelayan , dan peternak
.walaupun demikian ,tidak dapat dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu dilakukan .
ditinjau dari segi budaya ,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan masyarakat
berbudaya hindu dan golongan masyarrakt berbudaya asli .

Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa sansekerta
pada masa itu .Namun berita dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan nama kwun
lun. yang digunakan baik dijawa maupun di Sumatra.kwunlun ini adalah bahasa Indonesia
yang tercampur dengan bahasa sansekerta .

Dari berita fa – shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di trauma Negara terdapat tiga macam
agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang kotor. dan dari ketiga agama tersebut
agama hindulah yang paling banyak karena diperkuat dengan berbagai macam prasati yang
ditemukan . Antara lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang kita
ketahui tentang agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas kepada berita Fa shien
yang mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat sedikit sekali orang beragama budaha
termasuk dia .agama kotor adalah agama yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh
India ke Indonesia .

F. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara


Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja
Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di dekat Palembang
mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi, menerangkan tentang
perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Raja berangkat dari
Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan menaklukan beberapa
daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar pelabuhan terbesar di Sumatra
(Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi tempat penting untuk pusat ziarah
umat beragama Buddha Mahayana. Karena kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M
dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang, maka kekuatan armada laut semakin kuat
dan bertambah besar sehingga dengan mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa
termasuk Kerajaan Tarumanegara
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India di
Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada
aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan –
peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya
Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri

B. Saran
Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang lalu. Maka kita
wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku
dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan
dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin
kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu
marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang
menjadi kebanggaan kita semua

DAFTAR PUSTAKA

Kartodirdjo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional Indonesia II- Jaman Kuno (1 M- 1500 M).
Jakarta: Balai Pustaka

Widiarto, Tri dan Esther Arianti.2007. Masa Pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Salatiga:
Widya Sari Press

Y, Yongky. 2003. Menyingkap Misteri Ratu Laut Selatan- Banyu Bening Gelang Kencana.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
MAKALAH KERAJAAN TARUMANEGARA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
           
            Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas rahmat , taufik serta hidayah-Nya telah
terselesaikan tugas tik tentang “Kerajaan Tarumanegara.
            Makalah ini di susun secara sistematis dan praktis. Saya telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan data-data yang saya
peroleh dari berbagai sumber .
            Dalam menyusun makalah ini tidak menutup kemungkinan
terdapat kesalahan oleh karena itu saya mohon kerendahan hati untuk
memakluminya .
            Mudah-mudahan makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita
semua ... amin.

Wassalamualaikum wr.wb

                                                                           
i DAFTAR ISI
            Kata Pengantar...........................................................................................     
       i    Daftar Isi......................................................................................................
      ii    BAB  I PENDAHULUAN
                        A.Latar Belakang............................................................................       
                        B.Rumusan masalah.......................................................................
               C.Tujuan.........................................................................................    
            BAB II PEMBAHASAN
A.Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara...............................          
B.Letak dan Wilayah Kekuasaan....................................................         
C.Kehidupan di Kerajaan Tarumanegara........................................      
D.Raja-Raja di Kerajaan Tarumanegara.........................................     
E.Prasasti-Prasasti Kerajaan Tarumengara....................................       
F.Sumber-Sumber Sejarah..............................................................       
G.Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara............................................        
            BAB III PENUTUP
                        A.Kesimpulan..................................................................................     
                        B.Saran...........................................................................................      
BAB IV DAFTAR PUSAKA
A.Daftar Pusaka..............................................................................        

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

 Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah


berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m,
yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam
catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358,
yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Raja
Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai
pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi
Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
itu tadi sedikit latar belakang berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan
Tarumanegara termasuk kerajaan tertua diindonesia. Lalu bagaimana selengkapnya
berdirinya sejarah Kerajaan Tarumanegara ? Lokasi dan wilayah kekuasaan ?
Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ? Siapa sajakah yang pernah
menjadi raja di Tarumanegara ? Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan
Tarumanegara ? dan Sumber – sumber sejarahnya ?  itu semua akan dijelaskan
dimakalah ini .

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara ?


2. Dimana lokasi dan wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara ?
3. Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ?
4. Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Tarumanegara ?
5. Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumnegara ?
6. Darimana saja sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara ?
7.Bagaimana runtuhnya Kerajaan Tarumanegara ?

   C. Tujuan
1. Untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
2. Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan Tarumanegara.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin


pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus
menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan, tahun 358 M,
Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten
Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari
nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan
pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat
ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain,
tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan
terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.

Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai


usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai
pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi
Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun
yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri
terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia.
Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa
lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan
kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo
mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga
dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.

