Anda di halaman 1dari 5

di Jawa Tengah setelah mengemukakan prasasti Tuk Mas, maka menyusul prasasti canggal, isinya

mengatakan bahwa raja sanjaya yang memerintah di kerajaan Mataram ( Hindu )

atau disebut Kerajaan Medang Kemulan di Jawa Tengah, pada abad ke-8 memeluk agama Hindu
berkonsepsikan Trimurti.

Di dalam prasasti ini termuat tiga pujaan terhadap Dewa Siwa, satu bait terhadap Dewa Wisnu dan
satu bait lagi terhadap Dewa Brahma.

Adapun lingga yang didirikan oleh raja sanjaya itu terletak di Gunung Wukir di Desa canggal,terdapat
sisa-sisa sebuah candi dengan tiga buah candi perwara di depannya.

(GA USAH DI ISI)

Di dalam candi induk itu, kini masih ada sebuah yoni yang besar, sedangkan pura atau lingganya
sudah tidak ada lagi. Di halaman candi itu, prasasti canggal ditemukan. Pendirian sebuah lingga
secara khusus dipandang sebagai lambang untuk mendirikan sebuah kerajaan. Dalam hubungan ini
memang raja Sanjaya dianggap sebagai Wansakarta dari kerajaan Mataram, yang dapat berlangsung
hingga abad ke-10, dan raja Sanjayalah yang dijadikan pangkal silsilah, bahkan sampai ada
prasastinya menggunakan tarikh Sanjaya.

Prasasti Canggal memakai Huruf Pallawa yang tipenya lebih muda dari prasasti Tuk Mas dan
memakai Bahasa Sansekerta, serta angka tahunnya mempergunakan Candrasangkala, berbunyi Sruti
Indriya rasa, yang artinya tahun 654 saka atau 732 Masehi, dikeluarkan oleh raja Sanjaya.

(INI SALIN AJA GBS DIRINGKAS)

Prasasti ini berbentuk syair, terdiri dari 12 sloka / bait. Untuk memperoleh gambaran yang jelas,
maka berikut ini akan dikutipkan arti/terjemahan dari 12 sloka yang berbentuk syair itu adalah
sebagai berikut:

a. Pada tahun saka yang telah lalu dengan ditandai angka sruti-indriya-rasa = 654 saka (732
Masehi) hari Senin, hari baik pananggal 13 paro terang bulan Kartika (mengenai titi masa,
tidak diterjemahkan disini), raja Sanjaya mendirikan lingga yang ditandai dengan tanda-
tanda (yang telah dipastikan) di bukit yang bernama Sthirangga untuk keselamatan (rakyat).

b. Dewa Bhawa (Siwa) adalah matahari dalam kegelapan hidup ini, yang dihormati oleh
sekalian Dewa-dewa seraya mengatupkan kedua tangannya yang halus menjadi seperti
cupu-cupu untuk menyembahnya dengan hormat; yang memakai selempang naga; yang
kenikmatan yang gilang gemilang (di dunia ini) ; yang bersanggul mahkota terhias dengan
manikam yang berupa bulan sabit dan berkilauan seperti gelombang sungai Gangga yang
suci; moga-mogalah beliau memberi kemuliaan yang sangat besar kepada kamu sekalian.
c. Kedua kaki Dewa bermata-tiga ( Siwa ) yang bagus sempurna seperti bunga teratai dengan
jari-jarinya yang cantik sebagai batang sarinya, mengkilap karena cahaya kukunya ; kedua
kaki yang dihormati oleh sekalian pemuka para Rsi seraya berbakti dengan seloka-seloka
yang sering dilagukan, karena mereka ingin mendapat kenikmatan alam akhirat ; kedua kaki
yang dihormati oleh para Dewa dengan dikepalai oleh Dewa Indra seraya berbakti sampai
mahkotanya menyentuh tanah, seolah-olah kumbang yang mencium bunga teratai (kedua
kaki) itu ; moga-mogalah kaki Dewa bermata tiga yang bagus memberikan keselamatan yang
kekal kepada kamu sekalian.

d. Sifat beliau yang sangat luhur dan kuasa itu menjadi gudang segala keajaiban yang besar-
besar senantiasa dengan ikhlas membuang kepentingan sendiri, selalu membuat heran
kepada Para pendeta yang dengan badannya delapan (Siwa) memelihara dunia tidak untuk
keperluan sendiri, tetapi karena belas kasihannya, moga-mogalah Dewa bermata tiga raja
dari sekalian makhluk, yang mahkotanya terhias dari ardha candra itu memberi
perlindungan kepada kamu sekalian.

e. Dewa Jagat guru (Brahma) yang termulia, raja pendeta dalam sekalian pendeta. Kedua
kakinya seperti bunga teratai dihormati oleh para Dewa ; yang kebahagiaan; kegunaan dan
kebaikan (di dunia ini ). Yang mengikat tata cara manusia dengan tiang yang sangat kuat
yakni kitab Weda-weda; yang bermahkota tinggi berkilau-kilauan seperti api menyala, api
yang keluar dari badannya sendiri, badannya yang mengkilap seperti emas, moga-mogalah
Dewa yang terjadi dengan sendirinya (Swayanmbhu = Brahma ) dan sangat berkuasa itu
memberi kesempurnaan kepada kamu sekalian.

f. Dewa Wisnu yang dilihat oleh Parameswari-Nya Dewi Sri dengan mata mengerling dan
kening lengkung karena marahnya (yang berpura-pura), sambil bercermin memandang
bayang-bayangnya di dalam manikam di atas segala kepala Nagaraja yang memberikan
lehernya. Dewa Wisnu yang matanya merah seperti angkup bunga teratai karena tekunnya
bersemedi. Beliau yang berbaring di atas laut seraya dihormati oleh Para Dewa untuk
pertolongannya. Moga-mogalah Dewa Wisnu itu memberi bahagia kepada kamu sekalian.