B.LETAK DAN WILAYAH KEKUASAAN


Sebelum mengetahui letak kraton kerajaan Tarumanegara, dari temuan
tempat prasasti itu dapat diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara. Prasasti
Ciaruon atau prasasti Ciareteun, ditemukan di daerah Cimpea, Bogor. Kemudian
prasasti kebun kopi yang ditemukan di daerah kampong hilir kecamatan cibung-
bulang. Kemudian prasasti kebun jambu, ditemukan di daerah bukit koleangkak 30
km sebelah barat bogor. Kemudian prasasti tugu ditemukan di daerah Tugu,
clincing, Jakarta Utara.
Dari temuan letak prasasti tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam
wilayah kerajaan Tarumanegara. Wilayah kerajaan Tarumanegara meliputi
pesisir Jakarta hingga pedalaman di kaki gunung Gede (lihat gambar 1.). Selain itu
dari prasasti dapat diketahui fungsi dari suatu daerah. Pada prasasti Tugu yang
dikatakan bahwa pembuatan prasasti itu untuk para brahmana yang telah membuat
terusan pada kali candrabhaga yaitu kali Gomati. Sehingga dapat dikatakan bahwa
wilayah dtemukannya prasasti Tugu merupakan daerah para Brahmana. Para
Brahmana kerajaan Tarumanegara tinggal di daerah pesisir pantai. Dapat dikatakan
mereka datang ke Nusantara dengan para pedagang India.
Dapat di duga pula pada prasasti kebun jambu yang ditemukan di dekat
sungai Cisadane, di bukit Koleangkak, Banten selatan. Dalam prasasti itu dapat
ditafsirka sebagai prasasti penaklukan suatu wilayah. Dalam prasasti itu dikatakan
bahwa raja Purnawarman merupakan raja yang disegani oleh musuh-musuhnya.
Senantiasa menggempur kota-kota musuhnya.

C. KEHIDUPAN DI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja yang
pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja yang
telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti
tugu yang menyatakan raja purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah
kali. Oleh karena itu rakyat hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram.

2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari
upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan
kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban
yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para
dewa.                                                         
3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan rakyatnya
untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini
mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan
sebagai sarana pencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan
antardaerah di kerajaan tarumanegara dengan dunia luar. Juga dengan daerah-
daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat sudah
berjalan teratur.
4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa
tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai
peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah
berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

D. RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA


Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada
tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya,
Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung
bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama
Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.
Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari
putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan
beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan
untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam
kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh
yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi
wilayah Tarumanagara.

Raja-raja Tarumanegara:
1.       Jayasingawarman 358-382 M
2.       Dharmayawarman 382-395 M
3.       Purnawarman 395-434 M
4.       Wisnuwarman 434-455 M
5.       Indrawarman 455-515 M
6.       Candrawarman 515-535 M
7.       Suryawarman 535-561 M
8.       Kertawarman 561-628 M
9.       Sudhawarman 628-639 M
10.   Hariwangsawarman 639-640 M
11.   Nagajayawarman 640-666 M
12.   Linggawarman 666-669 MC.

E.PRASASTI-PRASASTI KERAJAAN TARUMANEGARA


1. Prasasti Ciaruteun
Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of West Java
From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor.
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat
muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan
bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan
metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta
sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat
ditemukannya prasasti tersebut).
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya
penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan
kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai
penguasa sekaligus pelindung rakyat

2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga
menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak
kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.

3. Prasasti Kebonkopi
Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang
Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang
disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4. Prasasti Muara Cianten


Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum
dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5. Prasasti Pasir awi


Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal
yang belum dapat dibaca.

6. Prasasti Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi
sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini
baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian
raja Purnawarman.

7. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu di Museum Nasional. Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu,
kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat
panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti
Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari
prasasti tersebut.

Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:


Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu
sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai
tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut
Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah)
sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap
dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang
diduga sama dengan bulan Februari dan April.

Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh


Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

F. SUMBER-SUMBER SEJARAH
Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yang
berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah
prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak
Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai
tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati
(wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan
Salakanagara.
Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara
lain:
Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi
menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama
Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian
masih animisme.

Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari
To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan.
Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang
utusaan dari To-lo-mo.

Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis
penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat


diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M.


Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu
adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu,
meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor
dan Cirebon.

G. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7 Masehi. Hal ini
didasarkan pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita mengenai kerajaan ini tidak
pernah terdengar lagi baik dari sumber dalam negeri maupun luar negeri . Para ahli
berpendapat bahwa runtuhnya Kerajaan Tarumanegara kemungkinan besar
disebabkan karena adanya tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus melakukan
ekspansi wilayah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan
India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha,
tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain
sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari
peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan
kebudayaan India
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam
perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri  

B. Saran
Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang lalu.
Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam
sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang
tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut
berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat
dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan
memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
A.Daftar Pustaka
        http://www.4shared.com/get/EcoveM8m/
Makalah_Sejarah_Kerajaan_Tarum.html
         http://www.omrudi.info/2011/06/makalah-sejarah-tentang-
sejarah.html
         http://www.anakciremai.com/2008/06/makalah-sejarah-tentang-
tarumanegara.html
         http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/12/kerajaan-
tarumanegara.html

Anda mungkin juga menyukai