g. Adalah pulau mulia bernama Jawa yang tidak ada bandingannya dengan hasil buminya,
terutama hasil padi, kaya akan tambang emas yang semata-mata diakui kepunyaannya para
Dewa. Pulau yang penuh dengan tempat-tempat pemujaan suci, terutama pemujaan
“lingga” tempat yang sangat mulia dan mengherankan yang didirikan di daerah suci,
Kunjarakunja namanya untuk keselamatan dan kemakmuran jagat.

h. Di pulau Jawa tersebut yang sangat masyur menjadi mustika di antara tempat manusia
lainnya. Di situ ada seorang raja Sanna namanya, berasal dari keluarga kerajaan tinggi dan
masyur karena jasanya yang sangat besar, memerintah sekalian rakyatnya dengan baik.
Anugerah dan kehalusan budi, seolah-olah seorang bapak (mendidik) anaknya mulai dari
kecil karena cintanya, Menaklukan musuhnya dan seperti raja Manu sangat lama
memerintah kerajaannya dengan adil.

i. Setelah raja yang bernama Sanna yang seperti bulan bagi keturunannya itu, mendiang
sesudah beliau sangat lama memelihara kebahagiaan negaranya dan pergi ke surga untuk
menikmati dari phala tabiatnya yang sebaik itu, maka pecahlah negaranya, bingung karena
susah kehilangan perlindungan.

j. Adapun yang naik tahta menggantikannya menjadi raja adalah seorang yang warna kulitnya
berkilau-kilauan seperti emas luluh di dalam api yang berkobar-kobar, beliau mempunyai
lengan seperti bukit Barisan turun dari puncak indungnya, beliau mengangkat kepalanya
sangat tinggi seperti bukit Meru (gunung Himalaya) dengan puncak kakinya terletak lebih
tinggi dari kepala raja-raja yang duduk di tanah.

k. Yang mulia dan dihormati oleh sekalian para bijaksana karena pengetahuannya akan kitab-
kitab dengan maksudnya yang sulit-sulit. Seorang raja yang bertabiat gagah berani seperti Sri
Rama, menaklukan sekalian raja-raja di sekitar negaranya. Namanya ialah Sri Sanjaya,
dengan jasanya sebagai matahari, masyur di mana-mana mempunyai kebahagiaan. Beliau
adalah putra raja Samaha, saudara perempuan dari raja (Sanna tersebut di atas).

1. Semula raja ini memerintah kerajaannya yang bersanding gelombang samudra dan
bersusun bukit-bukit maka orang yang tidur di tepi jalan raya tidak takut akan
penjahat dan bahaya lain-lainnya. Oleh manusia yang kaya akan nama baik,
tercapailah selalu kesenangan, kegunaan dan kebaikan yang cukup. Sekarang Sang
kali (yang bersifat jahat) seolah-olah hanya menangis saja, sebab tidak dapat suatu
apa.

fakta monumental di kelompok candi Arjuna dataran tinggi Dieng dekat Wonosobo. Nama-nama
candi Hindu lainnya adalah Bhima, Gatotkaca, Srikandi, Puntodewa.

Candi-candi lainnya yang juga bersifat Hindu seperti:

a. Candi Selogria di kaki gunung Sumbing.

b. Candi Pringapus di Timur gunung Sundara.


c. Cstrdi Gedongsongo di Ungaran.

d. Candi Perot di Argopura.

e. Candi gunung Wukir.

f. Candi Ijo.

Pada masa pemerintahan Sanjaya Mataram aman dan makmur.

Selain agama yang dianut adalah Hindu aliran Siwa, juga pada kelompok candi Srikandi itu dijumpai
relief Trimurti yang dipakai sebagai hiasannya.

Dinding candi sebelah kanan dipahatkan relief Dewa Wisnu, sebelah kiri Dewa Brahma dan bagian
belakang relief Dewa Siwa, yang kesemuanya itu terdapat dalam satu candi.

pemerintahan Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya, didirikan candi Prambanan, yang oleh penduduk
diberi nama candi Loro Jonggrang sekitar tahun 856 Masehi.

Candi tersebut terletak di perbatasan daerah Istimewa Yogyakarta dengan Surakarta (±15 km dari
Yogyakarta), yang merupakan tandingan dari candi Borobudur.

(Ga usah diisi)

Kehinduan pada saat ini, arca Dewa Trimurti masing-masing diletakkan di dalam candi sendiri-
sendiri. Arca Dewa Brahma, Dewa Wisnu diletakkan di dalam garbhagrha candi Wisnu dan arca Dewa
Siwa Mahadewa diletakkan di dalam garbhagrha candi Siwa.

Keadaan candi Prambahan terdiri dari tiga halaman yaitu halaman pertama berupa tanah kosong
(lapangan) yang dipakai sebagai panggung terbuka Ramayana.

Halaman kedua berisi candi-candi perwara dan letakannya lebih tinggi dari yang pertama.

Halaman ketiga letak candi induk Siwa yang terdiri dari empat ruang :

a. Ruang menghadap ke Timur berisi patung Siwa Mahadewa.


b. Ruang menghadap ke Selatan berisi patung Siwa Mahaguru.

c. Ruang menghadap ke Barat berisi patung Ganesya.

d. Ruang menghadap ke utara berisi patung pradnyaparamita (Durgha).

Pada dinding candi induk terdapat relief ceritera Ramayana.

Anda mungkin juga menyukai